47 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pembahasan dari bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
Beroperasinya Jembatan Suramadu pada pertengahan Juni 2009 menyebabkan penurunan jumlah kendaraan roda dua yang melintas menggunakan kapal Ferri di pelabuhan Ujung Surabaya. Penurunan drastis tersebut dianggap sebagai suatu intervensi step karena efeknya akan terasa mulai awal beroperasi dan seterusnya.
Selanjutnya pola kejadian banyaknya sepeda motor yang melintasi Jembatan Suramadu merupakan time series, mulai awal data yaitu tanggal 17 Juni 2009 hingga 28 Februari 2010.
Hal ini ditunjukkan adanya pola ketergantungan antara jumlah kendaraan dari hari ke hari dan ada kecenderungan membentuk pola musiman tertentu.
Index
roda2
790 711 632 553 474 395 316 237 158 79 1 20000
15000
10000
5000
0
527 Time Series Plot of roda2
Index
s 6
234 208 182 156 130 104 78 52 26 1 35000 30000 25000 20000 15000 10000 5000
mi sb ju km
r b
sesl mi sb kmju r bsl se mi sb ju r bkm sl se mi
sb ju r bkm sl se mi
sb kmju r bsl se mi
sb ju km r bsl se mi
sb kmju slr b se mi
sb ju kmr b sl se mi sb ju km
r bsl se mi jusb km r b sesl mi sb ju km slr b se mi sb ju kmr b sesl mi sb kmju r bsl se sbmi ju km
r b
sesl mi sb ju km r b sesl mi sb kmju r bsl se mi sb
kmju r b sesl mi sb kmju r b sesl mi sb ju km r b sesl mi sb
kmju r b sesl mi sb
kmju slr b se mi sb
ju km r b sesl mi sb
ju km slr b se mi sb
ju
km
r b sesl sbmi kmju r bsl se sbmi ju km r bsl se sbmi ju r bkm sesl mi sb ju r bkm sl mise sb ju km r bsl se mi sb kmju r bsl se mi sb
ju kmr b sl se mi
sb
kmju slr b se mi
sb
kmju r b sesl mi sb
kmju r b sl se mi sb
ju km slr b se mi
sb
kmju r bsl se mi sb
ju km r b
Time Series Plot of s 6
Puncak yang hampir selalu jatuh pada hari Minggu membentuk musiman mingguan.
Keteraturan dari jumlah kendaraan sepedamotor setiap hari pada kedua model tidak berlangsung stationer karena adanya lonjakan lonjakan pada hari raya /liburan terutama pada hari raya Islam seperti Idul Fitri, Idul Adha, Maulid Nabi maupun Isra Miraj. Upaya pemodelan dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum sebagai berikut.
1. Model intervensi pada kendaraan roda dua yang menggunakan kapal ferri adalah
Zt = 0.01397 − 0.0005X504t− 0.005X213t− 0.005X79t− 0.004X433t− 0.003X342t− 0.002X366t− 0.002X183t− 0.002X245t− 0.003X60t− 0.003X432t− 0.002X341t− 0.002X122t+ 0.006X527(t−4)− 0.002X527(t−9)+ 0.067Zt−1+ 0.083Zt−6+ at+ 0.18at−7− 0.28at−14− 0.21at−21
Arti model ini adalah:
Pada hari ke 504 tepatnya tanggal 18 Mei 2009 yang merupakan saat H-3 Kenaikan Isa Almasih terdapat penurunan drastis sebesar 50% dari rata-rata kendaraan harian, selanjutnya pada hari ke-213 (31 Juli 2009) adalah H+1 Isra Miraj terjadi lonjakan 80% lebih besar dari rata- rata jumlah kendaraan harian, pada hari ke-79,423 dan 432 merupak hari-hari sebelum Maulid Nabi pada tahun 2008 dan 2009, di sana terlihat bahwa terjadi lonjakan hampir 300% dari rata-rata jumlah harian kendaraan. Selain itu sebelum hari Raya Idul Adha 2009 terdapat dua lonjakan tertinggi di mana jumlah kendaraan roda dua melonjak tinggi yaitu hari ke 342 dan 341 (6&7 Desember 2008), kenaikan itu mencapai lebih dari 300% dari rata-rata kendaraan harian di hari biasa. Kejadian lain yang keluar dari pola awal adalah Akhir tahun 2008 tepatnya hari ke- 366, kenaikan ini menyumbang 20% jumlah kendaraan
lebih banyak dari hari biasa. Selain nilai-nilai outlier tersebut, model tersebut menggambarkan intervensi beroperasinya Jembatan Suramadu pada jumlah kendaraan roda dua di kapal Ferri. Model intervensi tersebut menunjukkan bahwa pembangunan Jembatan Suramadu berpengaruh 4 hari pasca pembukaannya, dan efeknya terasa signifikan dan terus berlanjut setelah hari ke-9 karena beroperasinya Jembatan Suramadu dianggap sebagai intervensi step. Efek tersebut bernilai negatif karena menyebabkan penurunan jumlah pengguna kendaraan roda dua di kapal Ferri. Selanjutnya kendaraan roda dua yang melewati kapal ferri pada waktu t dipengaruhi besarnya jumlah kendaraan pada 6 hari sebelumnya serta dipengaruhi residual pada 7,14 dan 21 hari sebelumnya.
Kejadian pada hari Raya umat Islam yaitu Idul Fitri, Isra Miraj, Maulid Nabi dan Idul Adha juga memberi pengaruh yang besar bagi jumlah kendaraan roda dua.
Kenaikan pada hari-hari tersebut bisa mencapai 300% dari rata-rata jumlah kendaraan di hari biasa. Sedangkan pada hari Raya lain menyebabkan penurunan pada jumlah kendaraan roda dua.
2. Pemodelan kendaraan roda dua yang menggunakan Jembatan Suramadu didapatkan dengan menggunakan metode dekomposisi dan ARIMA serta deteksi outlier.
Walaupun belum mendapatkan model yang memenuhi asumsi kenormalan, namun sudah didapatkan model terbaik yaitu
Zt = μ + 7i=1βiIit + ωt,
di mana μ adalah rata-rata data Jembatan Suramadu, βi adalah koefisien dari model dekomposisi,
Iit = 1, mod t, 7 = i 0, t yang lain
serta ωt adalah residual ARIMA (1,0,0)(0,0,1)7.
Metode dekomposisi yang digunakan menghasilkan 7 koefisien yang digunakan untuk waktu yang berbeda.
Periode Mean Index (βi) 1
10663
-1105.35
2 -1264.92
3 -976.85
4 1597.58
5 4159.65
6 -1064.49
7 -1345.63
Misalnya β1yang bernilai -1105.35 digunakan untuk t=1,8,15,... sedangkan β7yang bernilai -345.63 digunakan untuk t=7,14,21,.... maka untuk peramalan waktu t=258 ditambahkan nilai β6 yang bernilai
-1064.49 dalam model. Penjumlahan antara rata-rata data, index dekomposisi pada waktu t kemudian peramalan dari model ARIMA (1,0,0)(0,0,1)7 menjadi nilai peramalan dari model.
Selain itu pada hari raya umat Islam, selalu terjadi peningkatan penumpang. Peningkatan tersebut bisa mencapai 2 kali lipat dibanding hari biasa atau mencapai angka 20.000 kendaraan, dan tentunya pola ini akan terus berulang di tahun-tahun berikutnya karena kentalnya adat di Pulau Madura. Hal itu menyebabkan model yang didapatkan belum normal. Banyaknya data yang melonjak menyebabkan model yang didapat belum memenuhi asumsi kenormalan.
3. Beroperasinya Jembatan Suramadu menyebabkan penurunan jumlah kendaraan roda dua yang menggunakan kapal ferri, besar penurunan tersebut hingga 57%.
Sebaliknya di Jembatan Suramadu jumlah pengguna roda dua yang menuju Madura semakin banyak, naik 2 kali lipat.
Setelah melakukan sedikit tanya jawab pada beberapa
pengguna kapal ferri maupun Jembatan Suramadu diketahui bahwa alasan mereka berpindah menggunakan Jembatan Suramadu adalah tujuan mereka yang menuju Sampang, Pamekasan maupun Sumenep. Jika menggunakan Jembatan Suramadu maka jarak yang ditempuh menjadi lebih pendek.
Tetapi pengguna kapal ferri yang masih memilih sarana transportasi tersebut menyatakan bahwa tujuan mereka lebih banyak di Bangkalan khususnya sekitar Kamal. Hal ini ditunjukkan dari model sebeluim dan sesudah tanggal 10 juni 2009 sebagai berikut.
Gambaran awal tersebut cukup menggambarkan bagaimana beroperasinya Jembatan Suramadu menjadi pukulan hebat bagi kapal Ferri namun juga menyebabkan pergerakan orang dari Surabaya menuju Madura meningkat.
4. Walaupun penurunan secara signifikan sudah dirasakan, tetapi pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha pasca beroperasinya Jembatan Suramadu masih ada kenaikan jumlah kendaraan roda dua di kapal Ferri. Meskipun pada
Data
Year Month Day
2010 2009
2008
Jan Sep May Jan Sep May Jan
1 1 1 1 1 1 1 35000 30000 25000 20000 15000 10000 5000 0
10/Jun/2009
Variable
J.Suramadu Ferri ferri rata2
Time Series Plot of Ferri, ferri rata2, J.Suramadu
hari raya yang lain yaitu Isra Miraj serta Maulid Nabi para pemudik lebih memilih melintasi Jembatan Suramadu.
Ini menunjukkan bahwa kapal ferri masih mempunyai beberapa peluang untuk menarik penumpang dan memanfaatkan beberapa kekurangan Jembatan Suramadu, antara lain adalah batasan kecepatan angin dan antrian yang panjang karena keterbatasan shelter tiket.
Sementara itu pada kendaraan roda empat penurunan mencapai 93% serta penurunan tersebut tidak diikuti kenaikan pada hari Raya Idul Fitri maupun Idul Adha seperti pada kendaraan roda dua.
Data
Year Month Day
2010 2009
Feb Jan Dec Nov Oct Sep Aug Jul
1 1 1 1 1 1 1 1 35000 30000 25000 20000 15000 10000 5000 0
Variable Ferri J.Suramadu
Time Series Plot of Ferri, J.Suramadu
Data
Year Month Day
2010 2009
2008
Jan Sep May Jan Sep May Jan
1 1 1 1 1 1 1 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0
Variable ferri JS
Time Series Plot of ferri, JS
Pasca beroperasinya Jembatan Suramadu pengguna kendaraan roda empat beralih menggunakan Jembatan Suramadu di hari biasa maupun di Hari Raya umat Islam.
5. Berdasarkan survey yang dilakukan, diketahui bahwa pengguna kapal ferri banyak berpindah menuju Jembatan Suramadu karena faktor jarak, efisiensi waktu, biaya dan keselamatan. Jika tujuannya adalah Bangkalan khususnya sekitar Kamal maka mereka penyeberang memilih menggunakan kapal Ferri sedangkan untuk tujuan Sampang, Pamekasan maupun Sumenep maka penyeberang memilih menggunakan Jembatan Suramadu yang lebih menghemat waktu dan jarak tempuh. Sementara itu mereka yang menggunakan Jembatan Suramadu pun lebih memilih kepastian dengan menggunakan jalan darat yang hanya butuh waktu 10-15 menit daripada terapung di atas kapal selama 24 menit.
Perbandingan biaya yang ada pada Kapal Ferri dan Jembatan Suramadu terlihat pada tabel berikut.
Sarana Transporta
si
Keadaa n
Rata-rata jumlah kendaraa
n
Harga tiket (Rp)
Pre Pasca
Tambaha n per penumpa
ng Kapal ferri
pre 2252 65.000 35.000 3700 pasca 157 130.00
0 50.000 -
Jembatan
Suramadu - 4732 30000 -
Tarif tol Jembatan Suramadu lebih murah, hanya Rp 30.000,00 untuk kendaraan roda empat golongan I (kendaraan bergandar as 1) misalnya mobil, truk kecil maupun bus dan tarif ini juga tidak memperhitungkan banyaknya penumpang di dalamnya.
Sedangkan di kapal Ferri tarif yang dipatok adalah Rp
65.000,00 per mobil lalu ditambah satu orang sopir, kemudian tiap orang juga dikenakan tambahan Rp 3.700,00, sementara itu kendaraan bus dikenakan tarif Rp 130.000,00. Rata-rata kendaraan roda empat yang lewat Jembatan Suramadu pun menaik hingga dua kali lipat dari rata-rata kendaraan roda empat yang sebelumnya lewat Kapal Ferri.
Selain itu pola yang ada di Jembatan Suramadu terlihat sedikit berbeda, jika dulu di kapal ferri kenaikan terjadi pada hari Senin hingga Rabu lalu menurun di hari Kamis selanjutnya pada hari Jumat dan Sabtu terjadi lagi peningkatan sebelum turun lagi di hari Minggu, di Jembatan Suramadu pada hari Sabtu dan Minggu merupakan puncak orang dari Surabaya menuju Madura.
5.2 Saran
1. Semua model yang didapat belum memenuhi asumsi kenormalan, pada penelitian selanjutnya penulis menyarankan untuk menggunakan structural break dengan perubahan sarana transportasi menjadi dasarnya, sehingga dapat diperoleh model yang lebih. Dapat pula dicoba dengan penambahan data agar pola khusus pada Hari Raya umat Islam didapatkan.
2. Para pengelola kapal Ferri dan Jembatan Tol Suramadu serta pemerintah perlu mengadakan diskusi lebih lanjut agar kerugian di kapal ferri dapat diminimunkan lagi, karena memang dari beberapa aspek seperti jarak dan waktu,pada kendaraan roda dua ini kapal ferri sudah kalah.