• Tidak ada hasil yang ditemukan

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Berita Resmi Statistik Provinsi Aceh No. 52/11/Th. XIX,7 November 2016 1

,

No. 52/11/Th. XIX , 7 November 2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) TRIWULAN III-2016

DAN PERKIRAAN ITK TRIWULAN IV-2016

 Pada triwulan III tahun 2016, konsumen di Provinsi Aceh menyatakan persepsi yang optimis bahwa kondisi ekonominya lebih baik dibandingkan dengan triwulan II tahun 2016. Indeks Tendensi Konsumen (ITK) triwulan III-2016 Provinsi Aceh adalah sebesar 106,73.

 Tingkat optimisme konsumen tersebut termasuk tinggi, karena dipengaruhi oleh adanya persepsi optimis yang tinggi pula pada variabel pendapatan rumahtangga di triwulan III-2016. Menurut konsumen, pendapatannya lebih dibanding triwulan sebelumnya (indeks 103,59). Selanjutnya, inflasi pada triwulan III-2016 di Aceh tidak menurunkan tingkat optimisme konsumen (indeks 110,59). Meskipun terjadi kenaikan harga, konsumen tetap berbelanja dikarenakan adanya Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Sehingga pada variabel volume konsumsi rumahtangga terhadap komoditi bahan makanan, makanan jadi, dan nonmakanan memperlihatkan persepsi yang juga optimis meningkat (indeks 109,33).

 Untuk perkiraan triwulan IV tahun 2016, persepsi konsumen di Aceh yang menyatakan optimis bahwa kondisi ekonominya lebih baik hampir sama dengan yang menyatakan sebaliknya. Nilai perkiraan ITK triwulan IV-2016 mendatang mencapai sebesar 100,28.

 Ekspektasi kondisi ekonomi relatif lebih optimis tersebut dipengaruhi oleh adanya harapan peningkatan pendapatan rumahtangga di triwulan IV-2016 (indeks 100,05). Selain itu, didukung juga dengan persepsi optimis akan adanya rencana pembelian barang-barang tahan lama, rekreasi dan pesta/hajatan (indeks 100,68).

 Secara perbandingan regional di Pulau Sumatera, persepsi optimisme konsumen di Aceh terhadap kondisi ekonomi pada triwulan III-2016 melalui ITK-Kini berada pada urutan keenam, berada dibawah ITK-Kini Nasional (108,22). Sementara untuk ITK perkiraan triwulan IV-2016, tingkat optimisme konsumen di Aceh berada di urutan kelima, masih dibawah level perkiraan ITK triwulan IV-2016 Nasional (105,18).

(2)

Berita Resmi Statistik Provinsi Aceh No. 52/11/Th. XIX,7 November 2016 2 I. Penjelasan Umum

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkan Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang. ITK berkisar antara 0 sampai dengan 200, dengan indikasi sebagai berikut:

a. Nilai ITK < 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan menurun (pesimis) dibanding triwulan sebelumnya. Jumlah konsumen yang menyatakan menurun lebih banyak daripada yang menjawab meningkat.

b. Nilai ITK = 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan tidak mengalami perubahan (stagnan) dibanding triwulan sebelumnya. Jumlah konsumen yang menyatakan menurun sama dengan yang menjawab meningkat.

c. Nilai ITK > 100, menunjukkan bahwa kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan meningkat (optimis) dibanding triwulan sebelumnya. Semakin tinggi berarti semakin optimis. Jumlah konsumen yang menyatakan meningkat lebih banyak daripada yang menjawab menurun.

Sampel STK 2016 merupakan sub-sampel dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Provinsi Provinsi Aceh tahun 2016, khusus di daerah perkotaan dengan jumlah sampel secara nasional sebanyak 14.021 rumahtangga. Pemilihan sampel dilakukan secara panel di setiap triwulan untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat mengenai perubahan persepsi konsumen antarwaktu. Target alokasi sampel STK 2016 setiap triwulan di Provinsi Aceh berjumlah 230 rumahtangga yang dipilih dari daerah perkotaan di wilayah Kota Banda Aceh, Kota Sabang, Kota Lhokseumawe serta Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Aceh Barat.

II. ITK Triwulan III-2016

ITK triwulan III tahun 2016 Provinsi Aceh adalah sebesar 106,73. Artinya adalah pada periode bulan Juli hingga September tahun 2016, konsumen di Provinsi Aceh menyatakan persepsi bahwa kondisi ekonominya meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Juli-September 2016). Pola persepsi konsumen antartriwulan sejak triwulan I tahun 2014 hingga triwulan IV tahun 2016 dapat dicermati pada Grafik 1 di bawah ini. Berbagai pengaruh dari kegiatan sektor-sektor ekonomi telah membentuk pola persepsi konsumen sedemikan, sehingga naik turunnya indeks tendensi konsumen berubah-ubah sesuai dengan perilaku konsumen pada suatu periode tertentu.

(3)

Berita Resmi Statistik Provinsi Aceh No. 52/11/Th. XIX,7 November 2016 3 Grafik 1.

ITK Aceh Triwulan I-2014 s.d Triwulan III-2016 dan Perkiraan ITK Aceh Triwulan IV-2016

Tingginya persepsi optimisme konsumen di triwulan III-2016 didukung oleh berbagai faktor. Secara umum, pengaruh kegiatan pada perayaan Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha di Provinsi Aceh sangat kentara dampaknya terhadap pola pengeluaran masyarakat. Pada waktu-waktu tersebut masyarakat juga memanfaatkannya untuk menyelenggarakan hajatan seperti pernikahan dan sunah Rasul.

Variabel pembentuk ITK Kini diawali dengan persepsi optimis konsumen mengenai pendapatan rumahtangga yang lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Nilai indeks variabel ini terhitung sebesar 103,59 (ITK di atas 100). Seringkali masyarakat berusaha pada saat menjelang momen dua hari raya tersebut untuk mendulang pendapatan, karena masyarakat akan membelanjakan lebih dari biasanya. Akan tetapi, secara umum kenaikan harga pada triwulan III-2016 lebih kecil daripada triwulan II-2016.

Variabel berikutnya adalah pengaruh inflasi terhadap total pengeluaran rumah tangga, dengan nilai indeks pada triwulan III-2016 mencapai sebesar 110,59. Data tingkat inflasi di Aceh selama triwulan III-2016 yaitu pada bulan Juli terjadi inflasi sebesar 0,52 persen, bulan Agustus terjadi inflasi sebesar 0,01 persen, dan bulan September terjadi inflasi sebesar 0,98 persen. Sebagai perbandingan, data pada triwulan II-2016, yaitu pada bulan April terjadi deflasi sebesar 0,76 persen, bulan Mei terjadi inflasi sebesar 0,54 persen, dan bulan Juni terjadi inflasi sebesar 0,89 persen. Pengaruh kenaikan harga selama puncak dua Hari Raya Islam relatif tidak mengurangi pembelian barang/jasa oleh konsumen di Aceh. 107,22 104,18 107,18 105,77 100,33 107,92 110,29 102,21 100,99 113,04 106,73 100,28

I II III IV I II III IV I II III IV*

2014 2015 2016

(4)

Berita Resmi Statistik Provinsi Aceh No. 52/11/Th. XIX,7 November 2016 4 98,63 107,52108,49 103,01 98,95 109,28 103,59 I II III IV I II III 2015 2016 Grafik 2.

ITK Triwulan I-IV Tahun 2015 dan Triwulan I-III Tahun 2016 Menurut Variabel Pembentuknya

*): pakaian, perumahan, pendidikan, transportasi, komunikasi, kesehatan, dan rekreasi

Variabel pembentuk ITK yang terakhir yaitu volume konsumsi rumahtangga terhadap barang dan jasa. Pada triwulan III-2016 variabel ini mencapai indeks 109,33. Nilai tersebut menyatakan bahwa konsumen yang berpersepsi tingkat konsumsi rumah tangganya meningkat, jumlahnya lebih banyak 9 persen dari konsumen yang menyatakan total konsumsinya menurun. Faktor perilaku konsumsi masyarakat Aceh yang masih rentan terhadap faktor musiman, seperti perayaan hari-hari besar keagamaan dan libur panjang sekolah.

III. Perkiraan ITK Triwulan IV-2016

Rumah tangga di Provinsi Aceh dalam memperkirakan kondisi perekonomian mereka sebagai konsumen pada triwulan IV mendatang (Oktober-Desember 2016) dengan ekspektasi yang sedikit optimis. Konsumen yang merasa yakin bahwa kondisi ekonominya akan lebih baik dibandingkan pada triwulan III, sedikit lebih banyak daripada konsumen yang pesimis. Hal ini ditunjukkan dengan indeks perkiraan ITK pada triwulan IV-2016 sebesar 100,28 (indeks di atas 100). Artinya lebih banyak konsumen yang menyatakan kondisi ekonominya meningkat pada triwulan IV-2016 dibandingkan dengan mereka yang pesimis.

Tabel 1.

Perkiraan ITK Triwulan IV-2016 Menurut Variabel Pembentuknya

Variabel Pembentuk Indeks

Perkiraan pendapatan rumahtangga mendatang 100,05

Rencana pembelian barang-barang tahan lama2, rekreasi, dan pesta/hajatan 100,68

Perkiraan ITK Triwulan IV-2016 100,28

*) : elektronik, perhiasan, perangkat komunikasi, meubelair, peralatan rumah tangga, kendaraan bermotor, tanah, rumah

Pendapatan rumahtangga kini

Kaitan inflasi dengan total pengeluaran rumahtangga

Volume konsumsi bahan makanan, makanan jadi dan nonmakanan*) 102,26105,08 115,47 100,55 106,21 119,42 110,59 I II III IV I II III 2015 2016 101,92 112,47 108,02 102,42 99,22 113,93 109,33 I II III IV I II III 2015 2016

(5)

Berita Resmi Statistik Provinsi Aceh No. 52/11/Th. XIX,7 November 2016 5

Dirinci menurut variabel pembentuknya, perkiraan konsumen terhadap meningkatnya kondisi ekonomi pada triwulan IV-2016 dipengaruhi pada optimisme bahwa pendapatan rumahtangga di triwulan tersebut akan meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan nilai indeks variabel ini sebesar 100,05. Pada twiwulan terakhir 2016 ini, konsumen berharap dengan pendapatan yang meningkat akibat peningkatan anggaran pemerintah yang biasanya bergulir deras menjelang akhir tahun dan berharap imbasnya pada mereka.

Variabel kedua dalam pembentukan perkiraan ITK mendatang adalah rencana pembelian barang-barang tahan lama, rekreasi dan pesta/hajatan, yaitu dengan nilai indeks sebesar 100,68. Konsumen berekspektasi bahwa akan ada peningkatan pembelian barang tahan lama, rekreasi dan pesta/hajatan. Selain itu, momen akhir tahun juga dilakukan sebagai waktu berlibur yang membutuhkan pengeluaran tidak sedikit.

IV. Perbandingan ITK Se-Sumatera

Secara perbandingan regional, kebanyakan konsumen di Pulau Sumatera memberikan persepsi optimis (indeks di atas 100) bahwa kondisi ekonomi pada triwulan III-2016 lebih baik dibandingkan dengan triwulan II-2016. Di Sumatera, ITK triwulan III-2016 Provinsi Lampung menempati urutan terendah (102,12). Perbandingan nilai ITK provinsi regional Pulau Sumatera dan agregat ITK nasional selama triwulan II dan III tahun 2016 dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik 3.

Selanjutnya, untuk perkiraan ITK triwulan IV-2016 mendatang, persepsi konsumen di seluruh provinsi di Pulau Sumatera (termasuk agregat secara nasional) terhadap perkiraan kondisi ekonomi menunjukkan optimisme yang meningkat (indeks di atas 100). Optimisme konsumen di Sumatera untuk perkiraan kondisi ekonomi pada triwulan mendatang termasuk di bawah rata-rata optimisme

ITK Triwulan II-2016 Provinsi Se-Sumatera dan Nasional

Nasional 108,22

ITK Triwulan III-2016 Provinsi Se-Sumatera dan Nasional

(6)

Berita Resmi Statistik Provinsi Aceh No. 52/11/Th. XIX,7 November 2016 6

konsumen secara nasional (perkiraan ITK Triwulan IV-2016 nasional sebesar 105,18). Kecuali Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Kepulauan Riau yang perkiraan ITK mendatang lebih tinggi dari angka nasional. Berikut grafik perbandingannya.

Grafik 4.

Referensi

Dokumen terkait

pembentukan lembaga negara tidak bisa dilakukan secara parsial, keberadaannya harus dikaitkan dengan lembaga lain yang telah ada dan eksis.. Pembentukan lembaga negara

Dalam hal ini terdapat beberapa faktor yang melatarbelakangi tidak berjalan dengan baik perlindungan hukum terhadap anak sebagai korban incest yaitu

Bab ini membahas kesimpulan akhir tentang hasil analisa terhadap dokumentasi FMEA serta perfomansi seluruh perangkat IN dan rekomendasi tindakan lanjutan yang dapat diambil

Sedangkan unsur Experiential Marketing yang paling signifikan mempengaruhi konteks adalah sense (R: 0,534) dan feel (R: 0,598). Dalam penelitian ini menggunakan regresi

Salah satu bentuk pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan konstruktivis adalah pembelajaran kooperatif tipe Tim Siswa Kelompok Prestasi STAD (Student Teams

a) Kerja sama, yaitu suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. b) Akomodasi, yaitu suatu proses penyesuaian sosial dalam

Keefektifan latihan dapat dicapai, terutama bagi calon atlet yang memiliki kemampuan tinggi; (c) meningkatkan daya saing dan jumlah atlet dalam mencapai tingkat presta- si yang

Langkah pembelajaran yang dilakukan pada siklus I belum terlaksana secara maksimal dapat dilihat dari hasil ketuntasan belajar siswa yaitu 26 orang siswa tidak tuntas