• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN KLIEN DAN UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN KLIEN DAN UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN KLIEN DAN UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP

AUDIT REPORT LAG

(Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016)

INTEN SARIDEWI NURISAL

DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2018

(2)

i

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN KLIEN DAN UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP

AUDIT REPORT LAG

(Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016)

sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi

disusun dan diajukan oleh INTEN SARIDEWI NURISAL

A31113324

kepada

DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2018

(3)

ii

SKRIPSI

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN KLIEN DAN UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP

AUDIT REPORT LAG

(Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016)

disusun dan diajukan oleh INTEN SARIDEWI NURISAL

A31113324

telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

Makassar, 9 April 2018

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. Kastumuni Harto, Ak.,M.Si., CPA.,CA Dr.H.Arifuddin,S.E., Ak.,M.Si., CA NIP. 19550110 198703 1 001 NIP. 19640609 199203 1 003

Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Hasanuddin

Prof. Dr. Mediaty, S.E., M.Si.,Ak.,CA NIP. 19650925 199002 2 001

SKRIPSI

(4)

iii

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN KLIEN DAN UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP

AUDIT REPORT LAG

(Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016)

disusun dan diajukan oleh INTEN SARIDEWI NURISAL

A31113324

Telah dpertahankan dalam sidang ujian skripsi pada tanggal 31 Mei 2018 dan

dinyatakan telah memenuhi syarat kelulusan

Menyetujui, Pantia Penguji

No. Nama Penguji Jabatan Tanda Tangan

1. Drs. H. Kastumuni Harto, Ak., M.Si., CPA., CA Ketua 1. ……….

2. Dr. H. Arifuddin, S.E., Ak., M.Si., CA Sekretaris 2. ……….

3. Dr. Ratna Ayu Damayanti, S.E., Ak.,M.Soc.,Sc.,CA Anggota 3. ……….

4. Dr. Asri Usman, S.E., Ak., M.Si., CA Anggota 4. ……….

5. Drs. M. Natsir Kadir, Ak., M.Si., CA Anggota 5. ……….

Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Hasanuddin

Prof. Dr. Mediaty, S.E., M.Si.,Ak.,CA NIP. 19650925 199002 2 001

(5)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

nama : Inten Saridewi Nurisal

NIM : A31113324

departemen/program studi : Akuntansi

dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN KLIEN DAN UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP AUDIT REPORT LAG

( Studi Empris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016)

adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktilan terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2dan pasal 70).

Makassar, 31 Mei 2018 Yang membuat pernyataan,

Inten Saridewi Nurisal

(6)

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil ‘alamin puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjul “Pengaruh Ukuran Perusahaan Klien dan Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Audit Report Lag (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012- 2016) sebagai salah satu tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

Peneliti juga menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan berbagai pihak, maka pada kesempatan kali ini peneliti ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Keluarga peneliti yang tidak pernah berhenti memberikan kasih sayang dan dukungannya. Peneliti mempersembahkan skripsi ini kepada Bapak M. Jaisal tersayang dan Ibu Nurhayati J. tercinta, serta kepada kelima kakak Peneliti, kak Inna, kak Abu, kak Mangi, kak Alif, kak Uccam dan juga adik peneliti Habri.

2. Bapak Prof. Dr. Abd. Rahman Kadir, SE.,M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

3. Ibu Prof. Dr. Mediaty, SE., M.Si., Ak., CA dan Bapak Dr.H. Syarifuddin Rasyid, SE., M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

4. Ibu Dr. Aini Indrijawati, S.E., M.Si., Ak., CA, selaku Penasihat Akademik peneliti yang telah membimbing peneliti selama kuliha di departemen akuntansi.

(7)

vi

5. Bapak Drs. H. Kastumuni Harto, Ak., M.Si, CPA, CA dan Bapak Dr. H.

Arifuddin, S.E., Ak., M.Si., CA, selaku pembimbing satu dan pembimbing dua yang telah meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran memberi bimbingan dari awal penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini.

6. Seluruh dosen dan staf karyawan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin terima kasih atas segala ilmu dan bantuannya.

7. Sahabat seperjuangan dari masa awal hitam putih hingga akhir hitam putih, Ummul Khaery, Sri putri Tenri Pada Haris dan Lisdayani . Mereka selalu menjadi tempat berbagi suka duka dan selalu membantu serta menghibur peneliti.

8. Sahabat seperjuangan dari masa putih abu-abu Mhery, Kardilla, Sulfiah, Aaf. Hikmad, Arif, Mirwono dan semua teman-teman “Social C” yang tidak pernah melupakan peneliti dan selalu ada saat peneliti butuh.

9. Teman-teman 13ONAFIDE akuntansi 2013, yang selalu berbagi informasi dan memberi bantuan selama perkuliahan serta selama peneliti menyelesaikan skripsi ini.

10. Terkhusus untuk kakak-kakak di Pondok Faisal yang sudah seperti keluarga sendiri, kak Umi, kak Arfan, kak Yuyun dan kak Dita yang sudah membantu dan peduli kepada peneliti dari awal peneliti masuk di Pondok Faisal sampai sekarang.

11. Untuk sahabat-sahabat dan adik-adik peneliti yang ada di Pondok Faisal, Indi, Nanang, Yani, Ikawani, Intan, Uni, Mila, Lisa, Fathul dan Hilmi yang selalu ada saat suka duka dan selalu mendukung peneliti.

12. Kakak-kakak di sahabat yang selalu mendukung dan menyemangati peneliti Kak Uthy, kak ella, kak Dilla, kak Dika, kak Icha, kak Cullang, kak Yunus dan kak Ryan.

(8)

vii

13. Sahabat KKN Gelombang 93 Universitas Hasanuddin kelurahan Lewaja, Enrekang, Masra, Deliama, Icha, Malvin, Abrar dan kak Achmard.

14. For the last and the spesial, my boys who always cheer me up when all is heavy and tiring, you restore my lost smile and make me strong again.

You are my inspiration "WANNA ONE". Let's walk on the flowering path together.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan maka peneliti dengan segala kerendahan hati memohon maaf yang sebesar-besarnya. Dengan besar hati, peneliti membuka diri untuk setiap kritik dan masukan untuk perbaikan skripsi dan perjalanan peneliti kedepannya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perluasan informasi dalam bidang akuntansi.

Makassar, 9 April 2018

Peneliti

(9)

viii ABSTRAK

Pengaruh Ukuran Perusahaan Klien dan Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Audit Report Lag

(Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016)

The Effects of Client Firm Size and Public Accountant Firm Size on the Audit Report Lag

(The Empirical Study on the Banking Companies Listed on Indonesia Stock Exchange Period 2012-2016)

Inten Saridewi Nurisal Kastumuni Harto

Arifuddin

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan dan ukuran kantor akuntan publik berpengaruh terhadap Audit Report Lag pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara 2012- 2016. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling dan diperoleh 30 perusahaan yang akan menjadi objek penelitian dengan total 150 data. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dan laporan auditor independen yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id.

Hipotesis penelitian ini diuji dengan menggunakan regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan ukuran kantor akuntan publik berpengaruh secara simultan terhadap audit report lag dan secara parsial berpengaruh negatif terhadap audit report lag.

Kata Kunci: ukuran perusahaan, ukuran kantor akuntan publik, audit report lag

This study aimed to determine whether firm size and the size of the public accounting firm affect audit report lag on banking companies listed in Indonesia Stock Exchange between 2012-2016. Sampling method used is purposive sampling method and there are 30 companies that will be the object of research with a total of 150 data. Data the used in this research are financial statements and independent audit reports from each company that published on website www.idx.co.id. The research hypotheses are tested using multiregression..The results of this study indicate that firm size and size of public accounting firm influence simultaneously to audit report lag and partially negatively affect audit report lag.

Keywords: firm size, public accountant firm size, audit report lag

(10)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ... 6

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 6

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 6

1.5 Sistematika Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Landasan Teori ... 9

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) ... 9

2.1.2 Teori Kepatuhan ... 10

2.1.3 Teori Struktur Modal ... 11

2.1.4 Audit Report Lag ... 12

2.1.5 Ukuran Perusahaan ... 15

2.1.6 Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) ... 17

2.2 Penelitian Terdahulu ... 19

2.3 Kerangka Pemikiran ... 22

2.4 Hipotesis Penelitian ... 23

2.4.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Report Lag ... 23

2.4.2 Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap Audit Report Lag ... 24

2.4.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap Audit Report Lag ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

3.1 Rancangan Penelitian ... 26

3.2 Tempat dan Waktu Penelian ... 26

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 26

3.3.1 Populasi Penelitian ... 26

3.3.2 Sampel Penelitian ... 27

3.4 Jenis dan Sumber Data ... 29

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 29

3.6 Variabel Penelitian ... 29

3.6.1 Variabel Independen ... 29

(11)

x

3.6.2 Variabel Dependen ... 30

3.7 Instrument Penelitian ... 31

3.8 Analisis Data ... 31

3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 31

3.8.2 Uji Asumsi Klasik ... 31

3.8.3 Uji Hipotesis ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

4.1 Gambaran Umum ... 37

4.2 Analisis Data ... 37

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 37

4.2.2 Asumsi Klasik ... 39

4.3 Pengujian Hipotesis ... 43

4.3.1 Ukuran Perusahaan Berpengaruh terhadap Audit Report Lag ... 44

4.3.2 Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) Berpengaruh terhadap Audit Report Lag ... 45

4.3.3 Ukuran Perusahaan dan Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) Berpengaruh Secara Simultanterhadap Audit Report Lag ... 46

4.3.4 Koefisien Determinasi (R2) ... 47

4.4 Pembahasan Hasil Uji Hipotesis ... 48

4.4.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Report Lag ... 48

4.4.2 Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap Audit Report Lag ... 49

4.4.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap Audit Report Lag... 49

BAB V PENUTUP ... 51

5.1 Kesimpulan Penelitian ... 51

5.2 Saran Penelitian ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53

LAMPIRAN ... 56

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Tabel Penelitian Terdahulu ... 19

3.1 Daftar Sampel Perusahaan Perbankan... 27

4.1 Analisis Deskriptif ... 38

4.2 Uji Normalitas Data ... 40

4.3 Uji Multikolineritas ... 41

4.4 Uji Heteroskedasitas Data ... 42

4.5 Uji Autokorelasi Data ... 43

4.6 Hasil Uji t Ukuran Perusahaan ... 44

4.7 Koefisien Determinasi (R2) Data Ukuran Perusahaan ... 44

4.8 Hasil Uji t Ukuran KAP ... 45

4.9 Koefisien Determinasi (R2) Data Ukuran KAP ... 45

4.10 Hasil Uji F ... 46

4.11 Koefisien Determinasi (R2) Data Ukuran Perusahaan dan Ukuran KAP ... 47

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 2.1 Kerangka Pemikiran ... 23 4.1 Uji Normalitas : P-plot Normalitas Data ... 39

(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Biodata ... 57

2 Sampel Perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2012-2016 ... 58

3 Data Variabel Independen Ukuran Perusahaan pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2102-2016 ... 59

4 Data Variabel Independen Ukuran KAP pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI periode 2012-2016 ... 60

5 Data Variabel Dependen Audit Report Lag pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI periode 2012-2016 ... 61

6 Uji Statistik Deskriptif ... 62

7 Uji Asumsi Klasik ... 63

8 Uji Regresi Linear Berganda ... 65

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era perekonomian modern ini, laporan keuangan merupakan media penting dalam proses pengambilan keputusan ekonomis. Manajemen perusahaan semakin dituntut untuk tepat waktu dalam menyampaikan informasi keuangan kepada investor dan pengguna laporan keuangan lainnya. Ketepatan waktu diakui sebagai salah satu karakteristik yang menjadi pokok dari informasi keuangan yang menjadikannya bermanfaat. Pelaporan keuangan merupakan sarana penyajian informasi akuntansi bagi pengguna informasi seperti manajemen, pemegang saham, pemerintah, kreditor dan lain-lain.

Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Harahap (2011:105), jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah: “Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan”. Laporan keuangan dianggap dapat memenuhi keinginan para pemakai atau pembaca laporan keuangan apabila memenuhi karakteristik kualitatif laporan keuangan. Berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, laporan keuangan harus memenuhi empat karakteristik kualitatif yang merupakan ciri khas informasi laporan keuangan yang berguna bagi pemakainya. Keempat karakteristik ini yaitu dapat dipahami, relevan, andal dan dapat diperbandingkan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2014).

(16)

Perusahaan yang go public di Indonesia saat ini berkembang pesat.

Semua perusahaan go public tersebut diwajibkan menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia. Para pengguna laporan keuangan tidak bisa mempercayai begitu saja pada laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan. Auditor independen dituntut untuk memberikan laporan atas laporan keuangan perusahaan yang disajikan oleh perusahaan. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 29 / POJK.04 / 2016 Laporan Keuangan Tahunan wajib disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang telah diaudit oleh Akuntan.

Guna menghasilkan laporan keuangan yang memberikan informasi sesuai dengan karakteristik kualitataif pokok, terdapat beberapa kendala, salah satunya adalah ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan yang dipublikasikan. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 29 / POJK.04 / 2016 menjelaskan bahwa Emiten atau Perusahaan Publik wajib menyampaikan Laporan Tahunan kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat pada akhir bulan keempat setelah tahun buku berakhir.

Pemeriksaan laporan keuangan oleh auditor independen bertujuan untuk menilai kewajaran penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik memerlukan waktu yang lama. Kendala karena adanya proses audit ini biasa disebut Audit Report Lag (ARL). Audit report lag adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diterbitkannya laporan keuangan auditan (Soetedjo, 2006). Halim (2001) dalam Chrisna (2014) dan Didipu (2017) mengemukakan bahwa audit report lag adalah jangka waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan yang diukur sejak tanggal tutup buku perusahaan sampai dengan tanggal yang tertera pada

(17)

laporan audit independen. Semakin lama Audit Report Lag menunjukkan semakin lamanya auditor menyelesaikan pekerjaan audit, sehingga berdampak pada lamanya penerbitan laporan keuangan auditan ke OJK. Apabila laporan keuangan tidak disajikan tepat waktu maka laporan keuangan tersebut akan kehilangan nilai informasi, karena tidak tersedia saat pemakai laporan keuangan membutuhkan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu auditor harus memperhatikan hal-hal yang mampu memengaruhi penyelesaian waktu audit terhadap laporan keuangan perusahaan klien. Istilah Audit Report Lag juga sering disebut dengan Audit Delay.

Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian pekerjaan auditnya, sedangkan keterlambatan publikasi laporan keuangan dapat menjadi indikasi bahwa terdapat masalah dalam laporan keuangan perusahaan tersebut. Keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar modal dan secara tidak langsung diartikan oleh investor sebagai sinyal yang buruk bagi perusahaan. Menurut Naimi (2010) dalam Wardhani (2013) dan Didipu (2017), “panjang-pendeknya audit report lag yang terjadi mempengaruhi pengambilan keputusan investor, karena dengan adanya penundaan informasi kepada investor dapat mempengaruhi kepercayaan investor di pasar modal”. Oleh karena itu pentingnya publikasi laporan keuangan auditan sangat bermanfaat bagi para pelaku bisnis di Pasar Modal.

Ini merupakan hal yang menarik dan penting untuk diteliti. Keterlambatan penyampaian laporan keuangan dapat berdampak pada pengambilan keputusan yang salah. Dengan meneliti faktor-faktor yang mempengaruhinya, risiko tersebut dapat diperkecil dan pasar modal di Indonesia dapat lebih berkembang. Dengan mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan audit report lag, diharapkan hal-hal

(18)

yang membuat lamanya waktu penyelesaian audit perusahaan di Indonesia dapat diketahui, perusahaan-perusahaan yang go public dapat mengambil kebijakan-kebijakan dalam hal publikasi laporan keuangan mereka agar publikasi laporan keuangan benar-benar memberikan manfaat bagi para pemakai laporan keuangan termasuk para investor, sehingga kepercayaan investor semakin meningkat dan perusahaan mendapat reaksi yang positif. Seiring dengan semakin banyaknya jumlah investor di Indonesia dan berimplikasi terhadap meningkatnya permintaan laporan keuangan yang relevan dan andal, dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi audit report lag, diharapkan auditor lebih efisien dan efektif dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan audit terhadap perusahaan-perusahaan di Indonesia agar laporan keuangan yang andal yang diharapkan oleh investor dapat segera dipublikasikan dengan tetap menjunjung profesionalitas mereka.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi audit report lag. Pada penelitian ini faktor yang diteliti adalah ukuran kantor akuntan publik (KAP) dan ukuran perusahaan. Waktu penyelesaian audit akan lebih cepat atau tepat waktu apabila memilih kantor akuntan publik yang besar dibandingkan dengan kantor akuntan kecil. Hal ini dikarenakan kantor akuntan yang besar memiliki lebih banyak sumber daya yang lebih handal dan kompeten dalam menyelesaikan proses audit. Hasil penelitian Siska (2014), Nainggolan (2017) dan Didipu (2017), menyimpulkan bahwa ukuran Kantor Akuntan Publik berpengaruh terhadap Audit Report Lag. Kantor Akuntan Publik besar, dalam hal ini Big Four cenderung lebih cepat menyelesaikan tugas audit dibandingkan Kantor Akuntan Publik non-Big Four. Hasil penelitian tersebut tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan Hasnan (2015) serta Viezan dan Dyah (2017) yang menunjukkan bahwa ukuran Kantor Akuntan Publik tidak berpengaruh signifikan terhadap Audit Report Lag.

(19)

Faktor lain yang memengaruhi Audit Report Lag adalah Ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan mencerminkan besarnya lingkup atau luas perusahaan dalam menjalankan operasinya. Semakin besar perusahaan, maka semakin banyak transaksi yang terjadi di dalamnya. Hal ini mengakibatkan semakin banyak jumlah sampel yang harus diambil dan semakin luasnya prosedur audit yang dilakukan (Manalu, 2012). Penelitian-penelitian terdahulu telah dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Audit Report Lag, dan pengaruh Audit Report Lag terhadap reaksi pasar modal. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Deni (2014) serta, Vieza, dan Dyah (2017), menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Audit Report Lag. Semakin besar ukuran perusahaan maka Audit Report Lag semakin pendek, dan sebaliknya semakin kecil ukuran perusahaan maka Audit Report Lag semakin panjang. Hal tersebut tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Marcella (2013) dan Mona (2014) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Audit Report Lag.

Alasan dilakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan menganalisis kembali variabel ukuran perusahaan klien dan ukuran KAP terhadap Report Lag.

Pada penelitian kali ini mengacu pada sektor keuangan perbankan yang listing di BEI, dimana penelitian ini mengambil sampel dari periode tahun 2012-2016.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Audit Report Lag pada perusahaan perbankan listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2012- 2016?

(20)

2. Apakah ukuran Kantor Akuntan Publik berpengaruh signifikan terhadap Audit Report Lag pada perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2016?

3. Apakah ukuran perusahaan dan ukuran Kantor Akuntan Publik berpengaruh signifikan terhadap Audit Report Lag pada perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2016?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap Audit Report Lag pada perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2016.

2. Untuk mengetahui pengaruh ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap Audit Report Lag pada perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2016.

3. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan dan ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap Audit Report Lag pada perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2016.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman dan pengetahuan bagi akademisi, mengenai hasil penguatan teori dan menambah wawasan di bidang akuntansi khususnya di bidang audit.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Dengan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi.

(21)

1. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin

Diharapkan dengan adanya poenelitian ini dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu dan pelaksanaan pembangunan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

2. Bagi Perusahaan di Indonesia

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menjadi masukan bagi perusahaan di Indonesia dalam upaya ketepatan waktu penerbitan Laporan Keuangan.

3. Bagi Kantor Akuntan Publik di Indonesia

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menjadi masukan bagi Kantor Akuntan Publik di Indonesia dalam upaya ketepatan waktu penerbitan Laporan Keuangan.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dengan adanya penelitian ini menjadi bahan referensi yang dapat memberikan perbandingan dalam melakukan penelitian lebih lanjut.

5. Bagi Peneliti

Penelitian ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti terhadap Report Lag di Indonesia dan memahami bagaimana ukuran perusahaan dan ukuran KAP mempengaruhi Report Lag.

6. Bagi Masyarakat

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk lebih mengetahui tugas-tugas akuntan sektor publik dalam melaksanakan audit.

1.5 Sistematika Penelitian

Dalam penelitian ini, pembahasan proses dan penyajian hasil penelitian akan disusun dengan gambaran sistematika sebagai berikut.

(22)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi penjelasan mengenai landasan teori yang membahas tentang teori-teori dan konsep-konsep umum yang akan digunakan dalam penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini.

Dan bab ini juga menggambarkan kerangka pemikiran dan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari rancangan penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, variabel penelitian dan definisi operasional, instrumen penelitian, dan analisis data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tentang uraian deskriptif sampel penelitian, hasil analisis data dan uraian mengenai hasil pengujian hipotesis serta pembahasan hasil analisis yang dikaitan dengan teori yang berlaku BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab akhir tentang kesimpulan yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian, keterbatasan, dan saran yang nantinya dapat dijadikan acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya.

(23)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Manajemen dan pengelolaan perusahaan semakin banyak dipisahkan dari kepemilikan perusahaan di era perekonomian maju ini. Hal ini sejalan dengan Teori Keagenan (Agency Theory). Teori keagenan merupakan teori yang membahas penentuan kontrak dalam pekerjaan yang paling efisien dan bisa mempengaruhi hubungan antara pemilik dan agen yang menjalankan. Teori keagenan memberikan kerangka pembelajaran mengenai kontrak yang terjadi antara principal dan agent sehingga bisa memprediksi konsekuensi ekonomi dari sebuah standar yang kemungkinan terjadi dalam kasus perusahaan (Godfrey et al., 2010:56). Hubungan agensi sendiri adalah sebuah kontrak antara satu orang atau lebih (prinsipal) menyewa orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa sesuai dengan keinginan mereka sehingga terdapat pendelegasian otoritas dalam pembuatan keputusan kepada agen (Jensen & Meckling, 1976).

Pengertian dari principal dalam agency theory adalah pihak-pihak yang menyerahkan sebagian atau seluruh kekayaannya untuk dikembangkan oleh pihak lain.

Hubungan antara pemegang saham (pemilik) sebagai pihak yang kekayaannya dipercayakan untuk dikelola oleh manajemen perusahaan adalah salah satu contoh yang menggambarkan teori keagenan secara nyata.

Pemisahan fungsi pengelolaan dan kepemilikan antara manajemen dan pemegang saham ini yang menyebabkan pada akhirnya pengelolaan yang

(24)

dilakukan oleh manajer akan dikontrol dan diawasi oleh pemegang saham sebagai pihak yang menginvestasikan kekayaannya (Jensen & Meckling, 1976).

Dalam proses audit, teori agensi menjelaskan hubungan antara manajemen (principal) dan auditor independen (agent). Kelambatan terbitnya laporan audit sangat terkait dengan teori keagenan dimana perusahaan meminta auditor independen untuk memeriksa lebih lanjut tentang kewajiban jangka panjang perusahaan dan profitabilitas yang berperan penting dalam laporan keuangan. Pemeriksaan lebih lanjut ini membutuhkan lebih banyak waktu sehingga akan mempengaruhi tenggang waktu audit report lag. Dalam rangka mengurangi tenggang waktu dari audit report lag, perusahaan besar yang memiliki tuntutan ketepatan penerbitan laporan keuangan memilih kantor auditor yang memiliki banyak sumber daya tenaga profesional dan cukup berpengalaman sehingga diharapkan dapat mengurangi tenggang waktu audit report lag.

2.1.2 Teori Kepatuhan

Stanley Milgram (1963) menyatakan bahwa ketaatan memotivasi seseorang, kelompok atau organisasi untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu dengan aturan yang telah ditetapkan. Rahmawati (2012) dalam arifuddin, hanafi dan usman (2017) berpendapat bahwa seorang individu cenderung untuk mematuhi hukum yang mereka anggap sesuai dengan norma- norma internal mereka, komitmen normatif melalui moralitas pribadi berarti mematuhi hukum karena hukum dianggap perlu, sementara komitmen normatif melalui legitimasi berarti mematuhi aturan karena peraturan hukum memiliki hak untuk menentukan perilaku. Selain itu, peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor KEP-431 / BL / 2012 dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 29 / POJK.04 / 2016 dimana peraturan itu merupakan

(25)

tuntutan terhadap kepatuhan perusahaan publik terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Peraturan tersebut mengharuskan penyampaian laporan tahunan oleh Emiten atau Perusahaan Publik harus menyerahkan laporan tahunannya dalam waktu 4 (empat) bulan setelah tahun buku berakhir.

2.1.3 Teori Struktur Modal

Modigliani dan Miller Theory (teori MM) adalah teori yang menyatakan bahwa struktur modal tidak relevan atau tidak mempengaruhi nilai perusahaan.

MM mengusulkan beberapa asumsi untuk membangun teori mereka (Brigham dan Houston, 2001) dalam arifuddin, hanafi dan usman (2017) yaitu,

1. No Agency Cost, 2. No Tax,

3. Investors can borrow at the same interest rate as the company,

4. Investors have the same information as management about future prospects, 5. No bankruptcy costs,

6. Earning before interest and taxes (EBIT) are not affected by the use of debt, 7. Investors are price takers,and

8. In the event of bankruptcy, assets can be sold at market value.

Pendekatan Tradisional berpendapat akan adanya struktur modal yang optimal. Artinya Struktur Modal mempunyai pengaruh terhadap Nilai Perusahaan, dimana Struktur Modal dapat berubah-ubah agar bisa diperoleh nilai perusahaan yang optimal.

Sawir (2004) dalam arifuddin, hanafi dan usman (2017) berbagai alat analisis digunakan dalam pemilihan struktur modal yang dapat meminimalkan biaya modal sehingga nilai perusahaan menjadi maksimal. Tujuan manajemen struktur modal adalah untuk menciptakan sumber dana permanen sehingga

(26)

dapat memaksimalkan harga saham dan untuk memaksimalkan tercapainya nilai perusahaan. Salah satu cara untuk memaksimalkan nilai pasar suatu perusahaan adalah memperlambat kemungkinan penundaan laporan audit.

Perusahaan besar yang memiliki modal besar tentu menggunakannya untuk menyusun sistem pengendalian internal yang baik sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyajian laporan keuangan perusahaan sehingga memudahkan auditor dalam mengaudit laporan keuangan dan dengan sumber daya keuangan yang besar dapat digunakan untuk membayar biaya audit yang lebih besar untuk mendapatkan layanan audit yang lebih cepat .

2.1.4 Audit Report Lag

Laporan keuangan yang akurat, handal dan terpercaya sangat diperlukan oleh pemilik perusahaan, investor, pemerintah dan stakeholder dari perusahaan yang lain untuk menilai kinerja dan kondisi keuangan dari perusahaan tertentu.

Laporan keuangan adalah instrumen utama yang digunakan oleh pihak-pihak terkait untuk mengambil keputusan atas peranan mereka dalam operasional perusahaan. Laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan yang telah mendapatkan penilaian oleh pihak eksternal independen yang dalam hal ini dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik sebagai auditor independen. Kewajiban auditor independen adalah mengeluarkan laporan audit atas laporan keuangan klien dalam periode yang memungkinkan ketika laporan hasil audit itu diterbitkan laporan tersebut tidak mengurangi relevansi informasi dari laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Semakin lama waktu yang diperlukan untuk menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit maka relevansi informasi dari laporan keuangan tersebut semakin berkurang.

Menurut Dyer & McHugh (1975 : 206) dalam Lidya dan Aldie (2012) dan Didipu (2017): “Auditors’ report lag is the open interval of number of days from

(27)

the year end to the date recorded as the opinion signature date in the auditor’s report”. Menurut Naimi et al (2010) audit report lag adalah “selisih waktu antara berakhirnya tahun fiskal dengan tanggal diterbitkannya laporan audit”. Panjang- pendeknya audit report lag yang terjadi mempengaruhi pengambilan keputusan investor, karena dengan adanya penundaan informasi kepada investor dapat mempengaruhi kepercayaan investor di pasar modal.

Kamarudin (2003) menyatakan “Audit delay isthe length of time from a company’s fiscal year end to the date of the auditor’s report”. Semakin lama auditor menyelesaikan pekerjaan auditnya, semakin lama pula audit report lag perusahaan yang diauditnya. Apabila audit report lag semakin lama, maka kemungkinan keterlambatan publikasi laporan keuangan akan semakin besar.

Lamanya waktu penyelesaian audit terhitung mulai dari tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan audit disebut audit report lag.

Keterlambatan penyelesaian audit laporan keuangan dapat disebabkan karena perusahaan berusaha untuk mengumpulkan informasi yang banyak untuk menjamin keandalan dari laporan keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2014:8).

Lamanya waktu diselesaikannya laporan audit (audit report lag) dapat mempengaruhi ketepatan waktu penyajian informasi laporan keuangan untuk diterbitkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan, sehingga hal ini dapat berdampak pada reaksi pasar dan mempengaruhi tingkat ketidakpastian dalam pengambilan keputusan. Tersedianya informasi laporan keuangan yang tepat waktu akan digunakan oleh investor, sebagai keputusan investasi, dan digunakan masyarakat dalam hal ketersediaan informasi, serta untuk efektivitas pengawasan oleh OJK. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 29 / POJK.04 / 2016 menjelaskan bahwa Emiten atau Perusahaan Publik wajib menyampaikan

(28)

Laporan Tahunan kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat pada akhir bulan keempat setelah tahun buku berakhir.

Apabila perusahaan tidak menyampaikan laporan keuangannya secara tepat waktu maka akan dikenakan sanksi administratif. Sanksi administratif yang dikenakan pada perusahaan yaitu berupa denda, yang sesuai dengan ketentuan pasal 63e Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal yang menyatakan bahwa emiten yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif, dikenakan sanksi denda Rp. 1.000.000 (satu juta rupiah) atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan dengan ketentuan jumlah keseluruhan denda paling banyak Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah). Jika batas waktu penyampaian Laporan Tahunan jatuh pada hari libur maka Laporan Tahunan wajib disampaikan paling lambat pada 1 (satu) hari kerja berikutnya. Penghitungan jumlah hari keterlambatan atas penyampaian laporan tahunan dihitung sejak hari pertama setelah batas akhir waktu penyampaian laporan. Peraturan ini menjadikan tujuan perusahaan melaporkan laporan keuangan auditan tepat waktu disamping sebagai pemberi informasi keuangan bagi pihak yang membutuhkan juga untuk menghindari denda administrasi yang ditetapkan. Pada tanggal 1 Agustus 2012, BAPEPAM-LK mengadakan penyempurnaan dengan dikeluarkan lampiran Surat Keputusan Ketua BAPEPAM-LK Nomor: KEP 431/BL/2012 tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten Atau Perusahan Publik yang menyatakan bahwa bagi setiap perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) wajib menyampaikan laporan tahunan kepada BAPEPAM dan Lembaga Keuangan selambat-lambatnya 4 (empat) bulan setelah tahun buku berakhir. Pada tahun 2016 OJK mengeluarkan peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 29 / POJK.04 / 2016 menjelaskan bahwa Emiten

(29)

atau Perusahaan Publik wajib menyampaikan Laporan Tahunan kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat pada akhir bulan keempat setelah tahun buku berakhir.Panjang pendeknya audit report lag baik sebelum atau bahkan melewati batas waktu ketentuan tersebut, tentu berakibat pada keterlambatan publikasi laporan keuangan. Keterlambatan publikasi laporan keuangan bisa mengindikasikan adanya masalah dalam laporan keuangan emiten sehingga memerlukan waktu yang lebih lama dalam penyelesaian audit. Sehingga berdampak pada reaksi kekhawatiran pasar akan informasi yang dikeluarkan.

2.1.5 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan, dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan tersebut. Ketiga variabel ini digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan karena dapat mewakili seberapa besar perusahaan tersebut. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang, dan semakin besar kapitalisasi pasar semakin besar pula perusahaan dikenal masyarakat.

Keputusan ketua BAPEPAM No. Kep. 11/PM/1997 menyebutkan perusahaan kecil dan menengah berdasarkan aktiva (kekayaan) adalah badan hukum yang memiliki total aktiva tidak lebih dari seratus milyar, sedangkan perusahaan besar adalah badan hukum yang total aktivanya diatas seratus milyar. Perusahaan besar cenderung lebih cepat menyelesaikan proses auditnya.

Pada umumnya perusahaan besar dimonitor oleh investor, pengawas permodalan dan pemerintah sehingga terdapat kecenderungan mengurangi audit report lag. Perusahaan besar juga telah memiliki sistem pengendalian intern yang memadai sehingga memudahkan proses audit (Chrisna, 2014).

(30)

Arah perkembangan ekonomi global yang mengakibatkan semakin menyatunya ekonomi nasional dengan ekonomi regional dan internasional merupakan peluang sekaligus tantangan yang harus dimanfaatkan dan diantisipasi agar dapat memberikan dampak positif bagi kemajuan perekonomian nasional.

Seiring dengan rencana integrasi sektor keuangan ASEAN pada tahun 2020 yang memungkinkan bank-bank dengan kualifikasi tertentu (Qualified ASEAN Banks) bebas beroperasi di kawasan ASEAN, perbankan nasional perlu meningkatkan ketahanan, daya saing, dan efisiensi.

Selain itu, perkembangan ekonomi global tersebut akan berdampak pada semakin kompleksnya Kegiatan Usaha dan kebutuhan Pembukaan Jaringan Kantor Bank.

Sehubungan dengan hal tersebut, diperlukan penguatan modal Bank untuk mengantisipasi risiko yang ditimbulkan oleh kompleksitas Kegiatan Usaha dan agar Pembukaan Jaringan Kantor tidak menggunakan dana yang dihimpun dari masyarakat.

Untuk meningkatkan ketahanan dan daya saing, dalam melakukan Kegiatan Usaha dan Pembukaan Jaringan Kantor Bank perlu mengedepankan upaya-upaya untuk meningkatkan efisiensi. Penguatan dan daya saing perbankan, perlu diikuti dengan peningkatan peran Bank sebagai lembaga intermediasi, khususnya untuk usaha produktif termasuk untuk pengembangan UMKM, sehingga industri perbankan nasional berperan aktif bagi kemajuan perekonomian nasional.

Peraturan bank indonesia nomor 14/26/pbi/2012 tanggal 27 desember 2012 tentang kegiatan usaha dan jaringan kantor berdasarkan modal inti bank mengatur mengenai cakupan kegiatan usaha dan pembukaan jaringan kantor

(31)

sesuai dengan modal inti bank yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan dan daya saing perbankan nasional. Berdasarkan modal inti yang dimiliki bank dikelompokkan dalam 4 kelompok usaha (Bank Umum Kelompok Usaha – BUKU) yaitu,

1. BUKU 1 yaitu bank dengan modal inti kurang dari Rp1 Triliun,

2. BUKU 2 yaitu bank dengan modal inti Rp1 Triliun sampai dengan kurang dari Rp5 Triliun,

3. BUKU 3 yaitu bank dengan modal inti Rp5 Triliun sampai dengan kurang dari Rp30 Triliun, dan

4. BUKU 4 yaitu bank dengan modal inti di atas Rp30 Triliun.

Pada penelitian ini, ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan pengelompokan perbankan sesuai dengan modal inti yang telah ditetapkan oleh bank Indonesia tahun 2012.

2.1.6 Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP)

Dalam meningkatkan mutu dan kredibilitas dari laporan keuangan, perusahaan akan menggunakan auditor yang berasal dari kantor akuntan publik yang besar serta memiliki reputasi atau nama baik. Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang berusaha di bidang pemberian jasa profesional dalam praktek akuntan publik.

Ukuran Kantor Akuntan Publik diantaranya dapat diukur berdasarkan jumlah karyawan, jumlah klien, serta reputasi. Kantor Akuntan Publik besar memiliki jumlah yang karyawan yang banyak, dapat mengaudit dengan lebih efisien dan efektif, memiliki jadwal yang fleksibel sehingga memungkinkan untuk menyelesaikan audit tepat waktu, serta memiliki dorongan yang lebih kuat untuk menyelesaikan auditnya lebih cepat guna menjaga reputasinya. Menurut Arens

(32)

(2008:33) Kantor Akuntan Publik di Indonesia dibagi menjadi KAP the big four dan Kantor Akuntan Publik non the big four. The Big Four adalah suatu kelompok kantor akuntan internasional yang menangani bagian terbesar pekerjaan audit dari perusahaan-perusahaan publik.

Tiga kategori ukuran digunakan untuk menggambarkan Kantor Akuntan Publik (KAP): Kantor Akuntan Internnational (4) Empat Besar, Kantor Nasional dan Kantor Regional.

1. Kantor Akuntan Publik Internasional empat besar . Keempat KAP di indonesia yang berafiliasi dengan the Big Four yaitu,

a. KAP Purwantono, Suherman & Surja – berafilisiasi dengan Ernst &

Young.

b. KAP Osman Bing Satrio – berafiliasi dengan Deloitte Touche Tohmatsu.

c. KAP Siddharta dan Widjaja – berafiliasi dengan KPMG, dan

d. KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan – berafiliasi dengan PricewaterhouseCoopers (PwC).

2. Kantor Akuntan Publik Nasional. Kantor yang mempunyai cabang disebagian kota besar di Indonesia.

3. Kantor Akuntan Publik Regional. Kantor akuntan public yang berada di satu daerah dan tidak memiliki cabang.

Menurut Susanto (2013) menyatakan bahwa ukuran KAP berpengaruh positif dan signifikan terhadap audit report lag. Dengan asumsi bahwa semakin besar ukuran KAP atau semakin tinggi tingkat reputasi auditor mengindikasikan bahwa semakin cepat penyelesaian laporan audit independen yang dilakukan.

Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang membagi ukuran kantor akuntan publik menjadi 2 yaitu yang berafiliasi dengan big 4 dan tidak berafiliasi dengan big 4, pada penelitian kali ini ukuran kantor akuntan publik

(33)

akan dibagi dalam 4 kategori yaitu, kantor akuntan intennational (4) empat besar, kantor nasional, kantor regional dan kantor lokal yang besar serta kantor lokal yang kecil.

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai audit report lag telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya yang akan menjadi rujukan dalam penelitian ini antara lain.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No

Nama peneliti (tahun)

Judul Penelitian Variabel yang

Diteliti Hasil Penelitian

1 Siska (2014)

Pengaruh

Ukuran Kap, Ukuran

Perusahaan Dan Debt To Total Asset Ratio Terhadap Audit Report Lag Pada

Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia

Variabel Independen:

 Ukuran KAP

 Ukuran perusahaan

 Debt To Total Asset Ratio

Variabel Dependen:

 Audit Report Lag

 Ukuran KAP

berpengaruh signifikan terhadap audit report lag pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

 Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit report lag pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

 Debt to Total Asset Ratio

(DTAR) tidak

berpengaruh terhadap audit report lag pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

 Ukuran KAP, ukuran

(34)

perusahaan dan Debt to Asset Ratio (DTAR secara

simultan/serempak

adalah tidak

berpengaruh signifikan terhadap audit report lag.

2 Laurensi us Palman Nainggol an (2017)

Analisis Faktor- Faktor Yang Memengaruhi Audit Report Lag Pada

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia

Variabel Independen:

 Ukuran perusahaan

 Profitabilitas

 Opini Auditor Variabel Dependen:

Audit Report Lag

 Ukuran perusahaan yang diukur log total aset berpengaruh negatif terhadap audit report lag.

 Profitabilitas

berpengaruh negatif terhadap audit report lag.

 Opini auditor berpengaruh negatif terhadap audit report lag.

 Ukuran perusahaan, profitabilitas, dan opini auditor berpengaruh negatif secara simultan terhadap audit report lag.

3 Fajrin ABD.

Rahman Didipu (2017)

Pengaruh

Ukuran Kantor Akuntan Publik, Ukuran

Perusahaan, Dan

Kompleksitas Operasi Perusahaan Terhadap Audit Report Lag (Studi Empiris Di

Variabel Independen:

 Ukuran KAP

 Ukuran perusahaan

 Kompleksita s Operasi Perusahaan Variabel Dependen:

 Audit Report

 Ukuran kantor akuntan publik berpengaruh negatif terhadap audit report lag.

 Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit report lag.

 Kompleksitas Operasi Perusahaan

berpengaruh negative terhadap audit report lag.

 Ukuran KAP, ukuran

(35)

Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2013-2015)

Lag perusahaan, dan

kompleksitas operasi perusahaan berpengaruh positif dan simultan terhadap audit report lag.

4 Deni Syahputr a

Achri(201 4)

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran Kap Dan Jenis

Opini Audit Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Periode 2010 – 2012

Variabel Independen:

 Ukuran Perusahaan

 Ukuran KAP

 Jenis Opini Audit

Variabel Dependen:

Audit Report Lag

 Hasil pengujian dengan menggunakan uji F adalah variable Ukuran Perusahaan (X1), Ukuran KAP (X2) dan Jenis Opini Audit (X3) secara simultan berpengaruh terhadap variabel Audit Report Lag (Y).

 Variabel Ukuran Perusahaan (X1) tidak berpengaruh terhadap Audit Report Lag (Y)

 Variabel Ukuran KAP (X2) berpengaruh terrhadap Audit report lag (Y)

 Variabel Jenis Opini Audit (X3) tidak berpengaruh terhadap Audit Report Lag (Y) 5 Arifuddin,

Kartini Hanafi dan Usman (2017)

Company Size, Profitability, and Auditor Opinion Influence to Audit Report Lag on Registered Manufacturing

Variabel Independen

 Company Size

 Profitability

 Auditor

 Shows the firm’s size variables positively affect audit report lag or in other words the larger the size of the company, the higher audit report lag,

(36)

Company in Indonesia Stock Exchange

Opinion Variabel Dependen Audit Report Lag

 Profitability variables have a positive effect on audit report lag or in other words the greater the profitability, the higher audit report lag,

 Show the variable of audit opinion has a positive effect on audit report lag or in other words the company get unqualified opinion audit opinion, Audit report lag, and

 Firm size, profitability and audit opinion have positive effect on audit report lag

2.2 Kerangka Pemikiran

Perusahaan yang go public harus mampu menyajikan laporan keuangan auditan mereka sebagai bentuk pertanggungjawaban pada investor dalam waktu secepatnya. Auditor dalam melakukan proses audit pada laporan keuangan klien memperhatikan banyak hal dan melakukan banyak prosedur sehingga membutuhkan banyak waktu. Selisih waktu dari tanggal berakhirnya tahun fiskal hingga tanggal dikeluarkannya laporan auditor independen disebut audit report lag. Panjang-pendeknya audit report lag yang terjadi mempengaruhi pengambilan keputusan investor, karena dengan adanya penundaan informasi kepada investor dapat mempengaruhi kepercayaan investor di pasar modal.

Panjang pendeknya audit report lag dapat disebabkan karena banyaknya

(37)

informasi mengenai perusahaan yang harus dikumpulkan terlebih dahulu, atau juga bisa disebabkan oleh kantor akuntan publik yang dipercayakan klien untuk melakukan audit laporan keuangan.

Landasan teori di atas mengatakan bahwa audit report lag dapat dipengaruhi oleh ukuran KAP dan ukuran perusahaan. Berikut kerangka pemikirian penelitian ini.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

2.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis Penelitian berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tinjauan teoritis, dan kerangka pemikiran, maka hipotesis penelitiannya sebagai berikut.

2.4.1 Pengaruh Ukuran Perusahan Klien Terhadap Audit Report Lag

Ukuran perusahaan perbankan dapat dilihat dari modal inti yang dimiliki perusahaan perbankan. Hal yang mendasari hubungan antara ukuran perusahaan dengan audit report lag adalah perusahaan besar akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil, hal ini disebabkan manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung

Ukuran Perusahaan Klien

(X1)

Ukuran Kantor Akuntan Publik

(X2)

Audit

Report Lag

(38)

diberikan insentif untuk mengurangi audit report lag dikarenakan perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan, dan pemerintah. Pihak-pihak ini sangat berkepentingan terhadap informasi yang termuat dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan berskala besar cenderung menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan audit lebih awal. Disamping itu perusahaan besar pada umumnya memiliki sistem pengendalian internal yang lebih baik jika dibandingkan dengan perusahaan kecil sehingga memudahkan auditor menyelesaikan pekerjaannya.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Barus (2014) menyatakan bahwa ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap audit report lag. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti perusahaan yang berskala besar memiliki internal control yang baik dan manajemen cenderung diberikan insentif untuk mengurang audit report lag.

Berdasarkan berbagai penjelasan di atas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut.

H1: Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap audit report lag

2.4.2 Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap Audit Report Lag

Dalam meningkatkan mutu dan kredibilitas dari laporan keuangan, perusahaan akan menggunakan auditor yang berasal dari kantor akuntan publik yang besar serta memiliki reputasi atau nama baik. Kantor akuntan publik yang memiliki kriteria seperti ini terdiri dari KAP yang berafiliasi dengan kantor akuntan publik besar yang berlaku universal yang dikenal dengan Big Four World Wide Accounting Four. Semakin besar KAP, maka semakin profesional pula proses audit yang dilakukan.

(39)

Penelitian Hidayat (2015) menyatakan bahwa jangka waktu pelaporan yang dilakukan KAP the big four dan KAP non the big four memperlihatkan bahwa audit report lag memiliki hubungan dengan auditor yang melakukan audit.

Hal ini dikarenakan KAP yang masuk the big four dengan yang non the big four memiliki karakteristik yang berbeda. KAP yang masuk the big four akan bekerja lebih profesional.Kantor akuntan publik yang bermitra dengan The Big Four memiliki jumlah auditor dan karyawan yang banyak sehingga audit lebih cepat dan efisien serta memungkinkan untuk menyelesaikan audit laporan keuangan tepat waktu .

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut.

H2: Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) berpengaruh terhadap audit report lag

2.4.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap Audit Report Lag

Berdasarkan teori-teori yang telah disajikan di atas, maka diperoleh kesimpulan bahwa ukuran perusahaan dan ukuran KAP terhadap audit report lag.

H3: Ukuran perusahaan dan ukuran kantor akuntan publik berpengaruh secara simultan terhadap audit report lag

(40)

26 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Menurut Erlina (2011 : 73) “rancangan penelitian merupakan rencana induk yang berisi metode dan prosedur untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi yang dibutuhkan, menetapkan sumber-sumber informasi, teknik yang akan digunakan, metode sampling sampai dengan analisis data untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian”. Menurut Sugiyono (2005 : 15)

“rancangan kausal berguna untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya”. Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian kausal yang bertujuan untuk mengetahui hubungan sebab-akibat dari ukuran perusahaan klien dan ukuran KAP sebagai variabel independen (variabel yang mempengaruhi) sedangkan audit report lag sebagai variabel dependen (variabel yang dipengaruhi).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data-data laporan keuangan tahunan yang telah di audit pada Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui website www.idx.co.id. Data yang diteliti adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesi (BEI) dari tahun 2012 sampai 2016. Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih satu bulan.

3.3 Popuasi dan Sampul Penelitian 3.3.1 Populasi Penelitian

(41)

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu.

(42)

Populasi penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2016.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari populasi atau dalam istilah matematik dapat disebut sebagai himpunan bagian atau subset dari populasi. Sampel pada penelitian ini diambil menggunakan metode purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel yang tidak acak berdasarkan pertimbangan tertentu. Adapun pertimbangan kriteria yang ditetapkan antara lain.

1. Merupakan perusahaan perbankan yang sahamnya terdaftar di BEI tahun 2012-2016.

2. Telah terdaftar sebelum tahun penelitian 2012.

3. Menerbitkan Laporan Tahunan (Annual Report) selama periode penelitian 2012-2016.

4. Perusahaan perbankan yang memiliki periode laporan keuangan tahunan per 31 Desember yang diaudit serta dipublikasikan lengkap dengan laporan audit sepanjang tahun 2013-2016.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka peneliti memperoleh sampel 30 perusahaan perbankan yang menjadi sampel penelitian adalah 150 unit yaitu (30 perusahaan x 5 tahun). Alasan peneliti memilih perusahaan perbankan adalah karena perusahaan perbankan belum banyak diteliti sebelumnya.

Tabel 3.1 Daftar Sampel Perusahaan Perbankan

No. Kode Nama Tanggal

Pendaftaran 1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga

Tbk. 08-Agust-2003

2 BACA Bank Capital Indonesia Tbk. 04-Okt-2007 3 BABP PT Bank MNC International Tbk. 15-Jul-2002

4 BBCA Bank Central Asia Tbk. 31-Mei-2000

(43)

5 BBKP Bank Bukopin Tbk. 10-Jul-2006 6 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk. 25-Nop-1996 7 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk. 10-Jan-2001 8 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero)

Tbk. 10-Nop-2003

9 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero)

Tbk 17-Des-2009

10 BCIC PT Bank JTrust Indonesia Tbk. 25-Jun-1997 11 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk. 06-Des-1989 12 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk. 13-Jul-2001 13 BJBR Bank Pembangunan Jawa

Baratdan Banten Tbk. 08-Jul-2010 14 BKSW Bank QNB Indonesia Tbk. 21-Nop-2002 15 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 14-Jul-2003

16 BNBA Bank Bumi Arta Tbk. 31-Des-1999

17 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk. 29-Nop-1989

18 BNII Bank International Indonesia Tbk 21-Nop-1989

19 BNLI Bank Permata Tbk 15-Jan-1990

20 BSIM Bank Sinarmas Tbk 13-Des-2010

21 BSWD Bank of India Indonesia Tbk 01-Mei-2002

22 BTPN BANK TABUNGAN PENSIUNAN

NASIONAL V 12-Mar-2008

23 BVIC Bank Victoria International Tbk 30-Jun-1999 24 INPC Bank Artha Graha International

Tbk 29-Agust-1990

25 MAYA Bank Mayapada International Tbk 29-Agust-1997 26 MCOR Bank Windu Kentjana International

Tbk 03-Jul-2007

27 MEGA Bank Mega Tbk 17-Apr-2000

28 NISP Bank OCBC NISP Tbk 20-Okt-1994

29 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 29-Des-1982

30 SDRA PT Bank Woori Saudara Indonesia

1906 Tbk 15-Des-2006

Sumber : www.idx.co.id (Data Diolah)

(44)

3.4 Jenis dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu laporan keuangan perusahaan perbankan yang telah diaudit dan telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data serta dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Hanke & Reitsch, 1998).Sumber data dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan Tahunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada situs www.idx.co.id pada tahun 2012-2016.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari catatan-catatan atau dokumen-dokumen perusahaan sesuai dengan data yang diperlukan. Dokumen dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari laporan keuangan dan annual report perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2012 – 2016.

3.6 Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua jenis variable, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel terikat atau dependen baik secara positif maupun negatif, sedangkan variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen dan merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti ( Sekaran, 2003).

3.6.1 Variabel Independen 3.6.1.1 Ukuran Perusahaan Klien

Ukuran perusahaan dalam penelitian ini dilihat berdasarkan dari modal inti yang dimiliki oleh perusahaan perbankan yang dibagi dalam 4 kategori yaitu

(45)

BUKU 1 yaitu bank dengan modal inti kurang dari Rp1 Triliun, BUKU 2 yaitu bank dengan modal inti Rp1 Triliun sampai dengan kurang dari Rp5 Triliun, BUKU 3 yaitu bank dengan modal inti Rp5 Triliun sampai dengan kurang dari Rp30 Triliun, dan BUKU 4 yaitu bank dengan modal inti di atas Rp30 Triliun. Ukuran perusahaan perbankan diukur menggunakan variable ordinal, BUKU 1 diberi kode 1, BUKU 2 diberi kode 2, BUKU 3 diberi kode 3 dan BUKU 4 diberi kode 4.

3.6.1.2 Ukuran KAP

KAP diklasifikasikan menjadi empat yaitu Kantor Akuntan Internnational (4) Empat Besar, Kantor Nasional, Kantor Regional dan kantor lokal yang besar serta kantor lokal yang kecil. Ukuran KAP diukur menggunakan variabel ordinal, Kantor Akuntan publik Internnational (4) Empat Besar diberi kode 1, Kantor Akuntan Publik Nasional diberi kode 2 dan Kantor Akuntan Publik Regional diberi kode 3.

3.6.2 Variabel Dependen

Variabel dependen disebut juga dengan variabel terikat atau variabel tidak bebas, variabel output, kriteria atau konsekuen, dan menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan. Variabel terikat atau variabel tidak bebas merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel sebab atau variabel bebas (Erlina, 2011:36).

Variabel dependen untuk penelitian ini adalah audit report lag dan variabel dependen ini disimbolkan dengan “Y”. Dalam hal ini audit report lag dihitung dari lama waktu penyelesaian audit mulai dari tanggal penutupan tahun buku hingga laporan auditor independen atas laporan keuangan auditor.

Audit report lag = tanggal laporan audit – tanggal laporan keuangan

(46)

3.7 Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi untuk mengumpulkan data. Dokumentasi merupakan penelusuran data yang sudah di dokumentasikan oleh perusahaan baik bersifat kuantitatif ke beberapa bagian atau divisi perusahaan. Teknik pengambilan data yang terkait dengan permasalahan dalam penelitian ini dan dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Untuk mempermudah pelaksanaan perhitungan maka penelitian ini menggunakan alat bantu SPSS (Statistical Package for Social Science).

3.8 Analisis Data

3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2011). Dalam penelitian ini analisis deskriptif meliputi jumlah, sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi.

Minimum digunakan untuk mengetahui jumlah terkecil data yang bersangkutan bervariasi dari rata-rata. Maksimum digunakan untuk mengetahui jumlah terbesar data yang bersangkutan. Mean digunakan untuk mengetahui rata-rata data yang bersangkutan. Standar deviasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar data yang bersangkutan bervariasi dari rata-rata.

3.8.2 Uji Asumsi Klasik

Model penelitian sebaiknya diuji terlebih dahulu asumsi klasiknya untuk memastikan tidak adanya bias atau rancu yang dapat membuat hasil penelitian menjadi tidak akurat (Sunjoyo dkk. 2013:54). Pengujian asumsi klasik yang

(47)

digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi.

3.8.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Erlina, 2011 : 100).

Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan analisis grafik dan statistik.

1. Analisis Grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normal residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Metode lain yang dapat digunakan adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas data adalah (Ghozali, 2013).

a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal.

b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal.

2. Analisis Statistik

Untuk menentukan berdasarkan kepada Kolmogorov-Smirnov goodness of Fit Test(K-S) terhadap model yang diuji. Pedoman untuk pengambilan keputusannya didasarkan sebagaimana diungkapkan (Ghozali,2005 :114. Dalam siregar, 2010).

Ho : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal,

apabila nilai signifikan atau nilai probabilitas > 0,05, maka distribusi data normal (Ho diterima). Apabila nilai signifikan atau probabilitas < 0,05, maka distribusi

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Gel cincau rambat merupakan hidrokoloid yang berasal dari daun cincau rambat ( Cyclea barbata L. Miers) yang mempunyai daya jendal jika ditambah air dan dapat digunakan

peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya, sebagai sektor yang komplek, pariwisata juga merealisasi

Laporan penilaian terhadap suasana toko pada Toko Rumah Batik Rajiman ini memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimanakah penilaian konsumen terhadap suasana

Wood Plastic Composite memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan papan partikel yang dibuat dari bahan berselulosa, antara lain umur papan yang lebih lama

Dengan demikian total harga pokok produk yang dihitung dengan menggunakan pendekatan variabel costing terdiri dari unsur harga pokok produksi variabel (biaya bahan baku,

Berkaitan dengan persiapan mitra memulai produksi angklung yang lebih banyak selama 3 tahun kedepan dengan jumlah yanga sama5.  Menerapkan standar pengerjaan angklung yang

Berdasarkan analisis data yang telah didapat melalui teknik pengumpulan data berupa kuisioner, Pada tahap-tahap variabel CRI yaitu di tahap awareness, sebanyak

8 motivasi kerja pegawai di Sekretariat Daerah Kabupaten Halmahera Selatan umumnya berada pada kategori sedang/cukup baik sampai tinggi/baik dilihat dari indikator