• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS SISTEM PENGUPAHAN TENAGA KERJA PADA HOME INDUSTRI BATU BATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV ANALISIS SISTEM PENGUPAHAN TENAGA KERJA PADA HOME INDUSTRI BATU BATA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

68

PADA HOME INDUSTRI BATU BATA

A. Sistem Pengupahan Home Industri Batu Bata Desa Majasar

Sistem pengupahan home industri batu bata di desa majasari adalah sebagai berikut:

1. Sistem Berdasarkan Hasil Produksi

Sistem pengupahan berdasarkan jumlah produksi, yaitu besarnya gaji atau upah yang diberikan tergantung dari jumlah atau banyak produk yang dihasilkan. Pemberian gaji atau upah yang diberikan tergantung dari jumlah atau banyak produk yang dihasilkan.

Sistem ini dapat mendorong karyawan bekerja lebih giat untuk memproduksi berang atau jasa tertentu. Hal ini karena semakin banyak produk dan jasa yang dihasilkan karyawan, semakin besar gaji atau upah yang diberikan perusahaan.

Untuk upah yang diberikan adalah tergantung pada jumlah batu bata yang para pekerja hasilkan setiap bulannya, maka hasil itulah yang dibayarkan kepada mereka. Berikut rincian upah perhari, permingguan, perbulan, dengan bayaran Rp. 350 /buah batu bata.149

 Perhari para pekerja biasanya menghasilkan 142 buah bata dengan bayaran Rp. 42.600 /orang, artinya suami dan istri menghasilkan 284 buah batu bata dalam sehari dengan bayaran Rp. 85.200.

 Perminggu para pekerja biasanya menghasilkan 1.100 buah batu bata dengan dengan bayaran Rp. 330.000 /orang, artinya suami istri menghasilkan 2.125 buah batu bata dalam seminggu dengan bayaran Rp. 637.500.

 Perbulan para pekerja biasanya menghasilkan 4.250 buah batu bata dengan bayaran Rp. 1.275.000, artinya suami istri menghasilkan 8500 buah batu bata dalam seminggu dengan bayaran Rp. 2.550.000.

149 Wawancara langsung dengan Bapak Hadi pada 3/1/2018, Pukul: 12:30 WIB.

(2)

2. Sistem Berdasarkan Borongan

Sistem pengupahan ini didasarkan pada kesepakatan bersama antara pemberi dan penerima pekerjaan atas dasar suatu paket pekerjaan tertentu. Kebaikan dan kelemahan sistem upah ini sama sengan sistem upah menurut hasil. Pekerjaan bisa cepat sekali tetapi perlu pengawasan yang ketat.

Sedangkan bayaran borongan dilakukan jika pesanan sedang banyak otomatis produksi meningkat dengan bayaran pekerja Rp. 60.000 /hari. Tidak ada fasilitas tambahan yang diberikan oleh pemilik usaha selain uang berobat bila pekerjanya sedang sakit.

3. Analisis Sistem Pengupahan

a. Sistem upah menurut UU Ketenagakerjaan Pasal 1 No. 13 Tahun 2013.

Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayar menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atau suatu pekerjaan dan jasa yang telah atau akan dilakukan.150

Pasal ini sesuai dengan sistem upah yang ada pada home industry batu bata di majasari karena perjanjian kerja nya dilakukan atas kesepakatan yang punya usaha dan si pekerja.

b. Sistem upah menurut UU ketenagakerjaan Pasal 10 tahun 2003.151 Pasal ini sesuai dengan sistem upah yang ada pada home industry batu bata di Desa Majasari karena sistem pembayaran upah nya itu sesuai dengan waktu yang telah disepakati dalam perjanjian kerja.

c. Pengupahan nya adil

Upah yang diterima si pekerja itu sesuai dengan bagian nya dan mencukupi kebutuhan ekonomi sehari-harinya.

150 Editus Adisu, Hak Karyawan atas Gaji dan Pedoman Menghitungnya (Jakarta: Forum Saabat, 2008), 2.

151 Libertus jehani, Hak-hak Karyawan kontrak (Jakarta: Praninta Offset, 2008), 80.

(3)

d. Kepastian upah

Setiap pekerja akan mendapatkan upah dari apa yang telah dikerjakan dan masing-masing tidak akan dirugikan dan menjamin terhadap upah yang layak kepada setiap pekerja sesuai dengan tenaga yang dikeluarkan dalam proses produksi.

e. Upah nya sesuai dengan teori keadilan, yaitu:

 Keadilan Eksternal

Keadilan tersebut mengacu pada bagaimana rata-rata upah suatu pekerjaan dalan satu perusahaan dibandingkan dengan rata-rata upah diperusahaan lain.152

 Keadilan internal

Keadilan Internal adalah seberapa adil tingkat pembayaran upah, bila dibandingkan dengan pekerjaan lain dalam perusahaan yang sama.153

 Keadilan perorangan

Keadilan Perorangan adalah keadilan pembayaran perorangan dibandingkan dengan penghasilan rekan kerjanya dengan pekerjaan yang sama dalam perusahaan, berdasarkan kinerja perorangan.154

 Keadilan procedural

Keadilan Procedural adalah keadilan dalam proses dan prosedur yang digunakan untuk mengambil keputusan berkenaan dengan alokasi upah.155

 Adil bermakna Transparan

Artinya, sebelum pekerja dipekerjakan harus dijelaskan dulu bagaimana upah yang akan diterimanya, hal tersebut meliputi besarnya upah dan tata cara pembayarannya.

152 Paramita Rahayu, Manajemen Sumber Daya Manusia (Indonesia: PT. Indeks, 2011), 54.

153 Paramita Rahayu, Manajemen Sumber Daya Manusia , 54.

154 Paramita Rahayu, Manajemen Sumber Daya Manusia , 54.

155 Paramita Rahayu, Manajemen Sumber Daya Manusia, 54.

(4)

4. Analisis Home industri Batu Bata a. Home industri ini kecil

Home industri kecil yaitu home industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 9 orang pekerja, ciri home industri adalah memiliki modal yeng relatif kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar.

Home industri batu bata merupakan home industri yang memanfaatkan tanah sebagai bahan baku utama dalam penelitian ini yang bermaksud dengan home industri batu bata yaitu suatu proses produksi yang didalamnya terdapat perubahan bentuk dari benda yang berupa tanah liat menjadi bentuk lain (batu bata), sehingga lebih berdaya guna. Home industri batu bata sebagai industry yang mempunyai ciri-ciri yaitu:

modal kecil, usaha dimiliki pribadi, menggunakan teknologi dan peralatan yang sederhana, jumlah tenaga kerja relatif sedikit. Sedangkan sifat home industri batu bata adalah bersifat tidak berbadan hukum.

b. Orientasi bahan baku

 Home industri yang berorientasi pada bahan baku: bahan baku yang digunakan mudah rusak.

 Home industri yang berorientasi pada pasar: produk yang dihasilkan lebih berat dari bahan baku, bahan baku yang digunakan tidak mudah rusak, wilayah pasar luar, produk yang dihasilkan lebih mudah diangkut setelah pengolahan.

 Home industri berorientasi pada tenaga kerja: upah, ketersediaan dan usia produktif.

B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Upah Home Industri Batu Bata

Sebagaimana hasil temuan menunjukkan bahwa kebanyakan pengusaha batu bata tidak mengetahui secara jelas tentang perundangan- undangan tentang ketentuan upah minimum, maka tidaklah mengejutkan jika

(5)

mereka menggunakan rujukan pengupahan dari harga jual hasil produksi saat ini/buah di pasaran serta wilayah tempat penjualan.

Pekerja tidak memiliki kontrak kerja tertulis, karena rendahnya pendidikan para pekerja dan tradisi masyarakat yang masih mengenal rasa saling percaya. Deskripsi mengenai pekerjaan mereka kondisi kerja dan pengaturan lainnya, pada umumnya diberikan secara verbal. Latar belakang pendidikan rendah dan menjadi pengusaha sektor informal tampaknya menjadikan alasan bagi mereka tidak perlu membuat kontrak kerja secara tertulis bagi pekerja.

Di Desa Majasari para pekerja dibayar dengan sistem kontrak atau jumlah. Terlepas dari mekanisme pembayaran, akan tetapi skala upah bagi para pekerja di sektor informal sangat bervariasi menurut jenis pekerjaan, keterampilan dan jenis kegiatan usahanya.

Pekerja yang belum memperoleh target standar pembayaran biasanya diberikan lagi pinjaman dana oleh pemilik usaha batu bata sebagai motivasi kerja supaya mereka bekerja lebih baik dan berproduksi lebih banyak, pekerja dengan sistem kontrak bisanya memiliki jam kerja yang fleksibel sehingga tidak ada patokan kerja lembur dan sebagainya karena upah hanya ditentukan dari jumlah produksi yang dihasilkan bukan dari jam kerja perharinya. Maka para pekerja dengan sistem kontrak harus berinisiatif sendiri agar hasil yang didapatkan bisa lekas selesai sesuai dengan yang diharapkan tanpa perlu menunggu satu bulan, karena upah sudah dibayarkan diawal.

Upah minimum tingkat provinsi di Jawa Barat kususnya Majalengka adalah sebesar Rp.1.500.000,- kebanyakan usaha sektor informal menerapkan (7) hari kerja perminggu, menyebabkan tak ada hari beristirahat bagi para pekerja. Beberapa perusahaan mengharuskan tenaga kerjanya bekerja 6 hari dalam seminggu. Pemberian bantuan kesehatan tidak merupakan tanggung jawab yang resmi dari pengusaha karena bagi pengusahan Industri kecil biaya berobat akan ditanggung sepenuhnya oleh pengusaha dan kebanyakan pengusaha menyediakan dana tunjangan kesehatan jika pekerjanya jatuh sakit. Tunjangan kesehatan ini dapat beragam bentuk dan jumlahnya.

(6)

Contoh, Bapak Dudung memberikan tunjangan kesehatan bila pekerjanya mengalami sakit baik itu sakit bisa ataupun rawat inap. Beberapa pengusaha membantu pekerjanya dengan sejumlah dana untuk membayar biaya kesehatan. Melihat hal ini tampaknya bantuan kemanusiaan sebagai tunjangan kesehatan lebih didasarkan pada pertimbangan kemanusiaan.156

Bekerja disektor informal dianggap tidak memiliki jaminan kepastian kerja yang berakhir pada tak ada jaminan memperoleh penghasilan tetap. Disamping itu, pekerja disektor ekonomi informal biasanya mewakili keluarga yang tidak mampu. Dalam rangka pemberantasan kemiskinan, penyediaan bantuan kesehatan sedikitnya untuk pekerja disektor informal sangatlah penting. Kenyataan bahwa peran ekonomi disektor informal sangatlah penting untuk penciptaan lapangan kerja, maka pemerintah harus memberikan perhatian yang serius terhadap dua hal ini: perlindungan soial dan tunjangan kesehatan.

Selain dari gambaran umum yang telah dijabarkan sebelumnya, Faktor Internal dan Eksternal akan menjawab pertanyaan penelitian yang menjadi hipotesis “Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat upah yang diterima tenaga kerja di Home industri batu bata di Desa Majasari Kec.

Ligung Kab. Majalengka?”

1. Faktor Internal yaitu faktor yang mempengaruhi sistem upah dari dalam:

a. Kualitas bata yang dihasilkan akan mempengaruhi upah yang di dapatkan oleh para buruh pengolah batu bata, karena yang akan pemilik hitung adalah kualitas bata yang baik dan laku dipasaran, adapun dari batu bata yang kualitasnya kurang baik maka akan mendapatkan harga yang jauh lebih kecil dari batu bata yang baik.

b. Jumlah batu bata yang dihasilkan adalah faktor utama penetapan upah, karena semakin banyak batu bata dihasilkan semakin banyak pula upah yang dibayar kepada para buruh.

156 Wawancara dengan Bapak Dudung, Pada Tanggal 12/04/2017 Pukul: 13:30 WIB.

(7)

2. Faktor Eksternal yaitu faktor yang mempengaruhi sistem upah dari luar:

a. Di Desa Majasari khususnya di beberapa usaha pembuatan batu bata pengolahannya masih menggunakan sistem tradisional yang mengandalkan tenaga masusia, belum menggunakan tenaga mesin, hal ini bisa dilihat dari pengolahan awal hingga tahap akhir, dari pengambilan tanah di sawah hingga proses pemasakan menggunakan sekam padi (hu‟ut) masih serba tradisional. Oleh karena itu faktor penggunaan alat-alat tradisional bisa mempengaruhi upah tenaga kerja.

b. Cuaca / musim, bisanya bila musim penghujan mulai datang, maka kuantitas produksi menjadi lebih sedikit ketimbang musim kemarau karena untuk tahapan awal pembuatan memerlukan bantuan cahaya matahari untuk pengeringan dan dilanjutkan dengan pembakaran batu bata dengan sekam padi. Kualitas pun turut menjadi patokan saat musim penghujan karena batu bata yang dihasilkan akan kurang baik kualitasnya. Dan ini juga adalah sebab dari penghasilan para buruh juga ikut berkurang karena produk yang dihasilkan menjadi lebih sedikit.

c. Bahan baku yang digunakan, pada umumnya pengusaha menggunakan tanah sawah di desa sekitar untuk pembuatan batu bata, sehingga sering kali pemilik usaha kesulitan untuk mendapatkan bahan baku yang bagus karena, sangat sulit sekali beli tanah pada saat penghujan karena tanahnya masih digunakan untuk bercocok tanam. bahan baku merupakan faktor kunci dari penglahan batu bata, karena semakin sulit memperoleh bahan baku maka akan semakin sulit pula proses berjalan.

d. Untuk persaingan pasar, Usaha batu bata di Desa Majasari tidak pernah terjadi, karena sampai saat ini batu bata masih menjadi primadona di bidang usaha dan banyak peminatnya, bahkan untuk memenuhi permintaan pasar akan batu bata para pemilik usaha hampir kewalahan karena terbatasnya batu bata yang diproduksi.

(8)

C. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem Pengupahan Home Industri Batu Bata

Dalam sistem pengupahan home industry batu bata di Desa Majasari menggunakan akad borongan dimana dalam sistem pengupahan ini di dasarkan pada kesepakatan bersama antara pemberi dan penerima pekerjaan atas dasar suatu paket pekerjaan tertentu. Dalam sistem ekonomi syariah sistem borongan ini termasuk kedalam akad ujrah yang dalam pengertiannya yaitu menurut bahasa, Ujrah berasal dari kata al–ajru yang artinya adalah al- iwadh dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai ganti dan upah.157

Dalam arti luas, ujrah adalah suatu akad yang berisi penukaran manfaat sesuatu dengan jalan memberikan imbalan dalam jumlah tertentu.

Dalam Fikih Islam, ujrah yaitu memberikan sesuatu untuk disewakan.

Menurut fatwa Dewan Syari‟ah Nasional No. 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan ujrah, ujrah didefinisikan sebagai akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.

Dasar hukum ujrah yaitu tercantum dalam QS. Al-Zukhruf ayat 32 :





















































Artinya:

“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu?

Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan di dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.”158

157 https://affgani.wordpress.com/ekonomi-islam/akad-ijarah. Di Unduh pada 21/09/2018.

158 https://affgani.wordpress.com/ekonomi-islam/akad-ijarah. Di Unduh pada 21/09/2018.

(9)

Tafsir Qs. Al-Zukruf ayat 32 di dalam kitab tafsir at-tafsir al- muyassar yang di kaji ulang oleh Syekh Al-Allamah Dr. Shalih bin Muhammad Alu Asy-syekh di jelaskan bahwa Allah telah membagikan rezeki kepada hambanya dan Allah juga meninggikan sebagian derajat atas sebagian yang lainnnya sehinggga ada yang kaya da nada pula yang miskin ada yang kuat ada pula yang lemah agar sebagian melangkapi sebagian yang lain dalam kehidupan.159

Dan dalam Qs. Al-Qashash ayat 26-27 :



















































































Artinya:

“Salah seorang dari dua orang wanita itu berkata;

Ambillah ia sebagai orang yang bekerja pada kita, karena sesungguhnya orang yang paling baik kamu ambil untuk bekerja ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. Berkata ia (Nabi Syuaib); Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari dua orang anakku ini atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun, dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka hal itu adalah kebajikan darimu, dan aku tidak bermaksud memberatkan kamu, dan insya Allah kamu akan mendapatkan aku termasuk ke dalam kelompok orang-orang yang baik.”160

Tafsir Qs. Al-Qashash ayat 26-27 dalam kitab at-tafsir al-muyassar yang di kaji ulang oleh Syekh Al-Allamah Dr. Shalih bin Muhammad Alu Asy-syekh berisi tentang seruan untuk memberikan upah (sewa) kepada seorang pekerja dan carilah seorang pekerja yang baik, jujur, dan dapat

159 Dikaji ulang oleh Syekh Al-Allamah Dr. Shalih bin Muhammad Alu Asy-syekh dan di terjemahkan oleh Muhammad Ashim dan Izzudin karimi, at-tafsir al-muyassar (Madinah:

Mushafar al-Qur’an, 2016 M), 589.

160 https://affgani.wordpress.com/ekonomi-islam/akad-ijarah. Di Unduh pada 21/09/2018, Pukul: 15:30.

(10)

dipercaya karena orang yang dapat dipercaya tidak mungkin berkhianat terhadap urusan yang dipercayakan kepadanya. Dan diayat 27 di jelakan pula bahwa seorang majikan juga harus memberikan upah (imbalan) yang setimpal sesuai dengan pekerjaan yang dibebankan kepada si pekerja, dan tidak boleh ingkar janji.161

1. Rukun dan Syarat Ujrah:

a. Sighat Ujrah, yaitu ijab dan qabul berupa pernyataan dari kedua belah pihak yang berakad (berkontrak), baik secara verbal atau dalam bentuk lain.

b. Pihak-pihak yang berakad terdiri atas pemberi sewa/pemberi jasa dan penyewa/pengguna jasa.

c. Obyek akad ujrah adalah:

1) Barang yang dihasilkan 2) Upah

2. Ketentuan Obyek Ujrah:

a. Obyek ujrah adalah manfaat dari penggunaan barang dan jasa.

b. Manfaat barang atau jasa harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan dalam kontrak.

c. Manfaat barang atau jasa harus yang bersifat dibolehkan (tidak diharamkan).

d. Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai dengan syari‟ah.

e. Manfaat harus dikenal secara spesifik sedemikian rupa untuk menghilangkan jahalah (tidak tahuan) yang akan mengakibatkan sengketa.

f. Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas termasuk jangka waktunya. Bisa juga dikenali dengan spesifikasi atau identifikasi fisik.

g. Pembayaran sewa atau upah boleh berbentuk jasa (manfaat lain) dari jenis yang sama dengan obyek kontrak.

h. Ketentuan (flexibility) dalam menentukan sewa atau upah dapat diwujudkan dalam ukuran waktu, tempat dan jarak.

161 Dikaji ulang oleh Syekh Al-Allamah Dr. Shalih bin Muhammad Alu Asy-syekh dan di terjemahkan oleh Muhammad Ashim dan Izzudin karimi, at-tafsir al-muyassar (Madinah:

Mushafar al-Qur’an, 2016 M), 257.

(11)

Sistem akad ujrah pada home indusri batu bata di Desa Majasari termasuk dalam jenis akad ujrah „ala al-„a mal ujrah karena objek dari akad itu sendiri adalah jasa atau pekerjaan.

Dalam Islam sistem pengupahan disebut juga dengan Ujroh, yaitu akad dalam muamalat dengan dengan objeknya berupa sewa dalam hal ini berupa sewa tenaga dan diberikan upah sebagai balasan dari pekerjaan.

Dalam islam pengupahan haruslah memiliki sifat yang adil dalam artian upah yang diberikan harus sesuai dengan akad diawal dan tidak boleh menzalimi pekerja yang melakukan akad, Dasar Hukum Upah dalam Al-Quran dan Hadis :

....











...

Artinya:

“Jika mereka telah menyusukan anakmu, maka berilah upah mereka.” (Q.S At-Thalaq:6)162























Artinya:

“Salah seorang dari wanita itu berkata: “wahai bapaku, ambillah dia sebagai pekerja kita karena orang yang paling baik untuk dijadikan pekerja adalah orang yang kuat dan dapat dipercaya.” (Q.S Al-Qoshash:26)163

Dasar Hukum Ujrah dari Al-Hadis:

ُهُقُرُع َّفَِيَ ْنَا َلْبَ ق ُهَرْجَأ َرْ يِجَلأا اوُطْعُأ

Artinya:

“berikanlah olehmu upah orang sewaan sebelum keringatnya kering.” ( HR ibnu Majah)164

Dalam islam proses muamalat dikatakan syah apabila syarat dan rukunnya dapat terpenuhi, dalam hal ini akad nya ujrah dengan 8 tahapan

162Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah (Bandung: CV Penerbit Diponegoro), 446.

163 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah (Bandung: CV Penerbit Diponegoro), 310.

164 Fatwa Dewan Syarian Nasional No: 9/DSN-MUI/IV/2000, Tentang Pembiayaan Ijarah. 2.

(12)

yang harus di penuhi. Haruslah ada mu’jir dan musta’jir yaitu orang yang akan melaksanakan akad, shighat yaitu ucapan baik itu berupa pelafalan secara langsung ataupun melaui surat perjanjian yang ditulis dengan jelas apa jenis pekerjaannya waktu bekerja dan jumlah upah yang diberikan bila pekerjaan telah selesai dikerjakan, sebagai syarat wajib bagi kedua belah pihak yang berakad adalah haruslah kedua belah pihak berakal, sukarela serta baligh/sudah dewasa.165

Rukun yang paling utamanya adalah Ujrah atau Upah yang wajib diberikan kepada pekerja atau musta’jir tanpa adanya kezaliman dalam pemberiannya, dalam artian upah yang diterima adalah sesuai dengan apa yang telah dikerjakan dan sesuai pula dengan akad diawal.166

Islam adalah agama yang sangat memperhatikan pekerjanya selain dari kewajiban tentu hak menjadi yang paling utama didapatkan karena dalam islam segala sesuatunya haruslah seimbang, dalam beberapa literasi didapatkan kesimpulam bahwa ada dua hak yang harus dipenuhi ketika kita mengadakan akad atau perjanjian khususnya dalam pengupahan yaitu : 1. Kemerdekaan manusia.

Ajaran Islam yang direpresentasikan dengan aktivitas kesalehan sosial Rasulullah SAW yang dengan tegas mendeklarasikan sikap antiperbudakan untuk membangun tata kehidupan masyarakat yang toleran dan berkeadilan. Islam tidak mentolerir sistem perbudakan dengan alasan apa pun. Terlebih lagi adanya praktik jual-beli pekerja dan pengabaian hak-haknya yang sangat tidak menghargai nilai kemanusiaan.167

2. Prinsip kemuliaan derajat manusia.

Islam menjadikan seluruh manusia dalam posisi yang sangat terhormat dan sangat utama apapun jenis pekerjaannya. Karena Islam sangat mencintai pemeluknya yang gigih bekerja untuk kehidupannya.

165 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 117-118.

166 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, 117-118.

167Idwal, Dosen Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, IAIN Bengkulu.

ejournal.iainbengkulu.ac.id /index.php/mizani/article/download/51/51.di Unduh pada 12/12/2017, 4.

(13)

Allah menegaskan dalam QS. Al-Jumu‟ah: 10, yang artinya, “Apabila telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah kalian di muka bumi, dan carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kalian beruntung.”168

Ayat ini diperkuat hadis yang diriwayatkan Imam Al-Baihaqi: “Tidaklah seorang di antara kamu makan suatu makanan lebih baik daripada memakan dari hasil keringatnya sendiri.”169

Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti memiliki pandangan yang sangat kuat mengenai sistem upah yang dijalankan dalam usaha produksi batu bata di desa Majasari.

Pertama, Pengupahan yang dilakukan secara garis besar sudah memenuhi syarat dan rukun pengupahan dalam Islam sudah adanya pekerja dan yang memberi upah, adanya Sighat atau perjanjian kerja, dan adanya upah bilamana pekerjaan telah selesai dikerjakan. karena upah diberikan sebelum pekerjaan dilaksanakan.

Kedua, Sistem upah yang diterapkan oleh pengusaha adalah sistem borongan atau mereka sebut sistem Jodo karena memang yang melaksanakan pekerjaan tersebut adalah per 2 orang biasanya suami istri, dengan pembayaran upah diawal perjanjian. Konsep tersebut tentulah tidak bertentangan dengan konsep upah dalam Islam dimana upah dibayarkan sebelum keringatnya kering.

Ketiga, usaha yang dilakukan telah memiliki izin dari pemerintah desa setempat sehingga secara legalitas tidak melanggar undang-undang yang berlaku mengenai eksploitasi tanah, karena tanah adalah bahan baku pokok dalam produksi bata, para pengusaha sepakat secara tidak tertulis untuk tetap menjaga efisiensi tanah yang digunakan degan tidak menambangnya lebih dari kedalaman 1,5 meter, sehingga masih bisa

168Entang Suherman .Pendidikan Agama Islam SMK XII (Bandung: Grafindo Media Pratama,2006), 16.

169 Muhammad Ismail Yusanto. Menggagas Bisnis Islam (Jakarta: Gema Insani Pers, 2008), 9.

(14)

dikelola di kemudian hari untuk bercocok tanam saat musim penghujan tiba.

Untuk kelemahan dari sistem pengupahan yang dilakukan adalah masih belum bisa menyejahterakan buruh, karena pekerja hanya digaji sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan semisal hanya mengerjakan 3000 bata maka upah yang didapatkan adalah dari 3000 x 300 = Rp.

900.000,- . secara logika memang sangatlah tidak sebanding jumlah yang begitu besar 3000 buah bata hanya dibayarkan dengan uang sejumlah satu juta lima puluh ribu rupiah.

Untuk biaya operasional dalam produksi hanya di sediakan modal pokoknya saja sehingga dalam menjalankan pekerjaan para pekerja hanaya memanfaatkan uang pokok yang telah mereka peroleh sebelum pekerjaan dimulai dalam melaksanakan pekerjaannya. Untuk risiko kecelakaan kerja biasanya pemilik usaha telah menyiapkan biaya supaya produktifitas dalam pembuatan batu bata bisa berjalan lancar.

Secara garis besar sistem pengupahan seperti ini disebut dengan sistem borongan dan menurut peneliti masih dalam bentuk wajar dan diperbolehkan dalam islam.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Assisted Individualuization (TAI) dapat meningkatkan hasil

GLJXQDNDQ XQWXN PHPYDOLGDVL KDVLO WHUVHEXW +DVLO SHQHOLWLDQ PHQXQMXNNDQ EDKZD VHODPD SHQ\LPSDQDQ GLQJLQ VSHNWUD UHÀHNWDQ PDQJJD PHQJDODPL SHQXUXQDQ PHQJLQGLNDVLNDQ DGDQ\D

Data yang digunakan adalah data skunder berbentuk data panel, yang diperoleh dari laporan keuangan yang diterbitkan masing-masing Bank Umum Syariah.. Berdasarkan

Simpulan yang dapat diambil adalah penggunaan tepung buah jambu biji merah dalam ransum dengan level 250 ppm mampu meningkatkan pertumbuhan lingkar tulang tibia

Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja manajerial seperti partisipasi anggaran, komitmen organisasi, dan job relevant information telah dilakukan

reduksi data, sajian data, dan kesimpulan. Hasil penelitian : 1) Kompetensi kepribadian guru di sekolah ini guru-guru memberikan contoh keteladanan yang baik

Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan prinsip- prinsip penggunaan agen antibakteri dapat menyebabkan peningkatan resistensi yang menyebabkan munculnya bakteri-bakteri

Misalnya sebuah lembaga dakwah menawarkan layanan pendidikan yang menggunakan berbagai sarana canggih, dengan mubaligh dan mubalighah yang memiliki komptensi yang tinggi,