• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM RANGKA MENINGKATKAN PRESTASI SISWA UNTUK MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL EKONOMI KELA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM RANGKA MENINGKATKAN PRESTASI SISWA UNTUK MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL EKONOMI KELA"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM RANGKA

MENINGKATKAN PRESTASI SISWA UNTUK MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL EKONOMI KELAS VIII

SEMESTER I SMP NEGERI 4 PURWODADI KABUPATEN GROBOGAN

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh :

TRI INDAH WIDYASTUTI S990809009

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

ii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM RANGKA

MENINGKATKAN PRESTASI SISWA UNTUK MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL EKONOMI KELAS VIII

SEMESTER I SMP NEGERI 4 PURWODADI KABUPATEN GROBOGAN

Disusun oleh:

TRI INDAH WIDYASTUTI S990809009

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Prof. Dr. Siswandari, M. Stats NIP. 19590201 198503 2 002

Pembimbing II Dr. Djoko Santosa TH, M.Pd NIP. 19540203 198103 1 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi

Program Pascasarjana

(3)

commit to user

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBASIS

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM RANGKA

MENINGKATKAN PRESTASI SISWA UNTUK MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL EKONOMI KELAS VIII

SEMESTER I SMP NEGERI 4 PURWODADI KABUPATEN GROBOGAN

Disusun oleh:

TRI INDAH WIDYASTUTI S990809009

Telah disetujui oleh Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda tangan Tanggal

Ketua Prof. Dr. Trisno Martono NIP. 10510331 197603 1 003

__________ __________

Sekretaris Prof. Dr. H. Sigit Santoso, M. Pd. NIP. 19500930 197603 1 004

__________ __________

Anggota Penguji Prof. Dr. Siswandari, M. Stats NIP. 19590201 198503 2 002

Dr. Djoko Santosa TH, M.Pd NIP. 19540203 198103 1 002

__________ NIP. 10510331 197603 1 003

__________ __________

Direktur Program Pascasarjana

Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D. NIP. 19570802 198503 1 004

(4)

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : Tri Indah Widyastuti NIM : S990809009

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis berjudul : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbasis Contextual Teaching And Learning (CTL) Dalam Rangka Meningkatkan Prestasi Siswa Untuk Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi Kelas VIII Semester I SMP Negeri 4 Purwodadi

Kabupaten Grobogan adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan

karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, 17 Januari 2011

Yang membuat pernyataan

(5)

commit to user

v MOTTO

v “ Tiada suatu bencana yang menimpa di bumi dan (tidak pula ) pada dirimu

sendiri, melainkan dia telah tertulis dalam kitab ( Lauh Mahfuzh) sebelum

kami menciptakannya. ”

( QS.Al – Hadid ayat22 )

v “Dan, barangsiapa bertakwa kepada Alloh, niscaya Dia akan mengadakan

baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada

disangka-sangka. Dan barangsiapa bertawakal kepada Alloh, niscaya Alloh akan

mencukupkan (keperluan) Nya.”

(6)

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Tesis ini kupersembahkan kepada :

1. Ayahanda (H. Rusdan Abdul

Ghofur) dan Ibunda (Hj. Musyarofah

Almarhumah) Tercinta

2. Suami Tercinta (Hairur Rofik, SE,

S.PdI)

3. Anak – anakku Tersayang (Zainal

Arifin, Mochammad Aziz Ghoffar,

Shafira Ni’matus Sholihah, Hikmatul

Malikah, Moch Refi Nurzuama)

4. Kakakku (M Nur Aziza Basori) dan

Adikku (Rofiq Fahrurrozi, Ratna

Rahmawati) Tersayang

5. Sahabatku (Ahmad, Agus, Wiyono,

Ukik, Cahya, Muhsidi, Wina, Dini,

Endang, Ifa, Efi, Muklis, Dewi) yang

selalu tulus ikhlas memotivasi dan

mengabdi kepada bangsa dan negara

dan agama

(7)

commit to user

vii ABSTRAK

Tri Indah Widyastuti. S990809009. Penerapan Model pembelajaran Kooperatif tipe STAD berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) Dalam Rangka Meningkatkan Prestasi Siswa Untuk Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi Kelas VIII Semester I SMP Negeri 4 Purwodadi Kabupaten Grobogan, Januari 2011, Komisi Pembimbing I: Prof. Dr. Siswandari, M Stats, Pembimbing II : Dr. Djoko Santosa TH, M.Pd. Tesis : Program Studi Pendidikan Ekonomi Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) situasi pembelajaran yang interaktif khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi, (2) pemahaman siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi dan (3) peningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Dilaksanakan dengan 3 siklus di SMP Negeri 4 Purwodadi Kabupaten Grobogan, dengan subyek penelitian siswa kelas VIII E Tahun Pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 43 siswa dalam satu kelas yang terdiri dari 25 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.

Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis CTL terbukti signifikan 93,02%, (1) meningkatkan prestasi belajar siswa dari skor 60% (siklus I) meningkat menjadi 86,05% (siklus II) serta meningkat lagi menjadi 93,02% (siklus III) dari jumlah 43 siswa (2) peningkatan aktifitas siswa serta (3) pemunculan ketrampilan kooperatif siswa dalam pembelajaran.

(8)

commit to user

viii

ABSTRACT

Tri Indah Widyastuti. S990809009. Application of Cooperative Education Model type STAD based on Contextual Teaching and Learning to Enhance Students’ Skill for Social-Economy Subject in Semester I 8th Grade State Junior School 4 Purwodadi Grobogan, January 2011, Supervisor I: Prof. Dr. Siswandari, M Stats, Supervisor II: Dr. Djoko Santosa TH, M.Pd. Thesis: Economy Magister Education Department Sebelas Maret University of Surakarta.

The objectives of this research to know: (1) The interactive educational situation especially for Social-Economy subject, (2) Students’ understanding in Social-Economy subject and (3) Students’ achievement in Social-Economy subject.

This research used classical action research method. It’s done by three cycles in State Junior School 4 Purwodadi Grobogan with 43 students of VIII E class in Academic Year 2010/2011 divided into 25 male students and 18 female students.

The research’s conclusion was that the application of cooperative Education Model type STAD Based on CTL was significantly proved as to 93,02 % (1) enhance students’ achievement from 60% (cycle 1) to 86,05% (cycle II) then upgraded to 93,02% (cycle III) from 43 students (2) improve students activity and (3) emerge of students’ cooperative skills in subject learning.

(9)

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah puji syukur kupanjatkan kehadirat-Mu ya Allah atas rahmat,

nikmat dan ridho-Mu, tesis ini dapat terselesaikan Tesis ini disusun sebagai salah

satu persyaratan dalam mencapai derajat Magister Program Studi Pendidikan

Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penulisan tesis ini, penulis banyak mendapatkan dorongan,

bimbingan, bantuan, dan saran dari berbagai pihak sehingga tesis ini dapat selesai.

Perkenankanlah pada kesempatan ini penulis mengucapkan ucapan terima kasih

kepada:

1. Prof. Dr.Trisno Martono, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi

pada Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberi kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi.

2. Prof.Dr.Siswandari, M. Stats, selaku pembimbing I yang telah bersedia

meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan,

petunjuk serta arahan yang sangat berharga sehingga tesis ini dapat

terselesaikan.

3. Dr. Djoko Santosa TH, M. Pd, selaku pembimbing II yang telah bersedia

meluangkan waktu serta dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan,

petunjuk dan arahan yang sangat berharga sehingga tesis ini dapat

terselesaikan.

4. Dosen penguji yang dengan tulus memberikan saran dan perbaikan demi

(10)

commit to user

x

5. Para Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi pada Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu

pengetahuan kepada penulis.

6. Karyawan Kantor Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah melayani administrasi dengan baik untuk keperluan penyusunan

tesis.

7. Kepala SMP Negeri 4 Purwodadi beserta Stafnya yang telah berkenan

memberi ijin untuk mengadakan penelitian .

8. Rekan-rekan Program Studi Pendidikan Ekonomi dan segenap pihak yang

telah memberikan bantuan dan perhatian sehingga terselesainya tesis ini.

Semoga segala kebaikan dan ketulusan yang diberikan mendapatkan limpahan

rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari penyusunan tesis ini masih

ada kekurangan, namun besar harapan penulis tegur sapa dan saran sangat penulis

harapkan, sehingga tesis ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya. Amin.

Surakarta, 2011

(11)

commit to user

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN TESIS ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

HALAMAN ABSTRAK... vii

HALAMAN ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

(12)

commit to user

xii

1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 8

2. Student Teams Achievement Division (STAD) ... 8

3. Keunggulan Model Pembelajaran Tipe STAD ... 11

4. Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) ... 12

5. Contextual Teaching and Learning (CTL) ... 17

6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD berbasis CTL ... 17

7. Prestasi Belajar ... 19

8. Motivasi Belajar ... 30

9. Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi ... 33

B. Penelitian Yang Relevan ... 34

C. Kerangka Berpikir………. 34

D. Hipotesis Penelitian ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 37

1. Tempat Penelitian ... 37

2. Waktu Penelitian ... 37

B. Subyek Penelitian ... 38

C. Sumber Data ... 38

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 38

E. Analisis Data ... 40

(13)

commit to user

xiii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Kondisi SMP Negeri 4 Purwodadi ... 50

B. Pelaksanaan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi di SMP Negeri 4 Purwodadi ... 51

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 60

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 86

A. Kesimpulan ... 86

B. Implikasi ... 86

C. Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 89

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Waktu Penelitian ... 37

Tabel 2. Kriteria motivasi ... 41

Tabel 3. Kriteria hasil belajar ... 42

Tabel 4. Siklus Pembelajaran ... 44

Tabel 5. Rencana Pembelajaran 1 ... 52

Tabel 6. Rencana Pembelajaran 2 ... 56

Tabel 7. Hasil angket pre test motivasi belajar siswa ... 109

Tabel 8. Hasil belajar pra tindakan pre test ... 110

Tabel 9. Prosentase hasil belajar pra tindakan pre test ... 111

Tabel 10. Hasil perbandingan pre test dan post test tindakan 1 (Siklus I) ... 112

Tabel 11. Hasil prosentase perbandingan pre test dan pos test tindakan 1 (Siklus I) ... 113

Tabel 12. Hasil penilaian tindakan II (Siklus II) ... 114

Tabel 13. Prosentase keberhasilan siswa tindakan II (Siklus II) ... 115

Tabel 14. Hasil pelaksanaan tindakan III (Siklus III) ... 116

Tabel 15. Hasil angket post test motivasi belajar siswa ... 117

(15)

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka Berfikir ... 36

Gambar 2. Tampak depan samping kiri SMP Negeri 4 Purwodadi ... 101

Gambar 3. Tampak depan samping kanan SMP Negeri 4 Purwodadi ... 101

Gambar 4. Ruang kelas SMP Negeri 4 Purwodadi ... 102

Gambar 5. Mushola SMP Negeri 4 Purwodadi ... 102

Gambar 6. Guru dan anak – anak sedang diskusi kelompok ... 103

Gambar 7. Anak-anak sedang mengerjakan tugas kelompok ... 103

Gambar 8. Anak-anak sedang mengerjakan tugas kelompok ... 104

Gambar 9. Anak-anak sedang mengerjakan tugas kelompok ... 104

Gambar 10. Pasar ... 105

Gambar 11. Transaksi jual beli (pasar) ... 105

Gambar 12. Memesan barang (kaos) di toko (boutique) lewat internet ... 106

Gambar 13. Swalayan ... 106

Gambar 14. Kegiatan di kantin sekolah ... 107

Gambar 15. Kegiatan di Kantin sekolah ... 107

Gambar 16. Kegiatan di koperasi sekolah ... 108

(16)

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Rencana dan prosedur Penelitian ... 92

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 98

3. Daftar Gambar ... 101

4. Daftar Tabel ... 109

5. Instrumen Untuk Mengukur Motivasi Belajar Siswa ... 120

6. Hasil Wawancara ... 124

7. Soal Pre test ... 126

8. Soal Post test ... 133

9. Guide Interview... 140

10. Kartu Konsultasi Tesis ... 141

11. Permohonan Ijin Penelitian ... 146

(17)

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua

pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat dan mudah dari

berbagai sumber dan tempat di dunia. Dengan demikian siswa perlu memiliki

kemampuan memperoleh, memilih dan mengelola informasi untuk bertahan pada

keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Oleh sebab itu,

pendidikan harus dapat mengembangkan potensi dasar siswa agar berani

menghadapi berbagai problema tanpa rasa tertekan, mau, mampu dan senang

meningkatkan fitrahnya sebagai khalifah di muka bumi.

Sejalan dengan uraian di atas, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional

yaitu untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yakni manusia yang

bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian,

mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, disiplin, beretos kerja,

profesional, bertanggung jawab, produktif, serta sehat jasmani dan rohani. Iklim

belajar mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan budaya belajar

di kalangan masyarakat, terus dikembangkan agar tumbuh sikap dan perilaku yang

kreatif, inovatif dan keinginan untuk maju.

Guru mempunyai peranan yang penting dalam mewujudkan tercapainya

tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Seorang guru bukan hanya

memberikan pengetahuan kepada siswa, namun guru harus mampu menciptakan

(18)

commit to user

Salah satunya dengan memperhatikan model pembelajaran yang digunakan.

Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat dapat menimbulkan

kebosanan, kurang dipahami, dan monoton sehingga siswa kurang termotivasi

untuk belajar. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang biasanya

menggunakan metode ekspositori memang sudah membuat siswa aktif, namun

kurang dapat mengembangkan keterampilan sosial siswa yang kelak dapat

berguna dalam kehidupan bermasyarakat.

Salah satu model pembelajaran yang menuntut keaktifan seluruh siswa

adalah model pembelajaran kooperatif yaitu pambelajaran yang secara sengaja

didesain untuk melatih siswa mendengarkan pendapat-pendapat orang lain dan

merangkum pendapat tersebut dalam bentuk tulisan (Erman Suherman, 2003:259).

Bahkan Muslimin Ibrahim dkk (2000:12) mengatakan bahwa “model

pembelajaran kooperatif selain membantu siswa memahami konsep-konsep yang

sulit, juga berguna untuk membantu siswa menumbuhkan keterampilan kerja

sama, berfikir kritis, dan kemampuan membantu teman”.

Diskusi yang terjadi dalam pembelajaran kooperatif dapat digunakan untuk

memperkenalkan keterkaitan antara ide-ide yang dimiliki siswa dan

mengorganisasikan pengetahuannya kembali. Melalui diskusi, keterkaitan skema

siswa akan menjadi lebih kuat sehingga pengertian siswa tentang konsep yang

mereka konstruksi sendiri menjadi kuat. Dalam pembelajaran kooperatif terjadi

interaksi antar siswa, dari sini siswa yang lemah atau kurang pandai akan dibantu

siswa yang lebih pandai, sehingga akan memperkaya pengetahuan siswa yang

(19)

commit to user

Pembelajaran kooperatif juga memberi kesempatan pada siswa dengan

kondisi latar belakang yang berbeda untuk bekerja saling bergantung satu sama

lain atas tugas-tugas bersama dan belajar untuk menghargai satu sama lain.

Hal-hal tersebut diperlukan siswa ketika siswa berada dalam masyarakat, dimana

terdapat banyak perbedaan tetapi berusaha untuk hidup bersosialisasi dalam suatu

lingkungan. Pembelajaran kooperatif juga mengajarkan kepada siswa

keterampilan kerja sama dan kolaborasi untuk meningkatkan keterampilan sosial

siswa (Muslimin Ibrahim dkk, 2000:9).

Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif adalah STAD (Student

Teams Achievement Division) yang merupakan sebuah pendekatan yang baik bagi

guru baru untuk memulai menerapkan model pembelajaran kooperatif dalam kelas

(Pradyo Wijayanti, 2002:2). Pada pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa

dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, dimana masing-masing

kelompok beranggotakan 4-5 siswa untuk bekerjasama dalam menyelesaikan

tugas.

Hal lain yang juga menjadi pertimbangan utama dalam pembelajaran adalah

kurikulum pendidikan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu

pendidikan di Indonesia. Pergantian kurikulumpun telah dilakukan berulangkali.

Kurikulum yang sekarang diterapkan adalah Kurikulum Standar Isi atau dikenal

dengan kurikulum 2006.

Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2006 adalah

pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL). Model

(20)

commit to user

diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa untuk

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat (Agus

Suprijono, 2010:79).

Pembelajaran kontekstual merupakan prosedur pendidikan yang bertujuan

membantu siswa memahami makna bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan

cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sendiri dalam

lingkungan sosial dan budaya masyarakat. Pembelajaran kontekstual dapat

dikatakan sebagai sebuah pendekatan pembelajaran yang mengakui bahwa belajar

hanya terjadi jika siswa memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian

rupa sehingga dirasakan masuk akal sesuai dengan kerangka berfikir yang

dimilikinya (Agus Suprijono, 2010:80).

Dilihat dari komponen-komponen dalam CTL, tahap-tahap dalam model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat mengarah dan mendukung

terlaksananya ketujuh komponen CTL tersebut. STAD mengarahkan siswa belajar

dengan cara mengkonstruksi berbagai pengetahuan yang diperoleh dari belajar

sendiri dan sharing dengan teman sekelompoknya. Siswa dapat memperoleh

pengetahuan dari bertanya, pemodelan dan berbagai sumber informasi yang lain.

STAD ini juga sebagai salah satu cara membentuk masyarakat belajar.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti mengidentifikasi

masalah-masalah yang timbul sebagai berikut:

(21)

commit to user

2. Adanya kesulitan siswa dalam memahami, menganalisis dan mempraktekan

Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi.

3. Masih rendahnya prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial Ekonomi baru mencapai 50 % dari seluruh siswa yang

mencapai batas tuntas minimal (KKM).

Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi dipilih, karena dalam kehidupan siswa

sehari-hari sering dijumpai kejadian yang berhubungan dengan mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi, misalnya transaksi penjualan, syarat terjadinya

pasar, macam-macam pasar dan peranan pasar sehingga siswa dapat dengan

mudah menemukan hal-hal yang terkait dengan pasar untuk mencari penyelesaian

dari masalah-masalah tersebut, selain itu dikarenakan prestasi siswa untuk mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi lebih rendah yaitu nilai terendah 45

sedangkan nilai tertinggi 87 dibandingkan dengan prestasi siswa untuk mata

pelajaran yang lain seperti mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam nilai terendah

50 dan nilai tertinggi 90. Pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Ekonomi di SMP N 4 Purwodadi selama ini kurang memunculkan masalah

kontekstual yang berkaitan dengan kehidupan siswa sehari-hari, oleh sebab itu

peneliti memandang perlu melakukan penelitian tentang penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis contextual teaching and learning

(CTL) dalam rangka meningkatkan prestasi siswa untuk mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial pelajaran ekonomi kelas VII semester I SMP Negeri 4

(22)

commit to user B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti dapat merumuskan

masalah sebagai berikut :

Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis CTL

dapat meningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial Ekonomi Kelas VIII Semester I SMP N 4 Purwodadi ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: peningkatan prestasi belajar

siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi.

D.Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan diperoleh manfaat antara lain : 1. Manfaat Teoretis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah dan

mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai model pembelajaran

kooperatif tipe STAD berbasis CTL.

b. Dapat dijadikan bahan penelitian dan kajian lebih lanjut tentang efektifitas

model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis CTL.

2. Secara Praktis a. Bagi Guru

Untuk mengetahui model pembelajaran yang bervariasi khususnya model

kooperatif tipe STAD berbasis CTL untuk memperbaiki dan meningkatkan

(23)

commit to user b. Bagi Siswa

Bermanfaat bagi siswa karena terjadi interaksi antar siswa serta dapat

membangun kerja sama siswa dalam pembelajaran.

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk memperbaiki proses

pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi di sekolah

(24)

commit to user BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka

1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Pembelajaran kooperatif dalam suatu kelompok kecil siswa yang bekerja

sebagai sentral tim untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan suatu tugas

atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya (Erman

Suherman, 2003:260).

STAD (Student Teams Achievement Division) adalah salah satu tipe model

pembelajaran kooperatif yang terdiri dari kelompok belajar heterogen

beranggotakan 4-5 orang siswa dan setiap siswa saling bekerja sama,

berdiskusi dalam menyelesaikan tugas dan memahami bahan pelajaran yang

diberikan.

2. Student Teams Achievement Division (STAD)

Ada beberapa tipe model pembelajaran kooperatif, salah satunya adalah

STAD. STAD merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang

paling sederhana, dan merupakan pendekatan yang baik untuk guru yang baru

memulai menerapkan model pembelajaran kooperatif dalam kelas (Pradyo

Wijayanti, 2002:2).

Pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dalam suatu

kelas dibagi menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing

beranggotakan 4-5 siswa, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri dari

laki-laki dan perempuan, memiliki kemampuan yang beragam, kalau

(25)

commit to user

dimungkinkan berasal dari berbagai suku. Anggota tim menggunakan lembar

kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi

pelajarannya dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami

bahan pelajaran atau melakukan diskusi.

Menurut Slavin (2005:143): “STAD terdiri dari lima komponen utama,

yaitu presentasi kelas, tim/kelompok, kuis, skor perkembangan individu, dan

rekognisi tim”. Selanjutnya Slavin (2005:143) menjelaskan bahwa STAD

dibagi menjadi beberapa kegiatan pengajaran, yaitu sebagai berikut :

a. Presentasi kelas

Tujuan pengajaran ini adalah guru menyajikan materi pelajaran sesuai

dengan yang direncanakan. Setiap awal dalam model pembelajaran

kooperatif tipe STAD selalu dimulai dengan penyajian kelas. Penyajian ini

mencakup pembukaan, pengembangan, dan latihan terbimbing dari

keseluruhan pelajaran.

b. Tim

Tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang diberikan guru

dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut.

Siswa diberi lembar kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih

keterampilan yang sedang diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan

teman satu kelompok. Guru mengamati kegiatan pembelajaran secara

seksama, memperjelas perintah, mereview konsep, atau menjawab

(26)

commit to user c. Kuis

Kuis dikerjakan siswa secara mandiri. Tujuannya untuk menunjukkan apa

saja yang telah diperoleh siswa selama belajar dalam kelompok. Hasil kuis

digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan dalam

nilai kelompok.

d. Skor Kemajuan Individu

Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan

kepada tiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka

bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yanbg lebih baik dari pada

sebelumnya. Tiap siswa dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal

kepada timnya dalam sistem skor ini, tetapi tak ada siswa yang dapat

melakukannya tanpa memberikan usaha mereka yang terbaik. Tiap siswa

diberikan skor “awal”, yang diperoleh dari rata-rata kinerja siswa

selanjutnya akan mengumpulan poin untuk tim mereka berdasrakan

tingkat kenaikan skor kuis mereka dibandingkan dengan skor awal

mereka.

e. Rekognisi tim

Langkah awal adalah menghitung nilai kelompok dan nilai perkembangan

individu. Pemberian penghargaan kelompok berdasarkan pada rata-rata

nilai perkembangan individu.

Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai

berikut:

(27)

commit to user

b. Memberikan informasi/menyajikan materi yang akan diberikan

c. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok beranggotakan

4-5 siswa.

d. Memberikan nama kelompok untuk masing-masing kelompok.

e. Menyajikan kartu soal dan memberikan lembar kerja siswa yang

dikerjakan dengan berdiskusi dalam kelompok masing-masing.

f. Mengingatkan siswa tetap bersama kelompoknya masing-masing sampai

selesai tugasnya dan bekerja dengan menggunakan

keterampilan-keterampilan kooperatif yang dikembangkan

g. Memberikan bimbingan pada kelompok.

h. Pemberian kuis yang dikerjakan secara individu.

i. Jawaban dari kuis dikoreksi secara bersama-sama.

j. Pemberian tugas kelompok.

3. Keunggulan Model Pembelajaran Tipe STAD.

Keunggulan dari metode pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah adanya

kerja sama dalam kelompok dan dalam menentukan keberhasilan kelompok

tergantung keberhasilan individu, sehingga setiap anggota kelompok tidak

bisa menggantungkan pada anggota yang lain dengan menggunakan kuis-kuis

individual pada tiap akhir pelajaran. Pembelajaran kooperatif tipe STAD

menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling

memotivasi saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna

(28)

commit to user

4. Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL)

Model pembelajaran kontekstual bertujuan membekali siswa dengan

pengetahuan yang fleksibel, yang dapat diterapkan dari suatu permasalahan ke

permasalahan lain, dari satu konteks ke konteks lainnya.

Model pembelajaran kontekstual dapat dikatakan sebagai sebuah

pendekatan pembelajaran yang mengakui bahwa belajar hanya terjadi jika

siswa memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian rupa sehingga

dirasakan masuk akal sesuai dengan kerangka berpikir yang dimilikinya.

Perpaduan materi pelajaran dengan konteks keseharian siswa di dalam model

pembelajaran kontekstual akan menghasilkan dasar-dasar pengetahuan yang

kuat dan mendalam sehingga siswa kaya akan pemahaman masalah dan cara

untuk menyelesaikannya.

a. Kunci Dasar Model Pembelajaran Kontekstual

The Nortwest regional Education Laboratory USA mengidentifikasi

adanya enam kunci dasar dari model pembelajaran kontekstual, yaitu.

1) Pembelajaran Bermakna

Dalam pembelajaran bermakna, pemahaman, relevansi, dan penilaian

pribadi sangat terkait dengan kepentingan siswa dalam mempelajari isi

materi pelajaran. Pembelajaran dirasakan sangat terkait dengan

kehidupan nyata atau siswa mengerti manfaat isi pembelajaran, jika

mereka merasakan berkepentingan untuk belajar demi kehidupan di

(29)

commit to user 2) Penerapan Pengetahuan

Jika siswa telah memahami apa yang dipelajari, maka siswa dapat

menerapkannya dalam tatanan kehidupan.

3) Berpikir Tingkat Tinggi

Siswa diminta untuk berpikir kritis dalam pengumpulan data,

pemahaman suatu isi dan pemecahan suatu masalah.

4) Kurikulum yang Dikembangkan Berdasarkan kepada Standar Isi

pembelajaran harus dikaitkan dengan standar lokal, nasional, dan

perkembangan IPTEK dan dunia kerja.

5) Responsif terhadap Budaya

Guru harus memahami dan menghormati nilai, kepercayaan, dan

kebiasaan siswa, sesama rekan guru dan masyarakat tempat ia

mendidik. Setidaknya ada empat perspektif yang harus diperhatikan:

individu siswa, kelompok siswa, tatanan sekolah, dan tatanan

masyarakat.

6) Penilaian Autentik

Beberapa strategi penilaian untuk mengetahui hasil belajar siswa

diantaranya: penilaian atas proyek dan kegiatan siswa, pengetahuan

portofolio, rubrik, cek lis, dan panduan pengamatan disamping

memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut aktif berperan serta

dalam menilai pembelajaran mereka sendiri. (M. Asikin, 2002:16)

b. Strategi Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Center for

(30)

commit to user

terdapat 5 strategi bagi guru dalam rangka penerapan model pembelajaran

kontekstual, yang disingkat REACT, yaitu sebagai berikut.

1) Relating, belajar dikaitkan dengan konteks pengalaman kehidupan

nyata.

2) Experiencing, belajar ditekankan kepada penggalian (eksplorasi),

penemuan (discovery), dan penciptaan (invention).

3) Applying, belajar bilamana pengetahuan dipresentasikan didalam

konteks pemanfaatannya.

4) Cooperating, belajar melalui konteks komunikasi interpersonal,

pemakaian bersama, dan sebagainya.

5) Transfering, belajar melalui pemanfaatan pengetahuan didalam situasi

atau konteks baru. (M. Asikin, 2002:19)

c. Komponen CTL

Tujuh komponen pelaksanaan model pembelajaran CTL adalah sebagai

berikut.

1) Konstruktivisme (constructivism)

Konstruktivisme (constructivism) merupakan landasan berpikir

(filosofi) pendekatan CTL, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh

manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks

yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong. Manusia harus

mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui

(31)

commit to user 2) Menemukan (Inquiry)

Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan

dari hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari

menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang

merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya.

3) Bertanya (Questioning)

Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu bermula dari ‘bertanya’.

Questioning (bertanya) merupakan strategi utama pembelajaran yang

berbasis CTL. Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai

kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai

kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa, kegiatan bertanya merupakan

bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran inquiri, yaitu

menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui,

dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya.

4) Masyarakat Belajar (Learning Community)

Konsep ini menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari

kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing

antara teman, antar kelompok, dan antara yang tahu ke yang belum

tahu.

5) Pemodelan (Modelling)

Dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu,

ada model yang bisa ditiru. Dalam pendekatan CTL guru bukan

(32)

commit to user 6) Refleksi (Reflection)

Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau

berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah di lakukan dimasa

lalu. Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai

struktur pengetahuan yang baru, yang merupakan pengayaan atau

revisi dari pengetahuan sebelumnya. Refleksi merupakan respon

terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima.

7) Penilaian yang Sebenarnya (Authentic Assesment)

Assesment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Pembelajaran

yang benar memang seharusnya ditekankan pada upaya membantu

siswa agar mampu mempelajari (learning how to learn), bukan

ditekankan pada diperolehnya sebanyak mungkin informasi di akhir

periode pembelajaran. Karena assement menekankan proses

pembelajaran, maka data yang dikumpulkan harus pada saat

melakukan proses pembelajaran. (Sugiyanto, 2007:4-7)

d. Asesmen Autentik

Asesmen yang dilakukan menggunakan beragam sumber pada saat

kegiatan pembelajaran berlangsung. Asesmen autentik biasanya mengecek

pengetahuan dan keterampilan siswa pada saat itu (aktual), keterampilan,

dan disposisi yang diharapkan dari kegiatan pembelajaran. Banyak cara

(33)

commit to user

disposisi, kesenangan, dan ketertarikan siswa dalam belajar ilmu

pengetahuan sosial.

5. Contextual Teaching And Learning (CTL)

Contextual Teaching And Learning (CTL) merupakan suatu sistem pengajaran

yang didasarkan pada filosofi bahwa setiap siswa akan belajar jika mereka

mengetahui makna dan kegunaan dari materi akademiknya, dan mengetahui

makna kegiatan mereka di sekolah (M.Asikin, 2002:16). 6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD berbasis CTL

Pada model pembelajaran kooperatif Tipe STAD berbasis CTL, siswa

memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian rupa sehingga

dirasakan masuk akal sesuai dengan kerangka berpikir yang dimilikinya, yang

bertujuan untuk membekali siswa dengan pengetahuan yang secara yang

fleksibel, yang dapat diterapkan dari suatu permasalahan ke permasalahan

lain, dari satu konteks ke konteks lainnya.

STAD dilaksanakan dengan menyertakan tujuh komponen CTL yang meliputi

: konstruktivisme ( constructivism), menemukan (inquiry),

bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan

(modeling), refleksi (reflection), dan penilaian autentik (authentic assesment)

seperti yang telah diungkapkan di depan.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis CTL akan dilaksanakan

dengan urutan sebagai berikut:

a. Menyampaikan tujuan pembelajaran/indikator.

(34)

commit to user

c. Membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang anggotanya terdiri dari

4–5 siswa.

d. Memberikan nama kelompok untuk masing-masing kelompok.

e. Menyajikan kartu soal dan membagikan lembar kerja siswa kepada

masing-masing anggota kelompok untuk didiskusikan dan dikerjakan

secara berkelompok.

f. Mengingatkan siswa tetap bersama kelompoknya masing-masing sampai

selesai tugasnya dan bekerja dengan menggunakan

keterampilan-keterampilan kooperatif yang dikembangkan.

g. Memberikan bimbingan kepada kelompok.

h. Meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya.

i. Memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk berpendapat dan

mengajukan pertanyaan, kemudian membahasnya bersama-sama.

j. Pemberian kuis yang dikerjakan secara individu.

k. Jawaban dari kuis dikoreksi bersama-sama.

l. Siswa dengan bantuan guru menarik kesimpulan.

m. Guru memberikan umpan balik.

n. Memberikan tugas kelompok sebagai tugas rumah yang dikerjakan secara

berkelompok.

o. Memberikan PR.

STAD berbasis CTL dalam penelitian ini merupakan pembelajaran kooperatif

dengan mengangkat masalah - masalah keseharian siswa sehingga siswa

(35)

commit to user 7. Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hasil usaha maksimal yang telah dicapai

seseorang dalam mencapai tujuannya. Menurut Agus Suprijono (2010:5)

“prestasi belajar diartikan sebagai pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan”.

Agus Suprijono (2010:5) berpendapat bahwa prestasi belajar adalah

perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi

kemanusiaan saja. Artinya hasil usaha kegiatan belajar mengajar yang

dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat

mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode

tertentu.

Menurut Zainal Arifin (1990:2-3) ”prestasi belajar berasal dari bahasa

Belanda yaitu prestatie dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti

hasil usaha”. Pengertian prestasi belajar menurut W S Winkel (1996:76),

yakni: Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan yang dapat dicapai

dalam suatu proses yang berlangsung dalam interaksi subyek dengan

lingkungannya yang menghasilkan perubahan pengetahuan, pemahaman,

ketrampilan dan nilai-nilai yang akan disimpan atau dilaksanakan menuju

kemajuan.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

prestasi belajar merupakan kemampuan yang dimiliki oleh individu yang

merupakan hasil usaha setelah diadakan evaluasi dalam proses belajar. Jadi

(36)

commit to user

perlu adanya kegiatan evaluasi. Hasil dari kegiatan evaluasi salah satunya

akan memberikan gambaran mengenai prestasi belajar yang mencakup aspek

kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan atau

kecakapan).

Pelaksanaan penilaiannya dilakukan terhadap hasil belajar seluruh mata

pelajaran yang diikuti oleh peserta didik, yang dinyatakan dalam bentuk angka

atau huruf yang diterimakan dalam bentuk buku laporan.

Prestasi belajar merupakan suatu hal yang penting untuk diselesaikan

karena mempunyai beberapa fungsi utama. Menurut Zaenal Arifin (1990:3):

a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang

telah dikuasai peserta didik.

b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini

didasarkan atas asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebut hal

ini sebagai tendensi keinginan dan merupakan kebutuhan umum pada

manusia termasuk kebutuhan peserta didik dalam suatu program.

c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dan inovasi pendidikan. Asumsi

bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam

meningkatkan ilmu pengetahuan, teknologi dan berperan sebagai umpan

balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.

d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari institusi

pendidikan. Indikator intern dalam arti prestasi belajar dapat dijadikan

indikator tingkat produktifitasnya dengan kebutuhan masyarakat dan

(37)

commit to user

dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta didik dimasyarakat,

dengan asumsi kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan

pembangunan masyarakat.

e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan

peserta didik).

Prestasi merupakan hasil maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah

melakukan usaha belajar. Belajar adalah suatu proses yang dapat

menimbulkan terjadinya suatu perubahan dalam diri seseorang. Keberhasilan

atau kegagalan dalam belajar akan berdampak pula pada prestasi yang akan

dicapai. Dalam kegiatan belajar tidak semua peserta didik mempunyai prestasi

belajar yang sama. Ada peserta didik yang memiliki prestasi yang tinggi,

prestasi sedang, ada juga yang mempunyai prestasi yang rendah. Tingkat

tinggi rendahnya prestasi peserta didik dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Hasil belajar atau prestasi belajar yang mampu diraih peserta didik

tergantung pada banyak hal. Dalam mencapai prestasi belajar tidak selamanya

tergantung pada kemampuan dasar atau intelegensinya, namun banyak faktor

yang mempengaruhi keberhasilan belajar tersebut.

Hasil belajar ilmu pengetahuan sosial dalam penelitian ini adalah hasil

belajar yang dicapai setelah melakukan kegiatan pembelajaran mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya Ekonomi. Hasil belajar ini diukur dengan

tes dan hasilnya berupa nilai yang diwujudkan dalam bentuk angka-angka.

Pembelajaran adalah proses komunikasi fungsional antara siswa dengan

(38)

commit to user

yang akan menjadi kebiasaan bagi siswa yang bersangkutan. Dalam hal ini

guru berperan sebagai komunikator, siswa sebagai komunikasikan dan materi

yang dikomunikasikan berisi peran berupa ilmu pengetahuan.

Guru harus menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk menciptakan

suatu kondisi belajar yang dapat mengantarkan siswa ke tujuan pembelajaran.

Selain itu, guru harus menciptakan suasana yang menyenangkan bagi semua

siswa. Suasana yang tidak menyenangkan biasanya mendatangkan kegiatan

belajar mengajar yang kurang harmonis. Siswa merasa gelisah, tidak nyaman,

dan tidak memperhatikan pelajaran. Kondisi ini tentu menjadi kendala yang

serius bagi tercapainya tujuan pembelajaran.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran adalah bagaimana

pembelajaran tersebut dapat membekali anak untuk memecahkan persoalan

dalam kehidupan nyata sehingga belajar akan menjadi bermakna. Belajar akan

lebih bermakna jika anak memahami apa yang dipelajarinya bukan

mengetahuinya. Dengan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan

antara materi yang dipelajarinya dengan situasi dunia nyata siswa dan

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat

yang disebut dengan pendekatan kontekstual, diharapkan hasil pembelajaran

(39)

commit to user a. Pengertian Belajar

Definisi belajar ada beraneka ragam. Perbedaan ini dikarenakan latar

belakang pandangan maupun teori yang dipegang. Secara psikologis,

belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku

sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek

tingkah laku.

Menurut W.S. Winkel dalam Max Darsono (2000:4) ” belajar adalah suatu

aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam

pengetahuan-pemahaman, keterampilan, dan nilai-sikap”.

Howard Kingsley dalam Nana Sudjana (2001:22) membagi tiga macam

hasil belajar yaitu:

1) Keterampilan dan kebiasaan.

2) Pengetahuan dan pengertian, dan

3) Sikap dan cita-cita.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar, yang

dikelompokkan menjadi dua yaitu sebagai berikut:

1) Faktor Internal

Faktor internal berasal dari dalam individu yang belajar yang meliputi

faktor fisik atau jasmani dan faktor mental psikologis. Faktor fisik

(40)

commit to user

sedang faktor mental psikologis meliputi kecerdasan atau intelegensi,

minat, konsentrasi, ingatan, dorongan, rasa ingin tahu, dan sebagainya.

2) Faktor Eksternal

Faktor ini berasal dari luar individu yang belajar, meliputi faktor alam

fisik, lingkungan, sarana fisik dan non fisik, pengajar serta strategi

pembelajaran yang dipilih pengajar dalam menunjang proses belajar

mengajar.

b. Pembelajaran

Pembelajaran secara khusus dapat diuraikan sebagai berikut.

1) Behavioristik

Pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang

diinginkan dengan menyediakan lingkungan (stimulus).

2) Kognitif

Pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan pada siswa

untuk berpikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang

dipelajari.

3) Gestalt

Pembelajaran adalah usaha guru untuk memberikan materi pelajaran

sedemikian rupa sehingga siswa lebih mudah mengorganisirnya

(41)

commit to user 4) Humanistik

Pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada siswa untuk

memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat

dan kemampuannya. (Max Darsono, 2000:24)

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

merupakan proses interaksi antara guru dengan siswa yang ditujukan

untuk melakukan perubahan sikap dan pola pikir siswa ke arah yang lebih

baik untuk mencapai hasil belajar yang optimal.

c. Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar yang

menempatkan siswa belajar dalam kelompok yang beranggotakan 4-5

siswa dengan tingkat kemampuan atau jenis kelamin atau latar belakang

yang berbeda (Pradnyo Wijayanti, 2002:1). Pembelajaran ini menekankan

kerjasama dalam kelompok untuk mencapai tujuan yang sama. Hal ini

didukung pula oleh pendapat Kauchak dan Eggen dalam Nurhayati Abba,

(2000:11) yang mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai bagian

dari strategi mengajar yang digunakan siswa untuk saling membantu satu

sama lain dalam mempelajari sesuatu. Belajar kooperatif juga dinamakan

“pembelajaran dengan teman sebaya”.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran kooperatif mencakup suatu kelompok kecil siswa yang

bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan suatu masalah atau

(42)

commit to user

Sedangkan jika siswa duduk bersama dalam kelompok dan

mempersilahkan salah seorang diantaranya untuk mengerjakan seluruh

pekerjaan kelompok maka hal ini bukan merupakan pembelajaran

kelompok.

Menurut Mohammad Asikin, (2002:7) ciri-ciri model pembelajaran

kooperatif adalah sebagai berikut:

1) Untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok

secara kooperatif.

2) Kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan

tinggi, sedang dan rendah.

3) Jika dalam kelas, terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras,

suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda maka diupayakan agar

dalam tiap kelompokpun terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin

yang berbeda pula.

4) Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada

perorangan.

Menurut Muslimin Ibrahim. dkk, (2000:7) model pembelajaran

kooperatif mempunyai tiga tujuan penting yaitu sebagai berikut.

d. Hasil belajar akademik

Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa

dalam tugas-tugas akademik. Banyak ahli berpendapat bahwa model

(43)

commit to user e. Penerimaan terhadap perbedaan individu

Efek penting yang kedua ialah penerimaan yang luas terhadap orang yang

berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, maupun

ketidakmampuan.

f. Pengembangan keterampilan sosial

Model kooperatif bertujuan untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan

kerjasama dan kolaborasi.

Unsur-unsur yang diperlukan agar model pembelajaran kooperatif atau

kerja kelompok dapat mencapai hasil yang baik adalah sebagai berikut:

a. Siswa dalam kelompoknya harus beranggapan mereka “sehidup

sepenanggungan bersama”.

b. Siswa bertanggungjawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya

seperti milik mereka sendiri.

c. Siswa harus melihat bahwa semua anggota kelompoknya mempunyai

tujuan yang sama.

d. Siswa harus membagi tugas dan tanggungjawab yang sama diantara

anggota kelompoknya.

e. Siswa akan dikenakan evaluasi atau akan diberikan hadiah/ penghargaan

yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.

f. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan

(44)

commit to user

g. Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi

yang ditangani dalam kelompok kooperatif. (Muslimin Ibrahim, dkk,

2000:6)

Tanggung jawab guru selama pembelajaran kooperatif berlangsung,

diantaranya sebagai berikut:

a. Memonitor perilaku siswa.

b. Memberi bantuan jika diperlukan.

c. Menjawab pertanyaan-pertanyaan hanya jika pertanyaan itu merupakan

pertanyaan tim.

d. Menginterupsi proses untuk menguatkan keterampilan-keterampilan

kooperatif atau untuk memberikan pengajaran langsung kepada semua

siswa.

e. Memberikan ringkasan pelajaran.

f. Mengevaluasi proses kelompok dengan mendiskusikan tindakan-tindakan

anggota tim sehari-hari.

g. Membantu para siswa belajar bertanggung jawab dalam pembelajaran

secara individu. (Siti Maesuri, 2002:3)

Manfaat model pembelajaran kooperatif bagi siswa menurut Linda Lundgren

dalam Muslimin Ibrahim (2000:18), antara lain:

a. Lebih banyak meluangkan waktu pada tugas,

b. Rasa percaya diri menjadi lebih tinggi,

c. Memperbaiki sikap terhadap ilmu pengetahuan sosial,

(45)

commit to user e. Konflik antar pribadi berkurang,

f. Sikap apatis berkurang,

g. Pemahaman lebih mendalam,

h. Motivasi lebih besar,

i. Hasil belajar lebih baik, dll.

Sebelum model pembelajaran kooperatif dilaksanakan, sebaiknya siswa

terlebih dahulu diperkenalkan keterampilan kooperatif yang akan digunakan

dalam belajar kelompok. Dorongan teman untuk mencapai prestasi akademik

yang baik adalah salah satu faktor penting dari model pembelajaran

kooperatif. Para siswa termotivasi belajar secara baik, siap dengan

pekerjaannya dan menjadi penuh perhatian selama berlangsungnya proses

belajar.

Menurut Linda L dalam Pratnyo Wijayanti, (2002:5), keterampilan

kooperatif dibedakan menjadi tiga tingkatan yaitu:

a. Keterampilan kooperatif tingkat awal

Keterampilan kooperatif tingkat awal antara lain, menggunakan

kesepakatan, maksudnya adalah menyamakan pendapat yang berguna

untuk meningkatkan kerja dalam kelompok. Menghargai kontribusi yang

berarti memperhatikan atau mengenal apa yang dapat dikatakan atau

dikerjakan orang lain karena bisa jadi kritik yang diberikan ditunjukan

terhadap ide, bukan individu. Mengambil giliran, yaitu setiap anggota

kelompok bersedia menggantikan dan bersedia mengemban tugas dan

(46)

commit to user

kelompok selama kegiatan berlangsung. Berada dalam tugas, mendorong

partisipasi semua anggota kelompok untuk memberikan kontribusi

terhadap tugas kelompok. Mengundang orang lain, menyelesaikan tugas

pada waktunya, dan menghormati perbedaan individu.

b. Keterampilan tingkat menengah

Keterampilan tingkat menengah antara lain, menunjukan penghargaan dan

simpati, mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara dapat diterima,

mendengarkan dengan aktif, bertanya, membuat rangkuman, menafsirkan,

mengatur dan mengorganisir, serta mengurangi ketegangan.

c. Keterampilan tingkat mahir

Keterampilan tingkat mahir antara lain, memeriksa dengan cermat,

menanyakan kebenaran, menetapkan tujuan, dan berkompromi.

8. Motivasi Belajar

Motivasi adalah merupakan dorongan yang membuat siswa melakukan

sesuatu dengan cara dan untuk mencapai tujuan tertentu (Sudirman A.M,

2006:20).

Maka seorang guru harus dapat memberi motivasi kepada siswanya

untuk mendorong timbulnya motivasi. Salah satu fungsi yang melekat pada

diri guru adalah guru sebagai motivator anak didik agar memiliki semangat

dan kemauan belajar yang lebih tinggi. Sepanjang masa sekolah, faktor

motivasi memegang peran yang sangat besar untuk menjaga kelangsungan

(47)

commit to user

Ada dua macam motivasi dapat timbul pada diri siswa, yaitu motivasi

yang tumbuh dan kesadaran pribadi untuk melakukan sesuatu yang didorong

oleh cita-cita, harapan pribadi yang bersangkutan (motivasi intrinstik), dan ada

yang diakibatkan oleh pengaruh luar (motivasi ekstrinsik).

Tugas guru adalah mendorong murid untuk melakukan atau tidak

melakukan sesuatu demi suksesnya tujuan belajar. Tindakan atau upaya guru

untuk membangkitkan motivasi siswa perlu dipikirkan dan dipertimbangkan

masak-masak agar usahanya dapat meningkatkan motivasi siswa untuk

belajar, sebab ada kalanya maksud yang baik, justru menghasilkan sebaliknya

dalam arti siswa gagal.

Menurut Sudirman A.M, (2006:48) ada beberapa tindakan yang baik

dan kurang tepat dalam motivasi siswa, antara lain:

a. Memberi angka

Jika guru konsisten dan adil serta terbuka dalam menilai siswa maka hal

ini akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Tindakan guru yang

kurang tepat dalam hal ini misalnya membedakan penilaian siswa karena

faktor subyektif, ulangan atau tugas tidak konsisten dikoreksi dinilai, dan

dikembalikan kepada siswa, dan bimbingan bagi siswa yang masih

mengalami kegagalan.

b. Hadiah atau penghargaan

Hadiah dapat membangkitkan motivasi siswa bila setiap siswa mempunyai

harapan untuk memperolehnya. Bagi siswa hadiah juga merusak sebab

(48)

commit to user

karena guru harus berhati-hati dalam memilih alternatif ini untuk

membangkitkan motivasi siswa antara lain dengan pengakuan keberhasilan

berupa pujian, senyuman, tugas pengayaan, perhatian dan penilaian yang

adil pada setiap keberhasilan siswa.

c. Menumbuhkan rasa sukses

Di dunia ini tidak ada seorang pun yang tidak ingin sukses. Oleh

karenanya sekecil apapun keberhasilan siswa perlu dihargai dan

ditunjukkan keberhasilannya.

d. Kerjasama

Kerjasama dapat mendorong dan memupuk siswa untuk saling memotivasi

belajar sepanjang dilakukan dengan tepat.

e. Membangun suasana kelas yang sejuk dan menyenangkan.

Faktor ini sangat besar peranannya dalam membangkitkan motivasi belajar

siswa. Sikap guru sangat menentukan terciptanya suasana seperti ini atau

sebaliknya.

f. Membangkitkan minat siswa.

Minat merupakan salah satu kunci utama untuk memperlancar dan

mengairahkan siswa dalam mempelajari sesuatu. Banyak siswa yang

kurang senang belajar atau gagal belajar karena tidak ada minat. Mengapa

tidak ada minat? Karena banyak faktor, antara lain tidak tahu tujuan dan

(49)

commit to user 9. Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi

Ilmu Pengetahuan Sosial adalah salah satu mata pelajaran di SMP yang

terdiri dari dua kajian pokok : pengetahuan sosial dan sejarah. Pengetahuan

sosial mencakup ekonomi, geografi, sedangkan pengetahuan sejarah meliputi

perkembangan sejarah masa lalu hingga sekarang.(Zainal Aqib, 2009:102).

Max Darsono (2000:24) menyebutkan bahwa pembelajaran adalah suatu

kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku

siswa berubah kearah yang lebih baik.

Ekonomi merupakan bahan kajian tentang upaya manusia untuk

memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas dihadapkan pada sumber ekonomi

yang terbatas. Ilmu ekonomi membahas segala jenis pokok bahasan. Namun

pada intinya ditujukan untuk memahami bagaimana masyarakat

mengalokasikan sumber-sumber daya yang langka. Kata “ekonomi”

(economy) berasal dari kata dalam bahasa Yunani “oikos” dan “nomos” yang

merujuk kepada “pihak yang mengelola rumah tangga”. Sepintas lalu,

pengertian aslinya tersebut terasa kurang jelas. Namun, sesungguhnya di

antara makna istilah “rumah tangga” dan “ekonomi” terdapat begitu banyak

kesamaan.

Berdasarkan definisi mengenai Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ekonomi

diatas, dapat dirangkum bahwa pembelajaran ekonomi merupakan kegiatan

belajar mengajar mengenai usaha manusia dalam memenuhi kebutuhannya

serta berbagai masalah ekonomi lainnya dimana guru dan siswa saling

(50)

commit to user

B. Penelitian Yang Relevan

Dwi Atmojo Heri (2002), Penerapan model pembelajaran Kooperatif

untuk meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Sejarah di SMP

Negeri 5 Wadaslintang Wonosobo.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif

memberikan kebebasan kepada siswa dalam proses pembelajaran secara

kelompok (Tim)

Junaidi (2005), telah melakukan penelitian penggunaan model

pembelajaran kooperatif dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada mata

kuliah Akuntansi Pangantar II. Penelitian ini menguji implementasi pembelajaran

kooperatif pada program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Trunojoyo. Sebanyak 43 orang mahasiswa program studi Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Trunojoyo diberi perlakuan pembelajaran kooperatif. Hasil

penelitian berdasarkan hasil uji independent t test menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan signifikan hasil post test mahasiswa yang mengimplementasikan

pembelajaran kooperatif dengan yang tidak mengimplementasikan. Rata-rata nilai

post test kelas yang mengimplementasikan pembelajaran kooperatif sebesar 15,48

sedangkan kelas konvensional sebesar 7,2. Ini berarti nilai dan kemampuan

mahasiswa yang mengimplementasikan pembelajaran kooperatif lebih baik

dibanding mahasiswa yang tidak mengimplementasikan pembelajaran kooperatif.

C. Kerangka Berpikir

Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pencapaian hasil

(51)

commit to user

Adapun faktor dari luar diantaranya: kurikulum, program, sarana, fasilitas dan

guru atau tenaga pengajar. Ketepatan memilih model pembelajaran sangatlah

penting dalam proses belajar mengajar untuk mendapatkan hasil belajar yang

maksimal dan menyeluruh.

Model pembelajaran yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar

hendaknya ditujukan untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia yang

bermanfaat bagi kehidupan dimasa mendatang dan dapat mencetak siswa yang

berkualitas dengan memiliki keterampilan dan daya kreativitas yang tinggi

sehingga akan dapat memenuhi tuntutan zaman yang akan datang serta mampu

memecahkan dan mengatasi problema kehidupan di dalam dunia nyata.

Melalui model pembelajaran kooperatif Tipe STAD Berbasis Contextual

Teaching And Learning (CTL) siswa akan mengetahui makna belajar dan dapat

menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang diperolehnya untuk

memecahkan masalah dalam kehidupannya.

Pembelajaran ilmu pengetahuan sosial yang biasanya menggunakan

metode ekspositori memang sudah membuat siswa aktif, namun hasilnya kurang

optimal. Sehingga siswa kurang termotivasi untuk memunculkan ide-ide

kreatifnya. Hal itu belum cukup untuk membekali siswa dalam menghadapi dunia

nyata setelah dia lulus dari sekolah. Penerapan model pembelajaran kooperatif

Tipe STAD Berbasis Contextual Teaching And Learning (CTL) diharapkan hasil

(52)

commit to user

Gambar 1. Kerangka Berfikir

Berdasar Kajian Teori dan Kerangka berpikir di atas diduga dengan Model

Pembelajaran Kooperatif tipe STAD berbasis CTL dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi.

D. Hipotesis Penelitian

Terdapat peningkatan prestasi belajar siswa jika guru menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis CTL pada mata pelajaran Ilmu

(53)

commit to user BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 4 Purwodadi.

Berdasarkan pengalaman peneliti pada waktu melaksanakan kegiatan belajar

mengajar di SMP tersebut diperoleh masalah dalam proses belajar mengajar

menggunakan sistem pembelajaran yang bersifat ceramah, sehingga peneliti

melaksanakan penelitian tindakan kelas di SMP Negeri tersebut.

2. Waktu Penelitian.

Peneliti merencanakan pelaksanaan penelitian ini mulai bulan Juni 2010

sampai Desember 2010. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai

penyusunan laporan penelitian.

Tabel 1. Waktu Penelitian

Jenis Kegiatan

Bulan (2010)

6 7 8 9 10 11 12 1. Persiapan Penelitian

a. Penyusunan Proposal

b. Perijinan

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Pengumpulan Data

b. Analisis Data

3. Penyusunan Laporan

(54)

commit to user B. Subyek Penelitian

Subyek Penelitian dalam hal ini sebagai populasi adalah siswa kelas VIII E Tahun

Pelajaran 2010/2011 yang terdiri dari 43 siswa dalam satu kelasnya, 25 siswa

laki-laki dan 18 siswa perempuan.

C. Sumber Data

Sumber data berasal dari subyek peneliti, yaitu kepala sekolah, prestasi belajar

siswa, rekan guru yang terangkum dalam nilai ulangan harian pada materi

pasar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

D. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk penelitian tindakan dan jenis sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini maka tehnik pengumpulan data yang digunakan

adalah observasi partisipatif artinya peneliti ikut terlibat dalam proses

pembelajaran. Observasi partisipatif dilakukan untuk memperoleh data secara

langsung dan hasil penelitian tentang bagaimana metode pendampingan, materi

pembelajaran, fasilitas dan media serta sistem evaluasi yang diperlukan dalam

pengembangan peningkatan hasil belajar.

Pengumpulan data dilakukan dengan maksud untuk memperoleh

bahan-bahan yang relevan dan akurat, dimana teknik-teknik yang digunakan memiliki

ciri-ciri yang berbeda-beda. Menurut Arikunto (2008: 136), teknik pengumpulan

Gambar

Gambar 1.  Kerangka Berfikir
Tabel 1. Waktu Penelitian
Tabel 2. Kriteria motivasi
Tabel 3. Kriteria hasil belajar
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

The research discussed how far English Language Education Study Program (ELESP) students who had joined Service Program Design (SPD) course (KPE 477) obtained the knowledge

terhadap Kadar Kreatinin dan Gambaran Histologis Ginjal pada Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida ” yang disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata

Untuk membuka ( decrypt ) data tersebut digunakan juga sebuah kunci yang dapat sama dengan kunci untuk mengenkripsi (untuk kasus private key.. cryptography ) atau dengan kunci

Fakta yang menjadi ciri model pembelajaran Problem Based Learning sesuai dengan pembelajaran ini, karena pada pembelajaran satu ini guru meminta siswa

atau muatan listrik yang terjadi di antara kutub positif dan kutub negatif sumber listrik “, misalnya : Accumulator atau AKI. “ Arus listrik adalah besarnya muatan listrik

The PhET sims are designed to allow students to construct their own conceptual understanding of physics through exploration.. This makes the sims useful learning tools for

(1) Dalam hal persetujuan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat