• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEK PARAMETER PROSES ANIL TERHADAP PERTUMBUHAN BUTIR, KEKERASAN DAN PRESIPITAT PADA INGOT ZIRCALOY-4 TERDEFORMASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "EFEK PARAMETER PROSES ANIL TERHADAP PERTUMBUHAN BUTIR, KEKERASAN DAN PRESIPITAT PADA INGOT ZIRCALOY-4 TERDEFORMASI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

IS.\'N 1410-1998

Prosidillg Preselltasi Ilmiah Dour Bohall Bakar Nuklir PEBN.BATAN. Jakarta 18-19 Maret 1996

EFEK PARAMETER PROSES ANIL TERHADAP PERTUMBUHAN BUTIR, KEKERASAN DAN PRESIPITAT PADA INGOT ZIRCALOY-4

TERDEFORMASI

Eric Johneri, Muchlis Badruzzaman, Sigit, Widjaksana, R.A. Suryana.

Pusat Elemen Bakar Nuklir

ABSTRAK

EFEK PARAMETER PROSES AND.. TERHADAP PERruMBlniAN Bm"ffi, KEKERASAN DAN PRESIPrrAT PADA INGOT ZIRCALOY-4 TERDEFORMASI. Dololn rangko mempelojari sebagian fenolnena yang mungkin terjadi selama proses pembuo!8l1 paduan logaln zirkonium (zircaloy) melalui metoda pelebllfan, telah dilakukan percobaan casting terhadap bal\an dasnr dilonjutkan dengan perlakllan termomekanik pada ingot yang terjadi.

Percobaan ini dimulai dengan melebur skrap zircaloy-4 dal81n tungku buS1lr listrik ( arc furnace), kemudian dilanjutkan dengan pengerolan ingot sampai mencapai reduksi 60 %. Pelat ingot terdeformasi ini dianil pada temperatur 740 .930 °C selama 1 -12 jaln. Peng81natan stnlktur n\ikro daTi proses anil pada temperatur 930 °C selama 1 -9 jam menunjukkan tahapan pemulihan rekristalisasi don pen\besaran butir serta pembesaran presipitat.

Perlakwm anil pada 930 °C selama 9 jam yang didingil1k8l1 beberapa waktll kemlldian dilanjutkan dengan perlakuan panas pada 725 °C selama 30 Inenit didllga Inemberikan efek penghalllS811 dan homogenisasi presipitat. Tanpa melihat efek presipitat setaro keseillruhan, pads telnperntllr 850 °C selama 7 -12 j8ln tercapai kondisi tahapan pemulihan dan rekristalisnsi, sedal\gkan pada temperntllr 740 °C selama 7 -12 jam hanya mencapai tahapan pemulihan saja.

ABSTRACT

EFFECTS OF ANNEALING PROCEL\'L\' PARAMETER.\' ON GRAIN COAR.\'ENING, HARDNESS AND PRECIPITATE IN DEFORMED ZJR(~LO Y -4 INGOT. In the study of s~'Veral phenomenon in the manufacturing of zirconium metal alloy (zirca/oy) by melting m(!thocf, ca.fting on base material with successive thennomechanical treatment on produced ingot has be(!n per/ornled. Th(! experim(!nt is commenced by nlelting of zircaloy-4 scrap in arc furnace, then the produced ingot i.f rolled until 60 % reduction. Th(! as rolu!d ingot (defonned ingot plate) is subjected to annealing at the the tenlp(!ralrlre of 740 to 930 'C for J to J 2 hours. Microstructural observation on the annealed sample at 930 'C for J to 9 hours .fhows the stages of recovery, r(!crystallization grain growth and precipitate growth. The annealing process at tenlperature of930 't.~ for 9 hours with successive cooling for a while followed by the heat treatment on tenlperature of 71.; 't.' for .JO nlinutes is consider(!d to give refining effect and precipitate homogenization. Ignoring precipitate effect as a whole. The condition of recovery and recrystallization stage was reached at tempemture of 850 't.~ for 7 to J 2 hours, whereas at tenlp(!rtllrlre of 740 'C only that of recovery .ftage i.f ob.ferved.

PENDAHULUAN

Dalam industri nuklir, zirca/oy digunakan sebagai bahan struklur, khususnya pada elemen bakar reaklor daya. Hal ini disebabkan zirca/oy mempunyai sifat trans paransi yang besar terhadap netron terulal serta ketahanan mekanik daD korosi pada temperalur tinggi. Dengan demikian Know How dan Know Why bagi desain daD pabrikasi komponen bahan struktur merupakan teknologi kunci bagi konstruksi dan operasi suatu reaktor daya yang mengglmakan air ringan sebagai pendingin serta uranium oksida sebagai bahan bakarl.

Dalam rangka menyongsong era kontribusi teknologi nuklir di bidang energi yang mungkin akan diwujudkan melalui pengoperasian PUSc1t Listrik Tenaga N\tklir (PL TN), maka pada Sc1at ini

telah mulai diantisipasi swasembada pembuatan

bahan struktur reaktor daya demi keandalan dan

kesinarnbungan pasokan produksi lokal clemen

bakar nuklir melalui kegiatan penelitian dan pengembangan secara terpadu.

Salah sarti bahan stmktur yang bernilai strategis dan digunakan sebagai bahan kelongsong clemen bakar nuklir adalah paduan logam zirkonium (zircaloy). Bahan ini telah lama digunakan pada industri kimia karena memiliki ketahanan korosi yang sangat baik terhadap media asam dan basa kuat pada temperanlr tinggi.

Melalui penclitian ini akan dicoba suatu usaha untuk mengenal secara global beberapa aspek teknis dan fenomena terkait selama proses pelcburan serta sebagian pengerjaan termomekanik yang mungkin terjadi pada pcmbuatan zircaloy baik dalam memperoleh produk antara maupun produk akhir.

(2)

ProsiJing Presentosi Ilmiah Dour Bahan Bokor Nuklir PEEN-BAT AN, Jakarta /8-/9 Maret /996

Pada makalah ini akan diuraikan tcntang pembahasan awal mengenai pengamh temperatur dan waktu anil terhadap stmktur mikro pada pclat paduan logam yang dibuat daTi ingot basil peleburan skrap zircaloy-4. Tinjc1uan mc1salah akan dititik beratkan pada ukuran dan morfologi butir, rasa yang mungkin terjadi serta besarc1n lain yang dianggap perlu bagi interpretasi data hasil

percobaan.

Cr untuk zircaloy-4 dan Fe, Cr, Ni untuk zircaloy- 22.

Pada Gambar I diperlihatkan kelarutan Fe daD Cr dalam matriks zirkonium yang

mengandung 1,4% Sn daD 0,1% oksigeD.

Komposisi zircaloy ini dibuat melalui peleburan deDgan menambahkan UDsur Fe daD Cr antara 80 - 3000 ppm dimana perbandingan Fe/Cr adalah 2:1.

Pelat zircaloy yang dibuat dengan cara diatas kemudian dikenai perlakuan panas daD dianalisis3.

Diharapkan melalui hasil penelitian ini akan diperoleh suatu asupan untuk memahami sebagian aspek teknis maupun teoritis yang akan dijadikan dasar bagi penelaahan proses pembllatan zircaloy kelak.

Dari diagram basil percobaan dapat diung- kapkan bahwa pada daerah kandungan (Fe + Cr) sekitar 80 ppm tak ada presipitat yang terarnati, namun pada daerah konsentrasi ~ 400 ppm pre- sipilat mulai timbul dibawah temperalur 840 °C.

TEORI

Dalam rangka Inenllnjang perkembangan elemen bakar nuklir bagi kepcrilian reaktor daya yang meng-gunakan air ringan sebagai pendingin, sampai Sc1at ini penelitian bahan struktllr banyak difokuskan terhadap tcknologi zircaloy-2 dan zirca/oy-4 2.

Pada publikasi lain ditemukan bahwa batas kelarut.,n Fe daD Cr dalam matrik zirkonium yang mengandung Sn daD oksigen adalah sekitar 100 ppm, sedangkan tiga rasa secara simultan ( a+ P + presipitat) ditemukan pada daerah temperatur antara 800 -840 °C2.

Sebagai salah satu contoh dapat dikemukakan bahwa mekanismc korosi dan unjuk kerja mekanik secara mendasar adalah kunci bagi optimasi kelangsungan efektifitas bahan. demikian juga bagi keperluan ramalan unjuk kerja bahan

secara in-pile. Pada dasamya fenomena yang terjadi selama bahan stmktur berada dalam reaktor cukup erat hubungannya dengan karakteristik struktur mikronya 2. Di sisi lain telah diketahui orang bahwa sifat yang terakhir ini tergantung pada parameter proses selama paduan logam tersebut dibuat. Di dalam industri pembuatan zircaloy umumnya dimulai dari peleburan zirkonium beserta unsur penambah.

kemudian dilanjutkan dengan variasi pcngerjaan mekanik dan panas.

Pengintian dan pertumbuhan presipitat

Kinetika transformasi rasa, pengintian daD pembesaran presipitat intermetalik pada zirca/oy mernpakan peristiwa penting. Komposisi rasa ini adalah ftmgsi dari temperatur daD waktu sebagaimana terlihat pada diagram transfonnasi isotermal untuk zircaloy-2 daD zirca/oy-4 menurut Ostberg (Gambar 2)2,

Pengerjaan panas bagi kedua paduan logam (zircaloy-2 dan zircaloy-4) pada daerah p atau daerah (a+ ~) dapat menyebabkan pelarutan rasa inter-metalik2.4.

Terlihat jelas bahwa batas rasa berubah scsuai dengan waktu anil, di mana Gambar 2 memperlihalkan awal pembentukan presipitat pada daerah P dan (a.+ P). Namun kapan gejala pembentllkan presipitat berakhir tidaklah cukup dengan mengg\lnakan data hanya dari diagram transformasi isotermal.

Pengenalan fcnomena di alas secara sistimatika daD mendalam tak lerlepas pula dari aspek termodinamika daD kinclika unsur penambah seperti batas kclarntan. smlktur dan stoikhiometri presipital yang tcrbcntuk serta pengintian dan pcrtumbuhan prcsipitat illS sendiri.

Dalam rangka menul1jang hal ini, kinetika proses pertumbuhan presipitat dalam zircaloy-2 dan zircalo.v-4 telah dipelajari oleh Johnson -Mehl -Avrami yang diungkapkan sebagai berikutS,6 : Berikut ini secara singkat dibicarnkan

tentang bcberapa fenomena yang tcrjadi pada sebagian tahapan proses pembuatan zircalo.v setelah mengalami pengerjaan tcrmomekanik.

W(t) = 1 -exp (-t/ 't )n

Batas kelarutan unsuf. rasa dan presipitat (I)

Jumlah terbanyak unsur pcnambah didalam zircaloy adalah Sn kcmudian diikuti oleh Fe dan

dengan :

't = k .exp (-Q/RT).

(3)

Prosiding Presentasi Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir PEBN-BATAN. Jakarta 18-19 Maret 1996

Dengan memasukkan harga besaran fisis diatas kiranya perSc'1maan (2) dapat digunakan untuk mengestimasi ukuran geometris presipitat pada kondisi tertentu.

W(t) = bagian yang terpresipitasi pada waktu I.

n = eksponen numerik yang mengGambarkan informasi tentang mekanisme presipilasi k = konslanta

Q = energi pengaktifan

T = temperatur absolul

Sebagai contoh untuk memperoleh garis yang

memiliki ukuran presipitat yang sarna dengan diameter rat.1-rata sebesar 50, 100 daD 200 nm dilakukan perhitungan dengan menggunakan harga :

Dengan mengambil harga Q = -925 kllmol,

n=2 dan k = 2,67 x 10-6 j7, pcrsamaan (I)

memberikan pendckat.1n yang cukup memuaskan dengan data pada Gambar 2. Persamaan ini dapat digunakan untuk menaksir derajal prcsipitasi pada temperatur daD waktu tertentu.

Q = 250 kJ/mo) dan k'D = 3,34.109 ~m3/j.

Selanjutnya fenomena lain yang sering ditemui dalarn zirca/oy seiring dengan grain coarsening adalah pembesaran presipitat. Mekanisme feno- mena ini diungkapkan oleh Ostwald melalui persamaan 7 :

d) -do) = k'(Dff).t = k'(Dofr}t. exp( -Q/RT)

(2) dengan :

do, d = ukuran partikel presipitat pada waktu to dan t

D = konstanta difusi

Do = faktor preeksponensial konstanta diftlsi k' = konstanta

, ,. ,.2 ,.J ,.' ,.' ,.' ,.'

-.."", ft'"

Gnmbar 2. Diagram transfonnasi isotennal Zircaloy-2 mcnurut G. Ostberg. Presipitasi dan pembeS<1ran partikel intennetalik dalarn kiS<1ran rasa-a. pada zircaloy-2 dan 4

BAHAN DAN METODA

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah skrap zircaloy-4. Bahan tersebut dilebur dengan mengg.makan Arc-Furnace. Ingot hasil peleburan dipotong-potong daD dideformasi

melalui proses pengerolan yang sebelumnya dipanaskan pada temperatur 800 DC selama 30

menit. Oerormasi dilakukan sampai tingkat

reduksi mencapai 60 % dari ketebalan awal.

Pelat yang terdeformasi 60 % dianil di dalam tungku yang dialiri gas argon pada temperatur 930

°C dengan waktu ani I I -9 jam. Proses anil berikutnya dilakukan pada temperatur 850 °C dan 740 °C dcngan waktu anil masing-masing 7 -12 jam. Khusus untuk bahan yang dianil pada 930 °C

selama 9 jam, setelah proses anil selesai, kemudian didinginkan dan dipanaskan lagi pada temperatur 725 °C selama 30 menit.

Setelah proses anil selesai. pelat didinginkan sampai temperatur kamar. Selama pendinginan berlangsung. pelat tetap berada didalam tungku yang teraliri gas argon.

r-. " .

III.-IIdentlft- I P.rl.tv... -.I

lbol 1...1 f... I I

I-I I I

I .I- Ipro... onll II Nnlt) .I I I Ip.ndl..lnon ../ut d .Ir I I I

I 0 I- 4 -

t-I I

I I-' -.

I" pr..lplt.t

l-

I 0 Ipro... .nll (Io,a °Ctl Nnlt)1 I I l'pondl",lnon t.lut d .Irl I 0 1- .I'pro... ...11 (laG I-I I

t I"r..lplt.t~ I

I I. .

Gambar 1. Diagram rasa sistelll Zr 1,4 % Sn 0,1 % 0 -(Fe+Cr)

(4)

Pro.riding Pre.rentasi /lmiah Daur Bahan Bakar Nuklir PEBN-BATAN. Jakarta J8-J9Maret 1996

Pelat yang tclah dianil kemudian dilakukan pengujian secara metalografi dengan meng- gunakan bahan etsa untuk Zry-4, selanjutnya dilihat struktur mikronya mengglll1akan mikroskop optik. Setelah diperoleh Gambar struktur mikronya, kemudian dilakukan penghitungan butir, ukuran presipitat dan uji kekerasan.

BASIL DAN PEMBAHASAN Proses Ani) pada 930 °c.

Pacta Gambar 3a, b, c ct.,n d disajikan basil

b

foto mikrostruktur ingot zirkaloy-4 yang tclah terdeforrnasi 60 % dan dianil pada 930 DC sclama 3, 5, 7 dan 9 jam. Terlihat jelas perubahan morfologi dan ukuran butir dellgall bcrtambahllya

waktu anil.

Pada waktu proses anil melebihi 7 jam diduga rekristalisasi secara penuh sudah hampir tercapai, kemudian dilanjutkan dengan pem- bcsarall butir sebagaimana terlihat pada Gambar 4, yaitu setelah proses anil di atas 7 jam yang ditunjukkan oleh kenaikan ukuran

butir pada tahap III.

Dari data pengllkuran kckcrasan. ukuran dan morfologi butir sebagaimana diperlilllilkan pacta Gambar 3a-d dan 4 dapat dipcrkirakan bahwa secara garis besar fenomena yang tcrjadi bcrturnt-

turnt adalah pemulihan (recovery). rekristalisasi

( recrystallization) dan pembesaran butir ( grain coarsening ). yang masing-masing ditandai dengan daerah I. II. dan ml4] dimana benhlk kurva secara global analog dengan hasil percbaan rekristalisasi Zry-4 melalui pengllkuran tahanan jenis listrik7.

Berdasarkan pembagian ini dapal digambarkan bahwa proses anil selama 1-4 jam diperkirakan berada pada dacrah I, selama 4 -7 jam berada pada dacrah II, dimana setelah 5 jam

derajat rekristalisasi masih relatif rendah, sedangkan setelah 7 jam rekristalisasi slldah mendekati sempuma8.

c

d

Gambar 3. Struktur mikro zircaloy-4 yang dianil pada temperatur 930 DC, waktu anil : a.

3 jam: b. 5 jam; c. .7 jam; d. 9 jam.

pembesaran 100 x.

a

(5)

Pro.riding Presentasi Ilmiah Dour Bahan Bokor Nuklir PEBN-BATAN. Jakarta 18-19 Maret 1996

0 2 4 6 8 10

Waklu. jam

.XekeraaaD .+ Dlameler

Gambar 4. Hubungan antara waktu dengan kekerasan dan diameter butir pada temperatur anil 930 DC.

Gamba! 5. Kurva distribusi ukuran presipitat basil proses anil pada temperatur 930 °C

Proses anil pada 850 °C

Proses anil pada 850°C selama 7 -12 jam memberikan sebagian mikrostruktur seperti terlihat pada Gambar 6a, b, C, dan d, sedangkan korelasi kekerasan dan diameter butir terhadap waktu ani I ditampilkan pada Gambar 7.

Berdasarkan perhilungan dengan meng- gunakan persamaan (I) dapal dilihal bahwa proses presipitasi setelah waktu penganilan selama 1 jam telah cukup sempuma. bahkan kemungkinan sudah dimulai dengan pembesarnn llkuran presipitat itu sendiri. Namun kondisi presipital itu diduga dalam keadaan kurang stabil karena mungkin selalu dihaluskan oleh gerakan dislokasi9 sebagaimana dihllljukkan oleh penurunan kekerasan pada interval waklu 1 -4 jam.

Dari pengamatan morfologi butir dapat diketahui bahwa selama peri ode sampai 10 jam, dapat dikatagorikan berada pada daerah tahap I, sedangkan tahap II mcliputi waktu ani! II dan 12 jam di mana rekrisullisasi barn tercapai secara parsial.

Tanpa melihat efek presipitat secara keseluruhan pada waktu anil 8 -12 jam terlihat bahwa pcnurunan ukuran butir dapat mengakibatkan kenaikan kekerasan, sebaliknya kcnaikan ukuran butir dapat mengakibatkan pcnurunan kekcrasan sebagimana ditunjukkan oleh korelasi pada Gambar 7.

Pada tahap kenaikan butir berikutnya (an tara 4 -7 jam) keadaan diameter presipitat sedemikian hingga mengakibatkan perubahan kekerasan yang tidak berarti clan setelah 7 jam terjadi kenaikan kekerasan yang mungkin disebabkan oleh pembesaran presipitat bersamaan dengan pembesaran butir secara simultan9 di mana pada kondisi terakhir ini pertumbuhan presipitat (precipitate coarsening) kemungkinan kurang mengalami hambatan. Guna memperoleh gambaran variasi clan distribusi ukuran presipitat secara kuantitatif selama proses anil berlangsung dapat dilihat pada Gambar 5. Dengan mem- perhatikan kurva distribusi-frekuensi tersebut terlihat jelas perubahan homogenitas dari ukuran presipitat untuk masing-masing tahapan proses anil.

Namun apabila pcrubahan variasi kckerasan dipcrhatikan, maka pada saat waktu ani 1 Icbih bcsar dari 12 jam dipcrkirakan akan terjadi pcnurunan dan kcnaikan kekcrasan sedemikian hingga bcntuk kurva pada Gambar 4 akan terulang kembali scsuai dengan pola umum trek termomekanik pada zircaloy4.

Proses Anil pada 740 °C

Struktur mikro hasil proses anil pada 740 °C selama 9 -12 jam dapat terlihat pada Gambar 8a, b. c dan d. sedangkan hubungan kekerasan dan ukuran butir dengan waktu anil dapat dilihat pada Gambar 9.

Pada umumnya presipilat adalah senyawa inlermelalik Zr(Fe,Crh2.4 dan biasal1ya terse- gregasi pada bak'ls bulir dengal1 dislribusi homogenilas yang tergantul1g pada laju

pendinginan.

(6)

Prosiding Pre,renlasi I/miah Daur Bahan Bakar Nuklir PEBN-BATAN.Jakarla 18-19Marel 1996

a

b

Dengan memperhatikan variasi tiogkat

kekerasan dan morfologi mikrostruktur, maka dapat diduga bahwa kondisi ini berada pada tahap I, sedangkan kondisi pada tahap berikutnya belum tercapai atau pembentukan struktur yang ada hanya mencapai tahap recovery.

Proses Ani! pada 930 °C dan dilanjutkan pada 725 °C setelah pendinginan.

Perlakuan anil pada temperatur 930 °C sclama 9 jam yang kemudian didinginkan, dan dilanjutkan lagi dengan pemanasan pada 725 °C selama 30 menit, menghasilkan struktur mikro yang dapat dilihat pada Gambar 10 serta memberikan data pengtikuran diameter butir rata- rata 46 ~m dan tingkat kekeraScw 242 VHN. Harga kekeras.1n ini berada di antara daerah terdefor- masi daD kondisi lerekristalisasi sempurna untuk slandar zircaloy-4 yang dideformasi 75 % dan ctianil pacta temperatur 500 °C selama 2 jamlO.

Selain itu apabila struktur mikro pada Gambar 10 dan Gambar 3d dibandingkaD terutama pada fasci yang terlokasi pada batas butir, temyata proses anil pada 725 °C selama 30 meRit dapat menyebabkan pcnghalusan daD homogenisasi presipitat.

d

Gambar 6. Struktur mikro zircaloy-4 yang dianil pada temperatur 850°C, waktu anil : a. 9 jam; b. 10 jam; c. II jam; d. 12 jam.

perbesaran 100 x.

Untuk memperjelas ungkapan terakhir ini dapat dilihat kurva distribusi ukuran presipitat

(7)

Pro.fiding Pre.fentasi Ilmiah Daur Bahan Bakor Nuklir PEBN-BATAN. Jakarta 18-19 Marer 1996

pada berbagai kondisi Icmpcralllr dan \VakIli anil (Gambar 5).

Gamb~lr 9.

Hubungan antara waktu dengan kekerasan dan diameter butir pada temperatur ani! 740 DC

b

Gambar 10. Stnlktur mikro zirca/oy-4 yang dianil pada temperatur 930 DC dan dilanjutkan pada 725 DC setelah pendinginan,

pcrbesaran 50 x.

SIMPULAN/SARAN

Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan scbagai berikut :

(I

Gambar 8. Struktllr mikro zircaloy-4 yang dianil pada temperatllr 740 °C. \VakIli anil : a.

9 jam; b. 10.jam; c. 11 jam: d. 12 jam.

perbeSc1ran 100 x.

PcrlakuaJi terhadap ingot paduan logarn zirkonium yang beras.11 dari peleburan skrap zirkaloy-4 setelah dideformasi 60%, kemudian dianil dengan variasi tcmperatur 740-930 °C dan waktu anil I -12 jam memberikan basil scbagai bcrikut :

-pada temperatur 930 °C selama I -9 jam terjadi tiga t.1hap proses mulai dari pemulihan, rekristalisasi daD pcmbesaran butir

(8)

Prosiding Presentasi /lmiah Daur Bahan Bakor Nllklir PEBN-BArAN,Jakarta 18-19Maret 1996

2.

-pada temperatur 850 °C selama 7 -12

jam hanya terjadi dua tahap proses

yaitu pemulihan clan rekristalisasi -pada temperatur 740 °C selama 7 -12

jam hanya terjadi proses pemulihan.

Perlakuan anil pada T = 930 °C selama 9 jam kemudian dianil kembali pada 725 °C

selama 30 menit dapat menyebabkan pengha- lusan clan homogenisasi presipitat.

Ditinjau dari aspek teknologi. di dalam pustaka 1 clan 2 telah dikemukakan bahwa karakteristik unjuk kerja zircaloy pada berbagai bidang tergantung pada parameter proses teknologi pembuatannya. Melalui

perlakuan proses peleburan clan termomekanik terhadap skrap zircaloy da.lam penelitian ini terdapat beberapa proses penting yang analog

dengan alur proses pembuatannya. Pada saat

ini jenis zircaloy yang biasa di-pergunakan bagi keperluan elemen bakar nuklir

dikembangkan cenderung ke arab yang

memiliki butir lebih halus clan dalam keadaan terekristalisasi secara parsial". Sementara itu dalam penelitian ini. ada beberapa faktor yang

hams diperhatikan sehubungau dengan

teknologi pembuatan zircaloy melalui metoda peleburan yaitu : derajat deformasi. temperatur dan waktu anil. Dengan mengatur ketiga parameter proses di atas. maka karakteristik struktur mikro zircaloy yang diinginkan dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan. Oari data clan interpretasi penelitian ini harga derajat rekristalisasi yang diinginkan dapat diatur melalui pengerjaan tennomekanik yang melibatkan ketiga parameter proses di alas.

DAFTARPUSTAKA

"

I. KNODLER, D., RESHKE, S., WEWINGER, H.G., "Technology of Zirconium Alloys for Cladding Tubes of Water Cooled Fuel Assemblies", Kerntechnik, 50, no. 4, 1987.

2. MAUSSNER, G., ORTLIEB, E., WEWINGER, H.G., "Basic properties of Zir- Zirconium Alloys with Respect to Mechanical and Corrosion Behaviour, Materials for Nuclear Reactor Core Application, BNES,

London, 1987

3. ALCOCK, C.,B., et.a.l., Atomic Energy Review, Special Issue, No.6, ed.

Kubascheurski 0, lAEA, 1976.

4. SCHMUCK, J., "The Properties of Zirconium and its Alloys for Chemical Engineering Applications, CEZUS, Centre de Recherches, Ugine, France.

5. JOHNSON, W.A., MEHL, R.R., Trans. Amer.

Inst. Min. Met. Eng., Vol. 125, p.416.

6. A VRAMI, M.J., Chem. Phys., Vol. 7, 1939, p.

1103.

7. MAUSSNER, G., STEINBERG. E., TENKOFF, E., ASTM-7th Int. Conf., on

Zirconium in the Nuclear Industry, 24-27

June, 1985, Strasbourg, France.

8. MUCHLIS, B., HARINI, S., HARJ, W.,

"Grain Coarsening Study of Fully Recrystallized Zircaloy-4", First Report of lAEA-RC No. INS 17328/6024 RB, 1991.

9. DIETER, G.E., DJAPRI, S., "Metalurgi Mekanik", jilid I, edisi ke-3, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1987.

10. PAN, D., "Influence of Annealing Temperature on Grain Size of zircaloy-4- Tube", lAEA Research Contract No.

6022/RB., 1991.

11. STRATTON, R. W., "Grain Size Detennination in Zirconium Alloys", IAEA- IWGFPT Coordinated Research Programme, Notes on a Meeting at Siemens, Erlangen, 4-6

July, 1990.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengtlcapkan terima kasih kepada Saudara Isfandi, Martoyo, Asep Sirnagan, Hadijaya BSc., Sardjono B.E. daD semua pihak yang telah membanul penelitian hingga penulisan

laporan.

165

Gambar

Gambar  1. Diagram  rasa sistelll  Zr  1,4 %  Sn 0,1  % 0  -(Fe+Cr)
Gambar 3. Struktur mikro  zircaloy-4 yang dianil pada temperatur 930 DC, waktu anil :  a.
Gambar  4.  Hubungan  antara  waktu  dengan kekerasan  dan  diameter  butir  pada temperatur  anil  930  DC.
Gambar  6.  Struktur  mikro  zircaloy-4  yang  dianil pada temperatur  850°C, waktu  anil  : a
+2

Referensi

Dokumen terkait

Menurut (Noorvitri, 2018), beranggapan bahwa kelompok lesbian, gay, biseksual, dan transgender dapat menular diawali dari penilaian beberapa orang yang berada di

Pegunungan Selatan Jawa Timur dianggap sebagai bagian dari kontinen mikro Jawa Timur – Sulawesi Barat (Argo) yang bergabung dengan Sundaland di Kala Kapur Akhir, yang

Beberapa proyek konstruksi di Yogyakarta tidak menerapkan sistem evakuasi, masih membutuhkan perhatian lebih bagi kontraktor yaitu seharusnya bertidak tegas dalam menerapkan sistem

Dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat, maka gedung kantor kecamatan dan kelurahan telah dilengkapi dengan sarana pendukung kelancaran pelayanan maupun

Information Systems Information Systems Operations Support Systems Transaction Processing Systems Process Control Systems Enterprise Collaboratio n Systems Support of

untuk melakukan piggyback muatan berbahaya pada aplikasi populer (atau aplikasi sederhana). Pada dasarnya, pembuat malware mencari dan mengunduh aplikasi populer, membongkar

Dengan adanya peraturan yang melarang pengubahan fisik bangunan dan adanya peraturan yang mewajibkan untuk memelihara bangunan pusaka, maka dapat mendorong masyarakat pemilik

Hampir semua rumah di daerah rawan banjir rob di wilayah penjaringan adalah rumah tingkat, sehingga ke- tika terjadi rob dan air laut sampai masuk ke dalam ru- mah, warga