• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul Geografi Budaya dan Kearifan Lokal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Modul Geografi Budaya dan Kearifan Lokal"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL

GEOGRAFI BUDAYA DAN KEARIFAN LOKAL

Disusun Oleh:

Mei Vita Romadon Ningrum, M.Pd.

Modul Geograf Budaya dan Kearifan Lokal 2023

(2)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN 2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan hidayah- Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan modul ini. Modul Mata Kuliah Geografi Budaya Dan Kearifan Lokal ini berisi kegiatan belajar yang dapat membantu mahasiswa untuk dapat memenuhi Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) pada Program Studi Pendidikan Geografi FKIP Universitas Mulawarman dan khususnya pada Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK). Modul Mata kuliah Geografi budaya dan kearifan lokal ini juga disusun sesuai dengan Pola Ilmiah Pokok (PIP) Universitas Mulawarman yaitu Hutan Hujan Tropis dan Lingkunganya sebagai dasar dalam arah pengembangan pengetahuan dan kompetensi mahasiswa.

Harapan penyusun semoga modul ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca, sehingga penyusun dapat memperbaiki bentuk maupun isi modul sehingga dapat lebih baik lagi kedepannya. Masih terdapat banyak kekurangan di dalam modul ini, namun penyusun menyakini bahwa dalam pembuatan modul ini telah dibuat dengan sebaik-baiknya.

Oleh karena itu, kami mengharapkan masukan yang bersifat membangun dari pembaca untuk menyempurnakan modul ini.

Samarinda, Januari 2023

Penyusun

Modul Geograf Budaya dan Kearifan Lokal 2023

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI ... ii

GLOSARIUM...vi

PETA KEDUDUKAN MODUL ... v ii PENDAHULUAN ... 1

A. Deskripsi ... 1

B. Petunjuk Penggunaan Modul ... 1

C. Penjelasan Bagi Mahasiswa...2

D. Peran Dosen...2

E. Tujuan Akhir...2

F. Kompetensi...3

G. Kemampuan...5Cek KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 ... 6 KONSEP DASAR BUDAYA & KEBUDAYAAN

Modul Geograf Budaya dan Kearifan Lokal 2023

(4)

A. Tujuan Pembelajaran ... 11

B. Uraian Materi ... 11

C. Rangkuman ... 11

D. Tugas ... 23

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 ... 23

KEDUDUKAN GEOGRAFI BUDAYA DALAM KONTEKS GEOGRAFI A. Tujuan Pembelajaran ... 24

B. Uraian Materi ... 24

C. Rangkuman ... 38

D. Tugas ... 38

KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 ... 39

FAKTOR PENENTU KEBUDAYAAN A. Tujuan Pembelajaran ... 39

B. Uraian Materi ... 39

C. Rangkuman ... 48

D. Tugas ... 48

KEGIATAN PEMBELAJARAN 4 ...

KONSEP DASAR KEARIFAN LOKAL... 49

A. Tujuan Pembelajaran ... 49

B. Uraian Materi ... 49

C. Rangkuman ... 54

Modul Geograf Budaya dan Kearifan Lokal 2023

(5)

D. Tugas ... 54

KEGIATAN PEMBELAJARAN 5 ...

SUKU BANGSA DI KAWASAN HUTAN HUJAN TROPIS INDONESIA...55

A. Tujuan Pembelajaran ... 55

B. Uraian Materi ... 57

C. Rangkuman ... 58

D. Tugas ... 58

KEGIATAN PEMBELAJARAN 6 KEARIFAN LOKAL DI KAWASAN HUTAN HUJAN TROPIS ... 59

A. Tujuan Pembelajaran ... 59

B. Uraian Materi ... 59

C. Rangkuman ... 64

D. Tugas ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65

Modul Geograf Budaya dan Kearifan Lokal 2023

(6)

PETA KEDUDUKAN MODUL

Kearifan Lokal di Kawasan Hutan Hujan Tropis

Kearifan Lokal Masyarakat Suku Dayak, Dalam Tradisi Permukiman Dan Perumahan Suku bangsa di kawasan Hutan

Hujan Tropis Indonesia

Faktor Penentu Kebudayaan [

Kearifan Lokal Masyarakat Suku Dayak, Dalam Perlindungan Hutan, Air Dan Lingkungan

Sekitar

Kearifan Lokal Masyarakat Suku Dayak Dalam Mencegah

Kebakaran Lahan

Kearifan Lokal Masyarakat Suku Dayak Dalam Pola Komunikasi

Kearifan Local Masyarakat Dayak,Dalam Bidang Kesehatan

Dan Pengobatan

Kearifan Lokal Masyarakat Suku Dayak Dalam Menjaga Tradisi

Dan Adat Istiadat

Konsep Dasar Kearifan Lokal

Kedudukan Geografi Budaya Dalam Konteks Geografi

[

(7)

PENDAHULUAN

A. Deskripsi Singkat Materi

Modul Mata kuliah Geografi Budaya dan Kearifan Lokal merupakan bahan ajar di lingkungan Program studi pendidikan geografi FKIP Universitas Mulawarman yang berisi kajian mengenai konsep- konsep budaya, kebudayaan dan kearifan local yang berkembang di dalam kawasan Hutan Hujan Tropis. Modul ini merupakan suplemen bagi kegiatan pembelajaran di mata kuliah Geografi budaya dan kearifan selain sumber-sumber lain yang dianggap relevan. Geografi budaya dan kearifan merupakan mata kuliah dasar yang tidak memiliki prasyarat dalam menempuh mata kuliah, modul ini mempelajarii budaya dan kearifan lokal, kedudukan geografi budaya dalam ilmu geografi, faktor penentu kebudayaan, kearifan lokal di kawasan hutan hujan tropis, suku asli di kawan hutan hujan tropis, serta kearifan lokal masyarakat suku asli di kawasan hutan hujan tropis dalam berbagai bidang. di Indonesia.

Konsep Dasar Budaya &

Kebudayaan

(8)

-

B. Petunjuk Penggunaan Modul

Agar menguasai 12 materi pada modul ini, kalian diharapkan mengikuti petunjuk belajar pada modul dengan baik, yaitu dengan memahami isi bahan belajar dengan baik membaca isi modul dengan teliti dan menjawab evaluasi pada akhir modul, diantaranya sebagai berikut;

1. Berdo’alah sejenak sesuai agama dan keyakinan sebelum memulai pelajaran 2. Baca dan pahami deskripsi isi dari setiap bahan belajar, agar anda dapat

mengetahui apa yang harus dipelajari dari isi bahan belajar.

3. Baca dan pahami secara mendalam tujuan yang harus dicapai setelah melakukan pembelajaran.

4. Bacalah uraian materi secara seksama. Tandai dan catat materi yang belum/kurang anda pahami.

5. Diskusikan materi-materi yang belum dipahami dengan teman, dan dosen 6. Kerjakan soal latihan dengan jujur, untuk mengukur pemaham belajar.

C. Penjelasan Bagi Mahasiswa

Modul ini terbagi menjadi 15 kegiatan pembelajaran dan di dalamnya terdapat uraian materi, contoh soal, soal latihan dan soal evaluasi, mengenai konsep dasar Geografi budaya dan kearifan lokal, kedudukan geografi budaya dalam ilmu geografi, faktor penentu kebudayaan, kearifan lokal di kawasan hutan hujan tropis, suku asli di kawan hutan hujan tropis, serta kearifan lokal masyarakat suku asli di kawasan hutan hujan tropis dalam berbagai bidang. Materi-materi tersebut dibagi kedalam kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

Pertemuan Materi

1 Konsep Dasar Budaya & Kebudayaan

2 Kedudukan Geografi Budaya Dalam Konteks Geografi 3 Faktor Penentu Kebudayaan

4 Kuis 1

5 Konsep Dasar Kearifan Lokal

6 Kearifan Lokal di Kawasan Hutan Hujan Tropis 7 Suku Asli Di Kawasan Hutan Hujan Tropis 8 Ujian Tengah Semester

9 Kearifan Lokal Masyarakat Suku Dayak, Dalam Menjaga Tradisi Dan Adat Istiadat

(9)

10 Kearifan Lokal Masyarakat Suku Dayak Dalam Perlindungan Hutan, Air Dan Lingkungan Sekitar

11 Kearifan Lokal Masyarakat Suku Dayak Dalam Mencegah Kebakaran Lahan

12 Kearifan Lokal Masyarakat Suku Dayak, Dalam Pola Komunikasi 13 Kearifan Local Masyarakat Dayak, Dalam Bidang Kesehatan Dan

Pengobatan

14 Kearifan Lokal Masyarakat Suku Dayak Dalam Tradisi Permukiman Dan Perumahan

15 Ujian Akhir Semester

D. Peran Dosen

Dalam modul ini dosen berperan menyusun bahan pembelajaran yang dapat dipergunakan secara mandiri oleh mahasiswa. dosen berperan sebagai fasilitator yang mendampingi mahasiswa dalam mempelajari modul. Dosen dapat memberikan arahan dan bantuan kepada mahasiswa jika mahasiswa mengalami kesulitan.

E. Tujuan akhir

Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP UNMUL diharapkan memiliki kemampuan: Menganalisis kajian budaya dan kearian lokal yang terkait dengan ruang dalam hutan tropis lembab dan lingkungannya melalui berbagai sumber digital dalam aspek:

1. Sikap

a. Sikap peduli terhadap masyarakat dan lingkungan serta pelestarian hujan tropis lembab perlu dibiasakan dan dilatih kepada mahasiswa pendidikan geografi, sehingga saat lulus mereka dapat berguna bagi masyarakat dan lingkungannya berdasarkan Pancasila

b. Mahasiswa memiliki pemahaman keragaman budaya, agama, dan pandangan orang perlu diberikan kepada mahasiswa pendidikan geografi agar setelah lulus dapat menghargai dan menghormati perbedaan sosial c. Mahasiswa mampu bekerja dalam sebuah team work, membangun

network, dan memiliki kepedulian terhadap sesama dan lingkungan tempat tinggalnya

2. Pengetahuan

(10)

a. Penguasaan konsep teoritis pada bidang geografi baik fisik, sosial, regional dan teknik termasuk pengetahuan tentang hujan tropis lembab merupakan bekal utama baik menjadi pendidik maupun asisten peneliti bidang geografi

b. Penguasaan IPTEK faktual dapat menunjang pengembangan pendidikan maupun geografi sehingga pembelajaran dan keilmuan geografi lulusan pendidikan geografi dapat berkembang mengikuti perkembangan dunia pendidikan dan ilmu geografi.

3. Keterampilan Umum

a. Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmupengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang Pendidikan Geografi;

b. Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah di bidang Pendidikan Geografi, berdasarkan hasil analisis informasi dan data;

F. Kompetensi

1. Mahasiswa mampu mendeskripsikan Mahasiswa dapat menyimpulkan konsep budaya dari berbagai ahli

2. Mahasiswa mengidentifikasi unsur dan wujud budaya

3. Mahasiswa dapat menganalisis perubahan budaya beserta faktor penyebab persebaran kebudayaan di dunia

4. Mahasiswa mampu menunjukkan kedudukan geografi budaya dalam lingkup ilmu geografi

5. Mahasiswa mampu menghubungkan keterkaitan geografi budaya dan ilu geografi

6. Mahasiwa mampu mengidentifikasi faktor geografis sebagai penentu bentuk kebudayaan

7. Mahasiswa mengetahui suku asli di kawasan hutan hujan tropis

8. Mahasiswa mampu mengetahui sejarah dan asal usul dan sebaran masyarakat suku Dayak

(11)

9. Mahasiswa bisa menjelaskan kearifan lokal masyarakat suku Dayak dalam kawasan HHT

10. Mahsiswa mampu menjelaskan Kearifan lokal masyarakat suku Dayak, dalam menjaga tradisi dan adat istiadat

11. Mahasiswa mampu menjelaskan Kearifan lokal masyarakat suku Dayak, dalam perlindungan hutan dan lingkungan sekitar (menjaga sumber air, dll) 12. Mahasiswa mampu mejelaskan Kearifan lokal masyarakat suku Dayak, dalam

mencegah kebakaran lahan

13. Mahasiswa mampu mejelaskan Kearifan lokal masyarakat Dayak dalam bidang kesehatan dan pengobatan

14. Mahasiswa mampu mejelaskan Kearian lokal masyarak Dayak dalam pola komunikasi

15. Mahasiswa mampu menjelaskan Kearifan local masyakarat Dayak dalam tradisi permukiman dan perumahan

G. Cek Kemampuan

(12)

Untuk lebih jelas dalam memahami panduan belajar pada modul ini, perhatikan gambar alur belajar berikut!

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

KONSEP DASAR BUDAYA & KEBUDAYAAN A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari modul kegiatan pembelajaran 1 ini mahasiswa diharapkan mampu:

1. Menyimpulkan konsep budaya dan kebudayaan dari berbagai ahli 2. Mengidentifikasi unsur dan wujud budaya

3. Menganalisis perubahan budaya beserta faktor penyebab persebaran kebudayaan di dunia

B. Uraian Materi

1. Budaya dan Kebudayaan

(13)

Pengertian budaya dan kebudayaan pada hakikatnya adalah sama yaitu hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam kajian Antropologi, budaya dianggap merupakan singkatan dari kebudayaan sehingga tidak ada perbedaan berdasarkan definisinya. Namun, berdasarkan penelusuran dari berbagai literatur ada beberapa pengertian budaya dan kebudayaan. Beberapa ahli telah mendefinisikan arti budaya menurut pemahaman dan ilmu mereka masing-masing. Pengertian budaya menurut para ahli ini dijadikan acuan bagi banyak orang yang ingin mempelajari lebih lanjut mengenai kebudayaan. Pengertian budaya menurut para ahli dapat mempermudah kita memahami arti budaya dan dapat mendefinisikannya sesuai dengan pemahaman kita sendiri.

Kata budaya berasal dari bahasa sansekerta yaitu budhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi dengan arti budi atau akal. Sedangkan dalam bahasa Inggris budaya dikenal dengan kata culture yang berasal dari bahasa latin yaitu colore yang berarti mengolah atau mengerjakan. Istilah culture sendiri juga digunakan dalam bahasa Indonesia dengan kata serapan "kultur". Budaya dikaitkan dengan bagian dari budi dan akal manusia. Budaya merupakan pola atau cara hidup yang terus berkembang oleh sekelompok orang dan diturunkan pada generasi berikutnya. Dengan demikian budaya dapat diartikan hal-hal yang berkaitan dengan akal dan cara hidup manusia yang selalu berubah dan berkembang dari waktu ke waktu

Istilah kebudayaan berasal dari kata dasar budaya sehingga memiliki keterkaitan makna. Kebudayaan merupakan hasil dari budaya yaitu hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat. Kebudayaan menunjuk kepada berbagai aspek kehidupan meliputi cara-cara berlaku, kepercayaan- kepercayaan dan sikap-sikap, dan juga hasil dari kegiatan manusia khas untuk suatu masyarakat atau kelompok penduduk tertentu. Para ahli budaya lebih banyak mendefinisikan kebudayaan daripada budaya. Hal ini menunjukkan bahwa hakikat kebudayaan lebih kompleks dibandingkan dengan budaya.

Beberapa definisi kebudayaan menurut para ahli:

a. Selo Soemardjan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.

b. Koentjaraningrat. Kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.

Koentjaraningrat membedakan adanya tiga wujud dari kebudayaan yaitu: (1) Wujud kebudayaan sebagai sebuah kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai- nilai, norma-norma,

(14)

peraturan dan sebagainya. (2) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam suatu masyrakat. (3) Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

c. Ki Hajar Dewantara. Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.

d. Edward B. Tylor. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

e. Robert H Lowie. Kebudayaan adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat, mencakup kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan, keahlian yang diperoleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang didapat melalui pendidikan formal atau informal

(15)

2. Unsur dan Wujud Budaya

Menurut Carl Sauer, terdapat 7 unsur kebudayaan, diantaranya:

a. Bahasa ( lisan dan tulisan)

b. Kesenian (seni rupa, seni gerak, seni suara)

c. Mata pencaharian (pertanian, perternakan, sistem produksi, sistem distribusi)

d. Sistem teknologi (pakaian, perumahan, alat rumah tangga, senjata, alat produksi, alat transportasi)

e. Sistem kemasyarakatan (kekerabatan, organisasi politik, hukum, sistem perkawinan) f. Religi/ system kepercayaan (kepercayaan terhadap kekuatan gaib/ Tuhan, upacara,

sesaji)

g. Sistem pengetahuan (pendidikan, penyuluhan)

Menurut Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:

(16)

a. alat-alat teknologi b. sistem ekonomi c. keluarga

d. kekuasaan politik

Menurut Bronislaw Malinowski terdapat 4 unsur pokok yang meliputi:

a. sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya

b. organisasi ekonomi

c. alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)

d. organisasi kekuatan (politik)

Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi 3:

a. Gagasan. Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide- ide, gagasan, nilai-nilai, normanorma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.

b. Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.

c. Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan.Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai

(17)

contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

3. Perubahan Dan Persebaran Budaya

Kebudayaan senantiasa berubah seiring berkembangnya zaman, dari yang sebelumnya merupakan kebudayaan tradisional, kemudian berkembang menjadi kebudayaan peralihan, hingga menuju kebudayaan modern. Hal tersebut menunjukkan bahwa bahwa pergeseran nilai-nilai yang berkaitan dengan unsur- unsur kebudayaan pasti terjadi.

Menurut (Soekanto: 2014) faktor- faktor yang menyebabkan perubahan budaya adalah sebagai berikut:

a. Pertama, bertambah dan berkurangnya penduduk, yaitu bertambahnya penduduk yang dimana adanya masyarakat pendatang baru yang menempati suatu daerah menyebabkan perubahan. Berkurangnya penduduk bisa saja disebabkan oleh berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dari satu daerah ke daerah lainnya yang menyebabkan adat dari daerah asli akan hilang karena orang yang asli setempat sudah bnyak meninggalkan tempat tersebut.

b. Penemuan-penemuan baru, yaitu proses kebudayaan dan sosial yang besar akan tetapi yang terjadi dalam waktu yang cepat. Proses tersebut yang meliputi suatu penemuan baru, jalannya unsur kebudayaan yang baru tersebar ke bagian masyarakat yang diterima, dipelajari dan pada akhirnya dipakai dalam masyarakat tersebut.

c. Pertentangan masyarakat, yaitu adanya perbedaan pandangan mengenai adat istiadat ngocek bawang antara generasi muda dan generasi tua. Pertentangan yang terjadi dalam masyarakat menjadi sebab terjadinya perubahan sosial dan kebudayaan.

d. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain, yaitu apabila salah satu dari kedua kebudayaan bertemu mempunyai taraf teknologi yang lebih tinggi, maka yang terjadi adalah proses imitasi dari kebudayaan lainnya yang sebelumnya hanya ditambahkan pada kebudayaan asli tetapi lama kelamaan kebudayaan asli akan diubah dan digantikan oleh kebudayaan yang baru tersebut.

Indonesia adalah negara yang kaya akan keragaman budaya. Hal ini terlihat dengan banyaknya bahasa daerah dan kesenian adat yang berbeda-beda dan memiliki keunikan di setiap daerah. Luas wilayah yang membentang dari Sabang sampai

(18)

Merauke inilah yang membuat Indonesia memiliki keragaman budaya yang luar biasa.

Sensus Penduduk 2020 menunjukkan setidaknya terdapat lebih dari 300 kelompok etnis, 1.340 suku bangsa, dan 652 bahasa daerah di Indonesia.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, faktor geografis Indonesia lah yang menyebabkan terbentuknya budaya yang heterogenitas. Hal ini menyebabkan perbedaan akan pandangan hidup, perilaku sosial, dan sistem kepercayaan. Pada zaman dahulu, aktivitas perdagangan di lalu lintas perairan Indonesia membawa penyebaran agama Hindu, Buddha, dan Islam. Sebagai contoh, di Kerajaan Mataram Islam dimana terjadi akulturasi budaya Islam dan Hindu-Jawa. Selain itu, di masa kolonialisme Indonesia juga mendapat pengaruh budaya Barat dari beberapa negara penjajah. Peristiwa tersebut membawa kebudayaan Kristen dan Katolik menyebar dan bercampur dengan budaya setempat. Adapun keragaman budaya Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Keragaman Agama

No Nama

Tempat

Ibadah Foto Penjelasan Total

1 Islam Masjid Mayoritas penduduk

Indonesia memeluk agama Islam. Saat ini ada lebih dari

207 juta muslim di Indonesia. Kitab suci agama

Islam adalah Al-Qur’an.

87,2%

2 Protestan Gereja Agama Kristen Protestan

adalah sebuah denominasi dalam agama Kristen, yang

muncul setelah protes Marthin Luther pada 1517.

Kitab suci Protestan adalah Al-Kitab.

6,9%

3 Katolik Gereja Kristen Katolik di Indonesia

berawal dari kedatangan bangsa Portugis ke kepulauan Maluku, dan orang Maluku adalah yang pertama menjadi Katolik di

2,9%

(19)

No Nama

Tempat

Ibadah Foto Penjelasan Total

Indonesia. Kitab suci agama ini adalah Al-Kitab.

4 Hindu Pura Hindu memiliki sejarah yang

paling panjang dibanding agama resmi lain di Tanah Air. Bali memiliki penganut agama hindu terbesar. Kitab

suci Hindu adalah Veda/Weda.

1,7%

5 Buddha Vihara Agama Buddha merupakan

agama tertua di dunia dan juga di Indonesia, yang berasal dari India. Buddha berkembang cukup baik di daerah Asia. Kitab suci

agama Buddha adalah Tripitaka.

0,7%

6 Khonghucu Klenteng/

Litang

Penyebaran agama Khonghucu ke Tanah Air dilakukan oleh orang-orang Tionghoa yang merantau ke Indonesia. Shishu Wujing

adalah nama kitab suci Khonghucu.

Sumber:

indonesia.go.id/profil/agama

0,05%

Adapun keragaman agama secara mayoritas berada di wilayah Indonesia sebagai berikut.

 Islam -> Aceh, Pulau Jawa, Nusa Tenggara Barat

 Kristen -> Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Papua, Papua Barat, Maluku

 Katolik -> Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat

 Hindu -> Bali

 Buddha -> DKI Jakarta

 Konghucu -> Bangka Belitung

(20)

2. Keragaman Bahasa

Secara umum, penduduk Indonesia dalam kesehariannya menggunakan bahasa daerahnya masing-masing. Sensus penduduk mencatat berbicara dengan bahasa daerah (79,45%), bahasa Indonesia (19,94%), dan bahasa asing (0,35%). Adapun provinsi yang mayoritas menggunakan bahasa Indonesia adalah DKI Jakarta, Papua Barat, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, dan Kalimantan Timur. Jika menurut jumlah penuturannya, bahasa yang terbanyak digunakan adalah sebagai berikut.

1. Bahasa Jawa 7. Bahasa Bugis

2. Bahasa Indonesia 8. Bahasa Aceh

3. Bahasa Sunda 9. Bahasa Bali

4. Bahasa Madura 10. Bahasa Melayu

5. Bahasa Batak 11. Bahasa Banjar

6. Bahasa Minangkabau 12. Bahasa Poso-Pamona

2. Keragaman Budaya dan Adat Istiadat

No Nama Daerah Jenis Jumlah %

1 Amerika,

Arab, Australia, India, Inggris, Jepang, Korea,

Malaysia, Pakistan, Philipina, Singapura,

Thailand, Belanda

Asing/Luar Negeri

162.772 0,07

2 Bali Bali Bali/Bali Hindu, Bali 3.946.416 1,67

(21)

No Nama Daerah Jenis Jumlah %

Majapahit, Bali Aga

3 Banjar Kalimantan Banjar Kuala/Batang

Banyu/Pahuluan, Banjar 4.127.124 1,74

4 Batak Sumatera Batak Angkola, Batak Karo,

Batak Mandailing, Batak Pakpak Dairi, Batak Simalungun, Batak Tapanuli,

Batak Toba, Dair

8.466.969 3,58

5 Betawi Jawa Betawi 6.807.968 2,88

6 Bugis Sulawesi Bugis 6.359.700 2,69

7 Cina, Cina RRC, Cina Taiwan

Cina 2.832.510 1,2

8 Cirebon Jawa Cirebon 1.877.514 0,79

9 Dayak Kalimantan Dayak Abai, Dayak Air

Durian/Dayak Air Upas/Dayak Batu Payung/Dayak Belaban/

Dayak Kendawangan/Dayak Membulu’/Dayak Menggaling/Dayak Pelanjau/Dayak Sekakai/

Dayak Sempadian, Dayak Air Tabun/Dayak Banj

3.009.494 1,27

10 Gorontalo Sulawesi Gorontalo 1.251.494 0,53

11 Jawa Jawa Jawa, Osing/Using, Tengger,

Samin, Bawean/ Boyan, Naga, Nagaring, Suku-suku lainnya

95.217.022 40,22

(22)

No Nama Daerah Jenis Jumlah %

di Jawa

12 Madura Jawa Madura 7.179.356 3,03

13 Makassar Sulawesi Makassar 2.672.590 1,13

14 Melayu Sumatera Melayu Asahan, Melayu Deli, Melayu Riau, Langkat/ Melayu

Langkat, Melayu Banyu Asin, Asahan, Melayu, Melayu

Lahat, Melayu semendo

5.365.399 2,27

15 Minahasa Sulawesi Bantik, Minahasa,

Pasan/Ratahan, Ponosakan, Tombulu, Tonsawang, Tonsea/Tosawang, Tonteboan,

Totembuan, Toulour

1.237.177 0,52

16 Minangkabau Sumatera Minangkabau 6.462.713 2,73

17 Nias Sumatera Nias 1.041.925 0,44

18 Sasak Nusa Tenggara Sasak 3.173.127 1,34

19 Suku Asal Aceh

Sumatera Aceh/Achin/Akhir/Asji/A- Tse/Ureung Aceh, Alas, Aneuk

Jamee,Gayo, Gayo Lut, Gayo Luwes, Gayo Serbe Jadi, Kluet, Sigulai,Simeulue,

Singkil, Tamiang

4.091.451 1,73

20 Suku Asal Banten

Jawa Banten, Badui/Baduy 4.657.784 1,97

21 Suku Asal Sumatera Jambi, Kerinci, Anak Dalam/

Anak Rimbo, Batin, Kubu,

1.415.547 0,6

(23)

No Nama Daerah Jenis Jumlah %

Jambi Pindah

22 Suku Asal Kalimantan

lainnya

Kalimantan bai/Tidung/Tingalan/Tudung, Abal, Ahe, Anas/Toi, Apalin/Palin, Ata Kiwan,

Auheng, Ayus/ Bentian/

Karau/ Lemper/ Leo Arak/Bentian/Karau/

Lemper/Leo Arak, Badeng, Bahau, Baka, Bakung

Metulang, Balangan,

1.968.620 0,83

23 Suku Asal

Lampung Sumatera Lampung, Penghulu, Abung/

Bunga Mayang/ Sembilan Marga/ Siwo Megou, Belalau,

Buay Lima, Krui, Megau Pak Tulang Bawang, Melintang

Rajabasa-Peminggir MR, Nagarigung, Peminggir Semangka/ Skala Brak/ Telu

1.381.660 0,58

24 Suku Asal

Maluku Maluku Alfuru, Alune, Amahai,

Ambelau, Ambon, Aputai, Aru, Asilulu, Babar, Banda,

Barakai, Bati, Batuley, Benggoi, Bobot, Buru, Dagada,

Dai, Damar, Dawelor, Dawera, Desite, Dobel, Eli Elat,

Emplawas, Erai, E

2.203.415 0,93

25 Suku Asal Nusa Tenggara

Timur

Nusa Tenggara Abui, Adabe,

Alor/Belagar/Kelong/Manete/

Mauta/Seboda/Wersin, Atanfui/Atani/Atoni/ Atoni Meto/Dawan, Babui, Bajawa,

Bakifan, Barawahing, Barue, Belu, Blagar, Boti, Bunak/

Marae, Dadua, Deing, Ende, Fa

4.184.923 1,77

26 Suku Asal Papua Abau, Abra, Adora, Aikwakai, 2.693.630 1,14

(24)

No Nama Daerah Jenis Jumlah %

Papua Aiso, Amabai, Amanab,

Amberbaken, Arandai, Arguni, Asienara, Atam, Hatam, Atori,

Baham, Banlol, Barau, Bedoanas, Biga, Buruwai, Karufa, Busami, Hattam, Iha,

Kapaur, Inanwa

27 Suku Asal Sulawesi

lainnya

Sulawesi Atinggola, Suwawa, Mandar, Babontehu, Amatoa/

Ammatowa/ Orang Kajang, Ampana, Anak Suku Seko,

Aserawanua,

Babongko/Bobangko, Bada/

Lore/Napu, Bajao/ Bajau/

Bajo/ Bayo/ Wajo, Balaesang, Balantak/Tanuto

7.634.262 3,22

28 Suku Asal Sumatera

lainnya

Sumatera Anak Laut/Laut, Akik/Akit, Bonai, Hutan, Kuala, Rawa, Sakai, Talang Mamak, Ulu Muara Sipongi, Lubu, Pesisir,

Siberut, Siladang, Mentawai, Belom, Gumbak Cadek/Muslim Gunung Ko, Keme, Lambai/Lamuri, Lin

2.204.472 0,93

29 Suku Asal Sumatera

Selatan

Sumatera Palembang, Daya, Enim, Gumai, Kayu Agung, Kikim, Kisam, Komering, Lematang, Lintang, Lom, Mapur, Sekak, Meranjat, Musi Banyuasin, Musi Sekayu, Sekayu, Ogan,

Orang Sampan, Pasemah, Pedamaran, Pegagan,

5.119.581 2,16

30 Suku Nusa Tenggara Barat

lainnya

Nusa Tenggara Suku Nusa Tenggara Barat lainnya

1.280.094 0,54

31 Sunda Jawa Sunda 36.701.670 15,5

(25)

No Nama Daerah Jenis Jumlah %

Sumber: https://indonesia.go.id/profil/suku 4. Keragaman Ras dan Etnik

Keragaman ras dan etnik di Indonesia dimulai sejak sekitar 20.000 tahun yang lalu. Adapun keragaman tersebut terdiri atas sebagai berikut.

1. Ras Mongoloid -> Daerah Indonesia bagian Barat seperti Pulau Sumatra, Jawa, dan Kalimantan. Meliputi:

2. Ras Melayu Tua (Proto Melayu) 3. Ras Melayu Muda (Deutro Melayu)

4. Ras Papua Melanezoid -> Pulau Aru, Papua, dan Pulau Kai 5. Ras Negroid -> Semenanjung Malaka dan Kepulauan Andaman

6. Ras Weddoid -> Siak Riau, Sumatera Selatan, Pulau Muna, dan Kepulauan Mentawai

C. Rangkuman

Kebudayaan merupakan buah pikir manusia yang berasal dari dorongan karya, karsa, dan cipta sebagai wujud aidari gagasan, ide, hukum, norma, yang didapat sebagai anggota masyarakat. Unsur- unsur universal kebudayaan meliputi: Bahasa ( lisan dan tulisan)

Kesenian (seni rupa, seni gerak, seni suara), Mata pencaharian (pertanian, perternakan, sistem produksi, sistem distribusi), Sistem teknologi (pakaian, perumahan, alat rumah tangga, senjata, alat produksi, alat transportasi), Sistem kemasyarakatan (kekerabatan, organisasi politik, hukum, sistem perkawinan), Religi/ system kepercayaan (kepercayaan terhadap kekuatan gaib/ Tuhan, upacara, sesaji), Sistem pengetahuan (pendidikan, penyuluhan).

Kebudayaan senantiasa berubah seiring berkembangnya zaman, dari yang sebelumnya merupakan kebudayaan tradisional, kemudian berkembang menjadi kebudayaan peralihan, hingga menuju kebudayaan modern. Hal tersebut menunjukkan bahwa bahwa pergeseran nilai-nilai yang berkaitan dengan unsur-unsur kebudayaan pasti terjadi.

(26)

D. Tugas

1. Uraikan perbedaan antara dan kebudayaan

2. Berikanlah contoh unsur kebudayaan yang berkembang di masyarakat?

3. Berikanlh contoh di lingkungan tempat tinggalmu perubahan budaya yang terjadi?

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

KEDUDUKAN GEOGRAFI BUDAYA DALAM KONTEKS GEOGRAFI

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari modul kegiatan pembelajaran 2 ini mahasiswa diharapkan mampu:

1. Menunjukkan kedudukan geografi budaya dalam lingkup ilmu geografi 2. Memahami ruang lingkup geografi budaya

3. Menyimpulkan pentingnya geografi budaya bagi Indonesia

B. Uraian Materi 1. Geografi Budaya

Geografi budaya (Kultur Geograhie) merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari persebaran dan keragaman kerja budaya manusia yang telah menentukan aspek-aspek dan inti lanskap. Ia memberikan pengertian yang luas mengenai lanskap 16 budaya, yaitu dengan memperhatikan unsur-unsur kerokhanian (menyelidiki organisasi keagamaan), ekonomi, politik, dan sosial.

Menurut Carl Sauer geografi budaya adalah ilmu pengetahuan yang menelaah sekitar tingkah laku manusia yang ditimbulkan karena adanya usaha adaptasi dan pemanfaatan lingkungan alam oleh manusia dalam usaha mempertahankan hidupnya.

Dengan demikian berarti geografi budaya berada posisi penengah kajian yang bersifat fisik dengan kajian yang bersifat sosial. Namun beberapa kalangan menganggap bahwa geografi budaya adalah rumpun geografi yang lebih dekat dikaitkan dengan kajian geografi manusia (human geografi).

Jika mengacu pada gagasan Sauer tersebut, jelaslah bahwa semua fenomena- fenomena di dalam geosfer yang bersifat fisik akan mempengaruhi munculnya kebudayaan pada suatu daerah. Hal tersebut disebabkan budaya yang berkembang di suatu cenderung menunjukkan karakteristik dan kebutuhan daerah itu sendiri.

(27)

Misalnya pada suatu kawasan pesisir dimana penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan, maka mereka harus mampu beradaptasi dengan alam dan mampu membuat alat- alat penangkap . Alat tersebut merupakan hasil dari buah pikir manusia, sehingga dapat disimpulkan bahwa alat merupakan pencerminan budaya setempat.

2. Kedudukan dan keterkaitan geografi budaya dalam ligkup ilmu geografi

Geografi Budaya telah berkembang lama, dan menjadi bagian integral dari disiplin geografi. Geografi Budaya tidak sama dengan geografi manusia, tetapi keberadaannya sebagaimana halnya geografi ekonomi, geografi politik, dan cabang geografi lainnya, yang kesemua itu merupakan sub-bagian dari geografi yang lebih luas. Secara visual dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 1: Ilmu dalam Geografi

Sumber: google.com 3. Ruang Lingkup Geografi budaya

Geografi budaya merupakan aplikasi ide/ gagasan dari budaya terhadap masalah-masalah geografi. Menurut Wagner P.L dan M.W. Mikeesell, dalam kajian geografi budaya ada lima tema inti yang perlu dijadikan perhatian. Kelima tema inti tersebut adalah:

a. Budaya, b. Area budaya, c. Bentang budaya,

(28)

d. Sejarah budaya, e. Ekologi budaya

Area Budaya (Cultural Area)

Dalam menjelaskan tentang konsep area budaya, berikut kita ambil satu kasus tentang daerah Great Plains (culture area) yang asli, yaitu sebuah daerah geografis di mana terdapat sejumlah masyarakat yang mengikuti pola hidup yang sejenis. Tiga puluh satu suku bangsa yang merdeka dalam arti politik menghadapi lingkungan yang sama, di mana bison merupakan sumber pangan dan sumber bahan untuk pakaian dan perumahan yang paling mudah dan paling praktis. Karena hidup berdekatan, mereka dapat memanfaatkan penemuan dan hasil pengamatan baru secara bersama-sama. Mereka menumbuhkan adaptasi yang sama terhadap sebuah daerah ekologi tertentu dan memanfaatkannya bersama-sama. Pada waktu terjadi kontak dengan orang-orang Eropa, orang-orang Indian di Great Plains itu tanpa terkecuali semuanya adalah pemburu bison, dan tergantung pada binatang itu dalam hal pangan, pakaian, rumah dan alat-alat dari tanduk. Setiap suku bangsa pada umumnya secara organisatoris terbagi atas sejumlah kelompok prajurit dan kewibawaan didasarkan atas kemahiran berburu dan berperang.

Perkemahan mereka diatur secara khusus menurut pola lingkaran tertentu.

Banyak upacara keagamaan, seperti Tarian Matahari (Sun Dance), dipraktekkan di seluruh daerah itu. Kadang-kadang iklim dan topografi di daerah-daerah geografis tersebut tidak seragam, dan oleh karena itu penemuan baru tidak selalu menyebar dari kelompok yang satu kepada kelompok yang lain. Di samping itu, dalam sebuah daerah kebudayaan terdapat variasi lingkungan lokal, dan variasi itu menimbulkan variasi dalam hal adaptasi. Great Basin (lembah besar) di bagian barat Amerika Serikat yang meliputi negara bagian Nevada dan Utah, dengan bagian-bagian dari California, Oregon, Wyoming yang berbatasan merupakan contoh dalam kasus ini.

Orang Shonshone di daerah Great Basin terbagi atas kelompok utara dan kelompok barat, kedua-duanya semula adalah pemburu dan peramu yang berpindah-pindah. Di utara, binatang-binatang besar cukup untuk memberi bekal kehidupan kepada

(29)

populasi yang besar, di mana diperlukan tingkat kerjasama yang tinggi. Sebaliknya orang Shonshone di bagian barat hidupnya hampir melulu tergantung kepada pengumpulan tanaman liar, dan karena persediaannya sangat bervariasi menurut musim dan lokasinya, maka orang Shonshone di bagian barat terpaksa menjelajahi daerah yang luas untuk mencari makan. Dalam keadaan seperti itu, yang paling efisien ialah kalau bepergian dalam kelompok-kelompok yang hanya terdiri atas beberapa keluarga, dan hanya kadang-kadang berkumpul dengan kelompok- kelompok lain, itupun tidak selalu dengan kelompok yang sama.

Orang Shonshone bukan satu-satunya penghuni daerah Great Basin, di sebelah selatan juga hidup satu bangsa lain yang berhubungan dekat, yaitu orang-orang Paiute. Mereka itu juga pemburu peramu yang hidup dalam kondisi lingkungan yang sama seperti orang Shonshone, tetapi orang Paiute lebih aktif mengelola sumber- sumber pangan mereka yang liar itu dengan membelokkan aliran sungai-sungai kecil untuk mengairi tanaman liar mereka. Mereka tidak menanam daan bercocok tanam, namun meskipun demikian orang Paiute mampu menjamin adanya persediaan pangan yang lebih mantap dibanding dengan tetangga mereka di utara. Oleh karena itu populasi mereka lebih besar dari pada populasi Shonshone dan mereka hidup lebih menetap.

Untuk menjelaskan adanya variasi di daerah tertentu, Julian Steward mengusulkan konsep tipe kebudayaan (culture type), yaitu kebudayaan yang ditinjau berdasarkan adanya teknologi tertentu dan hubungannya dengan sifat-sifat lingkungan tertentu yang dapat ditangani dengan menggunakan teknologi tersebut.

Contoh dari Great Plains menunjukkan bagaimana teknologi membantu menentukan sifat-sifat lingkungan yang bermanfaat. Padang rumput yang sama, yang dahulu memberi penghidupan suku-suku bangsa pemburu-peramu, kini memberi penghidupan kepada petani gandum. Orang Indian tidak sampai mengadakan pertanian di daerah itu bukan karena alasan-alasan lingkungan, juga bukan karena mereka tidak mempunyai pengetahuan tentang pertanian tetapi karena sebelum mereka pindah ke daerah itu ada di antara suku-suku yang hidup dari pertanian.

Mereka tidak bercocok tanam karena kawanan bison merupakan sumber pangan yang melimpah tanpa harus bercocok tanam dan karena akan sulit dilakukan tanpa menggunakan bajak yang berujung besi untuk menghancurkan tanah padang rumput yang padat. Potensi pertanian dari Great Plains hanya sekedar sifat yang tidak

(30)

relevan dari lingkungan, mengingat sumber daya dan teknologi yang ada sebelum kedatangan orang Eropa.

Bentang Budaya (Cultural Landscape)

Salah satu aliran dalam geografi di Amerika Serikat adalah Cultural Geography, tokoh pendirinya adalah Carl Sauer dari Universitas California. Aliran ini lebih mengutamakan kajian atas aneka bentuk karya manusia di permukaan bumi sebagai wilayah. Sebagai contoh Bryan dalam bukunya yang berjudul Man’s Adaptation to Nature (1933) berpendapat bahwa perbedaan antara wilayah satu dengan yang lain itu berujud perbedaan cultural landscape, yakni bentang budayanya. Di dalam bentang budaya dijumpai empat aspek, yaitu: (1) Bentuk- bentuk struktural, misal: tanah garapan, permukiman, pertambangan, pabrik; (2) Sarana-sarana perpindahan manusia dan barang.(3) Proses-proses khusus, seperti dalam kegiatan pertanian, industri, dan transportasi. (4) Hasil-hasil kegiatan manusia yang antara lain berupa persediaan pangan, komoditi, kesehatan penduduk, dan pemerintahan yang baik. Jadi dapatlah dikatakan bahwa bentang budaya itu merupakan berbagai bentuk konkrit dari adaptasi manusia terhadap lingkungan alamnya. Dikatakan demikian karena jelas berkaitan lebih erat dengan usaha manusia untuk mengubah alam dari pada yang bertalian dengan pengaruh alam atas kehidupan manusia. Menurut Taylor aneka ragam karya manusia sebagaimana disebutkan di muka belumlah seluas yang disebut faktor manusia. Hal ini juga meliputi idiologi dan teknologi yang dipakai manusia sebagai alat untuk mengubah natur menjadi kultur, sehingga terciptalah wujud kenampakan fisik dari wilayah yang dihuninya.

Berbeda dengan bentang alam, pada bentang budaya telah masuk pengaruh- pengaruh manusia di dalamnya untuk merekayasa bentangan tersebut. Manusia dianggap sebagai mahluk yang aktif terhadap lingkungan dan tempat tinggalnya, dan tidaklah pasif. Dengan budayanya, manusia mampu mengubah apa yang ada di alam ini semata-mata dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam ilmu geografi faham ini disebut dengan Possibilis. Menurut kelompok posibilisme, yang sangat menentukan kemajuan suatu wilayah adalah tingkat kemampuan penduduk, sedangkan alam hanya memberikan kemungkinankemungkinan untuk diolah dan dimanfaatkan manusia.

(31)

Carl Sauer seorang tokoh geografi budaya mendefinisikan lanskap sebagai unit mendefinisikan penelitian geografis. Dia melihat bahwa budaya dan masyarakat dikembangkan dari lanskap mereka, tetapi di sisi lain lanskap juga membentuk masyarakat. Interaksi antara lanskap 'alami' dan manusia menciptakan 'lanskap budaya'. Bentang budaya meliputi segala fenomena di permukaan bumi yang berhubungan dengan aktivitas manusia. Manusia sebagai penghuni bumi merupakan obyek sosial yang paling utama dalam geografi. Manusia dengan segala kemampuannya membuat kelompok-kelompok yang menempati wilayah tertentu sehingga terbentuk sebuah komunitas. Di dalam komunitas tersebut, manusia saling berinteraksi dan membangun lingkungannya. Komunitas manusia tersebut selanjutnya disebut masyarakat. Interaksi antara manusia dengan linkungannya menghasilkan berbagai kegiatan, seperti industri, perdagangan, pasar, perkebunan, dan pendidikan. Wilayah yang ditempati sekelompok masyarakat memiliki batas-batas tertentu, baik berupa batas alamiah seperti sungai, gunung, laut, maupun batas sosial atau budaya seperti tugu dan jalan yang dibuat oleh manusia.

Contoh obyek sosial dalam bentuk bentang budaya antara lain sebagai berikut:

1. Jalan raya adalah jalan yang besar, lebar, dan beraspal sehingga dapat dilalu oleh kendaraan besar seperti truk dan bus.

2. Rel adalah jalan kereta api yang dibuat dari batangan besi.

3. Pelabuhan udara adalah tempat di daratan yang digunakan untu aktifitas pesawat terbang dan penggunaannya, baik untuk penumpang maupun barang.

4. Pelabuhan laut, pelabuhan pantai, atau pelabuhan samudera adalah tempat yang digunakan untu merapat dan bersandarnya kapal-kapal laut serta berbagai kegiatannya.

5. Lahan pertanian atau lahan garapan adalah tanah dengan luas tertentu yang dapat digunakan untuk berbagai aktifitas cocok tanam, contohnya sawah dan ladang.

Dalam mengkaji suatu wilayah tentu saja tidak cukup apabila seorang geograf hanya memperhatikan karya manusia yang sifatnya materiil, tetapi juga memperhatikan segala faktor yang ada untuk menafsir karakteristik atau kepribadian wilayah yang bersangkutan. bahkan dalam melakukan pendekatan geografis.

Sehubungan itu perlu pula dipakai sebagai dasar, pandangan hidup serta keyakinan agama setempat. Barulah wilayah yang dihuni akan mendapatkan ciri-cirinya yang khas yang membuatnya lain dari wilayah lainnya.

(32)

Sejarah Budaya (Cultural History)

Pada dasarnya, sejarah dapat diartikan menjadi beberapa identifikasi sebagai berikut: Kata sejarah yang berasal dari bahasa Arab "SYAJARATUN" yang berarti pohon kehidupan walaupun dalam bahasa Arab sendiri mengartika ilmu yang mempelajari kisah tentang masa lalu dinamakan TARIKH. Kata sejarah dari bahasa Inggris "HISTORY" yang sebenarnya kata HISTORY itu sendiri berasal dari bahasa Yunani ISTORIA yang berarti orang pandai. Kata sejarah dalam bahasa Jerman dan Belanda. Dalam bahasa Jerman, kata sejarah berasal dari kata GESCHICHTE dan dalam bahasa Belanda berasal dari kata GESCHIDENIS. Dalam bahasa Jerman dan Belanda mempunyai arti yang sama, yaitu "kejadian yang dibuat oleh manusia".

Ilmu sejarah mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau.

Masa lampau memiliki pengertian yang sangat luas, bisa berarti satu abad yang lalu, puluhan tahun yang lalu, sebulan yang lalu, sehari yang lalu atau sedetik yang lalu, bahkan waktu sekarang ketika sedang membaca tulisan ini akan menjadi masa lampau. Kita harus menyadari bahwa rangkaian peristiwa sejarah sejak adanya manusia sampai sekarang adalah peristiwa yang berkelanjutan atau berkesinambungan (continuity). Roeslan Abdul Ghani mengatakan bahwa ilmu sejarah ibarat penglihatan terhadap tiga dimensi, yaitu pertama, penglihatan ke masa silam, kedua ke masa sekarang dan ketiga ke masa depan (to study history is to study the past to built the future).

Dengan demikian, mempelajari peristiwa-peristiwa sejarah akan selalu terkait dengan “waktu’ (time) yang terus bergerak dari masa sebelumnya ke masa-masa berikutnya serta melahirkan peristiwa-peristiwa yang baru yang saling terkait sehingga perjalanan sejarah tidak pernah berhenti (stagnan). Ilmu sejarah juga mengenal adanya konsep ”perubahan” (change) kehidupan sejak adanya manusia sampai sekarang yang berlangsung secara lambat (evolusi) ataupun berlangsung dengan cepat (revolusi). Panta Rei, artinya tidak ada yang tidak berubah, semuanya mengalir, masyarakat sewaktu-waktu bergerak dan berubah (Herclitus). Semua sisi kehidupan terus bergerak seiring dengan perjalanan waktu dari masa lampau ke masa kini menuju masa yang akan dating. Selama itu pula terjadi perubahan-perubahan.

Sehingga setiap peristiwa sejarah tidak berdiri sendiri atau terpisah. Dengan demikian, mempelajari sejarah bukan berarti mempelajari sesuatu yang terpencil

(33)

pada masa lampau, melainkan mempelajari sesuatu yang terus berjalan dengann pijakan masa lampau, menarik garis ke masa sekarang dan ke masa yang akan datang.

Ekologi Budaya (Ecological Cultural)

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan logos ("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.

Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.

Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya.[2]

Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik.

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.

Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.

Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.

(34)

Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

Ekologi adalah cabang ilmu pengetahuan yangmembicarakan makhluk hidup khususnya manusia dalam hubungannya dengan kondisi lingkungan hidupnya dimana manusia itu berada dan memanfaatkan lingkunngan itu memenuhi keperluan hidupnya. Manusia harus merawatnya dengan tindakan- tindakan yang di pertimbangkan untuk mendapatkan keseimbangan dalam kelangsungan lebih lajut hidupnya. Lingkungan memberikan hasil kepada manusia atas budidayanya terhadap lingkungan berapa sumber daya dalam latar tertentu: energi, dan materi dan pelayanan.

Permasalahan lingkungan hidup yang dibutuhkan dari sebab dinamika alam atau perilaku manusia yang melanggar daya dukunng lingkunngan adalah permasalahan ekologi. Pengelolaan lingkungan hidup manusia tidak lepas dari ekologi manusia, yaitu hubungan timbale balik antara perilaku manusia dengan lingkungan hidupnya. Perilaku manusia terikat dengan tingkat nilai-nilai budaya yang melatarbelakanginya dalam mengelola. Tingkat kebudayaan ini penting karena merupakan regulator bagi perilaku-perilaku dan maksimalitas sumber daya yang dihasilkan.Ekologi Budaya adalah sebuah cara pandang memahami persoalan lingkungan hidup dalam perpektif budaya. Atau sebaliknya, bagaimana memahami kebudayaan dalam perspektif lingkungan hidup. Ulang-alik antara lingkungan hidup (ekologi) dan budaya itulah yang menjadi bidang garap Ekologi Budaya.

Geografi budaya berusaha mengkaji hasil budi daya manusia perbedaan- perbedaan di antara komunitas, cara-cara hidup (way of life) yang khas dari setiap budaya yang ada. Geografi budaya, mencoba memperbandingkan distribusi perubahan dari area budaya (cultural area) dan distribusi dari kenampakan muka bumi. Dari situ, dapat dilakukan identifikasi terhadap karakteristik kenampakan lingkungan sebagai akibat dari pengaruh kebudayaan. Selain itu juga berusaha mencari tahu tentang apa peran tindakan manusia dalam penciptaan dan pemeliharaan

(35)

kenampakan geografik. Geografi budaya juga berusaha membedakan, mendeskripsikan, dan mengklasifikasikan tipe yang kompleks dari kenampakan lingkungan, termasuk di dalamnya hasil buatan manusia yang serupa dari setiap komunitas kebudayaan, atau yang disebut dengan bentang budaya; termasuk juga berusaha mempelajari latar belakang sejarah dalam konteks sejarah budaya yang asli.

4. Ilmu-ilmu Bantu Pendukung Geografi Budaya

Terdapat dua aspek yang menjadi perhatian dalam Geografi Budaya, yaitu aspek fisik dan aspek sosial dipelajari oleh ilmu-ilmu yang menjadi ilmu penunjang Geografi Budaya. Ilmu penunjang Geografi Budaya sangat diperlukan mengingat luasnya bahasan dalam Geografi Budaya. Ilmu penunjang tersebut ada 15 ilmu, antara lain :

1) Ilmu kependudukan

merupakan ilmu yang obyek studinya keruangan penduduk. Obyek studi ini meliputi penyebaran, densitas, perbandingan jenis kelamin penduduk dari suatu wilayah. Ilmu ini digunakan untuk mempelajari masalah yang berhubungan tentang pola-pola kependudukan pada suatu wilayah. Misalkan pada masalah berkaitan dengan budaya, yaitu perceraian, kenakalan remaja, dan sebagainya. Penduduk bersifat dinamisdan selalu ada perubahan keadaan penduduk, baik berupa jumlah distribusi sehingga mempengaruhi struktur penduduk wilayah tersebut, hal ini faktor budaya bisa mempengaruhinnya.

2) Ilmu Ekonomi

merupakan ilmu yang bidang kajiannya berupa aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi. Titik berat kajiannya pada aspek keruangan struktur ekonomi masyarakat, termasuk bidang pertanian, industri, perdagangan, transportasi, komunikasi, jasa, dan sebagainya. Dalam Geografi Budaya, ilmuekonomi digunakan untuk mengkaji pola-pola aktivitas ekonomi pada suatu masyarakat diruang tertentu sehingga dapat mencerminkan ciri-ciri kebudayaan diruang tersebut. Selainitu, Manusia didalam hidupnya selalu ada kebutuhan. Aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh manusia disetiap daerah sangat kompleks jenisnya, sehingga didalam Geografi Budaya terdapat unsur sistem mata pencaharian yang berpengaruh dalam bentuk kebudayaan daerah tersebut.

(36)

3) Ilmu Politik

merupakan ilmu yang bidang kajiannya adalah aspek keruangan pemerintahan atau kenegaraan yang meliputi hubungan regional dan internasional, pemerintahan atau kenegaraan. IlmuPolitik ini dalamGeografi Budayadipergunakan untuk mengidentifikasi terkait tentang aspek pemerintahan/kekuasaan. Hal ini dapat menjadi masalah budaya, karena ilmu politik paling banyak menjadi perhatian utama yang dipermasalahkan di kehidupan sosial.

4) Geografi permukiman

adalah cabang geografi yang obyek studinya berkaitan dengan perkembangan permukimam di suatu wilayah permukaan bumi. Aspek yang dibahas adalah waktu suatu wilayah dihuni manusia, bentuk permukimannya, faktoryang mempengaruhi perkembangan dan pola permukiman. Geografi permukiman ini dalam Geografi Budaya dipergunakan untuk menjelaskan pola-pola permukiman, perkembangan suatu permukiman manusia yang ada dipermukaan bumi, setiap daerah punya ciri khas yang mempunyai bentuk tersendiri, disetiap bagian dari rumah tersebut mempunyai filosofi yang diturunkan dari nenek moyangnya. Tentunya hal ini juga tak luput dari pengaruh faktor geografis terhadap perkembangan.

5) Geografi Regional

merupakan diskripsi yang menyeluruh antara aspek manusia dan aspek alam (lingkungan). Fokus kajiannya adalah interelasi, interaksi dan integrasi antara aspek alam dan manusia dalam suatu ruang tertentu. Didalam Geografi Regional ini sangat penting diperlukan menurut Bryan bahwa : Perbedaan antar wilayah satu dengan yang lainya itu berupa perbedaan cultural landscape-nya, yaitu tentang budayannya.

6) Paleontologi

Ilmu yang Mengkaji tentang fosil-fosil serta bentuk-bentuk kehidupan dimasa purba.

Dalam hal ini Paleontologi dapat dipergunakan untuk mempelajari atau mengidentifikasi budaya-budaya pada masa lampau dilihat dari bukti-bukti penampakan artefak-artefak.

7) Psikologi

adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dan proses mental.

Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia berperan penting dalam membantu Geografi Budaya untuk menganalisis tingkah laku keruangan

(37)

lingkungan manusia. Dengan demikian keduanya memerlukan interaksi yang intens untuk memahami pola-pola budaya masyarakat tertentu.

8) Sosiologi

Yaitu ilmu yang Mengkaji sruktur proses-proses sosial. termasuk perubahan sosial.

sosial membahas lingkungan manusia yang di dalamnya termasuk proses, struktur, dan perubahan sosial sehingga memiliki kesamaan dan perbedaan dengan wilayah lain dalam konteks keruangan.Dalam hal ini, peranan Sosiologi dalam Geografi Budaya dapat membantu memahami struktur, proses, dan perubahan sosial didalam suatu daerah kebudayaan yang sangat menarik untuk dipelajari.

9) Arkeologi

merupakan ilmu yang mempelajari kebudayaan (manusia) masa lalu melalui kajian sistematis atas data benda-benda yang ditinggalkan. Kajian sistematis meliputi penemuan, dokumentasi, analisis, dan interpretasi data berupa artefak (budaya bendawi, seperti kapak batu dan bangunan candi) dan ekofak (benda lingkungan, seperti batuan, rupa muka bumi, dan fosil) maupun fitur (artefaktual yang tidak dapat dilepaskan dari tempatnya (situs arkeologi). Teknik penelitian yang khas adalah penggalian (ekskavasi) arkeologisdan survey.

10) Linguistik

Linguistik adalah ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya.Martinet (1987: 1 9).Menurut Koentjaraningrat, sebagaimanadikutip Abdul Chaer dan Leonie dalambukunya Sosiolinguistik bahwa bahasabagian dari kebudayaan. Jadi, hubunganantara bahasa dan kebudayaanmerupakan hubungan yang subordinatif, yang mana bahasa berada dibawah lingkupkebudayaan.

11) Sejarah atau ilmu sejarah

diartikan sebagai informasi mengenai kejadian yang sudah lampau. Sebagai cabang ilmu pengetahuan, mempelajari sejarah berarti mempelajari dan menerjemahkan informasi dari catatan-catatan yang dibuat oleh orang perorang, keluarga, dan komunitas. Pengetahuan akan sejarah melingkupi: pengetahuan akan kejadian- kejadian yang sudah lampau serta pengetahuan akan cara berpikir secara historis.

Dengan ini ilmu sejarah dapat membantu menjelaskan adanya suatu budaya pada waktu lampau.

12) Hubungan Geomorfologi dengan Kebudayaan Geomorfologi

(38)

adalah ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk permukaan bumi sebagai akibat adanya pengaruh tenaga asal dalam dan tenaga asal luas bumi (hujan, angin, penyinaran dan pemanasan matahari, benturan benda asal ruang angkasa serta aliran air dan gletser) yang menghasilkan proses-proses geomorfik yang berakibat terubahnya bentuk-bentuk permukaan bumi. Obyek utama geomorfologi ialah bentuklahan, proses geomorfologi, genesa dan evolusi pertumbuhan bentuk lahan (Stadia) beserta hubungannya dengan aspek lingkungan (Edarto Danang. 2007). Dalam Geomorfologi, dipelajari juga studi tentang tinggi rendahnya suatu daerah diukur dari ketinggian air laut. Suatu masyarakat yang berada di daerah pegunungan, mempunyai kebudayaan yang berbeda dengan masyarakat yang berada di daerah dataran rendah.Salah satunya dari bahasa.Masyarakat yang berada di daerah pegunungan umumnya bila sedang berbicara suaranya lebih keras bila di bandingkan dengan masyarakat yang berada di dataran rendah.Hal tersebut dikarenakan jarak antar rumah mereka yang jauh antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu diperlukan suara yang keras bila ingin berkomunikasi dengan warga yang lain. Namun dalam masalah hubungan kekeluargaan, masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan umumnya mempunyai hubungan yang dekat dan akrab antar warganya.Rasa kekeluargaan lebih tinggi.Sedangkan masyarakat yang tinggal di daerah dataran rendah, umumnya di daerah perkotaan, sikap individunya lebih tinggi.Karena orientasinya hanya pada keuntungan pribadi saja.

13) Klimatologi

klimatologi adalah sebagai ilmu yang memberi gambaran dan penjelasan penjelasan sifat iklim, mengapa iklim di berbagai tempat berbeda dan bagaimana kaitan antara iklim dan aktivitas manusia, Secara mudahnya, ilmu iklim/klimatologi yaitu cabang ilmu pengetahuan yang membahas sintesis atau statistik unsur-unsur cuaca hari demi hari dalam periode tertentu (beberapa tahun) di suatu tempat dan wilayah tertentu.

Sintesis Klimatologi dapat juga didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari jenis iklim di muka bumi dan faktor penyebabnya.Karena metereologi mencakup interpretasi dan koleksi data pengamatan maka ilmu ini memerlukan teknik statistik.

Demikianlah klimatologi dapat pula disebut juga meteorologi statistic (Bayong Tjasyono 2004). Dari penjelasan diatas, sudah dapat dilihat sebuah pertanyaan bagaimana kaitan iklim dengan manusia.Jadi jelas bahwa iklim mempunyai hubungan dengan kebudayaan suatu masyarakat.Salah satunya dari model pakaian. Masyarakat

(39)

yang tingggal pada iklim dingin, model pakiannya akan menutupi seluruh bagian tubuh dan tebal. Hal ini berguna untuk menghangatkan diridari cuaca yang dingin.Namun berbeda dengan masyarakat yang tinggal di daerah gurun, walaupun sama-sama mempunyai model pakaian yang menutupi seluruh tubuh tetapi mempunyai fungsi yang berbeda.Di masyarakat yang tinggal di daerah gurun, pakaian yang menutupi seluruh bagaian tubuh berfungsi untuk melindungi diri dari sinar matahari yang panas, dan juga terpaan debu atau pasir.

14) Oceanografi

Oseanografi (gabungan kata Yunaniωκεανός yang berarti "samudra" dan γράφω yang berarti "menulis"), juga disebut oseanologi atau ilmu kelautan, adalah cabang ilmu Bumi yang mempelajari samudra atau lautan. Ilmu ini mencakup berbagai topik seperti organisme laut dan dinamika ekosistem arus samudra gelombang, dan dinamika cairan geofisika; tektonik lempeng dan geologi dasar laut, dan arus berbagai zat kimia dan fisika di dalam lautan dan perbatasannya. Jadi oceanografi adalah pencitraan tentang laut dan lingkungannya, pencitraan tentang keadaan, sifat, tabiat isi lautan, perihal hidup dan kehidupan dilaut serta perihal lingkungannya dan pengaruh timbal balik. Salah satu hubungan oceanografi dengan kebudayaan dapat dilihat dari sector mata pencaharian masyarakatnya.Mayoritas, penduduk yang berada di daerah pantai pasti berkerja menjadi seorang nelayan. Dengan adanya oceanografi, pemerintah dapat memeberikan pengetahuan-pengetahuan dan info keadaan tentang laut yang akan memudahkan para nelayan dalam bekerja.

15) Ilmu Tanah

Ilmu tanah merupakan ilmu yang mempelajari seluk beluk tanah.Tanah, seperti yang kita ketahui menjadi tempat tumbuhnya tanaman dan mendukung hewan dan manusia, termasuk salah satu sumberdaya yang sangat penting. Lapisan yang menyeliputi bumi antara litosfer (batuan yang membentuk kerak bumi) dan atmosfer ini menjadi penentu kehidupan di permukaan bumi.Tanpa adanya tanah, maka tidak ada kehidupan.

Penting bagi kita memahami ilmu tanah dengan benar.Sebab, kerusakan bisa saja terjadi akibat kelalaian manusia.Bayangkan saja, kita begitu tergantung dengan berbagai produk tanaman sebagai sumber bahan pangan, pakaian dan bahan bangunan.

Dalam hubungannya dengan geografi budaya, ilmu tanah memeberikan pengetahuan tentang tanah,, keadaannya, ciri khas, dll. Sehingga dengan adanya ilmu tanah, daparla

(40)

membantu para petani dalam bekerja. Dengan majunya ilmu tanah, dan juga di imbangi dengan majunya sector pertanian.Diantaranya dengan adanya traktor dan pupuk kimia. Maka hasil panen akan lebih cepat, kerja bakti dalam panen pun bias hilang akibat ditemukannya juga mesin-mesin dalam membantu proses panen.

5. Pentingnya Geografi Budaya Bagi Indonesia

Geografi budaya memberikan manfaat yang besar bagi bangsa Indonesia.

Secara internal :

a. Secara geografi politik Indonesia merupakan negara kesatuan (NKRI) yang suku bangsanya mengalami nasib yang sama dalam sepanjang hidupnya

b. NKRI merupakan gugusan pulau sepanjang Sabang-Merauke yang bersatu dalam wadah Bhineka Tunggal Ika

c. Ragam pulau (17.672 pulau) dan budaya (522 suku) d. Perbedaan harus menjadi kekayaan (merupakan modal)

e. Pemahaman budaya daerah sangat penting, sehingga saling memahami, menghormati satu dengan yang lain

f. Nation dan Charakter Building lebih utama dalam rangka terbentuknya kepribadian nasional Indonesia

Secara eksternal (posisi Indonesia):

a. Negara Indonesia terletak diantara :Benua Asia dan benua Australia serta Samudera Pasifik dan samudera Hindia

b. Kekuatan kontinental dan kekuatan maritime: Sosialis dan kapitalis serta Blok barat dan blok timur

c. Penduduk padat dan penduduk jarang d. Negara berkembang dan negara maju

C. Rangkuman

Geografi budaya menrupakan bagian dari cabang ilmu geografi yang membahas tentang interaksi manusia dalam lingkungan budayanya. Dalam posisinya masuk dalam kajian geografi manusia. Ruang lingkupnya berupa: Budaya, Area budaya,

(41)

Bentang budaya, Sejarah budaya, Ekologi budaya. Secara umum geografi budaya berkontribusi dalam mengenalkan dan menguatkan budaya bangsa dan menanamkan rasa cinta tanah air.

D. Tugas

1. Bukalah https://www.arcgis.com/apps/instant/countdown 2. Himpunlah informasi yang terdapat di dalamnya

3. Buatlah analisis tentang persebaran kebudayaan Indonesia yang anda anggap menarik

KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 FAKTOR PENENTU KEBUDAYAAN

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari modul kegiatan pembelajaran 3 ini mahasiswa diharapkan mampu:

1. Mengidentifikasi faktor – faktor yang mempengaruhi kebudayaan

B. Uraian Materi

Keragaman budaya di Indonesia menjadi ciri khas bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa lain. Keragaman budaya di Indonesia dipengaruhi oleh banyak faktor Indonesia secara geografis dikenal sebagai negara kepulauan yang membentang dari wilayah Barat hingga Timur. Kondisi geografis wilayah Indonesia yang berbentuk kepulauan menyebabkan setiap pulau memiliki budaya masing-masing yang khas dan unik.

Selain itu, wilayah Indonesia juga terletak di jalur silang perdagangan internasional yang menjadikan sebagian besar wilayahnya mengalami akulturasi budaya. Hal ini tentunya membuat masyarakat Indonesia tinggal di wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi.

Mulai dari pesisir pantai, pegunungan, pedesaan, hingga perkotaan.

Pada umumnya, budaya yang berkembang di suatu wilayah cenderung menunjukkan identitas dan karakteristik masyarakat setempat. Lingkungan tempat tinggal mempengaruhi bentuk rumah setiap suku bangsa. Sebagai contoh, rumah adat di Jawa dan Bali biasanya dibangun di atas tanah, sedangkan rumah-rumah adat di luar Jawa dan Bali dibangun di atas tiang atau biasa disebut rumah panggung. Lalu, di daerah pegunungan, masyarakat setempat biasanya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Mereka harus menyiasati alam dengan membuat sistem pertanian dan alat-alat pertanian.

(42)

Rumah Adat “ Joglo’ Rumah Adat “ Lamin”

Sumber: seni.budayaku.com

Sistem dan alat tersebut merupakan hasil dari pemikiran manusia yang menjadi cerminan budaya setempat. Ada beberapa faktor mempengaruhi keragaman budaya di Indonesia, antara lain sebagai berikut:

Letak Geografis Wilayah

Faktor geografis mempunyai andil dalam mempengaruhi kebudayaan manusia pada suatu lingkungan. Letak geografis wilayah adalah letak suatu tempat dilihat dari kenyataan di muka bumi atau letak suatu tempat dalam kaitannya dengan daerah lain di sekitarnya. Letak geografis disebut juga letak relatif karena posisinya ditentukan oleh fenomena-fenomena geografis yang membatasinya, seperti gunung, sungai, lautan, benua, dan samudera. Secara geografis, Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudera, yaitu benua Asia dan benua Australia, dan di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

Pengaruh letak geografis Indonesia ini membantu penyebaran ragam budaya Indonesia, akulturasi budaya, dan modernisasi. Selain itu, Indonesia yang terdiri dari banyak pulau menciptakan beragam kebudayaan, karena terdiri dari berbagai macam suku bangsa dan budaya. Budaya Indonesia banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu, Buddha, Islam, dan Eropa. Hal ini tidak terlepas dari posisi Indonesia yang berada di jalur strategis yang menjadi perlintasan perhubungan antarbangsa.

Sebagai contoh bahwa letak geografis mempengaruhi budaya/ kebiasan hidup suatu masyakarat adalah: Masyarakat yang tinggal di pegunungan seperti Bromo misalnya, mereka akan cenderung bermata pencaharian sebagai petani. Sedangkan untuk masyarakat yang

(43)

tinggal di daerah pantai seperti Pangandaran biasanya berprofesi sebagai nelayan. Contoh lainnya misalnya tempat tinggal masyarakat tersebut. Masyarakat yang tinggal di gunung, untuk membuat rumah mereka hangat, maka mereka membuat atap yang tidak terlalu tinggi.

Suku-suku yang mendiami kawasan pegunungan papua mempunyai rumah tradisional yang bernama rumah honai. Rumah honai ini dibuat tanpa jendela, dan atap yang rendah. Selain itu, atap rumah honai dibuat dari jerami atau ilalang. Tujuannya adalah untuk menjaga dan memerangkap panas agar penghuni rumah tidak kedinginan.

Rumah Honai, Papua

Sedangkan untuk masyarakat yang tinggal di pantai, mereka membuat atap setinggi mungkin untuk mencegah kegerahan disiang hari yang panas.

Rumah Apung, Suku Bajo

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji dimensi sosial budaya dari kearifan lokal masyarakat Minang pedagang rantau di DKI Jakarta, mengetahui jenis- jenis kearifan lokal sosial

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji dimensi sosial budaya dari kearifan lokal masyarakat Minang pedagang rantau di DKI Jakarta, mengetahui jenis- jenis kearifan lokal sosial

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji dimensi sosial budaya dari kearifan lokal masyarakat Minang pedagang rantau di DKI Jakarta, mengetahui jenis- jenis kearifan lokal sosial

Penelitian ini mendeskripsikan kearifan lokal suku Using, adat dan tradisi serta kesenian yang dapat digunakan sebagai sumber belajar pada mata pelajaran Geografi di

Berdasarkan hasil uji coba produk dengan menggunakan angket respon siswa terhadap “modul IPA berbasis Kearifan Lokal,maka dapat disimpulkan bahwa Pengembangan Modul IPA Berbasis

Modul ajaran ini membahas tentang kekayaan budaya Indonesia dan cara untuk menyabutkan kearifan lokal di daerah tempat

Proyek ini bertujuan untuk membekali peserta didik dengan rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri melalui eksplorasi budaya dan kearifan lokal, khususnya

Modul ini bertujuan untuk melestarikan kearifan lokal "Beas Perelek" dan menumbuhkan nilai-nilai gotong royong dalam