BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH
Bagian ini berisi tentang gambaran umum wilayah studi yang berkaitan dengan aspek-aspek yang dibahas dalam penelitiaan ini. Penelitian ini menggunakan Kota Jakarta Pusat pada Kawasan Harmoni sebagai wilayah studi.
3.1 Kondisi Geografis dan Demografis DKI Jakarta
Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta terletak pada posisi 6°12’
LS dan 106°48’ BT serta terbentang pada hamparan tanah seluas 662,33 𝑘𝑚2. Dengan luas wilayah kurang dari 0,04% dari total luas wilayah daratan Indonesia namun dihuni oleh 4% dari total penduduk Indonesia. DKI Jakarta juga memiliki tidak kurang dari 110 pulau yang terletak di Kabupaten Kepulauan Seribu, namun hanya sekitar setengahnya saja yang berpenghuni. Provinsi DKI Jakarta terbagi menjadi 5 wilayah kotamadya dan 1 kabupaten administrasi yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara dan kapubaten Kepulauan Seribu.
Secara geografis Jakarta berbatasan dengan Provinsi Banten disebelah barat dan Provinsi Jawa Barat di timur dan selatan serta Laut Jawa di utara. Di bagian utara terbentang pantai sepanjang ± 35 km tempat bermuaranya 13 sungai dan 2 kanal (Sumber: Dinas PU DKI Jakarta). Data dari Dinas Pekerjaan Umum Pemprov DKI Jakarta menyatakan bahwa 73% kelurahan di DKI Jakarta dilalui aliran sungai.
Hal ini mengakibatkan tingginya potensi terjadinya bencana banjir khususnya pada musim penghujan. Adapun batas-batas wilayah administrasi DKI Jakarta adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Timur : Provinsi Jawa Barat
Sebelah Selatan : Provinsi Jawa Barat
Sebelah Barat : Provinsi Banten
Dalam hal administrasi pemerintahan, Provinsi DKI Jakarta dibagi menjadi 5 (lima) kota administrasi dan 1 (satu) kabupaten administrasi. Hal tersebut dimaksudkan guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat agar lebih efektif dan efisien.
TABEL III. 1
PEMBAGIAN WILAYAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2019
No Kabupaten/Kota Luas Area (Km) Jumlah
Kecamatan Kelurahan
1 Jakarta Pusat 52,38 8 44
2 Jakarta Utara 139,99 6 31
3 Jakarta Barat 124,44 8 56
4 Jakarta Selatan 154,32 10 65
5 Jakarta Timur 182,7 10 65
6 Kepulauan Seribu 10,18 2 6
Jumlah 664,01 44 267
Sumber: BPS, Provinsi DKI Jakarta Dalam Angka 2020
Wilayah kecamatan terbagi menjadi 44 kecamatan, dan kelurahan menjadi 267 kelurahan. Jakarta Selatan dan Jakarta Timur memiliki kecamatan dan kelurahan terbesar di Provinsi DKI Jakarta, dengan masing-masing memiliki 10 Kecamatan dan 44 Kelurahan.
Sumber: BPS, Provinsi DKI Jakarta Dalam Angka 2020
GAMBAR 3. 1
KOMPOSISI PEMBAGIAN LUAS WILAYAH DAN KABUPATEN ADMINISTRASI
Wilayah Provinsi DKI Jakarta yang memiliki luas area terbesar adalah Kota Administrasi Jakarta Timur, yaitu 27% dari luas Provinsi DKI Jakarta, sedangkan wilayah terkecil adalah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu dengan luas 2%.
TABEL III. 2
PENDUDUK DAN LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2019
No Kabupaten/Kota Penduduk (Jiwa) Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun (%)
1 Jakarta Pusat 928.109 0,34
2 Jakarta Utara 1.812.915 1,22
3 Jakarta Barat 2.589.933 1,60
4 Jakarta Selatan 2.264.699 1,18
5 Jakarta Timur 2.937.859 1,09
6 Kepulauan Seribu 24.295 1,79
Jumlah 10.557.810 1,19
Sumber: BPS, Provinsi DKI Jakarta Dalam Angka 2020
Jakarta sebagai Ibukota Indonesia mempunyai kepadatan penduduk yang tinggi. Berdasarkan data BPS Tahun 2020, total penduduk Jakarta adalah 10.557.810 Jiwa. Wilayah Administrasi Kota Jakarta Timur memiliki jumlah penduduk yang tertinggi di Provinsi DKI Jakarta.
Sumber: BPS, Provinsi DKI Jakarta Dalam Angka 2020
GAMBAR 3. 2
PIRAMIDA PENDUDUK DI DKI JAKARTA BERDASARKAN JENIS KELAMIN
0-4 10-14 20-24 30-34 40-44 50-54 60-64
Jumlah Penduduk di Provinsi DKI Jakarta Laki-Laki Perempuan
Angka kependudukan yang tinggi ini diakibatkan oleh tingkat transmigrasi yang tinggi di Jakarta. Jumlah penduduk selalu berubah setiap tahunnya di Jakarta.
Adapun kependudukan di Jakarta didominasi oleh jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 5.285.321 jiwa dan jenis kelamin perempuan sebanyak 5.272.489 jiwa.
3.2 Kondisi Geografis dan Demografis Jakarta Pusat
Jakarta Pusat adalah salah satu dari 5 (lima) kota administrasi dan satu kabupaten administrasi DKI. Jakarta. Luas Wilayah Menurut Kecamatan Administrasi Jakarta Pusat yaitu sebesar 48,13 km2. Jakarta Pusat terdiri dari 8 kecamatan dan 44 kelurahan, 392 RW (Rukun Warga), 4.641 RT (Rukun Tetangga). Adapun batas-batas wilayah administrasi Kota Jakarta Pusat adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Wilayah Admnistrasi Jakarta Barat & Jakarta Pusat
Sebelah Timur : Wilayah Administrasi Jakarta Timur
Sebelah Selatan : Wilayah Kota Depok
Sebelah Barat : Wilayah Kota Tangerang dan Tangerang Selatan Wilayah Administrasi Kota Jakarta Pusat terdiri dari 8 kecamatan yaitu Tanah Abang, Menteng Senen Johar Baru Cempaka Putih Kemayoran Sawah Besar. Gambir. Wilayah Administrasi Kota Jakarta Pusat memiliki jumah penduduk sebesar 928.109 Jiwa.
TABEL III. 3
PENDUDUK, LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK PER TAHUN, DISTRIBUSI PERSENTASE PENDUDUK, KEPADATAN PENDUDUK
LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK PER TAHUN DKI JAKARTA
Kecamatan Penduduk (Ribu) Tahun 2019
Laju Pertumbuhan Penduduk per Tahun 2010 -2019
Persentase Penduduk (%)
Tanah Abang 147.788 0,23 15,93
Menteng 68.415 0,02 7,39
Senen 97.578 0,32 10,51
Johar Baru 119.994 0,32 12,92
Cempaka Putih 85.667 0,1 9,25
Kemayoran 229.175 0,63 24,6
Sawah Besar 229.175 0,02 10,91
Gambir 78.534 0,01 8,49
Total 928.109 0,27 100
Sumber: BPS, Kota Administrasi Jakarta Pusat Dalam Angka 2020
Dari data diatas diketahui bahwa Kecamatan Kemayoran dan Sawah Besar memiliki jumlah penduduk yang paling tinggi yaitu sebesar 229.175 jiwa.
Sedangkan kecamatan Gambir memiliki jumlah penduduk terendah yang kedua diantara semua kecamatan yang ada di Jakarta Pusat.
3.3 Kondisi Geografis dan Demografis Kecamatan Gambir
Kecamatan Gambir merupakan salah satu dari 8 (delapan) kecamatan yang terletak di wilayah Kota Administrasi Jakarta Pusat. Berdasarkan luas wilayahnya, kecamatan Gambir berada di posisi kedua wilayah terluas di Kota Jakarta Pusat dan terdiri dari 6 (enam) kelurahan yaitu Cideng, Petojo Selatan, Gambir, Kebon Kelapa, Petojo Utara, dan Duri Pulo. Dalam wilayah kecamatan Gambir, kelurahan Gambir mempunyai presentasi luas wilayah terluas. Sehingga beberapa sarana vital seperti stasiun Gambir dan taman Monas sebagai ikon provinsi DKI Jakarta terletak di kelurahan Gambir (Badan Pusat Statistik Kecamatan Gambir Dalam Angka, 2019).
Kecamatan Gambir terbagi menjadi menjadi 6 (enam) kelurahan, 43 RW dan 462 RT. Kecamatan Gambir merupakan wilayah yang tidak pernah sepi dari kegiatan perdagangan, perkantoran, pertokoan dan industri sesuai dengan peruntukannya sebagai pusat perdagangan dan Jasa di provinsi DKI Jakarta.
Adapun batas-batas wilayah administrasi Kecamatan Gambir
Sebelah Utara : Jakarta Barat
Sebelah Timur : Kecamatan Senen
Sebelah Selatan : Kecamatan Menteng
Sebelah Barat : Jakarta Barat TABEL III. 4
LUAS WIAYAH MENURUT KELURAHAN DI KECAMATAN GAMBIR
Kelurahan Luas Wilayah (Km2) Distribusi Persentase
Cideng 1,26 16,6
Petojo Selatan 1,14 15,02
Gambir 2,58 33,99
Kebon Kelapa 0,78 10,28
Petojo Utara 1,12 14,76
Duri Pulo 0,71 9,35
Jumlah Total 7,59 100
Sumber: BPS, Kecamatan Gambir Dalam Angka 2019
Sumber: Penulis, 2021
GAMBAR 3. 3
PETA ZONASI KECAMATAN GAMBIR
Berikut Persentase Luas Wilayah Menurut Kelurahan yang ada di Kecamatan Gambir:
Sumber: BPS, Kecamatan Gambir Dalam Angka 2019
GAMBAR 3. 4
PERSENTASE LUAS WILAYAH MENURUT KELURAHAN DI KECAMATAN GAMBIR
3.4 Lingkup Wilayah Administrasi Penelitian
Kawasan Harmoni merupakan salah satu kawasan yang cukup terkenal di Jakarta Pusat. Kawasan Harmoni sebagai pusat kegiatan sekunder untuk pusat perkantoran, jasa, dan stasiun terpadu dan titik perpindahan moda transportasi yang akan dikembangankan sesuai konsep TOD, hal ini termuat didalam dokumen RTRW DKI Jakarta No. 1 Tahun 2012 dan juga termuat didalam dokumen Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2014 Tentang RDTR & PZ DKI Jakarta.
Lingkup wilayah penelitian adalah kawasan transit Harmoni dengan radius 800 meter yang mengacu Peraturan Menteri ATR/BPN No. 16 Tahun 2017 dari titik transit yang berupa stasiun Sentral BRT Transjakarta. Adapun pembagian blok menjadi 5 (lima) blok yang mengacu pada lampiran III-1 Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi tentang pembagian zonasi wilayah perencanaan di Jakarta dan melakukan digitasi ulang untuk mengikut arahan peraturan zonasi tersebut. Luas deliniasi wilayah pada penelitian ini adalah 136,26 Ha. Berikut merupakan peta wilayah penelitian.
Cideng
17%Petojo Selatan 15%
Gambir 34%
Kebon Kelapa 10%
Petojo Utara 15%
Duri Pulo 9%
Kecamatan Gambir
Cideng Petojo Selatan Gambir Kebon Kelapa Petojo Utara Duri Pulo
Sumber: Penulis, 2021
GAMBAR 3. 5
PETA WILAYAH ADMINISTRASI PENELITIAN
3.5 Gambaran Kondisi Wilayah Penelitian
Kawasan Harmoni merupakan area yang dikembangkan menjadi kawasan TOD, hal ini dengan adanya titik transit dari beberapa sistem transportasi massal antar moda dan juga kawasan ini memiliki penggunaan lahan yang dapat dikembangkan dengan konsep TOD. Kawasan Harmoni telah dilayani oleh moda transportasi massal Bus Transjakarta dan Bus Metrotrans.
Adapun rencana adanya pembangunan transit MRT Tahap II yang berada di kawasan transit Harmoni.
3.5.1 Jenis Moda Transportasi Publik di Kawasan Harmoni
Kawasan Harmoni merupakan pusat stasiun BRT Tranjakarta yang dinamakan Harmoni Sentral yang terletak di Kebon Kelapa, Gambir, Jakarta Pusat. Stasiun BRT ini merupakan stasiun transfer di Koridor 1, 2, 3, 5A, 5C, 5H, 7F, 8, 9B dan 10H. Selain di layani oleh BRT Transjakarta, kawasan Harmoni juga dilayani moda transportasi pubik lainnya seperti bus pengumpan yang berupa Jaklingko, Bus Pengumpan Royal Trans dan Bus Swasta. Adapun Bus Gratis yang berasal dari Bundaran senayan menuju Halte Harmoni. Oleh karena itu kawasan Harmoni dapat dikatakan sudah terlayani transportas publik dengan baik. Berikut penjelasan mengenai masing-masing transportasi publik yang ada di Kawasan Harmoni.
A. BRT (Busway Transjakarta)
Transjakarta adalah sebuah sistem transportasi Bus Rapid Transit (BRT) pertama di Asia Tenggara dan Selatan yang beroperasi sejak tahun 2004 di Jakarta, Indonesia. Berikut Koridor yang melalui Halte Harmoni.
TABEL III. 5
KORIDOR/ RUTE PADA HCB
Halte Harmoni BRT
Koridor Trayek
1A PIK - Balai Kota 1 Blok M - Kota
2 Pulo Gadung - Harmoni Sentral 2A Pulo Gadung - Rawa Buaya 2D Kalideres - ASMI
3 Kalideres - Pasar Baru 5C PGC - Harmoni Sentral 5H Harmoni - Ancol
7F Kampung Rambutan - Harmoni Via Cempaka Putih 8 Lebak Bulus - Harmoni Sentral
8A Grogol 2 - Juanda 9B Pinang Ranti - Kota 10H Tanjung Priuk - Blok M
12M Sunter Boulevard Barat - Harmoni Sumber: Website Resmi Tranjakarta, 2020
Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta bagian Transportasi, 2020
GAMBAR 3. 6
JUMLAH PENUMPANG TRANJAKARTA MENURUT KORIDOR
28,703,262 9,569,953
12,809,507 12,329,691 11,558,274
12,504,656 17,527,958 9,960,874
3,012,110
Koridor I (Blok M-Kota) Koridor II (Pulo Gadung-Harmoni) Koridor III (Kalideres-Pasar Baru) Koridor V (Kp. Melayu-Ancol) Koridor VII (Kp. Rambutan-Kp. Melayu) Koridor VIII (Lebak Bulus-Harmoni) Koridor IX (Pinang Ranti-Pluit) Koridor X (PGC 2-Tanjung Priok) Koridor XII (Penjaringan-Tanjung Priok)
Jumlah Penumpang Trans Jakarta menurut Koridor/Rute pada HCB Tahun 2019
Penumpang Tahun 2019
Sumber: Website Resmi Tranjakarta, 2020
GAMBAR 3. 7
PETA INTEGRASI BRT TRANSJAKARTA
Sumber: Website Resmi Tranjakarta, 2020
GAMBAR 3. 8
PETA BRT KAWASAN HARMONI
B. Bus Pengumpan Royal Trans.
Adapun Bus Pengumpan yang melayani kawasan Harmoni berupa Jaklingko yaitu Jak.10 dengan rute Tanah Abang- Kota. Selain Jaklingko terdapat juga Royal Trans yaitu 1T dengan rute Cibubur Junction – Kota. Terdapat juga Bus Swasta yaitu Bus 157 dengan rute Senen - Palem Semi.
(Website Resmi Tranjakarta, 2020).
3.5.2 Gambaran Penggunaan Lahan di Wilayah Penelitian
Pada peta penggunaan lahan didapatkan informasi bahwa penggunaan lahan yang dominan pada kawasan Harmoni yaitu perdagangan dan jasa serta perkantoran. Peta penggunaan lahan ini menggunakan SHP terbaru yaitu tahun 2020 yang dikeluarkan Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan Jakarta.
Sumber: Penulis, 2021
GAMBAR 3. 9
PETA GUNA LAHAN DI KAWASAN HARMONI
Perkantoran & Perdagangan dan Jasa Harris Vertu Hotel Harmoni
Kantor Permukiman
Peribadatan Pendidikan
Sumber: Hasil Observasi, 2021
GAMBAR 3. 10
JENIS PENGGUNAAN LAHAN DI WILAYAH PENELITIAN
3.5.3 Prasarana Pendukung Kawasan Harmoni Menjadi Kawasan TOD
Pentingnya prasarana dalam mendukung suatu kawasan untuk dijadikan Kawasan Transit Oriented Development (TOD). Adapun Halte dan Jalur Pedestrian yang terdapat di Kawasan Harmoni untuk mendukung konsep TOD diterapkan. Berikut Penjelasan mengenai Halte dan Pedestrian yang ada di Kawasan Harmoni.
A. Halte
Terdapat 3 halte yang berada di wilayah penelitian ini yaitu yang pertama ada Halte di Kelurahan Petojo Utara Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat yang merupakan tempat pemberhentian bus berupa roya trans ataupun bus pengumpan lainnya di Jakarta Pusat.
Sumber: Google Maps, 2021
GAMBAR 3. 11
HALTE DI KELURAHAN PETOJO UTARA
Halte yang kedua yaitu Halte HCB/Harmoni Central Busway yang Terdapat di Jalan Gajah Mada dengan rute:
Blok M – Kota. Halte HCB menjadi halte tersibuk, karena merupakan pusat pemberhentian transjakarta serta pusat persimpangan bus way. Ramai pada jam sibuk. Haltenya sangat luas dan terdapat toilet umum.
Sumber: Google Maps, 2021
GAMBAR 3. 12 HALTE HCB
Halte yang ketiga adalah Halte Busway Harmoni yang terdapat di jalan Gajah Mada dengan Rute: Lebak Bulus – Harmoni Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia.
Sumber: Google Maps, 2021
GAMBAR 3. 13
HALTE BUSWAY HARMONI
B. Pedestrian
Terdapat pedestrian didepan perkantoran dan perdagangan jasa yang ada di Jalan Gajah Mada serta berada di sepanjang Halte Busway Transjakarta. Pedestrian lumayan luas namun belum memiliki jalur yang inklusif bagi penyandang disabilitas.
Sumber: Google Maps, 2021
GAMBAR 3. 14 JALUR PEDESTRIAN DI
JALAN GAJAH MADA
Terdapat juga jalur pedestrian didepan kantor BPKP di Jalan Hayam Wuruk yang terlihat cukup luas namun banyak hal-hal yang menghalangi jalur pedestrian ini jadi sempit untuk dilalui. Adanya kendaraan motor yang parkir, adanya tempat sampah yang terletak ditengah-tengah serta yang disayangkan jalur pedestrian ini digunakan menjadi tempat berkumpulnya para ojek online. Dapat dilihat Jalur pedestrian belum berfungsi dengan semestinya.
Sumber: Google Maps, 2021
GAMBAR 3. 15
JALUR PEDESTRIAN DIDEPAN KANTOR BPKP
Sumber: Google Maps, 2021
GAMBAR 3. 16
JALUR PEDESTRIAN DIDEPAN PERKANTORAN
3.6 Stakeholder Pendukung Transit Harmoni Menjadi Kawasan TOD Adapun stakeholder yang terlibat dalam pengembangan suatu kawasan menjadi kawasan TOD. Berikut penjelasan stakeholder di Jakarta yang terkait dalam implementasi kawasan TOD.
1. Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta sebagai regulasi dan kebijakan infrastruktur transportasi salah satunya menjadi regulasi kebijakan TOD.
2. Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Pertanahan Pemerintahan Provinsi Jakarta bekerjasama dengan MRT Jakarta dalam pembuatan pedoman Panduan Rancang Kota Kawasan TOD.
3. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta mempunyai fungsi yaitu mengoordinasikan penyusunan RTRW, RDTR RPJPD dan RPJMD. Hal ini berkaitan dengan adanya rencana pengembangan kawasan berbasis TOD di kawasan Harmoni yang terdapat di dalam RTRW 2030 dan RDTR DKI Jakarta 2030. Agar terealisasinya landasan kebijakan, perencanaan dalam RTRW, RDTR dan RPJMD Bappeda memiliki peran penting dalam mendukung implementasi TOD (Transit Oriented Development) di sekitar kawasan Harmoni.
4. BRT Transjakarta sebagai operator transportasi di Jakarta, salah satunya terdapat Sentral BRT Transjakarta di kawasan Harmoni. Keterkaitan kontribusi BRT Transjakarta mempengaruhi pengembangan kawasan Harmoni.
5. ITDP merupakan salah satu pihak yang bekerjasama dengan PT MRT Transjakarta dalam Kembangkan TOD di Pembangunan Fase 2.
6. Akademisi dapat mengkaji pengembangan kawasan transit dengan konsep TOD dari perspektif akademisi.