• Tidak ada hasil yang ditemukan

RE-FORMULASI POLITIK LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT DIBAWAH PRESIDEN DONALD TRUMP TERHADAP ASIA TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RE-FORMULASI POLITIK LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT DIBAWAH PRESIDEN DONALD TRUMP TERHADAP ASIA TIMUR"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

RE-FORMULASI POLITIK LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT DIBAWAH PRESIDEN DONALD TRUMP TERHADAP ASIA TIMUR

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Departemen Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Hasanuddin

Oleh :

HUSNUL CHOTIMAH E1 31 13 022

DEPARTEMEN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN 2018

(2)
(3)
(4)

ABSTRAKSI

HUSNUL CHOTIMAH, E131 13 022. “RE-FORMULASI POLITIK LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT DIBAWAH PRESIDEN DONALD TRUMP TERHADAP ASIA TIMUR” yang disusun oleh HUSNUL CHOTIMAH (E13113022) dibawah bimbingan Drs. Patrice Lumumba, MA. Sebagai pembimbing I dan Pusparida Syahdan, S.Sos, M.Si. sebagai pembimbing II.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Re-formulasi politik luar negeri Amerika Serikat dibawah Presiden Donald Trump terhadap Asia Timur. Secara spesifik penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pertama, apa yang mendasari Re-formulasi politik luar negeri Amerika Serikat di Asia Timur.

Kedua, bagaimana wujud Re-formulasi politik luar negeri Amerika Serikat di Asia Timur.

Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode penelitian deskriftif – Analitik yang bertujuan untuk menggambarkan perubahan formulasi politik luar negeri Amerika Serikat dibawah Presiden Donald Trump terhadap Asia Timur.

Teknik pengumpulan data melalui studi pustaka yang bersumber dari buku, jurnal, dokumen, dan website yang valid sesuai dengan permasalahan penelitian.

Sedangkan untuk menganalisis data penulis menggunakan teknik analisis kualitatif dengan teknik penulisan deduktif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa politik luar negeri Amerika Serikat dibawah Pemerintahan Donald Trump tidak jauh berbeda dari presiden sebelumnya terutama dalam melihat posisi Asia Timur dalam melakukan kerjasama dengan Amerika Serikat. Perubahan mendasar yang dilakukan oleh Donald Trump terkhusus dalam politik luar negeri Amerika Serikat di Asia Timur tercermin pada penekanan kerjasama bilateral yang mengedepankan kerjasama ekonomi dan keamanan untuk menjaga dan mengamankan kepentingan Amerika Serikat di asia timur. Kepentingan Amerika Serikat di wilayah Asia Timur tidak semata-mata perihal ideologi lagi, melainkan sebagai negara adikuasa, Amerika Serikat mempunyai kepentingan untuk memajukan perekonomian negara-negara di wilayah Asia Timur disebabkan bahwa kemajuan perekonomian di wilayah Asia Timur secara tidak langsung akan memberikan keuntungan tersendiri bagi Amerika Serikat yang merupakan salah satu negara besar yang mempunyai posisi strategis bagi Asia Timur.

Kata Kunci : Amerika Serikat, Donald Trump, Politik Luar Negeri, Asia Timur

(5)

ABSTRACT

HUSNUL CHOTIMAH, E131 13 022. "United States Political Re-Formulation under the President Donald Trump on East Asia" under the supervision of Drs.

Patrice Lumumba, MA. As supervisor I and Pusparida Syahdan, S. Sos, M.Si., as supervisor II.

This study aims to determine the Re-formulation of US foreign policy under President Donald Trump on East Asia. Specifically, this study aims to illustrate first, what is the underlying factor regarding the reformulation of US foreign policy in East Asia. Second, how is the formation of US foreign policy Reform in East Asia?

The research method that the author uses is descriptive-analytic research method aimed to describe the change of US foreign policy formulation under President Donald Trump on East Asia. Data collection method used is library from various literature, such as books, journals, articles, daily newspapers, and the internet regarding the topic. The authors used qualitative data analysis techniques with deductive writing techniques.

The results of this study indicate that US foreign policy under Donald Trump Government is not much different from the previous president especially in viewing the position of East Asia in cooperation with the United States.

Fundamental changes by Donald Trump in particular in US foreign policy in East Asia are reflected in the emphasis on bilateral cooperation that promotes economic and security cooperation to safeguard and secure US interests in eastern Asia. The interests of the United States in the region of East Asia are not merely about ideology anymore, but as a superpower country, the United States has the interest to promote the economies of countries in the region of East Asia due to the economic progress in the East Asia region will indirectly provide its own advantages for the United States, which is one of the major countries that have a strategic position for East Asia.

Keywords: United States, Donald Trump, Foreign Policy, East Asia

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, karena berkat segala nikmat dan karunia yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini dengan baik dan lancar. Salam dan salawat tidak lupa pula penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, yang telah membawa ajaran yang benar ke muka bumi ini. Penulis sangat bahagia dengan selesainya skripsi ini yang menjadi salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana pada Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin. Dalam penyelesaian skripsi ini memerlukan proses yang panjang, dan atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan yang sangat positif:

1. Orangtua penulis, Ayahanda dan Ibunda tercinta Bakran Labusa dan Masnah yang telah menjadi orangtua yang tidak henti-hentinya melimpahkan kasih sayang dan motivasi yang tidak pernah putus kepada penulis. Terima kasih, besar harapan ananda bisa membahagiakan dan membanggakan kalian. Kepada adik penulis Akram Muhammad dan Nur Rahmadani, terima kasih atas segala bantuannya kepada penulis.

2. Rektor Universitas Hasanuddin beserta jajarannya.

3. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik beserta jajarannya.

4. Bapak Ketua Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, H. Darwis, MA,

(7)

5. Bapak Drs. Patrice Lumumba, MA. selaku pembimbing I dan, ibu Pusparida Syahdan, S.Sos, M.Si. selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya, memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis hingga selesainya skripsi ini.

6. Segenap dosen dan staf ilmu Hubungan Internasional, yang telah membagi ilmu, membantu penulis dalam banyak hal termasuk paham akan ilmu HI, memberi penulis pengertian bahwa kuliah di HI tidak melulu menjadi Duta Besar, terimakasih banyak. Terimaksih untuk 3 tahun 25 bulan yang penulis lewati di ruang kuliah.

7. Bunda dan Kak Rahma atas bantuan dan nasehatnya selama mengurus administrasi sejak masih kuliah hingga pengurusan proposal dan skripsi.

Juga untuk Kak Ija staf kemahasiswa FISIP UNHAS yang juga selalu memberikan bantuan serta nasihat bagi penulis terkhusus saat pengurusan beasiswa dan berkas keperluan ujian.

8. Para staf akademik FISIP UNHAS yang telah banyak membantu dan mengurus segala keperluan penulis.

9. Teruntuk sahabat campus-mate Dari Maba Nih, Muhammad Fajar Nur si analis yang dari awal ngurus judul sampai proposal bareng eh skripsian bareng juga yah jar,tempat penulis menanyakan dan menceritakan hal apapun . Makasih fajar telah bersama dari maba dan membantu penulis menyelesaikan skripsinya ,mohon maaf jikalau selama masa ini penulis menyusahkan, jangan lupakan aku jar. Rizky Amaliah si model manis, yang bersedia mendengarkan curahan hati dan keluh kesah penulis selama

(8)

ini, terimah kasih telah bersama dari maba sampai saat ini, terimah kasih atas segalanya bantuannya untuk penulis, ku selalu mendoakanmu bahagia selalu. Eka Azhari S terima kasih telah bersama penulis dari maba walaupun pertemanan kita tak semulus pantat bayi, mohon maaf jika dalam perjalanan pertemanan kita terdapat beberapa kekecewaan yang di sebabkan oleh ego kita masing-masing, ku selalu menyanyangimu selalu bahagia. Ilham Gafur sobi yang punya suara indah, kalau kau jadi artis saya haters mu paling depan, terima kasih telah bersama penulis dari maba, terima atas waktunya mendengarkan curahan hati penulis selalu memberikan saran,bahagia ki. Aldy Azarya terima kasih fotograferku yang telah bersama penulis dari maba, apapun pilihanmu ku selalu mendukungmu sobi, yang tahu yang kau butuhkan dan kau inginkan hanya kau sendiri sobiku,rajin makanlah sobi, bahagia selalu, Ahmad Aufar Tahir fotograferku yang masuk kategori fotografer diseganiku dalam MIMA 2018 terima kasih telah bersama penulis dari maba, pejuang cinta yang punya teman Se-makassar dan Se-Unhas anak popular, semoga kau selalu bahagia kamerad jangan lama kau acuhkan skripsimu, Enggra Mamonto sang Mahakuasa sang Emosional cepatlah kau kaya raya agar hidupmu tenang, Iksanul Tajuddin genius introvertnya gue sukses ki kamerad. Muh Sandi mungkin banyak yang bilang kau itu mirip Aktor indonesia, Akbar Rusdy genius extrovert di cariko mace Mia rajin ko bede ngampus. Thanks for your companion, juga untuk saran dan

(9)

masukannya selama mengerjakan tugas akhir ini, untuk berbagi tawa dan mimpi.

10. Untuk SEATTLE, Ketua Angkatanku Thorgib pulang dari Taiwan ujian mko cepat , Dyva & Ayyub, bro-broku Maul, chiwang, Iswan, Ari

& Ayat sang puitis, Ardi, Asrin sahabat BTP Blok AE, Ustadz Jabal, Eki binaragawan, Arfan guru badminton, Inspektur VJ, Budi sang mawapres, Chandra & Tari dua sejoli, Ucup sahabat dakwah, trio kece Abel, Oji &

Pim, Patrick sahabat bass. Fira ngampus lah cantik, Ina wanita idaman, Avy ibu persitku, Dian yang punya Jeneponto dan isi-isinya, Opi bride wannabe, Alfiah sobi gue yang paling emosional,Riska budiati ujianlah secepatnya, ibu guru Puput , Nana smoky voice. Mahmud Ziza, Annisa semoga berhasil programnya, Rani kalem, Fahira penari berbakat, Ullah, Chufi & nicha kamerad KEMENKUMHAM, Dwiki, Beatrix. Lia ujianlah cepat, Aila sobi depok yang paling introvert, Dillah gadis bontang, Eda gadis sangata, Naomi sebelum kau tidur baiknya baca doa dulu lah, dan juga wanita-wanita tangguh Rian KW, Zia, Tira, Lena &

Windows. Wanita-wanita idaman surga inshaAllah Oching, Mekay, Sisca, Pupe, , Indah kalem, & Mashita jenius. Diah, juga Dea, Yanti, Jen, Tifanny & Puji coba bikin girlband deh, Terimakasih banyak SEATTLE atas pengalaman berharganya. This is the time to show what we are capable of. See you on top guys!

11. Manis Mandja, Hildayani Rusdy sahabat makan Bakso gue pake jeruk nipis nya banyak, bahagia ki selalu sama marjono,Mufidah Fahri terimah

(10)

kasih atas segala bantuannya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsinya,yang harus kau tau matamu indah sobi, sobi dari ngurus-ngurus apapun, selalu bahagia jangan sampai kau berada di persimpangan dilema karna akan terjadi tepatnya malam minggu dan harusnya memilih aku.Ivonne Kurnia wanita karirku yang kalem, sukses ki.

12. HIMAHI FISIP UNHAS Reza mana mi yang kau janjikan kepadaku, Andi Rivaldy bahagia ki selalu, Ryan Akmal Panjang umur perjuangan, bahagia ki selalu kamerad, perjuangki lebih keras untuk mendapatkannya.

Fadhil Panjang umur perjuangan. Kak Akmal, Kak Gufron,Kak Sirton,Kak Dewe, Kak Dian. Kak Tillah, Kak Amel, Kak Ama, Kak Bayu, Kak Aji, Kak Viko, Kak Ridho, Kak Aumi, Kak Agor, Kak Dina, Kak, Haedar, Kak Riri , Kak Mekel. Terimah kasih atas segala bantuannya.

13. Adik-Adik AGRESI 2014, Aisy, Tirza, Verrly, Aulia,Wulan, Ulfah, Isni, Ani, Rahmi, Inggi, Uthe,Zulmi Terima kasih atas segala bantuannya.

14. Adik-Adik LEGACY 2015, Mihram, Wais, Hari, Khiar Sheila, Firda, April, Amel & Fiqri, Asrul, Rizka, Riz, Wini, zaza, ichana, Wulan, Feby, lisda, Henny,Rara, Amoy, Aweks, Zul, Fandha, Fia, Ismi,Uga, Terima kasih atas segala bantuannya.

15. Adik-Adik Geneva 2016 neng Silvi, Alief, Ika, Restu, Tatu, Aslam, Ikrana, Era, serta adik-adik 2017 Terima kasih atas segalanya

(11)

16. Terkhusus Mace Halifah, Kak Muli, Kak Sari, terimah kasih atas asupan gizi selama ini dan kasih sayang yang diberikan kepada penulis. Terimah kasih atas segala bantuannya.

17. Teman-teman Posko, Ibu Posko dan Bapak Posko KKN Desa Bajiminasa,Kecematan Gantarangkeke, Kabupaten Bantaeng gelombang 93, Kordes imskey, Imam Selle, Iin Suraeni, Ria Rifayanty, Nurginaya, Ramlah wanita muslimah penulis. Terimah kasih atas doa dan dukungannya.

18. Terimakasih untuk semua Elemen-Elemen yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsinya yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Makassar, 12 Maret 2018

Husnul Chotimah

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

HALAMAN PENERIMA TIM EVALUASI

ABSTRAKSI ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 7

D. Kerangka Konseptual ... 8

E. Metode Penelitian ... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 14

A. Konsep tentang Politik Luar Negeri ... 14

B. Konsep tentang Kepentingan Nasional ... 17

C. Konsep tentang Kawasan ... 20

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG POLITIK NEGERI AMERIKA SERIKAT DI BAWAH PRESIDEN DONALD TRUMP DAN KAWASAN ASIA TIMUR ... 24

A. Politik Luar Negeri Amerika Serikat ... 24

1. Landasan Politik Luar Negeri Amerika Serikat ... 24

2. Tujuan Politik Luar Negeri Amerika Serikat ... 32

B. Kawasan Asia Timur ... 39

1. Potensi Wilayah ... 39

2. Arti Penting Kawasan Asia Timur ... 40

BAB IV RE-FORMULASI POLITIK LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT DI ASIA TIMUR ... 44

A. Memperkuat Komitmen ... 44

B. Politik Bagi Beban ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN ... 61

A. Kesimpulan... 61

B. Saran-Saran ... 62 DAFTAR PUSTAKA

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebijakan luar negeri adalah mengacu pada studi tentang kebijakan luar negeri komparatif dengan beberapa pihak menyarankan bahwa sistem politik yang berbeda memiliki sistem birokrasi yang berbeda dimana keputusan (termasuk kebijakan luar negeri) dirumuskan dan diterapkan. Sementara di kebanyakan negara maju, kebijakan publik cenderung dipersiapkan dan dioperasikan melalui prosedur birokrasi yang ada, pembuat kebijakan utama di negara-negara berkembang kebanyakan mendominasi hal ini. mengemukakan bahwa seringkali aktor paling signifikan dalam pengambilan keputusan kebijakan luar negeri di negara-negara berkembang adalah pembuat kebijakan utama mereka.1

Akibatnya, dalam menjelaskan kebijakan luar negeri dan mengidentifikasi pelaku yang terlibat dalam proses pembentukannya (pengambilan keputusan) harus mempertimbangkan struktur domestic negara. Berdasarkan studi ini, dapat diasumsikan bahwa perubahan sistem politik yang dialami oleh suatu negara pada momen tertentu juga dapat menyebabkan negara untuk mengubah kebijakan luar negerinya.

Selama masa pemilihan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dalam kampanyenya telah mengemukakan pernyataan-pernyataan terkait

1 Christopher, Clapham, ed.,”Foreign Policy Making in Developing States, A Comparative Approac . Westmead, England:Saxon House, 1997

(14)

kebijakannya yang menurut opini publik merupakan kebijakan kontroversial.

Donald Trump mengatakan salah satu kebijakannya terhadap Asia Timur jika ia terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat adalah dengan membuka peluang bagi Jepang dan Korea Selatan agar mampu memproduksi nuklir mereka sendiri, dan bahwa kedua negara tidak seharusnya selalu tergantung pada militer Amerika Serikat dalam kerangka melindungi keamanan nasionalnya sendiri dari adanya ancaman Korea Utara dan Tiongkok.

Menurut Donald Trump, militer Amerika Serikat tidak akan mampu melindungi Jepang dan Korea Selatan dalam jangka waktu panjang, dan Amerika Serikat pada saat titik tertentu juga tidak bisa selalu melakukan tugasnya sebagai polisi dunia. Dengan adanya kemampuan persenjataan nuklir Korea Utara, Trump menyarankan agar sekutu Amerika Serikat (Jepang dan Korea Selatan) sebaiknya memiliki kemampuan nuklir juga menghadapi fakta perkembangan situasi internasional dan adanya ketegangan kawasan yang terjadi.

Kepentingan Amerika Serikat di wilayah Asia Timur tidak semata-mata perihal ideologi lagi. Sebagai negara adikuasa Amerika Serikat mempunyai kepentingan untuk memajukan perekonomian negara-negara di wilayah Asia Timur tersebut. Amerika Serikat meyakini bahwa kemajuan perekonomian di wilayah Asia Timur secara tidak langsung akan memberikan keuntungan tersendiri bagi Amerika Serikat. Hal ini dikarenakan Samudera Pasifik yang sebagian besar berbatasan langsung dengan negara-negara Asia Timur

(15)

merupakan wilayah yang memberikan dampak perekonomian tersendiri bagi Amerika Serikat.

Keterlibatan Amerika Serikat di kawasan Asia Timur sangat penting karena telah menjadi kunci untuk mempertahankan perdamaian antara Amerika Serikat dan negara-negara di kawasan sampai sekarang ini.

Kehadiran Amerika Serikat sangat penting untuk mencegah konflik apapun antara negara-negara tersebut, dan Jepang serta Korea Selatan menjadi representasi kehadiran Amerika Serikat di kawasan dan menjadi hal yang substansial bagi Amerika Serikat dalam sektor perdagangan, serta mencegah ekskalasi senjata nuklir dan konflik.

Pernyataan dalam kampanye Donald Trump diharapkan oleh banyak pihak agar tidak dijadikan kebijakan setelah terpilihnya Donald Trump khususnya negara-negara kawasan Asia Timur seperti Jepang dan Korea Selatan. Jepang dan Korea Selatan yang sangat maju dan memiliki kapabilitas yang kuat pada teknologi nuklir, menjadikan kedua negara tidak sulit untuk menghasilkan senjata nuklir. Namun, adanya Nuclear Non-proliferation Treaty menjadi salah satu landasan utama bagi banyak pihak untuk Jepang dan Korea Selatan tidak menghasilkan senjata nuklir.2

Amerika Serikat, menyadari akan seberapa pentingnya posisi Asia Timur dan potensi ekonominya yang kemudian membawanya untuk ikut serta dalam kegiatan baik politik dan ekonomi dan militer di negara-negara tersebut.

Kegiatan perdagangan seperti investasi, ekspor dan impor yang menjanjikan

2 Markus Wauran dalam https://www.geopoliticalmonitor.com/donald-trump-and-us-nuclear- policy-in-east-asia/ di akses pada tanggal 26 Maret 2017

(16)

telah menarik minat Amerika Serikat untuk mempertahankan eksistensinya di Asia Timur melalui berbagai cara seperti memperbaharui kerjasama perdagangan, pendirian pangkalan militer di beberapa titik penting di negara- negara Asia Timur, serta asistensi transformasi politik di masa-masa awal pembentukan negara-negara Asia Timur.

Jika dikaitkan dengan masa depan Amerika Serikat, maka beberapa orang akan sependapat jika Asia Timur merupakan sebuah region yang sangat penting. Keterlibatan Amerika Serikat dengan Asia Timur merupakan sebuah strategi wes penting yang dilakukan Amerika Serikat untuk menjadi sebuah

‘resident power’. Asia Timur kemudian memiliki peranan yang signifikan dalam berbagai dinamika yang terjadi selama Amerika Serikat membangun relasi dengan negara-negara Asia Timur 3.

Amerika Serikat memperkuat kekuatan militernya dengan cara meningkatkan intensitas kerjasama militer antara Amerika Serikat dan Jepang, kerjasama bilateral antara keduanya menjadi hal penting karena dengan begitu Amerika dapat menandingi kekuatan militer Tiongkok. Selain itu melalui kerjasama ini pula Amerika Serikat memiliki pintu gerbang untuk ikut mempengaruhi sistem perpolitikan Jepang, dengan begitu Amerika Serikat memiliki payung nuklir dan memegang Jepang sebagai strategi utama untuk membendung pengaruh komunis, selain itu Amerika Serikat juga memiliki kewajiban untuk melindungi Jepang apabila Jepang diserang 4.

3 Calder, K. & Ye, Min. 2010. The Making of North East Asia. Stanford: Stanford University

(17)

Kebijakan Amerika Serikat dalam usaha untuk menjaga stabilitas kemanan regional Asia Timur adalah dengan melakukan hubungan bilateral dengan aliansi dan penempatan pasukan militer. Pendekatan bilateral Amerika tercermin dalam sebuah deklarasi pertahanan keamanan gabungan antara Amerika Serikat dan Jepang pada 17 April 1996 oleh Presiden Clinton dan Perdana Menteri Hashimoto, pertahanan ini dimaksudkan untuk melakukan revitalisasi aliansi yang dapat lebih menjamin stabilisasi keamanan kawasan Asia Pasifik, Jepang menjamin basis akses untuk tentara Amerika Serikat dan berkomitmen untuk meningkatkan dukungannya terhadap Amerika Serikat . Kedua belah pihak juga sepakat untuk membangun riset bersama dalam bidang pertahanan rudal balistik.5

Salah satunya yaitu, Tiongkok mulai kembali memperlihatkan eksistensinya sebagai salah satu negara besar utamanya di kawasan Asia Timur melalui manuver-manuver politik dan militer di sekitar Laut Tiongkok Selatan. Sudah menjadi hal umum jika Laut Tiongkok Selatan merupakan kawasan yang telah lama menjadi sengketa antara negara-negara di kawasa Asia Pasifik.

Tiongkok tercatat sering melakukan latihan militer bersama dengan Rusia di kawasan Laut Tiongkok Selatan, hal ini kemudian meningkatkan tensi kawasan, baik itu diantara claimant states Laut Tiongkok Selatan, maupun Amerika Serikat yang tercatat sebagai sekutu beberapa negara di kawasan Asia Timur, seperti Jepang dan Korea Selatan.

5 Christensen, Thomas J. 2003. “China, the US-Japan Alliance, and the Security Dilemma in East Asia” dalam G John Ikenberry & M Mastanduno (eds), International Relations Theory and the Asia Pacific. New York: Columbia University Press, hal 23

(18)

Menanggapi hal manuver-manuver tersebut, Amerika Serikat yang dibawah kepemimpinan Presiden baru, Donald Trump melakukan reformulasi kebijakan luar negeri yang mampu untuk meredam ancaman-ancaman Tiongkok di kawasan Asia Timur. Selain itu, Amerika Serikat yang selama ini memiliki beban untuk melindungi negara-negara sekutunya seperti Jepang, Korea Selatan dan Taiwan meminta untuk melakukan sharing burden dalam hal pembiayaan operasional militer Amerika Serikat.

Asia Timur merupakan kawasan yang sangat strategis yang pada saat bersamaan juga merupakan kawasan yang sangat rentan akan konflik, mengingat kawasan tersebut merupakan titik pertemuan beberapa negara- negara dengan kepentingan berbeda. Amerika Serikat sebagai negara adidaya tentu ingin mempertahankan dominasinya di kawasan tersebut, sehingga dengan melihat kebangkitan Tiongkok beberapa waktu belakangan, Amerika Serikat harus mengambil langkah taktis untuk mengatasi hal ini. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti bagaimana reformulasi politik luar negeri Amerika Serikat.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Untuk lebih memudahkan pembahasan ini, penulis akan mengkaji Re- formulasi politik luar negeri Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump Terhadap Asia Timur. Untuk mengetahui dan menjawab permasalahan tersebut, maka penulis merumuskan beberapa pertanyaan penelitian, yakni sebagai berikut:

(19)

a. Apa yang mendasari Re-formulasi politik luar negeri Amerika Serikat di Asia Timur?

b. Bagaimana wujud Re-formulasi politik luar negeri Amerika Serikat di Asia Timur?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian adalah:

a. Untuk mengetahui apa saja yang mendasari Re-formulasi politik luar negeri Amerika Serikat di Asia Timur .

b. Untuk menjelaskan wujud Re-formulasi politik luar negeri Amerika Serikat di Asia Timur

2. Kegunaan Penelitian

Apabila tujuan di atas tercapai, maka penelitian ini :

a. Untuk memberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi akademisi Ilmu hubungan internasional, yaitu dosen dan mahasiswa dalam mengkaji dan memahami Reformulasi politik luar negeri Amerika Serikat dibawah Presiden Donald Trump Terhadap Asia Timur

b. Sebagai referensi tambahan bagi setiap aktor hubungan internasional, baik individu, organisasi, pemerintah, maupun organisasi non- pemerintahan baik dalam tingkat nasional, regional maupun internasional tentang Reformulasi politik luar negeri Amerika Serikat dibawah Presiden Donald Trump Terhadap Asia Timur.

(20)

D. Kerangka Konseptual

Salah satu cara untuk mengetahui peran struktur domestik atau politik mengenai kebijakan luar negeri adalah dengan mengacu pada studi tentang kebijakan luar negeri komparatif dengan beberapa pihak menyarankan bahwa sistem politik yang berbeda memiliki sistem birokrasi yang berbeda dimana keputusan (termasuk kebijakan luar negeri) dirumuskan dan diterapkan.6

Akan tetapi kebanyakan negara maju, kebijakan publik cenderung dipersiapkan dan dioperasikan melalui prosedur birokrasi yang ada, pembuat kebijakan utama di negara-negara berkembang kebanyakan mendominasi hal ini. Mengemukakan bahwa seringkali aktor paling signifikan dalam pengambilan keputusan kebijakan luar negeri di negara-negara berkembang adalah pembuat kebijakan utama mereka.7

Akibatnya, dalam menjelaskan kebijakan luar negeri dan mengidentifikasi pelaku yang terlibat dalam proses pembentukannya (pengambilan keputusan) harus mempertimbangkan struktur domestic negara.

Berdasarkan studi ini, dapat diasumsikan bahwa perubahan sistem politik yang dialami oleh suatu negara pada momen tertentu juga dapat menyebabkan negara untuk mengubah kebijakan luar negerinya.

Kebijakan luar negeri sebagai tindakan otoritatif yang dilakukan oleh pemerintah dengan tujuan tertentu sehubungan dengan interaksi pemerintah sebuah negara dengan pemerintah negara lain. Ini mengacu pada tindakan dan

6 Kenneth N, Waltz, “ Foreign Policy and Democtratic politics, the American and British

(21)

tujuan pemerintah nasional yang dipersonalisasi dengan memperhatikan wilayah dan objek yang berada di luar batas wilayah negara.8

Namun, kemunculan aktor non-negara juga dapat memiliki dampak yang cukup besar terhadap keseluruhan dinamika sistem internasional. 9Oleh karena itu, tindakan otoritatif yang dilakukan oleh pemerintah dalam melakukan interaksi luar negeri juga mulai mencakup aktor non-negara.10

Dalam proses analisis, ilmuwan HI menguraikan esensi kebijakan luar negeri lebih dalam. Modelski (1962) menganggapnya sebagai sistem aktivitas yang melibatkan proses yang melibatkan proses input dan output. Dalam sistem aktivitas inilah pembuat kebijakan menjadi salah satu elemen penting dalam proses perumusan kebijakan luar negeri. Rosenau (1976) membedakan tiga bagian integral dari kebijakan luar negeri yang dikenal sebagai tiga konsep kebijakan luar negeri yaitu orientasi kelompok, rangkaian komitmen dan tindakan, serta bentuk perilaku.

Orientasi kelompok yang dimaksud mengacu pada sikap, persepsi, dan nilai yang berasal dari negara terhadap pengalaman sejarah dan keadaan strategis yang terjadi di tempatnya dalam dunia politik. Sedangkan untuk rangkaian komitmend dan tindakan yang dimaksud adalah kumpulan strategi yang diambil saat negara-negara terhubung dengan lingkungan eksternal.

8 George , Modelski , “A Theory Of Foreign Policy “. New York: Praeger, 1962.

9 Richard W, Mansbach, “The Global Puzzle, Issues and actors in world Politics”, Boston & New York: Houghton Mifflin. 2000

10 David, Wurfel & Bruce Burton, “ Introduction: A Foregin Policy Framework For Southeast Asian States” in Timothy M. Shaw, ed., The Political Ekonomy Of Foregin Policy in Southeast Asia. London:Macmilllan, 1990, Hal 5

(22)

Sementara itu, bentuk perilaku mengacu pada fase empiris kebijakan luar negeri. Ini adalah langkah atau kegiatan konkret yang mengikuti tujuan umum dari kebijakan luar negeri. Holsti (1983) mengambil pendekatan yang sedikit berbeda dengan memperluas dan membagi konsep kebijakan luar negeri menjadi empat komponen mulai dari yang umum sampai yang spesifik, keempat komponen tersebut adalah; orientasi, peran nasional, tujuan, dan tindakan.

Orientasi mengacu pada sikap dan komitmen terhadap lingkungan eksternal dan kemudian menggabungkan strategi dasar untuk mencapai tujuan domestik dan eksternal, tujuan ini muncul terutama dalam menghadapi ancaman yang terus berlanjut. Sedangkan untuk Peran nasional berkaitan dengan pembuat kebijakan yang dapat didefinisikan tentang jenis keputusan, komitmen, peraturan, dan tindakan umum yang sesuai dengan keadaan negara, dan fungsi yang harus dilakukan negara dalam berbagai pengaturan geografis dan masalah internasional yang dibahas.

Komponen kebijakan luar negeri berikutnya yaitu tujuan, tujuan dimaksudkan untuk menggambarkan keadaan masa depan dan pengaturan kondisi yang diinginkan pembuat kebijakan individual dalam kebijakan luar negeri yang memegang pengaruh di luar negeri dalam mengubah ataupun mempertahankan perilaku negara lain.

Terakhir, pengertian komponen tindakan adalah hal-hal yang "dilakukan pemerintah kepada orang lain untuk mempengaruhi arah gerak kerjasama,

(23)

dasarnya adalah bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk mengubah atau mempertahankan perilaku orang-orang yang menjadi aktornya. 11

Berdasarkan pemahaman Modelski, Rosenau, dan Holsti yang mewakili banyak Akademisi HI, telah ada kesamaan dalam menganggap aspek utama kebijakan luar negeri. Setidaknya ada tiga aspek utama kebijakan luar negeri, yaitu sumber kebijakan luar negeri, proses menghasilkan sumber menjadi kebijakan, dan tindakan yang dilakukan dalam menerapkan kebijakan.

Dalam literature besar HI, setidaknya ada tiga label berbeda yang digunakan dalam membedakan ketiga aspek utama kebijakan luar negeri ini.

Tiga aspek utama ini diidentifikasikan sebagai sumber perilaku external, dimana proses mengelola perilaku external menjadi sebuah tindakan. Kedua, ketiga aspek masing-masing disebut sebagai aspek independen, aspek intervensi, dan aspek yang bergantung pada kebijakan luar negeri. Dan terakhir, tiga aspek utama dapat dikategorikan sebagai input dalam pembuatan keputusan dan output dari kebijakan luar negeri.

Regionalisme dalam hubungan internasional memiliki banyak arti yang dapat menggambarkan berbagai kasus dalam suatu wadah kawasan.

Kemunculan terminology ini pun dalam hubungan internasional tidak dapat dipastikan dan belum ada yang dapat meyakinkannya. Namun beberapa studi telah setidaknya memberikan gambaran mengenai apa maksud dari regionalism tersebut

11 KJ, Holsti , “Internasional Poltics, A Framework For Analysis , 4th edition, London: Prentice- Hall, 1983, Hal 144.

(24)

Dalam tulisan ini penulisan memfokuskan kepada kawasan Asia Timur yang merupakan salah satu kawasan di benua Asia yang terdiri dari negara- negara yang cukup kuat. Sebut saja Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, dan juga Taiwan. Keberadaan negara-negara tersebut di Asia Timur menyebabkan kawasan ini menjadi sebuah kawasan strategis dalam hubungan internasional.

Asia Timur menjadi lebih diperhitungkan lagi ketika memasuki era pasca Perang Dingin. Sejak lama Asia Timur semakin mengukuhkan kekuatannya melalui pertumbuhan ekonomi yang terbilang pesat.

Pertumbuhan ekonomi di Asia Timur ini juga disebabkan faktor mulai terbukanya perekonomian di Tiongkok. Kemudian faktor lain yang menjadikan Asia Timur sebagai kawasan strategis dalam hubungan internasional adalah integrasi melalui pembentukan organisasi regional Asia Pasifik . Dikarenakan Nilai strategis Asia Timur Penulis tertarik meneliti RE- FORMULASI POLITIK LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT DI BAWAH PRESIDEN DONALD TRUMP TERHADAP ASIA TIMUR.

E. Metode Penelitian a. Tipe Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif. Metode desktiptif bertujuan untuk menggambarkan fakta-fakta tentang Re- formulasi Politik Luar Negeri Amerika Serikat di bawah Presiden Donal Trump Terhadap Asia Timur.

(25)

b. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menelaah sejumlah literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti berupa buku, jurnal, artikel, dokumen dari berbagai media baik elektronik maupun non elektronik.

c. Teknik Analisa Data

Penulis menggunakan teknik analisis data hasil penelitian dengan teknik analisis data kualitatif.

d. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan oleh penulis ialah metode deduktif, yaitu dengan menggambarkan secara umum masalah yang diteliti, kemudian menarik kesimpulan secara khusus dalam menjelaskan hasil analisis data dalam penulisan ini.

(26)

BAB III

GAMBARAN UMUM TENTANG POLITIK LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT DI BAWAH PRESIDEN DONALD TRUMP

DAN KAWASAN ASIA TIMUR

A. Politik Luar Negeri Amerika Serikat

1. Landasan Politik Luar Negeri Amerika Serikat

Amerika Serikat dikenal sebagai bangsa yang menganut paham Liberalisme yang mencakup prinsip demokrasi dalam system politik, Kapitalisme sebagai sistem ekonomi dan hak asasi manusia. Memiliki ekonomi industry yang maju, jumlah kelas menengah yang cukup besar dan tingkat Pendidikan yang tinggi merupakan bentuk kesuksesan demokrasi yang dimiliki oleh Amerika Serikat. Liberalisme mengedepankan kebebasan individu untuk mengekspresikan dirinya.

Negara yang tidak hanya merupakan tempat bagi pemerintahan berdasarkan hukum, tapi juga tempat perlindungan kebebasan individual.

Berdasarkan pemahaman ini liberalisme membentuk masyarakat yang individualistis.12

Proses pembentukan ideologi Amerika Serikat ini melalui proses yang tidak mudah, pembentukan ideologi tersebut dipengaruhi oleh factor historis Amerika Serikat yang sangat panjang. Pemikiran liberalisme ini bersumber pada motivasi kedatangan bangsa Eropa khususnya Inggris ke benua Eropa. Sebelumnya telah bermukim bangsa yang lain seperti bangsa India dan bangsa Eropa yaitu Portugis dan Spanyol. Kedatangan bangsa

(27)

Eropa ini dilandasi oleh kebebasan demi kesejahteraan dan kebahagian serta melepaskan diri dari belanggu dan tekanan di bidang politik, ekonomi, dan agama.13

Dalam sistem internasional, pola interaksi yang terjadi antar negara- negara pada umumnya dilandasi oleh kepentingan-kepentingan tertentu yang ingin dicapai oleh setiap negara. Masing-masing negara dalam dunia internasional wajib memberikan tanggapan atas setiap situasi internasional yang sedang terjadi. Dalam hal ini Amerika Serikat mempunyai pandangan, cara, dan konsep tersendiri terhadap politik internasionalnya.

Pada dasarnya politik luar negeri Amerika Serikat membentuk pola siklus antara Intervensionis dan Isolasionisme.14 Sebelumnya perlu dijelaskan terlebih dahulu apa itu Isolasionis dan Intervensionis, Isolasionis merupakan suatu bentuk kecenderungan dalam arah politik luar negeri (khususnya arah politik luar negeri Amerika Serikat) yang cenderung menutup diri dari kerjasama dengan negara lain. Ini kemudian dikenal pilar dengan sebutan Unilateralisme.

Amerika Serikat mempunyai empat kerangka kerja utama dalam mencapai kepentingan nasionalnya. Kerangka kerja politik luar negeri tersebut meliputi power, peace, prosperity, dan principle:

1. Power, merupakan sebuah keharusan yang dimiliki oleh Amerika Serikat dalam merumuskan dan mempertimbangkan setiap

13 Albertine Minderop, Paragmatise-Sikap Hidup Dan Prinsip Politik Luar Negeri Amerika, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta : 2006

14 Jack E. Holmes, The Mood/Interest Theory of American Foreign Policy , University Press of Kentucky; Reprint edition (July 7, 2014)

(28)

kebijakan yang dikeluarkannya. Tanpa Power kepentingan Amerika Serikat di seluruh dunia tidak akan pernah terwujud adanya.

Dengan Power setiap aktor negara dapat mengontrol segala hal agar sesuai dengan kepentingan yang dimiliki oleh negaranya.

2. Peace, secara makna perdamaian diartikan sebagai sebuah kondisi dimana tidak ada perang. Dalam konteks politik luar negeri Amerika Serikat, sebagai sebuah negara superpower Amerika Serikat memposisikan dirinya sebagai polisi dunia yang berhak melakukan apa saja demi terwujudnya perdamaian dunia dan yang paling utama seluruh kepentingan nya di dunia berada dalam kondisi yang aman. Apabila Amerika Serikat merasa terancam maka ia akan mengeluarkan seluruh power-nya demi menyelamatkan kepentingannya tersebut.

3. Prosperity, setiap negara dalam kepentingan nasionalnya pasti mempunyai salah satu tujuan terpenting bagi bangsanya, yaitu kemakmuran. Dalam konteks Amerika Serikat, politik luar negerinya ditujukan untuk mencapai keuntungan dalam hal ekonomi.

4. Principles, dalam poin keempat ini, tujuan dari Politik Luar Negeri Amerika Serikat adalah menyebarkan dan menanamkan prinsip-prinsipnya ke seluruh penjuru dunia. Konteks prinsip dalam hal ini adalah nilai-nilai yang dianut oleh Amerika Serikat sendiri. Nilai-nilai itu tidak lain adalah demokrasi yang selalu

(29)

ini dilakukan agar kepentinganya di wilayah-wilayah yang ditargetkan dapat tercapai semaksimal mungkin dengan adanya penyebaran nilai- nilai demokrasi.

Keempat prinsip ini menjadi pedoman sekaligus koridor bagi pemimpin Amerika Serikat dalam menjalankan politik luar negeri.

Walaupun kebijakan setiap pemimpin berbeda-beda namun tetap tidak akan lepas dari keempat prinsip diatas.

Secara umum berbagai arah kebijakan luar negeri Amerika Serikat adalah harus menjaga posisi primacy Amerika Serikat yang tak terganggu untuk memastikan global order dan balance of power di berbagai dunia. Amerika Serikat juga ingin memantapkan diri dalam hal keamanan dunia, dominasi sumber daya alam, orientasi ekonomi, penyebaran ideology liberalisme dan demokrasi, keamanan nasional dan pemberantasan terorisme, dan mewujudkan tatanan dunia.

Dalam format politik internasional Amerika Serikat terdapat dua pilar yang paling mengemuka yang dijadikan pokok negara adidaya tersebut adalah politik dan liberalisme ekonomi dunia.

Dalam bidang politik bersumber dari ideologi kapitalisme yang sudah dibuat dan diinternasionalisasikan.

Dalam bidang ekonomi, internasionalisasi kepentingan Amerika Serikat tertuang dalam seperangkat organisasinya seperti IMF, World Bank, dan WTO. Organisasi ini menawarkan bantuan

(30)

pinjaman kepada negara-negara dunia ketiga dengan syarat-syarat tertentu. Langkah paling penting yang dilakukan Amerika Serikat ialah mengubah sistem mata uang dunia dengan mengubah dollar menjadi standar mata uang dunia. Perdagangan bebas juga menjadi program utama WTO, tujuannya untuk membuka pasar seluruh negara-negara di dunia bagi produk unggul dan investasi negara-negara kapitalis. Dengan demikian negara berkembang akan selalu berada di bawah hegemoni Amerika Serikat.

World Bank, International Monetary Fund, dan World Trade Organization merupakan alat bagi AS untuk mencapai kepentingan nasionalnya, tidak hanya dalam segi ekonomi, bahkan juga dalam segi politik dan ideologinya. Sehingga, jika dilihat dari kacamata ini, dapat dikatakan bahwa peran pemerintah tidak lagi menjadi central state actor dalam pengatur dan pengontrol interaksi dalam perdagangan antar negara. Kemunculan non-state actor justru dilihat sebagai pemain baru yang memainkan peran central-actor, dengan demikian hanya negara-negara yang memiliki kapasitas dan kapabilitas serta power yang kuatlah yang memiliki peran dan mampu bersaing dalam perekonomian dan perdagangan internasional.

Politik luar negeri suatu negara selalu mengarah kepada promosi kepentingan nasional negara tersebut, termasuk Amerika Serikat. Tindakan-tindakan Amerika Serikat ini

(31)

terkait kompetisi ekonomi, memperkuat pertahanan, mewujudkan perdamaian dan kebebasan, serta upaya perluasan ideologi demokrasi.

Namun pada dasarnya politik luar negeri tidak pernah bersifat tetap, politik luar negeri harus merespon dan merumuskan kebijakan sesuai dengan kepentingan nasional dan peluang dalam hubungan internasional.

Kebijakan luar negeri sebagai tindakan otoritatif yang dilakukan oleh pemerintah dengan tujuan tertentu sehubungan dengan interaksi pemerintah sebuah negara dengan pemerintah negara lain. Ini mengacu pada tindakan dan tujuan pemerintah nasional yang dipersonalisasi dengan memperhatikan wilayah dan objek yang berada di luar batas wilayah negara.15

Namun, kemunculan aktor non-negara juga dapat memiliki dampak yang cukup besar terhadap keseluruhan dinamika sistem internasional.

16Oleh karena itu, tindakan otoritatif yang dilakukan oleh pemerintah dalam melakukan interaksi luar negeri juga mulai mencakup aktor non- negara.17

Dalam proses analisis, ilmuwan HI menguraikan esensi kebijakan luar negeri lebih dalam. Modelski (1962) menganggapnya sebagai sistem aktivitas yang melibatkan proses yang melibatkan proses input

15 George , Modelski , “A Theory Of Foreign Policy “. New York: Praeger, 1962.

16 Richard W, Mansbach, “The Global Puzzle, Issues and actors in world Politics”, Boston & New York: Houghton Mifflin. 2000

17 David, Wurfel & Bruce Burton, “ Introduction: A Foregin Policy Framework For Southeast Asian States” in Timothy M. Shaw, ed., The Political Ekonomy Of Foregin Policy in Southeast Asia. London:Macmilllan, 1990, Hal 5

(32)

dan output. Dalam sistem aktivitas inilah pembuat kebijakan menjadi salah satu elemen penting dalam proses perumusan kebijakan luar negeri. Rosenau (1976) membedakan tiga bagian integral dari kebijakan luar negeri yang dikenal sebagai tiga konsep kebijakan luar negeri yaitu orientasi kelompok, rangkaian komitmen dan tindakan, serta bentuk perilaku.

Orientasi kelompok yang dimaksud mengacu pada sikap, persepsi, dan nilai yang berasal dari negara terhadap pengalaman sejarah dan keadaan strategis yang terjadi di tempatnya dalam dunia politik.

Sedangkan untuk rangkaian komitmen dan tindakan yang dimaksud adalah kumpulan strategi yang diambil saat negara-negara terhubung dengan lingkungan eksternal.

Sementara itu, bentuk perilaku mengacu pada fase empiris kebijakan luar negeri. Ini adalah langkah atau kegiatan konkret yang mengikuti tujuan umum dari kebijakan luar negeri. Holsti (1983) mengambil pendekatan yang sedikit berbeda dengan memperluas dan membagi konsep kebijakan luar negeri menjadi empat komponen mulai dari yang umum sampai yang spesifik, keempat komponen tersebut adalah; orientasi, peran nasional, tujuan, dan tindakan.

Orientasi mengacu pada sikap dan komitmen terhadap lingkungan eksternal dan kemudian menggabungkan strategi dasar untuk mencapai tujuan domestik dan eksternal, tujuan ini muncul terutama dalam

(33)

Sedangkan untuk Peran nasional berkaitan dengan pembuat kebijakan yang dapat didefinisikan tentang jenis keputusan, komitmen, peraturan, dan tindakan umum yang sesuai dengan keadaan negara, dan fungsi yang harus dilakukan negara dalam berbagai pengaturan geografis dan masalah internasional yang dibahas.

Komponen kebijakan luar negeri berikutnya yaitu tujuan, tujuan dimaksudkan untuk menggambarkan keadaan masa depan dan pengaturan kondisi yang diinginkan pembuat kebijakan individual dalam kebijakan luar negeri yang memegang pengaruh di luar negeri dalam mengubah ataupun mempertahankan perilaku negara lain.

Terakhir, pengertian komponen tindakan adalah hal-hal yang

"dilakukan pemerintah kepada orang lain untuk mempengaruhi arah gerak kerjasama, memenuhi peran, atau mencapai dan mempertahankan tujuan", tindakan pada dasarnya adalah bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk mengubah atau mempertahankan perilaku orang-orang yang menjadi aktornya. 18

Berdasarkan pemahaman Modelski, Rosenau, dan Holsti yang mewakili banyak Akademisi HI, telah ada kesamaan dalam menganggap aspek utama kebijakan luar negeri. Setidaknya ada tiga aspek utama kebijakan luar negeri, yaitu sumber kebijakan luar negeri, proses menghasilkan sumber menjadi kebijakan, dan tindakan yang dilakukan dalam menerapkan kebijakan.

18 KJ, Holsti , “Internasional Poltics, A Framework For Analysis , 4th edition, London: Prentice- Hall, 1983, Hal 144.

(34)

Dalam literature besar HI, setidaknya ada tiga label berbeda yang digunakan dalam membedakan ketiga aspek utama kebijakan luar negeri ini. Pertama, tiga aspek utama ini diidentifikasikan sebagai sumber perilaku external, dimana proses mengelola perilaku external menjadi sebuah tindakan. Kedua, ketiga aspek masing-masing disebut sebagai aspek independen, aspek intervensi, dan aspek yang bergantuk pada kebijakan luar negeri. Dan terakhir, tiga aspek utama dapat dikategorikan sebagai input dalam pembuatan keputusan dan output dari kebijakan luar negeri.

2. Tujuan Politik Luar Negeri Amerika Serikat Ke Asia Timur

Interaksi antarnegara dalam paradigma hubungan internasional banyak ditentukan oleh politik luar negeri negara tersebut. Politik luar negeri tersebut merupakan kebijaksanaan suatu negarau ntuk mengatur hubungan luar negerinya. Menurut Rosenau, pengertian kebijakan luar negeri yaitu upaya suatu negara melalui keseluruhan sikap dan aktivitasnya untuk mengatasi dan memperoleh keuntungan dari lingkungan eksternalnya.19

Tujuan politik luar negeri merupakan mewujudkan kepentingan nasional negaranya. Tujuan tersebut memuat gambaran atas keadaan negara di masa mendatang dan kondisi masa depan yang diinginkan.

Dalam sistem internasional, pola interaksi yang terjadi antara negara- negara pada umumnya dilandasi oleh adanya kepentingan-kepentingan tertentu yang ingin dicapai oleh setiap negara. Masing-masing negara

(35)

dalam sistem internasional berkewajiban memberikan tanggapan- tanggapan atas situasi internasional dalam berbagai tujuan nasional yang diinginkan sesuai dengan kepentingan nasionalnya masing-masing.

Dalam hal ini Amerika Serikat mempunyai pandangan, cara, serta konsep tersendiri terhadap politik internasionalnya. Amerika Serikat juga sama halnya dengan Negara-negara lain di dunia yang mempunyai landasan dan sumber-sumber dalam setiap kebijakannya.

Politik Luar Negeri Amerika Serikat dibawah Pemerintahan Donald Trump Dalam yang pada masa kepemimpinan yang tidak jauh berbeda dari presiden sebelumnya, yang mengesankan dirinya sebagai orang yang hanya mau tahu apa yang ada dalam benaknya sendiri, apa yang ia inginkan, dan bagaimana itu diwujudkan apa pun alasannya, bahkan ketika alasan itu pun terbukti ketidakbenarannya.

Semenjak terpilih menjadi Presiden Donald Trump mengubah arah kebijakan luar negeri Amerika Serikat berbeda dengan pemerintahan sebelumnya. Donald Trump terlihat mulai menggeser arah kebijakan politik luar negerinya dari unsur-unsur Multilateralisme dalam menjalin hubungan luar negeri Amerika Serikat dengan negara-negara lainnya di dunia.

Donald Trump menekankan pada kerjasama bilateral yang mengedepankan diplomasi untuk menjaga dan mengamankan kepentingan Amerika Serikat di wilayah-wilayah tertentu. Donald Trump lebih mengedepankan untuk kembali membangun

(36)

aliansi, persekutuan, dan institusi yang dibutuhkan untuk mengatasi ancaman serta memperketat keamanan. Terkait masalah aliansi Amerika Serikat membutuhkan kerjasama yang tetap atau konstan dan diperlukan revisi jika persekutuan tersebut ingin tetap efektif dan relevan.

Selain itu Amerika Serikat pada masa pemerintahan Donald Trump juga menjunjung tinggi nilai kebebasan. Khususnya kebebasan individu, dimana kebebasan individu merupakan hak-hak yang terpatri dalam diri sejak lahir dan tidak dapat diambil oleh siapapun, penerapannya bersifat universal yang tidak memandang ras, gender, atau status apapun. Tugas Amerika Serikat sebagai negara Liberal adalah mempromosikan dan mengembangkan standar moral universal yang mengacu pada kebebasan individu. Untuk memperbaharui kepemimpinan Amerika Serikat di dunia, Donald Trump akan memperkuat keamanan umum dengan menginvestasikan dana pada bidang kemanusiaan.

Demi menciptakan Amerika serikat yang lebih baik yang mencerminkan kelakuan baik dan menjadi aspirasi masyarakat Amerika Serikat. Amerika Serikat juga berkomitmen untuk memperkuat pilar dari masyarakat dunia yang adil.

Pada masa presiden sebelumnya mempromosikan hak asasi manusia adalah kepentingan nasional yang terbilang menjadi prioritas, maka

(37)

1. Mempromosikan penghormatan yang lebih besar terhadap hak asasi manusia, termasuk kebebasan berekspresi, kebebasan pers, hak-hak perempuan, dan perlindungan minoritas.

2. Mempromosikan aturan hukum, mencari akuntabilitas, dan mengubah budaya impunitas (memberikan pembebasan atau pengecualian dari tuntutan atau hukuman atau kerugian kepada seseorang yang telah melakukan pelanggaran Hak Asasi Manuisa).

3. Membantu upaya reformasi dan memperkuat kapasitas kelembagaan kantor komisi tinggi PBB tentang hak asasi manusia.

4. Mengkoordinasikan kegiatan hak asasi manusia dengan sekutu penting, termasuk Uni Eropa, dan organisasi regional .

Pada masa presiden sebelumnya Promosi Hak Asasi Manusia dan demokrasi tidak hanya di dalam negeri, namun juga dipromosikan di berbagai negara oleh karena nya Hak Asasi Manusia selalu memainkan peran dalam kebijakan luar negeri sepanjang sejarah Amerika Serikat pada masa presiden sebelumnya yang mana Amerika Serikat memegang peran utama dalam pendirian Perserikatan bangsa-bangsa dan penyusunan pernyataan Umum Tentang Hak-Hak Asasi Manusia.

Sebagian besar pernyataan umum tentang Hak Asasi Manusia mengambil model sebagian dari U.S Bill of Right. Amerika Serikat berusaha memajukan Hak Asasi Manusia dengan cara yang cukup efektif, yaitu dengan cara menawarkan langkah-langkah kepada Uni

(38)

Eropa agar menetapkan standar Hak Asasi Manusia sebagai persyaratan keanggotaan untuk negara-negara yang ingin bergabung dengan NATO dan Uni Eropa .

Hak Asasi Manusia menjadi salah satu kunci Politik Luar Negeri Amerika Serikat, selain itu tujuan Politik Luar Negeri Amerika Serikat dan juga menjadi tantangan bagi Amerika Serikat adalah bagaimana menangani Hak Asasi Manusia dan demokrasi tanpa membuat hubungan terlalu tegang antara pemerintah Amerika Serikat dengan pemerintah negara lain.

Tantangan kedua bagi Amerika Serikat adalah menerapkan kebijakan hak asasi manusia di tengah-tengah kebijakan prioritas yang lain seperti kepentingan politik, militer, dan ekonomi yang bertentangan dengan tindakan pada hak asasi manusia(Cohen, 2008).Serangan terorisme 11 September 2001 membuat promosi demokrasi menjadi elemen penting dalam pembuatan kebijakan luar negeri AS di Timur tengah. Tak lama setelah serangan tersebut muncul berbagai pandangan bahwa terorisme Islamis adalah ancaman utama AS.

Kepentingan Amerika Serikat di wilayah Asia Timur tidak semata- mata perihal ideologi lagi. Sebagai negara adikuasa Amerika Serikat mempunyai kepentingan untuk memajukan perekonomian negara-negara di wilayah Asia Timur tersebut. Amerika Serikat meyakini bahwa

(39)

akan memberikan keuntungan tersendiri bagi Amerika Serikat. Hal ini dikarenakan Samudera Pasifik yang sebagian besar berbatasan langsung dengan negara-negara Asia Timur merupakan wilayah yang memberikan dampak perekonomian tersendiri bagi Amerika Serikat.

Kebijakan-kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat yang diterapkan di wilayah Asia-Pasifik sejatinya berdasarkan pada tiga variabel utama. Variabel pertama adalah adanya kondisi pasca Perang Dingin dimana Amerika Serikat mengklaim dirinya sebagai pemimpin global yang membawa pada indikasi bahwa Amerika Serikat menjadi perlu untuk menanamkan nilai-nilai demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan sistem ekonomi pasar pada seluruh negara di dunia, terutama negara- negara yang sebelumnya tidak mengenal sistem tersebut seperti negara- negara di kawasan Asia Timur .20

Variabel yang kedua adalah ketatnya peran dan kebijakan Amerika Serikat di wilayah Asia-Pasifik adalah atas dasar persepsi bahwa wilayah Samudera Pasifik sejatinya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Amerika Serikat sendiri. Hal ini berimplikasi pada adanya sentimensi yang tinggi dari Amerika Serikat saat ada isu yang muncul di wilayah Samudera Pasifik termasuk negara-negara yang berbatasan langsung dengan wilayah tersebut seperti kawasan Asia Timur. Variabel yang ketiga adalah kurangnya arah kebijakan yang pasti serta sistem politik di Amerika Serikat sendiri yang sangat rumit. Banyaknya aktor dan

20 Jorn, Dosch “The United States in the Asia Pacific” in Michael K Connors, Remy. 2004 Hal 24

(40)

kepentingan yang dibawa dalam setiap pembahasan kebijakan-kebijakan luar negeri Amerika Serikat terkait wilayah Asia Timur membuat kebijakan yang dihasilkan menjadi sangat lemah dan terkesan tidak konsisten.21

Dalam upaya untuk memperjuangkan kepentingannya, Amerika Serikat menggunakan kekuatan baik hard power maupun soft power untuk mencapai tujuan politiknya. Sejak pasca Perang Dingin, tampilnya Amerika Serikat sebagai negara hegemon tentu juga membawa indikasi bahwa secara kekuatan militer pasti angkatan bersenjata Amerika Serikat sangat tangguh apabila sewaktu-waktu diperlukan kekuatan hard power untuk mencapai tujuan politiknya. Dalam konteks untuk mencapai kepentingan politik di Asia-Pasifik, Amerika serikat menggunakan US Navy sebagai komponen utamanya.

Sementara dalam menggunakan kekuatan berbasis soft power nya, Amerika Serikat mengedepankan kepada aspek ideologi demokrasinya, kebudayaan seperti musik, film-film Hollywood serta Multinational Corporation-nya seperti Mc Donald dan sebagainya untuk menancapkan pengaruh yang kuat di setiap negara di seluruh belahan dunia demi untuk mencapai tujuan negara dan kepentingannya tersebut. 22

Berdasarkan penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa Amerika Serikat memang memiliki kepentingan yang sangat besar terhadap negara- negara di wilayah Asia Timur. Kepentingan-kepentingan tersebut

(41)

diantaranya adalah ideologi, ekonomi serta untuk menjaga kestabilan kondisi keamanan di wilayah Samudera Pasifik. Dalam upaya untuk mencapai kepentingannya tersebut, Amerika Serikat menggunakan berbagai macam strategi dengan memanfaatkan kekuatan yang dimilikinya untuk mencapai tujuan dan kepentingannya di kawasan Asia- Pasifik tersebut.

B. Kawasan Asia Timur 1. Potensi Wilayah

Asia Timur merupakan wilayah yang sejak lama penuh dengan dinamika dalam hal hubungan antar negara didalamnya. Asia Timur terdiri dari tujuh negara yakni, Tiongkok, Korea Utara, Korea Selatan, Taiwan, Mongolia, Hong Kong dan Macau. Ketujuh Negara tersebut memiliki masing-masing identitas yang berbeda.

Di mulai dari Tiongkok yang dikenal dengan jumlah penduduk terbesar di dunia dan perkembangan ekonomi yang pesat. Lalu Jepang dengan keunggulan teknologinya yang sangat menonjol di dunia. Korea Utara dengan kekuatan nuklirnya. Kemudian, Taiwan dengan ketegasan untuk tetap berdiri sendiri sebagai sebuah negara bebas. Korea Selatan dengan budaya yang sangat digemari oleh kalangan remaja di seluruh dunia, Mongolia dengan daratan terpencil dengan pegunungan tinggi yang menakjubkan, danau besar, padang rumput berbukit luas. Hong Kong dengan penghubung perdagangan utama dan pusat keuangan dunia. Serta Macau dengan pelancong terbanyak.

(42)

Asia Timur sebagai kawasan regional yang berdasarkan pada sistem negara peradaban memang merupakan entitas yang sangat besar. Negara- negara di kawasan ini juga merupakan negara yang memegang peranan penting dalam konteks hubungan internasional. Demografi penduduk serta wilayah geografis yang strategis membuat kawasan ini menjadi penting bagi negara-negara lain di dunia. Diantara negara-negara yang mempunyai kepentingan di wilayah Asia Timur ini adalah Amerika Serikat. Selain wilayah ini dilalui oleh sebagian besar jalur perdagangan internasional, sejatinya kepentingan Amerika Serikat terhadap wilayah Asia Timur ini telah jelas tergambar sejak dahulu kala.

2. Arti Penting Kawasan Asia Timur

Kawasan Asia Pasifik merupakan kawasan yang mencakup negara- negara Asia Timur. Kawasan ini sangat luas dan mencakup negara Jepang, Korea Selatan, Korea Utara, Tiongkok, Taiwan, Hongkong, Mongolia, dan Macau. Paling sedikit negara 2 negara di kawasan ini yakni Taiwan dan Korea, menjadi rebutan saling pengaruh negara Amerika Serikat , sebagai pusat ketegangan, yang juga menjadi ancaman dan keamanan dunia, mengingat potensi kekuatan nuklir yang dimiliki Amerika Serikat yang terlibat konflik.

Dikawasan ini terdapat Laut China Selatan yang merupakan wilayah panas (hot spot), yang rawan konflik terbuka (bersenjata) setiap waktu, antara negara-negara di dalam dan luar kawasan perairan tersebut, apalagi

(43)

dengan meningkatnya kebutuhan atas energi dan sumber daya alam lainnya.

Di lihat dari letak geografis, kawasan Laut China Selatan merupakan kawasan jalur laut internasional yang bernilai politis, ekonomis, dan strategis. Kawasan Laut China Selatan dikelilingi oleh negara pantai, diantaranya Taiwan, Tiongkok, Thailand, Kamboja, Vietnam, Singapura, Malaysia, Indonesia, Filipina, dan Brunei Darussalam serta memiliki potensi sumber daya alam yang besar dari kemakmuran negara yang dapat menguasai kawasan tersebut.

Potensi sumber daya alam dan jalur perdagangan laut internasional menjadi kawasan ini menjadi jalur tersibuk untuk dilalui oleh pedagang regional ataupun internasional. Hal ini, menjadi ancaman bagi negara regional di kawasan Laut China Selatan. Penguasaan jalur pelayaran di Laut China Selatan memiliki makna tersendiri bagi Tiongkok dan Amerika Serikat 23.

Munculnya Tiongkok sebagai negara hegemoni baru di kawasan Asia semakin mendorong Amerika Serikat terus mencari perhatian khususnya dari negara-negara di kawasan. Untuk meluaskan pengaruh Amerika Serikat atau Tiongkok di negara Laut China Selatan sangat potensial dijadikan sebagai pangkalan militer paling strategis Amerika Serikat.24

Dikawasan ini juga terdapat Selat Malaka, Selat Malaka Adalah perbatasan laut (sea borderlines) Indonesia, Malaysia, dan Singapura.

23 Auslin, Michael, “Security in the Indo-Pacific Commons: Toward A Regional Security”, American Enterprise Institute, 2010

24 Ibid hal 11

(44)

Selat ini merupakan salah satu jalur pelayaran penting di dunia, dan satu dari sembilan selat dan terusan strategis di dunia. Selat yang membentang sekitar 800 km dan lebar 1,7 kilometer, setiap tahunnya diperkirakan dilintasi kurang lebih 70 ribu kapal atau kira-kira 150-200 kapal setiap harinya.

Sebagian di antaranya adalah kapal-kapal tangki raksasa yang berukuran 180.000 dwt ke atas, yang mengangkut lebih dari 40 persen barang-barang perdagangan negara di dunia, dengan volume perdagangan mencapai 19.245,7 juta ton per tahun dengan kenaikan rata-rata 4,3 persen per tahun. Itu belum termasuk petro product sebesar 15,2 juta barel per hari. Setengah dari minyak dunia diangkut melalui selat ini dengan jumlah sekitar 11 juta barel minyak perhari, utamanya dari Timur Tengah ke Jepang, Cina dan Korsel. Selat Malaka merupakan lintasan terdekat dari Lautan Hindia menuju Lautan Pasifik dan sebaliknya, sehingga telah menjadi urat nadi perekonomian dunia.

Selat Malaka sebenarnya merupakan alur pelayaran sempit, dangkal, berbelok-belok, dan ramai. Pada bagian di selat Singapura yang lebarnya hanya 1,7 km, hanya 1,3 km yang bisa dilalui, sementara di bagian selat Philip (Philip Channel) hanyalah kira-kira 800 meter lebar yang dapat dilayari. Arus laut pada selat Malaka dapat mencapai kecepatan 3 mil dengan perubahan kecepatan yang tidak teratur.

Seiring dengan meningkatnya perdagangan di kawasan Asia Timur

(45)

semakin menurun, terutama untuk melayani kapal-kapal berukuran besar VLCC. Dalam kondisi demikian, kecelakaan besar pun seringkali terjadi, karena kepadatan lalu-lintas dan keadaan fisik selat yang beberapa bagian tingkat kedangkalannya kurang dari 23 meter.

Kedangkalan ini sangat berbahaya bagi kapal-kapal raksasa yang sarat-bebannya lebih dari 19 meter. Tentu berbagai kecelakaan yang terjadi bukan saja merugikan pemilik kapal, namun juga menimbulkan masalah lingkungan, misalnya tumpahan minyak dari kapal yang karam.25

25 https://indoprogress.com/2016/06/internasionalisasi-selat-malaka/ di akses pada tanggal 01 desember 2017

(46)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN

A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang penulis telah uraikan dalam setiap bab tentang Re-formulasi Kebijakan Politik Luar Negeri Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump Terhadap Asia Timur, maka penulis dapat menarik kesimpulan, sebagai berikut:

1. Amerika Serikat sebagai negara adidaya memprioritaskan kemakmuran masyarakatnya. Pada pemerintahan sebelumnya Amerika Serikat lebih menitikberatkan kebijakannya di Timur Tengah dan Eropa. Akan tetapi pada pemerintahan Donald Trump saat ini Amerika Serikat lebih berfokus kepada kerjasama dengan negara-negara di kawasan Asia Pasifik melalui kerjasama bilateral dengan negara-negara yang berada di kawasan Asia Timur.

2. Amerika Serikat meyakini bahwa kemajuan perekonomian di wilayah Asia Timur secara tidak langsung akan memberikan keuntungan tersendiri bagi Amerika Serikat. Hal ini dikarenakan Samudera Pasifik yang sebagian besar berbatasan langsung dengan negara-negara Asia Timur merupakan wilayah yang memberikan dampak perekonomian tersendiri bagi Amerika Serikat.

(47)

B. Saran-saran

1. Donal Trump harus mempertahankan kebijakan politik luar negerinya dan lebih terbuka pada kerjasama bilateral dengan negara-negara lain.

2. Sebagai negara yang menjadi tujuan kepentingan luar negeri Amerika Serikat, kawasan Asia Timur harus mementingkan kepentingan nasional negara-negara Asia Timur dari pengaruh kebijakan politik Luar Negeri Amerika Serikat.

Referensi

Dokumen terkait

Perlindungan hukum desain Indistri Secara substantif, dalam Undang-Undang Desain Industri terdiri dari 57 pasal tersebut mengatur beberapa hal penting berkaitan

Agar mencapai keberhasilan yang diharapkan maka elemen-elemen yang perlu disiapkan oleh organisasi antara lain: (1) Perubahan kebijakan sekolah yang diterjemahkan ke dalam

Etabs dengan memperhitungkan berat beban yang harus diterima oleh bangunan baik itu beban hidup, beban mati, dan beban gempa,

Kelebihan teknik ikat celup sebagai upaya daur ulang untuk mengatai masalah limbah pakaian bekas adalah teknik ikat celup bisa dipelajari dengan cepat, alat dan bahan yang

sesuatu yang berkaitan dengan uraian tugas yang telah ditetapkan. - Tanggung

Rizkyani (2015) dalam penelitian kualitatif tentang gambaran spiritual pada penderita kanker payudara yang sedang menjalani pengobatan kemoterapi di kabupaten Kebumen didapatkan

Data primer meliputi kandungan Ni, hasil tangkapan, dan lokasi penangkapan ikan yang diperoleh saat survei (pengamatan langsung) di lokasi penelitian. Data