MAKALAH
KONSEP ANATOMI SISTEM PERKEMIHAN
Disusun Oleh : KELOMPOK 7 ELDAWANI : 22181153 DEBI ABELLIA : 22181137
MURSIDA : 22181154
MASDIANA : 22181146
Dosen Pengampu :
Rosalia Putri, STR.Kep.,MKM
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ABULYATAMA ACEH BESAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Lampoh Keude, Oktober 2022
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISI...ii
BAB I PENDAHULUAN...1
A. Latar Belakang...1
B. Rumusan Masalah...1
C. Tujuan...1
D. Manfaat...2
BAB II PEMBAHASAN...3
A. Pengertian Sistem Perkemihan...3
B. Fungsi Sistem Perkemihan...4
C. Organ Sistem Perkemihan...5
D. Penyakit Sistem Perkemihan...11
BAB III PENUTUP...13
A. Kesimpulan...13
B. Saran...14
DAFTAR PUSTAKA...15
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia, seperti makhluk hidup lainnya, berusaha untuk mempertahankan homeostasis, yang berarti keseimbangan. Otak dan organ tubuh lainnya bekerjasama untuk mengatur suhu tubuh, keasaman darah, ketersediaan oksigen dan variabel lainnya. Ginjal berperan penting mempertahankan homeostasis dengan mengatur konsentrasi banyak konstituen plasma, terutama elektrolit dan air dengan mengeliminasi semua zat sisa metabolisme.
Sistem perkemihan merupakan bagian dari anatomi dan fisiologi tubuh manusia, yang sangat berperan penting dalam kelangsungan hidup manusia.
Sistem perkemihan berfungsi untuk mengolah zat-zat yang tidak diperlukan dalam tubuh dan memiliki beberapa proses. Sehingga dengan keluarnya zat yang tidak baik bagi tubuh maka tubuh akan terhindar dari beberapa penyakit yang menyangkut sistem perkemihan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem perkemihan ? 2. Apa sajakah fungsi Sistem Perkemihan?
3. Apa Saja organ Sistem Perkemihan ? 4. Penyakit apa saja pada sistem perkemihan ?
C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian dari Sistem Perkemihan 2. Untuk mengetahui fungsi sistem perkemihan
3. Untuk mengetahui apa saja organ dari sistem perkemihan 4. Untuk mengetahui penyakit apa saja dari sistem perkemihan
D. Manfaat
Dalam pembuatan makalah ini diharapkan pembaca dapat menambah pengetahuan tentang Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan pada manusia.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Sistem perkemihan atau biasa juga disebut Urinary System adalah suatu sistem kerjasama tubuh yang memiliki tujuan utama mempertahankan keseimbangan internal atau Homeostatis. Fungsi lainnya adalah untuk membuang produk-produk yang tidak dibutuhkan oleh tubuh dan banyak fungsi lainnya yang akan dijelaskan kemudian.
Susunan sistem perkemihan terdiri dari: a) dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin, b) dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih), c) satu vesika urinaria (VU), tempat urin dikumpulkan, dan d) satu urethra, urin dikeluarkan dari vesika urinaria.
Sistem perkemihan merupakan organ vital yang berperan penting dalam melakukan ekskresi dan melakukan eliminasi sisa -sisa hasil metabolisme tubuh, dan dalam keseimbangan cairan dan elektrolit. Sistem ini secara kontinu membuang dan mereabsorbsi air dan substansi terlarut dalam darah, serta mengeliminasi setiap substansi yang tidak dibutuhkan dalam tubuh (Wylie,2011).
B. Fungsi Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan mempunyai fungsi, yaitu sebagai berikut:
a. Meregulasi volume darah dan tekanan darah dengan mengeluarkan sejumlah cairan ke dalam urin dan melepaskan eritropoietin, serta melepas rennin.
b. Melakukan kontribusi stabilisasi pH darah dengan me ngontrol jumlah keluarnya ion hidrogen dan ion bikarbonat ke dalam urin.
c. Menghemat pengeluaran nutrisi dengan memelihara ekskresi pengeluaran nutrisi tersebut pada saat proses eliminasi produk sisa, terutama pada saat pembuangan nitrogen seperti urea dan asam urat.
d. Membantu organ hati dalam mendetoksikasi racun selama kelaparan, deaminasi asam amino yang dapat merusak jaringan (Muttaqin & Sari, 2014).
Berikut adalah beberapa fungsi sistem uronari. Bagian-bangiannya yang berbeda melakukan berbagai macam fungsi seperti:
Menyaring darah.
Memisahkan racun yang tidak Anda butuhkan dari nutrisi.
Menyimpan dan membawa urine kaluran dari tubuh Anda.
Fungsi utama sistem perkemihan adalah membantu proses pembentukan urine dengan menyaring sisa pembuangan tubuh dan air berlebih dari darah. Urine kemudian akan mengalir ke kandung kemih melalui dua tabung tipis yang disebut ureter. Ketika kandung kemih penuh, Anda akan membuang urine melalui uretra.
Selain itu, sistem perkemihan dan ginjal juga berfungsi untuk menghilangkan cairan pembuangan yang disebut dengan urea, serta menjaga keseimbangan air, natrium, dan kalium. Produksi urea terjadi saat makanan yang mengandung protein dipecah dalam tubuh. Sistem ini akan bekerja sama dengan kulit, usus, dan paru-paru untuk menjaga keseimbangan tersebut. Orang dewasa akan mengeluarkan sekitar dua liter cairan per hari. Jumlah ini bergantung dengan jumlah cairan yang diminum dan yang keluar melalui keringat serta pernapasan.
Ada pula beberapa cara bagaimana sistem urinaria membersihkan darah dari dalam tubuh, yaitu:
Darah memasuki setiap ginjal melalui arteri kecil,
Ginjal menyaring darah, memisahkan racun dan nutrisi.
Vitamin, mineral, nutrisi, dan protein kembali ke aliran darah.
Produk sisa metabolisme dan urine bergerak melalui ureter ke kandung kemih Anda.
Saat sudah penuh, urine meninggalkan tubuh denngan melewati uretra.
C. Organ Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan terdiri atas ginjal, kandung kemih, dan uretra. Sistem perkemihan mempunyai dua ginjal untuk menjaga fungsi ekskresi. Organ ini memproduksi urin yang berisikan air, ion- ion, dan senyawa-senyawa solute yang kecil. Urin meninggalkan kedua ginjal dan melewati sepasang ureter menuju dan ditampung sementara pada kandung kemih, selanjutnya terjadi proses ekskresi urin yang dinamakan miksi, terjadi ketika adanya kontraksi dari otot-otot kandung kemih menekan urin untuk keluar melewati uretra dan keluar dari tubuh (Muttaqin
& Sari, 2014).
1. Ginjal
Ginjal adalah organ saluran kemih yang terletak di rongga retroperiotoneal bagian atas. Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke medial. Cekungan ini disebut sebagai hilus renalis, yang didalamnya terdapat apeks pelvis renalis dan struktur lain yang merawat ginjal, yakni pembuluh darah, sistem limfatik, dan sistem saraf. Besar dan berat ginjal sangat bervariasi; hal ini tergantung pada jenis kelamin, umur, serta ada tidaknya pada sisi yang lain.
Ginjal lelaki relatif lebih besar ukurannya daripada perempuan.
Ukuran rerata ginjal orang dewasa adalah 11,5 cm (Panjang) x 6 cm (lebar) x 3,5 cm (tebal), dengan beratnya bervariasi antara 120-170 gram,atau kurang lebih 0,4 % dari berat badan. Ginjal dibungkus oleh jaringan fibrus tipis dan mengkilat yang disebut kapsula fibrosa (true capsule) ginjal, yang melekat pada parenkim ginjal (Purnomo, 2014).
Ginjal berperan dalam mempertahankan homeostasis dengan fungsi mempertahankan stabilitas volume, komposisi elektrolit, dan osmolaritas (konsentrasi zat terlarut ) CES. Ginjal dapat mempertahankan keseimbangan air dan elektrolit, dengan menyesuaikan jumlah air dan berbagai konstituen plasma yang dipertahankan di tubuh atau dikeluarkan di urin dalam kisaran yang sangat sempit yang memungkinkan kehidupan, meskipun pemasukan dan pengeluaran konstituen-konstituen ini melalui saluran lain sangat bervariasi. Organ ginjal melakukan tugasnya
mempertahankan homeostasis sehingga komposisi urin dapat bervariasi.
Ginjal mempunyai fungsi yang sebagian besar membantu mempertahankan stabilitas lingkungan cairan internal antara lain: pengaturan keseimbangan air dan elektrolit di tubuh, pengaturan keseimbangan asam basa tubuh, pengaturan volume plasma, mengeluarkan ( mengekskresikan ) produk- produk akhir (sisa) metabolism tubuh, mengeluarkan banyak senyawa asing, meghasilkan eritropoietin dan rennin (Sherwood,2009).
Ginjal secara anatomis terbagi menjadi 2, yaitu korteks dan medulla ginjal. Korteks ginjal terletak lebih superficial dan di dalamnya terdapat berjuta-juta nefron. Nefron merupakan unit fungsional terkecil ginjal, sedangkan medulla ginjal terletak lebih profundus banyak terdapat duktuli atau saluran kecil yang mengalirkan hasil ultrafiltrasi berupa urin. Nefron terdiri atas glomerulus, tubulus kontortus (TC) proksimalis, Loop of Henle, tubulus kontortus (TC) distalis, dan duktus kolegentes. Darah yang membawa sisa hasil metabolisme tubuh difiltrasi (disaring) di dalam glomerulus dan kemudian setelah sampai di tubulus ginjal, beberapa zat yang masih diperlukan tubuh mengalami reabsorbsi dan zat sisa metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh mengalami sekresi membentuk urin (Purnomo,2014).
a. Fungsi Ginjal.
Ginjal merupakan organ yang memproduksi dan mengeluarkan urin dari dalam tubuh. Sistem ini merupakan salah satu sistem utama untuk mempertahankan homeostasis (kekonstanan lingkungan internal). Organ ginjal mempunyai fungsi dan peranan :
1) Mengatur volume air (cairan) dalam tubuh, kelebihan air dalam tubuh akan diekskresikan oleh ginjal sebagai urin yang encer dalam jumlah besar. Dalam keadaan kekurangan air (kelebihan keringat) meyebabkan urin yang diekskresi jumlahnya berkurang dan konsentrasinya lebih pekat sehingga susunan dan volume cairan tubuh dapat dipertahankan
terjadi dalam plasma bila terdapat pemasukan dan pengeluaran yang abnormal dari ion-ion.
3) Mengatur keseimbangan asam basa cairan tubuh, ginjal menyekresi urin sesuai dengan perubahan pH pada darah dimana hasil akhir metabolisme protein dalam tubuh dipengaruhi oleh sifat urin yaitu asam dan basa. pH urin bervariasi antara 4,8 – 8,2.
4) Ekskresi sisa – sisa hasil metabolisme (ureum, asam urat dan kreatinin), bahan – bahan yang diekskresi oleh ginjal antara lain; zat toksik, obat-obatan, hasil metabolisme hemoglobin, dan bahan kimia asing (pestisida).
5) Fungsi hormonal dan metabolisme, ginjal menyekresi hormon rennin yang mempunyai peranan penting dalam mengatur tekanan darah ( sistem rennin- angiotensin-aldesteron) yaitu untuk memproses pembentukan sel darah merah (eritropoiesis). Ginjal juga membentuk hormon dihidroksi kolekalsiferol (vitamin D aktif) yang diperlukan untuk absorbsi ion kalsium di usus.
6) Pengaturan tekanan darah dan memproduksi enzim rennin, angio tensin dan aldosteron yang berfungsi meningkatkan tekanan darah.
7) Pengeluaran zat beracun, ginjal mengeluarkan polutan, obat-obatan, zat tambahan makanan, atau zat kimia asing lain dalam tubuh (Syaifuddin, 2009).
2. Ureter
Ureter adalah organ yang berbentuk tabung kecil yang berfungsi mengalirkan urin dari pielum ginjal ke dalam kandung kemih. Setiap ureter pada orang dewasa memiliki panjang kurang lebih 20 cm, memiliki dinding yang terdiri atas mukosa yang dilapisi oleh sel-sel transisional, otot-otot polos sirkuler dan longitudinal yang dapat melakukan gerakan peristaltic (berkontraksi) untuk mengeluarkan urin ke kandung kemih (Muttaqin &
Sari, 2014).
3. Kandung kemih
bagian besar yakni ruangan yang berdinding otot polos yang terdiri dari badan (korpus) yang merupakan bagian utama dimana urin berkumpul dan leher (kolum) yang merupakan lanjutan dari badan yang berbentuk corong.
Kandung kemih berfungsi menampung urin dari ureter dan kemudian mengeluarkannya melalui uretra dalam mekanisme miksi (berkemih).
Kandung kemih mempunyai kapasitas maksimal dalam menampung urin, dimana pada orang dewasa besarnya adalah ± 300-450 ml. Kadung kemih pada saat kosong terletak di belakang simfisis pubis dan pada saat penuh berada di atas simfisis sehingga dapat di palpasi dan diperkusi (Muttaqin &
Sari, 2014).
4. Uretra
Uretra merupakan tabung yang menyalurkan urin ke luar dari kandung kemih melalui proses miksi. Uretra secara anatomi dibagi menjadi 2 bagian, yaitu uretra posterior dan uretra anterior. Uretra diperlengkapi dengan sfingter uretra interna yang terletak pada perbatasan kandung kemih dan uretra, serta s fingter uretra eksterna yang terletak pada perbatasan uretra anterior dan posterior. Sfingter uretra interna terdiri atas otot polos yang dipersarafi oleh sistem simpatetik sehingga pada saat kandung kemih penuh, sfingter ini terbuka. Sfingter uretra eksterna terdiri atas otot bergaris yang dipersarafi oleh sistem somatik. Panjang uretra pada pria dewasa antara 23-25 cm yang berfungsi sebagai saluran reproduksi sedangkan
memyebabkan keluhan hambatan pengeluaran urin lebih sering terjadi pada pria (Purnomo, 2014).
.
D. Penyakit Sistem Perkemihan
Gangguan kesehatan pada sistem kemih meliputi kelainan atau kondisi yang memengaruhi ginjal, ureter, dan kandung kemih. Gejala dan pengobatannya tergantung pada seberapa besar gangguannya.
Berikut ini adalah beberapa penyakit pada sistem kandung kemih, seperti:
1. Penyakit ginjal kronis
Ginjal merupakan organ utama dari sistem perkemihan. Gangguan terhadap organ yang satu ini akan memengaruhi kesehatan Anda. Pada penyakit ginjal kronis, ginjal mengalami kerusakan dan tidak mampu menyaring darah dengan baik. Kerusakan ini dapat mengarah kepada pembentukan zat pembuangan dan masalah lainnya, termasuk gagal ginjal. Penyebab dari kondisi ini umumnya adalah penyakit jantung, diabetes, dan tekanan darah tinggi.
2. Kehilangan kontrol kandung kemih
Kandung kemih yang tidak terkontrol umumnya muncul karena otot sfingter uretra terlalu lemah atau terlalu aktif. Akibatnya, cairan urine akan lebih mudah keluar saat Anda bersin atau batuk. Kondisi ini disebut dengan inkontinensia urine (IU). Otot sfingter yang terlalu aktif bahkan dapat memicu keinginan buang air kecil yang sangat kuat, tetapi urine yang dikeluarkan sangat sedikit. Wanita umumnya dua kali lebih berisiko mengalami inkontinensia urine dibandingkan dengan pria. Kondisi ini semakin mungkin terjadi seiring bertambahnya usia.
3. Batu ginjal
Gangguan fungsi sistem perkemihan yang satu ini mungkin lebih populer di kalangan orang awam. Batu ginjal memproduksi urine untuk mengeluarkan cairan pembuangan. Batu ini terbentuk saat mineral dan garam asam di dalam urine mengkristal, lalu saling menempel. Jika berukuran kecil, batu ginjal dapat
besar akan menyumbat saluran kemih. Kondisi ini akan menghambat keluarnya urine dan menimbulkan rasa nyeri.
4. Infeksi
Infeksi saluran kemih dan penyakit menular seksual dapat menjadi penyebab masalah pada ginjal, uretra, atau fungsi sistem perkemihan.
Kondisi ini terjadi ketika bakteri atau virus memasuki saluran kemih melalui uretra. Segera berkonsultasi dengan dokter untuk mengobati infeksi.
Kemungkinan besar, Anda tidak bisa mencegah masalah pada saluran kemih.
Akan tetapi, Anda bisa menjaga kesehatan sistem urinaria dengan pola hidup sehat.
Sebagai contoh, mengonsumsi air mineral yang cukup, menjaga kebersihan organ intim, mengonsumsi makanan sehat, melakukan seks aman, hingga latihan dasar panggul.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Anatomi Sistem Perkemihan
Ginjal (Ren)
Ureter
Vesika Urinaria (Kandung Kemih).
Uretra.
Fisiologi Sistem Perkemihan
Pada saat vesica urinaria tidak dapat lagi menampung urine tanpa meningkatkan tekanannya (biasanya pada saat volume urine kira-kira 300 ml)makam reseptor pada dinding vesika urinaria akan memulai kontraksi musculus detrussor. Pada bayi, berkemih terjadi secara involunter dan dengan segera.
Tahap – tahap Pembentukan Urine a. Proses filtrasi
darah kecuali protein, cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari
b. Proses reabsorpsi
c. Augmentasi (Pengumpulan)
B. Saran
Diharapkan agar dapat memberi masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun tentang Anatomi Fisiologi dalam konteks pelayanan kebidanan khususnya konsep Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan .
DAFTAR PUSTAKA
Pearce , Evelyn C.2006. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis . Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Sander , Mochamad Aleq . 2004. Patologi Anatomi . Jakarta : Rajawali Pers.
Sobotta.Atlas Anatomi Manusia Ed.1.Jakarta : EGC.
Syaifuddin . 2003 . Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : EGC.
Wibowo , Daniel S . 2005 . Anatomi Tubuh Manusia . Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.