39 3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Metode Survei
Menurut Sugiyono (2012:38), definisi objek penelitian adalah sebagai berikut:
“ Objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Berdasarkan definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa objek penelitian merupakan sesuatu hal yang akan diteliti dengan mendapatkan data untuk tujuan tertentu dan kemudian dapat ditarik kesimpulan. Adapun yang menjadi variabel yaitu strategi bauran pemasaranvariabel bebas (independent variabel). Variabel antara (intervening variable) adalah volume penjualan. Dan profitabilitassebagai (dependent variable) atau sebagai variabel terikat. Sedangkan yang dijadikan sebagai objek penelitian RM Hade Rasa Sambel Hejo Karawang dan subjek dari penelitian ini adalah konsumen dari RM Hade Rasa Sambel Hejo Karawang.
Menurut Marzuki (2002:58), metode survey adalah :
“Metode untuk mengumpulkan informasi melalui permintaan keterangan-keterangan kepada pihak yang memberikan keterangan (responden).”
Datanya berupa jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Disebut questionnaire method, karena untuk memperoleh data itu
biasanya diajukan serentetan pertanyaan-pertanyaan yang tersusun dalam suatu daftar.
2. Metode Deskriptif
Menurut Nazir (2011:54), metode deskriptif adalah:
“ Suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.”
Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta- fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
3. Metode verifikatif
Menurut Singgih Santoso, dkk (2002 : 101):
“Metode dalam penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai.”
Dalam penelitian ini digunakan metode verifikatif.
Menurut Sugiono (2012:55) mendefinisikan metode verifikatif sebagai berikut:
“Metode verifikatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih.”
Tujuan dari penelitian verifikatif ini adalah untuk mengetahui pengaruh store atmosphere dan food quality terhadap keputusan pembelian konsumen RM Hade Rasa Sambel Hejo Karawang.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Di samping penentuan suatu metode yang akan digunakan dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data pun diperlukan untuk keperluan
penelitian. Teknik pengumpulan data menurut Nazir (2011:174) adalah “Suatu prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan”.
Untuk melakukan penelitian terhadap permasalahan yang diteliti, teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dikaitkan secara langsung terhadap perusahaan yang dijadikan objek penelitian, data yang diperoleh berupa data primer yang diperlukan dengan membagikan kuesioner kepada pihak yang berkepentingan dan hasilnya diolah serta dianalisa kemudian dibahas untuk mengambil minat. Teknik yang digunakan dalam penelitian lapangan adalah :\
1. Wawancara (Interview)
Merupakan teknik pengumpulan data dalam metode su ++++++++++-ey yang menggunakan pertanyaaan secara lisan kepada subjek penelitian. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan menajer mengenai profil perusahaan menyangkut sejarah, tujuan dan struktur organisasi perusahaan.
2. Kuesioner (questionnaire)
Merupakan teknik pengumpulan data penelitian yang menggunakan pertanyaan angket kepada responden untuk membaca dan menjawab pertanyaan yang dikemukakan secara tertulis.
Jawaban tersebut diharapkan dapat diketahui reaksi dan pendapat mereka secara langsung, sehingga dapat memudahkan penulis dalam menganalisis apa yang menjadi topik dalam penelitian ini.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi adalah sekumpulan dari individu yang memiliki karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti. Sedangkan sampel adalah suatu bagian yang diambil dari sebuah populasi untuk menentukan sifat serta ciri-ciri yang dikehendaki dari populasi bersangkutan Sugiama (2008). Senada dengan pengertian tersebut,
Malhorta (2009) menyatakan bahwa sampel adalah
“ Subkelompok elemen populasi yang terpilih untuk berpartisipasi dalam studi.”
Dalam penelitian ini populasinya adalah setiap konsumen yang pernah melakukan pembelian di RM Hade Rasa Sambel Hejo Karawang.
Pada penelitian ini, sampel yang akan digunakan penulis adalah sebanyak 200 atau lebih, hal ini seperti yang ditulis Malhotra (2009) bahwa sampel yang digunakan dalam studi riset pemasaran khususnya studi pengujian pasar adalah 200, seperti pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Populasi dan Sample
Jenis Studi Ukuran
Minimum
Selang
Riset Identifikasi Masalah 500 1000-2500
Riset Penyelesaian Masalah 200 300-500
Pengujian Produk 200 300-500
Studi Pengujian Pasar 200 300-500
Periklanan TV/Radio/Cetak 150 200-300
Audit Pengujian Pasar 10 toko 10-20 toko
Focus Group 6 kelompok 10-15 kelompok
Sumber: Malhorta (2009)
3.4 Variabel
Hubungan antar variabel diadakan pengujian, setiap variabel akan diukur dan dijabarkan melalui operasional variabel. Variabel-variabel dalam penelitian
ini bersumber dari kerangka teoritik yang dijadikan dasar penyusunan konsep berpikir yang menggambarkan secara abstrak suatu gejala sosial.
Berdasarkan kerangka pemikiran dan hipotesis yang telah disajikan sebelumnya, maka penulis membedakan objek penelitian ke dalam dua variabel, yaitu:
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Merupakan variabel bebas yang keberadaannya tidak dipengaruhi oleh variabel lain bahkan merupakan faktor penyebab yang akan mempengaruhi variabel-variabel lain. Dalam penelitian ini sebagai variabel bebas adalah desain atmosfer dan food quality.
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Merupakan variabel tidak bebas yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam penelitian ini variabel terikat adalah keputusan pembelian.
Pokok pembahasan yang akan diteliti ini bersumber pada dua konsep variabel, yaitu store atmosphere (variabel X1), Promosi (X2) dan keputusan pembeliaan (variabel Y). Store atmosphere diukur dari exterior, general interior, store layout dan interior display. Promosi diukur dari advertising, sales promotion, public relation, personal selling. Dan keputusan pembelian diukur dari kebutuhan konsumen, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, perilaku pasca pembelian. Operasional variabelnya terlihat pada table berikut
Tabel 3.2 Operasional Variabel
Definisi Dimensi Definisi Indikator Variabel
Independen:
Store Atmosphere
Menurut
Berman dan Evans (1992) dalam jurnal Putri, Lily Harlina,
Srikandi
Kumadji dan Andriani
Kusumawati (2014) atmosfer merupakan karakteristik fisik yang digunakan untuk membangun kesan dan untuk menarik
pelanggan.
a. Exterior Menurut Berman and Evans (2009 : 545) exterior adalah bagian luar toko, exterior toko memiliki pengaruh yang sangat kuat pada image toko tersebut dan harus direncanakan sebaik mungkin
1. Bagian depan toko (store front)
memiliki keunikan 2. Papan nama
toko (marquee) terlihat jelas 3. Store
entrance atau keleluasaan konsumen untuk memasuki toko 4. Window
display mendorong konsumen untuk memasuki toko
5. Area parkir yang
disediakan luas dan aman
b. General Interior
Menurut Berman and Evans (2009 : 545) General interior terdiri dari 12 elemen
1. Warna cat dinding dan wallpaper sesuai dengan tema
2. Pengaturan pencahayaan yang
mendukung seisi ruangan (kesesuaian) 3. Aroma di
dalam toko wangi dan
membuat nyaman 4. Musik yang
diperdengark an
mendukung suasana di dalam toko 5. Perabotan
toko yang digunakan sesuai dengan tema toko 6. Pengaturan
temperature udara yang sejuk di dalam toko 7. Karyawan
berpenampila n menarik dan
mempunyai pengetahuan yang
memadai tentang produk 8. Kebersihan
yang terjaga di dalam toko c. Tata letak
toko (store layout)
Menurut Berman and Evans (2009 : 545) Penataan toko yang dirancang dan dibuat setelah lokasi toko dipilih, semua bertujuan untuk
mempermuda
h dan
memberikan kenyamanan
1. Meja
pembayaran yang
memudahkan transaksi 2. Pengaturan
tata letak dalam toko yang nyaman 3. Pengaturan
tata letak memudahkan konsumen untuk berlalu lalang
bagi konsumen dalam berbelanja.
d. Interior Display
Menurut Berman and Evans (2009 : 545) Interior Display yaitu memajangkan barang- barang, gambar- gambar, kartu- kartu harga, poster-poster didalam toko misalnya dilantai, meja, rak-rak dan sebagainya.
Ragam interior
display yang ada dapat mempengaruh i atmosphere toko karena memberikan petunjuk bagi konsumen, selain itu interior
display juga dapat
merangsang konsumen untuk melakukan pembelian
1. Pemajangan interior display merangsang konsumen untuk melakukan pembelian 2. Tanda produk
baru dan produk unggulan terlihat jelas
Variabel Independen:
Food Quality
Menurut Gruner
dan Röhr,
Lu’ddecke, Drusch, Muller
& Alvensleben, (2005) dalam
a. Freshness Menurut Whitehall, Kerkhoven, Freeling, dan Villarino (2006) dalam
Kesegaran makanan yang dijaga dengan baik
jurnal Mohd Rizaimi
Shaharudin Suhardi Wan Mansor dan Shamsul James Elias (2011) salah satu elemen penting dalam persepsi konsumen dan keputusan dalam makanan adalah kualitas.
jurnal Mohd Rizaimi Shaharudin, Suhardi Wan Mansor dan Shamsul James Elias (2011) hal-hal yang dituntut oleh
konsumen adalah jenis makanan, kualitas, nutritisi, makanan yang aman dan biaya yang wajar, oleh Sebab itu keinginan konsumen akan makanan yang segar dan aman menjadi sebuah fenomena parallel
dimana atribut penting yang harus
dipelajari oleh semua pihak yang terlibat dalam industri makanan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan.
b. Presentation Menurut Johnson (2011) dalam jurnal Mohd
Presentasi makanan yang menarik
Rizaimi Shaharudin, Suhardi Wan Mansor dan Shamsul James Elias (2011),
Perubahan kebiasaan pelanggan senang untuk makan diluar dikarenakan terpikat oleh penampilan atau presentasi makanan jika berhasil menghadirkan kualitas dan tampilan yang menarik itu akan
menciptakan kesan yang baik dalam hal perasaan dan suasana hati konsumen pada saat mengkonsums i makanan di restoran, oleh karena
itu,penting untuk mempelajari bagaimana kualitas
makanan dari segi kesegaran makanan dan pengalaman makanan dengan presentasi
yang menarik.
c. Taste Menurut Kivela et al (1999) dalam jurnal Mohd Rizaimi Shaharudin, Suhardi Wan Mansor dan Shamsul James Elias (2011) rasa adalah atribut utama dalam makanan yang mempengaruh i kepuasan konsumen di restoran dengan
demikian akan mempengaruh i perilaku konsumen.
1. Kualitas rasa yang dijaga dengan baik sesuai cita rasa yang diinginkan konsumen 2. Cita rasa
yang khas yang berbeda dengan restoran lain
d.Innovative Food
Menurut Avermaetedkk (2003) dalam jurnal Mohd Rizaimi Shaharudin, Suhardi Wan Mansor dan Shamsul James Elias (2011)
peningkatan kompetisi telah mendorong perusahaan makanan untuk menjadi lebih efisien dalam
pengolahan, untuk
1. Inovasi makanan yang ditawarkan restoran tersebut 2. Variasi menu
yang ditawarkan berbeda dengan restoran lain
mengatur ulang manajemen, mengembangk an produk baru, dan menjelajahi pasar-pasar baru dalam rangka
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen kompetitif.
Variabel Dependen:
Keputusan Pembelian
Menurut Philip Kotler yang dikutip oleh Margaretha dan Edwin (2012) keputusan pembelian yaitu : “beberapa tahapan yang dilakukan oleh konsumen sebelum melakukan keputusan pembelian suatu produk.”
1.Pengenalan kebutuhan/m asalah
Pada tahap ini konsumen mempunyai kesadaran atas masalah pemenuhan kebutuhan dan keinginan.
Konsumen mempersepsik an perbedaan antara keadaan yang
diinginkan antara situasi guna
membangkitka
n dan
mengaktifka proses kebutuhan.
Kebutuhan Konsumen akan tempat yang
memiliki store atmosphere yang bagus.
Kebutuhan konsumen akan kualitas makanan yang baik dari restoran
1. Pencarian informasi
Setelah konsumen merasakan adanya kebutuhan suatu barang dan jasa, selanjutnya konsumen
Konsumen mencari informasi mengenai keunggulan restoran.
mencari informasi yang baik yang disimpan dalam ingatan (internal) maupun informasi yang didapat dari
lingkungan (eksternal).
2. Evaluasi alternatif
Setelah informasi diperoleh, konsumen mengevaluasi berbagai alternatif pilihan dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
Untuk menilai alternatif pilihan konsumen terdapat tiga konsep dasar yang
digunakan
Konsumen membanding kan dengan restoran- restoran sejenis.
1. Keputusan Pembelian
Konsumen yang telah melakukan pilihan terhadap berbagai alternatid biasanya membeli produk yang paling disukai, yang
membentuk suatu keputusan
Konsumen memutuskan melakukan pembelian di restoran.
untuk membeli dipengaruhi oleh adanya tiga faktor yang
menyebabkan tumbulnya keputusan pembelian 2. Perilaku
pasca pembelian
Keputusan atau
ketidakpuasan konsumen terhadap perilaku selanjutnya.
Jika konsumen puas
kemungkinan besar akan melakukan pembelian ulang dan begitu juga sebaliknya.
Ketidakpuasan konsumen akan terjadi jika konsumen mengalami pengharapan yang tak terpenuhi.
Konsumen merasa puas atau tdak puas dengan resroran
3.5 Teknik Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian diolah dan dianalisis menggunakan dua metode, yaitu:
1. Analisis Kualitatif
Yaitu suatu analisis dimana data yang diperoleh mengnai objek penelitian yang merupakan data kualitatif dianalisis berdasarkan perbandingan antara teori dengan kenyataan yang diperoleh penulis selama penelitiaan.
2. Analisis Kuantitatif
Yaitu suatu analisis yang menginterpretasikan data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka. Analisis ini digunakan sebagai alat bantu statistik yag releven dalam penelitian dengan tujuan untuk memudahkan penulis dalam mengartikan data mentah yang diperoleh.
3.6 Skala Pengukuran
Penulis menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data. Jenis kuesioner yang akan digunakan adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta untuk menjawab pertanyaan dengan memilih jawaban yang telah disediakan dengan Skala Likert yang berisi lima tingkatan pilihan jawaban mengenai kesetujuan responden terhadap pernyataan yang dikemukakan. Menurut Simamora (2004:147) skala likert juga disebut rating scale. Skala ini banyak digunakan Karena memberikan peluang kepada responden untuk mengekspresikan perasaan mereka dalam bentuk persetujuan terhadap suatu pernyataan, Poin-poin dalam kategori penilaiannya adalah :
Tabel 3.3
Kriteria Penilaian Jawaban Responden
Kriteria Jawaban Skor
SS = Sangat setuju 5
S = Setuju 4
N = Netral 3
TS = Tidak setuju 2
STS = Sangat tidak setuju 1
3.7 Metode Statistik 3.7.1 Metode Analisis
Analisis data merupakan bagian dari proses pengujian data yang hasilnya digunakan sebagai bukti yang memadai untuk menarik kesimpulan penelitian (Indriantoro dan Supomo, 2002). Menurut Sugiyono (2012) analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh sumber terkumpul menggunakan statistik. Setelah meng-collect data dan terkumpul maka selanjutnya data tersebut diolah menggunakan SPSS (Statistic program for Social Science) 20.0. Pada penelitian ini metode analisis yang digunakan antara lain :
3.7.2 Deskriptif Statistik
Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk melihat hasil dari profil responden meliputi jenis kelamin, umur responden, dan pekerjaannya.
Selain itu deskriptif statistik ini dapat menggambarkan persepsi responden terhadap setiap pernyataan dalam kuesioner.
Menurut Sugiyono (2009) statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum. Maka dari itu setiap penelitian perlu menggunakan deskriptif statistik ini yang dimaksudkan untuk menyajikan data lebih komprehensif (describing data), sehingga peneliti dapat menginterpretasikannya jauh lebih mudah (Sugiama, 2008).
3.7.3 Uji Validias dan Reliabilitas
Validitas menunjukkan bahwa seberapa jauh suatu tes atau satu set dari operasi-operasi mengukur apa yang seharusnya diukur (Ghiselli dan Sheldon (1981 dalam Jogiyanto (2011). Validitas itu sendiri berhubungan dengan ketepatan alat ukur untuk melakukan tugasnya mencapai sasarannya (Jogiyanto, 2011).
Sedangkan uji reliabilitas menurut Sekaran (dalam Jogiyanto (2011), suatu pengukur menunjukkan stabilitas dan konsistensi dari suatu instrumen yang mengukur suatu konsep dan berguna untuk mengakses “kebaikan” dari suatu pengukur . Bila nilai Cronba Alpha sebesar 0,6 atau lebih maka pernyataan- pernyaan pada kuesioner dapat dipercaya atau handal (reliable) (Malhotra, 2009b).
Maka dalam penelitian ini kedua uji ini dilakukan dengan tujuan dapat mengetahui alat ukur yang dipakai adalah akurat atau handal dan tepat. Jika alat ukur tersebut handal dan tepat maka akan tercapai tujuan penelitiannya.
3.7.4 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan cara untuk mengetahui apakah model regresi yang diperoleh dapat menghasilkan estimator linier yang baik. Jika telah memenuhi asumsi klasik, berarti model regresi ideal (tidak bias) (Best Linier Unbias Estimator/ BLUE).
3.7.4.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen memiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2012). Model regresi yang baik adalah data normal atau mendekati normal. Caranya adalah dengan membandingkan distribusi komulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi komulatif dari distribusi normal. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Pengambilan keputusan mengenai normalitas adalah sebagai berikut:
a.Jika Asymp. Sig. < 0,05 maka distribusi data tidak normal b.Jika Asymp. Sig.> 0,05 maka distribusi data normal 3.7.4.2 Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah adanya hubungan linear yang sempurna (mendekati sempurna) antara beberapa atau semua variabel bebas (Ghozali, 2012). Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi yang ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas (Ghozali, 2012). Cara
mendeteksi adanya multikolinearitas adalah dengan mengamati nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Bila ada variabel independen yang terkena multikolinearitas maka variabel tersebut harus dikeluarkan dari model penelitian (Ghozali, 2012).
3.7.4.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mendeteksi apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali, 2012), Jika varian dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedositas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika varian berbedaisebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas.Pendeteksian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan analisis grafik dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Hasil dari uji heteroskedastis pada penelitian inidengan menggunakan scatterplot model yaitu melalui diagram pencar antara nilai yang diprediksi (ZPRED) dan studentized residual (SRESID).
3.7.4.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antara pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2012). Autokorelasi muncul akibat observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi Pengujian autokorelasi dapat dilakukan dengan membandingkan nilai statistik hitung Durbin Watson pada perhitungan regresi dengan statistik tabel
3.7.4.5 Analisis Regresi Linier Berganda
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda adalah teknik statistik yang digunakan untuk meramal bagaimana keadaan variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut:
Y = α + b1X1+ b2X2+ ε Keterangan :
Y : Keputusan Pembelian α : Konstanta
b1, b2 : Koefisien Regresi X1 : Store Atmosphere X2 : Food quality ε: Standar Error
3.7.4.6 Analisis Koefisien Korelasi Berganda
Analisis koefisien korelasi berganda (R) digunakan untuk menerangkan kekuatan dan arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Penulis menggunakan
analisis korelasi berganda atau multiple correlationuntuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) antara variabel independen dan variabel dependen (Sugiyono,2012). Cara mengetahui keadaan korelasi digunakan kriteria sebagai berikut
Tabel 3.4
Interpretasi Koefisien Korelasi
Sumber : Sugiyono (2012:184) 3.7.4.7 Analisis Koefisien Determinasi Berganda
Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol sampai satu (0 < R²
< 1). Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yangmendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen.Koefisien determinasi dapatdihitung dengan menggunakan rumus : KD = rs2x 100%
Nilai koefisien determinasi ini mengandung kelemahan mendasar, yaitu bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model penelitian.Setiap tambahan satu variabel independen dalam model penelitian maka nilai koefisien determinasi pasti akan meningkat tidak peduli apakah variabel independen tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau tidak. Oleh karena itu dianjurkan untuk menggunakan adjusted R² (koefisien determinasi yang telah disesuaikan) untuk mengevaluasi sebuah model regresi. Nilai adjusted R² dapat naik turun apabila satu variabel independen dimasukkan dalam model (Aljannah, 2010). Berdasarkan alasan tersebut maka dalam penelitian ini digunakan adjusted R² untuk koefisien determinasi dalam regresi berganda dan penggunaan r2 untuk regresi sederhana (uji t).
3.7.5 Pengujian Hipotesis 3.7.5.1 Uji Parsial (Uji t)
Uji parsial (Uji t) dilakukan untuk menguji pengaruh masing- masing variabel independen (terhadap variabel dependen Pengujian parsial dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Analisis Koefisien Korelasi Sederhana
Analisis koefisien korelasi sederhana (r) digunakan untuk menerangkan kekuatan dan arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Penulis menggunakan analisis koefiseien korelasi sederhana atau multiple correlation untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) antara variabel independen dan variabel dependen (Sugiyono,2012). 3.7.6.1.2 Analisis Koefisien Determinasi Sederhana Analisis koefisien determinasi sederhana (r²) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol sampai satu (0 < R² < 1).
2. Analisis Regresi Sederhana
Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.Hasil regresi linier sederhana ini dapat menjelaskan keadaan melalui interpretasi dari masing-masing persamaan regresinya.
3. Pengujian Hipotesis Secara Parsial
Pengujian hipotesis secara parsial untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak (berpengaruh signifikan atau tidak). Pengujian hipotesis parsial dapat dilakukan dengan pengambilan keputusan sebagai berikut:
a. Merumuskan Hipotesis Nol (Hipotesis Parsial)
H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel independen terhadap variabel dependen.
Ha:Terdapat pengaruh yang signifikan variabel independen terhadap variabel dependen.
b. Tingkat signifikansi yang diambil untuk penelitian ini adalah 5% dengan derajat kebebasan df = n-k-1, untuk menentukan nilai t tabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan H0. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5%
dinilai cukup untuk mewakili hubungan antara variabel- variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikansi yang umum digunakan di dalam suatu penelitian.
c. Mencari nilai thitung untuk mengetahui apakah variabel- variabel yang diteliti memiliki pengaruh atau tidak.
d.Menentukan daerah penerimaan atau penolakan hipotesis dengan membandingkan t hitung dengan t tabeldengan ketentuan: Jika t hitung> t tabeldan t hitung < -ttabel, maka H0 Jika -t tabel <t hitung <t tabel, maka H0 diterima. Pengujian hubungan signifikan atau tidak dilakukan dengan membandingkan tingkat signifikansi (Sig t) masing-masing variabel independen dengan tingkat signifikansi yang ditetapkan peneliti.
3.7.6.2 Uji Simultan (Uji F)
Uji simultan (Uji F) digunakan untuk menguji apabila variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak signifikan dengan variabel dependen. Pengujian hipotesis yang dilakukan adalah pengujian hipotesis null (H0) yang menyatakan tidak terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependendan hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan sebaliknya. Menentukan keputusan untuk menerima atau menolak hipotesis yaitu dengan membandingkan F hitung dengan F table dengan ketentuan sebagai berikut:
a.Merumuskan Hipotesis Nol (Hipotesis Simultan)
H0: Seluruh variabel independen secara simultan tidak berpengaruh signifikan dengan variabel dependen.
Ha: Seluruhvariabel independen secara simultan berpengaruh signifikan dengan variabel dependen.
b.Menentukan Tingkat Signifikansi
Tingkat signifikansi yang diambil untuk penelitian ini adalah 5% dengan derajat kebebasan df = n –k -1, untuk menentukan nilai F tabelsebagai batas daerah penerimaan dan penolakan H0. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5% dinilai cukup untuk mewakili hubungan antara variabel-variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikansi yang umum digunakan di dalam suatu penelitian.
c. Mencari nilai Fhitung untuk mengetahui apakah variabel-variabel yang diteliti memiliki pengaruh atau tidak.
d.Menentukan daerah penerimaan atau penolakan hipotesis dengan membandingkan Fhitung dengan Ftable dengan ketentuan :
- Jika F hitung> F tabel, maka H0 ditolak -Jika F hitung< F tabel, maka H0 diterima
Pengujian hubungan signifikan atau tidak dilakukan dengan membandingkan tingkat signifikansi (Sig t) masing-masing variabel independen dengan tingkat signifikansi yang ditetapkan peneliti.
3.7.7 Penetapan Tingkat Signifikansi
Tingkat signifikansi (level of significant) merupakan tingkat kesalahan yang ditetapkan oleh peneliti dalam mengambil keputusan untuk menolak atau menerima hipotesis atau tingkat kekeliruan yang ditolerir oleh peneliti (Sugiyono, 2012). Tingkat signifikansi yang digunakan α = 5% atau 0,05. Alasan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% karena paling umum digunakan untuk penelitian ilmu sosial dan dianggap cukup menyediakan hubungan antara variabel-variabel yang diteliti.