• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

39 3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Metode Survei

Menurut Sugiyono (2012:38), definisi objek penelitian adalah sebagai berikut:

“ Objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa objek penelitian merupakan sesuatu hal yang akan diteliti dengan mendapatkan data untuk tujuan tertentu dan kemudian dapat ditarik kesimpulan. Adapun yang menjadi variabel yaitu strategi bauran pemasaranvariabel bebas (independent variabel). Variabel antara (intervening variable) adalah volume penjualan. Dan profitabilitassebagai (dependent variable) atau sebagai variabel terikat. Sedangkan yang dijadikan sebagai objek penelitian RM Hade Rasa Sambel Hejo Karawang dan subjek dari penelitian ini adalah konsumen dari RM Hade Rasa Sambel Hejo Karawang.

Menurut Marzuki (2002:58), metode survey adalah :

“Metode untuk mengumpulkan informasi melalui permintaan keterangan-keterangan kepada pihak yang memberikan keterangan (responden).”

Datanya berupa jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Disebut questionnaire method, karena untuk memperoleh data itu

(2)

biasanya diajukan serentetan pertanyaan-pertanyaan yang tersusun dalam suatu daftar.

2. Metode Deskriptif

Menurut Nazir (2011:54), metode deskriptif adalah:

“ Suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.”

Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta- fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

3. Metode verifikatif

Menurut Singgih Santoso, dkk (2002 : 101):

“Metode dalam penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai.”

Dalam penelitian ini digunakan metode verifikatif.

Menurut Sugiono (2012:55) mendefinisikan metode verifikatif sebagai berikut:

“Metode verifikatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih.”

Tujuan dari penelitian verifikatif ini adalah untuk mengetahui pengaruh store atmosphere dan food quality terhadap keputusan pembelian konsumen RM Hade Rasa Sambel Hejo Karawang.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Di samping penentuan suatu metode yang akan digunakan dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data pun diperlukan untuk keperluan

(3)

penelitian. Teknik pengumpulan data menurut Nazir (2011:174) adalah “Suatu prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan”.

Untuk melakukan penelitian terhadap permasalahan yang diteliti, teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dikaitkan secara langsung terhadap perusahaan yang dijadikan objek penelitian, data yang diperoleh berupa data primer yang diperlukan dengan membagikan kuesioner kepada pihak yang berkepentingan dan hasilnya diolah serta dianalisa kemudian dibahas untuk mengambil minat. Teknik yang digunakan dalam penelitian lapangan adalah :\

1. Wawancara (Interview)

Merupakan teknik pengumpulan data dalam metode su ++++++++++-ey yang menggunakan pertanyaaan secara lisan kepada subjek penelitian. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan menajer mengenai profil perusahaan menyangkut sejarah, tujuan dan struktur organisasi perusahaan.

2. Kuesioner (questionnaire)

Merupakan teknik pengumpulan data penelitian yang menggunakan pertanyaan angket kepada responden untuk membaca dan menjawab pertanyaan yang dikemukakan secara tertulis.

Jawaban tersebut diharapkan dapat diketahui reaksi dan pendapat mereka secara langsung, sehingga dapat memudahkan penulis dalam menganalisis apa yang menjadi topik dalam penelitian ini.

(4)

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekumpulan dari individu yang memiliki karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti. Sedangkan sampel adalah suatu bagian yang diambil dari sebuah populasi untuk menentukan sifat serta ciri-ciri yang dikehendaki dari populasi bersangkutan Sugiama (2008). Senada dengan pengertian tersebut,

Malhorta (2009) menyatakan bahwa sampel adalah

“ Subkelompok elemen populasi yang terpilih untuk berpartisipasi dalam studi.”

Dalam penelitian ini populasinya adalah setiap konsumen yang pernah melakukan pembelian di RM Hade Rasa Sambel Hejo Karawang.

Pada penelitian ini, sampel yang akan digunakan penulis adalah sebanyak 200 atau lebih, hal ini seperti yang ditulis Malhotra (2009) bahwa sampel yang digunakan dalam studi riset pemasaran khususnya studi pengujian pasar adalah 200, seperti pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Populasi dan Sample

Jenis Studi Ukuran

Minimum

Selang

Riset Identifikasi Masalah 500 1000-2500

Riset Penyelesaian Masalah 200 300-500

Pengujian Produk 200 300-500

Studi Pengujian Pasar 200 300-500

Periklanan TV/Radio/Cetak 150 200-300

Audit Pengujian Pasar 10 toko 10-20 toko

Focus Group 6 kelompok 10-15 kelompok

Sumber: Malhorta (2009)

3.4 Variabel

Hubungan antar variabel diadakan pengujian, setiap variabel akan diukur dan dijabarkan melalui operasional variabel. Variabel-variabel dalam penelitian

(5)

ini bersumber dari kerangka teoritik yang dijadikan dasar penyusunan konsep berpikir yang menggambarkan secara abstrak suatu gejala sosial.

Berdasarkan kerangka pemikiran dan hipotesis yang telah disajikan sebelumnya, maka penulis membedakan objek penelitian ke dalam dua variabel, yaitu:

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Merupakan variabel bebas yang keberadaannya tidak dipengaruhi oleh variabel lain bahkan merupakan faktor penyebab yang akan mempengaruhi variabel-variabel lain. Dalam penelitian ini sebagai variabel bebas adalah desain atmosfer dan food quality.

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Merupakan variabel tidak bebas yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam penelitian ini variabel terikat adalah keputusan pembelian.

Pokok pembahasan yang akan diteliti ini bersumber pada dua konsep variabel, yaitu store atmosphere (variabel X1), Promosi (X2) dan keputusan pembeliaan (variabel Y). Store atmosphere diukur dari exterior, general interior, store layout dan interior display. Promosi diukur dari advertising, sales promotion, public relation, personal selling. Dan keputusan pembelian diukur dari kebutuhan konsumen, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, perilaku pasca pembelian. Operasional variabelnya terlihat pada table berikut

(6)

Tabel 3.2 Operasional Variabel

Definisi Dimensi Definisi Indikator Variabel

Independen:

Store Atmosphere

Menurut

Berman dan Evans (1992) dalam jurnal Putri, Lily Harlina,

Srikandi

Kumadji dan Andriani

Kusumawati (2014) atmosfer merupakan karakteristik fisik yang digunakan untuk membangun kesan dan untuk menarik

pelanggan.

a. Exterior Menurut Berman and Evans (2009 : 545) exterior adalah bagian luar toko, exterior toko memiliki pengaruh yang sangat kuat pada image toko tersebut dan harus direncanakan sebaik mungkin

1. Bagian depan toko (store front)

memiliki keunikan 2. Papan nama

toko (marquee) terlihat jelas 3. Store

entrance atau keleluasaan konsumen untuk memasuki toko 4. Window

display mendorong konsumen untuk memasuki toko

5. Area parkir yang

disediakan luas dan aman

b. General Interior

Menurut Berman and Evans (2009 : 545) General interior terdiri dari 12 elemen

1. Warna cat dinding dan wallpaper sesuai dengan tema

2. Pengaturan pencahayaan yang

mendukung seisi ruangan (kesesuaian) 3. Aroma di

dalam toko wangi dan

(7)

membuat nyaman 4. Musik yang

diperdengark an

mendukung suasana di dalam toko 5. Perabotan

toko yang digunakan sesuai dengan tema toko 6. Pengaturan

temperature udara yang sejuk di dalam toko 7. Karyawan

berpenampila n menarik dan

mempunyai pengetahuan yang

memadai tentang produk 8. Kebersihan

yang terjaga di dalam toko c. Tata letak

toko (store layout)

Menurut Berman and Evans (2009 : 545) Penataan toko yang dirancang dan dibuat setelah lokasi toko dipilih, semua bertujuan untuk

mempermuda

h dan

memberikan kenyamanan

1. Meja

pembayaran yang

memudahkan transaksi 2. Pengaturan

tata letak dalam toko yang nyaman 3. Pengaturan

tata letak memudahkan konsumen untuk berlalu lalang

(8)

bagi konsumen dalam berbelanja.

d. Interior Display

Menurut Berman and Evans (2009 : 545) Interior Display yaitu memajangkan barang- barang, gambar- gambar, kartu- kartu harga, poster-poster didalam toko misalnya dilantai, meja, rak-rak dan sebagainya.

Ragam interior

display yang ada dapat mempengaruh i atmosphere toko karena memberikan petunjuk bagi konsumen, selain itu interior

display juga dapat

merangsang konsumen untuk melakukan pembelian

1. Pemajangan interior display merangsang konsumen untuk melakukan pembelian 2. Tanda produk

baru dan produk unggulan terlihat jelas

Variabel Independen:

Food Quality

Menurut Gruner

dan Röhr,

Lu’ddecke, Drusch, Muller

& Alvensleben, (2005) dalam

a. Freshness Menurut Whitehall, Kerkhoven, Freeling, dan Villarino (2006) dalam

Kesegaran makanan yang dijaga dengan baik

(9)

jurnal Mohd Rizaimi

Shaharudin Suhardi Wan Mansor dan Shamsul James Elias (2011) salah satu elemen penting dalam persepsi konsumen dan keputusan dalam makanan adalah kualitas.

jurnal Mohd Rizaimi Shaharudin, Suhardi Wan Mansor dan Shamsul James Elias (2011) hal-hal yang dituntut oleh

konsumen adalah jenis makanan, kualitas, nutritisi, makanan yang aman dan biaya yang wajar, oleh Sebab itu keinginan konsumen akan makanan yang segar dan aman menjadi sebuah fenomena parallel

dimana atribut penting yang harus

dipelajari oleh semua pihak yang terlibat dalam industri makanan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan.

b. Presentation Menurut Johnson (2011) dalam jurnal Mohd

Presentasi makanan yang menarik

(10)

Rizaimi Shaharudin, Suhardi Wan Mansor dan Shamsul James Elias (2011),

Perubahan kebiasaan pelanggan senang untuk makan diluar dikarenakan terpikat oleh penampilan atau presentasi makanan jika berhasil menghadirkan kualitas dan tampilan yang menarik itu akan

menciptakan kesan yang baik dalam hal perasaan dan suasana hati konsumen pada saat mengkonsums i makanan di restoran, oleh karena

itu,penting untuk mempelajari bagaimana kualitas

makanan dari segi kesegaran makanan dan pengalaman makanan dengan presentasi

(11)

yang menarik.

c. Taste Menurut Kivela et al (1999) dalam jurnal Mohd Rizaimi Shaharudin, Suhardi Wan Mansor dan Shamsul James Elias (2011) rasa adalah atribut utama dalam makanan yang mempengaruh i kepuasan konsumen di restoran dengan

demikian akan mempengaruh i perilaku konsumen.

1. Kualitas rasa yang dijaga dengan baik sesuai cita rasa yang diinginkan konsumen 2. Cita rasa

yang khas yang berbeda dengan restoran lain

d.Innovative Food

Menurut Avermaetedkk (2003) dalam jurnal Mohd Rizaimi Shaharudin, Suhardi Wan Mansor dan Shamsul James Elias (2011)

peningkatan kompetisi telah mendorong perusahaan makanan untuk menjadi lebih efisien dalam

pengolahan, untuk

1. Inovasi makanan yang ditawarkan restoran tersebut 2. Variasi menu

yang ditawarkan berbeda dengan restoran lain

(12)

mengatur ulang manajemen, mengembangk an produk baru, dan menjelajahi pasar-pasar baru dalam rangka

memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen kompetitif.

Variabel Dependen:

Keputusan Pembelian

Menurut Philip Kotler yang dikutip oleh Margaretha dan Edwin (2012) keputusan pembelian yaitu : “beberapa tahapan yang dilakukan oleh konsumen sebelum melakukan keputusan pembelian suatu produk.”

1.Pengenalan kebutuhan/m asalah

Pada tahap ini konsumen mempunyai kesadaran atas masalah pemenuhan kebutuhan dan keinginan.

Konsumen mempersepsik an perbedaan antara keadaan yang

diinginkan antara situasi guna

membangkitka

n dan

mengaktifka proses kebutuhan.

Kebutuhan Konsumen akan tempat yang

memiliki store atmosphere yang bagus.

Kebutuhan konsumen akan kualitas makanan yang baik dari restoran

1. Pencarian informasi

Setelah konsumen merasakan adanya kebutuhan suatu barang dan jasa, selanjutnya konsumen

Konsumen mencari informasi mengenai keunggulan restoran.

(13)

mencari informasi yang baik yang disimpan dalam ingatan (internal) maupun informasi yang didapat dari

lingkungan (eksternal).

2. Evaluasi alternatif

Setelah informasi diperoleh, konsumen mengevaluasi berbagai alternatif pilihan dalam memenuhi kebutuhan tersebut.

Untuk menilai alternatif pilihan konsumen terdapat tiga konsep dasar yang

digunakan

Konsumen membanding kan dengan restoran- restoran sejenis.

1. Keputusan Pembelian

Konsumen yang telah melakukan pilihan terhadap berbagai alternatid biasanya membeli produk yang paling disukai, yang

membentuk suatu keputusan

Konsumen memutuskan melakukan pembelian di restoran.

(14)

untuk membeli dipengaruhi oleh adanya tiga faktor yang

menyebabkan tumbulnya keputusan pembelian 2. Perilaku

pasca pembelian

Keputusan atau

ketidakpuasan konsumen terhadap perilaku selanjutnya.

Jika konsumen puas

kemungkinan besar akan melakukan pembelian ulang dan begitu juga sebaliknya.

Ketidakpuasan konsumen akan terjadi jika konsumen mengalami pengharapan yang tak terpenuhi.

Konsumen merasa puas atau tdak puas dengan resroran

3.5 Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian diolah dan dianalisis menggunakan dua metode, yaitu:

1. Analisis Kualitatif

(15)

Yaitu suatu analisis dimana data yang diperoleh mengnai objek penelitian yang merupakan data kualitatif dianalisis berdasarkan perbandingan antara teori dengan kenyataan yang diperoleh penulis selama penelitiaan.

2. Analisis Kuantitatif

Yaitu suatu analisis yang menginterpretasikan data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka. Analisis ini digunakan sebagai alat bantu statistik yag releven dalam penelitian dengan tujuan untuk memudahkan penulis dalam mengartikan data mentah yang diperoleh.

3.6 Skala Pengukuran

Penulis menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data. Jenis kuesioner yang akan digunakan adalah kuesioner tertutup dimana responden diminta untuk menjawab pertanyaan dengan memilih jawaban yang telah disediakan dengan Skala Likert yang berisi lima tingkatan pilihan jawaban mengenai kesetujuan responden terhadap pernyataan yang dikemukakan. Menurut Simamora (2004:147) skala likert juga disebut rating scale. Skala ini banyak digunakan Karena memberikan peluang kepada responden untuk mengekspresikan perasaan mereka dalam bentuk persetujuan terhadap suatu pernyataan, Poin-poin dalam kategori penilaiannya adalah :

(16)

Tabel 3.3

Kriteria Penilaian Jawaban Responden

Kriteria Jawaban Skor

SS = Sangat setuju 5

S = Setuju 4

N = Netral 3

TS = Tidak setuju 2

STS = Sangat tidak setuju 1

3.7 Metode Statistik 3.7.1 Metode Analisis

Analisis data merupakan bagian dari proses pengujian data yang hasilnya digunakan sebagai bukti yang memadai untuk menarik kesimpulan penelitian (Indriantoro dan Supomo, 2002). Menurut Sugiyono (2012) analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh sumber terkumpul menggunakan statistik. Setelah meng-collect data dan terkumpul maka selanjutnya data tersebut diolah menggunakan SPSS (Statistic program for Social Science) 20.0. Pada penelitian ini metode analisis yang digunakan antara lain :

3.7.2 Deskriptif Statistik

Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk melihat hasil dari profil responden meliputi jenis kelamin, umur responden, dan pekerjaannya.

Selain itu deskriptif statistik ini dapat menggambarkan persepsi responden terhadap setiap pernyataan dalam kuesioner.

(17)

Menurut Sugiyono (2009) statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum. Maka dari itu setiap penelitian perlu menggunakan deskriptif statistik ini yang dimaksudkan untuk menyajikan data lebih komprehensif (describing data), sehingga peneliti dapat menginterpretasikannya jauh lebih mudah (Sugiama, 2008).

3.7.3 Uji Validias dan Reliabilitas

Validitas menunjukkan bahwa seberapa jauh suatu tes atau satu set dari operasi-operasi mengukur apa yang seharusnya diukur (Ghiselli dan Sheldon (1981 dalam Jogiyanto (2011). Validitas itu sendiri berhubungan dengan ketepatan alat ukur untuk melakukan tugasnya mencapai sasarannya (Jogiyanto, 2011).

Sedangkan uji reliabilitas menurut Sekaran (dalam Jogiyanto (2011), suatu pengukur menunjukkan stabilitas dan konsistensi dari suatu instrumen yang mengukur suatu konsep dan berguna untuk mengakses “kebaikan” dari suatu pengukur . Bila nilai Cronba Alpha sebesar 0,6 atau lebih maka pernyataan- pernyaan pada kuesioner dapat dipercaya atau handal (reliable) (Malhotra, 2009b).

Maka dalam penelitian ini kedua uji ini dilakukan dengan tujuan dapat mengetahui alat ukur yang dipakai adalah akurat atau handal dan tepat. Jika alat ukur tersebut handal dan tepat maka akan tercapai tujuan penelitiannya.

(18)

3.7.4 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan cara untuk mengetahui apakah model regresi yang diperoleh dapat menghasilkan estimator linier yang baik. Jika telah memenuhi asumsi klasik, berarti model regresi ideal (tidak bias) (Best Linier Unbias Estimator/ BLUE).

3.7.4.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen memiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2012). Model regresi yang baik adalah data normal atau mendekati normal. Caranya adalah dengan membandingkan distribusi komulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi komulatif dari distribusi normal. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Pengambilan keputusan mengenai normalitas adalah sebagai berikut:

a.Jika Asymp. Sig. < 0,05 maka distribusi data tidak normal b.Jika Asymp. Sig.> 0,05 maka distribusi data normal 3.7.4.2 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah adanya hubungan linear yang sempurna (mendekati sempurna) antara beberapa atau semua variabel bebas (Ghozali, 2012). Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi yang ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas (Ghozali, 2012). Cara

(19)

mendeteksi adanya multikolinearitas adalah dengan mengamati nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Bila ada variabel independen yang terkena multikolinearitas maka variabel tersebut harus dikeluarkan dari model penelitian (Ghozali, 2012).

3.7.4.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mendeteksi apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali, 2012), Jika varian dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedositas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika varian berbedaisebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah

yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas.Pendeteksian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan analisis grafik dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Hasil dari uji heteroskedastis pada penelitian inidengan menggunakan scatterplot model yaitu melalui diagram pencar antara nilai yang diprediksi (ZPRED) dan studentized residual (SRESID).

3.7.4.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antara pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2012). Autokorelasi muncul akibat observasi yang berurutan

(20)

sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi Pengujian autokorelasi dapat dilakukan dengan membandingkan nilai statistik hitung Durbin Watson pada perhitungan regresi dengan statistik tabel

3.7.4.5 Analisis Regresi Linier Berganda

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda adalah teknik statistik yang digunakan untuk meramal bagaimana keadaan variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut:

Y = α + b1X1+ b2X2+ ε Keterangan :

Y : Keputusan Pembelian α : Konstanta

b1, b2 : Koefisien Regresi X1 : Store Atmosphere X2 : Food quality ε: Standar Error

3.7.4.6 Analisis Koefisien Korelasi Berganda

Analisis koefisien korelasi berganda (R) digunakan untuk menerangkan kekuatan dan arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Penulis menggunakan

(21)

analisis korelasi berganda atau multiple correlationuntuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) antara variabel independen dan variabel dependen (Sugiyono,2012). Cara mengetahui keadaan korelasi digunakan kriteria sebagai berikut

Tabel 3.4

Interpretasi Koefisien Korelasi

Sumber : Sugiyono (2012:184) 3.7.4.7 Analisis Koefisien Determinasi Berganda

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol sampai satu (0 < R²

< 1). Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yangmendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

(22)

memprediksi variasi variabel dependen.Koefisien determinasi dapatdihitung dengan menggunakan rumus : KD = rs2x 100%

Nilai koefisien determinasi ini mengandung kelemahan mendasar, yaitu bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model penelitian.Setiap tambahan satu variabel independen dalam model penelitian maka nilai koefisien determinasi pasti akan meningkat tidak peduli apakah variabel independen tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau tidak. Oleh karena itu dianjurkan untuk menggunakan adjusted R² (koefisien determinasi yang telah disesuaikan) untuk mengevaluasi sebuah model regresi. Nilai adjusted R² dapat naik turun apabila satu variabel independen dimasukkan dalam model (Aljannah, 2010). Berdasarkan alasan tersebut maka dalam penelitian ini digunakan adjusted R² untuk koefisien determinasi dalam regresi berganda dan penggunaan r2 untuk regresi sederhana (uji t).

3.7.5 Pengujian Hipotesis 3.7.5.1 Uji Parsial (Uji t)

Uji parsial (Uji t) dilakukan untuk menguji pengaruh masing- masing variabel independen (terhadap variabel dependen Pengujian parsial dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Analisis Koefisien Korelasi Sederhana

(23)

Analisis koefisien korelasi sederhana (r) digunakan untuk menerangkan kekuatan dan arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Penulis menggunakan analisis koefiseien korelasi sederhana atau multiple correlation untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) antara variabel independen dan variabel dependen (Sugiyono,2012). 3.7.6.1.2 Analisis Koefisien Determinasi Sederhana Analisis koefisien determinasi sederhana (r²) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol sampai satu (0 < R² < 1).

2. Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.Hasil regresi linier sederhana ini dapat menjelaskan keadaan melalui interpretasi dari masing-masing persamaan regresinya.

3. Pengujian Hipotesis Secara Parsial

Pengujian hipotesis secara parsial untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak (berpengaruh signifikan atau tidak). Pengujian hipotesis parsial dapat dilakukan dengan pengambilan keputusan sebagai berikut:

a. Merumuskan Hipotesis Nol (Hipotesis Parsial)

(24)

H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel independen terhadap variabel dependen.

Ha:Terdapat pengaruh yang signifikan variabel independen terhadap variabel dependen.

b. Tingkat signifikansi yang diambil untuk penelitian ini adalah 5% dengan derajat kebebasan df = n-k-1, untuk menentukan nilai t tabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan H0. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5%

dinilai cukup untuk mewakili hubungan antara variabel- variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikansi yang umum digunakan di dalam suatu penelitian.

c. Mencari nilai thitung untuk mengetahui apakah variabel- variabel yang diteliti memiliki pengaruh atau tidak.

d.Menentukan daerah penerimaan atau penolakan hipotesis dengan membandingkan t hitung dengan t tabeldengan ketentuan: Jika t hitung> t tabeldan t hitung < -ttabel, maka H0 Jika -t tabel <t hitung <t tabel, maka H0 diterima. Pengujian hubungan signifikan atau tidak dilakukan dengan membandingkan tingkat signifikansi (Sig t) masing-masing variabel independen dengan tingkat signifikansi yang ditetapkan peneliti.

(25)

3.7.6.2 Uji Simultan (Uji F)

Uji simultan (Uji F) digunakan untuk menguji apabila variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak signifikan dengan variabel dependen. Pengujian hipotesis yang dilakukan adalah pengujian hipotesis null (H0) yang menyatakan tidak terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependendan hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan sebaliknya. Menentukan keputusan untuk menerima atau menolak hipotesis yaitu dengan membandingkan F hitung dengan F table dengan ketentuan sebagai berikut:

a.Merumuskan Hipotesis Nol (Hipotesis Simultan)

H0: Seluruh variabel independen secara simultan tidak berpengaruh signifikan dengan variabel dependen.

Ha: Seluruhvariabel independen secara simultan berpengaruh signifikan dengan variabel dependen.

b.Menentukan Tingkat Signifikansi

Tingkat signifikansi yang diambil untuk penelitian ini adalah 5% dengan derajat kebebasan df = n –k -1, untuk menentukan nilai F tabelsebagai batas daerah penerimaan dan penolakan H0. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5% dinilai cukup untuk mewakili hubungan antara variabel-variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikansi yang umum digunakan di dalam suatu penelitian.

c. Mencari nilai Fhitung untuk mengetahui apakah variabel-variabel yang diteliti memiliki pengaruh atau tidak.

(26)

d.Menentukan daerah penerimaan atau penolakan hipotesis dengan membandingkan Fhitung dengan Ftable dengan ketentuan :

- Jika F hitung> F tabel, maka H0 ditolak -Jika F hitung< F tabel, maka H0 diterima

Pengujian hubungan signifikan atau tidak dilakukan dengan membandingkan tingkat signifikansi (Sig t) masing-masing variabel independen dengan tingkat signifikansi yang ditetapkan peneliti.

3.7.7 Penetapan Tingkat Signifikansi

Tingkat signifikansi (level of significant) merupakan tingkat kesalahan yang ditetapkan oleh peneliti dalam mengambil keputusan untuk menolak atau menerima hipotesis atau tingkat kekeliruan yang ditolerir oleh peneliti (Sugiyono, 2012). Tingkat signifikansi yang digunakan α = 5% atau 0,05. Alasan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% karena paling umum digunakan untuk penelitian ilmu sosial dan dianggap cukup menyediakan hubungan antara variabel-variabel yang diteliti.

Referensi

Dokumen terkait

The results showed that the Government Investment per labor (proxied by government spending towards capital expenditure) in the period 2000-2013 has a positive

Ide dasar teori ini sangat relevan dengan penelitian peneliti yang menggambarkan tentang penggunaan simbol oleh komunitas Tanah Aksara dalam interaksi sosial, yang

bermacam bentuk, seperti gerakan separatis dan lain-lain, antara lain: Gerakan Separatis dengan lepasnya Timor Timur dari Indonesia yang dimulai dengan

Terakhir peserta disajikan Pos-Test tentang materi akuntansi secara umum untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman akuntansi masing-masing pelaku IKM KUB RRT

Kemudian secara terminologis yang berdasarkan pada pendapat para ahli bahwa politik hukum adalah kebijakan dasar penyelenggara negara dalam bidang hukum yang akan, sedang dan

SLPHT merupakan program penyuluhan yang menuntut peran petani sebagai pelaku, peneliti, pemandu dan manajer lahan yang ahli secara aktif untuk berpatisipasi pada keseluruhan

besar maupun perusahaan kecil dapat melakukan transaksi antar pihak berelasi. Hal tersebut dikarenakan dalam perkembangannya, praktek transfer pricing dimanfaatkan

Kita semua marah kayak gini bukan karena, karena kita semua sayang banget sama loe Vi. Kita semua sayang banget