28
Universitas Kristen Petra
3. METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif kausal karena pengumpulan data, penafsiran data dan penarikan kesimpulan dari penelitian ini adalah berupa angka beserta penjelasan dan penggambaran dari angka-angka tersebut dengan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Menurut Bungin (2004), penelitian dengan format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi.
3.2. Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi adalah kumpulan atau jumlah keseluruhan dari unit analisis yang memiliki ciri-ciri tertentu yang digunakan untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian (Reid dan Bojanic, 2001). Populasi dari penelitian ini adalah konsumen restoran Ikan Bakar Cianjur Surabaya.
Populasi dalam penelitian ini tergolong populasi tidak terbatas (infinite population) karena jumlah unit analisinya tidak dapat dihitung, terlalu banyak, atau karena tak terdefinisi. Disebabkan jumlah populasi yang terlalu besar, maka peneliti menarik kesimpulan dari unit analisis yang jumlahnya lebih kecil yang disebut dengan sampel. Menurut Sugiyono (2004, p.73), sampel adalah bagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti dan biasanya mewakili keseluruhan populasi yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non probability sampling, dimana tidak setiap anggota memiliki kesempatan yang sama menjadi anggota sampel dan probabilitas masing-masing anggota populasi tidak diketahui (Kuncoro, 2003).
Metode pengambilan sampel non probabilitas yang digunakan adalah judgemental sampling, di mana peneliti memilih sampel berdasarkan penilaian terhadap beberapa karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian (Kuncoro, 2003). Karakteristik dari sampel yang diambil adalah
29
Universitas Kristen Petra
konsumen berusia 17 tahun ke atas yang sudah pernah melakukan pembelian di restoran Ikan Bakar Cianjur Surabaya minimal 2 kali dalam 6 bulan terakhir (Desember 2014 – Mei 2015)
Dikarenakan oleh jumlah populasi yang infinite atau tidak terbatas, maka untuk menentukan sampel peneliti menggunakan rumus:
[ ( ) ]
Keterangan :
( ) : Tabel distribusi normal sampel : 0,05
: 0,2 (error of estimate) : jumlah sampel (Umar, 1997)
[ ] = 96, 04
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, sampel dalam penelitian ini didapat sebesar 96,04 responden, yang dibulatkan keatas menjadi 100 responden dengan estimasi tingkat error sebesar 0,2.
3.3. Jenis dan Sumber Data 3.3.1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan oleh peneliti adalah data kuantitatif. Menurut Santoso (2010), data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka.
Sebagai contoh: usia seseorang, tinggi badan seseorang, dan tingkat penjualan barang X dalam sebulan.
(3.1)
30
Universitas Kristen Petra
3.3.2. Sumber Data 1. Data Primer
Data primer adalah data yang belum tersedia saat peneliti melakukan penelitian, sehingga untuk menjawab masalah penelitian data tersebut harus dikumpulkan atau dicari terlebih dahulu (Simanora, 2004, p.91). Data primer dalam penelitian ini didapat dari kuesioner yang dibagikan kepada masyarakat Surabaya yang sesuai dengan kriteria sampel dari penelitian.
2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh penulis dari subyek penelitiannya. Data sekunder biasanya berbentuk dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia (Azwar, 2005, p.36). Data sekunder adalah data yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan, baik oleh pihak data primer atau oleh pihak lain (Setiadi, 2005, p.36). Dalam penelitian ini yang merupakan data sekunder adalah artikel mengenai pertumbuhan ekonomi nasional, pertumbuhan industri kafe dan restoran di Surabaya, perubahan gaya hidup masyarakat dalam konsumsi restoran. Sedangkan data sekunder dari jurnal merupakan kutipan dari jurnal mengenai karakteristik demografis, konsep bauran pemasaran, minat beli ulang konsumen dan pengaruhnya antarkedua variabel.
Data sekunder dari penelitian ini diperoleh dari jurnal dan internet yang berhubungan dengan penelitian yang digunakan dalam penyusunan latar belakang.
3.4. Metode dan Prosedur Pengumpulan Data
Data primer dalam penelitian ini diambil menggunakan metode survei lapangan, yaitu melalui penyebaran kuesioner. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Membagikan kuesioner di empat cabang restoran Ikan Bakar Cianjur di Surabaya sesuai dengan standar karakteristik yang diperlukan.
2. Kuesioner akan diberikan kepada konsumen di restoran Ikan Bakar Cianjur Surabaya bersamaan dengan penyerahan guest comment setelah konsumen melakukan proses pembayaran.
3. Kuesioner diberikan satu lembar setiap meja atau satu responden tiap meja.
31
Universitas Kristen Petra
4. Kuesioner yang telah diisi oleh responden dikumpulkan, disortir, dan kemudian diberi skor.
Kuesioner yang dibagikan merupakan kuesioner dengan close-ended question, di mana jawaban responden telah dibatasi dengan alternatif jawaban yang telah disediakan oleh peneliti dengan metode Five Likert Scale. Kuesioner close-ended question yang dibagikan di restoran Ikan Bakar Cianjur Surabaya memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Pertanyaan mengenai profil responden
Pertanyaan ini meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pendapatan, pekerjaan, dan apa kah pernah melakukan pembelian lebih dari sekali di restoran Ikan Bakar Cianjur Surabaya. Pengukuran profil responden ini menggunakan skala nominal dan ordinal.
2. Pertanyaan mengenai tingkat persetujuan responden
Pertanyaan mengenai pendapat responden tentang penerapan konsep bauran pemasaran di restoran Ikan Bakar Cianjur Surabaya dan mengenai pendapat responden tentang tingkat persetujuan terkait minat beli ulang konsumen yang pernah melakukan pembelian ulang di restoran Ikan Bakar Cianjur Surabaya. Pengukuran terhadap tingkat persetujuan responden menggunakan Five Likert Scale Method, di mana jawaban responden telah dibatasi dengan tersedianya alternatif jawaban, yaitu:
1 = STS (Sangat tidak setuju) 2 = TS (Tidak setuju) 3 = N (Netral) 4 = S (Setuju)
5 = SS (Sangat Setuju)
3.5. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah penjabaran dari pengertian semua variabel bebas yang diajukan dalam penelitian. Berikut disajikan definisi operasional variabel yang dijadikan variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini batasan operasional yang digunakan adalah variabel independent (X) yaitu variabel yang mempengaruhi perubahan variabel
32
Universitas Kristen Petra
dependent (Y). Produk (X1), Harga (X2), Lokasi (X3), Promosi (X4), Orang (X5), Fasilitas fisik (X6) dan Proses (X7) merupakan variabel independent dalam penelitian ini. Sedangkan minat beli ulang konsumen merupakan variabel dependent.
3.5.1. Variabel Bebas
Definisi operasional variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah definisi operasional dari bauran pemasaran yang merupakan penilaian konsumen tentang elemen-elemen yang ada pada restoran Ikan Bakar Cianjur Surabaya. Variabel bauran pemasaran ini terdiri dari:
1. Produk
Definisi operasional dari produk adalah makanan dan minuman yang ditawarkan restoran Ikan Bakar Cianjur Surabaya kepada konsumen. Dalam penelitian ini produk dilihat dari beberapa indikator empirik sebagai berikut:
a. Penampilan makanan yang disajikan menarik b. Penampilan minuman yang disajikan menarik c. Aroma makanan yang disajikan menggugah selera d. Rasa makanan yang disajikan enak
e. Rasa minuman yang disajikan enak
f. Makanan disajikan dalam temperatur yang seharusnya (contoh: ikan bakar disajikan dalam keadaan panas, sup disajikan dalam keadaan hangat)
g. Minuman disajikan dalam temperatur yang seharusnya (contoh: teh panas disajikan panas, teh hangat disajikan hangat)
2. Harga
Definisi operasional dari harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan konsumen atas makanan dan minuman, atau jumlah nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat dari mengkonsumsi makanan dan minuman di restoran Ikan Bakar Cianjur Surabaya. Dalam penelitian ini harga dilihat dari beberapa indikator empirik sebagai berikut:
a. Harga yang ditawarkan terjangkau
b. Harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitas makanan c. Harga yang ditawarkan sesuai dengan kualitas minuman
33
Universitas Kristen Petra
d. Harga yang ditawarkan sesuai dengan porsi makanan yang disajikan e. Harga yang ditawarkan sesuai dengan porsi minuman yang disajikan 3. Lokasi
Definisi operasional dari lokasi adalah tempat yang digunakan oleh restoran Ikan Bakar Cianjur Surabaya untuk menjual produk dan jasa yang dimiliki. Dalam penelitian ini lokasi dilihat dari beberapa indikator empirik sebagai berikut:
a. Lokasi berada di tempat yang mudah dijangkau b. Lokasi berada di tempat yang mudah dilihat c. Area parkir memadai
4. Promosi
Definisi operasional dari promosi adalah aktivitas restoran Ikan Bakar Cianjur Surabaya mengkomunikasikan keunggulan produk, serta membujuk pelanggan sasaran untuk membeli. Dalam penelitian ini promosi dilihat dari beberapa indikator empirik sebagai berikut:
a. Promosi berupa iklan / advertising di surat kabar menarik
b. Promosi berupa penukaran reward point kartu kredit BCA untuk mendapatkan potongan harga menarik
c. Promosi berupa diskon 10% bagi pemilik kartu Garuda Airlines menarik 5. Orang
Definisi operasional dari orang adalah sumber daya manusia dari restoran Ikan Bakar Cianjur Surabaya, baik secara langsung maupun tidak langsung yang akan berhubungan dengan konsumen. Dalam penelitian ini orang dilihat dari beberapa indikator empirik sebagai berikut:
a. Karyawan bersikap sopan b. Karyawan bersikap ramah
c. Karyawan tanggap dalam menangani kebutuhan konsumen d. Karyawan cepat dalam menangani kebutuhan konsumen
e. Karyawan memiliki pengetahuan yang baik mengenai produk yang ditawarkan
34
Universitas Kristen Petra
6. Fasilitas fisik
Definisi operasional variabel dari fasilitas fisik merupakan fasilitas dari restoran Ikan Bakar Cianjur Surabaya yang disediakan selama konsumen melakukan proses pembelian. Dalam penelitian ini fasilitas fisik dapat dilihat dari beberapa indikator empirik sebagai berikut:
a. Desain interior menarik b. Desain eksterior menarik
b. Fasilitas toilet yang disediakan bersih c. Fasilitas tempat mencuci tangan bersih d. Penataan meja dan kursi nyaman 7. Proses
Definisi operasional dari proses adalah semua prosedur, mekanisme, dan aliran aktivitas dari restoran Ikan Bakar Cianjur Surabaya yang digunakan untuk menyampaikan jasa. Dalam penelitian ini proses dapat dilihat dari beberapa indikator empirik sebagai berikut:
a. Proses penyajian makanan cepat b. Proses penyajian minuman cepat c. Proses pembayaran cepat
3.5.2 Variabel Terikat
Definisi operasional variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah definisi operasional dari minat beli ulang konsumen untuk melakukan pembelian kembali produk dan jasa di restoran Ikan Bakar Cianjur Surabaya:
a. Konsumen cenderung akan bersantap kembali di restoran Ikan Bakar Cianjur Surabaya di waktu mendatang
b. Konsumen akan membeli lebih banyak lagi variasi makanan / minuman yang belum pernah dibeli sebelumnya di restoran Ikan Bakar Cianjur Surabaya
c. Konsumen akan membeli makanan / minuman yang sudah pernah dibeli di restoran Ikan Bakar Cianjur Surabaya
35
Universitas Kristen Petra
3.6. Teknik Analisa Data 3.6.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur kevalidan suatu kuesioner.
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang akan diukur (Umar, 2005, p.99). Menurut Arikunto (2002, p.19), langkah-langkah dalam menguji validitas adalah:
1. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur. Konsep yang akan diukur dijabarkan terlebih dahulu sehingga operasionalnya dapat dilakukan.
2. Melakukan uji coba pengukur tersebut pada sejumlah responden.
Responden diminta untuk menjawab pertanyaan yang ada.
3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.
4. Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pertanyaan dengan skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi Product Moment, yaitu:
(∑ ) (∑ )(∑ )
√ (∑ ) (∑ ) √ (∑ ) (∑ )
Keterangan:
r : adalah Pearson Product Moment Correlation n : adalah jumlah sampel ( responden penelitian) X : adalah skor tiap item
Y : adalah skor total
Dengan ketentuan bahwa sebuah butir kuesioner dinyatakan valid apabila r hitung > r tabel (Ghozali, 2009, p.132).
3.6.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel apabila jawaban seorang sampel terhadap pernyataan bersifat konsisten atau stabil dari
(3.2)
36
Universitas Kristen Petra
waktu ke waktu. Dengan demikian reliabel adalah suatu data yang sama meskipun disebarkan pada sampel yang berbeda dan pada waktu yang berbeda. Uji reliabilitas akan dilakukan dengan menggunakan uji statistik cronbach’s alpha ( ) dengan ketentuan bahwa variabel yang diteliti dinyatakan reliabel apabila nilai cronbach’s alpha adalah di atas 0,6 (Ghozali, 2009, p.133). Adapun rumus reliabilitas adalah:
( ∑ )
Keterangan :
:adalah koefisien reliabilitas alpha k : adalah banyaknya item
Sj2 :adalah varians skor item
Sx2 : varians skor total (Umar, 2005, p.120)
3.6.3. Analisa Statistik Deskriptif
Merupakan metode analisis yang digunakan untuk memperoleh gambaran obyektif mengenai obyek penelitian dan untuk mengetahui seberapa banyak responden yang menyatakan hal yang sama pada suatu obyek pernyataan (Malhotra, 2004). Teknik ini dapat mendeskripsikan profil dari responden sehingga menghasilkan penyajian data dalam bentuk tabel, diagram, atau grafik.
Selain itu, analisa deskriptif mampu melakukan pengukuran tendensi sentral (mean) dan penyebaran data (standar deviasi).
Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata (mean)adalah:
̅
∑Keterangan:
n : banyaknya data yang ada xi : data ke i
(3.3.)
(3.4.)
37
Universitas Kristen Petra
∑ : jumlah keseluruhan data
Untuk menggambarkan skala penelitian yang lebih detail, maka peneliti akan mengkategorikan mean yang didapat menggunakan interval poin yang dibedakan menjadi kelas – kelas berdasarkan hasil nilai maksimal dikurangi nilai minimal dan dibagi dengan jumlah kelas interval, yaitu (5-1)/4, sehingga akan didapati interval 1 poin, yang akan dibedakan menjadi kelas – kelas sebagai berikut:
Nilai 4,00 <
̅
≤ 5,00 = Sangat baik Nilai 3,00 <
̅
≤ 4,00 = Baik Nilai 2,00 <
̅
≤ 3,00 = Tidak baik Nilai 1,00 <
̅
≤ 2,00 = Sangat tidak baikMenurut Kuncoro (2003), standar deviasi adalah ukuran penyimpangan yang diperoleh dari akar kuadrat dari rata-rata jumlah kuadrat deviasi antara masing-masing nilai dengan rata-ratanya. Standar deviasi digunakan untuk mengetahui keragaman dari responden dengan hasil bahwa semakin kecil nilai standar deviasi, maka semakin homogen jawaban responden dan sebaliknya.
Rumus yang digunakan untuk menghitung standar deviasi adalah:
√∑ ( ̅)
3.6.4. Analisa Regresi Linier Berganda
Menurut Sulaiman (2004, pp. 79-80), analisa regresi berganda adalah suatu teknik ketergantungan. Maka, untuk menggunakannya harus dapat membagi variabel menjadi variabel dependen dan variabel independen. Analisis regresi juga merupakan alat statistik yang digunakan bila variabel dependen dan independen berbentuk metrik. Akan tetapi, dalam keadaan tertentu variabel independen yang berupa data nonmetrik dapat juga digunakan.
(3.5.)
38
Universitas Kristen Petra
3.6.4.1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk memastikan persyaratan untuk menggunakan formulasi regresi berganda. Adapun persyaratan ini bahwa diantara variabel bebas penelitian tidak boleh terjadi multikolinearitas, normalitas, heterokedastisitas (Algifari, 2000, pp. 84-89).
1. Multikolinearitas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Multikolinieritas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen. Untuk mendeteksinya di dalam model, berikut adalah kriterianya:
a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi namun secara individual variabel independen tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
b. Jika dalam matriks korelasi variabel independen, ada korelasi variabel independen yang cukup tinggi, umumnya di atas 0.9, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas.
c. Multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai toleransi dan lawannya variance inflation factor (VIF). Nilai yang umum digunakan untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai toleransi kurang dari 0,1 atau VIF lebih dari sama dengan 10.
2. Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Apabila asumsi ini dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histrogram dari residualnya. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau
39
Universitas Kristen Petra
grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Namun jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2009, pp.147-149).
3. Heterokedastisitas
Heterokedastisitas adalah variasi variabel dalam model tidak sama. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan model karena penafsiran (estimator) yang diperolah tidak efisien. Mendeteksi heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melakukan pengujian korelasi ranking Spearman.
Korelasi ranking Spearman (rs) dapat dihitung dengan formula:
( ∑
( ))
yang menyatakan bahwa:
: selisih ranking standar deviasi (S) dan ranking nilai mutlak error (e) Nilai e = Y – Y
: banyaknya sampel
Pengujian ini menggunakan distribusi t dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Jika nilai t hitung lebih besar dari t tabel, maka pengujian menolak H0 yang menyatakan tidak terdapat heterokedastisitas pada model regresi. Artinya, model tersebut mengandung heterokedastisitas. Nilai t hitung dapat ditentukan dengan formula:
√
√
Nilai t hitung ini dibandingkan dengan nilai t tabel yang ditentuukan melalui tabel distribusi t pada yang digunakan dan degree freedom (df) = N-2. Selain itu, (3.6.)
(3.7.)
40
Universitas Kristen Petra
diagnosis terhadap kemungkinan adanya heterokedastisitas dalam suatu model regresi adalah dengan melakukan uji Glesjer, yaitu dengan melibatkan nilai absolute residual (| |) sebagai variabel terikat terhadap semua variabel bebas. Jika semua variabel bebas signifikan secara statistik, maka dalam model terdapat heteroskedastisitas. Uji Park juga dapat digunakan untuk diagnosis ini. Uji Park dilakukan dengan membuat model regresi yang melibatkan nilai logaritma residual kuadrat ( ) sebagai variabel terikat terhadap semua variabel bebas.
Jika semua variabel bebas signifikan secara statistik, maka dalam model terdapat heterokedastisitas.
3.6.4.2. Regresi Linier Berganda
Analisa regresi mengukur hubungan antara variabel dependen yang bersifat metrik dengan satu atau lebih variabel independen yang juga bersifat metrik. Analisis regresi berganda menguji secara serempak kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi nilai variabel dependen (Cooper &
Schindler, 2008, pp. 546-547).
Berikut adalah penjabaran dari rumus regresi berganda:
Keterangan:
: Variabel dependen
: Variabel independen (prediktor)
Konstanta
: Koefisien regresi variabel ( )
3.6.4.3. Analisa Korelasi dan Determinasi secara serempak
Untuk mencari keeratan hubungan antara semua variabel bebas secara serempak (simultan) terhadap variabel terikat digunakan koefisien korelasi berganda. Informasi mengenai nilai korelasi dan determinasi simultan ini berdasarkan pada hasil pengolahan data menggunakan SPSS. Nilai R terletak antara 0 dan 1 (0 < R < 1), yang mana apabila nilai R = 1, maka kontribusi (3.8.)
41
Universitas Kristen Petra
variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat adalah 100%, sedangkan bila R mendekati 0, berarti tidak ada kontribusi dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat (Ghozali, 2009, p.97).
3.6.4.4. Analisa Koefisien Determinasi Berganda Disesuaikan (Adjusted R2) Menurut Pratisto (2004, p.118) adjusted R2 merupakan koreksi dari R2 sehingga gambarannya lebih mendekati ketepatan model dalam populasi, R2 yang disesuaikan dirumuskan sebagai berikut:
( )[
]
Keterangan:
: jumlah sampel : jumlah parameter
Dalam penelitian ini besarnya koefisien determinasi berganda disesuaikan (adjusted R2) dicari dengan menggunakan alat bantu perangkat lunak komputer dengan program SPSS.
3.6.4.5 . Analisa Korelasi dan Determinasi secara Parsial
Koefisien korelasi secara parsial digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Untuk mengetahui besarnya pengaruh dan tingkat dominan dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan menggunakan koefisien determinan secara parsial ( ). Nilai dapat dihitung dengan menggunakan SPSS. Dengan nilai yang paling besar maka dapat diketahui variabel bebas mana yang memiliki kontribusi paling dominan terhadap variabel terikat (Sugiyono, 2007, p.216). Di bawah ini adalah intepretasi hubungan korelasi dan determinasi secara parsial menurut Sugiyono (2007):
(3.9.)
42
Universitas Kristen Petra
Tabel 3.1. Tabel Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi No. Koefisien Korelasi Interpretasi hubungan
1 0.00 < r < 0.199 Sangat rendah 2 0.20 < r < 0.399 Rendah 3 0.40 < r < 0.599 Sedang
4 0.60 < r < 0.799 Kuat
5 0.80 < r < 1.00 Sangat Kuat
3.6.5. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan dapat dilakukan dengan menggunakan alat uji statistik yaitu berupa uji F dan uji t. Pengujian hipotesis dengan alat uji ditujukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh ketujuh variabel bebas terhadap tergantung baik secara simultan maupun secara parsial.
3.6.5.1. Uji F (Uji Kelayakan Model)
Untuk menguji apakah model penelitian memiliki azas kelayakan maka peneliti menggunakan Uji F sebagai alat pengujian (Cooper & Schindler, 2008, p.159). Adapun langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
1. Merumuskan hipotesis statistik
H0 : produk, harga, lokasi, promosi, orang, fasilitas fisik, dan proses tidak berpengaruh signifikan terhadap minat beli ulang konsumen.
H1 : produk, harga, lokasi, promosi, orang, fasilitas fisik, dan proses berpengaruh signifikan terhadap minat beli ulang konsumen.
2. Mencari nilai F hitung 3. Mencari nilai F tabel
4. Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel, kemudian menentukan penerimaan atau penolakan atas dasar hipotesis kerja.
5. Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis yaitu dengan membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel:
Bila F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Bila F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima
43
Universitas Kristen Petra
3.6.5.2. Uji t
Uji t pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan apakah satu variabel bebas secara individu atau parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Kuncoro, 2003, p.218). Adapun langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:
1. Merumuskan hipotesis statistik:
H0 : produk berpengaruh tidak signifikan terhadap minat beli ulang konsumen
H1 : produk berpengaruh signifikan terhadap minat beli ulang konsumen
H0 : harga berpengaruh tidak signifikan terhadap minat beli ulang konsumen.
H1 : harga berpengaruh signifikan terhadap minat beli ulang konsumen
H0 : lokasi berpengaruh tidak signifikan terhadap minat beli ulang konsumen
H1 : lokasi berpengaruh signifikan terhadap minat beli ulang konsumen
H0 : promosi berpengaruh tidak signifikan terhadap minat beli ulang konsumen
H1 : promosi berpengaruh signifikan terhadap minat beli ulang konsumen
H0 : orang berpengaruh tidak signifikan terhadap minat beli ulang konsumen
H1 : orang berpengaruh signifikan terhadap minat beli ulang konsumen
H0 : fasilitas fisik berpengaruh tidak signifikan terhadap minat beli ulang konsumen
H1 : fasilitas fisik berpengaruh signifikan terhadap minat beli ulang konsumen
H0 : proses berpengaruh tidak signifikan terhadap minat beli ulang konsumen
H1 : proses berpengaruh signifikan terhadap minat beli ulang konsumen 2. Mencari nilai t hitung
3. Mencari nilai t tabel
44
Universitas Kristen Petra
4. Membandingkan nilai t hitung dengan t tabel, kemudian menentukan penerimaan atau penolakan atas dasar hipotesis kerja.
5. Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis yaitu dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel:
Bila t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Bila t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima