• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Praanggapan Dalamiklan Operator Seluler Di Televisi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Praanggapan Dalamiklan Operator Seluler Di Televisi"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah

1.1.1 Latar Belakang

Pragmatik merupakan cabang ilmu bahasa yang semakin dikenal pada masa

sekarang ini. Hal ini dilandasi oleh semakin sadarnya para linguis, bahwa upaya untuk

menguak hakikat bahasa tidak akan membawa hasil yang diharapkan tanpa didasari

pemahaman terhadap pragmatik, yakni bagaimana bahasa itu digunakan dalam komunikasi

(Leech, 1993: 1). Leech (1993: 8) juga mengartikan pragmatik sebagai studi tentang

makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar (speech situasions). Penerapan

pragmatik dalam kehidupan sehari-hari dapat diketahui dengan menganalisis

bentuk-bentuk penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tulisan yang berwujud tuturan.

Bahasa merupakan alat pertukaran informasi, namun kadang kala informasi yang

dituturkan oleh komunikator memiliki maksud tertentu. Oleh karena itu setiap manusia

harus dapat memahami maksud dan makna tuturan yang diucapkan oleh lawan tuturnya.

Dalam hal ini tidak hanya sekedar mengerti apa yang telah diujarkan oleh si penutur tetapi

juga konteks yang digunakan dalam ujaran tersebut. Kegiatan semacam ini dapat dianalisis

dan dipelajari dengan pragmatik. Levinson (dalam Siregar, 1999:23) mengungkapkan

pragmatik adalah penelitian di dalam bidang deiksis, implikatur, praanggapan, pertuturan

(tindak ujaran), dan struktur wacana. Dalam hal ini, peneliti akan membahas mengenai

salah satu bidang pragmatik tersebut yaitu mengenai praanggapan.

Yule (1996: 46) menyatakan bahwa praanggapan atau presupposisi adalah sesuatu

yang diasumsikan oleh penutur sebagai kejadian sebelum menghasilkan suatu tuturan.

Yule juga membagi praanggapan itu menjadi 6 jenis praanggapan yaitu praanggapan

(2)

praanggapan struktural, dan praanggapan berlawanan atau bertentangan. Praanggapan

merupakan bagian dari ilmu pragmatik yang artinya adalah makna atau informasi

tambahan yang terdapat dalam ujaran yang digunakan secara tersirat. Praanggapan

membantu pembicara menentukan bentuk-bentuk bahasa atau kalimat untuk

mengungkapkan makna atau pesan yang ingin disampaikan. Yule juga mengungkapkan

bahwa praanggapan adalah apa yang diucapkan penutur pada saat berkomunikasi sebagai

dasar bersama bagi para peserta percakapan. Asumsi tersebut ditentukan batas-batasannya

berdasarkan anggapan-anggapan pembicara mengenai apa yang kemungkinan akan

diterima oleh lawan bicara. Perhatikan contoh di bawah ini:

A: Bagaimana kalau kita mengundang Jhon malam ini?

B: Wah! Ide yang bagus, ia dapat memberikan tumpangan kepada Monica

Praanggapan yang terdapat dalam percakapan di atas antara lain adalah (1) Bahwa

A dan B kenal dengan John dan Monica, (2) bahwa John memiliki kendaraan dan

kemungkinan besar mobil, dan (3) bahwa Monica tidak memiliki kendaraan saat ini. Dari

contoh di atas dipahami bahwa apabila suatu kalimat diucapkan, selain dari makna yang

dinyatakan dengan pengucapan kalimat itu, turut tersertakan pula tambahan makna, yang

tidak dinyatakan dengan pengucapan kalimat itu. Jadi, di dalam ujaran tersebut selain

mendapat makna “asal” yang tersirat dalam ujaran itu, terdapat juga makna lain yang

hanya dapat dipahami secara tersirat. Memahami makna yang tersirat ini sangat penting

untuk dapat memahami keseluruhan makna yang ada dalam suatu tuturan (Chaer 58:

2007).

Praanggapan dapat terjadi pada setiap bentuk ujaran/tuturan dalam komunikasi baik

dalam komunikasi langsung ataupun tidak langsung. Dalam hal ini, peneliti akan

(3)

sangat menarik dan mengandung makna yang tersirat dalam penyampaiannya kepada

masyarakat.

Pada umumnya iklan tak lepas dari penggunaan bahasa agar pesan dapat diterima

dengan baik. Bahasa iklan adalah ragam tulisan yang menarik sehingga setiap orang

tertarik untuk membaca/mendengar iklan itu. Semakin memikat bahasa yang digunakan

dalam setiap iklan yang diterbitkan, semakin tertariklah masyarakat untuk menggunakan

atau mencoba iklan tersebut. Masalah kebahasaan di dalam iklan itu merupakan hal yang

menarik untuk ditelaah. Bahkan, dapat dikatakan bahwa pada bahasalah letak keberhasilan

sebuah iklan. Penggunaan bahasa iklan menjadi salah satu aspek penting bagi keberhasilan

iklan. Tujuannya adalah untuk mempengaruhi masyarakat agar tertarik dengan sesuatu

yang diiklankan.

Penggunaan bahasa dalam iklan membuat iklan dapat digolongkan dalam wacana.

Sebagai wacana, iklan memiliki keutuhan makna sehingga wacana iklan dapat dianalisis

secara kebahasaan. Wacana iklan menarik untuk diteliti karena iklan dapat mengubah

perilaku calon konsumen yang awalnya tidak berniat membaca atau mendengarkan sebuah

iklan menjadi tertarik untuk menyimak suatu iklan. Bahkan calon konsumen dapat

terpengaruh untuk menggunakan produk yang diiklankan.

Salah satu iklan yang menggunakan bahasa menarik adalah iklan operator seluler

dan cara perusahaan operator seluler untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat adalah

melalui iklan, karena dengan melalui iklan masyarakat atau publik akan lebih cepat

mengenal produk yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan. Biasanya, iklan operator

seluler tersebut sering ditampilkan melalui televisi, karena televisi merupakan sarana

media komunikasi yang sangat cocok dalam memperkenalkan iklan tersebut kepada

(4)

bagaimana bahasa iklan itu disampaikan sehingga mereka akan lebih puas untuk

menentukan iklan yang cocok dan menarik untuk dicoba.

Berbagai jenis operator seluler telah hadir di Indonesia diantaranya adalah operator

seluler 3(three), XL, Axis, AS, Simpati, Halo, Im3, Mentari, Esia, Fren. Beberapa iklan

operator seluler tersebut sering muncul menghiasi layar televisi swasta seperti RCTI dan

SCTV. Hal itu diharapkan agar masyarakat dapat menggunakan jasa operator yang telah

mereka tawarkan. Namun, dalam hal ini peneliti lebih tertarik meneliti beberapa iklan

operator seluler diantaranya 3(three), XL, Axis, dan AS. Alasan peneliti memilih keempat

iklan operator seluler ini karena menurut peneliti iklan ini memiliki bahasa iklan yang

berbeda dan menarik dibanding dengan iklan operator seluler yang lain serta yang paling

sering dilihat dan ditayangkan di televisi swasta RCTI dan SCTV. Peneliti juga melihat

bahwa keempat iklan operator seluler ini sesuai dengan analisis praanggapan yang akan

diterapkan dalam teori praanggapan. RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia) dan SCTV

(Surya Citra Televisi) merupakan nama stasiun televisi swasta yang banyak diminati

penonton karena acara yang disuguhkan sangat bervariasi dan menghibur serta sesuai

untuk semua kalangan. Di samping itu, peneliti juga sering melihat dan menonton acara di

kedua stasiun televisi swasta ini sehingga peneliti lebih memfokuskan untuk memilih

kedua stasiun televisi ini sebagai sarana untuk melihat dan mendengarkan beberapa iklan

operator seluler dari 3(three), XL, Axis, dan AS.

Salah satu bahasa dalam iklan operator seluler 3(three), XL, Axis, dan AS yang

menarik adalah slogan dari iklan tersebut. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2007:1080) slogan adalah perkataan atau kalimat pendek yang menarik atau mencolok

dan mudah diingat untuk memberitahukan sesuatu, perkataan atau kalimat pendek yang

menarik atau mencolok dan mudah diingat untuk menjelaskan tujuan suatu ideologi

(5)

yang menarik, dan hal ini juga dipergunakan sebagai alat untuk menciptakan citra

perusahaan. Berikut contoh beberapa slogan dalam iklan operator seluler di televisi:

1. XL, jangkauan luas (slogan operator seluler XL)

2. AXIS, GSM Yang Baik, Makin Dekat Dengan Rakyat (slogan operator seluler

AXIS)

3. XL, Nyambung Terus (slogan operator seluler XL)

4. Kartu AS paling murah (slogan operator seluler AS)

Kalimat di atas merupakan beberapa slogan dalam iklan operator seluler. Slogan

tersebut digunakan oleh operator seluler untuk menarik perhatian publik. Slogan iklan

operator seluler tersebutlah yang menjadi senjata terbesar iklan operator seluler dalam

mengunggulkan produknya. Kalimat dalam slogan tersebut mempunyai makna tersendiri

bagi setiap orang yang membacanya.

Slogan yang menarik dan mudah diingat membutuhkan pilihan kata yang kreatif,

tepat, dan dapat menarik hati setiap orang yang mendengar atau melihatnya. Banjarnahor

(2009:3) menjelaskan tujuan slogan adalah memacu semangat suatu kelompok (individu)

atau menjadi cita-cita suatu lembaga (organisasi) dan fungsi slogan harus dapat memahami

khalayak yang dituju. Fungsi itu sendiri adalah untuk pendidikan masyarakat, memacu

semangat, cita-cita, iklan komersial, dan propaganda politik.

Beragam keunggulan yang ditawarkan oleh perusahaan operator seluler

disampaikan melalui bahasa. Bahasa yang memikat dengan pilihan kata yang kreatif selalu

dimanfaatkan oleh perusahaan operator seluler dalam menjaring semua lapisan kalangan

masyarakat yang berperan sebagai pengguna layanan kartu operator seluler.

Seperti yang dikatakan di atas, bahwa bahasa dalam iklan itu mempunyai makna

tersendiri bagi setiap orang yang membacanya. Makna tersendiri tersebut dapat disebut

(6)

yang tidak terlepas dari bentuk tuturan/ujaran yang disesuaikan dengan konteks berbahasa.

Menurut peneliti, masalah seperti ini sangat menarik untuk dikaji, sebagai seorang penutur

juga harus memperhatikan kejelasan maksud tuturan yang akan disampaikan. Sama halnya

kalimat yang terdapat dalam iklan operator seluler. Kalimat dalam iklan tersebut

mempunyai keunikan. Keunikan dari kalimat operator seluler itulah yang membuat peneliti

tertarik untuk membahas praanggapan yang terdapat pada iklan operator seluler.

Tujuannya ialah untuk mendeskripsikan praanggapan terhadap iklan operator seluler

tersebut.

1.1.2 Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan, maka masalah dari

penelitian ini adalah:

1. Apa saja tujuan praanggapan dalam iklan operator seluler di televisi?

2. Jenis praanggapan apa saja yang terdapat dalam slogan iklan operator seluler di

televisi ?

1.2 Batasan Masalah

Batasan masalah bertujuan agar kajian dan analisis di dalam penelitian tidak terlalu

luas dan lebih terfokus. Adapun batasan masalah ini adalah mendeskripsikan tujuan

praanggapan dalam iklan operator seluler dan mendeskripsikan jenis praanggapan dalam

slogan iklan operator seluler tersebut berdasarkan teori Yule (1996). Analisis iklan

operator selulernya diambil hanya dari stasiun televisi RCTI dan SCTV yang berupa iklan

3(three), Axis, XL, dan AS.

(7)

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Mendeskripsikan tujuan praanggapan dalam iklan operator seluler

2. Mendeskripsikan jenis praanggapan yang terdapat dalam slogan iklan operator

seluler di televisi.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoretis

Adapun manfaat teoretis dalam penelitian ini, antara lain:

1. Menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat dalam memahami analisis

praanggapan yang terdapat dalam slogan iklan operator seluler.

2. Menjadi sumber masukan bagi peneliti lain yang ingin mengkaji tentang analisis

iklan yang terdapat pada slogan iklan operator seluler dengan menggunakan teori

yang lain.

1.4.2 Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini, antara lain:

1. Memperkenalkan kepada pembaca bahwa iklan operator seluler dapat dikaji

sebagai bahan penelitian.

2. Sebagai pengetahuan dan wawasan bagi semua kalangan masyarakat mengenai

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil kegiatan ini diharapkan apabila terjadi reaktor scram, pengoperasi reaktor khususnya supervisor reaktor bisa memperoleh data masukan secara cepat,

 Kegiatan guru bersama peserta didik yaitu: (a) membuat rangkuman/simpulan pelajaran; (b) melakukan refleksi *) terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan; dan (c) memberikan

Untuk ditaatinya ketentuan yang mengatur program jaminan sosial dalam penyelenggaraan jaminan sosial oleh Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara dan setiap orang,

Kompetensi Dasar Materi Pokok / Pembelajaran Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa KewirauSahaan/ Ekonomi Kreatif Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian

Komponen yang dinilai meliputi keberanian, kejujuran, kerjasama, keaktifan, kemampuan mengkomunikasikan hasil kegiatan, dan kepedulian pada

[r]

Bahan tekstil yang ada dipasaran berkembang dari pesatnya teknologi bidang tekstil. Bahan tekstil merupakan bahan yang berasal dari serat yang melalui proses

Berdasarkan identifikasi tersebut maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Apakah pembelajaran matematika dengan model pembelajaran SAVI dengan mengoptimalkan