• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Praanggapan Dalamiklan Operator Seluler Di Televisi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Praanggapan Dalamiklan Operator Seluler Di Televisi"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Ambarita, Hertina Nuryati.2012. “Praanggapan dalam Bahasa Karikatur Harian Kompas

(Kajian Pragmatik)”. (Skripsi). Universitas Sumatera Utara.

Arifin, E. Zaenal. 1992. Pemakaian Bahasa dalam Iklan Berita dan Reklame. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Azwar. Saifuddin. 1997. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Banjarnahor, Lady Rosari.2009. “Makna Slogan pada Telepon Seluler Sony Ericsson”.

(Skripsi). Universitas Sumatera Utara.

Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Hersetiyanto, Yanris Tri. 2010. Presuposisi (praanggapan): Pengertian, Ciri, dan Jenisnya. (Online) (http://www. SHVooNG.com/) tanggal 23 Februari 2013. Kuntjara, Esther. 2006. Penelitian Kebudayaan. Surabaya: Graha Ilmu.

Kridalaksana, Harimurti. 1984. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.

Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip- prinsip Pragmatik. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Pateda, Mansur. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta.

Siregar, Asrul. 1999. Pragmatik dalam Linguistik. Medan: Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

(2)

Yule, George. 1996. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. http://anshorik.wordpress.com (13Maret2013)

(3)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data

Data adalah keterangan yang benar dan nyata; keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian analisis atau kesimpulan (KBBI, 2007: 239). Data penelitian ini adalah dari iklan operator seluler 3(three), Axis, XL, dan AS yang bersumber dari televisi swasta RCTI dan SCTV.

3.2.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

(4)

3.2.2 Metode dan Teknik Analisis Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode padan. Metode padan adalah metode/cara yang digunakan dalam upaya menemukan kaidah dalam tahap analisis data yang alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan (Sudaryanto 1993:13).

Penulis menggunakan teknik pilah unsur penentu atau teknik PUP sebagai teknik dasar dalam penelitian ini. Adapun alat penentunya adalah daya pilah yang bersifat mental yang dimiliki oleh penelitinya (Sudaryanto, 1993:21). Untuk teknik lanjutannya menggunakan teknik hubung banding menyamakan. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu data yang diperoleh diklasifikasikan sesuai dengan permasalahan penelitian kemudian diuraikan dengan cara menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian yang kemudian disusun secara sistematis sehingga diperoleh gambaran yang jelas dan lengkap sehingga dihasilkan suatu simpulan yang dapat menjawab perumusan masalah yang ada.

Berikut adalah salah satu contoh teknik analisis data pada slogan iklan operator seluler.

Contoh iklan 3 (three) Kebebasan itu lucu

Katanya bebas berteman dengan siapa saja Asal orang tua suka

Think again

(5)

1. Unsur Pemahaman Praanggapan:

1. Pengetahuan bersama dari iklan di atas yaitu:

Pengetahuan bersama pada iklan tersebut terdapat pada kalimat 3 jaringan selulermu. 3 dibaca dengan three. 3 (three) merupakan sebutan (nama) salah satu operator seluler yang ada di Indonesia. Dengan adanya sebutan 3 (three) ini dapat diketahui maksud dan tujuan dari iklan tersebut yaitu iklan dari operator seluler 3 (three). Pengetahuan bersama ini diperlukan agar maksud dari tuturan di atas tepat maknanya.

2. Partisipan

Partisipan dalam iklan tersebut adalah seorang pria.

3. Konteks situasi

Iklan tersebut mengacu pada salah satu iklan operator seluler di Indonesia (terlihat pada bagian akhir pernyataan iklan tersebut dengan menyebut 3 jaringan selulermu) yang diucapkan dan diperankan oleh seorang pria yang berada dalam sebuah ruangan. Ilustrasi wacana dalam iklan tersebut menggambarkan kebebasan yang memiliki syarat, sehingga dikatakan kebebasan itu lucu. Kata kebebasan dalam iklan ini sebenarnya bukan mengacu pada kebebasan berteman, melainkan kebebasan dalam menggunakan salah satu operator seluler lain yang memiliki persyaratan.

(6)

Think again yang dalam bahasa Indonesia berarti pikir sekali lagi. Kata tersebut menggambarkan perintah untuk lebih berhati- hati dan menyuruh untuk memikirkan suatu tindakan ketika mencoba sesuatu. Jika dikaitkan dengan iklan operator tersebut, pelanggan atau konsumen diperintahkan untuk lebih memikirkan ketika akan mencoba operator seluler lain yang dimaksud.

2. Jenis Praanggapan

Slogan dalam iklan tersbut adalah think again

Praanggapannya: diperintahkan untuk berpikir kembali.

Jenis praanggapan adalah praanggapan faktif, karena penggunaan kata think again merupakan kata yang dipakai untuk mengungkapkan suatu perintah secara nyata. Think again artinya pikir sekali lagi. Penggunaan think again merupakan perintah yang pada akhirnya melibatkan penutur yang diyakini kebenarannya.

(7)

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Tujuan Praanggapan dalam Iklan Operator Seluler

Yule (1996) menyebutkan adanya unsur-unsur penting yang mendukung pemahaman praanggapan yaitu, pengetahuan bersama, partisipan, dan konteks situasi. Unsur-unsur pemahaman tersebut menjadi dasar dalam penyelesaian permasalahan yang berhubungan dengan praanggapan dalam suatu bahasa atau ujaran. Unsur-unsur pemahaman praanggapan itu terdapat juga dalam beberapa iklan operator seluler di televisi. Penerapan unsur-unsur pemahaman praanggapan dalam iklan operator seluler di televisi bertujuan untuk mengetahui adanya unsur pengetahuan bersama, partisipan, dan konteks dalam bahasa atau ujaran pada iklan operator seluler sehingga diketahui tujuan praanggapan dalam iklan tersebut. Berikut beberapa iklan operator seluler di televisi yang dibahas berdasarkan unsur-unsur pemahaman praanggapan.

4.1.1 Iklan 3 (three)

Kebebasan itu, omong kosong.

Katanya aku bebas berekspresi, tapi selama rok masih di bawah lutut. Hidup ini singkat, mumpung masih muda nikmati sepuasnya.

Asal, jangan lewat dari jam 10 malam.

Katanya, urusan jodoh sepenuhnya ada di tanganku.

Asalkan sesuku, kalau bisa kaya, pendidikan tinggi, dari keluarga baik-baik.. Katanya, jaman sekarang pilihan itu nggak ada batasnya.

Asal, ikutin pilihan yang ada.

Think again

(8)

Unsur Pemahaman Bersama:

1. Pengetahuan bersama dari iklan di atas yaitu:

Pengetahuan bersama pada iklan tersebut terdapat pada kalimat 3 jaringan selulermu. 3(three) merupakan nama salah satu operator seluler di Indonesia. Dengan adanya sebutan 3 (three) tersebut dapat diketahui bahwa iklan tersebut merupakan iklan dari operator seluler 3(three).

2. Partisipan

Partisipan merupakan pelaku. Partisipan dalam iklan tersebut adalah seorang wanita.

3. Konteks Situasi

Iklan ini diperankan oleh seorang wanita yang menjelajahi banyak tempat. Wanita itu berada di beberapa tempat seperti rumah, sungai, kafe, pinggir jalan, stasiun mobil, dan yang terakhir di dalam bus. Di dalam iklan, wanita itu menceritakan mengenai kebebasan dalam menentukan hidup dan jodoh. Namun sebenarnya iklan itu tidak menceritakan kebebasan dalam hidup dan jodoh.

Dalam iklan dapat dilihat situasi ketika wanita itu berada di suatu tempat. Ketika wanita itu berada di sungai, di mengucapkan “katanya, aku bebas berekspresi, tapi selama rok masih dibawah lutut”. Jika dilihat dari warna rok yang digunakan (berwarna kuning),

dapat ditafsirkan dengan warna dari logo operator lain yaitu dari logo operator Im3 yang berwarna kuning, dengan kata lain operator seluler 3 (three) mencoba menyindir operator seluler Im3 tersebut yang menjanjikan kata kebebasan dengan promosi yang mereka lakukan.

(9)

4.1.2 Iklan 3 (three) Keterangan iklan: A.lk : anak laki-laki A.pr : anak perempuan

A.lk 1 : Kalau aku udah gede, aku ingin kerja di multinasional company. A.pr 1 : Aku mau kerja di gedung tinggi.

A.pr 2 : Ngomong english setiap hari.

A.lk 2 : Rambut kelimis, sepatu mengkilat, kayak orang penting. A.pr 3 : Tapi kerjain kerjaan yang kurang penting.

A.lk 3 : Jadi tukang fotocopy, bawain laptop, beres-beres kertas. A.lk 4 : Nggak masalah kerja 15 jam sehari.

A.lk 5 : Tidur cuma 5 jam sehari.

A.lk 6 : Masalahnya gaji cuma tahan sampai tanggal 15. A.pr 4 : Untung di warteg bisa makan dulu, bayar belakangan. A.pr 5 : Tapi sayang nggak berlaku untuk beli pulsa.

A.lk 7 : Jadi orang gede menyenangkan, tapi susah dijalani. Think again

Narator : pake dulu bayar kapan kamu suka

Indie plus, pelayanan prabayar, kenyamanan pasca bayar

Unsur pemahaman praanggapan: 1. Pengetahuan bersama

(10)

2. Partisipan

Partisipan dalam iklan ini adalah anak laki-laki dan anak perempuan. 3. Konteks Situasi

Iklan ini terjadi di berbagai tempat yang diperankan oleh 7 anak laki-laki dan 5 anak perempuan. Sejumlah anak itu saling mengungkapkan keinginan mereka di tempat yang berbeda. Keinginan itu berupa cita-cita dari sejumlah anak itu. Namun, isi dari iklan itu sebenarnya bukan bertujuan untuk memberitahu keinginan/cita-cita dari sejumlah anak itu, melainkan menyindir operator lain. Semua keinginan anak itu digambarkan dengan keinginan dari pelanggan salah satu operator seluler mengenai kelebihan operator itu. Namun, keinginan pelanggan dari salah satu operator seluler itu ternyata tidak sesuai seperti yang diharapkan, karena dibalik kelebihan itu terdapat syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat tertentu itu digambarkan dengan kalimat tidur cuma 5 jam sehari, masalahnya gaji cuma tahan sampai tanggal 1, tapi sayang nggak berlaku untuk beli pulsa, jadi orang gede menyenangkan tapi susah dijalani.

Dengan adanya 3 unsur pemahaman praanggapan di atas, dapat disimpulkan tujuan dari iklan operator seluler 3 (three) tersebut adalah sindiran terhadap operator seluler lain. .

4.1.3 Iklan 3 (three)

Wanita 1 : ini lho sampe puas (restoran)

Pria 1 : tapi cuma malam aja ke sesama operator

Wanita 2 : ini, gratis 3 menit ke semua operator (ruang antri) Pria 2 : tapi 2 menit pertamanya mahal

(11)

Pria 6 : gak ada deh tapi-tapian

Narator : kesemua operator hanya di 3(three) Rp 399 per menit, nelpon dari menit ke 1 selama 24 jam penuh.

Murah tanpa tapi 3 jaringan GSM-mu Unsur pemahaman praanggapan:

1. Pengetahuan bersama

Pengetahuan bersama dalam iklan ini terdapat pada kalimat terakhir iklan ini yaitu 3 jaringan GSM-mu. 3(three) merupakan salah satu operator seluler di Indonesia sehingga diketahui iklan ini merupakan iklan dari operator seluler 3(three). Selain itu, pada pembicaraan narator dalam iklan ini juga dapat diketahui bahwa iklan ini merupakan iklan operator seluler 3(three) yakni dari kalimat ke semua operator hanya di 3(three) Rp 399 per menit.

2. Partisipan

Partisipan dalam iklan ini adalah 3 orang wanita dan 6 orang pria. 3. Konteks Situasi

(12)

Dengan adanya 3 unsur pemahaman praanggapan di atas, dapat disimpulkan tujuan dari iklan operator seluler 3 (three) tersebut adalah sindiran terhadap operator seluler lain dan keunggulan dari iklan operator seluler tersebut.

4.1.4 Iklan 3 (three) Mau mulai ceritamu? Mau hidup baru? Mau selalu dekat? Mau lebih hepi? Mau?

Yakin?

Mau lebih lepas?

Narator : Mau apa aja komunikasikan dengan 3 Kini hadir di Indonesia

3 jaringan selulermu Unsur pemahaman bersama:

1. Pengetahuan bersama

Pengetahuan bersama dalam iklan ini terdapat dalam kalimat 3 jaringan selulermu dan pada kalimat mau apa aja komunikasikan dengan 3. Pada kalimat itu disebut operator seluler 3(three) yang merupakan salah satu operator seluler di Indonesia. Jadi pengetahuan bersama dalam iklan ini adalah operator seluler 3(three), dimana antara penutur dalam iklan dan pendengar sama-sama mengetahui bahwa iklan ini adalah iklan operator seluler 3(three).

2. Partisipan

(13)

3. Konteks situasi

Iklan ini terjadi di berbagai tempat berbeda seperti rumah sakit, ruangan besar, di dalam mobil, di taman, dan jembatan. Setiap partisipan dalam iklan mengalami situasi yang sama (bahagia) karena berbagai alasan. Di rumah sakit, sepasang suami istri bahagia karena sang istri baru saja melahirkan seorang bayi. Di sebuah ruangan besar, terlihat orang tua sangat bahagia melihat sang anak yang sedang wisuda. Di dalam sebuah mobil terlihat sepasang kekasih sedang berdua dan saling tersenyum bahagia. Di sebuah taman, terlihat sepasang pengantin sedang mengadakan pesta pernikahan dan pengantin itu tersenyum bahagia, dan yang terakhir di sebuah jembatan, terlihat sekelompok anak laki-laki sedang berlari-lari di sepanjang jembatan itu.

Iklan ini meyampaikan tentang keunggulan dari operator seluler 3(three). Dalam iklan ini, pendengar diajak untuk memakai operator seluler 3(three), karena jaringan operator ini sangat baik dan sangat mendukung di setiap situasi bahagia. Ajakan itu terlihat dari kalimat mau apa aja komunikasikan dengan 3. Kalimat itu menggambarkan bahwa apapun situasi yang sedang dialami operator seluler 3 siap melayani dengan layanan yang ditawarkan.

Dengan adanya 3 unsur pemahaman praanggapan di atas, dapat disimpulkan tujuan dari iklan operator seluler 3 (three) tersebut mengenai keunggulan iklan operator seluler tersebut. Iklan tersebut mengunggulkan layanannya dibanding dengan layanan yang ditawarkan iklan operator seluler lain.

4.1.5 Iklan 3 (three) Mungkin aku akan jatuh Tapi aku akan bangun lagi Karena aku gak ada matinya

(14)

Pulsaku gak akan hangus Nomorku akan aktif selalu

Gak lagi takut lupa isi ulang dengan masa aktif selamanya dari 3 Nomorku gak ada matinya

Nomormu? Hanya di 3

Unsur pengetahuan bersama: 1. Pengetahuan bersama

Pengetahuan bersama dalam iklan ini terdapat pada kalimat gak lagi takut lupa isi ulang dengan masa aktif selamanya dari 3 dan pada kalimat hanya di 3. Pada kedua kalimat itu disebut operator seluler 3(three) yang merupakan salah satu operator seluler yang ada di Indonesia. Maka dengan adanya sebutan operator seluler itu, dapat diketahui bahwa iklan itu merupakan iklan operator seluler 3(three).

2. Partisipan

Partisipan dalam iklan itu adalah Agnes Monica.

3. Konteks situasi

Iklan ini terjadi di sebuah ruangan tertutup yang luas, dimana terlihat Agnes Monica sedang berlatih tari namun, dia sering terjatuh pada saat berlatih. Dalam iklan ini terlihat Agnes tidak menyerah dan dia terus berusaha berlatih tari itu. Sampai pada akhirnya dia dapat menguasai gerakan itu dan dapat menyelesaikan gerakan tari itu tanpa terjatuh lagi.

(15)

(tidak dapat digunakan lagi). Namun, situasi ketika Agnes Monica kembali bangkit dan berusaha kembali menggambarkan operator seluler 3 (three) yang masa aktifnya tidak ada matinya dan dapat digunakan selamanya. Pernyataan itu terlihat dari kalimat pulsaku gak akan hangus, nomorku akan aktif selalu, gak lagi takut lupa isi ulang dengan masa aktif selamanya dari 3, nomorku gak ada matinya.

Dengan adanya 3 unsur pemahaman praanggapan di atas, dapat disimpulkan tujuan dari iklan operator seluler 3 (three) tersebut adalah mengenai keunggulan dari iklan operator seluler tersebut.

4.1.6 Iklan Axis

Ayah : kita ini kakak adek Anak : ini Bokap gue

Ayah : dia takut banget kenalin saya ke teman-teman ceweknya. Banyak yang naksir

Anak : pas ketemu Papa langsung minta putus, malah nitip salam Ayah : yang benar kamu?(sambil menolak anaknya)

Anak : apa rahasianya Pa? Ayah : mau tau rahasianya?

Narator : Axis pro pasti plus. Stres hilang dengan internetan unlimited, koneksi lebih cepat dan harga lebih hemat

Ayah : pengen seperti saya?belum telat kok. Axis pro pasti plus

Unsur pemahaman praanggapan: 1. Pengetahuan Bersama

(16)

Dengan diketahuinya operator seluler tersebut, pendengar mengetahui bahwa iklan tersebut merupakan iklan operator seluler Axis.

2. Partisipan

Partisipan dalam iklan tersebut adalah antara seorang ayah dan anak laki-lakinya.

3. Konteks Situasi

Iklan tersebut terjadi di dalam suatu ruangan, dimana ayah dan anak itu duduk di sebuah sofa. Mereka saling berbincang mengenai penampilan ayahnya yang selalu disukai teman wanita sang anak karena si ayah selalu terlihat muda dan berpenampilan menarik. Sehingga membuat si anak tidak berani mengenalkan teman wanitanya kepada ayahnya. Si anak mencoba menanyakan apa rahasia si ayah sehingga selalu awet muda dan disukai banyak wanita, dan si ayah pun memberitahukan rahasianya. Memang sedikit mengejutkan ketika si ayah memberitahukan rahasia awet mudanya ternyata si ayah menggunakan operator seluler Axis.

Dalam iklan digambarkan bahwa jika memakai operator seluler Axis, maka penggunanya akan selalu awet muda karena Axis memberikan layanan yang terbaik dan dapat menghilangkan stres ketika memakainya, itu terlihat dalam kalimat Axis pro pasti plus, stres hilang dengan internetan unlimited, koneksi lebih cepat dan harga lebih hemat. Kalimat tersebut menggambarkan bahwa memang operator seluler Axis memberikan layanan terbaik dan tidak membuat penggunanya merasa rugi ketika memakainya.

(17)

4.1.7 Iklan Axis

Ibu hamil : cepetan...

Suami : ya tunggu sekarang Ibu hamil :cepat tolongin

Suami : (sambil memilih tarif rumah sakit) yang ini nggak, yang ini nggak juga. Aduh mahal...

Ibu hamil : (sambil teriak dan melahirkan bayi)Mama tau sebelum lahir

Bayi : makanya pake Axis, nol rupiah ke semua operator. Gratis 10.000 SMS ke operator mana saja. Gratis internetan 10MB/hari.

Tinggalkan yang lain, pindah ke Axis sekarang.

Unsur Pemahaman Praanggapan: 1. Pengetahuan Bersama

Pengetahuan bersama dalam iklan ini terdapat dalam kalimat yang diucapkan oleh si bayi yaitu makanya pake Axis, nol rupiah ke semua operator dan kalimat tinggalkan yang lain, pindah ke Axis sekarang. Dalam kedua kalimat itu disebutkan Axis yang merupakan salah satu operator seluler di Indonesia. Dengan adanya sebutan operator seluler tersebut, maka diketahui iklan tersebut merupakan iklan operator seluler Axis.

2. Partisipan

Partisipan dalam iklan ini adalah sepasang suami istri yang sedang menunggu kelahiran si bayi, dan akhirnya si bayi itupun lahir.

3. Konteks Situasi

(18)

kamar melempar suami yang sedang kebingungan dengan bantal. Sementara si suami sedang dalam kebingungan, si istri berteriak dan sudah melahirkan sang bayi. Si istri keluar dari dalam kamar sambil menggendong si bayi dan segera menasehati si suami yang kelamaan dalam memberikan pertolongan.

Dalam iklan tersebut digambarkan bahwa si suami merupakan operator seluler lain dan si istri sebagai operator seluler Axis. Kebingungan dan kelambatan si suami dalam memberi pertolongan digambarkan dengan operator seluler lain yang layanannya tidak secepat yang diinginkan (atau tidak sesuai seperti yang diharapkan). Sedangkan si istri yang tanpa bantuan dapat melahirkan, digambarkan dengan operator seluler Axis yang proses layanan operatornya sangat cepat tanpa persyaratan apapun. Oleh sebab itu, pada kalimat terakhir dikatakan tinggalkan yang lain, pindah ke Axis sekarang. Kalimat itu mengajak pengguna operator lain untuk segera pindah ke Axis.

Dengan adanya 3 unsur pemahaman praanggapan di atas, dapat disimpulkan tujuan dari iklan operator seluler Axis tersebut adalah sindiran terhadap operator seluler lain dan keunggulan dari iklan operator seluler tersebut.

4.1.8 Iklan XL

Omesh : mau dong paket hematnya, dapat extra bonus kan? Pelayan : iya

Omesh : bonusnya minum aja deh, spagetti deh, chicken deh, burgernya ya. Ini juga ya (sambil menunjuk boneka), ini juga ya (menunjuk balon), ini juga ya(menunjuk makanan)

Pelayanan : mau yang banyak bonusnya? Isi pulsa XL aja

Isi pulsa langsung dapat bonus pulsa Bonus pulsanya langsung Rp 100.000 Omesh : cius? Mi apah?

(19)

Unsur Pemahaman Praanggapan 1. Pengetahuan Bersama

Pengetahuan bersama dalam iklan ini terdapat dalam kalimat isi pulsa XL aja yang diucapakan oleh pelayan restoran dan kalimat XL selangkah lebih maju yang diucapkan oleh narator iklan tersebut. Dalam kedua kalimat itu, disebutkan XL yang merupakan salah satu operator seluler yang ada di Indonesia. Dengan adanya sebutan operator seluler tersebut, dapat diketahui bahwa iklan itu merupakan iklan operator seluler XL.

2. Partisipan

Partisipan dalam iklan tersebut adalah Omesh dan salah seorang pelayan restoran wanita.

3. Konteks Situasi

Iklan tersebut berlangsung dalam sebuah restoran kue yang sedang mengadakan paket hemat dan dapat gratisan. Dalam iklan terlihat Omesh sedang memesan salah satu kue dan berkesempatan mendapatkan bonus lain. Lalu dia meminta bonus yang sangat banyak kepada pelayan restoran itu. Namun, karena banyaknya bonus yang diminta membuat si pelayan restoran menjadi kebingungan.

(20)

Dengan adanya 3 unsur pemahaman praanggapan di atas, dapat disimpulkan tujuan dari iklan operator seluler XL tersebut adalah mengenai keunggulan dari iklan operator seluler tersebut.

4.1.9 Iklan XL

Omesh : ada donat tuh setengah Teman : mana?

Omesh : tapi cuciin piringnya ya, gelasnya juga, toplesnya juga, sama itu tu (sambil menunjuk tumpukan puring, mobil, baju, celana.

Narator : modal dikit mau dapat banyak, cuma XL yang bisa ngasih 1000 SMS ke semua operator.

Omesh : cius? Mi apah?

XL serbu serba seribu

Unsur Pemahaman Praanggapan 1. Pengetahuan Bersama

Pengetahuan bersama dalam iklan ini adalah terdapat dalam kalimat cuma XL yang bisa ngasih 1000 SMS ke semua operator yang disampaikan narator dalam iklan tersebut. Penggunaan kata XL dalam iklan tersebut menandakan bahwa iklan itu merupakan iklan operator seluler XL. XL merupakan salah satu operator seluler yang ada di Indonesia, sehingga diketahui bhwa iklan tersebut adalah iklan operator seluler XL.

2. Partisipan

(21)

3. Konteks Situasi

Iklan tersebut terjadi di dapur ketika Omesh sedang membereskan beberapa alat dapur, dan tiba-tiba temannya datang dan menghampirinya. Pada saat temannya datang, Omesh langsung menawarkan sepotong donat yang tersisa di piring dan temannya langsung mengambil. Ketika temannya hendak memakan donat itu, Omesh langsung berkata tapi cuciin piringnya ya, gelasnya juga, toplesnya juga, sama itu tuh (sambil menunjuk tumpukan puring, mobil, baju, celana. Sehingga pada saat itu temannya tidak jadi memakan sepotong donat itu karena mendengar permintaan Omesh yang sangat banyak.

Situasi dalam iklan tersebut menggambarkan tentang pengguna operator seluler lain yang mengharapkan banyak bonus dari operator seluler itu namun operator seluler itu hanya memberi sedikit bonus dan tidak sesuai dengan harapan si pelanggan dalam menggunakan operator seluler tersebut. Situasi itu digambarkan dengan permintaan Omesh yang banyak namun yang diberi hanya sedikit.

Dalam iklan dijelaskan, jika ingin mendapatkan banyak bonus hanya operator seluler XL yang dapat memberikannya terlihat dari kalimat yang diucapkan oleh narator dalam iklan tersebut yaitu modal dikit mau dapat banyak, cuma XL yang bisa ngasih 1000 SMS ke semua operator. Dalam kalimat itu dijelaskan hanya operator seluler XL yang benar-benar dapat memberikan bonus yang berlebih sesuai dengan keinginan penggunanya, dan ketika mendengar itu Omesh tidak percaya dan mengatakan cius? Mi apa?. Perkataan Omesh ini menandakan bahwa Omesh terkejut dan merasa tidak percaya.

(22)

4.1.10 Iklan AS

Wanita : jangan putusin aku lagi (sambil nangis ketika bertelepon) Pria : maaf kita sampai disini saja

Wanita : ih...kamu ganggu deh (sambil melihat handphone yang tiba-tiba membuat pembicaraan terputus)

Tiba-tiba Sule menghampiri

Sule : jangan salahin pacarnya, salahin gratisannya. Pake kartu AS, gratisnya lebih lama bisa buat apa aja. Pokoknya WOW.

Narator : kartu AS paling murah

Unsur Pemahaman Praanggapan 1. Pengetahuan Bersama

Pengetahuan bersama dalam iklan ini terdapat dalam kalimat pake kartu AS, gratisnya lebih lama bisa buat apa aja dan dalam kalimat kartu AS paling murah yang diucapkan oleh narator iklan tersebut. Dalam kedua kalimat tersebut, disebutkan kartu AS yang merupakan salah satu operator seluler yang ada di Indonesia. Penggunaan frasa kartu AS dalam iklan tersebut, dapat diketahui bahwa iklan tersebut merupakan iklan operator seluler AS.

2. Partispan

Partisipan dalam iklan tersebut adalah seorang wanita, seorang pria, dan Sule.

3. Konteks Situasi

(23)

menatap telepon selulernya. Tiba-tiba Sule datang dan menghampiri wanita itu dan mengatakan jangan salahin pacarnya, salahin gratisannya. Pake kartu AS, gratisnya lebih lama bisa buat apa aja. Pokoknya WOW.

Situasi yang terjadi dalam iklan tersebut menggambarkan kalau operator seluler yang dipakai wanita itu ketika sedang berkomunikasi dengan pacarnya adalah operator seluler yag gratisnya tidak banyak, sehingga menyebabkan komunikasi mereka terputus sangat cepat. Namun dengan kehadiran Sule, dan Sule meyakinkan wanita itu untuk sebaiknya menggunakan operator seluler AS, karena operator seluler memberikan gratis yang lebih lama dan bisa untuk apa saja.

Dengan adanya 3 unsur pemahaman praanggapan di atas, dapat disimpulkan tujuan dari iklan operator seluler AS tersebut adalah sindiran terhadap operator seluler lain.

4.2 Jenis Praanggapan dalam Slogan Iklan Operator Seluler

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 1080) slogan adalah perkataan atau kalimat pendek yang menarik atau mencolok dan mudah diingat untuk memberitahukan sesuatu. Kalimat-kalimat slogan haruslah kreatif dan juga tidak ketinggalan zaman. Maka dengan itu, masyarakat publik akan semakin mudah mengingat dan juga slogan tersebut akan dikenal.

(24)

Slogan dalam iklan operator seluler tersebut menimbulkan beberapa jenis praanggapan. Dari penjelasan di atas, jenis praanggapan menurut Yule ada 6 dan jenis praanggapan itu akan diterapkan pada slogan dalam iklan operator seluler, berikut jenis praaggapan terhadap setiap slogan dalam iklan operator seluler:

Tabel Slogan Iklan Operator Seluler

NO Slogan Iklan Operator Seluler Operator Seluler 1 Always on, bebas itu nyata 3 (three)

2 Pake dulu, bayar kapan kamu suka 3 (three)

3 Murah tanpa tapi 3 (three)

4

Mau apa aja komunikasikan dengan 3 (three)

3 (three)

5

Nomorku gak ada matinya Nomormu?

3 (three)

6 Axis pro pasti plus Axis

7

Tinggalkan yang lain, pindah ke Axis sekarang

Axis

8 XL selangkah lebih maju XL

9 XL serbu serba seribu XL

(25)

1. Slogan Iklan 1

Always on, bebas itu nyata merupakan salah satu slogan iklan operator seluler 3 (three). Slogan iklan ini berasal dari tuturan iklan di bawah ini:

Kebebasan itu, omong kosong.

Katanya bebas berteman dengan siapa aja, asal orang tua suka. Katanya jadi laki-laki itu jangan pernah takut gagal.

Tapi juga jangan bodoh untuk ambil resiko, mendingan kerja dulu cari pengalaman. Katanya urusan jodoh sepenuhnya ada di tangan.

Asalkan dari keluarga terpandang, nggak cuma cantik tapi juga santun, berpendidikan.. Katanya, jaman sekarang pilihan itu nggak ada batasnya.

Asal, ikutin pilihan yang ada. Always on bebas itu nyata.

Praanggapannya: kebebasan menggunakan kartu 3 tanpa adanya persyaratan.

Jenis praanggapan dalam slogan iklan 1 termasuk dalam praanggapan eksistensial, karena slogan iklan 1 merupakan suatu penunjuk untuk kartu operator 3, bahwa kebebasan tanpa syarat itu hanya ada pada operator seluler 3.

2. Slogan Iklan 2

Pake dulu, bayar kapan kamu suka merupakan salah satu slogan iklan operator selular 3 (three). Slogan iklan ini berasal dari tuturan iklan di bawah ini:

A.lk 1 : Kalau aku udah gede, aku ingin kerja di multinasional company. A.pr 1 : Aku mau kerja di gedung tinggi.

A.pr 2 : Ngomong english setiap hari.

A.lk 2 : Rambut kelimis, sepatu mengkilat, kayak orang penting. A.pr 3 :Tapi kerjain kerjaan yang kurang penting.

A.lk 3 : Jadi tukang fotocopy, bawain laptop, beres-beres kertas. A.lk 4 : Nggak masalah kerja 15 jam sehari.

A.lk 5 : Tidur cuma 5 jam sehari.

(26)

A.pr 4 : Untung di warteg bisa makan dulu, bayar belakangan. A.pr 5 :Tapi sayang nggak berlaku untuk beli pulsa.

A.lk 7 : Jadi orang gede menyenangkan, tapi susah dijalani. Think again

Pake dulu bayar kapan kamu suka

Indie plus, pelayanan prabayar kenyamanan pasca bayar

Praanggapan: pembayaran dapat kapan saja

Jenis praanggapan dalam slogan iklan 2 adalah praanggapan faktif (nyata), dikatakan praanggapan faktif karena adanya kata pake (pakai). Kata pake merupakan kata kerja yang menunjukkan suatu fakta yang diyakini kebenarannya.

3. Slogan Iklan 3

Murah tanpa tapi, merupakan slogan dari iklan operator seluler 3 (three). Slogan ini berasal dari iklan di bawah ini:

Wanita 1 : ini lho sampe puas (restoran)

Pria 1 : tapi cuma malam aja ke sesama operator

Wanita 2 : ini, gratis 3 menit ke semua operator (ruang antri) Pria 2 : tapi 2 menit pertamanya mahal

Wanita 3 : ini baru murah banget (bus) Pria 3 : tapi setiap 3 detik ganti tarif Pria 4 : ini 399 per menit (kampus) Pria 5 : tapi...

Pria 6 : gak ada deh tapi-tapian

Narator : Ke semua operator hanya di 3(three) Rp 399 per menit, nelpon dari menit ke 1 selama 24 jam penuh.

Murah tanpa tapi 3 jaringan GSM-mu

(27)

Jenis praanggapan dalam slogan iklan 4 adalah praanggapan faktif (nyata), karena murah tanpa syarat merupakan suatu kebenaran mengenai iklan tersebut.

4. Slogan Iklan 4

Mau apa aja, komunikasikan dengan 3, merupakan slogan dari iklan operator seluler 3. Slogan ini berasal dari tuturan iklan di bawah ini:

Mau mulai ceritamu?

Mau apa aja komunikasikan dengan 3 Kini hadir di Indonesia

Praanggapannya: layanan apapun sebaiknya menggunakan operator seluler 3.

Jenis praanggapan dalam slogan iklan 4 adalah praanggapan leksikal, karena kalimat mau apa aja menggambarkan makna lain dari slogan tersebut yang merupakan semua layanan dari operator seluler tersebut.

.

5. Slogan Iklan 5

Nomorku gak ada matinya. Nomormu? merupakan slogan dari iklan operator seluler 3. Slogan ini berasal dari tuturan iklan di bawah ini:

Mungkin aku akan jatuh Tapi aku akan bangun lagi Karena aku gak ada matinya

dan aku butuh nomor yang gak ada matinya Pulsaku gak akan hangus

(28)

Gak lagi takut lupa isi ulang dengan masa aktif selamanya dari 3 Nomorku gak ada matinya

Nomormu? Hanya di 3

Praanggapannya: operator seluler 3 aktif selamanya.

Jenis praanggapan dalam slogan ini adalah praanggapan struktural, karena sudah diketahui kebenaran dari nomor 3 yang tidak pernah mati dan akan aktif selamanya.

6. Slogan Iklan 6

Axis pro pasti plus, merupakan slogan dari kartu operator seluler Axis. Slogan ini berasal dari tuturan iklan di bawah ini:

Ayah : kita ini kakak adek Anak : ini Bokap gue

Ayah : dia takut banget kenalin saya ke teman-teman ceweknya. Banyak yang naksir

Anak : pas ketemu Papa langsung minta putus, malah nitip salam Ayah : yang benar kamu?(sambil menolak anaknya)

Anak : apa rahasianya Pa? Ayah : mau tau rahasianya?

Narator : Axis pro pasti plus. Stres hilang dengan internetan unlimited, koneksi lebih cepat dan harga lebih hemat

Ayah : pengen seperti saya?belum telat kok. Axis pro pasti plus

Praanggapannya: operator seluler Axis memberikan bonus yang pasti.

(29)

7. Slogan Iklan 7

Tinggalkan yang lain, pindah ke AXIS sekarang merupakan slogan dari kartu operator seluler Axis. Slogan ini berasal dari tuturan iklan di bawah ini:

Ibu hamil : cepetan...

Suami : ya tunggu sekarang Ibu hamil :cepat tolongin

Suami : (sambil memilih tarif rumah sakit) yang ini nggak, yang ini nggak juga. Aduh mahal...

Ibu hamil : (sambil teriak dan melahirkan bayi)Mama tau sebelum lahir

Bayi : makanya pake Axis, nol rupiah ke semua operator. Gratis 10.000 SMS ke operator mana saja. Gratis internetan 10MB/hari.

Tinggalkan yang lain, pindah ke Axis sekarang.

Praanggapannya: Axis mempunyai layanan yang lebih baik dari operator seluler yang lain

Jenis praanggapan dalam slogan iklan 7 adalah praanggapan eksistensial, karena slogan tersebut menunjuk pada operator seluler Axis agar meninggalkan operator seluler lain dan pindah ke Axis.

8. Slogan Iklan 8

Selangkah lebih maju, merupakan slogan dari iklan operator seluler XL. Slogan ini berasal dari iklan di bawah ini:

Omesh : mau dong paket hematnya, dapat extra bonus kan? Pelayan : iya

Omesh :bonusnya minum aja deh, spagetti deh, chicken deh, burgernya ya. Ini juga ya (sambil menunjuk boneka), ini juga ya (menunjuk balon), ini juga ya(menunjuk makanan)

(30)

Isi pulsa XL aja

Isi pulsa langsung dapat bonus pulsa Bonus pulsanya langsung Rp 100.000 Omesh : cius? Mi apah?

Narator : XL selangkah lebih maju

Praanggapannya: adanya kemajuan XL

Jenis praanggapan dalam slogan iklan 5 adalah praanggapan faktif (nyata). Penggunaan kata maju yang merupakan kata kerja yang menunjukkan sebuah fakta yang diyakini kebenarannya.

9. Slogan Iklan 9

XL serbu serba seribu, merupakan slogan dari kartu operator seluler XL. Slogan ini berasal dari iklan di bawah ini:

Omesh : ada donat tuh setengah Teman : mana?

Omesh : tapi cuciin piringnya ya, gelasnya juga, toplesnya juga, sama itu tu (sambil menunjuk tumpukan puring, mobil, baju, celana).

Narator : modal dikit mau dapat banyak, cuma XL yang bisa ngasih 1000 SMS ke semua operator.

Omesh : cius? Mi apah?

XL serbu serba seribu

Praanggapannya: adanya layanan paket XL yang murah dengan harga seribu.

(31)

10.Slogan iklan 10

Kartu AS paling murah, merupakan slogan dari kartu operator seluler AS. Slogan ini berasal dari iklan di bawah ini:

Wanita : jangan putusin aku lagi (sambil nangis ketika bertelepon) Pria : maaf kita sampai disini saja

Wanita : ih...kamu ganggu deh (sambil melihat handphone yang tiba-tiba membuat pembicaraan terputus)

Tiba-tiba Sule menghampiri

Sule : jangan salahin pacarnya, salahin gratisannya. Pake kartu AS, gratisnya lebih lama bisa buat apa aja. Pokoknya WOW.

Narator : kartu AS paling murah

Praanggapannya: tidak ada layanan operator lain yang paling murah dibandingkan layanan operator seluler kartu AS.

(32)

Jenis Praanggapan yang paling dominan dalam Slogan Iklan Operator Seluler di

(33)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisis praanggapan dalam iklan operator seluler di televisi, dapat disimpulkan bahwa unsur pemahaman praanggapan dalam iklan operator seluler di televisi ada tiga, yaitu pengetahuan bersama, partisipan, dan konteks situasi, dimana ketiga unsur praanggapan itu menggambarkan praanggapan yang sesuai dengan isi dari masing- masing iklan tersebut, sehingga dapat diketahui tujuan praanggapan dalam iklan operator seluler tersebut. Tujuan dari iklan operator seluler tersebut menggambarkan sindiran untuk operator seluler lain dan ada juga yang mengunggulkan produknya sendiri dibanding dengan produk yang lain.

Jenis praanggapan menurut Yule ada enam, dan keenam jenis praanggapan tersebut disesuikan dengan slogan yang ada dalam setiap iklan operator seluler di televisi. Dari keenam jenis praanggapan tersebut dapat disimpulkan jenis praanggapan yang paling dominan muncul dalam slogan iklan operator seluler adalah praanggapan faktif yaitu sebanyak empat dari sepuluh data, yang lainnya berupa praanggapan eksistensial, leksikal dan struktural.

5.2 Saran

(34)

BAB II

KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep

Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal- hal lain ( Alwi, 2007: 558).

2.1.1 Praanggapan

Nababan (dalam http://anshorik.wordpress.com) memberikan konsep praanggapan yang disejajarkan maknanya dengan presupposition sebagai suatu macam anggapan atau pengetahuan latar belakang yang membuat suatu tindakan, teori, atau ungkapan mempunyai makna. Dari definisi praanggapan di atas dapat disimpulkan bahwa praanggapan adalah kesimpulan atau asumsi awal penutur sebelum melakukan tuturan bahwa apa yang akan disampaikan juga dipahami oleh mitra tutur. Lebih jelas lagi praanggapan yaitu sesuatu yang tidak dinyatakan tetapi sudah dipahami oleh pembaca/pendengar. Jadi dapat disimpulkan bahwa praanggapan merupakan anggapan awal yang secara tersirat dimiliki oleh sebuah ungkapan kebahasaan sebagai bentuk respon awal pendengar dalam menghadapi ungkapan kebahasaan tersebut.

2.1.2 Iklan

Iklan adalah berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan ; pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang dijual, dipasang di media massa (seperti surat kabar dan majalah) atau di tempat umum (KBBI, 2007:421)

(35)

dalam tulisan, seperti dalam surat kabar, majalah, dan papan reklame. Iklan berisi suatu pemberitahuan yang disiarkan kepada masyarakat agar pembacanya tertarik pada isi pemberitahuan tersebut (Arifin, 1992:1).

Salah satu bentuk komunikasi dalam penyampaiannya secara lisan adalah iklan televisi. Iklan televisi menjadi pencipta dunia imajinasi dan telah menjadi media yang ampuh bagi suatu perusahaan dalam mempromosikan produk. Dalam memasang iklan di televisi perusahaan dituntut untuk memperhatikan aspek informatif dari iklan tersebut. Hal ini disebabkan aspek tersebut merupakan salah satu aspek penting yang akan menentukan keefektifan suatu iklan televisi.

Di Indonesia pada masa perkembangannya, bentuk iklan bersandar pada bahasa verbal yang tertulis dan tercetak. Kekuatan utama iklan terletak pada bahasa, gambar, serta penggarapan kreatif tata letaknya. Setiap pengiklan selalu menginginkan agar produk yang dipromosikan laku. Sebab efek langsung dan cepat terhadap penjualan menjadi salah satu ukuran keberhasilan iklan. Dalam rangka memenuhi maksud tersebut, maka di dalam memproduksikan sebuah iklan, bahasa dan gambar atau ilustrasi hendaknya dibuat secara cermat. Karena pada dasarnya iklan berperan penting dan sangat mempengaruhi proses pemasaran dan hasil penjualan suatu produk. Kunci kesuksesan sebuah iklan terletak pada kreativitas orang-orang yang terlibat dalam proses pembuatannya.

2.1.3 Operator Seluler

Operator adalah orang yang bertugas menjaga, melayani, dan menjalankan suatu peralatan, mesin, telepon, radio, dsb (KBBI, 2007:800), sedangkan seluler adalah dibagi di

sel-sel atau bilik-bilik (KBBI, 2007: 1023). Dalam

(36)

Bahasa yang memikat dengan pilihan kata yang kreatif selalu dimanfaatkan oleh perusahaan operator seluler dalam menjaring pengguna layanan kartu seluler. Artinya, ada makna yang terkandung dalam setiap bahasa yang disampaikan dalam slogan operator seluler tersebut sehingga setiap pilihan kata yang dipakai oleh perusahaan penyedia jasa operator seluler, memiliki makna yang ingin disampaikan dan mencerminkan karakter dari setiap perusahaan jasa operator seluler. Oleh sebab itu, dengan semakin beragamnya operator seluler yang ada di Indonesia menimbulkan persaingan guna mendapatkan hati penggunanya.

2.1.4 Televisi

Televisi adalah sistem penyiaran gambar yang disertai denga bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar (KBBI, 2007: 1162).

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Pragmatik

(37)

yaitu bagaimana bahasa digunakan oleh penutur bahasa di dalam situasi interaksi yang sebenarnya.

Pragmatik berkaitan dengan penggunaan bahasa, yaitu bagaimana bahasa digunakan oleh penutur bahasa di dalam situasiinteraksi yang sebenarnya. Pragmatik berkaitan dengan bagaimana masyarakat bahasa menggunakan bahasa mereka dan bagaimana percakapan diungkapkan di dalam suatu peristiwa tutur, yakni apakah secara langsung atau tidak, strategi bertutur mana yang dipilih, apakah maksud penutur disampaikan secara tersurat atau tersirat.

Leech (2003:322) menyatakan bahwa pragmatik merupakan studi yang membahas bahasa dan hubungannya dengan konteks pemakainya dimana pragmatik menelaah makna dan pesan sebuah kalimat menurut tafsiran pendengar sebagaimana yang dimaksudkan oleh pembicara.

Untuk dapat mewujudkan gagasan, ide, dan pemikiran terhadap suatu tulisan diperlukan bahasa. Bahasa yag digunakan sangat berperan penting untuk menyampaikan pesan yang terdapat di dalam suatu tulisan. Pesan yang ada dalam suatu bahasa harus dapat tersampaikan meskipun harus menggunakan bahasa yang sulit dimengerti.

2.2.2 Praanggapan

(38)

pragmatik sangat menarik untuk diteliti. Melalui praanggapan pula, dapat diketahui komunikasi dapat berjalan sesuai dengan tujuan atau tidak, karena penutur berharap lawan tuturnya mengetahui praanggapan yang dimaksud penutur.

Nababan (dalam Hertina 2012:12), memberikan pengertian praanggapan sebagai dasar atau penyimpulan dasar mengenai konteks dan situasi berbahasa (menggunakan bahasa) yang membuat bentuk bahasa (kalimat atau ungkapan) mempunyai makna bagi pendengar atau penerima bahasa itu dan sebaliknya, membantu pembicara menentukan bentuk-bentuk bahasa yang dapat dipakainya untuk mengungkapkan makna atau pesan yang dimaksud. Suyono (1990: 60) menyatakan bahwa praanggapan dapat membantu pembicara menentukan bentuk-bentuk bahasa yang dapat mengungkapkan makna atau pesan yang dimaksud.

Perhatikan contoh berikut:

Wanita itu membeli setangkai bunga mawar. terdapat praanggapan bahwa:

1) Ada seorang wanita, dan 2) Ada setangkai bunga.

Jika kedua praanggapan itu diterima, maka kalimat tersebut mempunyai makna atau dapat dimengerti pendengar/pembaca.

(39)

Dengan demikian, praanggapan (presuposisi) adalah dugaan atau anggapan tentang orang lain atau sesuatu hal, yang sudah dimiliki seseorang sebelum ia mengutarakan suatu ujaran. Maksudnya kalau ada suatu pernyataan, maka selalu ada praanggapan (presuposisi) bahwa kalimat yang dipakai baik secara sederhana maupun majemuk mempunyai suatu rujukan (keterangan lanjutan). Jadi, praanggapan dapat diartikan sebagai suatu bentuk penggunaan bahasa pemahaman dalam suatu proses penggunaan bahasa.

2.2.3 Unsur Pemahaman Praanggapan

Yule (1996) menyebutkan adanya unsur-unsur penting yang mendukung pemahaman praanggapan yaitu, pengetahuan bersama, partisipan, dan konteks situasi sehingga dengan adanya unsur pemahaman praaggapan ini dapat diketahui makna dari sebuah ungkapan atau tuturan.

1. Pengetahuan Bersama

Salah satu unsur yang membangun munculnya praanggapan adalah pengetahuan bersama yang dimiliki oleh partisipan dan juga peneliti dalam memahami tuturan.

Pengetahuan bersama digunakan sebagai struktur yang membangun interpretasi yang tidak muncul dalam teks atau tuturan. Untuk menyampaikan pesan yang sesuai dengan tujuan penutur, pengetahuan bersama berfungsi untuk menghindari kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Fungsi struktural ini berguna untuk melihat pola dalam tuturan sehingga pemahaman yang didapat sesuai dengan yang diinginkan penutur (Yule, 1996:85).

Untuk menyampaikan pesan yang sesuai dengan tujuan penutur, pengetahuan bersama menjadi sangat penting terutama untuk menghindari kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Perhatikan contoh berikut ini:

(40)

Praanggapan yang terdapat pada tuturan diatas adalah (a) Presiden bersimpati pada korban banjir.

Untuk memahami tuturan di atas diperlukan pengetahuan bersama bahwa SBY adalah nama presiden Indonesia yang merupakan akronim dari Susilo Bambang Yudhoyono, sehingga maksud dari tuturan di atas tepat maknanya.

2. Partisipan

Partisipan dapat diidentifikasi melalui ekspresi yang digunakan dalam tuturan. Hubungan yang dimiliki antara nama atau sebutan yang sesuai dengan objek yang dibicarakan menunjukkan kaitan partisipan dengan tuturan. Dengan adanya penyebutan tertentu oleh atau untuk partisipan, asumsi yang didapat dari sebuah tuturan jadi berbeda dan memiliki ciri khas satu sama lain (Yule, 1996:19-21). Perhatikan contoh berikut ini: 2. Yang Mulia Ratu Elisabeth, saya telah memasuki istana

Penggunaan kata yang Mulia pada sebuah tuturan yang terjadi dalam sebuah istana atau kerajaan menunjukkan adanya praanggapan, yaitu partisipannya adalah keluarga kerajaan atau bersinggungan dengan keluarga kerajaan. Partisipan menjadi sangat penting dalam sebuah tuturan karena dapat memberikan informasi tambahan mengenai tuturan dan membedakan konteks yang terjadi dalam tuturan tersebut.

3. Konteks Situasi

Konteks situasi merupakan bagian dari situasi dalam kajian linguistik yang mengacu pada penggunaan ungkapan dalam tuturan. Konteks dipercaya memiliki dampak yang lebih besar terhadap tuturan karena lebih mudah dipahami. Untuk mendukung suatu analisis, dibutuhkan konteks dari situasi yang dapat membantu partisipan memaknai suatu tuturan (Yule 1996:22). Perhatikan contoh berikut ini:

(41)

Praangapan yang terkandung pada tuturan di atas antara lain: (a) Tuturan terjadi di gedung pertunjukan

(b) Tuturan terjadi di bioskop

Praanggapan tersebut muncul dari tuturan yang dipahami konteks lokasi terjadinya. Adanya penggunaan kata teater, penonton, dan karcis menentukan konteks situasi terjadinya tuturan tersebut.

Berdasarkan uraian yang disampaikan Yule di atas, dapat dilihat bagaimana kemunculan pemahaman praanggapan dari sebuah tuturan. Tiap tuturan dalam iklan sangat mungkin memiliki unsur pemahaman praanggapan. Unsur pemahaman praanggapan tersebut disesuaikan dengan analisis praanggapan dalam iklan operator seluler.

2.2.4 Jenis Praanggapan

Yule (1996:46) mengklasifikasikan praanggapan kedalam 6 jenis praanggapan yaitu praanggapan eksistensial, praanggapan faktif, praanggapan non-faktif, praanggapan leksikal, praanggapan struktural, dan praanggapan bertentangan (berlawanan).

1. Praanggapan eksistensial

Praanggapan eksistensial adalah praanggapan yang menunjukkan eksistensi/keberadaan/jati diri referen yang diungkapkan dengan kata yang definit/pasti. Sehingga dengan menggunakan ungkapan-ungkapan apapun, penutur diasumisikan terlibat dalam keberadaan entitas-entitas yang disebutkan.

(4) Orang itu berlari

Praanggapan: ada orang berlari

(42)

2. Praanggapan faktif (nyata)

Informasi yang dipraanggapkan mengikuti kata kerja, dapat dianggap sebagai suatu kenyataan. Praanggapan ini muncul dari informasi yang ingin disampaikan dengan kata-kata yang menunjukkan suatu fakta atau berita yang diyakini keberadaannya.

(5) Dia tidak menyadari bahwa tangannya terluka. Praanggapan: tangannya terluka

Pernyataan itu menjadi faktual karena telah disebutkan dalam tuturan. Penggunaan kata menyadari menyatakan sebuah fakta dari tuturan tersebut.

(6) Kami menyesal pergi ke tempat itu. Praanggapan: kami pergi ke tempat itu

Pernyataan itu menjadi faktual karena telah disebutkan dalam tuturan. Penggunaan kata menyesali menyatakan sebuah fakta dari tuturan tersebut.

3. Praanggapan nonfaktif

Praanggapan nonfaktif adalah suatu praanggapan yang diasumsikan tidak benar. Praanggapan ini masih memungkinkan adanya pemahaman yang salah karena penggunaan kata-kata yang tidak pasti atau ambigu.

(7) Saya bermimpi bahwa saya telah menikah. Praanggapan: saya belum menikah

Penggunaan kata bermimpi sebagai pengandaian bisa memunculkan praanggapan non-faktif. Selain itu praanggapan yang tidak faktual bisa diasumsikan melalui tuturan yang kebenarannya masih diragukan dari fakta yang disampaikan.

(43)

Penggunaan membayangkan sebagai pengandaian bisa memunculkan praanggapan nonfaktif. Selain itu praanggapan yang tidak faktual bisa diasumsikan melalui tuturan yang kebenarannya masih diragukan dari fakta yang disampaikan.

4. Praanggapan leksikal

Praanggapan leksikal merupakan praanggapan yang didapat melalui tuturan yang diinterpretasikan melalui penegasan dalam tuturan. Tuturan dalam praanggapan leksikal dinyatakan dengan cara tersirat sehingga penegasan praanggapan tuturan tersebut diperoleh setelah pernyataan tuturan tersebut. Dalam praanggapan leksikal, pemakaian suatu makna yang dinyatakan secara konvensional dapat juga ditafsirkan dengan praanggapan bahwa suatu makna lain yang tidak dinyatakan dapat dipahami.

Ketika seseorang “melaksanakan” untuk melakukan sesuatu, makna yang

ditegaskan adalah orang itu akan berhasil dalam beberapa hal. Jika seseorang “tidak

melaksanakan”, maka makna yang ditegaskan adalah orang itu tidak berhasil. Tetapi di

dalam kedua kasus tersebut terdapat praanggapan yang tidak dinyatakan bahwa seseorang itu “mencoba” untuk melakukan sesuatu. Jadi, “melaksanakan” secara konvensional

ditafsirkan sebagai pernyataan “yang diberhasilkan” dan praanggapan “yang dicoba/diusahakan”.

(9) Dia berhenti merokok.

Praanggapan: dulu dia biasa merokok

Praanggapan tersebut muncul dengan adanya penggunaan kata berhenti bahwa sebelumnya dia biasa merokok namun sekarang sudah berhenti.

(10) Mereka mulai mengeluh.

(44)

Praanggapan tersebut muncul dengan adanya penggunaan kata mulai bahwa sebelumnya tidak mengeluh namun sekarang mengeluh.

5. Praanggapan struktural

Praanggapan struktural ini dinyatakan melalui tuturan yang strukturnya jelas dan langsung dipahami tanpa melihat kata-kata yang digunakan.

(11) Siapa yang membawa mobil itu?

Praanggapan: ada orang yang membawa mobil

Praanggapan yang menyatakan ada orang sebagai objek yang dibicarakan dan dipahami oleh penutur, diketahui melalui struktur kalimat tanya yang menanyakan siapa.

(12) Siapa yang membuka jendela?

Praanggapan: ada seseorang yang membuka jendela

Praanggapan yang menyatakan seseorang sebagai objek yang dibicarakan dan dipahami oleh penutur, diketahui melalui struktur kalimat tanya yang menanyakan siapa.

6. Praanggapan konterfaktual (berlawanan)

Praanggapan konterfaktual (berlawanan) berarti bahwa yang di praanggapkan tidak hanya tidak benar, tetapi juga merupakan kebalikan (lawan) dari benar atau bertolak belakang dengan kenyataan.

(13) Andaikan saya artis, saya akan terkenal dimana- mana. Praanggapan: saya bukan artis

(45)

2.3 Tinjauan Pustaka

Berdasarkan tinjauan pustaka yang ada, maka ada sejumlah sumber yang dijadikan sebagai bahan refrensi, adapun sumber- sumber tersebut adalah sebagai berikut:

Paramytha (2009) dalam skripsinya yang berjudul “Praanggapan dalam Film Janji Joni”. Penelitian ini membahas tentang praanggapan yang ada dalam tuturan adegan film

Janji Joni. Tujuannya adalah untuk mendeskripsikan praanggapan- praanggapan yang ada dalam adegan film Janji Joni dan mengklasifikasikan jenis praanggapan tersebut.

Banjarnahor (2009) dalam skripsinya yang berjudul “Makna Slogan pada Telepon

Seluler Sony Ericsson”. Penelitian ini membahas tentang makna-makna yang terdapat dalam slogan telepon seluler Sony Ericsson. Makna-makna yang ditemukan adalah makna denotasi dan makna konotasi pada 20 slogan telepon seluler Sony Ericsson seri W (Walkman).

Ambarita (2012) dalam skripsinya yang berjudul “Praanggapan dalam Bahasa Karikatur Harian Kompas (Kajian Pragmatik)”. Penelitian ini membahas mengenai tujuan dari pembuatan karikatur, bagaimana gambaran praanggapannya, pesan yang muncul dari karikatur, dan praanggapan mana yang paling dominan dalam harian Kompas edisi Mei 2011.

(46)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah

1.1.1 Latar Belakang

Pragmatik merupakan cabang ilmu bahasa yang semakin dikenal pada masa sekarang ini. Hal ini dilandasi oleh semakin sadarnya para linguis, bahwa upaya untuk menguak hakikat bahasa tidak akan membawa hasil yang diharapkan tanpa didasari pemahaman terhadap pragmatik, yakni bagaimana bahasa itu digunakan dalam komunikasi (Leech, 1993: 1). Leech (1993: 8) juga mengartikan pragmatik sebagai studi tentang makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar (speech situasions). Penerapan pragmatik dalam kehidupan sehari-hari dapat diketahui dengan menganalisis bentuk-bentuk penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tulisan yang berwujud tuturan.

Bahasa merupakan alat pertukaran informasi, namun kadang kala informasi yang dituturkan oleh komunikator memiliki maksud tertentu. Oleh karena itu setiap manusia harus dapat memahami maksud dan makna tuturan yang diucapkan oleh lawan tuturnya. Dalam hal ini tidak hanya sekedar mengerti apa yang telah diujarkan oleh si penutur tetapi juga konteks yang digunakan dalam ujaran tersebut. Kegiatan semacam ini dapat dianalisis dan dipelajari dengan pragmatik. Levinson (dalam Siregar, 1999:23) mengungkapkan pragmatik adalah penelitian di dalam bidang deiksis, implikatur, praanggapan, pertuturan (tindak ujaran), dan struktur wacana. Dalam hal ini, peneliti akan membahas mengenai salah satu bidang pragmatik tersebut yaitu mengenai praanggapan.

(47)

praanggapan struktural, dan praanggapan berlawanan atau bertentangan. Praanggapan merupakan bagian dari ilmu pragmatik yang artinya adalah makna atau informasi tambahan yang terdapat dalam ujaran yang digunakan secara tersirat. Praanggapan membantu pembicara menentukan bentuk-bentuk bahasa atau kalimat untuk mengungkapkan makna atau pesan yang ingin disampaikan. Yule juga mengungkapkan bahwa praanggapan adalah apa yang diucapkan penutur pada saat berkomunikasi sebagai dasar bersama bagi para peserta percakapan. Asumsi tersebut ditentukan batas-batasannya berdasarkan anggapan-anggapan pembicara mengenai apa yang kemungkinan akan diterima oleh lawan bicara. Perhatikan contoh di bawah ini:

A: Bagaimana kalau kita mengundang Jhon malam ini?

B: Wah! Ide yang bagus, ia dapat memberikan tumpangan kepada Monica

Praanggapan yang terdapat dalam percakapan di atas antara lain adalah (1) Bahwa A dan B kenal dengan John dan Monica, (2) bahwa John memiliki kendaraan dan kemungkinan besar mobil, dan (3) bahwa Monica tidak memiliki kendaraan saat ini. Dari contoh di atas dipahami bahwa apabila suatu kalimat diucapkan, selain dari makna yang dinyatakan dengan pengucapan kalimat itu, turut tersertakan pula tambahan makna, yang tidak dinyatakan dengan pengucapan kalimat itu. Jadi, di dalam ujaran tersebut selain mendapat makna “asal” yang tersirat dalam ujaran itu, terdapat juga makna lain yang

hanya dapat dipahami secara tersirat. Memahami makna yang tersirat ini sangat penting untuk dapat memahami keseluruhan makna yang ada dalam suatu tuturan (Chaer 58: 2007).

(48)

sangat menarik dan mengandung makna yang tersirat dalam penyampaiannya kepada masyarakat.

Pada umumnya iklan tak lepas dari penggunaan bahasa agar pesan dapat diterima dengan baik. Bahasa iklan adalah ragam tulisan yang menarik sehingga setiap orang tertarik untuk membaca/mendengar iklan itu. Semakin memikat bahasa yang digunakan dalam setiap iklan yang diterbitkan, semakin tertariklah masyarakat untuk menggunakan atau mencoba iklan tersebut. Masalah kebahasaan di dalam iklan itu merupakan hal yang menarik untuk ditelaah. Bahkan, dapat dikatakan bahwa pada bahasalah letak keberhasilan sebuah iklan. Penggunaan bahasa iklan menjadi salah satu aspek penting bagi keberhasilan iklan. Tujuannya adalah untuk mempengaruhi masyarakat agar tertarik dengan sesuatu yang diiklankan.

Penggunaan bahasa dalam iklan membuat iklan dapat digolongkan dalam wacana. Sebagai wacana, iklan memiliki keutuhan makna sehingga wacana iklan dapat dianalisis secara kebahasaan. Wacana iklan menarik untuk diteliti karena iklan dapat mengubah perilaku calon konsumen yang awalnya tidak berniat membaca atau mendengarkan sebuah iklan menjadi tertarik untuk menyimak suatu iklan. Bahkan calon konsumen dapat terpengaruh untuk menggunakan produk yang diiklankan.

(49)

bagaimana bahasa iklan itu disampaikan sehingga mereka akan lebih puas untuk menentukan iklan yang cocok dan menarik untuk dicoba.

Berbagai jenis operator seluler telah hadir di Indonesia diantaranya adalah operator seluler 3(three), XL, Axis, AS, Simpati, Halo, Im3, Mentari, Esia, Fren. Beberapa iklan operator seluler tersebut sering muncul menghiasi layar televisi swasta seperti RCTI dan SCTV. Hal itu diharapkan agar masyarakat dapat menggunakan jasa operator yang telah mereka tawarkan. Namun, dalam hal ini peneliti lebih tertarik meneliti beberapa iklan operator seluler diantaranya 3(three), XL, Axis, dan AS. Alasan peneliti memilih keempat iklan operator seluler ini karena menurut peneliti iklan ini memiliki bahasa iklan yang berbeda dan menarik dibanding dengan iklan operator seluler yang lain serta yang paling sering dilihat dan ditayangkan di televisi swasta RCTI dan SCTV. Peneliti juga melihat bahwa keempat iklan operator seluler ini sesuai dengan analisis praanggapan yang akan diterapkan dalam teori praanggapan. RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia) dan SCTV (Surya Citra Televisi) merupakan nama stasiun televisi swasta yang banyak diminati penonton karena acara yang disuguhkan sangat bervariasi dan menghibur serta sesuai untuk semua kalangan. Di samping itu, peneliti juga sering melihat dan menonton acara di kedua stasiun televisi swasta ini sehingga peneliti lebih memfokuskan untuk memilih kedua stasiun televisi ini sebagai sarana untuk melihat dan mendengarkan beberapa iklan operator seluler dari 3(three), XL, Axis, dan AS.

(50)

yang menarik, dan hal ini juga dipergunakan sebagai alat untuk menciptakan citra perusahaan. Berikut contoh beberapa slogan dalam iklan operator seluler di televisi:

1. XL, jangkauan luas (slogan operator seluler XL)

2. AXIS, GSM Yang Baik, Makin Dekat Dengan Rakyat (slogan operator seluler AXIS)

3. XL, Nyambung Terus (slogan operator seluler XL) 4. Kartu AS paling murah (slogan operator seluler AS)

Kalimat di atas merupakan beberapa slogan dalam iklan operator seluler. Slogan tersebut digunakan oleh operator seluler untuk menarik perhatian publik. Slogan iklan operator seluler tersebutlah yang menjadi senjata terbesar iklan operator seluler dalam mengunggulkan produknya. Kalimat dalam slogan tersebut mempunyai makna tersendiri bagi setiap orang yang membacanya.

Slogan yang menarik dan mudah diingat membutuhkan pilihan kata yang kreatif, tepat, dan dapat menarik hati setiap orang yang mendengar atau melihatnya. Banjarnahor (2009:3) menjelaskan tujuan slogan adalah memacu semangat suatu kelompok (individu) atau menjadi cita-cita suatu lembaga (organisasi) dan fungsi slogan harus dapat memahami khalayak yang dituju. Fungsi itu sendiri adalah untuk pendidikan masyarakat, memacu semangat, cita-cita, iklan komersial, dan propaganda politik.

Beragam keunggulan yang ditawarkan oleh perusahaan operator seluler disampaikan melalui bahasa. Bahasa yang memikat dengan pilihan kata yang kreatif selalu dimanfaatkan oleh perusahaan operator seluler dalam menjaring semua lapisan kalangan masyarakat yang berperan sebagai pengguna layanan kartu operator seluler.

(51)

yang tidak terlepas dari bentuk tuturan/ujaran yang disesuaikan dengan konteks berbahasa. Menurut peneliti, masalah seperti ini sangat menarik untuk dikaji, sebagai seorang penutur juga harus memperhatikan kejelasan maksud tuturan yang akan disampaikan. Sama halnya kalimat yang terdapat dalam iklan operator seluler. Kalimat dalam iklan tersebut mempunyai keunikan. Keunikan dari kalimat operator seluler itulah yang membuat peneliti tertarik untuk membahas praanggapan yang terdapat pada iklan operator seluler. Tujuannya ialah untuk mendeskripsikan praanggapan terhadap iklan operator seluler tersebut.

1.1.2 Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan, maka masalah dari penelitian ini adalah:

1. Apa saja tujuan praanggapan dalam iklan operator seluler di televisi?

2. Jenis praanggapan apa saja yang terdapat dalam slogan iklan operator seluler di televisi ?

1.2 Batasan Masalah

Batasan masalah bertujuan agar kajian dan analisis di dalam penelitian tidak terlalu luas dan lebih terfokus. Adapun batasan masalah ini adalah mendeskripsikan tujuan praanggapan dalam iklan operator seluler dan mendeskripsikan jenis praanggapan dalam slogan iklan operator seluler tersebut berdasarkan teori Yule (1996). Analisis iklan operator selulernya diambil hanya dari stasiun televisi RCTI dan SCTV yang berupa iklan 3(three), Axis, XL, dan AS.

(52)

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan tujuan praanggapan dalam iklan operator seluler

2. Mendeskripsikan jenis praanggapan yang terdapat dalam slogan iklan operator seluler di televisi.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoretis

Adapun manfaat teoretis dalam penelitian ini, antara lain:

1. Menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat dalam memahami analisis praanggapan yang terdapat dalam slogan iklan operator seluler.

2. Menjadi sumber masukan bagi peneliti lain yang ingin mengkaji tentang analisis iklan yang terdapat pada slogan iklan operator seluler dengan menggunakan teori yang lain.

1.4.2 Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini, antara lain:

1. Memperkenalkan kepada pembaca bahwa iklan operator seluler dapat dikaji sebagai bahan penelitian.

(53)

ANALISIS PRAANGGAPAN

DALAM IKLAN OPERATOR SELULER DI TELEVISI Siska Namayanti Sinambela

Fakultas Ilmu Budaya USU

Abstrak

Penelitian ini menganalisis praanggapan dalam iklan operator seluler di televisi. Data diperoleh dari televisi berupa iklan operator seluler 3 (three), Axis, XL, dan AS. Iklan operator seluler tersebut dianalisis dengan menggunakan teori praanggapan dari Yule (1996). Pengumpulan data menggunakan metode simak berupa teknik sadap dan dilanjutkan dengan teknik rekam dan teknik catat sedangkan metode analisis data yag digunakan adalah metode padan dengan teknik Pilah Unsur Penentu (PUP) dan dilanjutkan dengan teknik hubung banding menyamakan. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa praanggapan dalam iklan operator seluler di televisi mempunyai unsur pemahaman praanggapan yang terdiri dari tiga yaitu pengetahuan bersama, partisipan, dan konteks situasi dalam masing- masing iklan sehingga diperoleh tujuan dari setiap iklan operator seluler tersebut, sedangkan jenis praanggapan menurut Yule (1996) dalam masing- masing slogan iklan operator seluler di televisi, menemukan empat jenis praanggapan dalam iklan operator seluler di televisi dari enam jenis praanggapan. Keempat jenis praanggapan itu adalah praanggapan eksistensial, praanggapan faktif, praanggapan struktural, dan praanggapan leksikal dimana jenis praanggapan yang paling dominan dalam iklan operator seluler di televisi ini adalah praanggapan faktif.

Kata kunci:

1. Praanggapan 2. Pragmatik

3. Iklan operator seluler

(54)

ANALISIS PRAANGGAPAN

DALAM IKLAN OPERATOR SELULER DI TELEVISI

SKRIPSI

OLEH

SISKA NAMAYANTI SINAMBELA

090701016

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(55)

ANALISIS PRAANGGAPAN

DALAM IKLAN OPERATOR SELULER DI TELEVISI

OLEH

SISKA NAMAYANTI SINAMBELA 090701016

Proposal ini diajukan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar sarjana sastra dan telah disetujui oleh

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Asrul Siregar, M.Hum. Drs. Amhar Kudadiri, M.Hum.

NIP 19590502 198601 1 001 NIP 19600725 198601 1 002

Departemen Sastra Indonesia Ketua,

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan identifikasi tersebut maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Apakah pembelajaran matematika dengan model pembelajaran SAVI dengan mengoptimalkan

MASTER

Dari hasil kegiatan ini diharapkan apabila terjadi reaktor scram, pengoperasi reaktor khususnya supervisor reaktor bisa memperoleh data masukan secara cepat,

These include activities such as microstructure investigation, x-ray diffraction to investigate the crystal structure, pre-homogenization hardness distribution measurement

[r]

Komponen yang dinilai meliputi keberanian, kejujuran, kerjasama, keaktifan, kemampuan mengkomunikasikan hasil kegiatan, dan kepedulian pada

[r]

Sedangkan pada gambar 3 pantai dikelompokkan pada zona berbahaya, karena pada zona tersebut terdapat 7 pola rip current , dan di lapangan dibuktikan dengan