• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Akibat Wanprestasi dalam Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah di PT. Bank Mandiri Cabang Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Akibat Wanprestasi dalam Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah di PT. Bank Mandiri Cabang Medan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

H. Latar Belakang

Perkembangan dan kemajuan ekonomi yang begitu pesat serta pertumbuhan

penduduk yang terus meningkat mengakibatkan kebutuhan masyarakat menjadi

meningkat pula. Salah satunya adalah pemenuhan kebutuhan akan tempat tinggal

yang semakin sulit dikarenakan tingkat kepadatan penduduk yang terus meningkat2

Jumlah populasi penduduk Indonesia sekitar 250 juta jiwa, Indonesia adalah

negara dengan penduduk paling padat keempat di dunia. Menurut Kementerian

Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, berdasarkan hasil sensus penduduk

tahun 2010, angka rata-rata peningkatan pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia

dalam sepuluh tahun terakhir adalah 32,5 juta jiwa atau tumbuh 1, 49% per tahun.

Kenaikan jumlah penduduk yang pesat berdampak pada meningkatnya kebutuhan

penduduk akan tempat tinggal. Di samping penyediaan sandang dan pangan pada

tingkat harga yang wajar, pembangunan perumahan rakyat merupakan hal penting Rumah merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia.

Pada awalnya masyarakat melihat rumah hanya sebagai sarana bernaung atau

berlindung saja, akan tetapi lambat laun persepsi masyarakat tersebut semakin

terkikis dengan kebutuhan rumah sebagai lambang kesejahteraan hidup.

2

(2)

yang perlu untuk diperhatikan karena rumah merupakan kebutuhan pokok dalam

meningkatkan stabilitas sosial, dinamika, dan produktivitas kerja.3

Salah satu sektor yang dikembangkan oleh pemerintah adalah sektor

perumahan yang merupakan salah satu sarana kehidupan bagi masyarakat, di mana

pemerintah memberi bantuan untuk golongan ekonomi lemah antara lain dengan

jalan penyediaan dana perkreditan melalui bank-bank swasta maupun pemerintah

dengan suku bunga yang rendah.4

3

Sularsi Mustafa, dkk. KajianPenyaluran KreditPemilikanRumah (KPR) TerkaitPrinsip Perlindungan Konsumen , Jakarta, 2016, hal. 21

4

Setu Santoso, Perlindungan Hukum Terhadap Para Pihak Dalam Pengikatan Jual Beli Hak Atas Tanah Dan Bangunan Objek Jaminan Kredit Pemilikan Rumah di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Cabang Ciputat – Tangerang, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang 2008, hal 8.

Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan

Kawasan Permukiman, (selanjutnya disebut UU Perumahan dan Kawasan

Permukiman) rumah adalah “bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat

tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat

penghuninya serta aset bagi pemiliknya”. Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya disebut UUD 1945), yaitu Pasal 28-H telah

mengamanatkan bahwa perumahan dan permukiman adalah hak dasar manusia, di

mana setiap orang berhak untuk hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,

serta mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat. Prinsip hak dasar

tersebut telah diakomodasi oleh pemerintah melalui Undang-undang No. 39 Tahun

1999 tentang HAM dan Undang-undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan

(3)

KPR merupakan salah satu produk kredit konsumtif bank. Kredit Pemilikan

Rumah (selanjutnya disebut KPR) adalah kredit yang diberikan oleh bank kepada

debitur untuk digunakan membeli atau membayar sebuah bangunan rumah tinggal

dengan tanahnya guna dimiliki atau dihuni. Kebutuhan masyarakat akan perumahan

terus bertambah setiap tahun, sementara di sisi lain, harga rumah sudah demikian

tinggi. Untuk rumah bertipe 36/90 rerata sudah mencapai harga Rp 500 juta-an.

Bagi masyarakat menengah ke bawah, jelas, harga tersebut sulit dijangkau. Oleh

sebab itu, peran pihak ketiga, dalam hal ini bank, untuk memberikan fasilitas dana

KPR sangatlah diperlukan. Kebutuhan fasilitas KPR yang tinggi membuka peluang

bisnis tersendiri bagi perbankan dan pastinya menggiurkan. Oleh karena itu, banyak

bank berlomba untuk memberikan fasilitas KPR kepada masyarakat.5

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) merupakan salah satu kebutuhan pokok

untuk masyarakat, dan demand untuk KPR sendiri juga masih tinggi. Kredit Tingginya permintaan akan rumah dan perumahan menjadi peluang usaha

bagi perusahaan yang bergerak dibidang perumahan untuk membangun rumah

dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Permasalahan dalam hal

ini untuk mendapatkan rumah tidaklah mudah karena butuh biaya yang relatif besar

dan untuk mengatasi masalah tersebut maka masyarakat dalam membeli rumah

dapat membayar secara tunai atau melalui angsuran. Bagi masyarakat yang tidak

dapat membayar tunai dapat memiliki rumah dengan cara kredit melalui bank atau

dalam masyarakat dikenal dengan KPR. KPR merupakan salah satu cara bagi setiap

orang untuk mendapatkan rumah selain pembelian dengan cara tunai ataupun

angsuran bertahap.

5

(4)

Pemilikan Rumah (KPR) adalah kredit yang digunakan untuk membeli rumah.

Agunan yang diperlukan untuk KPR adalah rumah yang akan dibeli itu sendiri.

Tetapi untuk hal KPR sekalipun, pihak bank tentunya sesuai dengan praktek

perbankan yang lazim, tetap akan mengadakan studi kelayakan terlebih dahulu

sebelum mencairkan kredit dimaksud.

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah salah satu fasilitas kredit yang

diberikan oleh bank kepada nasabah khususnya dalam jual beli rumah. Pelayanan

kredit ini diberikan hampir semua bank yang mempunyai fasilitas KPR baik

bank-bank swasta ataupun bank-bank pemerintah. Perkataan kredit tidak ditemukan dalam

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (selanjutnya disebut KUHPerdata) tetapi

diatur oleh undang-undang tersendiri yaitu Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998

tentang Perbankan (selanjutnya disebut UU Perbankan), Pasal 1 ayat (11) yaitu

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan

pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah

jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Perjanjian kredit adalah perjanjian pokok) yang bersifat riil. Sebagai

perjanjian prinsipiil, maka perjanjian jaminan adalah assessornya. Ada dan

berakhirnya perjanjian jaminan tergantung pada perjanjian pokok. Arti riil ialah

bahwa terjanjinya perjanjian kredit ditentukan oleh penyerahan uang oleh bank

kepada nasabah debitur.6

Guna memberikan perlindungan kepada pihak kreditur dan untuk menjamin

pelunasan hutang debitur, biasanya bank meminta debitur untuk menyerahkan

6

(5)

jaminan berupa tanah/bangunan. Hal ini merupakan unsur yang sangat penting,

karena kredit yang tidak memiliki jaminan yang cukup mengandung risiko yang

cukup tinggi, bila debitur wanprestasi

Bisnis KPR adalah bisnis yang mengandalkan jumlah nasabah (customer

based) sehingga makin banyak nasabah yang dilayani akan menekan biaya (cost)

bank yang bersangkutan. Meskipun KPR begitu menjanjikan, bank tidak akan

sembarangan dalam menyalurkan kreditnya. Bank dengan prinsip

kehatian-hatiannya menganalisis para calon pembeli rumah dengan cara KPR agar di

kemudian hari tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan oleh kedua belah pihak.7

7

Slamet Ristanto, Mudah Meraih Dana KPR (Kredit Pemilikan Rumah), Pustaka Gratama, Yogyakarta, 2008, hal. 21.

Lazimnya perjanjian kredit telah disiapkan bank baik berupa perjanjian

standar yang isinya telah dituangkan dalam konsep janji-janji tertulis yang disusun,

kemudian diformulasikan dalam bentuk formulir perjanjian dan sejumlah aturan

addendum atau aturan tambahan, sehingga yang terjadi adalah kreditur

menyodorkan bentuk perjanjian yang berwujud perihal perjanjian KPR dengan

klausul yang telah ditetapkan, terkecuali mengenai judul perjanjian KPR,

komparasi atau identitas, dasar hukum dan kedudukan para pihak yang akan

mengadakan perjanjian kredit bank. Tidak sedikit nasabah yang belum atau tidak

mengetahui hukum perjanjian dan hukum perkreditan, sehingga pada waktu

menghadapi kontrak yang demikian dan setelah dibacakan isinya dan apabila sesuai

langsung menyetujui dan menandatanganinya. Kata sepakat sebagai salah satu

syarat sahnya perjanjian,dalam Pasal 1320 KUHPerdata dipandang telah terpenuhi

(6)

Merebaknya kasus perumahan pada dasarnya diawali dengan ketidaksesuaian antara apa yang tercantum dalam brosur dengan realita yang diterima konsumen saat menempati rumah tersebut. Seperti kualitas spesifikasi teknis rumah yang rendah, perbedaan luas tanah, keterlambatan penyerahan bangunan, masalah fasilitas sosial dan umum. Pemasaran yang dilakukan developer sangat tendensius, sehingga tidak jarang informasi yang disampaikan itu ternyata menyesatkan atau tidak benar, padahal konsumen sudah terlanjur menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual Beli (selanjutnya disebut PPJB) dengan pengembang, atau bahkan sudah akad kredit dengan bank pemberi KPR.8

I. Permasalahan

Bertitik tolak dari latar belakang di atas, tentang pelaksanaan perjanjian kredit perbankan, maka penulis mengangkat judul yaitu Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Akibat Wanprestasi dalam Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah di PT. Bank Mandiri Cabang Medan.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis

merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana Kedudukan Para Pihak dalam Perjanjian Baku Kredit Pemilikan

Rumah pada PT. Bank Mandiri Cabang Medan ?

2. Apa faktor penyebab debitur tidak melaksanakan kewajibannya dan tindakan

PT. Bank Mandiri Cabang Medan terhadap debitur akibat wanprestasi dalam

perjanjian kredit pemilikan rumah?

3. Bagaimanakah perlindungan hukum yang diberikan oleh PT. Bank Mandiri

Cabang Medan akibat debitur wanprestasi dalam perjanjian kredit pemilikan

rumah?

J. Tujuan Penulisan

8

(7)

Adapun yang menjadi tujuan dari pembahasan penulisan ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui alasan PT. Bank Mandiri Cabang Medan menolak pemberian

kredit pemilikan rumah kepada calon debiturnya?

2. Untuk mengetahui faktor penyebab debitur tidak melaksanakan kewajibannya

dan tindakan PT. Bank Mandiri Cabang Medan terhadap debitur akibat

wanprestasi dalam perjanjian kredit pemilikan rumah.

3. Untuk perlindungan hukum yang diberikan oleh PT. Bank Mandiri Cabang

Medan akibat debitur wanprestasi dalam perjanjian kredit pemilikan rumah.

K. Manfaat Penulisan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar

bagi kalangan teoritis dan kalangan praktis.

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi perkembangan

ilmu pengetahuan khususnya ilmu hukum yang berkaitan dengan perlindungan

hukum terhadap nasabah akibat wanprestasi dalam perjanjian kredit pemilikan

rumah.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai perlindungan

hukum terhadap nasabah akibat wanprestasi dalam perjanjian kredit pemilikan

(8)

L. Keaslian Penulisan

Berdasarkan penelusuran pada perpustakaan Universitas Sumatera Utara

khususnya Fakultas Hukum, di dapati bahwa Perlindungan Hukum Terhadap

Nasabah Akibat Wanprestasi dalam Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah di PT.

Bank Mandiri Cabang Medan, belum pernah ada yang meneliti sebelumnya.

Namun ada beberapa skripsi yang membahas mengenai Kredit Pemilikan Rumah

(KPR), antara lain :

Annisa Lokita Lubis (2009) dengan judul penelitian Tinjauan Yuridis

Terhadap Perlindungan Kreditur Dalam Penyelesaian Sengketa Atas Kredit Macet

Yang Terjadi Pada Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (Studi pada PT. Bank

Mandiri (Persero) Tbk cabang Medan). Adapun permasalahan dalam penelitian ini

adalah :

1. Upaya-upaya apa yang dapat dilakukan bank untuk mengatasi kredit macet

yang akan timbul pada kredit pemilikan rumah?

2. Bagaimana bank melakukan analisis terhadap permohonan kredit pemilikan

rumah yang diajukan?

3. Bagaimana perlindungan terhadap kreditur atas sengketa kredit macet yang

terjadi pada perjanjian Kredit Pemilikan Rumah atau KPR?

Vilany Lafiza (2013), dengan judul penelitian Perlindungan Hukum

Konsumen Dalam Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah Apabila Terjadi Force

Majeure (Studi pada PT. Daya Prima Indonesia). Adapun permasalahan dalam

(9)

1. Apa sajakah hak-hak konsumen perumahan yang tidak terpenuhi akibat dari

adanya Force majeure?

2. Bagaimana upaya penyelesaian masalah hak konsumen perumahan yang tidak

terpenuhi akibat Force majeure (Studi pada PT. Daya Prima Indonesia)?

3. Apa saja hambatan yang dihadapi dalam menyelesaikan permasalahan hak

konsumen perumahan yang tidak terpenuhi akibat Force majeure (Studi pada

PT. Daya Prima Indonesia)?

M. Syahfitra (2016), dengan judul penelitian Tinjauan Yuridis Wanprestasi

Pada Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah Dan Penyelesaiannya pada PT. Bank

Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Medan. Adapun permasalahan dalam

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian Kredit Pemilikan

Rumah (KPR) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Medan?

2. Apakah yang menjadi penyebab terjadinya wanprestasi pada perjanjian Kredit

Pemilikan Rumah (KPR) di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang

Medan?

3. Bagaimana upaya penyelesaian wanprestasi atas perjanjian Kredit Pemilikan

Rumah (KPR) di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Medan?

M.Metode Penelitian

Untuk menjamin adanya kebenaran ilmiah dalam skripsi ini maka

dipergunakan metodelogi sebagai satu cara yang dapat membantu dalam penelitian

(10)

dapat ditempuh untuk memperoleh kebenaran dalam penelitian secara ilmiah

dengan cara mempelajari satu atau beberapa gejala dengan jalan menganalisa

terhadap beberapa fakta tersebut.

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum empiris, karena

mendekati masalah dari peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kenyataan

yang ada dalam masyarakat. Penelitian hukum empiris adalah mengenai

permberlakuan atau implementasi ketentuan hukum normatif secara in action pada

setiap peristiwa hukum tertentu yang terjadi dalam masyarakat.9

2. Sifat penelitian

Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif analitis. Penelitian yang

bersifatdeskriptif analitismerupakansuatupenelitianyangmenggambarkan, menelaah,

menjelaskandan menganalisis peraturan hukum.10Dengan

menggunakansifatdeskriptifini,makaperaturanhukumdalampenelitianini

dapatdengan tepatdigambarkan dan dianalisissesuaidengan tujuan penelitian ini.

Pendekatanmasalahmengacupada peraturanperundang-undanganyangberlaku

(StatuteApproach)11

3. Sumber data

terhadapPerlindungan Hukum Terhadap Nasabah Akibat

Wanprestasi dalam Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah di PT. Bank Mandiri

Cabang Medan.

9

Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2004, hal, 134

10

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif: Suatu TinjauanSingkat,RajaGrafindoPersada, Jakarta, 2009,hal10

11

(11)

Dalam penelitian ini data diperoleh dari sumber data yang erat kaitannya

dengan judul penelitian ini yaitu:

a. Data primer adalah berupa data empiris yang diperoleh dari hasil penelitian

lapangan (field research). sumber pertama penelitian ini dilakukan yaitu di PT.

Bank Mandiri Cabang Medan

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan berupa

buku-buku yang ada kaitannya dengan permasalahan terdiri dari :

1) Bahan hukum primer yang digunakan dalam penulisan ini yaitu:

a) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

b) Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan

Permukiman

c) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan atas

perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.

d) Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang Haka Asasi Manusia.

e) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar

Pokok-Pokok Agraria.

f) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

g) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

2) Bahan hukum sekunder dalam penulisan ini bersumber dari penelitian

kepustakaan (library reseach) data ini diperoleh melalui membaca atau

meneliti beberapa buku atau literatur hukum, jurnal, makalah, artikel serta

menelaah pendapat dari para pakar hukum yang ada hubungannya dan ada

(12)

3) Bahan hukum tersier adalah bahan yang memberikan petunjuk maupun

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus

hukum, kamus bahasa Indonesia dan ensiklopedia.

4. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, dilakukan dengan cara

antara lain:

a. Mendapatkan data primer diperlukan tehnik wawancara yaitu tanya jawab

secara lisan antara penulis dengan pihak-pihak yang terkait di PT. Bank Mandiri

Cabang Medan guna memperoleh keterangan yang dibutuhkan untuk penulisan

skripsi ini. Sistem wawancara yang digunakan adalah wawancara berencana,

yaitu wawancara yang disertai dengan daftar pertanyaan yang telah disusun

sebelumnya.

b. Mendapatkan data sekunder dipergunakan tehnik studi dokumen yaitu dengan

menelaah bahan-bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku

dan relevan dengan permasalahan yang timbul

5. Analisis data

Analisadataadalahpengolahandatayang diperolehbaikdaripenelitian pustakamaupunpenelitianlapangan.Dataprimeryang didapat darilapangan terlebihdahuluditelitikelengkapannyadankejelasannya untukdiklarifikasiserta dilakukan penyusunan secara sistematis serta konsisten untuk memudahkan melakukananalisis.

(13)

adalahpemaparanhasilpenelitiandengan tujuanagardiperolehsuatugambaranyang menyeluruh namuntetapsistematik terutamamengenaifaktayang berhubungandenganpermasalahanyangdiajukan dalamskripsiini.

Analisa data baik terhadap data primer maupun data sekunder dilakukan analisa secara kualitatif dan untuk penyajiannya dilakukan dengan cara deskriptif analisis yaitu dengan jalan menyusun secara sistematis serta dapat menggambarkan atau melukiskan sesuai dengan kejadiannya sehingga permasalahan yang timbul dalam skripsi ini dapat terjawab.

N. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terbagi ke dalam 5 (lima) bab yang

menguraikan permasalahannya secara tersendiri, di dalam suatu konteks yang

saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Adapun bab-bab yang dimaksud adalah

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini diuraikan mengenai latar belakang asalan pemilihan judul, permasalahan, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan pustaka, metode penelitian serta sistematika penulisan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM

Bab ini menguraikan tentang pengertian perlindungan hukum, bentuk

perlindungan hukum dan tujuan perlindungan hukum dan

macam-macam perlindungan hukum serta pengaturan perlindungan hukum

dibidang perumahan

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KREDIT

Bab ini berisikan mengenai Tinjauan Umum Tentang Perjanjian Kredit,

yang terdiri dari pengertian kredit dan perjanjian kredit, kredit sebagai

(14)

atau prinsip-prinsip pemberian kredit, bentuk dan isi perjanjian kredit

bank, hapusnya perjanjian kredit, jaminan dalam perjanjian kredit,

Wanprestasi dan Ganti Kerugian Dalam Perjanjian dan Tinjauan Umum

Tentang Kredit Pemilikan Rumah (KPR), yang terdiri dari pengertian

dan jenis Kredit Pemilikan Rumah (KPR), ketentuan dan persyaratan

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) serta penyelenggaraan administrasi

Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH AKIBAT

WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN

RUMAH DI PT. BANK MANDIRI CABANG MEDAN

Bab ini membaha Kedudukan Para Pihak dalam Perjanjian Baku Kredit

Pemilikan Rumah pada PT. Bank Mandiri Cabang Medan. Faktor

penyebab debitur tidak melaksanakan kewajibannya dan tindakan PT.

Bank Mandiri Cabang Medan terhadap debitur akibat wanprestasi

dalam perjanjian kredit pemilikan rumah dan perlindungan hukum yang

diberikan oleh PT. Bank Mandiri Cabang Medan akibat debitur

wanprestasi dalam perjanjian kredit pemilikan rumah.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab akhir dari skripsi ini, dan merupakan penutup

dari rangkaian bab-bab sebelumnya dimana dalam bab ini penulis

membuat suatu kesimpulan atas pembahasan skripsi ini yang kemudian

(15)

tidak terpecahkan yang diharapkan akan berguna dalam kehidupan

masyarakat dan praktek perkembangan ilmu pengetahuan

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM

F. Pengertian Perlindungan Hukum

Sebagai makhluk sosial maka sadar atau tidak sadar manusia selalu melakukanperbuatanhukum (rechtshandeling) danhubunganhukum (rechtsbetrekkingen).12

Sehingga dapatdikatakan,jika suatunegara mengabaikandanmelanggarhak asasimanusia dengansengaja danmenimbulaknsuatupenderitaanyang tidak mampudiatasisecaraadil,maka negara tersebuttidakdapatdikatakansebagai suatu Negarahukum dalam artisesungguhnya.

Perlindunganhukummerupakansalahsatuhalterpenting dalamunsursuatu negarahukum.Haltersebutdianggappenting,karena dalampembentukansuatu negaraakandibentukpulahukumyang mengaturtiap-tiapwarga negaranya. Dalamperkembangannya,antara suatuNegaradenganwarga negaranya akan terjalinsuatuhubungan timbalbalik,yang mengakibatkanadanyasuatuhakdan kewajibanantara satusamalain,danperlindunganhukummerupakansalahsatu hakyangwajib diberikanoleh suatu negarakepadawarganegaranya.

13

Keberadaanhukumdalammasyarakatmerupakan suatusaranauntuk menciptakan ketentramandanketertibanmasyarakat,sehinggadalamhubungan antaranggota masyarakatyang satudenganyanglainnya dapatdijaga kepentingannya.Hukum tidak lain adalah perlindungankepentingan manusia yangberbentuk normaataukaedah.Hukumsebagaikumpulanperaturanatau kaedahmengandung isiyangbersifatumumdannormatif,umumkarenaberlaku

bagisetiaporang,dannormatifkarenamenentukanapayangbolehdantidak

12

R.Soeroso,PengantarIlmuHukum,SinarGrafika,Jakarta, 2006, hal 49. 13

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan skripsi ini adalah bagaimana proses pemberian kredit kepada nasabah pada Bank BNI 46 Medan, bagaimana perlindungan hukum kepada nasabah pada Bank BNI 46 Medan

dengan judul: “PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DAN TATA CARA PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA BANK BTN DI SURAKARTA”.

Perjanjian Kredit Dan Macam-Macam Jamianan Kredit Dalam Praktek Hukum Di Indonesia, Kapita Selekta Hukum Perbankan, Cet.I Jakarta : Ikatan Hakim Indonesia. Universitas

Bank Mandiri Regional I/Sumatera I Persero Tbk., Medan, Bagaimana perlindungan hukum terhadap debitur/nasabah dalam perjanjian kredit bank pada PT.. Bank Mandiri Regional I/Sumatera

Adapun penulisan skripsi yang berjudul “Perlindungan Hukum Terhadap Debitur/Nasabah Dalam Perjanjian Kredit Bank (Studi Pada PT. Bank Mandiri Regional I/Sumatera I Persero

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam hukum perbankan, khususnya dengan yang berhubungan dengan perjanjian kredit dan

Penelitian dengan judul perlindungan hukum bagi pemegang saham minoritas akibat larangan pembagian dividen dalam perjanjian kredit, dengan membahas permasalahan

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan judul “WANPRESTASI DAN PENYELESAIANNYA DALAM PERJANJIAN KREDIT