BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut
Umar (2003) penelitian asosiatif kausal adalah “penelitian yang bertujuan untuk
menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau
bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”. Dengan kata lain desain
kausal berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antar variabel riset atau
berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel
yang lain.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu
data yang diukur dalam bentuk skala numerik (Kuncoro, 2003) dan
merupakan data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung,
yang berupa catatan maupun laporan historis yang telah tersimpan dalam
arsip, baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan
keuangan perusahaan selama periode 2009 sampai dengan 2011. Data
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2004). Populasi dalam
penelitian ini adalah industri manufakur sektor barang konsumsi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah berjumlah 35
perusahaan., “sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk
memperkirakan karakteristik populasi”. Metode pengambilan sampel dilakukan
dengan teknik purposive sampling. Menurut Jogiyanto (2004),”Purposive
sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu.”.
Adapun Kriteria yang digunakan untuk pengambilan sampel penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Perusahaan - perusahaan industri barang konsumsi tersebut terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dan sahamnya aktif diperdagangkan di BEI dari tahun
2009 sampai dengan tahun 2011.
2. Perusahaan - perusahaan industri barang konsumsi tersebut tidak sedang
dalam proses delisting pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.
3. Perusahaan - perusahaan industri barang konsumsi tersebut menerbitkan
laporan keuangan secara lengkap dan telah diaudit pada tahun 2009 sampai
dengan tahun 2011
D. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dilakukan proses
pengumpulan data melalui dokumentasi. Untuk metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan membuat salinan dengan cara mengumpulkan arsip dan catatan-
catatan perusahaan yang ada. Data yang dibutuhkan terdiri dari data sekunder.
Data mengenai rasio keuangan diperoleh dari Indonesian Capital Market
Directory, data tanggal publikasi laporan keuangan dan return saham diperoleh
dari situs
E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Defenisi operasional penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Variabel terikat/ dependen (Y)
Variabel terikat adalah variabel yang dapat dipengaruhi oleh variable lain.
Variabel dependen penelitian ini adalah tingkat pengembalian saham (Return
Saham). Return saham dapat diukur dengan:
2. Variabel bebas/ Independen (X)
Variabel bebas adalah variabel yang tidak dapat dipengaruhi oleh
variabel lain. Variabel independen penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Current Ratio(CR)
Rasio Lancar = Aktiva Lancar
Hutang Lancar x 100%
b. Debt to asset ratio
menggambarkan bagian dari setiap rupiah aktiva dijadikan jaminan
untuk keseluruhan hutang. Debt to asset ratio dapat diukur dengan:
DAR = Total Hutang
Total Aktiva x 100% c. Debt to Equity Ratio
Debt to equity ratio menggambarkan menggambarkan bagian dari setiap
rupiah modal dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang. Debt to
equity ratio dapat diukur dengan:
DER = Total Hutang
Ekuitas Pemegang Saham x 1 0 0 %
d. Return on Asset
Return on asset menggambarkan kinerja yang semakin baik. Return on
asset dapat diukur dengan:
ROA = Laba Bersih Setelah Pajak
Total Aktiva x 1 0 0 % e. Return on Equity
Return on equity menggambarkan kemampuan modal sendiri dalam
menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Return on equity
dapat diukur dengan:
ROE= Laba Bersih Setelah Pajak
F. Earning per share
menggambarkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan
bagi semua pemegang saham perusahaan. Earning per share dapat diukur
dengan.
EPS = Laba bersih setelah bunga dan pajak x 100% Jumlah Saham bereda
g. Net Profit Margin
Net Profit Margin adalah rasio ini menunjukkan berapa besar persentase
laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Rasio net profit margin
dapat diukur sebagai berikut.
NPM = Laba bersih setelah pajak
Penjualan x 100%
h. Price to Book Value
Rasio price to book value (PBV) merupakan rasio untuk mengukur
kinerja keuangan perusahaan. Rasio ini mengukur nilai yang diberikan
pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi sebagai perusahaan
yang terus tumbuh. Rasio price to book value dapat diukur sebagai
berikut:
PBV = Harga Saham Nilai Buku Ekuitas i. Price Earning Ratio
PER = Harga Saham Independen Current Ratio Kemampuan aktiva lancar
untuk membiayai hutang lancar
Rasio
Debt to Asset Ratio Kemampuan aktiva untuk membayar kewajiban jangka panjang
Rasio
Debt to Equity Ratio Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham kepada pemberi pinjaman
Rasio
Return on Asset Rasio yang mengukur efektifitas perusahaan di
Return on Equity Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu.
Rasio
Earning Per Share Pendapatan perusahaan dari per lembar saham
F. Metode Analisis Data
Untuk memperoleh nilai yang tidak bias dan efisien dari model persamaan
linear, maka haruaslah memenuhi asumsi-asumsi klasik yang mendasari model
linear, melalui uji asumsi klasik, setelah data memenuhi asumsi klasik, maka data
layak dianalisis lebih lanjut utuk pengujian hipotesis dengan analsis pengujian
linear.
1. Pengujian Asumsi Klasik
data yang digunakan adalah data sekunder, maka untuk menentukan
ketepatan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang
mendasari model regresi. Pernyimpangan asumsi klasik yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi uji normalitas, multikolinieritas, heteroskedastisitas Price to Book Value Rasio yang menunjukkan
apakah harga saham
diperdagangkan diatas atau dibawah nilai buku saham tersebut
Rasio
Price Earning Ratio Besarnya harga setiap satu rupiah earning perusahaan.
Dependen Return Saham Rasio yang
menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dapat berguna dan bermanfaat untuk tahap awal dalam
metode pemilihan analisis data. Jika data normal akan digunakan statistik
parametik dan jika data tidak normal digunakan statistik non-parametik. Menurut
Ghozali (2005), cara mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak
ada dua yaitu: analisis grafik dan analisis statistik. Normalitas dapat dideteksi
dengan menlihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dan grafik dengan
menlihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan dalam uji
normalitas sebagai berikut:
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, dan
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Menurut Ghozali (2005) Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji
normalitas residual adalah uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dibuat dengan
membuat hipotesis:
1. Jika Zhitung (Kolmogrov Smirnov) < Ztabel (1,96) atau angka signifikan >
signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan normal.
2. Jika Zhitung (Kolmogrov Smirnov) > Zhitung (1,96) atau angka signifikansi <
signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan tidak normal.
1. Melakukan transformasi data, misalnya mengubah data menjadi bentuk
logaritma (Log10) atau logaritma natural (Ln).
2. Menambah jumlah data.
3. Menghilangkan data yang dianggap sebagai penyebab tidak normalnya
data.
4. Menerima data apa adanya.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
mempunyai korelasi antar variabel independen. Menurut Ghozali (2005)
“multikolinearitas adalah ada tidaknya korelasi yang sempurna atau korelasi yang
tidak sempurna tetapi relatif tinggi pada variabel – variabel bebasnya”. Pengujian
multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai VIF antar variabel independen.
jika nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 dan nilai variance inflation factor (VIF)
tidak lebih dari 10, maka model dikatakan terbebas dari multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Imam Ghozali (2005), uji heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Konsekuensinya adanya heteroskedastisitas
dalam model regresi adalah penaksir yang diperoleh tidak efisien, baik dalam
sampel kecil maupun besar. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk
kriteria :
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisita.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pada periode t dengan periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi
(Ghozali, 2005). Untuk menguji ada tidaknya gejala autokorelasi maka dapat
dideteksi dengan uji Durbin-Waston (DW test).
Tabel 3.3
Uji Statistik Durbin-Watson
Durbin – Watson Kesimpulan
< 1.10 Ada Autokorelasi
1.11 – 1.54 Tanpa kesimpulan
1.55 – 2.46 Tidak ada autokorelasi
2.47 – 2.90 Tanpa kesimpulan
2. Analisis Regresi
Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Analisis ini digunakan
untuk mengukur kekuatan dua variabel atau lebih dan juga
menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel
independen. Adapun rumus dari regresi linier berganda (multiple liner regresion)
adalah sebagai berikut :
Y = a + b1X1+ b2 X2+ b3 X3+ b4 X4+ b5 X5+ b6 X6+ b7 X7+ b8 X8+ b9 X9 + e
Dimana :
Y = return saham
X1 = current ratio
X2 = debt to asset ratio
X3 = debt to equity ratio
X4 = return on asset
X5 = return on equity
X6 = earning per share
X7 = net profit margin
X8 = price to book value
X9 = price earning ratio
A = Konstanta
b1,b2,b3,b4,b5 = Koefisien regresi dari setiap variabel independen
3. Pengujian Hipotesis
Adapun pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
a. Uji Simultan (Uji F)
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau
bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel independen (Ghozali, 2005). Pengujian ini dilakukan
dengan mnenggunakan tingkat signifikan 5%. Jika nilai Signifikan f < 0,05
artinya terdpat pengaruh yang signifikan antara semua variabel independen
terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikan f > 0,05 artinya tidak terdapat
pengaruh simultan antara variabel independen terhadap variabel dependen.
b. Uji Parsial (Uji t)
Uji-t dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen terhadap variabel dependen secara parsial (Ghozali, 2005).
pengujian ini dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikan 5%. hipotesis
yang akan diuji adalah sebagai berikut :
Ho = semua variabel independen tidak berpengaruh secara parsial
terhadap variabel dependen.
Ha = semua variabel independen berpengaruh secara parsial
terhadap variabel dependen.
UJi ini dilakukan dengan membandingkan �ℎ����� dengan ������ dengan
jika �ℎ����� > ������ maka ha diterima dan ho ditolak
jika �ℎ����� >������ maka ho diterima dan ha ditolak
4. Koefisien Determinasi
Koefisien determinas (R2) pada intinya mengukut seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Besarny.
koefisien determinasi ini adalah 0 sampai dengan 1 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2005).
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Penelitian
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data
dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel, selanjutnya
dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda.
Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan
menggunakan software SPSS. Prosedur dimulai dengan memasukkan
variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output
sesuai metode analisis data yang telah ditentukan.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya pada populasi dan
sampel penelitian, didapat 16 perusahaan industri barang konsumsi yang
memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama
periode 2009-2011.
B. Analisis Statistik Deskriptif
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik deskriptif,
yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya
tentang kondisi perusahaan dalam analisis. Statistik deskriptif memberikan
penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maximum, dan nilai rata-rata (mean),
dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel dependen.
diperoleh dari www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory berupa
data keuangan sampel perusahaan industri barang konsumsi dari tahun 2009
sampai tahun 2011 yang dijabarkan dalam bentuk statistik.
Variabel dari penelitian ini terdiri dari Current Ratio (CR),Debt to Asset
Ratio(DAR),Debt to Equity Ratio (DER),Return on Asset (ROA),Return on Equity
(ROE),Earning Per Share (EPS),Net Profit Margin (NPM),Price to Book Value
(PBV),Price Earning Ratio (PER) sebagai variabel bebas (independent variabel)
dan return saham sebagai variabel terikat (dependent variabe). Statistik deskriptif
dari variabel tersebut selama periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2011
disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.1
Hasil statistik deskriptif Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
LN_CR 48 -5.15 1.88 .1859 1.48788
LN_DAR 48 -1.01 2.09 .4446 .81197
LN_DER 48 -4.61 1.70 -.6508 1.22987
LN_ROA 48 -.32 1.35 .7895 .39607
LN_ROE 48 -3.12 1.81 .5924 .90621
LN_EPS 48 -1.90 1.86 1.0756 .75502
LN_NPM 48 -.24 1.43 .7933 .34682
LN_PBV 48 -2.84 1.63 -.4147 .95692
LN_PER 48 .07 1.64 .9405 .23055
ValidN (listwise) 48
Berdasarkan dari tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa:
1. Jumlah sampel (N) dalam penelitian ini sebanyak 48
2. Variabel current ratio (CR) memiliki nilai minimum -0,515, nilai
maximum 1,88, rata-rata 1,859, dan standar deviasi 1,48788
3. Variabel debt to asset ratio (DAR) memiliki nilai minimum -1,01, nilai
maximum 2,09, rata-rata 4,446, dan standar deviasi 0,81197
4. Variabel debt to equity ratio (DER) memiliki nilai minimum -4,61, nilai
maximum 1,70, rata-rata -6,508, dan standar deviasi 1,22987
5. Variabel return on asset (ROA) memiliki nilai minimum -0,32, nilai
maximum 1,35, rata-rata 7,895, dan standar deviasi 0,39607
6. Variabel return on equity (ROE) memiliki nilai minimum -3,12, nilai
maximum 1,81, rata-rata 5,924 dan standar deviasi 0,90621
7. Variabel earning per share (EPS) memiliki nilai minimum -1,90, nilai
maximum 1,86, rata-rata 1,0756, dan standar deviasi 0,75502
8. Variabel net profit margin (NPM) memiliki nilai minimum -0,2, nilai
maximum 1,43, rata-rata 7,933, dan standar deviasi 0,34682
9. Variabel price to book value (PBV) memiliki nilai minimum -2,84, nilai
maximum 1,63, rata-rata -4,147, dan standar deviasi 0,95692
10. Variabel price earning ratio (PER) memiliki nilai minimum 0,07, nilai
C. Pengujian Asumsi Klasik
Analisa dilakukan dengan metode analisa regresi berganda. Sebelum
dilakukan uji hipotesis, peneliti akan melakukan uji asumsi klasik. Pengujian ini
perlu dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data yang digunakan dalam
penelitian sudah normal, serta bebas dari gejala multikolinearitas,
heteroskedastisitas serta autokorelasi. Menurut Ghozali (2005) asumsi klasik
harus dipenuhi adalah : Berdistribusi normal
non-multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model
regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun
mendekati sempurna
non-autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi tidal
saling korelasi
heteroskedastisitas, artinya variance variabel independen dari satu
pengamatan kepengamatan yang lain adalah konstan atau sama.
1. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi,
variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian ini
diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F perlu mengasumsikan bahwa
nilai residual mengikuti distribusi normal.
menggunakan uji non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dan analisis grafik
yang terdiri dari histogram dan normal probability plot.
Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik
non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:
1. Jika Zhitung (Kolmogrov Smirnov) < Ztabel (1,96) atau angka signifikan >
signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan normal.
2. Jika Zhitung (Kolmogrov Smirnov) > Zhitung (1,96) atau angka signifikansi
< signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan tidak normal.
Tabel 4.2
Hasil uji normalitas sebelum transformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 48
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.22000292E2
Most Extreme Differences Absolute .411
Positive .411
Negative -.371
Kolmogorov-Smirnov Z 2.849
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data. Sumber : output SPSS
Tabel 4.2 terlihat bahwa nilai Asymp Sig Tabel 4.2 terlihat bahwa 0,000 <
signifikan 0,05. Hal ini menunjukkan data tidak terdistribusi normal. Selain itu
hasil uji grafik, seperti yang terlihat dalam histogram ( Lampiran) dan normal
residual dalam penelitian ini tidak terdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh
grafik histogram yang terlalu kekiri. Normal probability plot juga menunjukkan
hal sama, dimana titik-titik dalam plot terlihat tidak mengikuti garis diagonal dan
bergerak menjauhi garis diagonal.
Hal ini membuat persamaan regresi dalam penelitian ini menjadi kurang
baik, karena uji t dan uji f dalam persamaan regresi mensyaratkan distribusi
residual haruslah normal. Agar distribusi residual dalam penelitian kembali
normal, maka dilakukan langkah perbaikan dengan mentransformasi seluruh
variabel yang digunakan dalam penelitian ini kedalam bentuk logaritma natural
(Ln).
Setelah dilakukannya transformasi, data kemudian diuji kembali
berdasarkan uji normalitas. Hasil uji kolmogrov-smirnov setelah dilakukannya
transformasi data ke dalam bentuk logaritma natural dapat dilihat dibawah ini.
Tabel 4.3
Hasil uji normalitas setelah di transformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 47
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.60674941
Most Extreme Differences Absolute .112
Positive .084
Negative -.112
Kolmogorov-Smirnov Z .766
Tabel 4.3 menunjukan bahwa hasil pengujian statistik dengan model
kolmogrov-smirnov adalah data terdistribusi normal karena nilai Asymp. Sig
0,600 > nilai signifikan 0,05 dan Zhitung (Kolmogrov Smirnov) 0,766 < Ztabel (1,96).
Hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik histogram dan normal
probability plot juga menunjukan bahwa data terdistribusi normal. Hal tersebut
dilihat melalui grafik histogram dan normal probability plot dibawah ini.
Gambar 4.1 : Uji normalitas (Histogram) Sumber : output SPSS
Setelah adanya transformasi data, distribusi residual menjadi relatif lebih
normal. Hal ini ditunjukan oleh grafik histogram pada gambar 4.1 tidak terlalu
menceng baik ke kanan maupun ke kiri. Hasil yang sama juga dapat dilihat dari
Gambar 4.2
Uji normalitas (Normal Probability Plot) Sumber : output SPSS
Pola titik-titik pada normal probability plot (gambar 4.2) setelah
ditransformasi menunjukan pola titik-titik menyebar, mendekati dan searah
dengan garis diagonal menunjukan bahwa data residual telah terdistribusi dengan
normal. Namun seringkali data kelihatan normal karena mengikuti garis diagonal.
Padahal belum tentu data tersebut berdistribusi normal.
2. Hasil Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas menunjukkan ada tidaknya variabel independen yang
memiliki hubungan yang kuat dengan variabel independen lain dalam model
regresi, agar pengambilan keputusan pengaruh pada uji parsial masing-masing
variabel independen tidak bias.
Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai
Berdasarkan pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa tidak terjadi gejala
multikolonieritas antara variabel independen yang diindikasikan dari nilai
tolerance setiap variabel > dari 0,1. Nilai tolerance CR adalah 0,221; DAR 0,432;
DER 0,807; ROA 0,164; ROE 0,104; EPS 0,772; NPM 0,383; PBV 0,626; PER
0,665.
nilai VIF kelima variabel independen < dari 10 yaitu CR 4,532; DAR 2,317;
DER 1,239; ROA 6,105; ROE 9,658; EPS 1,295; NPM 2,609; PBV 1,597; PER
1,504. maka dapat disimpulkan bahwa analisis lebih lanjut dapat dilakukan.
3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala
heteroskedastisitas adalah dengan melihat plot grafik yang dihasilkan dari
pengolahan data dengan menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang terartur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau
terjadi homoskedastisitas.
Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi
heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas dengan mengamati penyebaran
titik-titik pada gambar.
Gambar 4.3 : Scatterplot Sumber : output SPSS
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan
layak dipakai untuk memprediksi return saham berdasarkan masukan variable
independen Current Ratio (CR), Debt to Asset Ratio(DAR), Debt to Equity Ratio
(DER), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Earning Per Share
(EPS), Net Profit Margin (NPM), Price to Book Value (PBV) dan Price Earning
Ratio (PER). Adanya titik-titik yang menyebar menjauh dari titik-titik yang lain
dikarenakan adanya data observasi yang sangat berbeda dengan data observasi
yang lain.
4. Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi
antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pengganggu
periode sebelumnya dalam model regresi. Jika terjadi autokorelasi dalam model
regresi berarti koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat.
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dibawah ini:
Tabel 4.5
Kriteria pengambilan keputusan uji durbin-watson
Durbin – Watson Kesimpulan
< 1.10 Ada Autokorelasi
1.11 – 1.54 Tanpa kesimpulan
1.55 – 2.46 Tidak ada autokorelasi
2.47 – 2.90 Tanpa kesimpulan
Tabel 4.6
Hasil uji statistic durbin – Watson
Model Summaryb
a. Predictors: (Constant), LN_PER, LN_DAR, LN_ROA, LN_DER, LN_EPS, LN_PBV, LN_CR, LN_NPM, LN_ROE
b. Dependent Variable: LN_RETURN Sumber : ghozali (2005)
tabel 4.6 memperlihatkan nilai statistic D-W sebesar 1.615 angka ini
terletak di antara 1.55 sampai 2.46, dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi autokorelasi dalam penelitian ini.
D. Analisis Regresi Berganda
Analisis persamaan regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh
dari beberapa variabel independen terhadap satu variabel dependen. data dianalisis
dengan model regresi berganda dalam bentuk persamaan sebagai berikut:
a. Dependent Variable: LN_RETURN Sumber : output SPSS
Dari tabel 4.9 diatas dapat diperoleh model persamaan regresi berganda
Return Saham = 0,416 + 0,324 CR - 0,548 DAR - 0,048 DER - 2,633 ROA +
0,505 ROE - 0,322 EPS + 1,787 NPM - 0,582 PBV - 0,388
PER + e
Keterangan :
1. Konstanta (a) menunjukkan nilai sebesar 0,416, hal ini menggambarkan
bahwa jika tidak ada pengaruh dari variabel independen yaitu, Current
Ratio (CR), Debt to Asset Ratio(DAR), Debt to Equity Ratio (DER),
Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Earning Per Share
(EPS), Net Profit Margin (NPM), Price to Book Value (PBV), Price
Earning Ratio (PER) terhadap return saham, maka return saham akan
tetap sebesar 0,416.
2. Variabel Current Ratio (CR) mempunyai nilai koefisien regresi sebesar
0,342 hal ini menggambarkan bahwa jika variabel current ratio (CR)
mengalami kenaikan satu satuan, dengan asumsi variabel lain tetap
(Variabel lain sama dengan nol) maka akan menyebabkan kenaikan
return saham sebesar 0,342.
3. Variabel Debt to Asset Ratio (DAR) mempunyai mempunyai nilai
dengan asumsi variabel lain tetap (variabel lain sama dengan nol) maka
akan menyebabkan penurunan return saham sebesar 0,548.
4. Variabel Debt to Equity Ratio (DER) mempunyai nilai koefisien regresi
sebesar -0,048, hal ini menggambarkan bahwa jika variabel Debt to
Equity Ratio (DER) mengalami kenaikan satu satuan, dengan asumsi
variabel lain tetap (variabel lain sama dengan nol) maka akan
menyebabkan penurunan return saham sebesar 0,048.
5. Variabel Return on Asset (ROA) mempunyai nilai koefisien regresi
sebesar -2,633, hal ini menggambarkan bahwa jika variabel Return on
Asset (ROA) mengalami kenaikan satu satuan, dengan asumsi variabel
lain tetap (variabel lain sama dengan nol) maka akan menyebabkan
penurunan return saham sebesar 2,633.
6. Variabel Return on Equity (ROE) mempunyai nilai koefisien regresi
sebesar 0,505, hal ini menggambarkan bahwa jika variabel Return on
Equity mengalami kenaikan satu satuan, dengan asumsi variabel lain
tetap (variabel lain sama dengan nol) maka akan menyebabkan kenaikan
return saham sebesar 0,505.
7. Variabel Earning per Share (EPS) mempunyai nilai koefisien regresi
sebesar -0,322, hal ini menggambarkan bahwa jika variabel Earning per
Share (EPS) mengalami kenaikan satu satuan dengan asumsi variabel lain
8. Variabel Net Profit Margin (NPM) mempunyai nilai koefisien regresi
sebesar 1,787, hal ini menggambarkan bahwa jika variabel Net Profit
Margin (NPM) mengalami kenaikan satu satuan dengan asumsi variabel
lain tetap (variabel lain sama dengan nol) maka akan menyebabkan
kenaikan return saham sebesar 1,787.
9. Variabel Price to Book Value (PBV) mempunyai nilai koefisien regresi
sebesar -0,582, hal ini menggambarkan bahwa jika variabel Price to Book
Value (PBV) mengalami kenaikan satu satuan dengan asumsi variabel
lain tetap (variabel lain sama dengan nol) maka akan menyebabkan
penurunan return saham 0,582.
10. Variabel Price Earning Ratio (PER) mempunyai nilai koefisien regresi
sebesar -0,388, hal ini menggambarkan bahwa jika variabel Price Eraning
Ratio (PER) mengalami kenaikan satu satuan dengan asumsi variabel lain
tetap (variabel lain sama dengan nol) maka akan menyebabkan
penurunan return saham sebesar 0,388.
E. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan dua tahap, yakni uji t dan uji F. Pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial akan diketahui dengan
menggunakan uji t. Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara
simultan akan dilihat dengan menggunakan uji F. Berdasarkan hasil pengolahan
1. Uji Signifikan Simultan (F-test)
Uji F ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen secara simultan. Hipotesis yang akan diuji
adalah:
H0 = tidak ada pengaruh Current Ratio, Debt to Asset Ratio, Debt to Equity
Ratio, Return on Asset, Return on Equity, Earning Per Share, Net
Profit Margin, Price to Book Value, Price Earning Ratio secara
bersamaan terhadap return saham
Ha = Ada pengaruh antar variabel Current Ratio, Debt to Asset Ratio, Debt
to Equity Ratio, Return on Asset, Return on Equity, Earning Per Share,
Net Profit Margin, Price to Book Value, Price Earning Ratio secara
bersamaan terhadap return saham.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi Fhitung dengan ketentuan:
− Jika Fhitung < Ftabelpada α 0.05, maka Ha ditolak, dan
− Jika Fhitung > Ftabelpada α 0.05, maka Ha diterima.
Tabel 4.8
Hasil uji simultan (F-test) ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 32.945 9 3.661 1.141 .360a
Residual 118.756 37 3.210
Total 151.701 46
a. Predictors: (Constant), LN_PER, LN_DAR, LN_ROA, LN_DER, LN_EPS, LN_PBV, LN_CR, LN_NPM, LN_ROE
Hasil uji F yang ditampilkan dalam tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai F hitung
adalah 1,141 dengan tingkat signifikansi 0,05. Dengan menggunakan tabel uji F,
nilai F tabel diperoleh sebesar 2,14 . Hal tersebut menunjukkan bahwa Fhitung
sebesar 1,141 < dari Ftabel sebesar 2,14, sehingga Ha ditolak dan H0 diterima. Nilai
signifikansi sebesar 0,360 > dari signifikansi 0,05 yang berarti variabel tersebut
tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Hal tersebut berarti
current ratio, debt to asset ratio, debt to equity ratio, return on asset, return on
equity, earnig per share, net profit margin, price to book value, price earning
ratio secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return
saham.
2. Uji Signifikan Parsial (t-test)
Uji t dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel
independen terhadap variabel dependen secara parsial. Hipotesis yang akan diuji
adalah:
H0 = artinya Current Ratio, Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, Return
on Asset, Return on Equity, Earning Per Share, Net Profit Margin,
Price to Book Value, Price Earning Ratio secara parsial tidak
mempunyai pengaruh terhadap return saham pada perusahaan industry
barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia;
Ha = artinya Current Ratio, Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, Return
on Asset, Return on Equity, Earning Per Share, Net Profit Margin,
pengaruh terhadap return saham pada perusahaan industry barang
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi thitung dengan ketentuan:
− jika thitung < ttabelpada α 0,05, maka Ha ditolak, dan
− jika thitung > ttabelpada α 0,05, maka Ha diterima.
Tabel 4.8 menunjukan hasil pengujian statistik t sehingga dapat menjelaskan
pengaruh variabel independen secara parsial.
1. Pengaruh current ratio terhadap return saham Variabel current ratio
memiliki thitung 0,863 dengan nilai signifikansi 0,394. Dengan menggunakan
tabel uji t, diperoleh ttabel sebesar 1,745. Hal ini menunjukan bahwa thitung
Tabel 4.9 Hasil uji parsial (t-test)
yang berarti variabel tersebut tidak mempengaruhi variabel dependen secara
signifikan. Hal tersebut berarti current ratio secara parsial tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
2. Pengaruh deb to asset ratio terhadap return saham Variabel debt to asset
ratio memiliki thitung -1,112 dengan nilai signifikansi 0,273. Dengan
menggunakan tabel uji t, diperoleh ttabel sebesar 1,745. Hal ini menunjukan
bahwa thitung sebesar -1,112 < ttabel sebesar 1,745 maka H0 diterima dan Ha
ditolak. Nilai signifikansi variabel debt to asset ratio sebesar 0,273 > dari
signifikansi 0,05 yang berarti variabel tersebut tidak mempengaruhi variabel
dependen secara signifikan. Hal tersebut berarti return on equity secara
parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
3. Pengaruh debt to equity ratio terhadap return saham Variabel debt to equity
ratio memiliki thitung -0,201 dengan nilai signifikansi 0,842. Dengan
menggunakan tabel uji t, diperoleh ttabel sebesar 1,745. Hal ini menunjukan
bahwa thitung sebesar -0,201 < ttabel sebesar 1,745 maka H0 diterima dan Ha
ditolak. Nilai signifikansi variabel debt to equity ratio sebesar 0,842 > dari
signifikansi 0,05 yang berarti variabel tersebut tidak mempengaruhi variabel
dependen secara signifikan. Hal tersebut berarti debt to equity ratio secara
parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
4. Pengaruh return on asset terhadap return saham Variabel return on asset
memiliki thitung -1,589 dengan nilai signifikansi 0,121. Dengan menggunakan
tabel uji t, diperoleh ttabel sebesar 1,745. Hal ini menunjukan bahwa thitung
signifikansi variabel return on asset sebesar 0,121 > dari signifikansi 0,05
yang berarti variabel tersebut tidak mempengaruhi variabel dependen secara
signifikan. Hal tersebut berarti return on asset secara parsial tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
5. Pengaruh return on equity terhadap return saham Variabel return on equity
memiliki thitung 0,562 dengan nilai signifikansi 0,577. Dengan menggunakan
tabel uji t, diperoleh ttabel sebesar 1,745. Hal ini menunjukan bahwa thitung
sebesar 0,562 < ttabel sebesar 1,745 maka H0 diterima dan Ha ditolak. Nilai
signifikansi variabel return on equity sebesar 0,577 > dari signifikansi 0,05
yang berarti variabel tersebut tidak mempengaruhi variabel dependen secara
signifikan. Hal tersebut berarti bahwa return on equity secara parsial tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham.
6. Pengaruh earning per share terhadap return saham Variabel earning per
share memiliki thitung -0,817 dengan nilai signifikansi 0,419. Dengan
menggunakan tabel uji t, diperoleh ttabel sebesar 1,745. Hal ini menunjukan
bahwa thitung sebesar -0,817 < ttabel sebesar 1,745 maka H0 diterima dan Ha
ditolak. Nilai signifikansi variabel earning per share sebesar 0,419 > dari
signifikansi 0,05 yang berarti variabel tersebut tidak mempengaruhi variabel
dependen secara signifikan. Hal tersebut berarti bahwa earning per share
secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return
tabel uji t, diperoleh ttabel sebesar 1,745. Hal ini menunjukan bahwa thitung
sebesar 1,419 < ttabel sebesar 1,745 maka H0 diterima dan Ha ditolak. Nilai
signifikansi variabel net profit margin sebesar 0,164 > dari signifikansi 0,05
yang berarti variabel tersebut tidak mempengaruhi variabel dependen secara
signifikan. Hal tersebut berarti bahwa earning per share secara parsial tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham
8. Pengaruh price to book value terhadap return saham Variabel price to book
value memiliki thitung -1,666 dengan nilai signifikansi 0,104. Dengan
menggunakan tabel uji t, diperoleh ttabel sebesar 1,745. Hal ini menunjukan
bahwa thitung sebesar -1,666 < ttabel sebesar 1,745 maka H0 diterima dan Ha
ditolak. Nilai signifikansi variabel price to book value 0,104 > dari
signifikansi 0,05 yang berarti variabel tersebut tidak mempengaruhi variabel
dependen secara signifikan. Hal tersebut berarti bahwa price to book value
secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return
saham.
9. Pengaruh price earning ratio terhadap return saham Variabel price earning
ratio memiliki thitung -0,279 dengan nilai signifikansi 0,782. Dengan
menggunakan tabel uji t, diperoleh ttabel sebesar 1,745. Hal ini menunjukan
bahwa thitung sebesar -0,279 < ttabel sebesar 1,745 maka H0 diterima dan Ha
ditolak. Nilai signifikansi variabel price earning ratio 0,782 > dari
signifikansi 0,05 yang berarti variabel tersebut tidak mempengaruhi variabel
secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return
saham.
4. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R Square) menunjukkan seberapa besar variabel
independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R Square (R2) dikatakan
baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square (R2) berkisar antara 0 sampai 1. Apabila
nilai R Square (R2) semakin mendekati 1, maka variabel-variabel independen
mendekati semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen.
Pada tabel 4.10, Output SPSS memiliki nilai koefisien determinasi yang
sudah disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar 0,027. Artinya 2,7% variabel
dependen return saham dijelaskan oleh variabel independen current ratio, debt to
asset ratio, debt to equity ratio, return on asset, return on equity, earning per
share, net profit margin, price to book value dan price earning ratio, dan sisanya Tabel 4.10
a. Predictors: (Constant), LN_PER, LN_DAR, LN_ROA, LN_DER, LN_EPS, LN_PBV, LN_CR, LN_NPM, LN_ROE
Error of Estimate (SEE) adalah sebesar 1.79154, yang mana semakin besar SEE
akan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen.
F. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengujian variabel bebas Current Ratio (CR),Debt to Asset
Ratio(DAR),Debt to Equity Ratio (DER),Return on Asset (ROA),Return on Equity
(ROE),Earning Per Share (EPS),Net Profit Margin (NPM),Price to Book Value
(PBV),Price Earning Ratio (PER) terhadap variabel terikat return saham yang
telah diuraikan secara statistik dengan menggunakan program SPSS, maka
hipotesis dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Dalam pengujian hipotesis yang dilakukan diketahui bahwa Current Ratio
(X1) memiliki thitung sebesar 0,863 < ttabel sebesar 1,745 artinya adalah Ha
ditolak dan H0 diterima. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian ulupui
(2009) dimana variabel current ratio memiliki pengaruh secara signifikan
terhadap return saham tetapi sejalan dengan penelitian Munthe (2009),
dimana variabel current ratio tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
return saham. current ratio secara parsial memiliki koefisien positif dan
tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
2. Dalam pengujian hipotesis yang dilakukan diketahui bahwa debt to asset
ratio (X2) memiliki thitung sebesar -1,112 < ttabel sebesar 1,745 sehingga H0
diterima dan Ha ditolak. debt to asset ratio tidak berpengaruh secara
memiliki koefisien positif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham.
3. Dalam pengujian hipotesis yang dilakukan diketahui bahwa debt to equity
ratio (X3) memiliki. thitung sebesar -0,201 < ttabel sebesar 1,745 sehingga Ha
ditolak dan H0 diterima. Hasil ini sejalan dengan penelitian Trisnaeni
(2007) dan Ulupui (2009), dimana debt to equity ratio tidak memiliki
pengaruh secara parsial dan signifikan terhadap return saham.
4. Dalam pengujian hipotesis yang dilakukan diketahui bahwa return on asset
(X4) memiliki thitung sebesar -1,589 < ttabel sebesar 1,745 sehingga Ha
ditolak dan H0 diterima. return on asset tidak berpengaruh secara
signifikan hasil ini tidak sejalan dengan penelitian ulupui (2009). secara
parsial memiliki koefisien negatif dan tidak berpengaruh signifikan
terhadap return saham
5. Dalam pengujian hipotesis yang dilakukan diketahui bahwa return on
equity (X5) memiliki thitung sebesar 0,562 < ttabel sebesar 1,745 sehingga Ha
ditolak dan H0 diterima. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Munthe
(2009) dimana variabel return on equity memiliki pengaruh secara
signifikan terhadap return saham tetapi sejalan dengan penelitian Trisnaeni
(2007), dimana variabel return on equity tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap return saham. return on equity secara parsial memiliki
ditolak dan H0 diterima. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Artatik
(2007) dimana variabel earning per share memiliki pengaruh secara
signifikan terhadap return saham tetapi sejalan dengan penelitian Trisnaeni
(2007), dimana variabel earning per share tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap return saham. earning per share secara parsial
memiliki koefisien positif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham.
7. Dalam pengujian hipotesis yang dilakukan diketahui bahwa net profit
margin (X7) memiliki thitung sebesar 1,419 < ttabel sebesar 1,745 sehingga Ha
ditolak dan H0 diterima. net profit margin secara parsial memiliki koefisien
positif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
8. Dalam pengujian hipotesis yang dilakukan diketahui bahwa price to book
value (X8) memiliki thitung sebesar -1,666 < ttabel sebesar 1,745 sehingga Ha
ditolak dan H0 diterima. Hasil ini sejalan dengan penelitian Munthe (2009)
dimana variabel price to book value tidak memiliki pengaruh secara
signifikan terhadap return saham. price to book value secara parsial
memiliki koefisien positif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham.
9. Dalam pengujian hipotesis yang dilakukan diketahui bahwa price earning
ratio(X9) memiliki thitung sebesar -0,279 < ttabel sebesar 1,745 sehingga Ha
ditolak dan H0 diterima. penelitian ini sejalan dengan penelitian Artatik
(2007) dan Trisnaeni (2007) dimana variabel price earning ratio tidak
ratio secara parsial memiliki koefisien positif dan tidak berpengaruh
signifikan terhadap return saham.
10. Dari hasil pengujian hipotesis secara simultan dalam penelitian ini dapat
dilihat Fhitung sebesar 1,141 < dari Ftabel sebesar 2,14, sehingga dapat
diketahui bahwa secara simultan Current Ratio (CR),Debt to Asset
Ratio(DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA), Return
on Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM),
Price to Book Value (PBV) dan Price Earning Ratio (PER) tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Hasil ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Munte (2009) dan Artatik (2007)
Current Ratio (CR), Return on Equity (ROE), Price to Book Value (PBV),
Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) dimana secara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. secara simultan, hasil penelitian ini menunjukkan variabel Current Ratio
(CR), Debt to Asset Ratio(DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on
Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Net
Profit Margin (NPM), Price to Book Value (PBV), Price Earning Ratio
(PER) tidak mempunyai pengaruh terhadap return saham. hal ini dapat
dilihat dari nilai Probability uji simultan (Uji F) adalah 0,360 (lebih kecil
dari 0,05)
2. Secara parsial, hasil penelitian ini menunjukkan variabel current ratio (CR)
tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, hal tersebut dapat
dilihat dari thitung sebesar 0,863 < ttabel sebesar 1,745 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,394 > dari signifikansi 0,05. penelitian tidak sejalan
dengan Munthe (2009) dan Ulupui (2009).
3. Secara parsial, hasil penelitian ini menunjukkan variabel debt to asset ratio
tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, hal tersebut dapat
dilihat dari thitung sebesar -1,112 < ttabel sebesar 1,745 dengan nilai
4. Secara parsial, hasil penelitian ini menunjukkan variabel debt to equity
ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, hal
tersebut dapat dilihat dari thitung sebesar -0,201 < ttabel sebesar 1,745 dengan
nilai signifikansi sebesar 0,842 > dari signifikansi 0,05. Hasil ini sejalan
dengan penelitian Trisnaeni (2007) dan Ulupui (2009).
5. Secara parsial, hasil penelitian ini menunjukkan variabel return on asset
(ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, hal tersebut
dapat dilihat dari thitung sebesar -1,589 < ttabel sebesar 1,745 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,121 > dari signifikansi 0,05. penelitian tidak sejalan
dengan penelitian Ulupui (2009).
6. Secara parsial, hasil penelitian ini menunjukkan variabel return on equity
(ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, hal tersebut
dapat dilihat dari thitung sebesar 0,562 < ttabel sebesar 1,745 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,577 > dari signifikansi 0,05. Hasil ini tidak sejalan
dengan penelitian Munthe (2009) tetapi sejalan dengan penelitian
Trisnaeni (2007).
7. Secara parsial, hasil penelitian ini menunjukkan variabel earning per share
(EPS) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, hal tersebut
dapat dilihat dari thitung sebesar -0,817 < ttabel sebesar 1,745 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,419 > dari signifikansi 0,05. Hasil ini tidak sejalan
8. Secara parsial, hasil penelitian ini menunjukkan variabel net profit margin
(NPM) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, hal tersebut
dapat dilihat dari thitung sebesar 1,49 < ttabel sebesar 1,745 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,164 > dari signifikansi 0,05.
9. Secara parsial, hasil penelitian ini menunjukkan variabel price to book
value (PBV) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, hal
tersebut dapat dilihat dari thitung sebesar -1,666 < ttabel sebesar 1,745 dengan
nilai signifikansi sebesar 0,104 > dari signifikansi 0,05. Hasil ini sejalan
dengan penelitian Munthe (2009).
10.Secara parsial, hasil penelitian ini menunjukkan variabel price eraning
ratio (PER) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, hal
tersebut dapat dilihat dari thitung sebesar -0,279 < ttabel sebesar 1,745 dengan
nilai signifikansi sebesar 0,782> dari signifikansi 0,05. penelitian ini
sejalan dengan penelitian Artatik (2007) dan Trisnaeni (2007).
B. Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa batasan masalah baik dari jumlah sampel
yang digunakan, periode penelitian, maupun faktor-faktor yang diteliti. antara
lain:
1. Sampel yang digunaka dalam penelitian ini hanya terbatas pada
perusahaan kategori industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa
Periode penelitian yang diamati terbatas yaitu tahun 2009 sampai dengan
tahun 2011
2. Penelitian mengenai return saham hanya terbatas pada
informasi-informasi internal masing-masing perusahaan industri barang konsumsi.
Dimana informasi internal tersebut hanya dilihat dari kinerja keuangan
perusahaan melalui analisis rasio berupa current ratio, debt to asset ratio,
debt to equity ratio, return on asset, return one equity, earning per share
net profit margin, price to book value dan price earning ratio.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan keterbatasan ini, penulis memberikan saran.
Saran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan sampel penelitian
yang lebih banyak dengan karakteristik yang lebih beragam dari berbagai
sektor selain itu untuk penelitian selanjutnya juga harus menambahkan
periode penelitiannya dengan periode terbaru sehingga dapat diperoleh
hasil penelitian terbaru.
2. Untuk peneliti selanjutnya, sebaiknya mempertimbangkan variabel internal
lainnya, seperti gross profit margin, operating profit margin, dan lain
sebagainya. Selain itu gunakan juga variabel yang berasal dari eksternal