• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELANGGARAN PRINSIP PERCAKAPAN PADA TUTURAN HUMOR DALAM ACARA “INI TALKSHOW”: KAJIAN SOSIOPRAGMATIK -

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PELANGGARAN PRINSIP PERCAKAPAN PADA TUTURAN HUMOR DALAM ACARA “INI TALKSHOW”: KAJIAN SOSIOPRAGMATIK -"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PELANGGARAN PRINSIP PERCAKAPAN

PADA TUTURAN HUMOR DALAM ACARA

“INI

TALKSHOW”:

KAJIAN SOSIOPRAGMATIK

TESIS

diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan

Oleh

Nia Astuti

0202515050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

PASCASARJANA

(2)
(3)
(4)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

 Terus menggali ilmu dan pengetahuan baru, maka engkau akan bisa mengenali dan mengembangkan kemampuan diri.

 Dalam bertutur harus mematuhi prinsip percakapan, dalam berhumor harus disesuaikan dengan situasi dan konteks yang tepat.

 Kreativitas dalam bertutur humor menimbulkan suasana yang bersahabat karena humor yang tercipta menimbulkan senyuman penyemangat.

(penulis)

Persembahan

(5)

ABSTRAK

Astuti, Nia. 2017. “Pelanggaran Prinsip Percakapan pada tutura Humor dalam Acara Ini Talkshow: Kajian Sosiopragmatik”. Tesis. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia. Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dr. Ida Zulaeha, M. Hum., Pembimbing II Dr. B. Wahyudi Joko Santoso, M. Hum.

Kata kunci: pelanggaran prinsip percakapan, tuturan humor, ini talkshow

Ini Talkshow merupakan tayangan gelar wicara yang cukup luwes karena menghadirkan bintang-bintang tamu dari berbagai kalangan, misalnya aktor/aktris, musikus, politikus, tokoh masyarakat, dan sebagainya. Acara ini menyajikan humor dengan teknik yang kekinian (modern) dan menyasar semua segmen pemirsa. Pemandu acara ini dikenal sebagai komedian yang kerap kali menciptakan humor yang segar dan spontan. Acara Ini Talkshow dipilih karena memiliki tiga daya tarik yaitu, presenter, topik pembicaraan dan tokoh atau narasumber, sehingga dapat disimpulkan bahwa kehadiran pesrta tutur yang beragam memberikan peningkatan dalam tingkat "kelucuan" program ini dengan tuturan humor yang konyol dan menghibur. Tuturan humor dalam acara Ini Talkshow banyak terdapat pelanggaran terhadap prinsip percakapan. Pelanggaran prinsip percakapan merupakan potensi besar bagi terciptanya humor. Dalam interaksi komunikatif yang terjadi dalam acara Ini Talkshow, seiap tokoh (baik tuan rumah maupun bintang tamu) kerap melanggar prinsip percakapan untuk mengungkapkan maksud tertentu.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pelanggaran prinsip kerja sama yang terdapat pada tuturan humor dalam acara “Ini Talkshow”, menganalisis pelanggaran prinsip kesantunan yang terdapat pada tuturan humor dalam acara “Ini Talkshow”, dan mengeksplanasi faktor apa saja yang melatarbelakangi tejadinya pelanggaran prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan penutur pada tuturan humor dalam acara “Ini Talkshow”. Penelitian ini menggunakan kajian sosiopragmatik. Teori-teori yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian ini adalah teori sosiopragmatik, tindak tutur, implikatur percakapan, sumber implikatur percakapan, pelanggaran prinsip kerja sama, pelanggaran prinsip kesantunan, teori pelanggaran, faktor yang melatarbelakangi terjadinya pelanggaran prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan, teori humor, tuturan humor, fungsi humor dan humor Ini Talkshow.

(6)

data penelitian ini secara umum disajikan menggunakan penyajian data informal yaitu berupa pelanggaran prinsip kerja sama, pelanggaran prinsip kesantunan, dan faktor apa sajakah yang melatarbelakangi terjadinya pelanggaran prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan yang ditemukan berdasarkan konteks percakapan dalam acara Ini Talkshow.

Temuan dari penelitian ini mengenai pelanggaran prinsip percakapan berupa pelanggaran prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan, sedangkan faktor- faktor yang melatarbelakangi pelanggran prinsip percakapan dan prinsip kesantunan pada tuturan humor dalam acara Ini Talkshow berupa aspek kebahasaan dan aspek nonkebahasaan. Pelanggaran prinsip kerja sama berwujud pelanggaran, (1) maksim kuantitas, (2) maksim kualitas, (3) maksim relevansi, dan (4) maksim cara. Adapun pelanggran pada prinsip kesantunan, diwujudkan dengan adanya pelanggaran, (1) maksim kebijaksanaan, (2) maksim kemurahan hati, (3) maksim penerimaan, (4) maksim kesederhanaan, (5) maksim persetujuan, dan, (6) maksim kesimpatian. Selanjutnya Pelanggaran-pelanggaran tersebut dilatarbelakangi dengan adanya aspek kebahasaan dan aspek nonkebahasaan. Aspek kebahasaan yang melatarbelakangi terjadinya pelanggaran prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan pada tuturan humor berupa, (1) aspek fonologis, (2) aspek morfologis, (3) aspek semantis, dan (4) aspek pragmatis. Adapun dua aspek nonkebahasaan yang melatarbelakangi terjadinya pelanggaran prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan pada tuturan humor dalam acara Ini Talkshow adalah (1) faktor-faktor sosial dan (2) faktor-faktor situasional.

(7)

ABSTTRACT

Astuti, Nia. 2017. “Violation of Conversation Principles in the Speech of Humor in Ini Talkshow: Sociopragmatic Study”. Thesis. Bahasa Indonesia Education Department. Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dr. Ida Zulaeha, M. Hum., Pembimbing II Dr. B. Wahyudi Joko Santoso, M. Hum.

Key words: violation of conversation principles, speech of humor, ini talkshow

Ini Talkshow is a quite well-known talk show as it involves guest stars from various backgrounds, for example actors/actresses, musicians, politicians, public figures, etc. This show presents humor using a modern technique and intended for audiences from all backgrounds. The hosts of the program are known as comedians who often throw fresh and spontaneous humor. Ini Talkshow was choosen since it has three interesting features namely the presenter, the topic, and the guest stars. Hence, it can be concluded that The presence of the various speech partners increase the funniness with interesting and hilarious speech of humor. There are many violations of conversation principles in the humor in the program. These violation are very potential to create humor. In the interaction happens in

Ini Talkshow, every participant (either the hosts or the guest stars) frequently violate the principles to express a certain intention.

The aims of this research were to analyze the violation of cooperative principles which is realized in humor speech humor in Ini Talkshow, to analyze the violation of politeness principles realized in the talkshow, and to explain factors causing the violation of the cooperative principles and politeness principles. This research employed a sociopragmatic study. The theories underpinning this research are sociopragmatic theory, Speech acts, conversation implicature, conversation implicature source, Violation of cooperative principles, Violation of politeness principles, violation theory, humor theory, humor speech, the function of humor and Ini Talkshow humor. The data of the rearch Data is the speech of humor in Ini Talkshow.

(8)

permutation technique. The result of the analiysis were generally presented using informal data presentation in a form of violation of cooperative principles, violation of politeness principle, and the factors causing the violation of both cooperative principles and politeness principles faund in the context of the compertation in Ini Talkshow.

The findings of this research in terms of violation of compersation principles were in the form of violation of cooperative prinsiples and politeness principles, whereas regarding the factors causing the violation of principles of the too principle in the spceeh of humor in Ini Talkshow were in the form of linguistic aspects and non-linguistic aspects. The non observance of the cooperativ principles was in the form of violation, (1) maxim of quantity, (2) maxim of quality, (3) maxim of relevance, and (4) maxim of manner. Meanwhile in terms of politeness prinsciple were in the form of, (1) tact maxim, (2) the generosity maxim, (3) the approbation maxim, (4) the modesty maxim, (5) the agreement maxim, and (6) sympathy maxim. Morever, those violation were caused by linguistic aspects and non-linguistic aspects. The lingistic aspects which cause the violation of coopretation principle and politeness principle in the speech of humor were in the form of, (1) phonological aspects, (2) morfological aspects, (3) semantical aspects, (4) pragmatical aspects. Whereas the two nonlinguistic aspects which caused the violation were (1) social factors and (2) situational factors.

(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyalesaikan tesis

ini, dengan judul “Pelanggaran Prinsip Percakapan pada Tuturan Humor dalam

Acara Ini Talkshow: Kajian Sosiopragmatik”. Shalawat dan salam penulis

sanjungkan kepangkuan Nabi Besar Muhammad saw serta para keluarga dan

sahabat beliau yang telah membawa umat dari zaman jahiliyah ke zaman yang

penuh dengan ilmu pengetahuan. Penulisan tesis ini merupakan kewajiban yang

harus dilakukan sebagai salah satu syarat guna meraih gelar Master Pendidikan

pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Pascasarjana Universitas

Negeri Semarang.

Penulisan tesis ini tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada pihak yang telah membantu peneliti dalam

menyelesaikan tesis ini. Ucapan terima kasih yang pertama, penulis sampaikan

kepada para pembimbing, yakni Prof. Dr. Ida Zulaeha, M.Hum., sebagai

Pembimbing I dan Dr. B. Wahyudi Joko S., M.Hum. sebagai Pembimbing II.

Dengan segala kerendahan hati dan rasa terima kasih sedalam-dalamnya peneliti

mengucapkan kepada beliau yang dengan susah payah meluangkan pikiran, waktu

dan tenaga untuk membimbing penulis sejak awal sampai akhirnya penelitian

(10)

Selain itu, peneliti juga menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak

terhingga kepada piak-pihak berikut.

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan fasilitas

belajar.

2. Direktur Pascasarjana UNNES, yang telah memberikan kesempatan serta

arahan selama belajar, meneliti, dan menulis tesis ini.

3. Koordinator Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia yang telah

memberi kesempatan dan arahan dalam penulisan tesis ini.

4. Para Dosen yang sangat terpelajar, Program Studi Pendidikan Bahasa

Indonesia yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan,

memberikan motivasi, dan membuka wawasan penulisa ilmiah, sehingga

penulisan tesis ini dapat mengikuti pola penulisan yang ilmiah.

5. Tenaga kependidikan Pascasarjana Universitas Negeri Semarang, terutama

Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia yang telah memberikan

layanan yang baik untuk penulis dalam menyusun tesis ini.

6. Ayahanda dan Ibunda tercinta, H. Abdullah Haitamy dan Hj. Nurhamah

Thaib yang selalu mengiringi langkah peneliti dengan doa, kasih sayang,

pengorbanan serta dukungan baik secara moril dan materil.

7. Keluarga tercinta Mak Beut, kakanda Zulhadinur, Ns. Nurlina Kusma,

S.Kep., Nurlinda, S.Si., Junianita, M. Pd., Yuni Liana, A.Ma., Husaini,

Nurdianti, S.Pd., adinda Zulhilmi, S.Kep, keponakan-keponakan tersayang

Indah, Feby, Habibi, Ulfa, Rayyan, Raziq, Aal, dan Abil Leet serta seluruh

(11)

8. Sahabat-sahabat seperjuangan di Aceh dan di Semarang Yuhafliza, Elizar,

Kak Vina, Dewi Amalia, Endang, Ica, Kurnia Dewi dan teman-teman

Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia S2 Reguler B angkatan 2015 yang

selalu menyemangati dan mengisi hari-hari penulis dengan indahnya

persahabatan.

9. Teman-teman berpetualang dan berbagi susah hingga senang di kos Karno,

Kak Pika, Deng Ika, Yuk Epi, Nona Rambu, Mama Pao, Rizky, Boru

Susan, Asry dan Basa untuk motivasi dan kebersamaan sampai akhir.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya

membangun demi kesempurnaan di masa mendatang. Akhirnya Kepada Allah swt

jualah kita bermohon dan berserah diri, semoga kita dalam lindungan-Nya Amin

Ya rabbal‟alamin.

Semarang, 18 September 2017

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

PENGESAHAN UJIAN TESIS...ii

PERNYATAAN KEASLIAN ...iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...iv

ABSTRAK ...v

ABSTRACT ... vii

PRAKATA ... ix

DAFTAR ISI ...xii

DAFTAR BAGAN ...xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...1

1.2 Identifikasi Masalah ...11

1.3 Cakupan Masalah ...12

1.4 Rumusan Masalah ...12

1.5 Tujuan Penelitian...13

1.6 Manfaat Penelitian ...13

1.6.1 Manfaat Teoretis ...14

1.6.2 Manfaat Praktis ...14

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORITIS, DAN KERANGKA BERPIKIR 2.1 Kajian Putaka ...16

2.2 Kerangka Teoretis ...34

2.2.1 Teori Sosiopragmatik ...34

(13)

2.2.2.1Tindak lokusi ...40

2.2.2.2Tindak Ilokusi ...40

2.2.2.3Tindak Perlokusi...41

2.2.3 Implikatur Percakapan Akibat Adanya Pelanggaran Prinsip Percakapan ..44

2.2.4 Sumber Implikatur Percakapan ...46

2.2.4.1Pelanggaran Prinsip Kerja Sama ...47

2.2.4.2Pelanggaran Prinsip Kesantunan ...53

2.2.5 Teori Pelanggaran ...61

2.2.5.1Aspek-aspek Kebahasaan sebagai Penentu Terjadinya Pelanggaran Prinsip Percakapan ...63

2.2.5.2Aspek pragmatik sebagai Faktor Penentu Terjadinya Pelanggaran Prinsip Kerja Sama ...67

2.2.5.3Aspek-aspek Nonkebahasaan sebagai Penentu Terjadinya Pelanggaran Prinsip Percakapan dalam Konteks Pertuturan ...72

2.2.6 Teori Humor ...77

3.4 Data dan Sumber Data ...92

3.4.1 Data ...93

3.4.2 Sumber Data ...93

3.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ...94

3.6 Instrumen Penelitian ...95

(14)

3.9 Metode Penyajian Analisis Data ...100

BAB IV PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA PADA TUTURAN HUMOR DALAM ACARA “INITALKSHOW” 4.1 Maksim Kuantitas ...103

4.1.1 Pelanggaran Maksim Kuantitas ...103

4.1.2 Pelanggaran Maksim Kuantitas dan Relevansi ...107

4.1.3 Pelanggaran Maksim Kuantitas dan Cara ...108

4.2 Maksim Kualitas ...111

4.2.1 Pelanggaran Maksim Kualitas ...111

4.2.2 Pelanggaran Maksim Kualitas dan Relevansi ...118

4.2.3 Pelanggaran Maksim Kualitas dan Cara ...121

4.3 Maksim Relevansi ...124

4.3.1 Pelanggaran Maksim Relevansi ...124

4.3.2 Pelanggaran Maksim Relevansi dan Cara ...132

4.3.3 Pelanggaran Maksim Relevansi dan Kualitas ...137

4.4 Maksim Cara ...138

4.4.1 Pelanggaran Maksim Cara ...139

4.4.2 Pelanggaran Maksim Cara dan Relevansi ...143

BAB V PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNAN PADA TUTURAN HUMOR DALAM ACARA “INITALKSHOW” 5.1 Maksim Kebijaksanaan ...149

5.1.1 Pelanggaran Maksim Kebijaksanaan ...149

5.1.2 Pelanggaran Maksim Kebijaksanaan dan Kemurahan Hati ...152

5.2 Maksim Kemurahan Hati ...154

5.2.1 Pelanggaran Maksim Kemurahan Hati ...155

(15)

5.3.1 Pelanggaran Maksim Penerimaan ...157

5.3.2 Pelanggaran Maksim Penerimaan dan Kesimpatian ...163

5.3.3 Pelanggaran Maksim Penerimaan dan Persetujuan ...165

5.4 Maksim Kesederhanaan ...168

5.4.1 Pelanggaran Maksim Kesederhanaan ...169

5.5 Maksim Persetujuan ...175

5.5.1 Pelanggaran Maksim Persetujuan ...176

5.5.2 Pelanggaran Maksim Persetujuan dan Penerimaan ...181

5.5.3 Pelanggaran Maksim P ersetujuan dan Kemurahan Hati ...184

5.5.4 Pelanggaran Maksim Persetujuan dan Kesimpatian ...186

5.6 Maksim Kesimpatian ...188

5.6.1 Pelanggaran Maksim Kesimpatian...188

5.6.2 Pelanggaran Maksim Kesimpatian dan Penerimaan ...190

BAB VI FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN PRINSIP KESANTUNAN PADA TUTURAN HUMOR DALAM ACARA “INITALKSHOW” 6.1.Aspek-aspek Kebahasaan sebagai Penentu Terjadinya Pelanggaran Prinsip Kerja Sama dan Prinsip Kesantunan pada Tuturan Humor dalam Acara Ini Talkshow ...194

6.1.1 Aspek Kebahasaan Bidang Fonologi ...194

6.1.2 Aspek Kebahasaan Bidang Morfologi ...208

6.1.3 Aspek Kebahasaan Bidang Semantik...214

6.2.Aspek pragmatik sebagai Faktor Penentu Terjadinya Pelanggaran Prinsip Kerja Sama ...216

6.2.1 Flouting a Maxim ...216

6.2.2 Infringing a Maxim ...219

(16)

6.2.2 Faktor-faktor Situasional ...230

BAB VII PENUTUP 7.1.Simpulan ...240

7.2.Saran ...242

DAFTAR PUSTAKA ...243

(17)

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

Bagan 2.1 Hubungan antara Makna yang Diharapkan dan Makna

yang Dimaksud ...79

Bagan 2.2 Kerangka Berpikir ...89

Bagan 4.1 Pelanggaran Prinsip Kerja Sama pada Tuturan Humor

Dalam Acara Ini Talkshow ...102

Bagan 5.1 Pelanggaran Prinsip Kesantunan pada Tuturan Humor

Dalam Acara Ini Talkshow ...148

Bagan 6.1 Faktor-faktor yang Melatarbelakangi Pelanggaran Prinsip

Kerja Sama dan Prinsip Kesantunan pada Tuturan Humor

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kumpulan Data ...249

Lampiran 2 Model Analisis Data

pada Tuturan Humor dalam Acara Ini Talkshow ...253

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan alat yang dipakai untuk membentuk pikiran dan

perasaan, keinginan dan perbuatan-perbuatan, alat yang dipakai untuk

mempengaruhi dan dipengaruhi. Bahasa juga merupakan tanda yang jelas dari

kepribadian yang baik maupun yang buruk, tanda yang jelas dari keluarga dan

bangsa, tanda yang jelas dari budi kemanusiaan. Bahasa adalah kunci

keberhasilan dari sebuah komunikasi dan menjadi sistem tanda bunyi yang

disepakati untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat

tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Selaras

dengan pendapat tersebut Leech (1993:47) menyatakan “bahasa memiliki fungsi

informatif, selain fungsi ekspresif, direktif, estetis, dan fatis”. Jika pendapat

tersebut dikaji secara mendalam dapat diketahui bahwa fungsi utama sebuah

bahasa adalah alat penyampai informasi.

Ketika berkomunikasi sehari-hari alat yang sering digunakan untuk

berkomunikasi adalah bahasa, baik berupa bahasa tulis maupun bahasa lisan.

Bahasa sebagai sarana komunikasi tentunya mempunyai fungsi berdasarkan

kebutuhan seseorang secara sadar atau tidak sadar yang digunakannya. Bahasa

merupakan alat untuk mengekspresikan diri, alat komunikasi, dan sebagai sarana

kontrol sosial. Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi dan memiliki peran

yang besar dalam berkomunikasi. Peran utama bahasa terlihat pada fungsi

(20)

yang lain. Dalam kehidupan bernegara, bahasa menjadi kunci penyampaian

informasi melalui berbagai media. Bahasa tersebut diwujudkan dalam bentuk

tuturan.

Regangan wicara bermakna di antara dua kesenyapan aktual atau potensial

disebut tuturan. Kridalaksana (1984: 201) menegaskan bahwa “tuturan merupakan

kalimat atau bagian kalimat yang dilisankan”. Intinya, bahasa pada umumnya

sebagai alat komunikasi, tetapi sebenarnya ada tindakan tertentu yang baru dapat

terlaksana jika seseorang mengemukakan tuturan/bahasa. Dengan demikian,

bahasa bukan semata-mata alat untuk menyatakan sesuatu tetapi juga melakukan

sesuatu. Tuturan merupakan salah satu bentuk perilaku berbahasa yang dapat

diamati dengan mudah.

Bahasa diperlukan untuk menjalankan segala aktivitas hidup manusia,

seperti penelitian, penyuluhan, pemberitaan, bahkan untuk menyampaikan

pikiran, pandangan, serta perasaan. Perkembangan dalam bidang komunikasi

ternyata sudah sampai pada tingkat modernisasi dan kecanggihan media-

media komunikasi. Salah satu bentuk pengaruh yang sangat besar saat ini

adalah pengaruh yang ditimbulkan oleh media elektronik. Salah satu jenis media

komunikasi massa yang digunakan sebagai sarana hiburan.

Kehadiran stasiun-stasiun televisi swasta saat ini menguntungkan bagi

berbagai pihak, terutama bertambahnya lapangan kerja dan beragam program

acara yang disajikan oleh pengelola stasiun televisi. Kreatifitas dalam

menciptakan dan membangun program acara terus dikembangkan oleh stasiun-

(21)

yang beragam berusaha ditampilkan sebuah tayang seperti talk show, game show,

reality show, dan sebagainya agar menarik perhatian publik. Salah satunya adalah

program Ini Talkshow yang memberikan efek tertentu bagi penonton, seperti

candaan atau humor para tokohnya.

Ini Talkshow adalah acara gelar wicara yang dikemas dengan suasana

santai. Membahas persoalan hangat yang ada di masyarakat dengan cara

sederhana. Acara ini juga akan memperlihatkan suasana rumah dan karakter-

karakter yang terdapat di dalam rumah tersebut. Dalam acara ini, peserta tutur

juga bermain peran atau berakting sekaligus menanyakan kegiatan bintang tamu

serta persoalan-persoalan di masyarakat. Acara ini terkenal dan mulai di gemari

oleh masyarakat karena kekompakan kedua presenter yaitu Sule dan Andre serta

peserta tutur lainnya, seperti tokoh lawak, tokoh politik, artis dan tokoh-tokoh

masyarakat yang diundang dalam acara tersebut. Acara ini menampilkan program

yang mengandung unsur humor melalui tuturan pesrta tutur yang berada di

dalammya.

Setiap program acara yang ditayangkan memiliki daya tarik untuk

mendapatkan perhatian audiensnya, termasuk dalam acara Ini Talkshow juga

memiliki tiga daya tarik penting untuk mendapatkan perhatian audiens, yaitu

presenter, topik pembicaraan dan tokoh atau narasumber. Kehadiran pesrta tutur

yang beragam dapat menciptakan tuturan-tuturan yang lebih lucu dan menghibur.

Kelucuan dan candaan-candaan dalam acara tersebut memang memberikan warna

tersendiri bagi Ini Talkshow meskipun mungkin terlalu banyak candaan-candaan

(22)

suasana dari acara Ini Talkshow, sehingga dapat disimpulkan bahwa kehadiran

pesrta tutur yang beragam memberikan peningkatan dalam tingkat "kelucuan"

program ini dengan tuturan humor yang konyol dan menghibur.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh dua hal pokok, yaitu pemakaian bahasa

dan pelanggaran prinsip percakapan oleh peserta tutur pada tuturan humor dalam

acara Ini Talkshow yang bersifat heterogen. Keheterogenan tersebut tampak dari

usia, jenis kelamin, status sosial, dan sebagainya, sehingga dapat dihipotesiskan

bahwa peserta tutur akan menghasilkan tuturan humor yang berbeda-beda.

Dengan kata lain faktor lingual dan nonlingual sangat berpengaruh terhadap

tuturan yang akan diproduksi oleh penutur. Sejalan dengan penjelasan tersebut,

Freud (1927:2) menyatakan “Kekonyolan berada dalam setiap aspek kehidupan

sosial sejalan dengan adat dan kebiasaan dalam komunitas sosial mereka itu

sendiri”. Hal inilah yang membuat humor terus berkembang karena humor

mengikuti apa yang sedang terjadi dalam masyarakat. Berbagai hal dalam ruang

lingkup manusia dapat berpotensi untuk dijadikan bahan suatu kelucuan

seperti ketimpangan sosial, fenomena aneh, tren terbaru, sindiran politik dan lain

sebagainya. Humor dapat dijadikan sebagai media untuk menyampaikan pesan

yang baik karena sifatnya yang santai dan menghibur.

Salah satu hal yang menarik untuk dikaji ialah tuturan. Hal itu terkait

dengan perbincangan peserta tutur pada tuturan humor dalam acara Ini Talkshow.

Acara tersebut merujuk pada bagaimana seseorang, satu kelompok, gagasan atau

pendapat tertentu ditampilkan sebagaimana mestinya. Dalam konteks media

(23)

ditampilkan merupakan peristiwa komunikasi yang dapat dianalisis melalui

perangkat ilmiah dengan menggunakan kajian sosiopragmatik.

Kajian sosiopragmatik adalah suatu kajian yang menitikberatkan pada

penggunaan bahasa (language use bukan ilanguage usage) di dalam sebuah

masyarakat budaya di dalam situasi sosial tertentu. Seperti yang dikatakan Leech

(1983: 10-11), sosiopragmatik adalah satu dari dua sisi pragmatik yang sisi

lainnya adalah pragmalinguistik. Yang pertama berhubungan dengan sosiologi

dan yang kedua (pragmalinguistik) berhubungan dengan tata bahasa (grammar),

dengan catatan bahwa pengertian grammar di sini ialah seperti yang dipakai di

dalam paradigma linguistik generatif transformasional yang meliputi semantik dan

fonologi. Bukan seperti yang dipakai di dalam paradigma linguistik struktural

yang terbatas pada morfologi dan sintaksis.

Tuturan humor oleh peserta tutur dalam acara Ini Talkshow, memiliki

bentuk tuturan humor yang dapat direalisasikan menjadi berbagai variasi bahasa

mengingat tuturan humor yang diciptakan dalam acara Ini Talkshow tersebut

bersifat heterogen, dari terciptanya tuturan humor tersebut terdapat penyimpangan

prinsip kesantunan (politeness principle). Menarik menganalisis tutur biasa

dengan tutur humor (humor verbal) melalui perspektif sosiopragmatik. Jika dalam

tutur biasa, penutur dan mitra tutur berharap, menyadari adanya, dan berusaha

mematuhi norma-norma tutur percakapan (misalnya kejelasan, kesantunan) agar

komunikasi mencapai efektivitas, sebaliknya dalam tuturan humor yang terjadi

justru penyimpangan norma-norma tutur itu. Norma-norma tindak tutur mencakup

(24)

principle), dan (iii) parameter pragmatik (pragmatic parameter). Dalam setiap

interaksi yang menginginkan lahirnya komunikasi ideal, penutur dan mitra tutur

harus sama-sama mematuhi keempat prinsip: harus wajar, jelas, santun, akrab

secara proporsional, dan bersama-sama membangun pengertian yang tunggal

(tidak taksa).

Memenuhi prinsip kerja sama dalam menciptakan kelancaran komunikasi

sosial, Grice (1975:45-47) menegaskan, penutur hendaknya mematuhi empat

norma (maksim) percakapan, yakni (a) maksim kuantitas (maxim of quantity), (b)

maksim kualitas (maxim of quality), (c) maksim relevansi (maxim of relevance),

dan (d) maksim cara (maxim of manner). Setiap tuturan dapat dilihat dari satu atau

lebih maksim-maksim itu.

Penerapan prinsip kerja sama, dalam suatu percakapan antara penutur

dan mitra tutur harus saling menghargai dan menghormati. Sebuah aturan yang

mengharuskan setiap percakapan saling menghargai dan menghormati disebut

dengan prinsip kesantunan (Leech 1983:132). Sejumlah maksim yang berkaitan

dengan kesantunan disebut Principle Politeness (prinsip Sopan Santun). Maksim-

maksim yang dikemukakan oleh Leech, yaitu (a) maksim kebijaksanaan (tact

maxim), (b) maksim kemurahan hati (the generosity maxim), (c) maksim

penerimaan (the approbation maxim), (d) maksim kesederhanaan (the modesty

maxim), (e) maksim persetujuan (the agreement maxim), dan (f) maksim

kesimpatian (sympathy maxim). Prinsip kesantunan termasuk kaidah yang perlu

diperhatikan oleh setiap penutur dalam setiap percakapan, sehingga komunikasi

(25)

pun penutur yang bersedia menerima perkataan maupun tindakan yang kurang

santun dari mitra tuturnya.

Penerapan prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan sebuah tuturan

dalam berkomunikasi merupakan bagian dari telaah pragmatik. Yang menjadi

telaah pragmatik adalah lebih kepada apa yang penutur maksudkan

dengan tuturannya, bukan semata-mata telaah kata-kata atau frase dalam setiap

tuturan. Makna yang demikian disebut dengan implikatur. Implikasi pragmatik

yang terdapat di dalam percakapan yang timbul sebagai akibat terjadinya

pelanggaran prinsip percakapan. Sejalan dengan batasan tentang implikasi

pragmatik, implikatur percakapan itu adalah proposisi atau “pernyataan”

implikatif, yaitu apa yang mungkin diartikan, disiratkan atau dimaksudkan oleh

penutur, yang berbeda dari apa yang sebenarnya dikatakan oleh penutur di dalam

suatu percakapan. Berdasarkan hal inilah maka pragmatik juga didefinisikan

sebagai telaah mengenai makna kontekstual, yakni makna yang penafsirannya

tergantung pada konteks saat pembicaraan berlangsung (Yule 1996:3).

Rustono (2000) menegaskan bahwa di dalam percakapan terdapat tuturan

baik yang mematuhi maupun yang melanggar prinsip kerja sama dan prinsip

kesantunan. Pematuhan pada prinsip percakapan tidak membawa efek kelucuan.

Berbeda dengan pelanggaran atas prinsip percakapan sering kali berfungsi sebagai

penunjang kelucuan karena melalui inferensi yang ditarik atas pelanggaran prinsip

kerja sama dan prinsip kesantunan dapat diketahui adanya implikatur tertentu.

Selain itu, setiap peserta tutur dalam sebuah percakapan tidak dapat dilepaskan

(26)

hanya terhadap penutur dan mitra tutur tetapi juga orang ketiga yang

dibicarakan baik orang ketiga tersebut hadir ataupun tidak hadir dalam

percakapan tersebut (Wirawati 2013:6). Faktor-faktor liangul dan nonlingual

inilah yang melatarbelakangi terjadinya pelanggaran prinsip percakapan. Berikut

contoh percakapan mengenai pelanggaran prinsip percakapan tuturan humor.

KONTEKS

AGUNG BORO BORO SEORANG MARKETING PROPERTI

KETURUNAN MANDARIN MENGGUNAKAKAN LOGAT

MANDARIN KETIKA MENAWARI INVESTASI SAHAM BERUPA RUMAH KEPADA CALON INVESTOR YANG

: Ya... ini soalnya fasilitas bagus (aa).

: Ya jangan bilang murah dong! (mengikuti logat Mandarin)

: Itu murah (aa) Senin harga turun.

[Itu murah aa Senin harga turun]

: Hahaha kalau gitu beli senin aja berapa? : Jadi 500 (500.000)

Tuturan di atas menunjukkan perbedaan kebahasaan yang dipilih oleh

penutur dan mitra tuturnya. Penutur Agung Boro Boro menggunakan logat

(27)

dalam komunikasinya. Tuturan dari penutur, Agung Boro Boro menggunakan

logat Mandarin. Hal tersebut diperjelas dengan penggunaan kata sapaan owe

yang berarti aku. Mitra tuturnya, Sule juga mengikuti logat yang digunakan

penutur Agung Boro Boro. Dari tuturan tersebut faktor-faktor sosial yang

digunakan berupa keadaan status sosial dan profesi saat menawarkan

investasi kepada mitra tuturnya.

Dilihat dari faktor-faktor sosial yang digunakan dalam percakapan

tersebut, terdapat pelanggaran prinsip percakapan. Pada tuturan “Owek orang jual

1 miliyar (aa), owek jual 3 miliyar” merupakan pelanggaran maksim kualitas

yaitu tidak berkenaan dengan kualitas kontribusi penutur di dalam percakapan,

maksudnya penutur Agung Boro Boro di dalam percakapan tidak mengatakan hal

yang benar. Jika dilihat dari konteksnya seharusnya penutur Agung Boro Boro

memberikan investasi yang lebih murah kepada kenalannya (investor) agar

tertarik untuk membeli. Selanjutnya pada tuturan Agung Boro Boro “Itu murah...

senin harga turun” merupakan pelanggaran maksim cara yang menjelaskan

ketidakjelasan ekspresi. Seandainya, penutur Agung Boro Boro berbunyi “Itu

murah, senin harga naik” tentu tuturan itu tidak melanggar maksim cara.

Pelanggaran kedua maksim tersebut terjadi dalam percakapan itu ternyata

memiliki fungsi sebagai sumber implikatur percakapan. Implikatur percakapan

tersebut yaitu menyesatkan atau menyiratkan percakapan yang taksa. Akan tetapi,

dilihat secara situasional tuturan tersebut berfungsi sebagai penunjang kelucuan.

Pelanggaran prinsip kesantunan juga terdapat dalam percakapan di atas,

(28)

Owek kasih murah sama loe”. Tuturan tersebut melanggar maksim kebijaksanaan

karena tuturan (Agung) tidak menekankan pada pengurangan beban untuk orang

lain dan tidak memaksimalkan ekspresi kepercayaan yang memberikan

keuntungan untuk orang lain. Hal tersebut diperjelas pada kalimat selanjutnya

“Owek orang jual 1 miliyar (aa), Owek jual 3 miliyar. Implikatur percakapan di

atas dapat terjadi karena adanya pelanggaran. Tuturan (Agung) mengandung

implikatur menyatakan candaan atau menghibur dalam acara Ini Talkshow.

Dengan demikian di dalam setiap percakapan, pengaruh faktor-faktor sosial dapat

melatarbelakangi terjadinya pelanggaran prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan

pada tuturan seseorang.

Berdasarkan hal di atas, penelitian ini memiliki dua alasan yaitu alasan

teoretis dan alasan praktis, yang menjadi alasan teoretis dalam penelitian ini

adalah pada tuturan humor peserta tutur dalam acara Ini Talkshow terdapat banyak

pelanggaran prinsip kerja sama dan pelanggaran prinsip kesantunan yang

diciptakan, mengingat faktor-faktor ekstralingual (sebagai faktor penentu) yang

sangat beragam. Keberagaman inilah yang menjadikan alasan praktis mengapa

penelitian ini memilih acara Ini Talkshow yaitu, karena pemilihan presenter,

topik pembicaraan, peserta tutur, sepeti tokoh narasumber dan tokoh-tokoh

lainnya yang bersifat heterogen. Keheterogenan tersebut berpotensi untuk

dijadikan bahan suatu kelucuan seperti ketimpangan sosial, fenomena aneh, tren

terbaru, sindiran politik dan lain sebagainya, sehingga para penutur akan

menghasilkan tuturan humor yang berbeda-beda. Berdasarkan hal tersebut,

(29)

pelanggaran prinsip kesantunan serta faktor-faktor penyebab pelanggaran prinsip

kerja sama dan prinsip kesantunan yang muncul dalam keberagaman sosial oleh

peserta tutur pada tuturan humor dalam acara Ini Talkshow.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, dapat diidentifikasi permasalahan

sebagai berikut.

1) Tuturan dapat digunakan untuk mentransfer gagasan/pemikiran/maksud.

2) Peserta tutur dalam acara Ini Talkshow merupakan tokoh-tokoh yang terkenal

dengan lawaknya, sehingga tuturan-tuturannya akan menarik perhatian

masyarakat luas.

3) Tuturan seorang tokoh atau public figure biasanya harus bersifat santun tidak

sewenangan dalam bertutur kata.

4) Dalam program acara Ini Talkshow pemilihan presenter, topik pembicaraan,

tokoh narasumber serta tokoh-tokoh lawak lainnya yang bersifat heterogen.

Keheterogenan tersebut berpotensi untuk dijadikan bahan suatu kelucuan

seperti ketimpangan sosial, fenomena aneh, tren terbaru, sindiran politik dan

lain sebagainya, sehingga para penutur akan menghasilkan tuturan humor

yang berbeda-beda.

5) Tuturan humor peserta tutur dalam acara Ini Talkshow terdapat banyak

pelanggaran prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan yang diterapkan dalam

(30)

6) Perlunya mengetahui faktor apa saja yang melatarbelakangi terjadinya

pelanggaran prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan pada tuturan humor

oleh peserta tutur dalam acara Ini Talkshow.

7) Faktor lingual dan nonlingual yang digunakan dalam acara Ini Talkshow

melatarbelakangi terjadinya pelanggaran prinsip kerja sama dan prinsip

kesantunan.

8) Perlunya menguak pelanggaran prinsip percakapan pada tuturan humor dalam

acara Ini Talkshow, agar masyarakat atau penonton dapat mengetahui maksud

dan tujuan tuturan peserta tutur tidak hanya sebagai media hiburan.

1.3 Cakupan Masalah

Dari berbagai masalah yang berkaitan dengan tuturan yang

terdapat pada acara televisi talkshow, fokus penelitian ini adalah pada

tuturan humor peserta tutur yang terdapat dalam acara Ini Talkshow. Penelitian

ini melihat apa sajakah pelangagaran prinsip percakapan, bagaimana

pelanggaran prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan tuturan humor oleh peserta

tutur dalam acara Ini Talkshow serta faktor-faktor yang melatarberlakangi

mengapa terjadinya pelangaaran prinsip kerja sama dan pelanggaran prinsip

kesantunan tuturan humor melalui kajian sosiopragmatik.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, rumusan masalah

(31)

1) Bagaimana pelanggaran prinsip kerja sama pada tuturan humor dalam acara

“IniTalkshow”?

2) Bagaimana pelanggaran prinsip kesantunan pada tuturan humor dalam acara

“IniTalkshow”?

3) Faktor apa sajakah yang melatarbelakangi terjadinya pelanggaran prinsip

kerja sama dan prinsip kesantunan penutur pada tuturan humor dalam acara

“IniTalkshow”?

1.5 Tujuan Penelitian

Selaras dengan rumusan masalah, tujuan penelitian ini sebagai

berikut.

1) Menganalisis pelanggaran prinsip kerja sama yang terdapat pada tuturan

humor dalam acara “IniTalkshow”.

2) Menganalisis pelanggaran prinsip kesantunan yang terdapat pada tuturan

humor dalam acara “IniTalkshow”.

3) Mengeksplanasi faktor apa saja yang melatarbelakangi tejadinya pelanggaran

prinsip kerja sama dan prinsip kesantunan penutur pada tuturan humor dalam

acara “IniTalkshow”.

1.6 Manfaat Penelitian

(32)

1.6.1 Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis adalah manfaat yang dapat memberi nuansa baru,

menginspirasi dan memotivasi pengembangan dan penemuan teori-teori baru

dalam pelaksanaan suatu penelitian. Terkait dengan manfaat teoretis penelitian

ini diharapkan bermanfaat.

1) Penelitian ini bermanfaat menambah wawasan/pengetahuan bagi para

peneliti bahasa tentang teori-teori pelanggaran prinsip percakapan pada

tuturan humor dalam kajian sosiopragmatik

2) Penelitian ini mengembangkan atau mendukung teori-teori pelanggaran

prinsip percakapan pada tuturan humor serta faktor apasaja yang

melatarbelakangi pelanggaran prinsip percakapan seseorang dalam memilih

tuturan yang diujarkannya.

3) Penelitian dapat menyempurnakan teori-teori pelanggaran prinsip percakapan

pada tuturan humor serta faktor apa saja yang melatarbelakangi pelanggaran

prinsip percakapan sebuah tuturan yang dijuarkan.

1.6.2 Manfaat praktis

Manfaat praktis adalah manfaat konkrit yang dapat diperoleh dan

dirasakan secara langsung dari hasil sebuah penelitian. Hasil penelitian ini

bermanfaat bagi peneliti, lembaga, dan pembaca.

1) Peneliti, sebagai salah satu rujukan mengenai bagaimana teknik menganalisis

(33)

melatarbelakangi pelanggaran prinsip percakapan dengan menggunakan

kajian sosiopragmatik.

2) Lembaga, penelitian ini dapat digunakan sebagai variasi referensi pustaka

dalam mengkaji dan menganalisis penggunaan bahasa dalam percakapan

dari berbagai sudut pandang, terutama dari sudut pandang penggunaan

bahasa sebagai suatu kajian sosiopragmatik.

3) Pembaca, penelitian ini juga dapat bermanfaat dalam pemakaian

bahasa yang mengarah pada kompetensi interpetasi dan analisis

pembaca. Selain itu, bagi pembaca dan masyarakat pada umumnya,

penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan wawasan

mengenai pelanggaran prinsip percakapan pada tuturan humor dengan

Referensi

Dokumen terkait

Penjelasan Pasal 3 huruf (a) dan (b) tersebut diatas, menerangkan bahwa sesuai dengan kelaziman yang berlaku secara Internasional, bahwa badan perwakilan negara

Pengertian keseimbangan pasar adalah tingkat harga maupun jumlah barang yang diminta dalam keadaan seimbang dan tidak ada kekuatan atau kecenderungan untuk

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Perencanaan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan program pengembangan

ditingkatkan ini sejalan dengan persepsi peserta didik yaitu : tidakmenentukan tujuan pembelajaran yang lengkap, tidakmenentukan sumber/media/alat peraga untuk proses

Meskipun pekan lalu disibukkan dengan laporan keuangan triwulanan, di mana 37 persen kapitalisasi pasar S&P 500 menyampaikan laporannya, pasar diwarnai oleh fluktuasi yang

Tujuan penelitian Untuk mengetahui efektifitas penerapan pendekatan CL versi STAD dalam upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar Matematika peserta didik kelas

ASUHAN KEBIDANAN KOMPERHENSIF DARI KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, DAN PERENCANAAN KELUARGA.. BERENCANA (KB) PADA NY.M UMUR 27 TAHUN G2P1AO DI BIDAN SRI

Hal ini sejalan dengan nilai dari parameter rasa yang dihasilkan ketiga jenis stik ikan ini dimana tidak terdapat perbedaan yang nyata pada semua stik ikan