• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlindungan Hukum Terhadap Efek Syari’ah Dalam Hukum Pasar Modal Di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perlindungan Hukum Terhadap Efek Syari’ah Dalam Hukum Pasar Modal Di Indonesia"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah perkembangan industri keuangan syari’ah meliputi

perbankan,asuransidan pasar modalpadadasarnya merupakan suatu proses sejarah

yang sangat panjang.Lahirnya Agama Islam sekitar 15(lima belas) abadyang lalu

meletakkan dasar penerapan prinsip syari’ah dalam industri keuangan karena didalam

Islam dikenal kaidah muamalah, yang merupakan kaidah hukum atas hubungan antar

manusia,yang didalamnya termasukhubungan perdagangan dalam arti yang luas.

Namun demikian, perkembangan penerapan prinsip syari’ah mengalami pasang surut

selama kurun waktu yang relative lama , yaitu pada masa imperium negara-negara

Eropa. Pada masa tersebut, Negara-negara di Timur Tengah serta negara-negara

Islam lain hampir semuanya menjadi wilayah jajahan negara-negara Eropa.1

Dalam perkembangan selanjutnya, dengan banyaknya Negara Islam yang

terbebas dari penjajahan dan semakin terdidiknya generasi muda Islam, maka ajaran

Islam mulai meraih masa kebangkitan kembali.Sekitar tahun 1960-an,banyak

cendekiawan muslim dari Negara-negara Islam sudah mulai melakukan pengkajian

ulang atas penerapan sistem hukum Eropa kedalam industri keuangan sekaligus

memperkenalkan penerapan prinsip syariah Islam dalam industri keuangan2

1

Adrian Sutedi,Segi-Segi Hukum Pasar Modal( Jakarta: Ghalia Indonesia,2009)hal 57 2

Ibid, hal 58

,

(2)

juta (88% dari total penduduk). Ini jauh lebih besar daripada Pakistan, yang ‘hanya’

memiliki 140 juta penduduk muslim walaupun jumlah itu 97% dari jumlah total

penduduk (Islamic Development Bank, 2005). Hal ini membuat Indonesia menjadi

pasar yang sangat potensial untuk tumbuhnya bisnis yang berbasis syariah, termasuk

pasar modal syariah tentunya. Namun, tidak begitu adanya keadaan Indonesia. Sektor

ekonomi syariah negara Indonesia masih kalah jauh dari negara tetangga Malaysia,

yang sektor ekonomi syariahnya berkembang pesat menjadi salah satu yang terbaik di

muka bumi3

Disisi lain khusus mengenai pasar modal, dunia internasional diawal abad

millenium ini dikejutkan oleh skandal keuangan besar-besaran yang menimpa

perusahaan-perusahaan raksasa Amerika Serikat mulai dari Enron, WorldCom, AOL,

Walt Disney, Vivendi Universal, Merck, Global Crossing, Xeroc, Tyco, yang

melibatkan lembaga investment bank seperti CSFB, JP Morgan, dan Merrill Lycnh,

dan tentu saja tidak lepas dari peranan kantor akuntan publik yang sebelumnya

mengaudit perusahaan-perusahaan tersebut.4

Terbongkarnya skandal keuangan tersebut membuat pasar modal Amerika

meradang. Harga saham di Wall Street langsung berjatuhan. Indeks Dow Jones yang

sebelum terjadinya skandal berada di atas level 10.000 sempat anjlok ke titik terendah

7.702 selama lima tahun terakhir. Kehancuran harga saham di Wall Street segera

(3)

menjalar ke bursa dunia lainnya. Indeks CAC Paris, DAX Frankfurt, Nikkei Tokyo,

termasuk IHSG Jakarta, dan yang lain-lainnya mengalami kemerosotan tajam.5

Anjloknya harga saham di Wall Street menyebabkan jutaan orang kehilangan

dana pensiun dan tabungannya. Sementara terbongkarnya skandal tersebut yang

berdampak kepada kemerosotan ekonomi AS menyebabkan puluhan ribu orang

kehilangan pekerjaan. Di tengah kemerosotan, skandal dan resiko yang menimpa

pasar modal konvensional tersebut, kini dunia mulai melirik Sistem Ekonomi Islam

sebagai solusi alternatif. Didahului oleh pendirian bank syariah dan lembaga asuransi

syariah di negeri-negeri Islam termasuk di Barat sendiri, kini upaya untuk

menerapkan dan mensosialisaikan pasar modal syariah semakin gencar.6

Sebenarnya, masyarakat Indonesia mempunyai tingkat antusiasme yang tinggi

terhadap produk syariah. Ini terlihat salah satunya, pada saat terjadi kasus lemak babi

yang dicurigai terdapat pada produk penyedap makanan Ajinomoto, yang membuat

harga saham perusahaan tersebut di pasar modal jatuh secara drastis. Hal ini

disebabkan oleh enggannya para investor berinvestasi di perusahaan tersebut karena

kekhawatiran akan tidak lakunya produk tersebut di pasaran luas. Hal itu akan

menyebabkan turunnya laba perusahaan, yang ujung-ujungnya menurunkan prospek

perusahaan di mata investor (turunnya harga saham). Di sisi lain, tingginya

antusiasme masyarakat (investor) dalam hal investasi syariah juga terlihat dari

5

Ibid.. 6

(4)

banyaknya produk berbasis syariah yang baru-baru ini dijual di pasar modal(obligasi

syariah, reksadana syariah, dan lain-lain).7

Pendapat ini sesuai dengan RoadmapPasar Modal Syari’ah 2015-2016 oleh

Otoritas Jasa Keuangan yaitu Perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia

diawali oleh perkembangan sektor perbankan, yang selanjutnya diikuti oleh sektor

perasuransian dan pasar modal. Dalam perkembangannya, setiap sektor memiliki

tantangan yang berbeda. Data perkembangan produk syariah dalam periode 5 (lima)

tahun terakhir menunjukkan bahwa pada umumnya seluruh produk keuangan syariah

memiliki tren positif 8

Tabel 1.3 Perkembangan Sektor Jasa Keuangan Syari’ah Indonesia

2010 2011 2012 2013 2014

(5)

Surat Berharga

18,68 26,90 35,83 41,71 41,71

Perbankan Syariah (aset)

97,51 145,46 195,01 242,27 272,34

Sumber : Roadmap Pasar Modal Syari’ah 2015-2019 disusun oleh Direktorat Pasar Modal Syari’ah Otoritas Jasa Keuangan

Pada sisi lain, harus diakui bahwa masih terdapat beberapa permasalahan

mendasar yang menjadi kendala berkembangnya pasar modal yang berprinsip

syari’ah di Indonesia . Kendala-kendala yang dimaksud diantaranya adalah selain

belum meratanya pemahaman dan atau pengetahuan masyarakat Indonesia tentang

investasi dipasar modal berbasis syari’ah, juga belum ditunjangnya dengan peraturan

yang memadai tentang investasi syari’ah dipasar modal Indonesiaserta adanya

anggapan bahwa untuk melakukan investasi di pasar modal syari’ah dibutuhkan biaya

yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan investasi pada sektor keuangan

lainnya.9

Tren positif terhadap produk keuangan syari’ah maupun efek syari’ah yang

tergabung dalam pasar modal syari’ah ini perlu adanya perlindungan hukum yang

9

(6)

memadai selayaknya pemberlakuannya secara internasional.Terkait dengan

regulasi,Indonesia saat ini telah memiliki beberapa peraturan serta fatwa yang

melandasi kegiatan pasar modal syari’ah serta terkait efek syari’ah. Namun perlu

adanya aturan perundang-undangan yang menjadi payung hukum terhadap efek

syari’ah tersebut.

Dalam rangka mengikuti dinamika pasar dan memberikan kepastian hukum,

serta meningkatkan kepercayaan pasar guna mempercepat pertumbuhan efek syari’ah

perlu adanya penguatan kerangka hukum terhadap efek syari’ah dalam hukum pasar

modal di Indonesia. Oleh karena itu sehubungan dengan hal-hal diatas, maka penulis

khusus akan membahas tentang saham dalam penulisan skripsi ini dengan judul

“Perlindungan Hukum Terhadap Efek Syari’ah Dalam Hukum Pasar Modal di

Indonesia”

B. Rumusan Masalah

Dari uraian yang telah disampaikan dalam latar belakang di atas, maka

permasalahan pokok yang mendasari penulisan skripsi ini adalah :

1. Bagaimana Efek Syari’ah dalam perspektif hukum pasar modal di Indonesia ?

2. Bagaimana prosedur atau mekanisme penerbitan efeksyari’ah ?

3. Bagaimana perlindungan hukum terhadap efek syari’ah dalam hukum pasar modal

(7)

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui pengaturan terkait efek syari’ah dalam perspektif hukum

pasar modal di Indonesia

2. Untuk mengetahui prosedur dan mekanisme penerbitan efek syari’ah

3. Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap efek syari’ah dalam hukum

pasar modal Indonesia

Adapun yang menjadi manfaat dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai

berikut :

1. Manfaat Teoritis

Yaitu untuk dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut dan mempunyai

arti penting terhadap perkembangan ilmu pengetahuan serta menambah wawasan

khususnya mengenai hukum pasar modal syari’ah di Indonesia

2. Manfaat Praktis

Pembahasan ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi setiap pembaca,baik

kalangan akademisi maupun kalangan umum yang ingin membahas mengenai

(8)

Uraian ini juga sebagai bahan kajian untuk para akademisi dan para peneliti lainnya

yang ingin mengadakan penelitian yang lebih dalam mengenai pasar modal syari’ah.

D. Keaslian Penulisan

Dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang

diperoleh, maka penulis menuangkan dalam sebuah skripsi yang berjudul “

“Perlindungan Hukum Terhadap Efek Syari’ah Dalam Hukum Pasar Modal

Syari’ah” Untuk mengetahui keaslian penulisan, dilakukan penelusuran terhadap

berbagai judul skripsi yang tercatat pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera

Utara. Dalam penelusuran yang dilakukan, ditemukan salah satu penelitian skripsi

yang telah dilakukan oleh Alumnus Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

terkait “Tinjauan Yuridis Penerapan Prinsip Syari’ah dalam Instrument Pasar Modal

Syari’ah oleh Ainul Mardhiyah Nasution tahun 2008” . Perbedaan dengan penelitian

ini yaitu penelitian tersebut membahas bagaimana aspek hukum penerapan prinsip

syari’ah di pasar modal syari’ah . Sedangkan penelitian skripsi ini membahas

mengenai bagaimana sebenarnya pasar Modal mampu menjadi perlindungan Hukum

terhadap Efek Syari’ah . Dengan demikian terdapat perbedaan permasalahan pada

kedua penelitian tersebut. Apabila dikemudian hari terdapat judul yang sama atau

telah ditulis oleh orang lain dalam tingkat kesarjanaan sebelum skripsi ini dibuat,

maka hal tersebut dapat diminta pertanggungjawaban.

E. Tinjauan Pustaka

(9)

Pendapat para ahli mengenai pengertian dari perlindungan hukum diantaranya:

1. Menurut Satijipto Raharjo, perlindungan hukum adalah memberikan

pengayoman terhadap hak asasi manusia (HAM) yang dirugikan orang lain

dan perlindungan itu di berikan kepada masyarakat agar dapat menikmati

semua hak-hak yang diberikan oleh hukum. Hukum dapat difungsikan untuk

mewujudkan perlindungan yang sifatnya tidak sekedar adaptif dan fleksibel,

melainkan juga prediktif dan antisipatif. Hukum dibutuhkan untuk mereka

yang lemah dan belum kuat secara sosial, ekonomi dan politik untuk

memperoleh keadilan sosial10

2. Menurut Setiono, perlindungan hukum adalah tindakan atau upaya untuk

melindungi masyarakat dari perbuatan sewenang-wenang oleh penguasa yang

tidak sesuai dengan aturan hukum, untuk mewujudkan ketertiban dan

ketentraman sehingga memungkinkan manusia menikmati martabatnya

sebagai manusia.

.

11

3. Menurut Muchsin, perlindungan hukum merupakan kegiatan untuk

melindungi individu dengan menyerasikan hubungan nilai-nilai atau

kaidah-kaidah yang menjelma dalam sikap dan tindakan dalam menciptakan adanya

ketertiban dalam pergaulan hidup antar sesama manusia.12

10

Satjipto Raharjo,Ilmu Hukum,(PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000)hlm.5

11

Setiono, Rule of Law Supremasi Hukum,Surakarta: Magister Ilmu Hukum Program Pasca Sarjana Universitas SebelasMaret 2004 Hal 3

12

(10)

4. Menurut Philipus M. Hadjon Perlindungan Hukum adalah Sebagai kumpulan

peraturan atau kaidah yang akan dapat melindungi suatu hal dari hal lainnya.

Berkaitan dengan konsumen, berarti hukum memberikan perlindungan

terhadap hak-hak pelanggan dari sesuatu yang mengakibatkan tidak

terpenuhinya hak-hak tersebut.

5. Menurut Muktie, A. Fadjar Perlindungan Hukum adalah penyempitan arti dari

perlindungan, dalam hal ini hanya perlindungan oleh hukum saja.

Perlindungan yang diberikan oleh hukum, terkait pula dengan adanya hak dan

kewajiban, dalam hal ini yang dimiliki oleh manusia sebagai subyek hukum

dalam interaksinya dengan sesama manusia serta lingkungannya. Sebagai

subyek hukum manusia memiliki hak dan kewajiban untuk melakukan suatu

tindakan hukum.13

Dalam menjalankan dan memberikan perlindungan hukum dibutuhkannya suatu

tempat atau wadah dalam pelaksanaannya yang sering disebut dengan sarana

perlindungan hukum. Sarana perlindungan hukum dibagi menjadi dua macam yang

dapat dipahami, sebagai berikut:

(11)

1. Sarana Perlindungan Hukum Preventif

Perlindungan yang diberikan oleh Pemerintah dengan tujuan untuk mencegah

sebelum terjadinya pelanggaran. Hal ini terdapat dalam peraturan

perundang-undangan dengan maksud untuk mencegah suatu pelanggaran serta memberikan

rambu-rambu atau batasan-batasan dalam melakukan suatu kewajiban14

14

Muchsin, Op cit hal 14

. Sarana

perlindungan yang preventif ini dalam perkembangannya agak ketinggalan khususnya

apabila dibandingkan dengan sarana perlindungan hukum yang represif. Sebagai

komparasi, diInggris digunakan dasar pemikiran bahwa masalah perlindungan

hak-hak asasi warga negara harussudah tercermin dalam tahap-tahap persiapan atau

sebelum dikeluarkannya suatu keputusan pemerintah. Dengan mendasarkan pada

pemikiran seperti itu diInggris dikenal adanya angket publik atau yang dalam bahasa

Inggrisnya dipergunakan istilah “hearing”. Pengertian dari angket publik atau hearing

yakni bahwa para pihak yang akan dikenai suatu putusan haruslah didengar terlebih

dahulu pendapatnya oleh suatu pihak yang bebas/independen, prosedur hearing ini

(12)

dikeluarkkan sejak tahun 1962, yang semuanya itu merupakan hasil dari penelitian

“Komisi Franks” pada tahun 195715

Perlindungan hukum represif merupakan perlindungan akhir berupa sanksi

seperti denda, penjara, dan hukuman tambahan yang diberikan apabila sudah terjadi

sengketa atau telah dilakukan satu pelanggaran. 2. Sarana Perlindungan Hukum Represif

16

Di negara-negara Eropah

khususnya yang menggunakan “civil law system” dikenal adanya dua perangkat

peradilan yakni peradilan Umum dan peradilan administrasi. Sebaliknya untuk

negara-negara yang menganut “common law system” hanya dikenal adanya asatu

badan peradilan yaitu “ordinary court”. Sedangkan untuk negara-negara Skandinavia

telah dikembangkan sendiri suatu lembaga perlindungan hukum bagi rakyat yang

dikenal dengan nama “Ombudsman17

Prinsip kedua yang mendasari perlindungan hukum terhadap tindak

pemerintahan adalah prinsip negara hukum. Dikaitkan dengan pengakuan dan

perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia, pengakuan dan perlindungan terhadap

15

Paulus Effendie Lotulung,Beberapa Sistem Tentang Kontrol Segi Hukum Terhadap Pemerintah,Edisi ke-2, PT. Citra Aditya, Bandung, 1993, h. 25.

16

Muchsin, Loc cit 17

(13)

hak-hak asasi manusia mendapat tempat utama dan dapat dikaitkan dengan tujuan

dari negara hukum.

2. Pasar Modal

Pengertian pasar modal, sebagaimana pasar konvensional pada umumnya,

adalah merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli. Pasar (market)

merupakan sarana yang mempertemukan aktivitas pembeli dan penjual untuk suatu

komoditas atau jasa. Pengertian modal (capital) dapat dibedakan :18

1. Barang modal (capital goods) seperti tanah, bangunan, gedung, mesin.

2. Modal uang (fund) yang berupa financial assets.

Secara formal Pasar Modal bisa didefenisikan sebagai pasar untuk berbagai

instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan baik

dalam bentuk utang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah,

public authorities, maupun perusahaan swasta.19

Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum

dalam perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

diterbitkannya serta lembaga profesi yang berkaitan dengan efek.20

Pasar modal merupakan pasar dalam pengertian abstrak yang mempertemukan

calon pemodal (investor) dengan emiten (perusahaan yang menerbitkan surat

18

M.Irsan Nasarudin.,Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta : Kencana, 2008),., hal. 14.

19

Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, (Yogyakarta : UPP-AMP YKPN, 1993), hal. 1

20

(14)

berharga di pasar modal) yang membutuhkan dana jangka panjang. Sementara itu

pasar modal dapat juga diartikan sebagai organized market yang memperdagangkan

saham dan obligasi dengan menggunakan jasa pialang dan underwriter.21

Pasar modal (capital market) mempertemukan pemilik dana (supplier of fund)

dengan pengguna dana (user of fund) untuk tujuan investasi jangka menengah

(middle-term investment) dan panjang (long-term investment). Kedua pihak

melakukan jual beli modal yang berwujud efek. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) pengertian pasar modal adalah seluruh kegiatan yang

mempertemukan penawaran dan permintaan atau merupakan aktivitas yang

memperjualbelikan surat-surat berharga. UUPM Pasal 1 angka 13 mendefenisikan

pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan

Perdagangan Efek Perusahaan Publik yang berkaitan dengan efek yang

diterbitkannnya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.22

3. Efek Syari’ah

Efek adalah sebagai” Surat berharga, yaitu suratpengakuan hutang, surat berharga

komersial, saham obligasi,tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi

kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap deivatif dari efek” 23

21

Sri Handani Yuliati, dkk, Manajemen Portofolio dan Analisis Investasi, (Yogyakarta : Andi Offset, 1996), hal. 2

22

M. Irsan Nasarudin., Loc. cit. 23

(15)

Efek Syariah adalah Efek sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan peraturan

pelaksanaannya yang akad, cara, dan kegiatan usaha yang menjadi landasan

pelaksanaannya tidak bertentangan

Sedangkan yang dimaksud dengan efek syariah adalah efek sebagaimana dimaksud

dalam peraturan peundang-undangan di bidang pasar modal yang akad, pengelolaan

perusahaan maupun cara penerbitannya memenuhi prinsip-prinsip syariah.24

Adapun dasar diperbolehkannya transaksi jual-beli efek adalah Fatwa Dewan

Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) No. 80/DSN-MUI/VI 2011

tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangkan Efek Bersifat Adapun yang dimaksud sebagai efek-efek syariah menurut Fatwa DSN MUI

No.40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan

Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal mencakup Saham Syariah, Reksadana

Syariah, Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragunan Aset Syariah, dan surat berharga

lainnya yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Belakangan, instrumen keuangan

syariah bertambah dengan adanya fatwa DSN-MUI Nomor: 65/DSN-MUI/III/2008

tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah, fatwa DSN-MUI

Nomor: 66/DSN-MUI/III/2008 tentang Waran Syariah pada tanggal 6 Maret 2008,

fatwa DSN-MUI Nomor: 69/DSN-MUI/VI/2008 tentang Surat Berharga Syariah

Negara.

24

(16)

Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek. Adapun isi utama fatwa mekanisme syariah

perdagangan saham adalah:

1. Perdagangan Efek di Pasar Reguler Bursa Efek menggunakan akad jual beli

(bai’)

2. Efek yang ditransaksikan adalah efek yang bersifat ekuitas yang sesuai

dengan prinsip syariah (terdapat dalam Daftar Efek Syariah)

3. Pembeli boleh menjual Efek setelah transaksi terjadi, meskipun settlemennya

di kemudian hari (T+3) berdasarkan prinsip qabdh hukmi

4. Mekanisme tawar menawar yang berkesinambungan menggunakan akad bai’

al-Musawamah. Harga yang wajar dan disepakati akan menjadi harga yang

sah.

5. SRO dapat mengenakan biaya (ujrah) untuk setiap jasa yang diberikan dalam

menyelenggarakan perdagangan Efek bersifat Ekuitas.

6. Tidak melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah dalam

bertransaksi.

F. Metode Penelitian

1. Jenis dan sifat penelitian

Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian hukum normatif. 25

25

Soejono Soekanto, Penelitian Hukum, (Jakarta : UI Press. 1986), hlm. 9-10.

Penelitian

(17)

ilmu hukum sebagai ilmu tentang kaedah atau apabila hukum dipandang sebagai

sebuah kaidah yang perumusannya secara otonom dikaitkan dengan masyarakat.26

Penelitian normatif yang didasarkan pada bahan hukum primer yaitu

peraturan-peraturan yang berkaitan dengan perlindungan hukum terhadap efek syari’ah pada

pasar modal Indonesia . Sifat penelitian deskriptif adalah bertujuan menggambarkan

secara tepat sifat-sifat suatu individu,keadaan, gejala atau kelompok tertentu atau

untuk menentukan penyebaran suatu atau untuk menentukan ada tidaknya hubungan

antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat.27

2. Data Penelitian

.

Data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah data sekunder yang

dikumpulkan dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research)

atau studi dokumen (document study). Metode penelitian kepustakaan dilakukan

terhadap data yang bersifat sekunder yang ada di perpustakaan. Data sekunder terdiri

atas tiga bahan hukum :

a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan yang dijadikan dasar untuk

melakukan penelitian yaitu dasar hukum seperti Undang-undang No 8 Tahun

1995 tentang Pasar Modal, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No 61 Tahun

2016 tentang Penerapan Prinsip Syari’ah di Pasar Modal Pada Manager

26

Jhonny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2007), hlm.57.

27

(18)

Investasi, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No 15 Tahun 2015 tentang

Penerapan Prinsip Syari’ah di Pasar Modal, Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan No 53 Tahun 2015 tentang Akad yang digunakan Dalam

Penerbitan Efek Syari’ah Di Pasar Modal, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

No 17 tahun 2015 tentang Penerbitan dan Persyaratan Efek Syari’ah berupa

Saham oleh Emiten Syari’ah atau Perusahaan Publik Syari’ah. Peraturan

Otoritas Jasa Keuangan No 18 tahun 2015 tentang Penerbitan dan

Persyaratan Sukuk, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No 19 tahun tahun

2015 tentang Penerbitan dan Persyaratan Reksadana Syari’ah. Peraturan

Otoritas Jasa Keuangan No 20 tahun 2015 tentang Penerbitan dan

Persyaratan Efek Beragun Aset Syari’ah.

b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan

mengenai bahan hukum primer seperti hasil penelitian,hasil karya dari

kalangan hukum dan berbagai karya tulis yang berhubungan dengan

penelitian ini.

c. Bahan hukum Tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk

maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti

kamus,majalah dan ensiklopedia.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data diperlukan untuk melihat kebenaran dalam suatu

(19)

cara studi kepustakaan, yaitu mempelajari dan menganalisis data melalui buku, surat

kabar, makalah ilmiah, internet, dan bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan

penelitian ini. .

4. Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelusuran kepustakaan, ditelaah, dan dianalisis

dengan deskriptif kualitatif. Metode deskriptif yaitu metode yang menggambarkan

secara menyeluruh tentang apa yang menjadi pokok permasalahan. Metode kualitatif

yaitu metode analisa data yang mengelompokkan dan menyeleksi data yang diperoleh

menurut kualitas dan kebenarannya, kemudian dihubungkan dengan teori yang

diperoleh dari penelitian kepustakaan sehingga diperoleh jawaban atas permasalahan

yang diajukan.

5. Sistematika Penulisan

Untuk menghasilkan karya ilmiah yang baik, maka pembahasannya diuraikan

secara sistematis dan diperlukan suatu sistematika penulisan yang teratur. Dimana

penulis membagi menjadi bab per bab dan masing-masing bab ini saling berkaitan

antara satu dengan yang lain. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai

berikut :

BAB I : Bab ini merupakan bab pendahuluan, dimana pada bab ini dipaparkan

(20)

latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan,

metode penulisan, serta sistematika penulisan.

BAB II : Pada bab ini berjudul efek syari’ah dalam perspektif hukum pasar

modal di indonesia dipaparkan bagaimana tinjauan umum efek syari’ah . Bab ini

berisikan sejarah efek syari’ah,pengertian dan bentuk-bentuk efek syari’ah perbedaan

efek syari’ah dengan efek konvensional, dasar hukum keberadaan efek syariah,

Prinsip-prinsip dalam Efek Syari’ah, dan perdagangan Efek Syari’ah di dalam pasar

modal.

BAB III : Pada bab ini berjudul prosedur atau mekanisme penerbitan efek

syari’ah dipaparkan bagaimana prosedur atau mekanisme penerbitan efek syariah.

Bab ini berisikan kaedah dan syarat penerbitan efek syari’ah , pihak yang terlibat

dalam penerbitan syariah, dan prosedur penerbitan efek syari’ah di pasar modal

BAB IV : Pada bab ini berjudul perlindungan hukum terhadap efek syari’ah

dalam hukum pasar modal di Indonesia dipaparkan perlindungan hukum terhadap

efek syari’ah dalam hukum pasar modal indonesia. Bab ini berisikan peraturan OJK

terkait efek syari’ah, kekhususan karakteristik efek syari’ah yang mengharuskan

adanya pengaturan setingkat UU dan belum terbentuknya bursa efek syari’ah secara

lembaga.

BAB V : Bab ini berisikan rangkuman kesimpulan dari bab-bab yang telah

dibahas sebelumnya dan saran-saran yang mungkin berguna bagi permasalahan yang

Gambar

Tabel 1.3 Perkembangan Sektor Jasa Keuangan Syari’ah Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi Pengingat Otomatis ini terdiri atas lima buah form ( tampilan ) yaitu tampilan menu utama, tampilan selamat datang beserta form pengaturan jadwal, tampilan output My

Berdasarkan hasil evaluasi Administrasi, Teknis dan Biaya dengan ini Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (Pokja ULP) Pokja Pengadaan Barang pada Biro-Biro dan

Program yang disajikan dalam bentuk animasi yang interaktif membuat anak anak atau pengguna komputer menjadi tertarik untuk belajar rambu dan peraturan rambu lalu lintas,

Pembuatan Arang Aktif dari Batang Jagung Menggunakan Aktivator Asam Sulfat dan Penggunaannya.. Pada Penjerapan Ion

Dalam konteks ini, penulis sependapat dengan pernyataan Amstrong terhadap ketidaksempurnaan istilah fundamentalisme, tetapi bagaimanapun ia merupakan tipe ideal yang berguna

Experiment to investigate microwave- silica interaction effect was performed by using a domestic microwave oven (2.45 GHz). Densification of sintered samples was

Ho = Tidak ada perbedaan tingkat perkembangan anak secara kognitif, motorik dan affektif antara usia 12- 18 bulan, 18- 24 bulan, 24- 36 bulan, 36- 48 bulan, 48- 60 bulan pada

Dari biosorben biji pepaya yang dilakukan dengan rasio biosorben : asam sulfat (b/v) sebesar 1:1, dengan memvariasikan konsentrasi asam sulfat 5%, 7%, dan 10% serta waktu