PENDAHULUAN
Latar Belakang
Teh merupakan bahan minuman yang secara universal dikonsumsi di
banyak negara serta di berbagai lapisan masyarakat. Hasil penelitian ilmiah
menunjukkan bahwa setelah air, teh adalah minuman yang paling banyak
dikonsumsi manusia dewasa. Seiring perkembangan dunia, teh semakin popular
hingga ke seluruh pelosok dunia (Tanuwijaya, 2009). Minuman teh merupakan
hasil olahan dari daun teh (Camellia sinensis) yang digunakan sebagai bahan baku
pembuatan minuman. Di Indonesia minuman teh telah lama dikenal dan telah
memasyarakat. Minuman jenis ini digemari karena harganya relatif murah, mudah
didapat serta menyegarkan, selain sebagai minuman yang menyegarkan teh telah
lama diyakini memiliki khasiat bagi kesehatan tubuh (Daroini, 2006).
Teh memiliki kandungan senyawa aktif yaitu flavonoid yang mampu
berperan sebagai antioksidan alami yang menjaga tubuh dari serangan radikal
bebas. Radikal bebas ini sa ngat merugikan karena dapat menyebabkan timbulnya
penyakit degeneratif, seperti jantung, kanker, ginjal dan lain sebagainya.
Wang, et.al., (2000) menyatakan bahwa teh telah menda patkan perhatian khusus, karena beberapa penelitian telah berhasil membukt ikan manfaat teh bagi
kesehatan manusia, terutama sebagai antioksidan alami dan juga mempunyai
kemampuan sebagai anti-kanker serta anti-arteriosklerosis.
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menetralkan radikal bebas
dengan cara mendonorkan satu atom protonnya sehingga membuat radikal bebas
stabil dan tidak reaktif (Lusiana, 2015). Senyawa antioksidan diantaranya adalah
asam fenolik, flavonoid, karoten, vitamin E, (tokoferol), vitamin C, asam urat,
bilirubin dan albumin (Gheldof, et.al., 2002) Diantara zat-zat anti oksidan ini
diduga ada dalam ekstrak metanol daun gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk.)
seperti senyawa fenol dan flavonoid .
Kandungan bahan aktif yang terdapat pada tanaman sangat dipengaruhi
oleh proses pengeringan. Setiap jenis tanaman mempunyai respon yang berbeda,
ada beberapa tanaman yang peka terhadap penyinaran matahari langsung serta
suhu yang terlalu tinggi. Pengeringan yang tepat akan menghasilkan mutu
simplisia yang tahan disimpan lama dan tidak terjadi perubahan bahan aktif yang
dikandungnya. Menurut Rusli dan Darmawan (1988) bahwa pengeringan suatu
bahan terlalu lama dan suhunya yang terlalu tinggi dapat menurunkan mutu
karena dapat merusak komponen-komponen yang terdapat di dalamnya.
Pengeringan akan menyebabkan tejadinya perubahan warna, tekstur dan
aroma bahan pangan. Pengeringan menyebabkan kadar air bahan pangan menjadi
rendah yang juga akan menyebabkan zat-zat yang terdapat pada bahan pangan
seperti protein, lemak, karbohidrat dan mineral akan lebih terkonsentrasi
(Huriawati, dkk. 2016). Berdasarkan proses pengolahannya, jenis teh dapat
dibedakan menjadi teh tanpa fermentasi (teh putih dan teh hijau), teh semi
fermentasi (teh oolong), serta teh fermentasi (teh hitam). Penentuan mutu teh
secara cepat dapat dilakukan oleh tea taster terhadap warna, aroma dan rasa
seduhan (Rohdiana, 2015). Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik melakukan
penelitian mengenai pengaruh proses pengeringan terhadap kualitas teh dan
kandungan antioksidan teh daun gaharu.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Proses pengeringan terhadap kualitas teh daun gaharu (A. malaccensis Lamk.)
2. Proses pengeringan terhadap kandungan antioksidan teh daun gaharu
(A. malaccensis Lamk.)
3. Proses pengeringan teh daun gaharu (A.malaccensis Lamk.) terhadap tingkat
kesukaan konsumen.
Manfaaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah untuk mendapatkan:
1. Informasi tentang proses pengeringan terhadap kualitas teh daun gaharu
(A. malaccensis Lamk.)
2. Informasi tentang pengaruh proses pengeringan terhadap kandungan
antioksidan teh daun gaharu (A. malaccensis Lamk.).
3. Informasi tentang proses pengeringan teh daun gaharu (A. malaccensis Lamk.)
terhadap tingkat kesukaan konsumen.