BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Dunia bisnis saat ini telah diperhadapkan dengan adanya globalisasi yang
membuat teknologi berkembang dengan sangat cepat, sehingga konsumen dengan
leluasa mendapatkan info pasar, memiliki banyak referensi produk dan bisa
menentukan pilihan produk yang berkualitas sesuai yang diharapkan. Agar dapat
bertahan dalam lingkungan yang seperti ini, perusahaan harus menciptakan value
bagi konsumen dalam bentuk produk dan jasa pelayanan yang berkualitas.
Terwujudnya mutu produk yang baik bagi perusahaan sangatlah tergantung pada
kemampuan manajemen dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, yaitu
membuat perencanaan, mengorganisasikan, mengarahkan dan memecahkan
masalah.
Kinerja merupakan hal yang penting bagi suatu organisasi sektor publik,
karena melalui kinerja tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi yang tertuang dalam perumusan
skema strategis (strategic planning) suatu organisasi dapat dilihat. Kinerja sektor
publik ini sebagian besar dipengaruhi oleh kinerja aparat atau manajerial. Tika
(2006:121) mendefinisikan kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan atau
kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.
para individu anggota organisasi dalam kegiatan manajerial, antara lain
perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pengaturan
staf, negosiasi, perwakilan, dan kinerja secara keseluruhan.
Perusahaan Perkebunan Nusantara (PTPN) merupakan sebuah perusahaan
BUMN yang bergerak dibidang usaha perkebunan, pengolahan, dan pemasaran
hasil perkebunan. Sebagai perusahaan yang menghadapi perubahaan yang terus
terjadi dengan cepat, Perusahaan Perkebunan Nusantara (PTPN) yang ada di
Sumatera Utara ingin mempertahankan atau ingin meningkatan
kinerja-kinerjanya. Seperti kinerja PT. Perkebunan Nusantara IV Medan selama beberapa
tahun terakhir, mengalami fluktuasi yang cenderung naik seperti pada gambar 1.1
dibawah ini.
Gambar 1.1
Laba bersih perseroan tahun 2014 meningkat 73,62% dari tahun 2013
yaitu dari Rp. 433,34 milyar menjadi Rp. 752,36 milyar atau diatas RKAP tahun
2014 sebesar 39,25%
Kinerja PTPN IV Medan juga dapat dilihat dari meningkatnya total aset,
baik aset lancar maupun aset tidak lancar seperti pada gambar 1.2 dibawah ini.
Gambar 1.2 Total Aset
Sumber: Bagian Personalia PTPN IV Medan
Total aset perusahaan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, seperti
pada tahun 2014 meningkat 9,45% yaitu dari Rp. 9,96 triliun menjadi sebesar Rp.
10,9 triliun.
Perusahaan biasanya mempunyai target tertentu untuk tahun berikutnya,
lima tahun, bahkan sepuluh tahun kedepan dalam memelihara keseimbangan
bisnis jangka panjang dan peningkatan kinerjanya, oleh karena itu perusahaan
memberikan motivasi kepada karyawannya. Disisi lain partisipasi penyusunan
anggaran, komitmen organisasi dan locus of control dalam suatu perusahaan
karyawan kearah tujuan perusahaan guna memicu kinerja yang baik sehingga
menghasilkan kontribusi yang baik juga bagi perusahaan.
Anggaran merupakan bagian terpenting dalam sebuah organisasi, baik
organisasi sektor swasta ataupun sektor publik. Anggaran adalah suatu rencana
yang pada umumnya dinyatakan dalam ukuran kuantitatif, dan biasanya dalam
bentuk uang yang digunakan untuk menunjukkan suatu perolehan dan
penggunaan sumber-sumber organisasi. Suatu anggaran harus terorganisasi secara
rapi, rinci, jelas, dan komprehensif. Partisipasi penyusunan anggaran dibutuhkan
agar anggaran yang dibuat bisa lebih sesuai dengan kenyataan yang ada
dilapangan. Partisipasi merupakan konsep dimana seorang bawahan ikut serta
dalam pengambilan keputusan sampai tingkat tertentu bersama atasannya
(Robbins, 2002: 179). Dengan kata lain bawahan dan atasan memiliki suara dalam
proses manajemen. Partisipasi dari bawahan dalam penyusunan anggaran dapat
meningkatkan kinerja karena dengan adanya komunikasi antara atasan dan
bawahan dapat memungkinkan bawahan untuk memilih. Penelitian Brownell
(1982), Indriantoro (1993) dalam Sumarno (2005), menemukan bahwa terdapat
hubungan positif dan signifikan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran
dan kinerja manajerial. Sedangkan Ekha (2009), menemukan bahwa partisipasi
penyusunan anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
Motivasi kerja perlu didorong dan ditingkatkan agar karyawan dapat
melaksanakan kinerja yang baik, namun bila karyawan tidak mendapat motivasi
yang baik, karyawan cenderung sulit bekerja dengan baik dan tidak bertanggung
yang tinggi mudah diperoleh. Motivasi dapat didorong dan ditingkatkan oleh
masing-masing perusahaan yang bertujuan meningkatkan kinerja karyawannya.
Semakin banyak faktor kerja yang mempengaruhi motivasi terpenuhi, semakin
tinggi pula kinerja karyawan tersebut. Menurut George & Jones dalam Kartika
(2010:101) menyatakan bahwa motivasi dapat didefinisikan sebagai suatu
dorongan secara psikologis kepada seseorang yang menentukan arah dari perilaku
(direction of behavior) seseorang dalam suatu organisasi tingkat usaha (level of
effort) dan tingkat kegigihan atau ketahanan dalam menghadapi suatu halangan
atau masalah. Berdasarkan definisi tersebut dapat dilihat bahwa seseorang yang
mempunyai dorongan-dorongan secara psikologis yang positif, maka akan
menentukan dan menghasilkan perilaku positif serta kegigihan dan ketahanan
yang baik pula dalam lingkungan kerjanya. Hasil penelitian Sarah (2014)
menemukan bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja.
Sedangkan pada penelitian Lily (2013) menemukan bahwa motivasi tidak
berpengaruh terhadap kinerja.
Komitmen organisasi membawa pengaruh juga bagi karyawan khususnya
dalam peningkatan kinerja. Menurut Wibowo (2011:371) komitmen adalah
perasaan identifikasi, loyalitas dan keterlibatan yang ditunjukkan pekerja terhadap
organisasi. Dari definisi diatas kita dapat menyimpulkan bahwa apabila individu
tersebut senang mempunyai rasa loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan
tempatnya bekerja maka sikapnya dalam melakukan pekerjaan akan baik yang
berdampak dengan peningkatan kinerja yang baik pula. Perusahaan sebaiknya
yang ingin dicapai oleh karyawannya menjadi satu kesatuan yang sama.
Memperkerjakan individu yang nilai-nilainya tidak selaras dengan nilai-nilai
organisasi yang telah ada maka cenderung akan menghasilkan karyawan yang
kurang memiliki motivasi dan komitmen, serta yang tidak terpuaskan oleh
pekerjaan mereka dan oleh organisasi (Sumarno, 2005). Hasil penelitian Tengku
(2014) menemukan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap
kinerja. Sedangkan pada hasil penelitian Eniza (2013) mengungkapkan bahwa
komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja.
Locus of Control adalah keyakinan bahwa seorang individu dapat atau
tidak dapat mengendalikan kejadian yang mempengaruhi mereka. Konsep locus of
Control dikembangkan oleh Julian B. Rotter pada tahun 1954 dan sejak saat itu
menjadi aspek yang penting dalam penelitian tentang personaliti. Dalam hal
pembelajaran sosial, Rotter (1966) menyatakan bahwa individu menerima
kekuatan yang berbeda pada beberapa kondisi. Internal locus of control,
manajemen menunjukkan pemahaman yang lebih baik dan memanfaatkan
informasi lebih baik dalam situasi pengambilan keputusan yang komplek. Dengan
internal locus of control yang tinggi, dimungkinkan seorang pimpinan atau
manajer akan menigkatkan kinerja dengan strategi yang kreatif dan menyertakan
resiko. Maka partisipasi anggaran akan sangat berfungsi dengan baik apabila
manajemen memiliki internal locus of control yang tinggi sehingga pada akhirnya
akan mempengaruhi kinerja manajerial. Studi yang pernah dilakukan oleh Howell
dan Avolio (1993), mendapati juga bahwa internal locus of control
menemukan bahwa locus of control tidak berpengaruh dengan kinerja
manajerial.
Maka pentingnya partisipasi penyusunan anggaran, motivasi kerja,
komitmen organisasi dan locus of control bagi peningkatan kinerja manajerial
telah menarik peneliti untuk mengetahui bagaimana sebenarnya pengaruh
partisipasi penyusunan anggaran, motivasi kerja, komitmen organisasi dan locus
of control terhadap kinerja manajerial pada Perusahaan Perkebunan Nusantara
(PTPN) di Sumatera Utara untuk mencapai kinerja yang tinggi. Penelitian ini
disusun dengan judul “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Motivasi
Kerja, Komitmen Organisasi dan Locus Of Control terhadap Kinerja Manajerial
pada Perusahaan Perkebunan Nusantara (PTPN) di Sumatera Utara”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah partisipasi penyusunan anggaran,
motivasi, komitmen organisasi dan locus of control berpengaruh secara simultan
dan parial terhadap kinerja Manajerial pada Perusahaan Perkebunan Nusantara
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
partisipasi penyusunan anggaran, motivasi, komitmen organisasi dan locus of
control terhadap kinerja manajerial pada Perusahaan Perkebunan Nusantara
(PTPN) di Sumatera Utara.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian.
1. Sebagai penambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti untuk melatih diri
berpikir secara ilmiah khusus yang berhubungan dengan masalah partisipasi
penyusunan anggaran, motivasi, komitmen organisasi dan locus of control serta
pengaruhnya terhadap kinerja manajerial,
2. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan saran serta pemikiran yang
bermanfaat bagi Perusahaan Perkebunan Nusantara (PTPN) di Sumatera Utara,
3. Sebagai bahan perbandingan serta referensi bagi peneliti lain yang akan