• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemodelan Proses Sedimentasi Pada Air

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemodelan Proses Sedimentasi Pada Air"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perusahaaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan perusahaan milik daerah

yang bergerak di bidang pengolahan dan perindustrian air bersih bagi masyarakat

umum. Beberapa fasilitas yang dimiliki dalam pemprosesan air bersih antara lain:

intake, menara air baku, clarifier, bangunan pengaduk cepat (Rapid Mixing), bangunan pengaduk lambat (Slow Mixing), bangunan filtrasi, dan reservoir. Semua peralatan-peralatan tersebut dapat dioperasikan melalui sistem komputer

yang ada. Selain berbagai macam peralatan, PDAM juga menggunakan bahan

kimia seperti kaporit dan tawas dalam proses pengolahan air bersih. Terdapat

beberapa tahapan proses pengolahan air bersih yaitu: penyaringan dan

pengendapan, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan desinfeksi. Salah satu

dari proses pengolahan air bersih tersebut adalah sedimentasi.

Gambar 1.1. Proses pengolahan Air bersih

Di dalam proses sedimentasi partikel-partikel atau flok-flok yang terbentuk

dari flokulasi akan mengendap pada bak sedimentasi. Pada bak sedimentasi

dilengkapi ‘tube settler’ yang bertujuan untuk mempercepat proses pengendapan. Sedimentasi adalah peristiwa pengendapan material batuan yang telah diangkut

oleh tenaga air atau angin. Pada saat pengikisan terjadi, air membawa batuan

mengalir ke sungai, danau, dan akhirnya sampai di laut. Pada saat kekuatan

(2)

Gambar 1.2. Proses Sedimentasi

Berdasarkan pada jenis partikel dan kemampuan partikel untuk berinteraksi,

sedimentasi dapat diklasifikasikan ke dalam empat tipe, yaitu:

1. Sedimentasi tipe I/ Plain Settling/Discrete particle

Sedimentasi tipe I merupakan pengendapan partikel diskret, yaitu partikel yang

dapat mengendap bebas secara individual tanpa membutuhkan adanya interaksi

antar partikel. Sebagai contoh sedimentasi tipe I adalah pengendapan lumpur

kasar pada bak prasedimentasi untuk pengolahan air permukaan dan pengendapan

pasir pada grit chamber.

2. Sedimentasi tipe II (Flocculant Settling)

Sedimentasi tipe II adalah pengendapan partikel flokulen dalam suspensi, di

mana selama pengendapan terjadi saling interaksi antar partikel. Selama operasi

pengendapan, ukuran partikel flokulen bertambah besar, sehingga kecepatannya

juga meningkat. Sebagai contoh sedimentasi tipe II adalah pengendapan partikel

hasil proses koagulasi-flokulasi pada pengolahan air minum maupun air limbah.

3. Sedimentasi tipe III dan IV/Hindered Settling (Zone Settling)

Sedimentasi tipe III adalah pengendapan partikel dengan konsentrasi yang

lebih pekat, di mana antar partikel secara bersama-sama saling menahan

pengendapan partikel lain disekitarnya. Karena itu pengendapan terjadi secara

bersama-sama sebagai sebuah zona dengan kecepatan yang konstan. Pada bagian

atas zona terdapat interface yang memisahkan antara massa partikel yang

mengendap dengan air jernih. Sedimentasi tipe IV merupakan kelanjutan dari

sedimentasi tipe III, dimana terjadi pemampatan (kompresi) massa partikel hingga

diperoleh konsentrasi lumpur yang tinggi. Sebagai contoh sedimentasi tipe III dan

(3)

lumpur aktif .Tujuan pemampatan pada final clarifier adalah untuk mendapatkan

konsentrasi lumpur biomassa yang tinggi untuk keperluan resirkulasi lumpur ke

dalam reactor lumpur aktif (Anonim, 2007).

Ada dua kelompok cara mengangkut sedimen dari batuan induknya ke tempat

pengendapannya, yakni supensi (suspended load) dan bedload tranport.

1. Suspensi

Dalam teori segala ukuran butir sedimen dapat dibawa dalam suspensi, jika

arus cukup kuat. Akan tetapi di alam, kenyataannya hanya material halus saja

yang dapat diangkut suspensi. Sifat sedimen hasil pengendapan suspensi ini

adalah mengandung prosentase masa dasar yang tinggi sehingga butiran

tampak mengambang dalam masa dasar dan umumnya disertai memilahan

butir yang buruk. Cirilain dari jenis ini adalah butir sedimen yang diangkut

tidak pernah menyentuh dasar aliran.

2. Bedload Transport

Berdasarkan tipe gerakan media pembawanya, sedimen dapat dibagi menjadi:

a. Endapan arus traksi

Arus traksi adalah arus suatu media yang membawa sedimen didasarnya.

Pada umumnya gravitasi lebih berpengaruh dari pada yang lainya seperti

angin atau pasang-surut air laut. Sedimen yang dihasilkan oleh arus traksi

ini umumnya berupa pasir yang berstruktur silang siur, dengan sifat-sifat

seperti pemilahan baik, tidak mengandung masa dasar dan ada perubahan

besar butir mengecil ke atas (fining upward) atau ke bawah (coarsening upward) tetapi bukan perlapisan bersusun (graded bedding).

b. Endapan arus pekat (density current)

Sistem arus pekat dihasilkan dari kombinasi antara arus traksi dan

suspensi. Sistem arus ini biasanya menghasilkan suatu endapan campuran

antara pasir, lanau, dan lempung dengan jarang-jarang berstruktur

silang-siur dan perlapisan bersusun. Arus pekat (density) disebabkan karena perbedaan kepekatan (density) media. Ini bisa disebabkan karena perlapisan panas, turbiditi dan perbedaan kadar garam. Karena gravitasi,

media yang lebih pekat akan bergerak mengalir di bawah media yang lebih

(4)

nama turbiditi. Sedangkan arus yang sama di dalam udara dikenal dengan

nuees ardentes atau wedus gembel, suatu endapan gas yang keluar dari

gunung api.

c. Endapan Suspensi

Endapan dari suspensi pada umumnya berbutir halus seperti lanau dan

lempung yang dihembuskan angin atau endapan lempung pelagik pada

laut dalam. Selley (1988) membuat hubungan antara proses sedimentasi

dan jenis endapan yang dihasilkan.

Kenyataan di alam, transpor dan pengendapan sedimen tidak hanya dikuasai

oleh mekanisme tertentu saja misalnya arus traksi saja atau arus pekat saja, tetapi

lebih sering merupakan gabungan berbagai mekanisme. Bahkan dalam berbagai

hal, merupakan gabungan antara mekanik dan kimiawi. Beberapa sistem seperti

itu seperti sistem arus traksi dan suspensi, sistem arus turbit dan pekat dan sistem

suspensi dan kimiawi.

Tranportasi pada sedimentasi adalah suatu proses pengangkutan material

dari satu tempat ke tempat lain melalu aliran arus atau media yang kemudian

material tersebut terhenti dan terendapkan.

Partikel dalam fluida dapat bergerak dengan tiga mekanisme sebagai berikut:

• Menggelinding atau disebut rolling bergerak di dasar aliran udara atau air yang

bersentuhan langsung dengan permukaan dasar.

• Saltasi atau disebut saltation bergerak melompat dimana secara periode

meninggalkan permukaan dasar dan terangkut dalam tubuh fluida kemudian

kembali ke dasar lagi.

• Suspensi atau disebut dengan suspension bergerak di dalam fluida karena

(5)

Gambar 1.3. Mekanisme pergerakan partikel dalam Fluida

Dari persoalan proses sedimentasi pada air, maka peneliti akan melakukan

analisis proses sedimentasi pada air dengan cara memodelkan proses sedimentasi

tersebut ke dalam bentuk Matematika.

Model memegang peranan penting di bidang ilmu pengetahuan. Biasanya

dari segi ekonomi untuk menghemat waktu dan biaya ataupun komoditi berharga

lainnya. Pemodelan bisa juga dilakukan untuk menghindari resiko kerusakan

sistem nyata. Dengan demikian sebuah model diperlukan bilamana percobaan

dengan sistem nyata menjadi terhalang karena mahal, berbahaya ataupun

merupakan sesuatu yang tidak mungkin untuk dilakukan.

Model matematika adalah representasi ideal dari sistem nyata yang

dijabarkan atau dinyatakan dalam bentuk simbol dan pernyataan matematik.

Dengan kata lain, model matematika merepresentasikan sebuah sistem dalam

bentuk hubungan kuantitatif dan logika, berupa suatu persamaan matematika.

Pada model matematika replika atau tiruan dari feomena atau peristiwa alam

dideskripsikan melalui satu set persamaan matematika. Kecocokan model

terhadap fenomena alam yang dideskripsikan tergantung dari ketepatan formulasi

persamaan matematika nya. Pada persoalan ini, pemodelan akan mengubah proses

sedimentasi pada air ke dalam bentuk Matematika untuk memudahkan mencari

solusi dari persoalan tersebut.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti memilih judul penelitian

(6)

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dari persoalan proses sedimentasi pada air maka rumusan masalah yang akan

diteliti adalah bagaimana memodelkan proses sedimentasi pada air.

1.3 BATASAN MASALAH

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memodelkan persoalan sedimentasi pada air berdasarkan faktor-faktor

yang mempengaruhi,

2. Sedimentasi di asumsikan sebagai lumpur,

3. Efek-efek viskos diabaikan,

4. Untuk sifat kohesi dan adhesi tidak diperhatikan,

5. Diasumsikan air mengalir dan tidak berputar, aliran tak

mampu-mampat, dan aliran laminar.

1.4TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat model proses sedimentasi pada air

dalam bentuk persamaan Matematika sehingga dapat digunakan untuk

menghitung distribusi konsentrasi partikel padat yang terdapat pada air.

1.5MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penelitian ini adalah

1. Memberikan suatu gambaran proses sedimentasi pada air

2. Memperluas pengetahuan tentang memodelkan sesuatu ke dalam

bentuk Matematika.

1.6METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian literatur yang disusun dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Studi pendahuluan,

2. Tahap analisis,

(7)

1.7KERANGKA PENELITIAN

Berikut adalah kerangka penelitian yang akan dilakukan dari keterangan

metodologi penelitian :

Daftar Pustaka

Menentukan faktor-faktor yang akan digunakan

Memberikan asumsi-asumsi untuk setiap faktor

Menentukan kondisi awal dan batas Sedimentasi

Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi Sedimentasi pada Air

Gambar

Gambar 1.1. Proses pengolahan Air bersih
Gambar 1.2. Proses Sedimentasi
Gambar 1.3. Mekanisme pergerakan partikel dalam Fluida

Referensi

Dokumen terkait

PENVISIHAN FRAKSI TOTAL SUSPENDED SOLID AIR lIMBAH INDUSTRI PADA UNIT SEDIMENTASI.. BERDASARKAN TIPE

Struktur bak sedimentasi pada Instalasi Pengolahan Air masih cukup kuat menahan beban akibat adanya penambahan kapasitas air, sehingga tidak perlu ditambah perkuatan pada struktur

Pada proses pengendapan dalam keadaan free settling , model persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung kecepatan penurunan partikel pada proses sedimentasi

Dari hasil analisa laboratorium terhadap air minum hasil pengolahan, diperoleh konsentrasi kekeruhan, partikel terlarut, warna, nitrat, nitrit, ammonium, sulfat, besi dan

Terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman yang telah memberikan do’a dan motivasi kepada penulis dalam mengerjakan skripsi.. Semoga Tuhan memberikan balasan kebaikan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana memodelkan campuran partikel padat dan cair (suspensi) pada wadah penampungan air dengan cara memodelkannya ke dalam

Ketika suatu aliran mulai bergerak, seperti misalnya di dalam sebuah pipa, awalnya aliran tersebut bersifat laminar, akan tetapi dengan meningkat kecepatan rata-ratanya,

Dengan cara yang sama seperti menurunkan persamaan kontinuitas diferensial, didapatlah suatu persamaan yang menjelaskan terkait partikel padat yang terdapat dalam suatu aliran