BAB 3
KERANGKA PENELITIAN
3.1. Kerangka Konseptual
Kerangaka konsep penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku ibu dalam mengenal kehamilan risiko tinggi. Kehamilan risiko tinggi adalah keadaan ibu hamil yang memerlukan perhatian khusus, dimana kondisi ibu dan janin tidak normal yang dapat menyebabkan kesakitan dan menimbulkan kematian pada ibu maupun bayi sebelum maupun sesudah persalinan. Perilaku ibu dalam mengenal kehamilan risiko tinggi di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang meliputi pengetahuan, sikap, tindakan, sesuai dengan tujuan penelitian maka konsep tersebut dapat di gambarkan sebagai berikut :
Skema 1. Kerangka konsep Perilaku ibu dalam mengenal kehamilan risiko tinggi di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang
Perilaku ibu dalam mengenal kehamilan risiko tinggi meliputi :
- Pengetahuan - Sikap
3.2. Definisi Operasional
Definisi Operasional bertujuan untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan. Pengembanagan instrument (alat ukur) serta membatasi ruang lingkup variabel-variabel yang akan di teliti.
Variabel Defenisi Operasional Alat ukur Hasil ukur Skala Perilaku Pemahaman atau
aktivitas ibu hamil di Wilayah Kerja
risiko tinggi, penatalaksanaan kehamilan risiko tinggi
Sikap yaitu respon atau tanggapan ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang dalam mengenal Kehamilan Risiko Tinggi
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriprif yang menggambarkan perilaku ibu dalam mengenal kehamilan risiko tinggi di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang.
4.2. Populasi dan Sampel Penelitian 4.2.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian (Riduwan, 2005)
Populasi dalam penelitian ini adalah Ibu hamil yang bertempat tinggal di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan data dari Puskesmas Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang jumlah populasi ibu yang hamil berjumlaah 892 orang.
4.2.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dan karakteristik yang akan dimiliki populasi (Hidayat, 2007). Menentukan sampel menggunakan rumus Riduwan, 2005 :
n =
�Keterangan : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi �2 = Presisi
Pada penelitian ini di tetapkan presisi untuk tingkat signifikan sebesar 10% (0,1) sehingga berdasarkan rumus diatas besar sampel yang di perlukan dalam penelitian ini adalah :
Diketahui :
N = 892
�
2= 0.01
n =
��.�2+1
n =
892892.012+1
n =
�892.0,01+1
n =
892 9,92n = 89.91
( di bulatkan menjadi 90 )Jumlah sampel yang diperoleh adalah 90 orang. Jadi sampel pada penelitian ini sebanyak 90 ibu hamil.
mengambil subjek dari setiap strata atau setiap wilayah ditentukan seimabng dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah (Arikunto, 2006). Didapatkan jumlah sampel sebanyak 90 orang ibu hamil dan jumlah sampel dari masing-masing wilayah ditentukan dengan menggunakan rumus:
∑ Lokasi
∑ Total x ∑ Sampel
Tabel 1.2 Jumlah Sampel No Wilayah/ Desa Jumlah Ibu
Hamil
Proporsi Sampel
1 Galang kota 213 213
892 x 100 = 21
2 Jaharun B 133 133
892 x 100 = 13
3 Jaharun A 88 88
892 x 100 = 9
4 Titi Besi 84 84
892 x 100 = 8
5 Galang Suka 70 70
892 x 100 = 7
6 Sei Putih 55 55
892 x 100 = 6
7 Keramat Gajah 45 45
892 x 100 = 5
8 Titi Paku 37 37
892 x 100 = 4
9 Galang Barat 34 34
10 Sei Karang 35 35
892 x 100 = 4
11 Kotangan 28 28
892 x 100 = 3
12 Bandar kuala 24 24
892 x 100 = 2
13 Pulau Tagor 22 22
892 x 100 = 2
14 Titi Besi 17 17
892 x 100 = 2
15 Tanah Abang 7 7
892 x 100 = 1
Kriteria inklusi yang dipakai adalah :
1. Ibu hamil yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Galang Kabupaten Deli Serdang
2. Bersedia untuk berpartisipasi menjadi responden 3. Bisa berkomunikasi dengan baik.
4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.3.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan
4.3.2. Waktu penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai dari bulan April sampai Juni 2017 .
4.4. Pertimbangan Etik
Penelitian ini akan dilakukan oleh peneliti setelah mendapatkan persetujuan dari Program Studi Ilmu Keperawatan yang selanjutnya mengirimkan surat permohonan untuk mendapatkan izin. Setelah mendapatkan izin, peneliti akan dapat memulai pengumpulan data.
Dalam pengumpulan data ini terdapat beberapa hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan etik yaitu memberikan penjelasan kepada calon responden penelitian tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka responden dipersilahkan untuk menandatangani Informed Consent (surat perjanjian). Tetapi jika calon responden tidak bersedia
maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak mungundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Penelitian ini tidak menimbulkan resiko bagi individu yang menjadi responden baik itu resiko fisik maupun psikis. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga baik dengan tidak menuliskan nama responden pada instrumen. Data-data yang diperoleh juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
Peneliti tetap mempertimbangkan prinsip etik dalam penelitian keperawatan yaitu (Polit & Beck 2012 dalam Zilvia 2016):
mengikutsertakan partisipan yang bersedia menjadi responden dalam penelitian, memberikan penjelasan kepada responden tentang pelaksanaan penelitian meliputi tujuan dan manfaat penelitian, prosedur penelitian, risiko penelitian, keuntungan yang mungkin didapat dan kerahasiaan informasi yang telah tertuang pada informed consent.
b. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek (respect for privacy and confidentiality). Peneliti merahasiakan informasi yang menyangkut privasi
subjek penelitian.
c. Menghormati keadilan dan inklusivitas (respect for justice inclusiveness). Penelitian ini dilakukan dengan prinsip keterbukaan dimana penelitian ini dilakukan secara jujur, tepat, cermat , hati-hati dan dilakukan secara profesional.
Prinsip keadilan dalam penelitian ini peneliti memberikan keuntungan dan beban secara merata sesuai kebutuhan dan kemampuan subjek penelitian. d. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harm
and benefits). Peneliti mempertimbangkan manfaat (beneficience) yang sebesar - besarnya bagi subjek penelitian dan populasi dimana hasil penelitian akan diterapkan kemudian meminimalisir dampak yang merugikan bagi subjek penelitian (nonmaleficience).
4.5. Instrumen Penelitian
yaitu kuisioner data demografi dan data kuisioner perilaku. Kuisioner perilaku berisikan pernyataan yang terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu kuisioner pengetahuan, kuisioner sikap, kuisioner tindakan ibu dalam mengenal kehamilan risiko tinggi. 4.5.1. Kuesioner Data Demografi
Pada bagian awal instrumen penelitian berisi data demografi responden meliputi, kode responden, usia, agama, suku, pekerjaan, penghasilan perbulan, pendidikan. Data demografi ini berguna untuk membantu peneliti mengetahui latar belakang responden yang mungkin ikut mempengaruhi dalam penelitian ini. 4.5.2. Kuesioner Pengetahuan
Kuesioner terdiri dari 9 pernyataan tertutup. Kuesioner penelitian diukur melalui 9 pertanyaan dengan menggunakan skala Guttman dengan pilihan jawaban Benar=1 dan Salah=0. Dimana pengetahuan dikategorikan menjadi 2 yaitu Baik (0-4) dan Kurang (5-9).
4.5.3. Kuesioner Sikap
sebesar 32 dan nilai terendah sebesar 0. Dimana sikap dikategorikan dalam 2 kategori, sehingga jumlah skor 17-32 Sikap Positif dan 0-16 Sikap Negatif.
4.5.4. Kuesioner Tindakan
Kuesioner tindakan terdiri dari 8 pernyataan, dengan pilihan jawaban yaitu dilakukan dan tidak dilakukan. Pernyataan ini disusun berdasarkan skala Guttman yaitu skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas dan konsisten, jika tindakan dilakukan diberi skor 1, dan tindakan tidak dilakukan diberi skor 0. Sesuai dengan penilaian tersebut, maka didapati nilai tertinggi sebesar 8 dan nilai terendah sebesar 0. Dimana tindakan dikategorikan dalam 2 kategori, sehingga jumlah skor 5-8 Tindakan Baik dan 0-4 Tindakan kurang. 4.6. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen
4.6.1. Uji Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrument. Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang memberikan hasil relatif sama bila digunakan beberapa kali pada kelompok subjek yang sama (Azwar 2003 dalam Manurung, 2012).
Adapun pengujian validitas yang dilakukan yaitu pengujian validitas isi (content validity) yaitu instrumen dibuat berdasarkan isi dan menjelaskan isi dan
4.6.2. Uji Reliabilitas Instrumen
Uji realiabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat di percaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data dan memiliki suatu kesamaan hasil apabila pengukuran dilaksanakan oleh orang yang berbeda atau pun waktu yang berbeda. Pengujian ini dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian dianalisis dengan teknik tertentu (Brockopp, 1999 dalam Manurung, 2012). Uji reliabilitas ini diujikan pada 30 orang responden, dimana responden dalam uji realiabilitas ini memiliki karakteristik dan kriteria yang sama dengan responden penelitian (Azwar 2003 dalam Manurung 2012). Untuk Pengetahuan dengan menggunakan rumus KR-20, sikap uji realiabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha karena jenis pernyataan pada kuesioner menggunakan skala likert. Untuk tindakan, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus KR-21 karena jenis pernyataan pada kuesioner menggunakan skala Guttman. Dari uji reliabilitas yang telah dilakukan diperoleh hasil untuk pengetahuan 0,951 dan sikap sebesar 0,889, sedangkan untuk uji reliabilitas tindakan dilakukan diperoleh hasil sebesar 0,72. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kuesioner tersebut dinyatakan reliabel. 4.7. Pengumpulan Data
Peneliti bertemu dengan calon responden dan kemudian dilakukan penjelasan terlebih dahulu kepada calon responden tentang maksud, tujuan dan prosedur penelitian serta menanyakan kesediaan calon responden. Calon responden yang bersedia menjadi responden dimintai untuk menandatangani surat persetujuan (inform consent ), Responden diminta untuk menjawab pernyataan atau mengisi kuisoner yang telah diberikan peneliti. Dalam pengisian kuesioner pengetahuan, sikap, tindakan responden diberikan kesempatan untuk mengisi kuesioner tersebut kurang lebih 30 menit dan jika ada hal-hal yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner responden diberikan kesempatan untuk bertanya kepada peneliti. Penelitian ini dilakukan dengan mengunjungi rumah ibu hamil, posyandu di wilayah kerja puskesmas Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang. Setelah semua data terkumpul, peneliti melakukan pengolahan atau analisa data.
4.8. Analisa Data
4.8.1. Pengelolahan Data
Setelah semua data penelitian terkumpul, maka peneliti melakukan pengelolahan data dengan menggunakan sistem komputerisasi. Data yang akan dikumpulkan diolah dengan beberapa tahap-tahap berikut (Natoatmodjo, 2012) :
dengan memeriksa isi instrumen pengumpulan data dari setiap variabel dan subvariabel sehingga terisi semuanya.
b. Coding (pemberian kode) memberikan kode tertentu secara berurutan dalam kategori yang sama pada masing-masing lembaran yang diberikan pada responden sehingga memiliki arti tertentu ketika dianalisis.
c. Data Entry (pemasukan data ke komputer) merupakan processing memasukkan jawaban-jawaban dari masing-msing responden yang dalam bentuk kode (angka atau huruf) kedalam program komputer.
d. Tabulating, yaitu memasukkan data kedalam tabel, kemudian dilanjutkan dengan menganalisa data yang telah terkumpul dan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan presentase dengan menggunakan teknik komputerisasi.
4.8.2. Analisis Data
Analisis Univariate (Analisis deskriptif)
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
Bab ini menguraikan data hasil penelitian dan pembahasan mengenai Perilaku Ibu dalam Mengenal Kehamilan Risiko Tinggi di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April 2017 sampai dengan Juni 2017 di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang dengan jumlah responden sebanyak 90 orang. Responden dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang bertempat tinggal di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang.
5.1.1. Karakteristik Demografi
Tabel 5.1. Distribusi frekuensi karakteristik Ibu dalam mengenal kehamilan risiko tinggi di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang (N=90)
Variabel Frekuensi Persentase(%)
Usia Rp.500.000 – 2.000.000 Rp.2.000.000 - 4.000.000
5.1.2 Pengetahuan Ibu dalam mengenal Kehamilan Risiko Tinggi di
Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan Baik dalam mengenal kehamilan risiko tinggi yaitu sebanyak 82 orang (91,1%).
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan presentase tentang pengetahuan ibu dalam mengenal kehmilan risiko tinggi
Hasil Ukur Frekuensi (n=90) Persentase(%)
Pengetahuan :
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 40 orang (44,4%) mempunyai pengetahuan cukup mengenai riwayat kehamilan yang menyebabkan kehamilan risiko tinggi
5.1.3 Sikap Ibu dalam mengenal Kehamilan Risiko Tinggi di Wilayah
Kerja Puskesmas Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki sikap positif dalam mengenal kehamilan risiko tinggi yaitu sebanyak 89 orang (98,9%). Tabel 5.4 Distribusi frekuensi dan presentase Sikap ibu dalam mengenal kehamilan risiko tinggi di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang
Hasil Ukur Frekuensi(n=90) Persentase (%)
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 43 orang (52,2%) menyatakan jika kehamilan sebelumnya bermasalah, misalnya keguguran, darah tinggi, pernah mengalami perdarahan maka saya lebih rutin melakukan pemeriksaaan kehamilan kepetugas kesehatan.
5.1.4 Tindakan Ibu dalam mengenal Kehamilan Risiko Tinggi di
Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden sudah baik dalam melakukan tindakan mengenal kehamilan risiko tinggi yaitu sebanyak 85 orang (94,4%).
Tabel 5.6 Distribusi frekuensi dan presentase tindakan ibu dalam mengenal kehamilan risiko tinggi di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang.
5.1.5 Perilaku Ibu dalam mengenal Kehamilan Risiko Tinggi di Wilayah
Kerja Puskesmas Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang
Dari hasil yang diperoleh bahwa mayoritas responden memiliki perilaku baik dalam mengenal kehamilan risiko tinggi yaitu sebanyak 86 orang (95,6%)
Hasil Ukur Frekuensi (n) Persentase (%)
Tindakan:
Baik
Kurang
85 5
Tabel 5.8. Distribusi frekuensi dan presentase Perilaku Ibu dalam mengenal kehamilan risiko tinggi di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang
Hasil Ukur Frekuensi (n) Persentase (%)
Perilaku:
Baik
Kurang
89
1
89,9
1,1
Total 90 100
5.2 Pembahasan
5.2.1 Pengetahuan Ibu dalam Mengenal Kehamilan Risiko Tinggi di Wilayah
Kerja Puskesmas Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui penginderaan manusia, yakni : indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Dan sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang disebut juga over behaviour (Natoatmodjo,2011)
penelitian , dimana karakteristik responden yang pada umumnya berpendidikan SMA 45 orang (50,0%) dan perguruan tinggi 22 orang (24,4%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Widiyanto(2012) dengan hasil bahwa sebanyak 11 responden(36,7%) berpendidikan SMA dimana pengetahuan yang didapatkan yaitu 19 responden (63,3%) berpengetahuan kurang. Hal ini menunjukkan semakin rendah pendidikan semakin rendah pula kemampuan dasar seseorang dalam berfikir untuk pengambilan keputusan.
Hasil penelitian mendapatkan mayoritas ibu berusia lebih dari 35 tahun sebanyak 36 responden (40,0%). Usia yang produktif mendukung terciptanya pengetahuan ibu yang baik. Dimana usia yang produktif daya ingat masih baik, sejalan dengan pendapat Natoadmmodjo (2010) bahwa makin tua usia seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat ketika berumur belasan tahun. Bertambahnya usia dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada usia-usia tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.
5.2.2 Sikap Ibu dalam Mengenal Kehamilan Risiko Tinggi di Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang
Sikap belum merupakan merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi suatu tindakan atau perilaku. Sikap akan terwujud dalam suatu tindakan yang mengacu kepada pengalaman orang lain atau berdasarkan pada banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang, dan nilai yang berlaku dimasyarakat yang menjadi pegangan setiap orang (Natoadmodjo 2007)
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa sikap ibu dalam mengenal kehamilan risiko tinggi di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang adalah positif 89 orang (98,9%). Hal ini dikarenakan responden mempunyai kesadaran akan pentingnya mengenal kehamilan risiko tinggi, hanya saja faktor usia yang didapatkan sudah melebihi batas normal hamil. Sikap postif dimiliki responden dibuktikan dengan mayoritas responden jika kehamilan sebelumnya bermasalah, misalnya keguguran, darah tinggi, pernah mengalami perdarahan maka saya lebih rutin melakukan pemeriksaan kehamilan kepetugas kesehatan.
khusus dari petugas kesehatan untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang kehamilan risiko tinggi sehingga pengetahuan ibu dalam mengenal kehmailan risiko tinggi menjadi lebih baik. Karena menurut Natoatmodjo (2010), pendidikan kesehatan merupakan intervensi utama terhadap pengetahuan.
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Wawan (2010), bahwa pengaruh kebudayaan dapat mempengaruhi sikap karena kebudayaan yang sudah ada di masyarakat tentu saja masih dipercayaai dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, yang terpenting dari itu semua adalah bagaimana seseorang menyikapi dan memilah-milah kebudayaan yang positif atau negatif. Pengaruh kebudayaan dimasyarakat yang masih dipercayaai yaitu menganggap kehamilan berisiko tinggi itu tidak menjadi masalah, hal itulah yang menyebabkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengenal kehamilan risiko tinggi itu. Hal ini dapat dilihat dari 41 responden (45,6%) yang memanfaatkan posyandu, bidan, puskesmas untuk membantu mengetahui kehamilan risiko tinggi.
5.2.3 Tindakan Ibu dalam Mengenal Kehamilan Risiko Tinggi di Wilayah
Kerja Puskesmas Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa tindakan ibu dalam mengenal kehamilan risiko tinggi di wilayah Kerja Puskesmas secara umum baik yaitu 85 orang (94,4%). Dari 85 responden ini yang menunjukkan tindakan baik dalam mengkonsumsi buah, sayur, dan susu, 85 responden (94,4%) melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali selama kehamilan dan membawa buku Kesehatan Ibu dan Anak ketika melakukan pemeriksaan kehamilan.
hamil. Dukungan-dukungan tersebut menurut peneliti sudah menjadi pacuan untuk ibu hamil dalam menciptakan tindakan yang baik. Faktor-faktor pendukung tindakan adalah pengetahuan dan sikap. Dimana hasil penelitian mendapatkan pengetahuan 82 responden (91,1%) berpengetahuan baik, dan sikap 89 responden (98,9%) bersikap positif.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian perilaku ibu dalam mengenal kehamilan risiko tinggi di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang adalah Hanya sebagian ibu mengenal kehmailan risiko tinggi sehubungan dengan pengetahuan cukup, sikap positif dan tindakan baik dalam mengenal risiko tinggi. 6.2. Saran
6.2.1 Pendidikan Keperawatan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi yang berguna untuk mengembangkan ilmu pengetahuan bagi civitas akademik, dan kepada institusi Keperawatan diharapkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, sehingga menjadi tempat untuk membentuk tenaga medis yang mampu untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat.
6.2.2 Pelayanan Keperawatan
6.2.3 Penelitian Keperawatan