• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakterisasi Edible Film Dari Campuran Tepung Tapioka, Kitosan, Gliserin, dan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana) Untuk Kemasan Buah Apel Malang (Malus domestica)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakterisasi Edible Film Dari Campuran Tepung Tapioka, Kitosan, Gliserin, dan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana) Untuk Kemasan Buah Apel Malang (Malus domestica)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Produk pelapis makanan mulai berkembang pesat pada industri-industri makanan seiring dengan perkembangan zaman. Hal ini memicu timbulnya masalah terhadap produk pelapis makanan yang menggunakan polimer sintetik sebagai bahan dasarnya. Seiring dengan timbulnya kesadaran manusia akan persoalan ini maka penelitian berinovasi untuk membuat pelapis makanan yang berasal dari bahan organik, yang dapat dihancurkan secara biologis, ramah lingkungan, dan mudah diperoleh di alam. Salah satu alternatif adalah edible film (Ekawati, D. P. 2015).

Penggunaan edible film sebagai pengemas memiliki banyak keuntungan dibandingkan pengemas sintetik, antara lain langsung dapat dimakan bersama dengan produk yang dikemas, tidak mencemati lingkungan, memperbaiki sifat organoleptis produk yang dikemas, berfungsi sebagai suplemen gizi, sebagai pembawa flavor, pewarna, dan zat antimikroba (Murdianto et al. 2005)

Penelitian ini menggunakan pati tapioka. Polisakarida seperti pati dapat dijadikan sebagai bahan baku pada pembuatan edible film. Pati sering digunakan dalam industri pangan sebagai biodegradable film untuk memberikan karakteristik fisik yang baik (Rezekina, M.S. 2014). Penambahan tapioka, menurut penelitian Evi Suliastini (2011) menyimpulkan bahwa penambahan tapioka pada pembuatan edible film dari eksrak wortel meningkatkan sifat keelastisan dan tidak rapuh

untuk dimanfaatkan sebagai bahan pengemas makanan.

(2)

kitosan telah dievaluasi untuk beragam penggunaannya di dalam makanan, pengobatan, kosmetik, pertanian, dan industri kimia karena sifat-sifat tidak beracun, biokompatibel, adhesif, dan mudah terurai (Abugoch, 2011).

Pembuatan edible film ditambahkan agen plasticizer untuk mendapatkan sifat lentur atau stretchable dari film (Ekawati, D. P. 2015). Biasanya gliserol dan sorbitol secara luas digunakan sebagai pemlastis karena kestabilan dan kelarutan (Cerqueira, 2011).

Manggis begitu bermanfaat karena kansungan senyawa xanthone didalamnya. Xanthone memiliki gugus hidroksi (OH) yang efektif mengikat radikal bebas di dalam tubuh. Selain bermanfaat sebagai antioksidan, Xanthone juga berkhasiat sebagai antibakteri, antifungi, antitumor, antikanker, antialergi, antihistamin, dan antiinflamasi (Mardiana, 2013). Menurut penelitian Amin Romas dkk (2015) bahwa ekstrak kulit buah manggis (Garciniae Mangostana L.) dengan menggunakan etanol 95% dengan konsentrasi 5%, 10%, 20%, 40%, 60% dan 80% mempunyai daya antibakteri terhadap Staphyloccus aureus.

Pada umumnya umur simpan apel segar hanya berumur 10-12 hari. Bila disimpan lebih dari 10 hari sudah mulai ditumbuhi jamur dan teksturnya menjadi lunak.kerusakan oleh jamur merupakan bentuk kerusakan yang merugikan hasil-hasil pertanian, bahkan kadang-kadang berbahaya bagi kesehatan manusia. Adanya kerusakan oleh jamur dapat diketahui secara visual karena tumbuhnya spora. Hasil pertanian yang banyak mengandung pati, pektin, dan selulosa mudah dirusak oleh jamur (Sudiyono, 2008).

Menurut Jimmy (2013) yang berjudul “Karakterisasi Edible Film Dari Campuran Tepung Tapioka, Kitosan, Gliserin, dan Ekstrak Mangga (Mangifera Indica L) menghasilkan permukaan edible yang lentur dengan uji kuat tarik

(3)

kemuluran 39,83 %, dan permukaan halus, berpori-pori kecil, rapat, dan kompatibel. Menurut Abdul Aziz Tanjung (2015) yang berjudul ”Karakterisasi Edible Film Dari Campuran Tepung Tapioka, Kitosan, Gliserin, Dan Ekstrak Buah Naga Merah (Hylocereus Costaricencis) Sebagai Pengemasan sosis”. Dengan Pemlastis Gliserin menjelaskan bahwa Edible Film pada variasi tepung tapioca dangan penambahan 6 g tepung tapioca, 2% kitosan, 10 ml ekstrak buah naga merah dan 2 ml gliserin menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan yang lain, yaitu kuat tarik 0,498 KgF/mm2 dan kemuluran 14,54%, hal ini

disebabkan karena proses pencampuran yang lebih stabil sehingga permukaan film yang dihasilkan merata dan tidak mudah patah jika di tarik serta pada penambahan 6 g tepung tapioca, 2% kitosan, 10 ml Ekstark buah naga dan 2 ml gliserin dihasilkan Edible Film pada titik jenuh. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul :”Karakterisasi Edible Film dari Campuran Tapioka, Kitosan, Gliserin, dan Ekstrak Kulit Manggis (Garciniae Mangostanae) Untuk Kemasan Buah Apel Malang”.

1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana karakterisasi edible film dari campuran tepung tapioka, kitosan, gliserin, ekstrak kulit manggis (Garciniae Mangostanae) meliputi ketebalan, kuat tarik, keregangan, uji ketahan air, uji SEM, uji FTIR 2. Apakah ekstrak kulit manggis memiliki pengaruh signifikan terhadap sifat

anti bakteri dari edible film yang dihasilkan untuk kemasan buah apel 1.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya permasalahan, dalam penelitian ini, masalah dibatasi sebagai berikut:

1. Buah manggis yang digunakan berasal dari jenis dan varietas buah manggis dengan nama latin (Garciniae Mangostanae) berasal dari Pedagang buah Langkat.

(4)

3. Kitosan komersil yang digunakan berasal dari kulit belangkas 4. Gliserin yang digunakan adalah Gliserin dengan kadar 99,2 %

5. Ekstrak kulit manggis yang ditambahkan adalah sebanyak 1 g, 2 g. 3 g, 4 g, 5 g, kitosan 2% yang ditambahkan adalah sebanyak 3 ml, gliserin yang ditambahkan adalah sebanyak 1 ml .

6. Parameter yang diteliti adalah sifat mekanik (ketebalan, persen pemanjangan film/ elongation dan kuat tarik/ tensile strength), dan sifat fisik (analisa scanning electron microscope/ SEM dan analisa Spectroscopy FT-IR.

7. Analisa sifat edible film sebagai antibakteri dengan metode kirby bauer dan TPC

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk menentukan karakteristik dari edible film yang dihasilkan.

2. Untuk menentukan pengaruh penambahan ekstrak kulit manggis terhadap sifat anti bakteri dari edible film yang dihasilkan untuk kemasan buah apel. 1.5 Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa edible film dari campuran tepung tapioka, kitosan, gliserin, dan ekstrak kulit manggis (Garciniae mangostana) bersifat anti bakteri.

2. Menghasilkan edible film sebagai bahan pengemas makanan bersifat ramah lingkungan.

1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian bersifat eksperimental laboratorium, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(5)

ditambahkan ekstrak kulit manggis sambil diaduk diikuti dengan penambahan gliserin, kemudian didiamkan hingga mengental, dicetak di atas plat akrilik, dikeringkan didalam oven pada suhu ± 300C selama ± 3 hari.

- Edible Film yang dihasilkan dilakukan pengukuran ketebalan dengan menggunakan jangka sorong.

- Edible Film yang dihasilkan dilakukan pengukuran massa edible film sebelum dan sesudah direndam dalam gelas beaker yang berisi akuades. - Edible Film yang dihasilkan kemudian dilakukan pengujian kuat tarik dan

kemuluran menggunakan alat Torsee’s Electronic System Tokyo Testing Machine.

- Edible Film yang dihasilkan dilakukan analisa SEM dengan penentuan secara mikroskopi.

- Edible Film yang dihasilkan dilakukan analisa FT-IR dengan penentuan secara spektroskopi.

1.7 Lokasi Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

BIDANG CIPTA KARYA DPU KABUPATEN KLATEN. JL Sulaw

Sedangkan academic goal orientation adalah tujuan akademik yang dimiliki siswa dalam menentukan sikap mereka dalam proses belajar di kelas atau di sekolah, serta kaitannya

Pemeriksaan internal untuk memastikan bahwa seluruh transaksi diproses secara akurat adalah elemen pengendalian lainnya yang penting... Pemeriksaan Independen

potensi keuntungan atau imbal hasil yang berlipat adalah bahwa nasabah akan ter-.. ekspose secara menyeluruh terhadap downside risk dari produk

Please note that the Student Agreement acknowledges that the University must manage its resources efficiently and may change the content and/or method of delivery of programmes,

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul :” Uji Antioksidan dan Uji Antibakteri pada Ekstrak Etanol buah Mengkudu (Morinda

sama, maka dapat ditetapkan nilai β yang sama untuk input dan output.

Dari hasil analisis dan pembahasan yang diperoleh dari penelitian pengaruh pencahayaan dan kebisingan tempat kerja terhadap kinerja mekanik pada PT Honda Catur Putra Jaya