• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Tinea Pedis Di Kelurahan Tembung Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Tinea Pedis Di Kelurahan Tembung Tahun 2015"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

2.1.1. Defenisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu,Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia,yakni indera penglihatan,pendengaran,penciuman,rasa,dan raba (Notoatmodjo,2011)

2.1.2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo(2011),pengetahuan mempunyai enam tingkatan,yaitu: 1. Tahu (know)

Mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.Oleh sebab itu,ini merupakan tingkat pengetahuan paling rendah.

2. Memahami (comprehension)

Suatu kesempatan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui,dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (application)

Kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real sebenarnya.

4. Analisis (analysis)

Kemampuan menjabarkan materi atau objek ke dalam komponen-komponen,tapi masih dalam struktur organisasi.

5. Sintesis (synthesis)

Merujuk ke suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6. Evaluasi (evalution)

(2)

2.2. TINEA PEDIS

2.2.1. Pengenalan Tinea Pedis

Tinea pedis (athlete’s foot) adalah salah satu dari infeksi jamur superfisial paling umum pada kulit di seluruh dunia.(Daldjeni,1992).Penyebabnya yang paling sering adalah Trychophyton rubrum yang memberikan kelainan menahun.Paling banyak ditemukan di antara jari ke-4 dan jari ke -5,dan seringkali meluas ke bawah jari dan sela jari-jari lain.(Goedadi,2004). Oleh karena daerah ini lembab,maka sering terlihat maserasi berupa kulit putih dan rapuh.Jika bagian kulit yang mati ini dibersihkan maka akan terlihat kulit baru,yang pada umumnya juga telah terserang jamur.(Hanum,2009)

Pada umumnya jamur tumbuh di kulit kaki karena faktor kelembapan(Ichsan,2010).Hal ini dapat disebabkan kaki yang sering berkeringat,kaos kaki kurang dijaga kebersihannya,atau sepatu terlalu tertutup.Jari-jari kaki sangat rentan terinfeksi jamur tinea pedis,terutama orang yang sering memakai sepatu tertutup dalam kesehariannya.Jadi dapat dikatakan tinea berhubungan dengan kebersihan dan keringat.(Harahap,2000).

Bentuk klinis dapat terjadi bertahun-tahun,tanpa keluhan berarti.(Kane,2009).Bahkan sebagian di antara penderitanya total bebas gejala.Sebagian penderitanya baru merasa terganggu ketika muncul bau kaki tak sedap dari kulit kaki mereka(Hanum,2009).Tidak menutup kemungkinan munculnya infeksi bakteri (infeksi sekunder) yang dapat menunjukkan gejala mulai dari yang ringan(bintil-bintil merah yang perih) hingga yang lebih berat seperti nyeri dan demam. (Rassner,1995).

2.2.2. Faktor Risiko Tinea Pedis

(3)

Selain itu,pemakaian kaus kaki dengan bahan yang tidak dapat menyerap keringat dapat menambah kelembaban di sekitar kaki yang cenderung mendukung jamur dapat tumbuh subur.(Brown,2003).Kondisi sosial ekonomi serta kurangnya kebersihan pribadi juga memegang peranan penting pada infeksi jamur (insiden penyakit jamur pada sosial ekonomi lebih rendah lebih sering terjadi dari pada sosial ekonomi yang lebih baik,hal ini terkait dengan status gizi yang mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang terhadap penyakit).(Agusyana,2011Kebersihan pribadi(mencuci kaki setiap hari,menjaga kaki selalu kering) yang kurang diperhatikan turut mendukung tumbuhnya jamur.(Nasution,2004).

2.2.3. Gejala Klinis Tinea Pedis

Tinea pedis terdiri dari beberapa macam tipe klinis dan yang paling sering ditemukan adalah(Madani,2000) :

1. Bentuk interdigitalis; yang merupakan kelainan berupa maserasi,skuamasi serta erosi di celah-celah jari terutama jari ke-4 dan jari ke-5.Kulit terlihat putih,dapat berbentuk fisura dan sering tercium bau yang tidak enak.Lesi dapat meluas ke bawah jari dan telapak kaki.

2. Bentuk hiperkeratosis menahu; yaitu terjadi penebalan kulit disertai sisik terutama pada tumit,telapak kaki,tepi kaki dan punggung kaki.Lesi dapat berupa bercak dengan skuama putih agak mengkilat,melekat,dan relatif tidak meradang.Lesi umumnya setempat,akan tetapi dapat bergabung sehingga mengenai seluruh telapak kaki,sering simetris dan disebut moccasin foot.

3. Bentuk vesikular subakut; yaitu kelainan timbul pada daerah sekitar jari kemudian meluas ke punggung kaki atau telapak kaki,disertai rasa gatal yang hebat.Bila vesikel pecah akan meninggalkan skuama melingkar yang disebut koloret.Bila terjadi infeksi akan memperberat keadaan sehingga terjadi erysipelas.

2.2.4. Diagnosis Tinea Pedis

(4)

diambil dengan menggunakan scalpel.(Soebono,2001)Skuama tersebut ditaruh pada slide yang ditetesi oleh larutan kalium hidroksida.Diagnosis dibuat dengan memeriksa skuama yang terinfeksi secara mikroskopis dan mengisolasi mikroorganisme penyebab dalam media kultur.(Suyono,2008).

2.2.5. Diagnosis Banding Tinea Pedis

Tinea pedis perlu dibedakan dengan penyakit lain di kaki,ada beberapa diagnosis banding yang perlu diketahui (Tjasyono,2004) antara lain:

1. Dermatitis kontak alergi

Dermatitis kontak alergik dapat menyebabkan gatal disertai eritema,vesikel,skuamasi terutama pada jari-jari,punggung dan kaki.Disebabkan oleh kontak dengan bahan yang dapat menimbulkan reaksi alergi.

2. Dermatitis atopik

Dermatitis atopik dapat menyebabkan skuamasi kering yang disertai gatal di bagian punggung kaki.Atau yang lebih dikenal sebagai eksim,timbul pada penderita dengan riwayat atopi (urtikaria,rhinitis alergika,hay fever,dan asma). 3. Psoriasis pustulosa

Merupakan penyakit yang diturunkan (cacat herediter yang menyebabkan over produksi keratin),bersifat kronik yang dapat terjadi pada setiap usia.Penyakit inflamasi noninfeksius yang kronik pada kulit dimana produksi sel-sel epidermis terjadi dengan kecepatan enam bulan hingga sembilan kali lebih besar dari kecepatan yang normal.Berupa plak bersisik putih yang terdapat pada daerah lutut,siku,dan kulit kepala PRICE.Juga dapat dijumpai di jari-jari tangan dan jakri-jari kaki memperlihatkan plak-plak yang licin dan merah dengan permukaan yang mengalami maserasi.

4. Skabies pada kaki

(5)

2.2.6. Pengobatan Tinea Pedis

Penyakit Tinea pedis sering kambuh sehingga untuk menghindari faktor resiko seperti kaus kaki yang digunakan,hendaknya dapat menyerap keringat dan diganti setiap hari.(Waryono,1987).Kaki harus bersih dan kering. Hindari memakai sepatu tertutup,sepatu sempit,sepatu olah raga,dan sepatu plastik,terutama yang digunakan sepanjang hari.(Wasitaatmadja,2005).Tidak bertelanjang kaki atau selalu memakai sandal sehingga dapat menghindari kontak dengan jamur penyebab Tinea pedis.(Wiryadi,2002). Kaki dan sela jari kaki juga dijaga agar selalu kering,terutama sesudah mandi dapat diberikan bedak dengan atau tanpa anti jamur.(Lakitan,1997).Penggunaan bedak anti jamur juga dapat ditaburkan dalam sepatu dan kaus kaki agar dapat mengurangi pertumbuhan jamur. (Wahab,2010)

Selain itu tindakan nonfarmakologi lain yang dapat dilakukan adalah pencucian kaki setiap hari diikuti dengan pengeringan yang baik di daerah sela jari kaki.(Kurniati,2008).Untuk mencegah penularan juga harus selalu memakai sepatu jika ke fasilitas umum seperti wc umum,kolam renang.(Ratna,2011).

Referensi

Dokumen terkait

3. Menjadikan seminar ilmiah seperti ini sebagai wahana komunikasi antar peneliti BATAN dengan peneliti daTi luar BATAN, dalam rangka memperluas wawasan loutward

Secara geologi Jalur Pegunungan Cycloop tempat indikasi kromit ditemukan terjadi dalam batuan ultrabasa kelompok ofiolit yang merupakan batuan induk (host rock) dari kelompok

Hasil penelitian di Batumarta, Sumatera Selatan, menunjukkan bahwa komposisi populasi ayam lokal yang dipelihara peternak pada umumnya adalah pejantan 4,50%, induk betina 15%,

〔商法二〇五〕手形取得後の所持人による裏書抹消と裏書の連続大 阪地裁昭和四九年一月三〇日判決 高鳥, 正夫Takatori, Masao 商法研究会Shoho

Penelitian ini difokuskan pada kohesi gramatikal yang terdiri atas aspek pengacuan (referensi), aspek penyulihan (substitusi), aspek pelesapan (elipsis), dan aspek kata

Perkembangan Informasi dan teknologi komunikasi yang pesat belum diikuti dengan program pembelajaran yang bertujuan mengoptimalkan fungsi informasi untuk pengembangan

Kedua, benarkah nilai kebudayaan asing yang berintegrasi dengan kultur lokal secara sadar atau tidak sadar telah memaksa generasi bangsa menjadi apatis atas kebudayaan

[r]