• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (2)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Mei 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA

MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Oleh:

Siti Khalipah

1

, Achmad Dasuki

2

, Nedin Badruzzaman

3

ABSTRAK

Siti Khalipah 037108165, penerapan model pembelajaran kooperatif Demonstration untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sukaharja 02. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pakuan, Bogor. 2012.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakan penerapan model pembelajaran kooperatif Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas V di Sekolah Dasar Negeri Sukaharja 02 Kabupaten Bogor.

Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mana peneliti Bertindak sebagai pengajar langsung dan teman sejawat sebagai pengamat. Prosedur kerja dilaksanakan bersiklus yang terdiri dari empat tahap., yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam dua siklus. Setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif Demonstration hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri Sukaharja 02 meningkat dari siklus pertama ke siklus kedua. Hal ini ditunjukkan pada siklus pertama dengan nilai rata-rata sebesar 67,67 dan pada siklus kedua nilai rata-ratanya sebesar 75,33 serta ketuntasan secara klasikal pada siklus pertama sebesar 60% dan pada siklus kedua sebesar 100%.

Selain itu terlihat pada aktivitas belajar siswa dan guru pun meningkat, hal ini ditunjukkan pada siklus pertama dengan nilai rata-rata 2,97 berkatagori cukup dalam pelaksanaan pembelajaran dan pada siklus kedua nilai rata-rata 4,24 berkatagori sangat baik. Dan aktivitas guru ditunjukkan pada siklus pertama dengan nilai rata-rata 3,45 berkatagori baik dan pada siklus kedua nilai rata-rata 4,60 berkatagori sangat baik

Dengan demikian dapat disimpulkan Bahwa Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Demonstration dapat Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Sukaharja Kabupaten Bogor.

¹ Mahasiswa Program Studi Guru Sekolah Dasar FKIP Pakuan ² Staf Pengajar Program Studi Guru Sekolah Dasar FKIP Pakuan ³ Staf Pengajar Program Studi Guru Sekolah Dasar FKIP Pakuan

(2)

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Mei 2013

Siti Khalipah 037108165, implementation of cooperative learning model to Improve Learning Outcomes Demonstration Lesson In Indonesian In Elementary School Students in Grades V Sukaharja 02. Study Program Elementary School Teacher Education, Faculty of Teacher Training and Education, University of Pakuan, Bogo 2012.

This study aims to determine whether the application of cooperative learning model to improve learning outcomes Demonstration Indonesian in class V in Elementary School District 02 Sukaharja Bogor.

The study used a Classroom Action Research (CAR), which acts as a researcher and a teacher direct peers as observers. Work procedures implemented cyclical consisting of four phases., Namely planning, action, observation and reflection.

Implementation of the actions carried out in two cycles. Once implemented cooperative learning model Demonstration outcomes learning Indonesian Elementary School fifth grade students Sukaharja 02 increase from the first cycle to the second cycle. This is shown in the first cycle with a mean value of 67.67 and the second cycle of the average value of 75.33 as well as in the classical mastery in the first cycle by 60% and in the second cycle of 100%.

Other than that seen in the learning activities of students and teachers has increased, as shown in the first cycle with an average value of 2.97 categorized as adequate in the implementation of learning and the second cycle of the average value of 4.24 categorized as very good. And all teachers have shown in the first cycle with an average value of 3.45 categorized as good and in the second cycle the average value of 4.60 categorized as very good It can be concluded that application of Cooperative Learning Model to Improve Outcomes Demonstration Learn Indonesian By V Grade Elementary School Sukaharja Bogor regency.

(3)

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Mei 2013 PENDAHULUAN

Peranan bahasa indonesia sangat penting dalam kemajuan Sumber Daya Manusia khususnya kita orang Indonesia, untuk memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dalam era informasi dan globalisasi. Pelajaran bahasa indonesia sudah masuk dalam sistem pendidikan dasar. Sekolah mempunyai wewenang tentang mata pelajaran bahasa indonesia dimasukkan sebagai salah satu pelajaran wajib yang harus di kuasai khususnya kita sebagai warga negara indonesia.

Proses peningkatan pembelajaran di sekolah ditentukan oleh banyak hal, salah satunya adalah kemampuan berbahasa lisan dan tulis. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budaya, dan orang lain. Selain itu juga pelajaran bahasa indonesia mampu membantu peserta didik mengemukakan gagasan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analisis dan imajinasi dalam dirinya.

Berdasarkan pengamatan di kelas bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia siswa cenderung bosan karena dalam penyampaian materinya guru masih menerapkan metode ceramah. Padahal dalam keterampilan berbahasa itu ada empat keterampilan berbahasa (keterampilan menulis, membaca, menyimak, dan berbicara) yang harus dikuasai oleh siswa. Namun keempat keterampilan berbahasa tersebut siswa belum mampu mengusainya seperti tingkat membaca pada siswa mereka cenderung bermalas-malasan.

Hal ini menyebabkan nilai yang dicapai oleh siswa rendah dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V Sekolah Dasar Negeri Sukaharja 02 Kabupaten Bogor. Dilihat dari hasil ulangan harian tahun pelajaran 2011/2012 menunjukkan rendahnya tingkat penguasaan materinya. Hanya 8 siswa dari 30 siswa yang mencapai tingkat penguasaan 80% (yang terdiri dari 17 perempuan dan 13 siswa laki-laki) yang telah mencapai KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 65, rata-rata nilai individu di bawah KKM 65 pada mata pelajaran Bahasa indonesia. Diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar.

Penelitian tindakan kelas yang didasari oleh rendahnya penguasaan murid terhadap materi pembelajaran Bahasa Indonesia semoga dengan model pembelajaran kooperatif demonstrasi dapat memecahkan masalah yang ada di kelas.

Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V Sekolah Dasar Negeri Sukaharja 02 Kabupaten Bogor”.

Dalam setiap mengikuti proses pembelajaran di sekolah sudah pasti setiap peserta didik mengharapkan mendapatkan hasil belajar yang baik, sebab hasil belajar yang baik dapat membantu peserta didik dalam mencapai tujuannya.

Menurut beberapa ahli mengungkapkan teori Soedijarto (1993:49) bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar yang mengikuti program belajar-mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Hasil belajar menggambarkan kemampuan siswa dalam mempelajari sesuatu. Hal ini sesuai dengan pendapat Nana Sudjana (1989:50) yang menyebutkan bahwa: “Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki atau dikuasai siswa setelah menempuh proses belajar”.

Berdasarkan teori-teori di atas dapat di sintesiskan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa yang didapatkan dalam serangkaian kegiatan setelah menempuh proses belajar.

(4)

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Mei 2013 Menurut Hamdani, M.A.

(2011:30) bahwa model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang siswa lakukan dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan.

Salah satu model pengajaran dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu dengan jalan mendemonstrasikan terlebih dahulu kepada peserta didik. Banyak definisi demonstrasi menurut para ahli.

Menurut Roestiyah N. K. (2008:83), mengenai demonstrasi ialah teknik lain yang hampir sejenis dengan eksperimen. Dengan demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian yang baik dan sempurna.

Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Muhamad Ali, (2000: 23) bahasa diartikan sebagai sistem lambang bunyi berartikulasi yang bersifat sewenang-wenang dan konvensional yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran. Bahasa Indonesia merupakan bahasa terpenting dikawasan republik Indonesia yang bersumber pada ikrar sumpah pemuda yakni “ kami poetra poetri Indonesia berbahasa satu, bahasa Indonesia.” ( Hasan Alwi, 2003 :1, Z.H. Idrus, 1980: 11) Menurut Badudu dalam Rayon (135:103) bahasa sebagai alat penghubung atau komunikasi antar

anggota masyarakat yang terdiri dari individu yang menyatakan pikiran, perasaan dan keinginan.

Dari teori-teori di atas dapat di sintesiskan bahwa model pembelajaran kooperatif demonstrasi adalah suatu proses pembelajaran secara berkelompok 4-6 orang dengan cara mempertunjukkan secara langsung objeknya atau melalui penggunaan media pembelajaran dengan pokok bahasan atau materi yang akan disajikan.

Mata pelajaran yang diteliti pada skripsi ini adalah Bahasa Indonesia. Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Muhamad Ali, (2000:23) bahasa diartikan sebagai sistem lambang bunyi berartikulasi yang bersifat sewenang-wenang dan konvensional yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran.

Menurut Badudu dalam Rayon (135:103) bahasa sebagai alat penghubung atau komunikasi antar anggota masyarakat yang terdiri dari individu yang menyatakan pikiran, perasaan dan keinginan.

Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan belajar dalam berkomunikasi. Hal ini relevan dengan kurikulum 2006 bahwa kompetensi pembelajaran bahasa diarahkan ke dalam empat aspek, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

METODE PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran bahasa indonesia tentang puisi.

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sukaharja 02 Kabupaten Bogor pada semester I tahun ajaran 2012/2013, yaitu pada

(5)

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Mei 2013

Gambar 1 Bagan siklus PTK Model Modifikasi Depdiknas (2010) Dari Model Kemmis dan Taggart (1988)

HASIL PENELITIAN

Temuan penelitian dimulai pada prasiklus, kemudian dilanjutkan ke siklus I dan siklus II hingga mencapai nilai ketuntasan hasil belajar.

Tabel 1

Ketuntasan Hasil Belajar Tes Awal (Pra Siklus) No Keterangan Frekuensi Presentase

1. Tuntas 8 26,67%

2. Belum Tuntas 22 73,33%

Jumlah 30 100%

Tabel 1 menunjukkan bahwa yang mencapai ketuntasan belajar atau mencapai nilai KKM sebesar 65 ada 8 orang atau 26,67%. Sdngkan siswa yang belum tuntas berjumlah 22 orang atau 73,33%

Tabel 2

Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus I No Keterangan Frekuensi Presentase

1. Tuntas 20 66,67%

2. Belum Tuntas 10 33,33%

Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa yang mencapai ketuntasan belajar atau mencapai nilai KKM sebesar 65 ada 20 orang atau 66,67%, sedangkan siswa yang belum tuntas berjumlah 10 orang atau 33,33%.

Refleksi Awal

Perencanaan

Tindakan 1

Pelaksanaan

Tindakan 1

Observasi 1

Evaluasi/

Refleksi 1

Perencanaan

Tindakan 2

Observasi 2

Evaluasi/

Refleksi 2

Pelaksanaan

(6)

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Mei 2013 Tabel 3

Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Pada Siklus II

No Keterangan Frekuensi Presentase

1. Tuntas 30 100%

2. Belum Tuntas 0 0%

Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa yang mencapai ketuntasan belajar atau mencapai nilai KKM sebesar 65 ada 30 orang atau 100%, sedangkan siswa yang belum tuntas tidak ada atau 0%.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian dibahas pada setiap siklus, agar lebih jelas maka disajikan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4

Perbandingan Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II

Aspek yang diteliti Siklus Kategori Makna Keterangan

I II

Penilaian pelaksanaan pembelajaran

66 80 B Baik meningkat

Observasi perubahan perilaku siswa

50,54 70,24 B Baik meningkat

Tes hasil belajar 67,33 78,67 B Baik Meningkat

Berdasarkan tabel 4. Maka dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pembahasan Hasil Siklus I

Dari hasil pengamatan pelaksanaa tindakan siklus I ini secara keseluruhan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif demonstrasi sebagai alat bantu pembelajaran yaitu penilaian pelaksanaan pembelajaran mendapatkan nilai rata-rata 66 dengan kategori baik, observasi perilaku siswa mencapai nilai rata-rata 50,54 dengan kategori cukup, nilai rata-rata tes hasil belajar 67,33 dan telah mencapai ketuntasan. Akan tetapi, hasil belajar siklus I secara klasikal belum tuntas karena baru mencapai 73,33 % indikator penelitian. Sedangkan indikator penelitian minimalnya 75% dari jumlah siswa mencapai ketuntasan hasil belajar. Hal ini disebabkan karena sebagian besar dari siswa banyak yang belum paham tentang materi yang disampaikan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif demonstrasi. Maka dengan mempertahankan refleksi pada siklus I, penelitian dilanjutkan ke siklus II.

2. Pembahasan Hasil Siklus II

Hasil pengamatan pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II ini

secara keseluruhan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dari peningkatan kualitas pelaksanaan pembelajaran yaitu pada siklus I mendapatkan nilai 66 dengan kategori baik meningkat menjadi 80 dengan kategori baik pada siklus II. Nilai rata-rata observasi perilaku siswa yang terdiri dari keaktifan dan kerjasama pada siklus I yaitu 50,54 dengan kategori cukup meningkat menjadi 70,24 dengan kategori baik. Kemudian nilai rata-rata hasil belajar siklus I yaitu 67,33 dengan kategori baik meningkatkan menjadi 78,67 dengan kategori baik. Dari presentase ketuntasan belajar siswa 73,33% meningkat menjadi 100% dan telah tuntas mencapai indikator penelitian secara klasikal 75%

SIMPULAN

(7)

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pakuan, Mei 2013 puisi pada keas V Sekolah Dasar Sukaharja

02 Kabupaten Bogor pada semester I tahun pelajaran 2012/2013.

DAFTAR PUSTAKA

Soedijarto

. 1993. Menuju Pendidikan

Nasional yang Relevan dan

Bermutu.

Jakarta:

Balai

Pustaka.

Sudjana, Nana, 2010.

Proses Belajar

Mengajar.

Bandung: Sinar

Baru.

Sardiman,

2007.

Interaksi

dan

Motivasi Belajar Mengajar

.

Jakarta: PT. Raja Grapindo

Persada.

Suprijono,

Agus.

2009.

Media

Pembelajaran,

Jakarta.

Ditjen, Dikti Depdikbud.

N., K., Roestiyah. 2008.

Strategi

Belajar Mengajar

. Jakarta:

PT Rineka Cipta.

Sanjaya

Wina.

2007.

Strategi

Pembelajaran Berorientasi

Standar Proses Pendidikan

.

Jakarta: Kencana Prenada

Media Group.

Ali,

Muhamad.

2000.

Kamus

Lengkap Bahasa Indonesia Modern

.

Jakarta:Pustaka

Amani.

Alwi Hasan dkk. 2003.

Tata Bahasa

Baku

Bahasa

Indonesia

.

Jakarta: Balai Pustaka.

BIODATA PENULIS

Siti Khalipah, lahir di Bogor 30 Desember 1990, beragama Islam anak ke tujuh dari pasangan Bapak H. Acu Samsu dan Ibu Hj. Titin Sumarni. Bertempat tinggal di Jalan Raya Cikaret Gg. Kosasih Rt 01/08 Kota Bogor.

Gambar

Gambar 1 Bagan siklus PTK Model Modifikasi Depdiknas (2010) Dari Model Kemmis dan Taggart (1988)
Tabel 4 Perbandingan Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai Negara atau masyarakat berkembang, kita, para pemuda tidak selalu, bahkan seringkali tidak mampu memahami, memilih dan memilih mana yang cocok dengan kita dan mana

perbedaan formulasi tepung ikan dan tepung tapioka berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap kadar fosfor pempek nasi, dimana perlakuan S0 berbeda tidak nyata dengan S1.. Semakin

Penulisan skripsi ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat penyelesaian program pendidikan Strata Satu Jurusan Akuntansi di Sekolah Tinggi Ilmu

He knew a bit about sentient weapons, artifacts of great power and great ego, and he understood that Entreri, after decades of enslavement, could not begin to control Charon’s

Dengan demikian, hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara budgeting participation terhadap job relevant information pada sektor

pada hal ini, pada dasarnya pemikiran-pe- mi kiran gerakan Islam liberal dapat kita pi- lah, dan itu bertujuan untuk membongkar ke mapanan beragama, bertradisi dan

Berdasarkan wawancara dengan guru serta anak TK dan SD (kelas 1) di Surabaya, permasalahan yang terjadi adalah sejak dini tidak dibiasakan untuk dekat dengan dunia olahraga

f) jumlah kompensasi dari pihak ketiga untuk Aset Tetap yang mengalami penurunan nilai, hilang, atau dihentikan yang dimasukkan dalam laba rugi, apabila tidak diungkapkan