• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESEHATAN IBU DAN ANAK. ppt

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KESEHATAN IBU DAN ANAK. ppt"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

1.

PENGERTIAN

(3)

upaya dibidang kesehatan yang

menyangkut pelayanan dan

pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin,

ibu menyusui, bayi dan anak balita

(4)

 tercapainya kemampuan hidup sehat

(5)

 Meningkatnya kemampuan ibu

(pengetahuan , sikap dan perilaku), dalam mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat

guna dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga,paguyuban 10 keluarga,

Posyandu dan sebagainya.

 Meningkatnya upaya pembinaan

kesehatan balita dan anak prasekolah secara mandiri di dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga,

(6)

 Meningkatnya jangkauan pelayanan

kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil,

ibu bersalin, ibu nifas, dan ibu menyusui.

 Meningkatnya mutu pelayanan

kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu meneteki, bayi dan anak balita.

 Meningkatnya kemampuan dan peran

(7)

Risiko kematian ibu & anak terjadi paling banyak pada periode kelahiran

LAHIR MATI

KEMATIAN IBU

KEMATIAN BBL

KEMATIAN ANAK

INDONESIA ADALAH SALAH SATU DARI 68 NEGARA

(8)

Kesehatan Maternal/Ibu

Kesehatan Perinatal dan Neonatal

Kesehatan Bayi dan Anak

(9)

AKI adalah jumlah kematian ibu

selama masa kehamilan, persalinan

dan nifas yang disebabkan oleh

kehamilan, persalinan, dan nifas

atau pengelolaannya tetapi bukan

karena sebab-sebab lain seperti

kecelakaan, terjatuh,dll di setiap

(10)
(11)
(12)

 1990 : Safe Motherhood Initiative

 sebuah program yang memastikan semua wanita mendapatkan perawatan yang dibutuhkan sehingga selamat dan sehat selama kehamilan dan

persalinannya

 1996 : Gerakan Sayang Ibu (GSI)

 Program ini melibatkan sektor lain di luar kesehatan.

 Salah satu program utama yang ditujukan untuk mengatasi masalah kematian ibu yaitu

(13)

2000 : strategi Making Pregnancy

Safer

2010 : program Expanding Maternal

and Neonatal Survival (EMAS)

 menurunkan angka kematian ibu dan

neonatal sebesar 25%.

 Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat,

(14)

Program EMAS:

 1) meningkatkan kualitas pelayanan

emergensi obstetri dan bayi baru lahir minimal di 150 Rumah Sakit PONEK dan 300 Puskesmas/Balkesmas

PONED);

 2) memperkuat sistem rujukan yang

(15)

diberikan kepada ibu hamil yang

dilakukan oleh tenaga kesehatan di

fasilitas pelayanan kesehatan

Proses ini dilakukan selama rentang

usia kehamilan ibu yang

(16)

1. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan;

2. Pengukuran tekanan darah;

3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA); 4. Pengukuran tinggi puncak rahim

(fundus uteri);

5. Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus toksoid sesuai status imunisasi;

(17)

7. Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ);

8. Pelaksanaan temu wicara (pemberian

komunikasi interpersonal dan konseling, termasuk keluarga berencana);

9. Pelayanan tes laboratorium

sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah

(bila belum pernah dilakukan sebelumnya); dan

(18)

 1 x pada trimester pertama (usia

kehamilan 0-12 minggu),

 1 x pada trimester kedua (usia

kehamilan 12-24 minggu), dan

 2 x pada trimester ketiga (usia

kehamilan 24 minggu sampai persalinan)

 deteksi dini faktor risiko, pencegahan, dan

penanganan dini komplikasi kehamilan

(19)

 K1 = jumlah ibu hamil yang telah memperoleh

pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga

kesehatan dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun.

 K 4 = jumlah ibu hamil yang telah memperoleh

pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit empat kali sesuai jadwal yang dianjurkan di tiap trimester dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun

memperlihatkan akses pelayanan kesehatan terhadap

(20)
(21)
(22)

Zat Besi 90 tablet (Fe3) bagi Ibu Hamil

Zat besi merupakan mineral yang dibutuhkan tubuh untuk

membentuk sel darah merah (hemoglobin). Selain digunakan untuk pembentukan sel darah merah, zat besi juga berperan sebagai salah satu komponen dalam membentuk mioglobin (protein yang membawa oksigen ke otot), kolagen (protein yang terdapat pada tulang, tulang rawan, dan jaringan

penyambung), serta enzim.

Zat besi memiliki peran vital terhadap pertumbuhan janin.

Selama hamil, asupan zat besi harus ditambah mengingat selama kehamilan, volume darah pada tubuh ibu

meningkat. Sehingga, untuk dapat tetap memenuhi kebutuhan ibu dan menyuplai makanan serta oksigen pada janin

melalui plasenta, dibutuhkan asupan zat besi yang lebih banyak.

 Asupan zat besi yang diberikan oleh ibu hamil kepada

janinnya melalui plasenta akan digunakan janin untuk kebutuhan tumbuh kembangnya, termasuk untuk

(23)

 zat besi juga membantu dalam

mempercepat proses penyembuhan luka khususnya luka yang timbul dalam proses persalinan. Kekurangan zat besi sejak

sebelum kehamilan bila tidak diatasi dapat mengakibatkan ibu hamil menderita

anemia.

 Anemia merupakan salah satu risiko

kematian ibu, kejadian bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), infeksi terhadap janin dan ibu, keguguran, dan kelahiran

(24)

penyebab kematian ibu dan

kematian bayi yaitu infeksi tetanus

yang disebabkan oleh bakteri

Clostridium tetani

akibat dari proses persalinan yang tidak

aman/steril atau berasal dari luka yang diperoleh ibu hamil sebelum melahirkan

Clostridium Tetani masuk melalui luka

(25)

 imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bagi:

 Wanita Usia Subur (WUS) = 15-49 tahun  WUS/Ibu hamil

 5 dosis, dg interval:

 TT2 memiliki interval minimal 4 minggu

setelah TT1 dengan masa perlindungan 3 tahun.

 TT3 memiliki interval minimal 6 bulan setelah

TT2 dengan masa perlindungan 5 tahun.

 TT4 memiliki interval minimal 1 tahun setelah

TT3 dengan masa perlindungan 10 tahun.

 TT5 memiliki interval minimal 1 tahun setelah

(26)

TT2+ = cakupan ibu yg mendapat TT2 - TT5

(27)

 mendorong agar setiap persalinan ditolong oleh

tenaga kesehatan terlatih yaitu

 dokter spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG),  dokter umum,

 dan bidan, serta

diupayakan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.

Pertolongan persalinan adalah proses

pelayanan persalinan yang dimulai pada kala I sampai dengan kala IV persalinan.

 Keberhasilan program ini diukur melalui

indikator persentase persalinan ditolong tenaga kesehatan terlatih (Cakupan PN) dan persentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan

(28)
(29)

Terendah: Papua, Maluku, Papua Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara

(30)

 Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah

pelayanan kesehatan pada ibu nifas

sesuai standar, yang dilakukan sekurang-urangnya tiga kali sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada enam jam sampai dengan tiga hari pasca persalinan, pada hari ke empat sampai dengan hari ke-28 pasca persalinan, dan pada hari ke-29

sampai dengan hari ke-42 pasca persalinan

Masa nifas dimulai dari enam jam sampai

(31)

1. Pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi, nafas, dan suhu);

2. Pemeriksaan tinggi puncak rahim (fundus uteri);

3. Pemeriksaan lokhia dan cairan per vaginam lain;

4. Pemeriksaan payudara dan pemberian anjuran ASI eksklusif;

5. emberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kesehatan ibu nifas dan bayi baru lahir, termasuk keluarga berencana;

(32)
(33)
(34)

Komplikasi kebidanan adalah

kesakitan pada ibu hamil, ibu

bersalin, ibu nifas, dan atau janin

dalam kandungan, baik langsung

maupun tidak langsung, termasuk

penyakit menular dan tidak

(35)

pelayanan/penanganan

komplikasi kebidanan

adalah

pelayanan kepada ibu hamil,

bersalin, atau nifas untuk

memberikan perlindungan dan

penanganan definitif sesuai standar

oleh tenaga kesehatan kompeten

(36)
(37)
(38)

 Lima penyebab kematian ibu terbesar yaitu

1. perdarahan,

2. hipertensi dalam kehamilan (HDK), 3. infeksi,

4. partus lama/macet, 5. abortus.

 Kematian ibu di Indonesia masih didominasi

tiga penyebab utama kematian yaitu

perdarahan, hipertensi dalam

(39)
(40)

1. ibu segera mencari pertolongan ke tenaga kesehatan; 2. tenaga kesehatan melakukan prosedur penanganan

yang sesuai, antara lain penggunaan partograf untuk memantau perkembangan persalinan, dan

pelaksanaan manajemen aktif kala III (MAK III) untuk mencegah perdarahan pasca-salin;

3. tenaga kesehatan mampu melakukan identifikasi dini komplikasi;

4. apabila komplikasi terjadi, tenaga kesehatan dapat memberikan pertolongan pertama dan melakukan tindakan stabilisasi pasien sebelum melakukan rujukan; 5. proses rujukan efektif;

(41)

1. peningkatan pelayanan antenatal yang

mampu mendeteksi dan menangani kasus risiko tinggi secara memadai;

2. pertolongan persalinan yang bersih dan

aman oleh tenaga kesehatan terampil, pelayanan pasca persalinan dan

kelahiran; serta

3. pelayanan emergensi obstetrik dan

neonatal dasar (PONED) dan

(42)

1. Program Perencanaan Persalinan dan

Pencegahan Komplikasi (P4K)

 kepedulian dan peran keluarga dan masyarakat

dala m melakukan upaya deteksi dini,

menghindari risiko kesehatan pada ibu hamil, serta menyediakan akses dan pelayanan

kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar di tingkat Puskesmas (PONED) dan pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal

komprehensif di Rumah Sakit (PONEK).

(43)

2. Audit Maternal Perinatal

 Upaya dalam penilaian pelaksanaan serta

peningkatan mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.

Keg: pembahasan kasus kematian ibu atau

bayi baru lahir sejak di level masyarakat sampai di level fasilitas pelayanan

kesehatan.

kendala yang timbul dalam upaya

penyelamatan ibu pada saat terjadi

(44)

 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 tentang

Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, dan Sistem Informasi

Keluarga menyebutkan bahwa program keluarga berencana (KB) adalah

upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi,

perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk

(45)

KB merupakan salah satu strategi

untuk mengurangi kematian ibu

khususnya ibu dengan kondisi 4T;

 terlalu muda melahirkan (di bawah

usia 20 tahun),

 terlalu sering melahirkan,

 terlalu dekat jarak melahirkan, dan  terlalu tua melahirkan (di atas usia

(46)

 KB juga merupakan salah satu cara

yang paling efektif untuk meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan, dan

keselamatan ibu, anak, serta perempuan

 Sasaran pelaksanaan program KB yaitu

Pasangan Usia Subur.

PUS: pasangan suami-istri yang terikat

dalam perkawinan yang sah, yang

(47)

Peserta KB Aktif adalah Pasangan Usia

Subur (PUS) yang saat ini

menggunakan salah satu alat

kontrasepsi tanpa diselingi kehamilan.

Peserta KB Baru adalah pasangan

usia subur yang baru pertama kali menggunakan alat/cara kontrasepsi

dan atau pasangan usia subur yang kembali menggunakan metode

kontrasepsi setelah

(48)
(49)
(50)
(51)

Semakin rendah angka unmet need dapat mengindikasikan keberhasilan

(52)

1. Ibu hamil mendapat pelayanan Ante Natal Care (K1) sebesar 100%.

2. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih sebesar 90%.

3. Cakupan peserta KB aktif sebesar 65%.

4. Pelayanan kesehatan bayi sehingga kunjungan neonatal pertama (KN1) sebesar 90% dan KN Lengkap (KN1, KN2, dan KN3) sebesar 88%.

5. Pelayanan kesehatan anak Balita sebesar 85%. Balita ditimbang berat badannya (jumlah balita ditimbang/balita seluruhnya (D/S) sebesar 85%). 6. ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan sebesar

(53)

7. Rumah Tangga yang mengonsumsi Garam Beryodium

sebesar 90%.

8. Ibu hamil mendapat 90 Tablet Tambah Darah sebesar 85%

dan

9. Balita usia 6-59 bulan mendapatkan Kapsul Vitamin A

sebanyak 85%.

10. Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap kepada bayi 0-11 bulan

sebesar 90 %.

11. Penguatan Imunisasi Rutin melalui Gerakan Akselerasi

Imunisasi Nasional (GAIN) UCI, sehingga desa dan kelurahan dapat mencapai Universal Child Immunization (UCI)

sebanyak 100%.

12. Pelaksanaan promosi kesehatan dan pemberdayaan

Referensi

Dokumen terkait

Menurut survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2004 cakupan ASI masih 52%, pemberian ASI satu jam pasca persalinan 8%, pemberian hari pertama 52,7%,

Terkoreksi (Enam ratus tiga puluh empat juta delapan puluh tiga ribu rupiah) Waktu Pelaksanaan : 120 (Seratus dua puluh) hari kalender. Sesuai dengan ketentuan dalam

Pada hari ini, Senin tanggal empat bulan april tahun dua ribu enam belas , sesuai dengan jadwal yang termuat pada Portal LPSE

Pada hari ini, Rabu tanggal empat bulan Mei tahun dua ribu enam belas, sesuai dengan jadwal yang termuat pada portal LPSE, http://lpse.mahkamahagung.go.id, berdasarkan Evaluasi

Pemerahan susu sapi dilakukan pagi jam lima sampai jam enam dan sore jam tiga sampai jam empat (Latifa, 2015). Saat ini cara pemerahan susu sapi secara tradisional sudah

lengkap (memenuhi standar pelayanan dan menepati waktu yang ditetapkan serta.. untuk menjaring KB Pasca Persalinan), yang menggambarkan jangkauan dan. kualitas pelayanan

39 38 Perte- muan/ minggu Hari/ Tanggal Kemampuan Akhir yang DiharapkanPokok Bahasan pada Mata KuliahBahan Kajian Materi Pokok dari buku KIABentuk PembelajaranWaktu Belajar

Pemeriksaan Antenatal Care ANC adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan