• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI

Disusun untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah National Economics Events

Disusun Oleh :

Sulung Herlambang R. C1A011116 Tia Sutiasih C1A011112 Hanny Qudsyina C1A011054

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS EKONOMI 2013

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat, karunia, dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dalam rangka mengikuti lomba menulis Karya Tulis Ilmiah National Economics Event s (NETS).

Karya tulis ilmiah ini berisikan tentang bagaimana peran redenominasi terhadap penyetaraan dalam rangka menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 yang merupakan sub tema yang ke -2 dari tema karya tulis ilmiah yang disediakan oleh National Economics Events (NETS).

Redenominasi merupakan wacana yang sudah di keluarkan pemerintah sejak tahun 2010 yaitu penyederhanaan denominasi (pecahan) mata uang suatu negara menjadi pecahan lebih kecil dengan cara menghilangkan nol tanpa mengurangi nilai mata uang tersebut. Dengan melakukan redenominasi, maka Indonesia bisa setara kurs mata uangnya dengan negara lain di dunia dan siap dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.

Perkenankan penulis untuk menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait dan telah memberikan referensi dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Untuk selanjutnya, penulis berharap karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat serta dapat diterima dengan baik dan dipertimbangkan untuk langkah selanjutnya, kami mengharapkan adanya kritik dan saran membangun demi kelengkapan penyusunan karya tulis ilmiah selanjutnya.

Purwokerto, 23 Mei 2013

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, akan mengikuti lomba karya tulis ilmiah National Economics Events Universitas Jenderal Soedirman yang berjudul: KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI ERA MEA 2015 MELALUI KEBIJAKAN REDENOMINASI

Ketua Kelompok

Nama : Sulung Herlambang Rahmandanu

NIM : C1A011116

Departemen : Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Anggota Kelompok

Nama : Tia Sutiasih

NIM : C1A011112

Departemen : Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Nama : Hanny Qudsyina

NIM : C1A011054

Departemen : Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan

Demikian surat ini saya sampaikan. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Purwokerto, Mei 2013 Mengetahui,

Kepala Jurusan

Himesbang FE Unsoed Ketua Kelompok

Drs. Harry Pudjianto, MM Sulung Herlambang R.

19590110 198601 1001 C1A011116

(4)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ...i

Kata Pengantar ...ii

Lembar Pengesahan...iii

Daftar Isi...iv

Daftar Tabel...vi

Daftar Gambar ...vii

BAB I Pendahuluan Latar Belakang ...1

Rumusan Masalah ...2

Tujuan Penulisan ...2

Manfaat Penulisan ...2

BAB II Tinjauan Pustaka Pengertian Redenominasi ...3

Pengertian Sanering...3

Pengertian MEA 2015 ...3

Perbedaan Antara Redenominasi dan Sanering ...3

Kasus Keberhasilan Redenominasi di Negara Turki dan Rumania ...7

Kasus Kegagalan Redenominasi di Negara Zimbabwe ...8

BAB III Metodologi Penulisan Sumber Data ...11

(5)

Metode Pengumpulan Data ...11

Tipe Data ...11

Analisis Data ... 11

BAB IV Analisis dan Pembahasan Kondisi Perekonomian Indonesia ...12

Peluang, Tantanga n, dan Kesiapan Indonesia Memasuki MEA 2015 ...16

Peran Redenominasi dalam Penyetaraan Ekonomi ...25

Dampak Positif dan Negatif Penerapan Redenominasi...27

Solusi ...29

BAB V Penutup Kesimpulan ...32

Saran ...32 Daftar Pustaka

Lampiran -lampiran

CV (Curriculum Vitae) KTM

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 P erbedaan Redenominasi dengan Sanering ...3

Tabel 2.2 Perkembangan Inflasi (persen) di Negara Turki Tahun 1993-2012...7

Tabel 3.1 Pertumbuhan Ekonomi di ASEAN, China dan India (2002-2012) ...13

Tabel 4.1 P roduk Domestik Bruto Indonesia Tahun 2010-2012 ...14

Tabel 4.2 Neraca Perdagangan Indonesia Tahun 2003-2010...20

(7)

1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang melimpah. Pertumbuhan Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. hingga pada atahun 2012 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,2 persen. Negara Indonesia termasuk salah satu anggota ASEAN. ASEAN merupakan suatu organisasi perkumpulan bangsa-bangsa di Asia Tenggara. Pada tahun 2015, ASEAN merencanakan penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), untuk menjaga stabilitas politik dan keamanan regional ASEAN, meningkatkan daya saing kawasan secara keseluruhan di pasar dunia, dan mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan, serta meningkatkan standar hidup masyarakat.

Dengan adanya MEA tersebut, maka akan tercipta suatu pasar besar kawasan ASEAN yang akan berdampak besar terhadap perekonomian negara anggotanya. Oleh karena itu, diperlukan adanya penyetaraan ekonomi seluruh anggota ASEAN agar tidak terjadi ketimpangan atau ketidakmerataan ekonomi. Untuk mempersiapkan kesetaraan ekonomi Indonesia dengan kawasan ASEAN dalam memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN pada tahun 2015 tentu redenominasi dianggap penting.

(8)

Rumusan Masalah

1. Bagaimana keadaan perekonomian Indonesia? 2. Apa sajakah tantangan untuk memasuki MEA 2015

3. Bagaimanakah kesiapan Indonesia dalam memasuki MEA 2015?

4. Seberapa penting peran redenominasi dalam penyetaraan ekonomi memasuki era MEA 2015?

5. Bagaimanakah dampak redenominasi terhadap perekonomian Indonesia? 6. Bagaimanakah solusi yang harus diambil pemerintah?

Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui keadaan perekonomian Indonesia 2. Untuk mengetahui peran redenominasi terhadap investasi 3. Untuk mengetahui tantangan MEA 2015

4. Untuk mengetahui kesiapan Indonesia dalam memasuki era MEA 2015 5. Untuk mengetahui kemungkinan dampak yang akan terjadi setelah adanya

redenominasi

6. Untuk mengetahui solusi yang tepat bagi perekonomian Indonesia

Manfaat Penulisan

1. Dapat mengetahui keadaan perekonomian Indonesia 2. Dapat mengetahui peran redenominasi terhadap investasi 3. Dapat mengetahui tantangan MEA 2015

(9)

3 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Redenominasi

Redenominasi diartikan sebagai penyederhanaan denominasi (pecahan) mata uang suatu negara menjadi pecahan lebih kecil dengan cara menghilangkan nol tanpa mengurangi nilai mata uang tersebut, misal Rp1.000 menjadi Rp1.Hal yang sama secara bersamaan dilakukan juga pada harga-harga barang, sehingga daya beli masyarakat tidak berubah. (Bank Indonesia)

Pengertian Sanering

Sanering adalah pemotongan daya beli masyarakat melalui pemotongan nilai uang. Hal yang sama tidak dilakukan pada harga-harga barang, sehingga daya beli masyarakat menurun. (Bank Indonesia)

Pengertian Mea 2015

MEA adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN yang direncanakan akan tercapai pada tahun 2015. MEA tersebut memiliki peluang yang sangat besar diantaranya yaitu manfaat integrasi ekonomi, pasar potensial dunia, negara pengekspor, negara tujuan investasi, dan meningkatkan daya saing.

Perbedaan Sanering dengan Redenominasi

Pandangan yang rancu beredar di masyarakat mengenai perbedaan antara redenominasi rupiah dengan sanering. Untuk mencegah pengertian antara redenominasi dan sanering , Bank Indonesia menjelaskan perbedaannya secara rinci antara redenominasi rupiah dengan sanering rupiah .

Tabel 2.1 Perbedaan Redenominasi dengan Sanering

PERBEDAAN REDENOMINASI SANERING

Pengertian Redenominasi adalah menyederhanakan

denominasi (pecahan)

(10)

mata uang menjadi pecahan lebih sedikit dengan cara mengurangi digit (angka nol) tanpa mengurangi nilai mata uang tersebut, misal Rp1.000 menjadi Rp1. Hal yang sama secara bersamaan dilakukan juga pada harga-harga barang, sehingga daya beli masyarakat tidak berubah.

Hal yang sama tidak dilakukan pada harga-harag barang, sehingga daya beli masyarakat menurun.

Dampak Bagi Masyarakat

Tidak ada kerugian karena daya beli tetap sama.

Menimbulkan banyak kerugian karena daya beli

turun drastis. Tujuan - Penyederhanaan pecahan

uang agar lebih efisien dan nyaman dalam melakukan transaksi.

- Mempersiapkan kesetaraan

ekonomi Indonesia dengan negara regional.

Mengurangi jumlah uang yang beredar akibat lonjakan

harga-harga. Dilakukan karena terjadi hiperinflasi

(inflasi yang sangat tinggi).

Nilai uang terhadap barang

Tidak berubah, karena hanya

cara penyebutan dan penulisan pecahan uang saja

yang disesuaikan.

Berubah menjadi lebih kecil,

karena yang dipotong adalah

(11)

5

Kondisi saat dilakukan Kondisi makroekonomi stabil.

Ekonomi tumbuh dan inflasi

terkendali.

Dilakukan dalam kondisi makroekonomi tidak sehat,

inflasi sangat tinggi (hiperinflasi). Masa transisi Dipersiapkan secara

matang

dan terukur sampai masyarakat siap, agar tidak

menimbulkan gejolak di masyarakat.

Tidak ada masa transisi, dilakukan secara tiba-tiba.

Contoh : harga 1 liter bensin = Rp.4500,00

Contoh bila terjadi

redenominasi 3 digit (3 angka

nol):

Dengan uang sebanyak Rp.4,5

tetap dapat membeli 1 liter bensin, karena harga 1 liter

bensin juga dinyatakan dalam

satuan pecahan yang sama (baru).

Contoh bila terjadi sanering

per seribu Rupiah: Dengan Rp.4,5 hanya dapat

membeli 1/1000 liter (0,001

liter).

Sumber: Diskusi Redenominasi Rupiah dan tentang sanering rupiah.2013.”Redenominasi rupiah”. http://www.redenominasirupiah.com , Diakses pada 18 Mei 2013

(12)

kebijakan redenominasi sama sekali tidak mengubah nilai mata uang dan daya belinya.Sementara kebijakan sanering mengurangi nilai mata uang terhadap daya belinya atas suatu barang dan jasa.

Dalam perjalanan sejarah, Pemerintah Indonesia tercatat pernah melakukan kebijakan sanering pada tanggal 19 Maret 1950 (dikenal dengan istilah “Gunting Syafrudin”), 25 Agustus 1959 dan 13 Desember 1965. Kondisi perekonomian nasional pada saat itu sangat buruk, tercermin dari Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) yang sangat rendah, inflasi sangat tinggi dan investasi merosot tajam. Salah satu mekanisme kebijakan sanering yang berla ku mulai tanggal 25 Agustus 1959 adalah:

1. Penurunan nilai uang kertas Rp 500 da n Rp 1.000 menjadi Rp 50 dan Rp100. 2. Pembekuan sebagian simpanan pada Bank (giro dan deposito) sebesar 90 persen dari jumlah simpanan di atas Rp 25.000, dengan ketentuan bahwa simpanan yang dibekukan akan diganti menjadi simpanan jangka panjang oleh pemerintah (Perpu No.3 Tahun 1959 tanggal 24 Agustus 1959).

Kebijakan sanering tersebut memberikan beberapa dampak di bidang moneter, seperti menurunkan jumlah uang bereda r, meningkatkan keuntungan pemerintah yang kemudian digunakan untuk mengurangi kerugian kas negara, dan mengurangi likuiditas bank-bank. Namun, likuiditas bank yang berkurang membuat pemberian kredit bank terhadap perusahan produksi, distribusi dan ekspor-impor menjadi berkurang, sehingga berimplikasi pada kenaikan harga barang dan biaya hidup. Dengan demikian kebijakan sanering pada tahun 1959 tersebut dianggap gagal karena justru memperburuk keadaan ekonomi, yakni terjadinya hyper-inflasi.

(13)

menjadi Rp.9,69/ US$ (saat ini Rp.9699/US$) dan terhadap Ringgit menjadi Rp.3,17/Ringgit (saat ini Rp.3174/Ringgit).

Kasus Keberhasilan Redenominasi di Negara Turki dan Rumania

Negara yang pernah berhasil menerapkan redenominasi diantaranya yaitu Turki, Rumania, Polandia, dan Ukrania. Berikut ini adalah data inflasi di negara Turki.

Grafik dan Tabel 2. 2 Perkembangan Inflasi ( persen) di Negara Turki tahun 1993-2012

Sumber : Worldwide Inflation Data.2013.”Historic Inflation Turkey-CPI Inflation”. http://www.inflation.eu/inflation-rates/turkey/historic

-inflation/cpi-inflation-turkey.aspx , Diakses pada 19 Mei 2013

(14)

persenper th, dibandingkan sebelum 2005 di 20-60 persen.Perkembangan Inflasi ( persen) di Turki

Turki meredenominasi mata uang Lira secara bertahap selama 7 tahun yang dimulai sejak 2005. Setelah redenominasi, semua uang lama Turki (yang diberi kode TL) dikonversi menjadi Lira baru (dengan kode YTL, di mana Y bermakna 'Yeni' atau baru). Kurs konversi adalah 1 YTL untuk 1.000.000 TL, atau menghilangkan enam angka nol (6 digit). Turki meredenominasi mata uang secara bertahap dengan memperhatikan sta bilitas perekonomian dalam negerinya. Pada tahap awal, mata uang TL dan YTL beredar secara simultan selama setahun. Kemudian mata uang lama ditarik secara bertahap digantikan dengan YTL. Pada tahap selanjutnya, sebutan 'Yeni' pada uang baru dihilangkan sehingga mata uang YTL kembali menjadi TL dengan nilai redenominasi. Selama tahap redenominasi, keadaan perekonomian tetap terjaga. Inflasi Turki pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 juga tetap stabil di kisaran 8-9 persen.

Adapun indikator keberhasilan redenominasi di negara Turki dan antara lain dilihat dari :

• Tingkat inflasi (faktor yang paling menentukan)

• Pertumbuhan Ekonomi (Keberhasilan program reformasi & restrukturisasi ekonomi)

• Sosialisasi kepada publik • Tahapan transisi

• Dinamika politik atau bentuk pemerintahan suatu negara

Kasus Kegagalan Redenominasi di Negara Zimbabwe

Zimbabwe sudah melaksanakan redenominasi mata uang mulai 1 Agustus 2010. Tak tanggung-tanggung, Bank Sentral Zimbabwe meredenominasi dengan mengubah uang 10 miliar dolar Zimbabwe menjadi 1 dolar Zimbabwe atau menghilangkan 10 angka nol. Gubernur Bank Sentral Zimbabwe Gideon Gono

mengatakan kebijakan redenominasi ini dilakukan untuk membantu masyarakat

(15)

9

Menurut Gideon seperti dikutip dari Reuters, Selasa (3/8/2010). Dolar Zimbabwe diredenominasi menjadi 1 sampai 10 dolar, yang artinya menghilangkan 10 angka nol dalam nilai nominal uang. Jadi uang 10 miliar dolar Zimbabwe diubah menjadi 1 dolar Zimbabwe mulai 1 Agustus 2010

Namun para analis merasa pesimistis dengan rencana ini. Mereka menilai kebijakan redenominasi ini tidak akan bisa mengakhiri kehancuran ekonomi negara tersebut yang disebabkan inflasi maha tinggi yaitu sebesar 2,2 juta persen. Ini merupakan inflasi tertinggi di dunia karena keterbatasan suplai makanan dan

uang valas

Kebijakan ini (redenominasi) hanya sebuah jalan keluar untuk menghilangkan banyaknya angka nol dalam mata uang mereka. Namun kebijakan

ini tidak mengatasi akar dari masalah," ujar konsultan ekonomi John Robertson. Menurutnya, permasalahan yang dihadapi oleh negara tersebut adalah kelangkaan arus dana masuk atau investasi dari luar.

Seperti diketahui, di Zimbabwe tiap hari harga terus meroket, dan inilah yang menyebabkan inflasi di negara tersebut sangat tinggi. Ini yang mendorong bank sentral Zimbabwe mengeluarkan uang kertas pecahan 100 miliar dolar Zimbabwe.

Gideon Gono pada pertengahan 2006 pernah melakukan kebijakan redenominasi dengan menghilangkan 3 angka nol pada mata uangnya. Hal ini dilakukan hanya untuk mempermudah masyarakat agar tidak perlu membawa tumpukan besar uang untuk belanja. Namun langkah ini ternyata mendorong

kenaikan harga barang yang sangat tajam.

(16)

Kegagalan negara Zimbabwe dalam melakukan redenominasi beberapa waktu yang lalu disebabkan oleh tidak terkendalinya tingkat inflasi.. Hal itu terjadi karena tingkat inflasi di Zimbabwe naik dan tidak kredibel sewaktu dilakukannya proses redenominasi. Jadi itu dianggap gagal redenominasi di Zimbabwe karena disaat redenominasi inflasi terus membumbung tinggi.

Indikator kegagalan redenominasi secara umum yaitu :

1) Waktu implementasi kebijakan ini kurang tepat, khususnya dalam hal tren fundamental perekonomian di negara masing-masing. Kebetulan, perekonomian mereka saat itu serta fundamental negaranya sedang memburuk.

2) Di sisi lain, lima negara tersebut memiliki kebijakan makro yang tidak sehat, antara lain bank sentral yang sangat ekspansif membiayai anggaran pemerintah, khususnya di Zimbabwe, serta kebijakan fiskal yang ekspansif (Brasil dan Zimbabwe).

3) Untuk Rusia, Argentina, Zimbabwe, serta Korea Utara yang gagal menerapkan redenominasi ini disebabkan karena stok uang baru tidak tersedia saat warna negaranya ingin menukarkan uang, kurangnya sosialisasi terhadap masyarakat tentang redenominasi, serta perekonomian tidak stabil.

4) Di sisi lain, negara-negara tersebut juga memiliki inflasi yang tidak terkendali, pemerintah tidak bisa mengatur stabilitas harga kebutuhan pokok dan ketersediaan barang, nilai kurs valuta asing dalam keadaan tidak stabil, serta kurang tepat dalam memilih waktu saat menerapkan redenominasi.

(17)

11 BAB III

METODOLOGI PENULISAN Sumber Data

Data yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah data sekunder. Data tersebut merupakan data yang diperoleh dari berbagai sumber, studi literatur, dan hasil penelitian oleh International Monetary Fund , BPS, National Bureau of Statistics prepared by Ministry of Trade, ASEAN Sta tistical Yearbook 2007 serta dari berbagai literatur di internet.

Metode Pengumpulan Data

Karya tulis ilmiah ini menggunakan metode pengumpulan data dengan studi literature yaitu memperoleh informasi dan data kualitatif dengan memperkaya bacaan dari berbagai literatur seperti internet, makalah atau rujukan dari materi sebelumnya yang dapat mendukung atau menjawab masalah yang telah dirumuskan.

Tipe Data

Data yang diteliti adalah data sekunder berupa data mengenai redenominasi di negara lain, perbedaan sanering dengan redenominasi, data pertumbuhan ekonomi, perkembangan inflasi, neraca pembayaran dan tahapan redenominasi dari berbagai sumber yang telah disebutkan. .

Analisis Data

(18)

BAB III

ANALISIS DAN PEMBAHASAN Kondisi Perekonomian Indonesia

Perekonomian Indonesia pada tahun 2012 menunjukkan kinerja yang cukup baik di tengah situasi perekonomian global yang masih dibayang-bayangi oleh berbagai ketidak-pastian, seperti prospek pemulihan ekonomi di kawasan Eropa (terutama di negara yang mengalami krisis hutang, yaitu Yunani, Italia, Irlandia, Potugal dan Spanyol) dan ancaman jurang fiskal (fiscal cliff) di AS akibat perbedaan sudut pandang dan kepentingan antara Pemerintahan Barrack Obama (Partai Demokrat) dengan Konggres yang didominasi oleh Partai Republik, terkait strategi kebijakan untuk meningkatkan penerimaan negara dari pajak, efisiensi pengeluaran negara terutama pengurangan pengeluaran untuk perlindungan sosial, serta batasan hutang dan defisit anggaran pemerintah AS. Krisis tersebut turut berimbas pada penurunan permintaan eksternal dan perlambatan aktivitas perekonomian di Asia, termasuk China dan India.

(19)

13

Grafik dan Tabel 3.1 : Pertumbuhan Ekonomi di ASEAN, China dan India (2002-2012)

Sumber: IMF 2012

*Angka Perkiraan

(20)

perekonomiannya yang masih terbatas dapat mencapai pertumbuhan di atas 10 persen (double digit) pada periode 2002 hingga 2007 dan di masa mendatang berpotensi untuk terus tumbuh sejalan dengan reformasi dan keterbukaan politik yang ditempuh oleh Pemerintah Myammar.

Ketahanan ekonomi Indonesia terhadap imbas krisis keuangan global tidak terlepas dari karakteristik ekonomi nasional yang ditopang oleh konsumsi domestik dan pembentukan modal tetap bruto (investasi). Hingga triwulan III-2012 seperti terlihat dalam Tabel II, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia didominasi oleh pengeluaran Konsumsi Masyarakat (54,79 persen), diikuti oleh PMTB (37,58 persen), pengeluaran Pemerintah (8,24 persen). Tekanan pelemahan ekonomi global berimbas pada penurunan harga komoditas (seperti batubara, nikel, tembaga dan CPO) dan pengurangan permintaan dari negara tujuan ekspor, telah menyebabkan melambatnya kinerja ekspor nasional dan terjadi defisit ekspor terhadap impor sebesar -0,61 persen dari PDB. Meskipun kinerja ekspor secara nominal terus meningkat (23,1 persen dari PDB), namun kebutuhan impor barang modal dan bahan baku/antara untuk kebutuhan produksi yang terus meningkat (23,7 persen dari PDB) telah menyebabkan neraca perdagangan mengalami defisit (minus).

Tabel 4.1 Produk Domestik Bruto Indonesia (2010-2012)

Sumber : BPS * Angka Tahun 2012 sampai dengan Triwulan III

(21)

15

2,80 persen (qtq). Komponen PMTB tumbuh sebesar 2,94 persen (qtq), diikuti Konsumsi Masyarakat sebesar 2,71 persen.Sedangkan komponen pengeluaran yang mengalami penurunan adalah Pengeluaran Pemerintah (-0,07 persen), Ekspor (-0,21 persen) serta Impor (-8,36 persen). Apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2011, laju pertumbuhan komponen pengeluaran PMTB mencapai 10,02 persen dan komponen konsumsi masyarakat mencapai 5,68 persen.

Dari sisi lapangan usaha, seluruh sektor perekonomian Indonesia pada triwulan III-2012 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya (qtq). Pertumbuhan terbesar terjadi pada sektor Pertanian (6,15 persen), sektor Pengangkutan dan Transportasi (4,20 persen), sektor Industri (3,99 persen), dan sektor Konstruksi (3,79 persen). Sedangkan jika dibandingkan dengan perio de triwulan yang sama tahun 2011 (yoy), maka terdapat 5 sektor yang memiliki pertumbuhan melebihi angka pertumbuhan PDB (6,17 persen), terutama sektor-sektor yang padat modal, seperti: sektor-sektor Pengangkutan dan Komunikasi (10,48 persen), sektor Konstruksi (7,98 persen), sektor Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan (7,41 persen), sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (6,91 persen). Sedangkan sektor yang berpotensi padat karya yang dapat tumbuh di atas pertumbuhan PDB hanyalah sektor Industri (6,36 persen). Di sisi lain sektor Pertambangan yang padat karya menjadi satu-satunya sektor yang mengalami pertumbuhan minus (-0.09 persen) akibat dampak dari penurunan permintaan global.

(22)

Ekonomi indonesia saat ini optimis pertumbuhan ekonomi yang meningkat.dengan pertumbuhan dan pendapatan nasional yang semakin meningkat kita dapat melihat perkembangan dan kemajuan kita pada negara lain. Dengan pendapatan nasional per tahun indonesia mampu memberikan kemajuan. Ekonomi makro yang sangat berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi saat ini. Salah satu pertumbuhan ekonomi itu dapat dilihat dengan permintaan domestik masih akan menjadi penopang utama kinerja perekonomian. Selain itu, ekspor dan impor, serta investasi.

Di lihat dari sedikit perekonomian makro dibidang perbankan ini dapat kita rasakan pertumbuhan ekonomi itu meningkat. Diungkapkan oleh Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution dalam rapat kerja dengan Komisi XI (membidangi keuangan dan perbankan) DPR bahwa prospek perekonomian ke depan akan terus membaik dan diperkirakan akan lebih tinggi. Permintaan domestik masih akan menjadi penopang utama kinerja perekonomian. Selain itu, ekspor dan impor, serta investasi, juga akan tumbuh pesat.

Peluang, Tantangan dan Kesiapan Indonesia untuk Memasuki MEA 2015

Peluang

Pasar Potensial Dunia. Perwujudan AEC 2015 akan menempatkan ASEAN sebagai kawasan pasar terbesar ketiga di dunia yang di dukung oleh jumlah penduduk ketiga terbesar ( 8 persen dari total penduduk dunia ) setelah China dan India.

Negara Pengekspor. Dengan meningkatnya harga komoditas internasional, sebagian besar negara ASEAN mencatat surplus pada neraca transaksi berjalan. Prospek perekonomian yang cukup baik menyebabkan ASEAN menjadi tempat tujuan investasi.

(23)

17

Daya Saing. Liberalisasi perdagangan barang ASEAN akan menjamin kelancaran arus barang untuk pasokan bahan baku maupun bahan jadi di kawasan ASEAN karena hambatan tarif dan non tarif yang tidak ada lagi. • Sektor Jasa yang Terbuka. Sektor – sektor jasa yang telah di tetapkan

yaitu pariwisata, kesehatan, penerbangan, dan e-ASEAN dan kemudian akan di susul dengan logistik.

Aliran Modal. Dari sisi penarikan aliran modal asing, ASEAN sebagai kawasan dikenal sebagai tujuan penanaman modal global, termasuk CLMV khususnya Vietnam.

Tantangan

Laju Peningkatan Ekspor dan Impor. Tantangan yang dihadapi oleh Indonesia memasuki integrasi ekonomi ASEAN tidak hanya yang bersifat internal di dalam negeri tetapiterlebih lagi persaingan dengan negara sesama ASEAN dan negara lain di luar ASEAN seperti China dan India. • Laju Inflasi. Tantangan lainnya adalah laju inflasi Indonesia yang masih

tergolong tinggi bila di bandingkan dengan negara lain di kasawan ASEAN. Stabilitas makro masih menjadi kendala peningkatan daya saing Indonesia dan tingkat kemakmuran Indonesia juga masih lebih rendah dibandingkan negara lain.

Dampak Negatif Arus Modal yang Lebih Luas. Arus modal yang lebih bebas untuk mendukung transaksi keuangan yang lebih efisien, merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan, memfasilitasi perdagangan internasional, mendukung pengembangan sektor keuangan dan akhirnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara.

(24)

Tingkat Perkembangan Ekonomi. Tingkat perkembangan ekonomi Negara – negara Anggota ASEAN hingga saat ini masih beragam. Tingkat kesenjangan yang tinggi merupakan salah satu masalah di kawasan yang cukup mendesak untuk dipecahkan agar tidak menghambat percepatan kawasan menuju AEC 2015.

Kesiapan Indonesia dalam Menghadapi MEA 2015

Peluang Indonesia untuk dapat bersaing dalam MEA 2015 sebenarnya cukup besar, saat ini Indonesia merupakan peringkat 16 di dunia untuk besarnya skala ekonomi. Besarnya skala ekonomi juga didukung oleh proporsi penduduk usia produktif dan pertumbuhan kelas menengah yang besar. Prospek ekonomi Indonesia yang positif juga didukung oleh perbaikan peringkat investasi Indonesia oleh lembaga pemeringkat dunia serta masuknya Indonesia sebagai peringkat empat prospective destinations berdasarkan UNCTAD World Investment report. Maih kuatnya fundamental perekonomian Indonesia dapat dilihat ketika banyak negara yang “tumbang” diterpa pelemahan perekonomian global, perekonomian Indonesia masih dapat terjaga untuk tumbuh positif. Untuk mewujudkan peluang MEA 2015, sudah saatnya kita berbenah dan melakukan tindakan-tindakan efektif dan terarah yang didukung oleh berbagai pihak. Dari 12 sektor prioritas yang akan diiimplementasikan pada MEA 2015, kita harus dapat menginventarisir sektor-sektor potensial yang menjadi unggulan. Kepulauan riau yang 95 persen wilayahnya terdiri atas laut, memiliki potensi yang sangat besar untuk pengembangan sektor perikanan. Untuk menciptakan perikanan menjadi sektor unggulan perlu didukung oleh beberapa hal, terutama peningkatan kapasitas pelabuhan perikanan, pengembangan armada perikanan, pengembangan pola kemitraan nelayan, pembangunan kawasan budidaya perikanan yang didukung oleh industri paska budidaya, bimbingan teknis bagi nelayan, serta pengawasan dan penangkapan ilegal fishing.

(25)

19

kedua pelabuhan tersebut, Kepulauan Riau tidak hanya menjadi penonton, melainkan ikut berkontribusi sebagai pemain dan mengambil manfaat ekonomi dari posisi strategisnya yang berada dalam salah satu wilayah tersibuk jalur perdagangan dunia.

Salah satu sektor unggulan lainnya yang dapat menjadi sektor potensial di Kepulauan Riau sebagai wilayah perbatasan adalah sektor pariwisata. Kedekatan jarak dengan Singapura harus dijadikan peluang untuk menarik wisatawan dunia yang banyak berkunjung ke negara tersebut. Untuk mewujudkan keunggulan ini tentu harus didukung oleh perbaikan sarana transportasi, infrastruktur, event kebudayaan baik rutin maupun seasonal, SDM terlatih, dll. Terwujudnya sektor pariwisata menjadi primadona memiliki multipllier effect terhadap peningkatan sektor-sektor lainnya, seperti Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran; Sektor Jasa-jasa, Sektor Industri Pengolahan melalui peningkatan produksi cinderamata dan handycraft, Sektor Bangunan melalui pembangunan konstruksi pendukung pariwisata, dan sektor-sektor lainnya. Untuk peningkatan daya saing dan antisipasi menghadapai MEA 2015, peningkatan Sumber Daya Manusia yang handal mutlak diperlukan. SDM ini harus dipersiapkan sebagai insan yang berdaya saing regional bahkan global. Perlu juga dipersiapkan pengembangan usaha mikro, kecil, menengah, (UMKM), dan juga penciptaan wisausahawan baru untuk mendukung penguatan sektor potensial. Implementasi ASEAN – China Free Trade Area (ACFTA) 2010 dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita, dimana ketika penerapan ACFTA banyak pihak yang belum siap akibat lemahnya koordinasi dan upaya perencanaa n sebelum diberlakukannya ACFTA.

(26)

Kinerja Perdagangan Indonesia – ASEAN

Grafik 4. 2 Neraca Perdagangan Indonesia ASEAN

Tabel 4.2 Neraca Perdagangan Indonesia

Sumber : National Bureau of Statistics prepared by Ministry of Trade Grafik 4. 3 Nilai Ekspor Indonesia ke Negara Anggota ASEAN

Keterangan :

(27)

• Ekspor ke Malaysia ( MAL ) dan Filiphina ( PHIL ) dari tahun ke tahun mengalami peningkatan

Grafik 4.4 nilai Impor Indonesia dari negara Anggota ASEAN tahun 2005-2009

(28)

Grafik 4.5 Neraca Perdagangan Indonesia vs Negara ASEAN

• Neraca perdagangan INA surplus dengan PHIL, VIET, CAMB, MYAN dan LAO selama 2005 – 2009; dengan MAL kembali surplus pada thn 2009 • Dengan BRUN dan THA sepanjang 2005-1009 selalu mengalami defisit; • Defisit perdagangan dengan SING pada 2008-2009 cukup besar.

(29)

• Nilai ekspor ke ASEAN, Negara Mitra, dan Dunia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, tertinggi pada tahun 2008. Setelah ASEAN, Jepang merupakan negara tujuan ekspor penting Indonesia

Grafik 4.7 Nilai Impor Indonesia dari ASEAN, Negara Mitra dan Dunia Periode 2005-2009

Grafik 4. 8 Kinerja Perdagangan Jasa ASEAN

(30)

• Rata-rata sektor jasa menyumbang 40-50 persen thdp GDP negara-negara ASEAN

• Kontribusi sektor jasa ke GDP di Singapura mencapai lebih dari 65 persen, yang terendah adalah Laos + 25 persen

Grafik 4.9 Nilai Ekspor Jasa Indonesia Tahun 2007

• Ekspor jasa INA berada pada urutan ke-4 setelah Singapura ( SIN ), Thailand ( THA ) & Malaysia ( MAL ), hampir sama dgn Filiphina ( PHI )

Grafik 4.10 Nilai Impor jasa Indonesia Tahun 2007

(31)

Peran redenominasi dalam penyetaraan ekonomi memasuki era MEA 2015 Perlu kita ketahui bahwa nilai tukar Rupiah Indonesia terhadap Dollar Amerika merupakan tertinggi kedua di ASEAN bahkan di dunia setelah Dong Vietnam. Indonesia bisa lebih dipandang di mata dunia. Sebab, saat ini kredibilitas mata uang Indonesia masih dianggap rendah, sehingga perlu diambil kebijakan tersebut.

• Mempersiapkan kesetaraan ekonomi Indonesia dengan negara regional • Aspek psikologis berupa tingkat kepercayaan terhadap mata uang tersebut

diharapkan lebih tinggi karena nilainya terlihat lebih kuat terhadap mata uang lain

• Mengurangi risiko currency substitution yang selanjutnya mendukung nilai Rupiah yang lebih stabil

(32)

Gambar 4.2Skema Tahapan Kegiatan Redenominasi

Proses redeniominassi terdiri dari beberapa tahapan yaitu tahap persiapan, tahap transisi dan tahap phasing out.

Berikut ini adalah penjelasan dari berbagai tahapan tersebut 1. Tahap persiapan

• Penyusunan draft dan pengundangan UU • Penyiapan infrastruktur TI dan SP • Persiapan dan Pengadaan Rp baru 2. Tahap transisi

• Penukaran secara bertahap 3. Tahap phasing out

• Seluruh transaksi menggunakan Rupiah baru

• Pengembalian mata uang Rupiah baru kepada Rupiah • Seluruh transaksi menggunakan uang Rupiah

Redenominasi sangat berperan apabila diterapkan di negara Indonesia. Berdasarkan

(33)

27

baik lokal maupun internasional, dan menambah kewibawaan mata uang di dunia internasional

Dampak Positif dan Negatif Redenominasi Dampak Negatif

• Adanya kenaikan harga yang dapat menyebabkan inflasi

• Pada saat yang sama, jelasnya, kebijakan tersebut justru menguras daya beli mayoritas rakyat Indonesia. Rizal khawatir, jangan-jangan kebijakan ini justru semakin mempermudah penyogokan para pejabat. Jika sebelum redenominasi perlu boks bekas durian untuk menyogok pejabat miliaran Rupiah, melalui redenominasi cukup menggunakan amplop kecil.

Bisa jadi, sambung Rizal, rencana kebijakan redenominasi tersebut dilatarbelakangi keinginan penguasa untuk memberi kesan bahwa mata uang Rupiah kuat. Ini dimaksudkan untuk menjadikannya sebagai indikator keberhasilan ekonomi saat ini. Rizal meyakini, keinginan untuk memiliki mata uang kuat tersebut salah kaprah. Karena yang terpenting adalah stabilitas mata uang.

Rizal juga mencatat, negara-negara yang berhasil memacu pertumbuhan ekonomi dan industrinya dengan sengaja memilih kebijakan mata uang lemah. Hal tersebut pernah dilakukan oleh Jepang pada tahun 1950-1970 dan China pada 1980an-2010 dan terbukti berhasil tumbuh double digit. • Harga pasar yang ditakutkan melonjak akibat dari pembulatan harga. • Biaya dan resiko tinggi

• Ada biaya tambahan yang besar untuk mencetak uang baru dan sosialisasi publik

• Salah persepsi dengan Sanering

• Money Illution (bias psikologi). Salah persepsi barang jadi murah (konsumsi meningkat) Produsen menaikkan harga.

(34)

Dampak Positif

• Indonesia bisa lebih dipandang di mata dunia. Sebab, saat ini kredibilitas mata uang Indonesia masih dianggap rendah, sehingga perlu diambil kebijakan tersebut.

• Mempersiapkan kesetaraan ekonomi Indonesia dengan negara regional • Aspek psikologis berupa tingkat kepercayaan terhadap mata uang tersebut

diharapkan lebih tinggi karena nilainya terlihat lebih kuat terhadap mata uang lain

• Proses redenominasi mata uang nasio nal tidak mempunyai efek pada inflasi jika kondisi perekonomian relatif stabil.

• Efisiensi sistem pembayaran akan tercapai dimana harga barang yang tercantum menjadi lebih sederhana, proses pencatatan, penyimpanan, pengelolaan, dan pelaporan data dalam laporan keuangan/statistik menjadi lebih pendek, cepat serta dapat disajikan dalam angka penuh.

• Dalam teknologi informasi, redenominasi akan mengurangi penyesuaian software dan hardware tersebut dalam mengakomodir digit angka yang semakin besar. Saat ini, kemampuan komputer hanya dapat mengakomodir 15 digit angka saja. Padahal nilai APBN Indonesia telah mencapai 16 digit.

• Redenominasi juga dapat mengurangi hambatan dan kendala teknis berupa kemungkinan kesalahan manusia dalam proses pembukuan transaksi atau kegiatan statistik lainnya.

• Persepsi atau kepercayaan masyarakat lebih tinggi terhadap uang Rupiah dikarenakan harga berubah pada kisaran yang sempit

• Mengurangi risiko currency substitution yang selanjutnya mendukung nilai Rupiah yang lebih stabil.

(35)

29 Solusi

Belajar dari keberhasilan Turki dalam melakukan redenominasi mata uang, terdapat beberapa syarat agar redenominasi dapat dilakukan. Menurut Bank Indonesia persyaratan yang diperlukan adalah:

1. Stabilitas makroekonomi

Stabilitas makroekonomi untuk 5 tahun terakhir memang tergolong baik. Kondisi makroekonomi suatu negara bisa dilihat dari beberapa indikator makroekonomi yang diantaranya tingkat inflasi dan nilai tukar mata uang.

a. Inflasi menurut ilmu ekonomi adalah peristiwa di mana terjadi peningkatan harga barang-barang secara umum dan terus menerus dalam suatu periode/kontinyu berkaitan dengan mekanisme pasar. Hal ini terkait dengan hukum permintaan dan persediaan dari suatu barang atau jasa tertentu. Sedangkan jika yang terjadi sebaliknya, maka kondisi itu disebut deflasi.

Komponen inflasi di dalam negeri terdiri dari: volatile foods (komponen harga bergejolak), administered price (komponen harga yang diatur pemerintah), core inflation (komponen inti) dan imported inflation (inflasi karena naiknya harga barang impor). Inflasi yang stabil mencerminkan kestabilan harga di dalam negeri dan penanganan yang baik terhadap ke-empat komponen inflasi tersebut.

Tingkat inflasi Indonesia selama lima tahun terakhir cenderung memiliki trend menurun. Berikut gambaran inflasi Indonesia dari tahun 2008 sampai dengan bulan November 2012:

Grafik 4.7 Pergerakan Tingkat Inflasi Tahun 2008-2012 (year to year, yoy)

(36)

Pada tahun 2012, inflasi Indonesia stabil di kisaran 3-4 persen. Tingkat inflasi tersebut masih berada dalam target yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (4,5 persen ± 1 persen). Dengan demikian inflasi Indonesia masih berada dalam tingkat aman dan mendukung stabilitas perekonomian.

Nilai kurs Rupiah yang stabil menggambarkan kekuatan perekonomian dalam negeri dalam menghadapi tekanan ekonomi global. Stabilitas Rupiah mencerminkan kekuatan otoritas moneter dalam mengenda likan nilai mata uang dan membuktikan meningkatnya daya saing perekonomian dalam negeri dimata dunia. Dalam 3 tahun terakhir pergerakan Rupiah cenderung stabil di kisaran Rp8.000-9.000 per USD. Meski pada tahun 2009 terjadi depresiasi Rupiah hingga Rp10.000 per USD dikarenakan pengaruh krisis global. Berikut gambaran pergerakan kurs Rupiah terhadap USD:

Grafik 4. Pergerakan Kurs Rupiah terhadap USD

Sumber : Bank Indonesia

2. Dukungan yang penuh dari seluruh lapisan masyarakat termasuk pemerintah, parlemen, otoritas terkait, dan pelaku bisnis. Hal ini penting dalam menyukseskan redenominasi.

3. Tersedianya landasan hukum yang cukup kuat yang mengatur redenominasi dan mekanisme pendukung lainnya untuk menjamin stabilitas harga dan ketersediaan barang.

(37)

31

juga penting dilakukan untuk mengatasi kepanikan pada masyarakat yang selanjutnya mendorong terjadinya inflasi.

(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kinerja perekonomian Indonesia pada tahun 2012 cukup menggembirakan di tengah perekonomian dunia yang melemah dan diliputi ketidakpastian. Pertumbuhan ekonomi dapat dipertahankan pada tingkat yang cukup tinggi, yaitu 6,2 persen, dengan inflasi yang terkendali pada tingkat yang rendah (4,3 persen) sehingga berada pada kisaran sasaran inflasi 4,5±1persen. Di tengah menurunnya kinerja ekspor, pertumbuhan ekonomi lebih banyak ditopang oleh permintaan domestik yang tetap kuat. Hal ini didukung oleh kondisi ekonomi makro dan sistem keuangan yang kondusif sehingga memungkinkan sektor rumah tangga dan sektor usaha melakukan kegiatan ekonominya dengan lebih baik. Selain itu, kuatnya permintaan domestik di tengah melemahnya kinerja ekspor menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan neraca transaksi berjalan. Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 diprakirakan tumbuh lebih tinggi, namun sejumlah risiko dan tantangan perlu diantisipasi. Sejalan dengan membaiknya perekonomian dunia, terutama pada semester II 2013, perekonomian Indonesia diprakirakan akan tumbuh sebesar 6,3-6,8 persen dengan inflasi tetap terjaga sesuai dengan sasaran Bank Indonesia sebesar 4,5±1 persen

Saran

(39)

Daftar Pustaka

Chairil.Hamidi.Adyawarman.Prima. 2012. “Redenominasi Rupiah dan Stabilitas Perekonomian”.http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&

task=view&id=6730&Itemid=29 , Di akses pada 18 Mei 2013

Administrator. 2013. “Apa Itu Redenominasi Rupia h?”.

http://klikpintar.com/bisnis/apa-itu-redenominasi-rupiah/ ,Di akses pada 18 Mei 2013

Thio, Sharon.2013. Dampak Positif dan Negatif dari Redenominasi.

http://www.vibiznews.com/2013-01-28/dampak-positif-dan-negatif-dari-redenominasi , Di akses pada 18 Mei 2013

Administrator.2012. “Tiga Manfaat Penyederhanaan Rupiah Bagi Indonesia ”.

http://berita.plasa.msn.com/nasional/sctv/tiga-manfaat-penyederhanaan-rupiah-bagi-indonesia , Di akses pada 18 Mei 2013

Ariefew.2013. “Redenominasi Mata Uang Rupiah, Tujuan dan Efeknya ”. http://masew.com/umum/redenominasi-mata-uang-rupiah-tujuan-dan-efeknya/, Di akses pada 18 Mei 2013

Burhani, Rusian. 2013. Ekonom nilai redenominasi berikan manfaat ekonomis.

http://www.antaranews.com/berita/355842/ekonom-nilai-redenominasi-berikan-manfaat-ekonomis , Di akses pada 18 Mei 2013

Purwanto, Didik. 2013. Apa Manfaat Redenominasi Rupiah?.

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/01/30/15025056/Apa.Manfa at.Redenominasi.Rupiah. , D i akses pada 18 Mei 2013

Bimo Pratomo, Harwanto.2012. Orang Indonesia bisa bangga jika Rupiah disederhanakan. http://m.merdeka.com/uang/orang-indonesia-bisa-bangga-jika-rupiah-disederhanakan.html , Di akses pada 18 Mei 2013 dari Msrauf.2012. Mengapa Redenominasi Rupiah Penting.

http://msrauf.blogs.unhas.ac.id/2011/12/mengapa-redenominasi-rupiah-penting/, D i akses pada 20 Mei 2013

Ahira, Anne.2012. Kondisi Perekonomian Indonesia Saat Ini.

http://www.anneahira.com/kondisi-perekonomian-indonesia-saat-ini.htm , Di akses pada 20 Mei 2013

Riyandi, Saugi. ( 2013,16 Mei ). “Tiga tantangan sebelum Indonesia memasuki pasar bebas ASEAN”. http://www.merdeka.com/uang/tiga -tantangan-sebelum-indonesia-memasuki-pasar -bebas-asean.html , D i akses pada 20 Mei 2013

Sholih Mufti.2013. “MEA Dua Tahun Lagi, Indonesia belum Siap”.

(40)

Administrator.2013. “Tanpa Persiapan, MEA Bisa Menjadi Ancaman”.

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/04/08/03305974/Tanpa.Persi apan.MEA.Bisa.Menjadi.Ancaman , D i akses pada 20 Mei 2013

Administrator.2012. “Apa Perbedaan Redenominasi dan Sanering Rupiah?”.

http://ciricara.com/2012/12/07/apa-perbedaan-redenominasi-dan-sanering-rupiah/, Di akses pada 21 Mei 2013

Wiyanti, Sri.2012. “Beda sanering dan redenominasi”.

http://www.merdeka.com/uang/beda-sanering-dan-redenominasi.html , Di akses pada 21 Mei 2013

Administrator. 2012. “Perbedaan Redenominasi Rupiah dengan Sanering Rupiah”. http://www.redenominasirupiah.com/perbedaan-redenominasi-rupiah-dengan-sanering-rupiah/ , Di akses pada 21 Mei 2013

Ariyanti, Fikri.2013. “Empat Syarat Agar Redenominasi Rupiah Bisa Sukses”.

http://bisnis.liputan6.com/read/494926/empat-syarat-agar-redenominasi-rupiah-bisa-sukses/?related=pbr&channel=b , Di akses pada 21 Mei 2013 Ariyanto, Fikri. 2013.”Ini Tiga Tahapan Sebelum Lahirnya 'Rupiah Baru'

“.http://bisnis.liputan6.com/read/495006/initigatahapansebelum -lahirnya -rupiah-baru , Di akses pada 21 Mei 2013 dari

Latif,Syahid.2013. “Kisah Kegagalan Redenominasi Tiga Negara”.

http://bisnis.liputan6.com/read/495127/kisah-kegagalan-redenominasi-tiga-negara ,Di akses pada 21 Mei 2013

Daniel, Wahyu.2013. “Ini Dia Cerita Negara yang Sukses dan Gagal Melakukan Redenominasi”.

(41)

CURRICULUM VITAE Data Pribadi

• Nama Lengkap : Tia Sutiasih

• Tempat,Tanggal Lahir : Ciamis, 23 Agustus 1992 • Agama : Islam

• Jenis Kelamin : Perempuan • Status Pernikahan : Belum Menikah • Kebangsaan : Indonesia • Hobi : Travelling

• Alamat : Jl. Raya Pangandaran No.16 Sindangwangi • Telepon : HP 085223387550

• E-mail : peypeymennits42@gmail.com

Pendidikan Formal

• Perguruan Tinggi : IESPFakultas Ekonomi UNSOED • SMA : SMA Negeri 2 Ciamis (2011) • SMP : SMP Negeri 2 Padaherang (2008) • SD : SDN 2 Sindangwangi (2005)

Pengalaman Organisasi

• 2012 : Kelompok Karya Tulis Ilmiah Himesbang FE UNSOED • 2013 : Kelompok Karya Tulis Ilmiah Himesbang FE UNSOED

Prestasi

1. 2012 : Juara 3 Baca Puisi Tingkat Fakultas Ekonomi UNSOED 2. 2012 : Juara 3 Baca Puisi Tingkat Universitas Jenderal Soedirman 3. 2012 : Juara 3 LKTI Liga Ekonomi Mahasiswa UAJ

(42)

CURRICULUM VITAE Data Pribadi

• Nama Lengkap : Sulung Herlambang Rahmandanu • Tempat,Tanggal Lahir : Jakarta, 29 Juni 1993

• Agama : Islam • Jenis Kelamin : Laki - laki • Status Pernikahan : Belum Menikah • Kebangsaan : Indonesia

• Hobi : Game, Olahraga, main Game, Travelling

• Alamat : Perum Oesman Singawinata Blok E.8 No.27 Rt. 82 Rw.11 41115

• Telepon : HP 085759205863

• E-mail : sulungherlambang@gmail.com

Pendidikan Formal

• Perguruan Tinggi : IESP Fakultas Ekonomi UNSOED • SMA : SMA Negeri 1 Purwakarta (2011) • SMP : SMP Negeri 1 Purwakarta (2008) • SD : SDI Al-Ghozali (2005)

• TK : TK Iqro 1999

Pendidikan Non Formal

• 2011 : Hypnotic Public Speaking 26 – 27 November by Supersolality Instittute

• 2011 : TalkShow “Pengenalan Dunia Kampus Siapkan Diri Optimalkan Potensi untuk Hadapi Dunia Kampus”

• 2011 : Peserta LKMM-TD 19 -20 November

• 2011 : Seminar Nasional “Peran 4 Pilar Utama Bangsa sebagai Alat Pemersatu Bangsa Dalam Mewujudkan Indonesia Berdaulat”

• 2011 : Mentoring Program Pendampingan Pendidikan Agama Islam-P3AI • 2012 : Seminar Nasional Jurusan “ Pertumbuhan Ekonomi Inklusif dalam

Upaya

Penciptaan Lapangan Kerja di Indonesia”

• 2012 : Seminar Nasional “The Return of Dinar and Dirham as Restoration of Islamic

Monetary System”

• 2012 : Workshop “Born to be Winner, Reborn your Life” • 2012 : Peserta LKMM – TM 22 – 24 Nov

Pengalaman Organisasi

• 2011 : Departemen Syiar UKI FE Unsoed • 2011 : Member of FoSEI

(43)

CURRICULUM VITAE Data Pribadi

• Nama Lengkap : Hanny Qudsyina • Tempat,Tanggal Lahir: Jakarta , 26 Mei 1993 • Agama : Islam

• Jenis Kelamin : Perempuan • Status Pernikahan : Belum Menikah • Kebangsaan : Indonesia • Hobi : Berenang

• Alamat : Perumahan Persada Depok Blok A9 No.9 Jl. Raya Tapos km.3 RT.01 RW.018 Tapos -Depok

• Telepon : HP 08561839269

• E-mail : hannyqudsyina@yahoo.co.id

Pendidikan Formal

• Perguruan Tinggi : IESP Fakultas Ekonomi UNSOED • SMA : SMA Negeri 1 Cibinong (2011) • SMP : SMP Negeri 1 Cibinong (2008) • SD : SDN Pejuang 4 Bekasi (2005)

Pendidikan Non Formal

• 2011 : Talk Show “Tinjauan Dampak Pengembangan e-money terhadap Kebijakan Moneter dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia”

• 2012 : Talk Show Pekan Raya HIMESBANG FE UNSOED

Pe ngalaman Organisasi

• 2012 : Divisi konsumsi National Talkshow Economics Faculty English Club (EFEC)

• 2012 : Divisi bendahara Solidarity of EFECers

(44)

Prestasi

6. 2012 : Juara 1 Lomba Debat Ekonomi Pekan Raya HIMESBANG FE UNSOED

7. 2012 : Juara 2 Lomba Futsal Putri Pekan Raya HIMESBANG FE UNSOED

8. 2012 : Semifinalis “News Casting” E-DETECT Economics Faculty English Club

9. 2013 : Peserta “Story Telling” Asian English Olympic (AEO) Binus University

10.2013 : Peserta Lomba Debat Ekonomi Nasional Fakultas Ekonomika dan Bisnis

(45)

Gambar

Tabel 2.1 Perbedaan Redenominasi dengan Sanering
Grafik dan Tabel 2. 2 Perkembangan Inflasi ( persen) di Negara Turki tahun 1993-
Grafik dan Tabel 3.1 : Pertumbuhan Ekonomi di ASEAN, China dan India (2002-
Tabel 4.1 Produk Domestik Bruto Indonesia (2010-2012)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Natrium alginat dapat dikombinasikan dengan HPMC dan digunakan sebagai matriks sediaan lepas lambat sistem floating karena mampu membentuk gel dengan viskositas

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pola diversifikasi konsumsi pangan pokok berbasis potensi lokal di

Mengenai hal ini observer dari KB UKDI memberikan masukan bahwa akan lebih baik pada saat try out CBT soal diberikan sesuai dengan jumlah soal yang seharusnya,

• Peserta didik dibimbing oleh guru mengerjakan LKPD kegiatan 1 berkaitan aktivitas usaha dalam kegiatan sehari-hari (BSE IPA untuk SMP Kelas VIII semester 1 edisi revisi

Jika tantangan otonomi pengelolaan pendidikan tinggi bisa dilalui dengan tangguh, maka otonomi tersebut memunculkan banyak peluang, di antaranya: (1) keputusan PT diambil secara

Harmer (2003) notes that all four basic language skills are listening, speaking, reading and writing. These four skills should include the teacher in the teaching and

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS antara siswa kelas IV di Gugus Tuanku Imam

Penulis meneliti strategi komunikasi pemasaran Garis Lini konveksi pada periode tahun 2013, alasannya adalah karena bisnis konveksi adalah bisnis yang tidak ada habisnya,