• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI SISWA TERHADAP KREATIVITAS GURU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERSEPSI SISWA TERHADAP KREATIVITAS GURU"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI SISWA TERHADAP KREATIVITAS GURU DALAM PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PAI

DI SMA NEGERI 3 KOTAMOBAGU

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Tahun Akademik 2015

Oleh:

SULPIYATI MUHAMAD NIM. 10.2.3.073

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

MANADO

(2)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

“Sebaik-baiknya Ilmu adalah ilmu yang bermanfaat bagi orang lain”

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah

Azza wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah

sodaqoh. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya, dalam

kedudukan terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi

ahlinya di dunia dan di akhirat.” (HR. Ar-Rabbi’)

KUPERSEMBAHKAN SKRIPSI INI KEPADA

(3)

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan penuh kesadaran, penulis yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Persepsi Siswa Terhadap Kreativitas Guru

dalam Penggunaan Media Pembelajaran PAI di SMA Negeri 3 Kotamobagu” adalah

benar merupakan hasil karya penulis sendiri. Jika ditemukan dikemudian hari didapat atau terbukti bahwa skripsi ini merupakan duplikasi, tiruan, plagiasi atau dibuatkan oleh orang lain secara keseluruhan atau sebagian, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya, batal demi hukum.

Manado, 8 Oktober 2015 Penyusun

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur patutlah dipanjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan nikmat yang begitu besar yaitu nikmat Iman dan Islam, dan semoga hanya kepada-Nyalah kita menundukkan hati dan mengokohkan Keimanan kita dalam Keridhohan-Nya, karena berkat Rahmat dan Rahim-Nya pula skripsi yang berjudul “Persepsi Siswa Terhadap Kreativitas Guru dalam Penggunaan Media Pembelajaran PAI di SMA Negeri 3 Kotamobagu” dapat terselesaikan dengan lancar sesuai dengan

harapan penulis.

Shalawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada Utusan-Nya yaitu Nabi Muhammad saw. Yang telah melakukan penerangan dan perubahan kepada manusia yaitu mengeluarkannya dari kegelapan menuju cahaya dengan ilmu dari Al-Qur’an (Islam).

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat:

1. Dr. Rukmina Gonibala, M.Si selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado.

(5)

3. Dr. Muh Idris. M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Manado

4. Dr. Ardianto, M.Pd selaku Pembimbing I, Dr. Husni Idris, M.Pd, selaku pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan, saran, pengorbanan, serta kesabaran beliau selama dalam penulisan skripsi ini. 5. Seluruh dosen, staf pegawai dan perpustakaan IAIN Manado yang telah

membantu penulis untuk menyelasaikan skripsi ini.

6. Tamrin Syuaip BA selaku Guru Pendidikan Agama Islam, beserta pegawai staf tata usaha di SMA Negeri 3 Kotamobagu yang telah membantu memberikan data bagi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Para siswa yang beragama muslim kelas XI dan XII, SMA Negeri 3 Kotamobagu yang telah membantu mengisi angket sehingga penulis dapat menyelasaikan skripsi ini.

8. Kedua orang tua, yang tercinta Bpk Parno Muhamad dan Ibu Nursia Potabuga yang telah memberikan dukungan doa, materi serta pengorbanan mereka sehingga penulis juga mendapat keleluasaan dalam melaksanakan kuliah hingga proses penyelesaian study akhir di IAIN Manado.

(6)

10. Kakak Kandung keluarga Bpk Herman Rasyid, SE, ibu Titin Handayani Muhamad dan putranya Muhammad Davva Putra, yang selalu memberikan do’a dan dukungan sehingga dapat terselesainya skripsi ini.

11. Adik kandung Cokro Aminoto Muhamad, yang selalu memberikan dorongan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

12. Teman-teman seperjuangan IAIN Manado Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Angkatan 2010 yang telah berjuang bersama-sama dalam menyelesaikan study akhir dengan harapan yang sama. 13. Teman-teman Masita citra dewi lahma, S.Pd.I, Mentari Lasene, S.Pd.I,

Nurlaila Baluwo, S.Pd.I, Mijayanti Tangguli S.Pd.I, Rahmatyas Yusuf, S.Pd.I, Monifa Palowa, S.Pd.I Rosma sadu kidam, Fauzhia Takahindangen, Mutiara Mokodompit, Marini, Nurcahyani. yang ikut serta memberikan dorongan serta membantu penulisan dalam skripsi ini

Akhirnya Kepada Allah-Lah kita serahkan segala urusan dan perkara, semoga Allah swt selalu memberikan limpahan Rahmat-Nya kepada kita semua dalam mengarungi kehidupan ini. Amin

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

b. Konsep kreativitas guru PAI……… 18

c. Konsep media pembelajaran……… 20

1. Pengertian……….. 20

2. Hakikat……… 22

3. Jenis……….. 24

d. Kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran………….. 28

1. Perencanaan……… 30

2. Pemilihan……… 31

(8)

B. Hasil penelitianyang relevan………. 32

C. Krangka berfikir……….. 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian………. 35

B. Tempat dan Waktu Penelitian……….. 36

C. Populasidan Sampel………. 36

D. Teknik Pengumpulan Data……… 38

E. Penyusunan Instrumen………. 39

F. Indikator Penelitian……… 40

G. Pengujian Instrumen………. 41

a. Uji instrumen Validitas……… 43

b. Uji instrumen Reliabilitas……… 46

H. Analisis Data………. 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian……… 45

1. Pengujian Normalitas………. 47

2. Pengujian Hipotesis……… 48

B. Pembahasan Hasil Penelitian……….. 53

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan……… 57

B. Saran………... 58

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 Surat keterangan melaksanakan Penelitian Lampiran 3 Objek Penelitian SMA Negeri 3 Kotamobagu

Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen penelitian kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran PAI

Lampiran 5 Angket variabel penelitian kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran PAI

Lampiran 6 Data tabulasi angket

Lampiran 7 Tabulasi angket uji instrument Lampiran 8 Tabulasi Hasil validitas Instrumen Lampiran 9 Tabulasi data hasil Validitas Lampiran 10 Data reliabilitas

Lampiran 11 Data tabulasi hasil penelitian Lampiran 12 Output uji normalitas

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Variabel Tunggal……… 35

Tabel 2 : Jumlah Seluruh Siswa SMA Negeri 3 Kotamobagu………. 37

Tabel 3 : Kisi-kisi Instrument………... 41

Tabel 4 : Uji InstrumenValiditas……….. 42

Tabel 5 : UjiInstrumen Reliabiltas……… 43

Tabel 6 : Data statistik deskriptif………46

Tabel 7 :Data Distribusi Frekuensi………47

Tabel 8 : Rekapitulasi UjiNormalitas……….…48

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

(12)

banyak dilakukan para guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik dan pengajar.1

Dengan mengetahui segala sesuatu yang terhampar di alam semesta, barulah manusia dapat beriman melalui kesadarannya. Jadi melalui proses ”membaca” dan ”menulis”, kemudian beriman, manusia dapat menduduki tingkat atau derajat yang tinggi. Sebagaimana firman Allah swt. dalam Q.S. ar-Rahman/55: 1-4.

Terjemahannya:

(Tuhan) yang maha pemurah, Yang telah mengajarkan Al Qur’an. Dia menciptakan manusia, Mengajarkannya pandai berbicara. Dalam ayat ini Allah menyebutkan nikmat kejadian manusia yang menjadi dasar semua persoalan dan pokok segala sesuatu. Sesudah Allah menyatakan nikmat mengajar Al-Qur’an pada ayat yang lalu, maka pada ayat ini Dia menciptakan jenis makhluk-Nya ini dan diajarkan-Nya pandai membicarakan tentang apa yang tergores dalam jiwanya dan apa yang terpikir oleh otaknya, kaulaulah tidak, mungkin tentu Muhammad tidak akan mengajarkan Al-Qur’an kepada umatnya. Manusia adalah makhluk yang berbudaya, tidak dapat hidup kecuali dengan berjamaah, maka haruslah ada alat komunikasi yang dapat menghubungkan antara ia dengan saudaranya yang menulis kepadanya dari penjuru dunia yang jauh dan dari benua-benua

1Putra Wapulaka Kreativitas Guru Menggunakan Media http://putrawapulaka.blogspot.com

(13)

lebih menarik dan menyenangkan (joyfull learning), misalnya siswa yang memiliki ketertarikan terhadap warna maka dapat diberikan media dengan warna yang menarik. Begitu juga halnya dengan siswa yang senang berkreasi selalu ingin menciptakan bentuk atau objek yang diinginkannya, siswa tersebut dapat diberikan media yang sesuai, seperti plastisin, media balok bangun ruang, atau diberikan media gambar lengkap dengan catnya. Dengan menggunakan media berteknologi seperti halnya komputer, amat membantu siswa dalam belajar, seperti belajar berhitung, membaca dan memperkaya pengetahuan.

(14)

Melalui Skripsi ini mencoba menjelaskan media pembelajaran baik yang berkenaan dengan penggunaannya dalam proses pembelajaran maupun pembuatannya sepanjang diinginkan oleh guru.

Mengingat luasnya cakupan masalah seperti yang dijelaskan pada latar belakang di atas, maka peneliti memfokuskan penelitian skripsi ini hanya pada: “Persepsi siswa terhadap Kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran PAI di SMA Negeri 3 kotamobagu”. Yang

diharapkan mampu menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan adalah pokok bahasan dalam penelitian ini.

A. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut;

Masalah utama

Bagaimanakah persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran PAI di SMA Negeri 3 Kotamobagu ?

Sub masalah

1. Bagaimanakah persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran PAI untuk mengakomodasi gaya belajar di SMA Negeri 3 Kotamobagu ?

(15)

3. Bagaimanakah persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran PAI untuk menanamkan nilai dan keterampilan hidup di SMA Negeri 3 Kotamobagu ?

4. Bagaimanakah persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran PAI untuk membangun interaksi, kedekatan, dan komunikasi, guru dengan siswa di SMA Negeri 3 Kotamobagu ?

B. Batasan masalah

Batasan masalah pada penelitian ini dari subjek penelitian adalah Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dan dari subtansi masalah persepsi adalah untuk mengetahui tingkat persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pemblajaran di SMA Negeri 3 Kotamobagu.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah sebagai berikut;

Mendeskripsikan persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran PAI di SMA Negeri 3 Kotamobagu.

Adapun secara khusus, penelitian ini bertujuan;

1. Mendeskripsikan persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran PAI untuk mengakomodasi gaya belajar siswa di SMA Negeri 3 Kotamobagu.

(16)

3. Mendeskripsikan persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran PAI untuk menanamkan nilai dan keterampilan hidup di SMA Negeri 3 Kotamobagu.

4. Mendeskripsikan persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran PAI untuk membangun interaksi, kedekatan, dan komunikasi dengan siswa di SMA Negeri 3 Kotamobagu.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini terdiri atas manfaat teoritis dan praktis. 1. Manfaat teoritis;

a. Sumbangsih terhadap teori kreativitas guru

b. Sumbangsih terhadap teori penggunaan media pembelajaran 2. Manfaat praktis;

a. Bagi guru, dan instrukstur hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan penerapan kreativitas dalam penggunaan media pembelajaran.

(17)

E. Definisi operasional

Persepsi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemahaman, tanggapan terdahulu dan perasaan senang atau tidak senang2 siswa terhadap kreatifitas guru dalam penggunaan media pembelajaran di SMA Negeri 3 Kotamobagu dalam bentuk eksternal perception dan background perception melalui proses seleksi dan interpretasi.3 Istilah persepsi banyak di kemukakan oleh para pakar, merekamemberi batasan-batasan mengenai istilah tersebut antara lain, Sarlito Wirawan Mengartikan persepsi sebagai suatu proses berpikir, proses pengambilan keputusan, penafsiran sebagai objek dan hasil dari stimulus. Sedangkan jalaludin Rahmat mengartikan persepsi sebagai pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.4

Ada beberapa aspek dalam memahami persepsi. Pertama, stimulus atau situasi yang hadir. Stimulus adalah pandangan awal dimana seseorang di hadapkan dengan situasi dan kondisi yang akan di respon oleh orang tersebut.

Kedua, registrasi. Registrasi adalah mekanisme fisik yang berupa

penginderaan dan saraf seseorang terpengaruh. Kemampuan pada fisik untuk

2Cucu Suhana, konsep strategi pembelajaran, (Bandung: Refika Aditama, 2014), h. 23 3Suparyanto, Konsep Persepsi (http://www.konsep/persepsi/html) diakses tanggal 27 Agustus

2015 pukul 12.00

4Rahmathias jusuf , persepsi mahasiswa terhadap penggunaan strategi pembelajaran dengan sisipan humor dalam interaksi perkuliahan, Skripsi, Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan

(18)

melihat dan mendengar secara langsung akan mempengaruhi persepsi seseorang. Jika seseorang akan mendengar atu melihat informasi yang datang padanya, maka akan terekam ke dalam pikirannya. Ketiga, interpretasi. Interpretasi merupakan proses menafsirkan menurut cara pendalaman, motivasi serta kepribadian seseorang. Dalam penelitian ini, persepsi menyangkut aspek kognitif dan afektif pada peserta didik. Persepsi kognitif menyangkut pengetahuan, pemahaman, penerapa, analisis, sintesis, dan evaluasi siswa terhadap kreatifitas guru dalam penggunaan media pembelajaran. Persepsi afektif menyangkut penerimaan, partisipasi, dan penilaian/penentuan sikap siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran.5

Pendidik yang dimaksud adalah “guru” dan peserta didik adalah

“siswa” karena masalah yang dibahas berorientasi di SMA Negeri 3

Kotamobagu sebagai jenjang Menengah Atas. Interaksi sekolah dalam penelitian ini adalah interaksi pembelajaran yang di dalamnya terdapat kreativitas guru yang melibatkan guru dan siswa pada proses pembelajaran. Pembelajaran dirumuskan sebagai proses yang sistematis yang di dalamnya semua komponen yang terlibat seperti pendidik, peserta didik, bahan ajar,

(19)

lingkungan belajar, dan sarana pembelajaran berperan penting untuk keberhasilan belajar.6

Undang-undang R.I No 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen BAB 1 Ketentuan Umum Pasal 1 Menyebutkan:

Guru dan Dosen adalah pendidik professional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.7

Secara umum kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak di kenal pembuatnya. Yang dapat berupa imajinatif atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan hanya rangkuman. Dapat mencakup pembentukkan pola baru dan gabungan informasi yang di peroleh dari pengalaman sebelunnya dan pencakokan hubungan lama ke situasi yang baru dan mungkin mencakup pembentukkan korelasi baru.

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Association of Education and Communication technologi (AECT) dalam Azhar Arsyad mengemukakan

bahwa media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk

6Yosal Iriantara, Komunikasi Pembelajaran Interaksi Komunikatif dan Edukatif di dalam Kelas, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), h. 33

(20)

menyampaikan pesan atau informasi. Jadi media adalah alat perantara, antarayang memberi pesan dengan yang menerima pesan.8

(21)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Ancangan Teori

a. Konsep kreativitas

Menjadi guru yang kreatif dan inovatif, siapakah guru ? guru adalah pendidik profesional, tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan daga melatih menilai serta mengevaluasi peserta yang di didik pada pendidikan formal dijenjang anak usia dini, pendidikan dasar dan menengah. Dalam kegiatan pembelajaran seorang guru dituntut untuk dapat menguasai kelas agar materi yang ia sampaikan dapat dipahami dan dimengerti oleh siswa, tentunya seorang guru harus bisa menarik perhatian siswa sehingga pembelajaran yang sedang berlangsung berjalan dengan efektif. Dengan demikian berarti seorang guru harus memiliki keterampilan untuk dapat menarik perhatian siswa, guru harus terampil kreatif dan inovatif. Apakah kreatif dan inovatif itu ?

a. Kreatif merupakan suatu kondisi dimana seseroran memiliki kemampuan daya cipta seseorang yang memiliki daya kreasi tinggi sering pula orang tersebut kreativitasnya tinggi.

(22)

kreasi, dimensi dan penampilannya. Mengapa harus kreatif dan inovatif ? jawaban saya adalah sifat kreatif dan inovatif dibutuhkan agar membawa kondisi pembelajaran yang kondusif secara keseluruhan.9

Untuk menjadi guru yang memiliki dua sifat tersebut, ada beberapa tips :

1. Menguaai materi pelajaran

Menguasai materi pelajaran adalah syarat pertama yang harus dimiliki seorang guru. Apabila seorang guru telah menguasai materi pelajaran yang akan diajarkannya, maka tidak da lagi rasa was-was akan segala pertanyaan dari muridnya. Sehingga timbul kepercayaan diri. Dan juga ia akan dapat mengetahui materi mana yang esensial dan yang kurang begitu esensial. Sehingga mengetahui materi apa yang harus diberikan terlebih dahulu.

2. Memiliki wawasan luas

Seorang murid akan merasa senang dan bangga apabila memiliki guru yang punya pengetahuan yang luas. Ditanyai apa saja tahu. Namun disarankan pengetahuan tersebut masih terkait dengan mata pelajaran tersebut. Sehingga, dari guru tersebut akan selalu muncul hal-hal yang baru yang menyebabkan muridnya tidak mudah bosan. Dan hal tersebut akan menimbulkan kesan tersendiri pada murid-muridnya.

3. Komunikatif

9Jamal Ma’mur Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif blogspot.com/2012/12.

(23)

Maksudnya, guru tidak pasif atau hanya diam saja. Karena seorang murid akan senang apabila disapa gurunya. Baik itu di dalam kelas ataupun di luar kelas. Hal ini akan menimbulkan kedekatan emosi. Oleh karena itu, seorang guru juga harus memperhatikan murid-muridnya. Mungkin bisa dengan menanyakan keadaan mereka sebelum memulai pembelajaran. Sehingga mereka akan merasa diperhatikan.

4. Dialogis

Maksudnya, dalam kegiatan belajar mengajar, seorang guru tidak hanya bercerama saja. Tapi juga harus memberi kesempatan kepada muridnya untuk bertanya, sehingga segala sesuatu yang belum dimengerti oleh murid dapat terjawab untuk membentuk suasana yang hidup, pertanyaan jangan langsung dijawab oleh guru, tapi dilemparkan kepada murid lainnya. Sehingga, murid mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensinya. 5. Tidak hanya teori tapi juga praktek

dalam beberapa mata pelajaran, praktek sangat dibutuhkan untuk membuat pemahaman yang lebih mantap. Dan dengan praktek, pelajaran yang diajarkan lebih jelas dan mudah diingat. Seperti halnya haji atau berenang, jika hanya berteori tanpa praktek, sangatlah sulit untuk dipahami. Selain itu, praktik akan membuat para murid senang dan tidak gampang bosan.

Sulitnya menyampaikan materi bukanlah halangan untuk seorang guru untuk menjadikan kelasnya lebih ‘hidup’. Guru yang kreatif adan inovatif

(24)

menyenangkan dan mudah dipahami. Menjadi guru yang kreatif dan inovatif bukanlah sesuatu yang mudah, tap tidak juga sulit. Semuanya tergantung pada kita. Apakah kita bertekad menjadi guru yang kreatif dan inovatif ataukah cukup menjadi guru yang ‘biasa’ saja, kalau kita bisa menerapkan beberapa

tips di atas dalam diri kita mungkin kita bisa menjadi guru yang kreatif dan inovatif dengan berusaha dan berdoa tentunya.10

Konsep kreativitas guru, dari berbagai faktor yang berpengaruh terhadap efektifitas pembelajaran, nampaknya faktor guru perlu mendapat perhatian yang pertama dan utama, disamping kurikulumnya, karena baik buruknya suatu kurikulum pembelajaran pada akhirnya bergantung pada aktivitas dan kreativitas guru dalam menjabarkan dan merealisasikan kurikulum tersebut. Pembelajaran yang efektif ditandai oleh sifatnya yang menekankan pada pemberdayaan sumber belajar dan peserta didik secara aktif. Pembelajaran bukan sekedar memorasi dan recall bukan sekedar penekanan pada penguasaan pengetahuan tentang apa yang diajarkan oleh logos, tetapi lebih menekankan pada internalisasi tentang apa yang diajarkan

10Jamal Ma’murTips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif blogspot.com/2012/12.

(25)

sehingga tertanam dan fungsi sebagai muatan nurani dan dihayati serta dipraktekkan dalam kehidupan oleh peserta didik.11

Pembelajaran efektif juga akan melatih dan menanamkan sikap demokratis bagi peserta didik. Lebih dari itu, pembelajaran yang efektif menekankan pada bagaimana agar peserta didik mampu belajar cara belajar learning how to learn Melalui kreativitas guru, pembelajaran di kelas menjadi sebuah aktivitas yang menyenangkan. Proses aktivitas belajar mengajar yang menyenangkan tentunya tidak tercipta begitu saja, akan tetapi pengelolaannya dirancang oleh guru dengan merancang fasilitas belajar (media), sehingga aktivitas belajar siswa menjadi dipermudah dan mendorong proses belajar siswa.

Kreativitas bisa dikembangkan dengan penciptaan proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat mengembangkan kreativitasnya. Selanjutnya, Mulyasa menyatakan bahwa “kreativitas merupakan hal yang penting dalam pembelajaran, dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreativitas tersebut.” Sedangkan Muhadjir menyatakan “kemampuan kreatif merupakan kemampuan guru untuk menampilkan tata hubungan unik atau hubungan baru non konvensional yang bermakna antara sejumlah sesuatu.” Salah satu bentuk yang perlu

11Putra Wapulaka Kreativitas Guru Menggunakan Media. http://putrawapulaka.blogspot.com.

(26)

ditunjukkan kreativitas guru dalam proses pembelajaran yaitu memanfatkan berbagai sumber belajar dan media pembelajaran agar mempertinggi hasil belajar yang dicapai. Kreativitas merupakan sesuatu yang bersifat universal dan merupakan ciri aspek dunia kehidupan sekitar kita. Kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu.

Menurut Mulyasa, secara umum guru diharapkan menciptakan kondisi yang baik, yang memungkinkan setiap peserta didik dapat mengembangkan kreativitasnya, antara lain dengan teknik kerja kelompok kecil, penugasan dan mensponsori pelaksanaan proyek. Selain itu menilai, menghargai peserta didik berpikir kreatif, memberanikan peserta didik untuk memanipulasi benda-benda (obyek) dan ide-ide, menciptakan kondisi yang diperlukan untuk berpikir kreatif, menyediakan sumber untuk menyusun gagasan dan ide-ide, mengembangkan keterampilan untuk memberikan kritik yang membangun dan lain sebagainya. Sejalan dengan itu, Nana Syaodih menyatakan berpikir kreatif adalah “kebiasaan berpikir yang bersifat menggali, menghidupkan

(27)

Sebagai orang yang kreatif, guru menyadari bahwa kreativitas merupakan yang universal dan oleh karenanya semua kegiatannya ditopang, dibimbing dan dibangkitkan oleh kesadaran itu. Guru sendiri adalah seorang kreator dan motivator, yang berada di pusat proses pendidikan khususnya dalam pembelajaran. Akibat dari fungsi ini, guru senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melayani peserta didik, sehingga peserta didik akan nilainya bahwa memang kreatif dan tidak melakukan sesuatu yang rutin saja. Kreativitas menunjukkan bahwa apa yang akan dikerjakan oleh guru sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan sebelumnya dan apa yang dikerjakan dimasa mendatang lebih baik dari sekarang.

Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk dapat memotivasi dan memunculkan kreativitas siswa selama pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan strategi yang bervariasi, misalnya kerja kelompok, bermain peran, dan pemecahan masalah.12

Pembelajaran kreatif menuntut guru untuk merangsang kreativitas siswa, baik dalam mengembangkan kecakapan berpikir maupun dalam melakukan suatu tindakan. Berpikir kreativ selalu dimulai dengan berpikir

12Rusman, model-model pembelajaran, (cet. V, Jakarta : PT Rajagrafindo persada, 2012), h.

(28)

kritis, yakni menemukan dan melahirkan sesuatu yang sebelumnya tidak ada atau memperbaiki sesuatu.

Siswa dikatakan kreatif apabila mampu melakukan sesuatu yang menghasilkan sebuah kegiatan baru yang diperoleh dari hasil berpikir kreatif dengan mewujudkan dalam bentuk sebuah hasil karya baru.13

Kualitas pembelajaran di sekolah dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kurikulum, manajemen sekolah, lingkungan belajar, dan guru sebagai pemegang kunci proses pembelajaran. Karena itu guru dituntut untuk selalu kreatif dalam implementasi pembelajaran. Salah satu kreativitas guru dapat dilihat bagaimana guru mengembangkan media pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai alat dan sumber belajar di lingkungannya. Guru tidak hanya dituntut dapat memanfaatkan media pembelajaran, tetapi juga harus dapat mengembangkan media pembelajaran dari tingkat sederhana sampai dengan canggih.14

b. Konsep Kreativitas Guru PAI

Dalam konteks pendidikan islam, pendidik disebut dengan murabbi,

muallim, dan muaddib. Kata murabbi berasal dari kata rabba, yurabbi. Kata

13Ibid,. h. 325 .

14http://www.uny.ace.co.id/berita/kreativitas-guru-kunci-kualitas-pembelajaran.html diakses

(29)

muallim ismi fail dari allama, yuallimu sebagaimana ditemukan dalam

al-Qur’an (Q.S. 2:31), sedangkan kata muaddib, berasal dari addaba, yuaddibu,

seperti sabda rasul: “Allah mendidikku, maka ia memberikan kepadaku

sebaik-baik pendidikan” (H.R al-Asyhari)

Ketiga term itu, muallim, murabbi, muaddib, mempunyai makna yang berbeda, sesuai dengan konteks kalimat, walaupun dalam situasi tertentu mem-punyai kesamaan makna.

Kata atau istilah “murabbi” misalnya, sering dijumpai dalam kalimat

yang orientasinya lebih mengarah pada pemeliharaan seperti ini terlihat dalam proses orang tua membesarkan anaknya. Mereka tentunya berusaha memberikan pelayanan secara penuh agar anaknya tumbuh dengan fisik yang sehat dan kepribadian serta ahklak yang terpuji.

Sedangkan untuk istilah “mu’allim”, pada umumnya dipakai dalam

membicarakan aktivitas yang lebih terfokus pada pemberian atau pemindahan ilmu pengetahuan (baca : pengajaran), dari seorang yang tahu kepada seorang yang tidak tahu. Adapun istilah “muaddib” menurut al-Attas, lebih luas dari

istilah muallim dan lebih relevan dari konsep pendidikan islam.15

Sistem pendidikan yang baru menuntut factor dan kondisi yang baru pula baik berkenaan dengan sarana pisik maupun nonpisik. Untuk itu

(30)

diperlukan tenaga pengajar yang memiliki kemampuan dan kecakapan yang lebih memadai, diperlukan kinerja dan sikap yang baru, peralatan yang lebih lengkap, dan adminitrasi yang lebih teratur. Guru hendaknya dapat menggunakan peralatan yang lebih ekonomis, efisien, dan mampu dimiliki oleh sekolah serta tidak menolak digunakannya peralatan teknologi modern yang relevan dengan tentunya masyarakat dan perkembangan zaman. Permasalahan pokok dan cukup mendasar adalah sejauh manakah kesiapan guru-guru dalam menguasai penggunaan media pendidikan dan pengajaran di sekolah untuk pembelajaran siswa secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.16

c. Konsep Media Pembelajaran

1. Pengertian

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah

perantara atau pengantar pesan bagi pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih

16Asnawir dan Basyiruddin Usman Media Pembelajaran (Cet. 1: ciputat pers; Jakarta, 2002)

(31)

khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Batasan lain telah pula dikemukakan oleh para ahli yang sebagian diantaranya akan diberikan berikut ini. AECT (Association of Education and

Communication Technology) memberi batasan tentang media sebagai segala

bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Di samping sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator menurut fleming adalah penyabab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar siswa da nisi pelajaran. Di samping itu, mediator dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pengajaran yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai kepada peralatan paling canggih, dapat disebut media. Ringkasnya, media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran.17

Heinich, dan kawan-kawan mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan,

(32)

bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media

pembelajaran.sejalan dengan batasan ini, hamidjojo dalam latuheru memberi

batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.18

Dengan demikian, kalau ada teknologi pengajaran agama misalnya, maka itu akan membahas masalah bagaimana kita memakai media dan alat bantu dalam proses mengajar agama, akan membahas masalah keterampilan, sikap, perbuatan, dan strategi mengajarkan agama.19

2. Hakikat

Hakikat media pembelajaran merupakan sebuah perangkat yang digunakan dalam sebuah kegiatan pembelajaran yang memiliki banyak manfaat jika digunakan secara maksimal beberapa manfaat tersebut diantaranya :

a. Media pembelajaran membantu seorang tenaga pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran maka seorang tenaga pendidik

(33)

memerlukan bantuan alat atau perangkat yang digunakan untuk memperjelas apa yang disampaikan. Dengan alat atau media ini maka seorang tenaga pendidik dapat lebih menguatkan maksud dan tujuan pembelajaran kepada peserta didik.

b. Media pembelajaran dapat mempermudah bagi para peserta didik dalam memahami apa yang disampaikan oleh tenaga pendidiknya. Banyak materi pembelajaran yang disampaikan oleh tenaga pendidik yang bersifat abstrak. Sehingga hal tersebut membuat para peserta didik menjadi kebingungan tentang apa yang disampaikan oleh tenaga pendidiknya. Dengan adanya media pembelajaran tersebut maka dapat membantu para peserta didik untuk lebih memahami apa yang disampaikan tenaga pendidiknya.

c. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik dan lebih bervariatif dengan adanya media pembelajaran. Banyak peserta didik yang menganggap bahwa mendengarkan, menjelaskan dari seorang tenaga pendidik dalam waktu yang lama merupakan sebuah kegiatan yang cukup efektif untuk mengulangi kebosanan yang dialami oleh para peserta didik. d. Kegiatan pembelajaran yang berlangsung dapat lebih fleksibel dengan

(34)

pembelajaran yang lebih fleksibel dan memungkinkan dilakukannya kegiatan pembelajaran dimanapun dan kapanpun maka akan tercapailah sebuah kegiatan yang lebih efektif bagi para peserta didik.

3. Jenis

Salah satu ciri media pengajaran adalah bahwa media mengandung dan membawa pesan atau informasi kepada penerima yaitu siswa. Sebagian media dapat mengolah pesan dan respons siswa sehingga media itu sering disebut media interaktif. Pesan dan informasi yang dibawa oleh media bisa berupa pesan yang sederhana dan bisa pula pesan yang amat kompleks. Akan tetapi, yang terpenting adalah media itu disiapkan untuk memenuhi kebutuhan belajar dan kemampuan siswa, serta siswa dapat aktif berpartisipasi dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, perlu diracang dan dikembangkan lingkungan pengajaran yang interaktif yang dapat menjawab dan memenuhi kebutuhan belajar perorangan dengan menyiapkan kegiatan pengajaran dengan medianya yang efektif guna menjamin terjadinya pembelajaran.20 a. Media Berbasis Manusia

Media berbasis manusia merupakan media teruta yang digunakan untuk mengirimkan dan mengkomunikasikan pesan atau informasi. Salah satu contoh yang terkenal adalah gaya tutorial Socrates. Sistem ini tentu dapat menggabungkannya dengan media visual lain. Pertanyaan yang timbul adalah

(35)

“bagaimana kita dapat menggunakan komunikasi tatap muka antar-manusia agar pelaksanaan rencana pelajaran efektif?”.21

b. Media Berbasis Cetakan

Materi pengajaran berbasis cetakan yang paling umum dikenal adalah buku teks, buku penuntun, jurnal, majalah, dan lembaran lepas. Teks berbasis cetakan menuntut enam elemen yang perlu diperhatikan pada saat merancang, yaitu konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, dan penggunaan spasi kosong.22

c. Media Berbasis Visual

Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna

(36)

dan siswa harus berinteraksi dengan visual (image) itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.23

d. Media Berbasis Audio-Visual

Media visual yang menggabungkan penggunaan suara memerlukan pekerjaan tambahan untuk memproduksinya. Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam media audio-visual adalah penulisan naskah dan

storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan, dan

penelitian.24

e. Media Berbasis Komputer

Dewasa ini computer memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam bidang pendidikan dan latihan. Komputer berperan sebagai manajer dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan nama Computer-managed Instruction (CMI). Ada pula peran computer sebagai pembantu tambahan

dalam belajar; pemanfaatannya meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan, atau kedua-duanya. Modus ini dikenal sebagai

Computer-assisted instructional (CAI). CAI mendukung pengajaran dan pelatihan akan

tetapi ia bukan penyampai utama materi pelajaran. Komputer dapat

(37)

menyajikan informasi dan tahapan pembelajaran lainnya disampaikan bukan dengan media komputer.

Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran secara umum mengikuti proses instruksional sebagai berikut:

1. Merencanakan, mengatur dan mengorganisasikan, dan menjadwalkan pengajaran;

2. Mengevaluasi siswa (tes)

3. Mengumpulkan data mengenai siswa

4. Melakukan analisis statistic mengenai data pembelajaran

5. Membuat catatan perkembangan pembelajaran (kelompok atau perseorangan).25

f. Pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar

Dalam dua decade terakhir ini perpustakaan telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sekolah. Hampir di setiap sekolah mulai dari sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi terdapat perpustakaan sekolah. Bahkan unit-unit perpustakaan keliling (mobile library) dari departemen pendidikan dan kebudayaan tersedia di kota-kota besar guna melayani kebutuhan para pelajar.

(38)

d. Kreativitas Guru Dalam Penggunaan Media Pembelajaran

Media belajar adalah alat atau benda yang dapat mendukung proses pembelajaran di kelas. Fungsi media belajar :

1. Membantu siswa dalam memahami konsep abstrak yang dijabarkan. 2. Meningkatkan motifasi siswa dalam belajar.

3. Mengurangi peristiwa mis understanding.

4. Memotifasi guru untuk mengembangkan pengetahuan. Dalam media belajar,

5. Mereduksi hal-hal yang terlalu abstrak dalam materi belajar.

6. Membantu siswa menginteraksikan materi belajar kedalam situasi yang nyata.

(39)

Oleh karena itu, seorang guru itu perlu mengembangkan kreativitas sebagai upaya pembaharuan proses pembelajaran di sekolah, maka seorang guru dipersyaratkan mempunyai pandangan atau pendapat yang positif terhadap bagaimana menciptakan situasi dan kondisi belajar yng diharapkan. Karena secara operasionalnya gurunya yang terlibat langsung dalam pembelajaran di sekolah. Tugas guru sangatlah kompleks, sehingga mereka di tuntut untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan serta keterampilan yang diperlukan. Guru harus memiliki kemampuan profesional dengan tugasnya dengan menerapkan konsep teknologi pembelajaran dalam memecakan masalah-masalah pendidikan/pembelajaran.26

Dalam proses pembelajaran, media telah dikenal sebagai alat bantu mengajar yang seharusnya dimanfaatkan oleh pengajar, namun terapkali terabaikan, problematika yang dihadapi oleh guru tidak dimanfaatkannya media dalam proses pembelajaran, pada umumnya disebabkan oleh berbagai alasan, seperti waktu persiapan mengajar terbatas, sulit mencari media yang tepat, biaya tidak tersedia, atau alasan lain. Hal tersebut tidak perlu muncul apabila pengetahuan dalam berbagai macam media, karakteristik, serta kemampuan masing-masing diketahui oleh para pengajar.

(40)

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru atau fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran agar dapat menefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar.27

Salah satu upaya seorang guru untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah penggunaan media pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan pesan-pesannya. Hal ini diperuntuhkan bagi siswa yang belum dapat menerima pesan yang disampaikan guru, maka penggunaan media sangat di anjurkan. Dengan demikian penggunaan media untuk penggunaan pembelajaran akan lebih dihayati tanpa menimbulkan kesalahpahaman bagi kedua yaitu murid dan guru.28

1. Perencanaan

Pengajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik. Media yang akan digunakan dalam proses pengajaran itu juga memerlukan

27Muhaimin, Strategi Belajar (Penerapan dalam pembelajaran Pendidikan Islam), (Surabaya:

CV Citra Media, 1996), h. 91.

28Ardani Mustakasari, Mengenal Media Pembelajaran . http:/edu-articles. Diakses 11 mei 2015,

(41)

perencanaan yang baik. Meskipun demikian, kenyataan dilapangan menunjukan bahwa seorang guru memilih salah satu media dalam kegiatannya dikelas atas dasar pertimbangan antara lain (a) ia merasa sudah akrab dengan media itu papan tulis atau proyektor transparansi, (b) ia merasa bahwa media yang dipilihnya dapat menggambarkan dengan lebih baik daripada dirinya sendiri misalnya diagram pada flip chart, atau (c) media yang di pilihnya dapat menarik minat dan perhatian siswa, serta menuntunnya pada penyajian yang lebih terstruktur dan terorganisasi. Pertimbangan ini diharapkan oleh guru dapat memenuhi kebutuhannya dalam mencapai tujuan yang telah ia tetapkan.29

2. Pemilihan

Memilih, memodifikasi, atau merancang dan mengembangkan materi dan media yang tepat. Apabila materi dan media pembelajaran yang telah tersedia akan mencapai tujuan, materi dan media itu sebaiknya digunakan untuk menghemat waktu, tenaga, dan biaya. Di samping itu perlu pula diperhatikan apakah materi dan media itu akan mampu mengakibatkan minat siswa, memiliki ketepatan informasi, memiliki kualitas yang baik, memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi, telah terbukti efektif jika pernah di ujicobakan, dan menyiapkan petunjuk untuk berdiskusi atau

(42)

kegiatan follow-up. Apabila materi dan media yang ada tidak cocok dengan tujuan atau tidak sesuai dengan sasaran partisipan, materi dan media itu dapat dimodifikasi. Jika tidak memungkinkan untuk memodifikasi yang telah tersedia, barulah memilih alternatif ketiga yaitu merancang dan mengembangkan materi dan media yang baru. Tentu saja kegiatan ini jauh lebih mahal dari segi biaya, waktu, dan tenaga. Namun demikian, kegiatan ini memungkinkan untuk menyiapkan materi dan media yang tetap dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.30

3. Penggunaan

Menggunakan materi dan media. Setelah memilih materi dan media yang tepat, diperlukan persiapan bagaimana dan berapa banyak waktu diperlukan untuk menggunakannya. Di samping praktek dan latihan menggunakannya, pesiapan ruangan juga diperlukan seperti meja peralatan, listrik, layar, dan lain-lain harus dipersiapkan sebelum penyajian.31

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian terdahulu yang relevan yaitu penelitian mengenai media pembelajaran pendidikan agama islam banyak diteliti oleh para peneliti antara lain:

(43)

1. Skripsi Surharyanti, (2008) dengan judul “manfaat pembelajaran dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas V SDN Pangukan Sleman”.

Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini setelah memanfaatkan media pengajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas V di SDN Pangukan maka siswa lebih aktif mengikuti pelajaran, siswa merasa senang mengikuti pelajaran, siswa sangat tertarik terhadap materi yang disampaikan.32 2. Skripsi Khusnul Qotimah, (2004) dengan judul “pengaruh penggunaan

media pengajaran terhadap tingkat pemahaman Siswa MA Wahid Hasyim Yogyakarta”. Hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah menunjukan

hasil yang signifikan, hasil yang diperoleh siswa dalam belajar menunjukan standard yang baik.33

Dari kedua penelitian di atas jika dicermati ada kesesuaian dengan judul yang akan penulis teliti, tetapi dari kedua penelitian di atas ada sesuatu yang berbeda. Intinya adalah bagaimana media tersebut dapat dimanfaatkan oleh guru dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

32Skripsi, Surharyanti, manfaat pembelajaran dalam proses belajar mengajar PAI pada siswa kelas V SDN Pangukan Seleman (2008), diakses tanggal 7 oktober jam 16.49

(44)

C. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir penelitian ini adalah peneliti menggambarkan interaksi pembelajaran yang melibatkan guru dan siswa. Guru dalam interaksi pembelajaran menggunakan kreativitas media pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menganalisis persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam interaksi pembelajaran di SMA Negeri 3 Kotamobagu.

Guru Interaksi Pembelajaran Siswa

Kreativitas Guru dalam penggunaan Media Pembelajaran

(45)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif atau biasa disebut dengan pendekatan positivistik. Maksudnya pendekatan ini memandang kenyataan (realitas) sebagai suatu yang berdimensi tunggal, fragmental dan cenderung bersifat tetap.

Pendekatan ini dipergunakan karena penelitian ini berusaha untuk mengetahui persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran pada mata pelajaran PAI kelas XI dan XII di SMA Negeri 3 Kotamobagu tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 127 orang. Yang populasinya diujikan sebagai berikut.

Variabel dalam penelitian ini adalah persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran, sebagai variabel tunggal. Variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 1 Variabel Tunggal

Persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam

(46)

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas (SMA), fokus kajian penelitian adalah di SMA Negeri 3 Kotamobagu. Di Kec Kotamobagu Utara Kab. Bolaang Mongondow. Adapun penelitian ini memakan waktu selama ± 3 bulan yaitu bulan April s/d juni 2015 setelah pengajuan judul.

C. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.34

Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah seluruh siswa kelas XI dan XII yang beragama muslim di SMA Negeri 3 Kotamobagu. Kec, Kotamobagu Utara, Kab Bolaang Mongondow T.A 2014-2015 Yang berjumlah 127 orang yang populasinya dapat ditunjukan pada tabel 2 berikut in

34Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, (Cet. XXI; Bandung:

(47)

Tabel 2 Jumlah seluruh siswa SMA Negeri 3 Kotamobagu

NO KELAS POPULASI

1. XI 72

2. XII 55

JUMLAH 127

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.35 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pengambilan sampel dengan cara menggunakan metode slovin pertanyaan dalam seringkali diajukan dalam metode pengambilan sampel adalah berapa jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian. Sampel yang terlalu kecil dapat menyebabkan penelitian tidak dapat menggambarkan kondisi populasi yang sesungguhnya. Sebaliknya, sampel yang terlalu besar dapat mengakibatkan biaya pemborosan biaya penelitian.36

Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah dengan menggunakan rumus slovin, sebagai berikut:

35Ibid,. h. 118

36Sevilla, Analisis Statistika. Blogspot.com/2012/09.html diakses tanggal 16 September 2015

(48)

Rumus Slovin

= 1 + N. eN

Ket

n: jumlah sampel

N: jumlah populasi

e: batas toleransi kesalahan (error tolerance)

n = .

=

.( , )

=

, = 97

D. Teknik Pengumpulan data

(49)

responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet.37 Angket (questionnaire) adalah daftar pernyataan atau pertanyaan yang didistribusikan melalui pos untuk di isi dan dikembalikan atau dapat juga dijawab di bawah pengawasan peneliti.38 Alat ukur yang dipilih dalam penelitian ini adalah berupa skala likert. Dengan pilihan sebagai berikut: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (RR), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).

Tekhnik ini digunakan untuk menjaring data tentang responden mengenai persepsi siswa tindak tutur direktif guru yang dikaji dalam penelitian ini. Oleh karena itu, daftar pernyataan yang diedarkan kepada responden disesuaikan dengan indicator.

Dalam penelitian ini angket tersebut dibawah langsung oleh peneliti ke lokasi penelitian. Penyusunan angket penggunaan bahasa direktif guru mengacu kepada empat indikator utama yang dikutip dari Bach dan Harnish.

E. Penyusunan Instrumen

a. Kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran 1). Definisi Konseptual

Kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran menurut Jamal Ma’mur Asmani adalah kreativitas dengan indikator: (1) kemampuan

37Sugiono, Op. Cit, h. 142

38S. Nasution, Metode Research: penelitian ilmiah, (Cet II. Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h.

(50)

menggunakan media untuk mengakomodasi gaya belajar siswa, (2)

menciptakan suasana belajar yang menggairahkan dengan menggunakan

media untuk pengajaran yang hidup dan menarik bagi setiap siswa, (3)

kemampuan menanamkan nilai dan keterampilan hidup dengan kapasitas yang

benar bagi siswa melalui media pembelajaran, (4) kemampuan dalam membangun interaksi, kedekatan dan komunikasi dengan siswa baik secara verbal maupun non-verbal melalui penggunaan media pembelajaran.

2). Definisi Operasional

Kreativitas dalam penggunaan media pembelajaran adalah total skor yang diperoleh siswa setelah mengisi instrument kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran yang menyangkut: (1) mengakomodasi gaya belajar siswa, (2) suasana belajar yang menggairahkan (3) menanamkan nilai dan keterampilan hidup (4) membangun interaksi kedekatan dan komunikasi dengan siswa.39

F. Indikator Penelitian

Kisi-kisi alat pengumpulan data kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran

39Jamal Ma’mur Asmanitips menjadi guru yang inspiratif, kreatif, dan inovatif (2009)

(51)

Tabel 3 Kisi-kisi Instrument Kreativitas Guru dalam Penggunaan Media Pembelajaran

No Indikator Nomor Angket Jumlah

1 • Mengakomodasi gaya belajar siswa

•Menciptakan suasana belajar yang menggairahkan

• Menanamkan nilai dan keterampilan hidup

• Membangun interaksi, kedekatan, dan

Validitas instrumen adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Suatu instrument yang valid memiliki validitas yang tinggi begitu pula sebaliknya. Untuk mengetahuinya diperlukan teknik uji validitas dengan rumus product moment yang dikemukakan oleh pearson.

(52)

Jika rhitung> rtabel maka valid dan

Jika rhitung< rtabelmaka tidak valid

Pada pengujian validitas diperoleh nilai rtabel sebesar 0,202 (dengan penggunaan rumus interpolasi linear). Berikut ini merupakan hasil analisis dengan rumus korelasi product moment menggnakan bantuan subprogram

SPSS versi 20

(53)

diperoleh 17 butir pernyataan yang valid. Sedangkan yang 3 butir angket yang tidak valid tersebut direvisi untuk pengumpulan data penelitian selanjutnya.

Uji Instrumen Reliabilitas

Menurut Suharsimi Arikunto bahwa kriteria untuk menentukan reliabilitas instrument didasarkan atas kriteria bahwa apabila koefisien Alpha sebesar lebih dari 0,7 maka butir instrumen dianggap cukup handal.

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan terhadap butir-butir yang valid. Berdasarkan hasil pengujian pada instrumen kompetensi manajerial guru dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 20 diperoleh koefisien reliabilitas instrumen sebesar 0,888 (hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran 9) . Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa instrumen persepsi siswa terhadap kreativitas duru dalam penggunaan media pembelajaran memiliki klasifikasi kepercayaan yang sangat tinggi.

Tabel 5 uji instrumen reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

(54)

H. Analisis Data

(55)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini adalah hasil dari angket tentang persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran. Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran pada kelas XI, XII yang berjumlah keseluruhan 127 orang. Dari isian angket yang berjumlah 127 populasi ditarik sampel dengan menggunakan rumus slovin, Dari hasil tersebut berjumlah 97 sampel.

Dari hasil 97 sampel tersebut setelah di analisis, diperoleh data sebagai berikut:

Deskripsi hasil persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran

Dalam menganalisis variabel persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran dilakukan dengan menggunakan angket dengan lima kategori pilihan jawaban yang berisi sebanyak 16 butir pernyataan yang valid. Secara teoritik skor minimum yang dicapai adalah 16 dan maksimum adalah 79.

(56)

Tabel 6 data statistik deskriptif persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media

Statistik deskriptif Persepsi siswa terhadap kreativitas guru

Dari data-data tersebut diatas dapat dihitung panjang kelas interval dengan Rumus:

P = R/K

P = Panjang Interval

(57)

dan maksimum 79. Dari skor maksimum dan minimum ini diperoleh rentang skor 24, banyak kelas interval 7 dan panjang kelas interval 3 berdasarkan data-data ini dibuat tabel distribusi frekuensi seperti pada tabel berikut:

Tabel 7 distribusi frekuensi persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran

Berdasarkan tabel 5 diperoleh mean (nilai rata-rata) 64,82 median (me) sebesar 64, modus (mo) sebesar 63 dan standar deviasi sebesar 4,55. Dengan demikian, nilai skor rata-rata dapat dikatakan bahwa terdapat 24 orang siswa (24,74%) sedangkan 33 orang siswa (34,1%) memperoleh skor di atas rata dan 40 orang siswa (41,21%) memperoleh skor di bawah rata-rata. Hasil penelitian menunjukan bahwa kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran berada pada kategori cukup tinggi.

1. Pengujian normalitas data

(58)

pembelajaran) menggunakan uji Lilliefors dengan menggunakan program

SPSS versi 20, hipotesis yang diuji dinyatakan sebagai berikut:

H0 : data tidak berdistribusi normal H1 : data berdistribusi normal

Berdasarkan hasil perhitungan Kolmogorov-Smirnov pada variabel tunggal diperoleh nilai sig sebesar 0,065. Hal ini berarti bahwa H1 dapat diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel berdistribusi normal.

Dengan demikian, hal ini berarti bahwa variabel berdistribusi normal. Data hasil pengujian normalitas direkap pada tabel 7

Tabel 8 Rekapitulasi Uji Normalitas

a. Hipotesis satu (Rumusan Masalah kesatu)

Hipotesis yang diuji ialah

(59)

H1: Persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran PAI dengan indikator mengakomodasi gaya belajar siswa di SMA Negeri 3 Kotamobagu

Hipotesis statistiknya adalah: H0: > 60 % H1: 60 %

Berdasarkan hasil analisis statistik Z (hasil perhitungan lihat pada lampiran 11) ternyata bahwa hipotesis nol ditolak pada taraf nyata 0,05. Dengan kata lain, persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran PAI di SMA Negeri 3 Kotamobagu dengan indikator mengakomodasi gaya belajar dari 97 responden yang diteliti cukup memadai. Kesimpulan ini diperoleh dari hasil perhitungan rumus Z yang menghasilkan nilai Z hitung sebesar -1,645 nilai ini sama dari nilai Z(0,05) tabel (= -1,65). Data ini menunjukan bahwa H0 diterima pada taraf nyata = 0,05 atau derajat kepercayaan 95 %

b. Hipotesis dua (Rumusan Masalah kedua)

Hipotesis yang diuji ialah

(60)

H1: Persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran PAI dengan indikator suasana belajar yang menggairahkan di SMA Negeri 3 Kotamobagu

Hipotesis statistiknya adalah: H0: > 60 % H1: 60 %

Berdasarkan hasil analisis statistik Z (hasil perhitungan lihat pada lampiran 11) ternyata bahwa hipotesis nol ditolak pada taraf nyata 0,05. Dengan kata lain, persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran PAI di SMA Negeri 3 Kotamobagu dengan indikator suasana belajar yang menggairahkan dari 97 responden yang diteliti kurang memadai. Kesimpulan ini diperoleh dari hasil penghitungan rumus Z yang menghasilkan nilai Z hitung sebesar - 1,980. Nilai ini jauh lebih renda dari harga Z(0,05) tabel (= -1,65). Data ini menunjukan H0 ditolak pada taraf nyata = 0,05 atau derajat kepercayaan 95%.

c. Hipotesis tiga (Rumusan Masalah ketiga)

Hipotesis yang diuji ialah

(61)

H1: Persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran PAI dengan indikator menanmkan nilai dan keterampilan hidup di SMA Negeri 3 Kotamobagu

Hipotesis statistiknya adalah: H0: > 60 % H1: 60 %

Berdasarkan hasil analisis statistik Z (hasil perhitungan lihat pada lampiran 11) ternyata bahwa hipotesis nol ditolak pada taraf nyata 0,05. Dengan kata lain, persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran PAI di SMA Negeri 3 Kotamobagu dengan indikator menanamkan nilai dan keterampilan hidup dari 97 responden yang diteliti memadai. Kesimpulan ini diperoleh dari hasil penghitungan rumus Z yang menghasilkan nilai Z hitung sebesar -1,566. Nilai ini jauh lebih tinggi dari harga Z(0,05) tabel (= -1,65). Data ini menunjukan bahwa H0 diterima pada taraf nyata = 0,05 atau derajat kepercayaan 95%.

d. Hipotesis empat (rumusan masalah keempat)

Hipotesis yang diuji ialah

(62)

interaksi, kedekatan, komunikasi dengan siswa di SMA Negeri 3 Kotamobagu

H1: Persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran PAI dengan indikator membangun interaksi, kedekatan, komunikasi dengan siswa di SMA Negeri 3 Kotamobagu

Hipotesis statistiknya adalah: H0: > 60 % H1: 60 %

Berdasarkan hasil analisis statistik Z (hasil perhitungan lihat pada lampiran 11) ternyata bahwa hipotesis nol ditolak pada taraf nyata 0,05. Dengan kata lain, persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran PAI di SMA Negeri 3 Kotamobagu dengan indikator membangun interaksi, kedekatan, komunikasi dengan siswa dari 97 responden yang diteliti kurang memadai. Kesimpulan ini diperoleh dari hasil perhitungan rumus Z yang menghasilkan nilai Z hitung sebesar – 1,673. Nilai ini lebih rendah dari harga Z(0,05) tabel (= -1,65). Data ini menunjukan bahwa H0 ditolak pada taraf nyata = 0,05 atau derajat kepercayaan 95 %

(63)

Tabel 9 Ringkasan pengujian tingkat variabel penelitian

Terima H0, yang berarti bahwa persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran PAI dengan indikator mengakomodasi gaya belajar siswa di SMA Negeri 3 Kotamobagu tinggi. X1 Zhit= - 1,980

Ztab= - 1,65 Zhit < Ztab

Tolak H0, yang berarti bahwa persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran PAI dengan indikator suasana belajar yang menggairahkan di SMA Negeri 3 Kotamobagu renda. X2 Zhit= - 1,566

Ztab= - 1,65 Zhit < Ztab

Terima H0, yang berarti bahwa persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran PAI dengan indikator menanamkan nilai dan keterampilan hidup di SMA Negeri 3 Kotamobagu tinggi.

X3 Zhit= - 1,673 Ztab= - 1,65 Zhit < Ztab

Tolak H0,yang berarti bahwa persepsi siswa terhadap kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran PAI dengan indikator membangun interaksi, kedekatan, dan komunikasi dengan siswa di SMA Negeri 3 Kotamobagu renda.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

(64)

Untuk indikator mengakomodasi gaya belajar pada kolom 1, bila setiap butir mendapat skor tertinggi = 5 x 5 x 97 = 2.425. Skor teringgi tiap butir = 5, jumlah butir 5, dan jumlah responden 97. Jumlah skor hasil pengumpulan data = 1.959. dengan demikian persepsi siswa terhadap kreativitas guru pada indikator mengakomodasi gaya belajar menurut 97 responden 1.959 : 2.425 = 80% atau dengan kata lain siswa memiliki 80 % tingkat akomodasi gaya belajar dalam penggunaan media pembelajaran di SMA Negeri 3 Kotamobagu.

Untuk indikator menciptakan suasana belajar yang menggairahkan pada kolom II, Bila setiap butir mendapat skor tertinggi = 5 x 5 x 97 = 2.425. Skor tertinggi tiap butir = 5, jumlah butir 5, dan jumlah responden 97. Jumlah skor hasil pengumpulan data = 1.992. dengan demikian persepsi siswa terhadap kreativitas guru dengan indikator suasana belajar yang menggairahkan menurut 97 responden 1.992 : 2.425 = 80 % atau dengan kata lain siswa memiliki 80 % tingkat suasana belajar yang menggairahkan dalam penggunaan media pembelajaran di SMA Negeri 3 Kotamobagu.

(65)

keterampilan hidup dalam penggunaan media pembelajaran di SMA Negeri 3 Kotamobagu.

Untuk indikator untuk membangun interaksi, kedekatan, dan komunikasi dengan siswa pada kolom IV, Bila setiap butir mendapat skor tertinggi = 5 x 5 x 97 = 2.425. skor tertinggi tiap butir = 5, jumlah butir 5, dan jumlah responden 97. Jumlah skor hasil pengumpulan data 1.988. dengan demikian persepsi siswa terhadap kreativitas guru dengan indikator membangun interaksi, kedekatan, dan komunikasi dengan siswa menurut 97 responden 1.988 : 2.425 = 80 % atau dengan kata lain siswa memiliki 80 % tingkat membangun interaksi, kedekatan, dan komunikasi dengan siswa dalam penggunaan media pembelajaran di SMA Negeri 3 Kotamobagu.

(66)

1.940 3.880 5.820 7.760 9.700

STS TS RR S 7.906 ST

Nilai 7.906 termasuk dalam kategori interval “setuju dan sangat setuju” .

tetapi lebih mendekati sangat setuju. Bedsarkan hasil di atas, secara kontinium siswa “sangat setuju” mengetahui dan paham terhadap kreativitas guru dalam penggunaan

(67)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pada persepsi siswa terhadap kreativitas guru, umumnya siswa mengetahui, memahami, menerapkan, dan mengevaluasi penggunaan media pembelajaran untuk mengakomodasi gaya belajar di SMA Negeri 3 Kotamobagu. Hal ini didasarkan pada nilai hitung yang lebih besar dari nilai Z(0,05)= -1,65

2. Pada persepsi siswa terhadap kreativitas guru, umumnya siswa menerima, berpartisipasi dan senang terhadap penggunaan media pembelajaran dalam interaksi pembelajaran di SMA Negeri 3 Kotamobagu. Karena suasana belajar yang menggairahkan.

3. Pada persepsi menanamkan nilai dan keteramplan hidup pada umumnya siswa merasa senang karena dengan penggunaan media pembelajaran siswa mampu menanmkan nilai dan keterampilan hidup di SMA Negeri 3 Kotamobagu 4. Pada persepsi membangun interaksi, kedekatan, dan komunikasi dengan siswa

(68)

Proporsi ilmiah penelitian adalah realisasi pada penggunaan media pembelajaran di SMA Negeri 3 Kotamobagu dipersepsi siswa secara beragam dilihat dari indikator mengakomodasi gaya belajar siswa, suasana belajar yang menggairahkan, menanamkan nilai dan keterampilan hidup, dan membangun intraksi, kedekatan, dan komunikasi dengan siswa.

B. Saran

Pada proses pembelajaran tenaga pendidik, guru diharapkan mampu menguasai, memahami dan mengembangkan media pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran merupakan variasi seni komunikasi verbal yang harus diperhatikan dan diterapkan sebagai langkah awal yang fleksibel membentuk pelajaran yang menyenangkan. Pada dasarnya keberhasilan penggunaan media pembelajaran dipengaruhi oleh karakter guru itu sendiri. Faktor psikologi dan kematangan emosional memegang kendali terciptanya penggunaan media pembelajaran.

(69)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran Jakarta: Raja Grafindo Persada; 2010

Asnawir dan Usman, basyruddin, Media Pembelajaran ciputat pers; Jakarta, 2002 Departemen Agama RI, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

Tentang Guru dan Dosen, Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam, 2007

Hamza. Profesi Kependidikan Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007

Iriantara, Yosal, Komunikasi Pembelajaran Interaksi Komunikatif dan Edukatif di

dalam Kelas, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014.

Jusuf, Rahmatias, persepsi mahasiswa terhadap penggunaan strategi pembelajaran

dengan sisipan humor dalam interaksi perkuliahan, Skripsi, Fakultas

Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Manado, 2015,

Laporan hasil penelitian efektiftas pemanfaatan media pembelajaran www.pustaka.ut.ac.id/pdfpenelitian/8179

Ma’mur, jamal, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif

blogspot.com/2012/12.html

Muhaimin, Strategi Belajar Penerapan dalam pembelajaran Pendidikan Islam, Surabaya: CV Citra Media, 1996

Mustakasari, Ardani, Mengenal Media Pembelajaran . http://edu-articles. Nasution, S, Metode Research: penelitian ilmiah, Jakarta: Bumi Aksara, 1996. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Kalam Mulia: Jakarta; 2011

Rusman, model-model pembelajaran, Jakarta : PT Rajagrafindo persada, 2012 Sevilla, Analisis Statistika. Blogspot.com/2012/09.html

Skripsi, Khusnul Qotimah, pengaruh penggunaan media pengajaran terhadap tingkat

pemahaman siswa MA Wahid Hasyim Yogyakarta, (2004),

Skripsi, Surharyanti, manfaat pembelajaran dalam proses belajar mengajar PAI

pada siswa kelas V SDN Pangukan Seleman (2008),

(70)

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2014

Suhana, Cucu konsep strategi pembelajaran, Bandung: Refika Aditama, 2014 Suparyanto, Konsep Persepsi http://www.konsep/persepsi/html

Wapulaka, Putra Kreativitas Guru Menggunakan Media.

http://putrawapulaka.blogspot.com

Gambar

Tabel 1: Variabel Tunggal………………………………………………… 35
Tabel 2 Jumlah seluruh siswa SMA Negeri 3 KotamobaguNOKELASPOPULASI
Tabel 3 Kisi-kisi Instrument Kreativitas Guru dalam Penggunaan MediaPembelajaran
Tabel 4 Uji Instrumen ValiditasButirr
+5

Referensi

Dokumen terkait

Joni (1984), memandang disamping hal tersebut, dalam bagian ini perlu ada rasionel, yang berisi: (a) gambaran umum isi paket belajar, yang dipetik dari isi

hak milik. Modal yang mencapai nisab, zakatnya wajib di keluarkan. Modal tidak boleh digunakan untuk memproduksi dengan cara boros. Pembayaran gaji buruh atau pekerja harus

Demikian kami sampaikan, atas perhatiaannya kami ucapkan terima kasih.. TUNGKAL

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh orientasi pelanggan dan keahlian penyedia jasa mengenai persepsi responden terhadap kualitas hubungan, dan pengaruh

• Letakkan barang-barang yang siap pakai ditempat yang strategis untuk diambil (poncho, sarung tangan, dll). • Optimalkan ruang (mis,

Untuk mewujudkan tegaknya konstitusi dalam upaya mewujudkan Negara hukum Indonesia yang demokratis, maka dalam amandemen ketiga Undang-Undang Dasar 1945, Indonesia

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Riyandini (2016) menyatakan bahwa pengaruh modal intelektual memiliki arah negatif terhadap

- Disebut juga kalkulus predikat, merupakan logika yang digunakan untuk merepresentasikan masalah yang tidak dapat direpresentasikan dengan menggunakan proposisi.