• Tidak ada hasil yang ditemukan

FREKUENSI DAN ANALISIS GANGGUAN TERHADAP KINERJA SISTEM PROTEKSI DI GARDU INDUK 150 KV BANTUL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FREKUENSI DAN ANALISIS GANGGUAN TERHADAP KINERJA SISTEM PROTEKSI DI GARDU INDUK 150 KV BANTUL"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

5

Berdasarkan topik pembahasan penelitian yang berjudul Fekuensi Gangguan Terhadap Kinerja Ganggu Induk 150 kV Bantul, terdapat beberapa referensi untuk mempertimbangkan permasalahan untuk menjadi acuan terselesainya tugas Akhir ini. Tofan aryanto Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Semarang (2013) melakukan penelitian tentang Frekuensi Gangguan Tentang Gangguan Gardu Induk 150 kV Jepara, menjelaskan tentang gangguan yang sering terjadi

(2)

rele DF/ DT, rele P memiliki nilai keanda

2.2. Landasan Teor 2.2.1 Sistem Tenaga L

Sistem tenaga peralatan listrik yan komponen- komponen saluran distribusi dan be

Sistem tenaga l arus yang besar yan peralatan.Jika hubung menyebabkan kerusa penyaluran tenaga list distribusi, sistwm tena diputuskan dengan sua sistem diamankan ole akan memutuskannya penting di sistem tena

PMT 150 kV, rele REF/ SBEF dari kelim ndalan yang cukup baik yaitu bekerja dengan nil

eori aga Listrik

a listrik adalah kumpulan dari beberapa ang terhubung satu sama lain membentuk ponen tersebut seperti generator, transformator, sa

dan beban.

Gambar 2.1 Komponen Utama Sistem Tenaga Lis a listrik sering terjadi hubung singkat pada kondi

ang diakibatkan hubung singkat berakibat ke hubung singkat terjadi dalam waktu yang lam

usakan pada bagian- bagian yang penting di listrik ke beban (konsumen) melalui jalur transm tenaga listrik terdiri dari sub sistem yang di n suatu alat yang disebut pemutus tenaga (PMT

oleh rele, rele akan mendeteksi gangguan denga ya area yang terganggu. Maka dari itu rele dan naga listrik.

lima rele tersebut n nilai 100%.

(3)

2.2.2 Gardu Induk

Pembangkit ada listrik yaitu memba

melaluitrafo step upda Gardu Induk m

peralatan listrik yang tenaga listrik. Fung tegangan tinggi ke te tengangan tinggi ke serta pengaman dari melalui tengan tinggi malui penyulang- pen gardu ninduk. Pada P internal PLN. Dirah mencata kerja sistem Persero sebagai penye dan memuaskan de kebutuhan tenaga list diantaranya pabrik, indu maka kualitas dan kua tingkatkan untuk me komponen sistem tena baik untuk menhidari

k

Gambar 2.2 Jaringan Tenaga Listrik adalah mempunyai peran yang paling penting

bangkitkan generator. Generator mengubah p updan disalurkan ke kawat- kawat transmisi ke ga nduk merupakan suatu instalasi yang terdiri da

ng merupakan pusat beban dari sistem penyalur ungsi utama dari gardu induk adalah ment

tengangan tinggi, tegangan tinggi ke tengan ke tengangan rendah.Untuk pengukuran peng ari sistem tenaga listrik, pelayanan beban da

ggi ke gardu distribusi, setelah proses penurun penyulang (feeder- feeder) tengangan meneng da PLN kita sering mengenal SCADA atau sar

ahapkan dengan sistem SCADA ini dapat m setiap saat pada kondisi normal mapun abno nyedia layanan tenaga listrik memberikan pelay

dengan adanya sistem ini. Mengingat m listrik ke beban (konsumen) dalam kehidupa k, industri kecil maupun dengan sekala besar, da

n kuantitas penyaluran (transmisi) tenaga list menghindari seringnya terjadi gangguan pada tenaga listrik, maka sistem kerja proteksi di t dari kekecewaan dari konsumen. Sistem prote

nting dalam tenaga ubah tegagan tinggi

(4)

gangguan dan rusaknya komponen yang terjadi dari faktor internal mapun eksternal pada komponen sistem tenaga listrik baik itu yang bersifat sementara maupun permanen.

2.2.3Jenis- Jenis Gardu Induk

DiIndonesi Gardu Induk mempunyai beberapa jenis yang di bedakan dari beberapa bagian yaitu :

1. Bedasarkan Besaran Tegangannya

Gardu induk bedasarkan besaran tegangannya di bedakan menjadi beberapa gardu induk diantaranya adalah :

a. Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 275kV, 500kV

Pada Gardu Induk Tegangan Tinggi (GITET) memiliki trransformator daya sebanyak 3 transformator daya. Ketiga tranformator daya tersbeut masing- nasing 1 fasa yang dilengkapi peralatan reaktor fungsinya adalah sebagai mengkompresikan daya reaktif jaringan.

b. Gardu Induk Tegangan Tinggi (GI) 150 kV dan 70 kV

Pada Gardu Induk berebeda dengan GITET tidak mempunyai peralatanreaktor tetapi memiliki transformator daya sebanyak 3 fasa. 2. Berdasarkan Peralatan

Pada Gardu Induk Berdasarkan Peralatan di bagi menjadi beberapa jenis yaitu :

a. Gardu Induk Pasangan Luar (Out Door Subtation )

(5)

b. Gardu Induk Sebagian Pasangan Luar( Combined Out Door Subtation) Gardu Induk ini sebagian peralatan terpasang di dalam gedung dan juga sering disebut sebagian pasangan dalam. Gardu Induk ini sangat ekonomis dengan berbagai macam pertimbangan untuk mencegah konstaminasi garam.

c. Gardu Induk Pasangan Dalam( In Door Subtation )

Gardu Induk jenis ini yang hampir seluruh komponennya terpasang di dalam gedung kecuali Trafo Daya yang terpasang di luar gedung. Gardu Induk jenis ini biasanya disebut dengan GIS ( Gas Insulated Sutation ) dan biasanya terpasang di tengah perkotaan yang padat

penduduk yang kurang lahan untuk instalasi komponen- komponen Gardu Induk.

d. Gardu Induk Pasangan Bawah Tanah( Under Ground Subtation )

Untuk Gardu Induk Pasangan Bawah Tanah seluruh komponen berada di bawah tanah, kebanyakan Gardu Induk ini terpasang di tengah-tengah perkotaan, misal di bawah bangunangedung dan jalan raya.

e. Gardu Induk Mobil( Mobile Subtation )

Gardu Induk ini di ciptakan untuk menangani gangguan pada tempat- tempat terpencil karena bentuk dari Gardu Induk ini adalah jenis mobil yang dapat berpindah- pindah dilengkapi perlatan- peralatan yang mendukung jika terjadi gangguan dalam waktu sementara ataupun gangguan secara berkala. Dari hal tersebut Gardu Induk ini di jadikan sebagai cadangan tidak di jadikan sebagai Gardu Induk utama.

3. Bersarkan Isolasi yang digunakan

(6)

a. Gardu Induk Jenis i SF6di karenaka gardu induk ya b. Gardu Induk U

Gardu bebas di karenaka

2.2.4Komponen Gar

Di Gardu Induk pengoprasian dan pem 1. Trafo ( Transforma

Trafo merupaka tenaga listrik di sa memindahkan tenaga elektromaknetik. Traf

nduk Isolasi Gas( Gas Insulated Swithcgear ) s isolasi yang di gunakan dalam Gardu Induk nakan sangat baik dalam pemadaman busur api nduk yang terjadi gangguan contohnhya pada transor

nduk Udara( Konvesional )

du Induk perlatan instalasli yang terpasang be nakan sebagian peralatan yang terpasang di luar

ardu Induk

Gambar 2 .3 Gardu Induk

nduk terdapat komponen- komponen sebagai f n pemeliharaan tenaga listrik. Komponen tersebut

mator )

upakan komponen utama dalam Gardu Induk dal saluran distribusi dan transmisi. Trafo ada ga listrik antara dua rangkaian listrik atau lebih rafo mempunyai beberapa jenis transformator y

uk ini adalah Gas api pada peralatan nsormator.

g berisolasi udara uar gedung.

gai fasilitas sebagai but yaitu :

(7)

a. Trafo Tenaga

Trafo jenis ini adalah perlatan listrik yang merupakan salah satu dari motor listrik statis karena mengubah nilai arus, tegangan, daya dan frekuensi nilainya akan tetap sama.

Gambar 2 .4 Trafo Tenaga b. Trafo Ukur ( Trafo Instrument )

Trafo Ukur berfungsi untuk pengukuran dalam sistem daya karena memberikan isolasi elektrik bagi sistem daya. Trafo ukur mempunyai keuntungan dalam penggunaannya antara lain :

 Tahan terhadap beban berbagai tingkatan.

 Bentuk fisik yang simple dan sederhana.

 Mempunyai tingkat keandalan yang tinggi.

 Harganya terjangkau dan ekonomis. Trafo ukur terdiri dari :

1. Trafo Tegangan( Voltage Trafo(vt))Potensial Trafo (PT)

(8)

Fungsi dar arus bolak- balik yang dikeliingi

dari trafo tegangan adalah mennurunkan t ngan menengah dan tegangan menegah me o tegangan memiliki fungsi memperkecil besar listrik, memungkinkan standarisasi pada perlat solasi rangkian pada sisi sekunder terhadap sisi

trafo tegangan dengan mengunakan rele, maca kan antara lin :

 Jarak ( Dustnce Reley )

 Singkron ( Synchron Relay )

 Searah ( Directional Relay )

 Frekuensi ( Frequency Relay )

kerja dari trafo tegangan adalah sebuah kumpa balik kemuadian megalir ke inti besi dan menjadi

ngi suatu belitan dari kedua ujungnya. Hal trafo tegangan dengan jenis trafo lain seperti

us( Current Transformer )

us sering disebut CT fungsinya yaitu menurunka ndah untuk pengukuran pengamanan. Trafo

enurut konstruksimya antara lain :

 Cincin ( ring / windows tipe )

 Tangki Minyak

 Cor- coran cast resin ( Mounded Cast Resi Tipe

ar 2.6 Transformator Arus ( Current Transformator)

n tegangan tinggi menjadi tegangan sar tegangan pada latan sisi sekunder sisi primer. Sistem acam- macam rele

   

paran yang dialiri njadi sebuah magnit al tersebut yang rti trafo arus, dan

nurunkan arus yang fo arus memiliki

 

(9)

3. Trafo Bantu ( Trafo bantu se sebagai pemasok yang paling uta rangkaian listrik dua yaitu pasan

ntu sering disebut juga trafo pemakaian sendiri asok perlatan dan sumber atau penyimpan ar utama trafo bantu adalah sebagai pasokan sumbe

adangan jika terjadi gangguan pada titik tertent us AC maka trafo bantu tetap berkerja de

pembagi sumber DC untuk setiap fungsi n sumber DC dan untuk setiap gardu induk busi AC dan DC.

misah / PMS( Disconnecting Switch )

emisah dalam gardu mempunyai fungsi sebaga strik dalam keadaan tidak berbeban. PMS dibe

sangan luar dan pasangan dalam, PMS bekerja ara manual, motor, pnematic atau angin dan hi

MS di terpasang pada peralatan yaitu : tor Bay (TR Bay )

ssion Line Buy ( TL Bay )

ouple

Arester ( LA )

Gambar 2.7 Lightning Arester LA

Arester ( LA ) berfungsi untuk mengamanka dari gangguan dari luar yaitu beban berlebih

ri karena fugsinya n arus DC. Fungsi sumber tenaga yang entu dan tidak ada dengan optimal. si dan bay yang nduk harus memiliki

bagai memisahkan dibedakan menjadi rja dengan tenaga n hidrolik. Dalam

(10)

petir pada kawa tidak bisa meya apabila terjadi g listrik ke bumi. 6. Panel Kontrol

Panel kontrol gardu induk. D dalamnya di ant a. Saklar b. Indikat

c. Tombol d. Tombol e. Alat ukur f. Annouc

Panel kontrol seluruh sistem ke

a. Transmissi b. Transform c. Fault recor

d. KWH me

wat transmisi. Pada kondisi normal LA bersi yalurkan arus listrik dan sebaliknya jika kondisi di gngguan LA bersifat konduktif atau bisa ma

i. ontrol

kontrol fungsinya adalah mengetahui dan pusat pe Di dalam panel kontrol terdiri atas komponen antaranya :

klar

kator- indikator

bol- tombol komando operasi PMT bol- tombol komando operasi PMS ukur besaran listrik

nnouciator

Gambar 2.8 Panel Kontrol

kontrol terdiri terdapat di suatu ruangan untuk tem kerja komponen pada gardu induk yang terdir ission line control panel.

ormer control panel. corder control panel.

meter dan fault recorder control panel.

rsifat isolatif atau kondisi abnormal atau manyalurkan arus

t pengendali local ponen- komponen di

(11)

e. LRT contr f. Bus coupe g. AC/ DC c h. Syncroniz i. Automatic j. D/L control 7. Cubicle

Cubicle merupa berasal dari out penyulang( feed

Komponen da

a. Panel pe b. Incomi c. Circuit d. Kompone e. Bus sec f. Feeder

8. Rel Daya ( B

ontrol panel. oupel control panel.

control panel. onizing control panel.

atic FD swithching panel. ontrol panel.

erupakan switchgear untuk tegangan menegah output trafo daya dan diteruskan ke pada konsum eeder )yang terhubung dengan cubicle.

Gambar 2.9 Cubicle

n dan rangkaianCubicleantara lain :

nel penghubung (Couple ). oming Cubicle.

uit breaker( CB ) dan Current transformer ( CB ponen proteksi dan pengukuran.

us section.

deratau penyulang.

( Busbar )

ah sebesar 20 kV konsumen melalui

(12)

Fungsi dari transformator da lainnya.

Dalam gardu yaitu:

a. Gardu Induk d Sistem

tersambung

ri rel daya ( busbar ) adalah sebagai titik pe daya, SUTT, SKTT serta komponen- kompone

Gambar 2.10 Rel Busbar.

gardu induk ring busbar dibagi menjadi bebe

du Induk dengan Sitem Ring Busbar.

ring busbar yaitu antara busbar satu denga bung seperti membentuk ring seperti cincin yang m

Gambar 2.11 Sistem Ring Busba

k pertemuan antara ponen gardu induk

beberapa bagian di

(13)

b. Gardu Induk d Gardu induk d pada gardu biasanya ter

c. Gardu Induk S Sistem doubl beban khususn banyak di g

d. Gardu Induk S

du Induk dengan Sistem Single Busbar.

du induk dengan sistem single busbar adalah suta du induk hanya mempunyai satu sistem busbar terdapat pada ujung akhir dari suatu sistem transm

Gambar 2.12 Sistem Single Busbar

du Induk Sistem Double Busbar

double busbar sangat efektif untuk mengura khususnya pada saat perubahan pada sistem. J k di gunakan di gardu induk.

Gambar 2.13 Sistem Double Busbar

du Induk Sistem On Half Busbar

utau sistem busbar busbar saja. Sistem ini

ransmisi.

(14)

Gardu induk satu setanga gunakan pa kapasitas menggunaka secara seri j

2.2.5Persyaratan Prot

Pada sistem tena

tenaga listrik jika ter ialah meminimalisir memungkinkan akan perlatan- perlatan lai pelatan sistem tenaga memiliki peran penting seluruh aspek di a lingkungan sekitar.

induk dengan sistem Half Busbar atau sering ngah, sistem ini memiliki dua jenis busba n pada gardu induk pembangkit tenaga listrik

s yang besar. Pada sistem ini sangat akan tiga buah PMT dalam satu diagonal ri jadi dapat mengurangi pemadaman.

Gambar 2.14 Sistem On Half Busbar

Proteksi Gardu Induk

enaga listrik perlindungan pada perlatan atau kom

terjadi bahaya dan gangguan. Tujuan utama sir terjadinya gangguan pada peralatan gar

an terjadi gangguan dan bahaya yang men lain. Sistem proteksi dapat mengethui kondi naga listrik dalam kondisi normal mauoun abnor

nting, ketersediaan ketersediaan energi listrik ha anteranya adalah handal, aman dan bers

ing disebut sistem busbar ini sering di rik yang memiliki t efektif karena gonal yang terpasang

u komponen sistem

(15)

Gamba

Ada beberapa kr 1. Kepekaan ( S Sistem prote baik dalam mende gangguan yang s 2. Keandalan ( R

Peralatan pr sistem tenaga l tingkat kepekaan

a. Dependa Rele ha memiliki ting b. Security

Peralatan

pengamana gangguan pa

bar 2.15 Diagram Sistem Proteksi Terhadap Gangguan

kriteria pada sistem proteksi tenaga listrik yait n ( Sensitivity ) :

oteksi tenaga listrik harus mempunyai kepeka endekteksi gangguan di kawasan pengamanann g sangat kecil rele harus mampu mendeteksi se n ( Reliability )

n proteksi harus mendeteksi dan melepaskan a listrik yang terjadi gangguan. Rele harus kaan yang cukup tinggi, keandalan dibagi menja

ndability

harus bekerja dengan tingkat kepastian ya ki tingkat keandalan dalam menangani gangguan.

ity

tan proteksi harus memiliki tingkat ke

nan yang cukup tinggi. Persamaan Deskri n pada trafo pada gardu induk adalah sebagai be an

aitu :

kaan yang sangat nannya. Jika terjadi

secara baik.

n bagian perlatan us bekerja dengan

njadi dua yaitu :

yang tinggi dan uan.

keamanan dan

(16)

DP =

× 100%

Keterangan :

DP : Deskripsi presentase gangguan (%) : Frekuensi gangguan (jumlah berapa kali)

N : Jumlah gangguan 3. Kecepatan

Pada sistem proteksi harus mempunnyai tinkat kecepatan untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen. Sistem tenaga sering terjadi gangguan dan sistem proteksi juga memiliki jangka waktu tertentu, maka rele proteksi yang bekerja dengan cepat sistem kerjanya di perlambat agar stabilitas rele tetep terjaga. Persamaanya di tunjukan pada persamaan berikut :

T

op

=t

p

+ t

cb

Keterangan :

top : total waktu yang diperlukan untuk memutuskan hubungan

tp : waktu bereaksinya umit rele

tcb : waktu yang diperlukan untuk pelepasan C.B. 4. Ekonomis

(17)

2.3 Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik 2.3.1 Faktor- Faktor Penyebab Gangguan

Pada gardu induk tidak menutup kemungkinan terjadi gangguanpada sistem tenaga listrik. Faktor penyebab gangguan tersbut adalah :

1. Faktor Manusia

Faktor ini adalah faktor yang mendasar terjadinya gangguan pada sistem tenaga listrik karena disebabkan oleh manusia itu sendiri. Sifat manusia yang lalai dalam melakukan perkerjaan adalah faktor adalah faktor utama terjadinya gangguan pada sistem tenaga listrik.

2. Faktor Internal

Faktor internal merupaka salah satu faktor pendukung terjadinya gangguan pada sistem tenaga listrik. Gangguan tersebut disebabkan oleh komponen itu sendiri karena usia perlatan, keausan peralatan dan lain sebagainya. Faktor ini dapat mengurangi sensitivitas rele pengaman dan mengurandi gaya isolasi pada peralatan.

3. Faktor Eksternal

Faktor eksternal pa\da sistem tenaga listrik disebabkan oleh alam yang sering terjadi pada komponen sistem tenaga listrik. Faktor eksternal diantaranya tersambar petir, gempa bumi, banjir dan faktor yang di akibatkan oleh cuaca atau lingkungan sekitar.

2.3.2 Macam- Macam Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik

Dalam sistem tenaga listrik banyak gangguan yang terjadi akibatnya pelayanan tegangan listrik terganggu kepada konsumen. Pada suatu sistem merasakan gangguan dalam waktu yang singkat ataupun waktu yang lama , maka dari itu gangguan- gangguan pada sistem transmisi tenaga listrik terdiri dari :

1. Gangguan Sistem

Gangguan sistem terjadi pada sistem tenaga listrik di antaranya transformator, busbar, kapasitor, reaktor, busbar, SUTET, SKIT, SUTT. Padagangguan pada sistem dapat di kelompokan menjadi 2 macam ganguan yaitu

(18)

2. Gangguan Non Sistem

Gangguan non sistem adalah gangguan yang berasal dari luar sistem diantaranya adalah kerusakan pada rele dan perlaratan di luar sistem lainnya. Pada gangguan ini pada sistem proteksi terdiri dari :

3. Gangguan Fasa

Gangguan yang terjadi antara dua fasa, tiga fasa secara langsung ataupun tidak langsung. Ditandai dengan naiknya arus dalam waktu yang singkat dan menurunnya tegangan sistem jaringan.

4. Gangguan Tanah

Gangguan yang terjadi karena dua fasa, tiga fasa yang terhubung ke tanah

secara langsung ataupun tidak langsung. Gangguan tanah di antaranya adalah pada tiang, timah pada kabel, badan trafo.

Secara garis besar gangguan tersebut di klasifikasikan menjadi dua faktor gangguan tersbut di antaranya adalah :

a) Gangguan Beban Lebih( Over Load )

Gangguan beban lebih sebenernya bukan merupakan ganggguan pada sistem tenaga listrik, gangguan ini disebablan karena arus yang mengalir melebihi kapsitas yang di tentukan. Jika gangguan ini di bairkan begitu saja maka akan berakibat rusaknya peralatan yang telah di aliri arus listrik.

b) Gangguan Hubung Singkat( Short Circuit )

Gangguan hubung singkat ini disebabkan oleh hubung singkat antara satu fasa, dua fasa, tiga fasa ke tanah. Jenis gangguan jenis berikat pada mengalirnya arus lebih dan tengangan pada fasa yang telah terganggu. Gangguan di golongkan menjadi dau jenis yaitu :

 Gangguan Simetri : Gangguan hubung singkat tiga fasa.

 Gangguan Asimetri : Gangguan yang terjadi hubung singkat satu fasa ke tanah, dua fasa dan dua fasa ke tanah.

(19)

Gangguan ini terjadi karena kelainan pada sistem tenaga listrik yang terjadi karena akibat dua faktor yaitu:

1. Surja petir( Lightning Surge ) : Di sebabkan oleh petir

2. Surja hubung( Switching Surge ) : Beban yang lepas akibat ganguan d) Gangguan Kurangnya Daya

Ganguan kurangnya daya penyebabnya adalah tripnya pada pembangkit di sistem tenaga listrik yang berakibar kerja rele dan circuit breaker terputus dari pusat jaringan. Akibat dari gangguan kurangnya daya adalah runtuhnya sistem atau pemadaman total yang berakibat merugikan konsumen.

e) Gangguan Ketidakstabilan( Instability )

Gangguan ketidakstabilan disebabkan karena berkurangnya unit pembangkit karena tripnya pembangkit atau terpisahnya sistem. Kehilangan pembangkit dapat menyebabkan lepasnya unit- unit pembangkit, hal tersebut dapat menyebabkan ganggguan yang lebih luas.

2.3.3Mengatasi Gangguan Sistem Tenaga Listrik

Dalam sistem tenaga listrik gangguan pada peralatan menyebabkan tersumbatnya aliran tenaga listrik kepada konsumen dan menyebabkan peralatan sistem tenaga listrik menjadi rusak. Dari hal tersebut untuk mengatasipasi hal tersebut dilakukan dengan cara :

1. Peraralatn sistem tenaga listrik akan melalui jalur test untuk membuktikan

keandalannya, karena peralatan yang di bawah standart adalah sumber gangguan.

2. Pemasangan yang benar sesuai prosedur dan spesifikasi yang di berikan oleh pabrik.

3. Menetukan jenis dan koordinasi isolasi yang tepat.

4. Menggunakan Circuit Breaker dan Rela pengaman paa sistem jika tejadi gangguan maka secara otomatis akan terlepas dari peralatan yangb terjadi gangguan.

(20)

6. Penggunaan kawa petir.

7. Membuat sistem tersambar petir m tidak menganggu pe 8. Pemasangan penal

listik agar tidak ter 9. Membuat prosedur

kesalahan agar tida 10. Menghindari hubung

pemasangan reakta rele proteksi, trafo arus PMT, catu daaya DC/

Gam

Dari sistem prote kemungkinan terjadi induk terjadi di dala memperoleh efisien terhadap kebutuhan

digunakan adalah sesua

wart tanah yang baik pada SUTT menhindar

cadangan jika sistem uatama terjadi gangg maka sistem utama memindahkan ke sistem c u penyaluran beban ke konsumen.

alkal petir ( Lightning Arester ) pada peralata k tersambar petir.

dur tata cara pemeliharaan agar tidak me idak terjadi gangguan.

hubung singkat dengan impemedasi untuk m

ktansi pada sistem pertahanan agar gangguan as.

Gangguan Pada Trafo Tenaga di Gardu Indu

terpenting dalam gardu induk adalah sistem nimalisir perlatan utama dari gangguan sehingg rlatan dan dapat dianalisis. Peralatan proteksi t

arus ( CT ), trafo tegangan ( CT ), trafo teanga C/ AC.

mbar 2.16Peralatan proteksi Trafo Tenaga 150/20 KV

proteksi trafo tenaga pada gardu induk di atas di gangguan.Gangguan internal pada trafo tena dalam trafo maupun di luar trafo. Pada prote

n dalam mentukan proteksi yang digunak n dan gangguan yang terjadi kedepannya. J

h sesuai pada Tabel berikut :

ndari tersambarnya

angguan misalnya cadangan supaya

atan sistem tenaga

menghindari dari

uk membatasi arus,

uan fase ke tanah

Induk

m proteksi karena ngga tidak meluas ksi trafo terdiri dari ngan ( PT/ CVT ),

(21)

No Jenis gangguan

Beban lebih - Rele suhu

-6 Tagangan lebih - OVR

- LA

-- Kerusakan isolasi

Tabel 2.1Kebutuhan Fungsi Rele Proteksi Terhadap Berbagi Gangguan

2.3.5Pola Proteksi Traformator Berdasarkan SPLN 52 – 1

Untuk meningkatkan keandalan penyediaan energi listrik, kebutuhan sistem proteksi yang memadai tidak dapat dihindarkan. Sistem proteksi terdiri dari peralatan CT, PT, PMT, Catu daya dc/ac, relai proteksi, teleproteksi yang diintegrasikan dalam suatu rangkaian wiring. Disamping itu diperlukan juga

(22)

Transformator adalah jantung dari sistem penyaluran tenaga listrik, diharapkan transformator memberikan kinerja yang maksimal mengingat kebutuhan tenaga listrik kepada konsumen yang terus meningkat. Dari hal tersebut dibutuhkan sistem proteksi yang handal untuk menunjang kebutuhan. Menurut Standar Perusahaan Umum Listrik Negara ( SPLN ) 52-1 : 1983 pola pengamanan transformator 150/66 kV, 150/20 kV dan 66/20 kV adalah sebagai berikut :

1. Transformator pada gardu induk harus menggunakan sistem proteksi untuk menjaga transformator dari gangguan di antaranya relai arus lebih, relai suhu, relai arus lebih, relai tekanan mendadak, relai arus hubung tanah,

relai bucholz.

2. Transformator 150/20 kV dan 66/20 kV berkapasitas 10 MVA terpasang saklar pemutus beban pada sisi primer.

3. Relai termis harus terpasang pada transformator berkapasitas melebihi 10 MVA.

4. Relai differensial dan relai gangguan tanah terbatas harus terpasang pada transformator kapasitas 30 MVA.

Fungsi peralatan proteksi adalah untuk mengidentifikasi gangguan dan memisahkan bagian jaringan yang terganggu dari bagian lain yang masih sehat serta sekaligus mengamankan bagian yang masih sehat dari kerusakan atau kerugian yang lebih besar.

Sistem Proteksi harus memenuhi syarat sebagai berikut : -Sensitifyaitu mampu merasakan gangguan sekecil apapun

-Andalyaitu akan bekerja bila diperlukan (dependability) dan tidak akan bekerja bila tidak diperlukan (security).

-Selektifyaitu mampu memisahkan jaringan yang terganggu saja. -Cepatyaitu mampu bekerja secepat-cepatnya.

(23)

bagiansistem/ peralatanyangdilalaluiarusgangguandapatdihindaridankestabilansyst emdapatterjaga.

No Jenis Proteksi

Kapasitas

≤ 10 10 < ÷ <30 ≥30

1 Rele suhu + + +

2 Rele bulcholz + + +

3 Rele jansen + + +

4 Rele tekanan lebih + + +

5 Rele differensial - - +

6 Rele tangki tanah - +

-7 Rele hubung tanah terbatas (REF) - - +

8 Rele beban lebih (OLR) + + +

9 Rele arus lebih (OCR) + + +

10 Rele hubung tanah (GFR) + + +

11 Pelebur (Fuse) + -

Gambar

Gambar 2.1 Komponen Utama Sistem Tenaga Lis Listrik
Gambar 2.2 Jaringan Tenaga Listrik
Gambar 2 .3 Gardu Induk
Gambar 2 .4 Trafo Tenaga
+7

Referensi

Dokumen terkait

HPS : Rp.247.8Q0.000.- (Dua Ratus Empat Puluh Tujuh Juta Delapan Ratus Ribu Rupiah).. FETiENANG: Nama Perusahaan Nama

Berdasarkan Berita Acara Penetapan Pemenang Pengadaan Jasa Konstruksi Pelaksana Nomor : W25_U/41/PL.01/IV/2014 tanggal 30 April 2014 maka dengan ini kami POKJA

SSPI menggunakan analisis kegagalan PL untuk mengumpulkan informasi seputar semua kesalahan &amp; cacat yg terjadi pada saat sebuah aplikasi, sistem, atau produk dikembangkan

[r]

 Sering terjadi penyimpangan dalam lot yang besar. Jika pesanan dalam jumlah banyak sering terdapat penyimpangan. Permasalahan dalam Supply chain yang Terintegrasi.. Data pull

F.A.Wagner dan Van der Hoop berpendapat bahwa tinggalan arekeologis yang terbuat dari batu berukuran kecil atau dari kayu sekalipun dapat dikataan sebagai hasill tradisi

Dalam meningkatkan kualitas pembelajaran teknik dasar passing bola basket ( chest pass dan bounce pass ), pendidik penjasorkes diharapkan mampu menguasai dan

Berdasarkan dari hasil penelitian banyak dari tamu sudah merasa cukup puas dengan pelayanan yang diberikan oleh fairway lounge , hal ini dapat dilihat dari beberapa