• Tidak ada hasil yang ditemukan

Relasi Laki-Laki dengan Perempuan Menurut Pandangan Islam dalam Novel Maha Cinta Adam-Hawa Karya Muhammad El-Natsir: Sosiologi Sastra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Relasi Laki-Laki dengan Perempuan Menurut Pandangan Islam dalam Novel Maha Cinta Adam-Hawa Karya Muhammad El-Natsir: Sosiologi Sastra"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep

Konsep dibutuhkan dalam penelitian untuk menentukan aspek yang menyangkut apa saja yang akan diteliti, sehingga penjabaran materi menjadi terarah, tidak melebar ke hal-hal yang lain. Adapun konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

2.1.1 Pengertian Relasi

Relasi merupakan suatu pondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di dalam masyarakat. Dengan adanya nilai dan norma yang berlaku, relasi itu sendiri dapat berlangsung dengan baik jika aturan-aturan dan nilai-nilai yang ada dapat dilakukan dengan baik. Yuyun (2010:11), menjelaskan bahwa,”Relasi dalam suatu masyarakat dapat berlangsung dengan baik jika aturan-aturan dan nilai-nilai yang ada dapat dilakukan dengan baik. Jika tidak adanya kesadaran pribadi masing-masing, maka proses sosial itu sendiri tidak dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.”

(2)

perempuan sesungguhnya tidak menjadi persoalan sepanjang tidak mengalami ketidakadilan gender. Dalam kehidupan, perempuan adalah relasi bagi laki-laki, begitu pula sebaliknya.”

2.1.2 Pengertian Laki-Laki

Laki-laki adalah sebutan yang digunakan untuk spesies manusia berjenis kelamin jantan.Lawan jenis dari pria adalah wanita.Pria adalah kata umum yang digunakan untuk menggambarkan laki-laki dewasa.Laki-laki yang sudah menikah dipanggil dengan sebutan ayah.Untuk laki-laki yang belum menikah atau berada antara umur 16 hingga 21 tahun disebut juga dengan bujangan.

Brahmanto (2010:6) menjelaskan,”Laki-laki lebih banyak melakukan sesuatu dibandingkan dengan perempuan, sedangkan perempuan melakukan apa yang lebih banyak daripada apa yang berani dilakukan laki-laki.” Lebih lanjut, menurut KBBI (2008:773) laki-laki yaitu, ”Orang atau manusia yang mempunyai zakar, kalau dewasa memiliki jakun dan adakalanya berkumis.” Dalam kehidupan,

terutama keluarga, laki-laki memiliki peran yang sama pentingnya dengan perempuan. Laki-laki bagaikan gunung yang tinggi, sedangkan perempuan bagaikan lautan yang luas.Di dalam pendidikan keluarga, mereka berdua memiliki keunggulan masing-masing.

(3)

2.1.3 Pengertian Perempuan

Manusia pertama diciptakan Allah swt.adalah Nabi Adam a.s, kemudian Allah menciptakan Hawa sebagai pendamping hidupnya. Hawa adalah ibunya para manusia, dari Hawa pula semua perempuan dan laki-laki di dunia ini terlahir.Seorang perempuan sangat berperan penting dalam kehidupan.Banyak definisi perempuan, namun semua definisi berpandangan bahwa perempuan adalah sosok yang hebat terlepas dari kekurangan yang dimilikinya. Sesuatu yang menyangkut perempuan akan terus mendapat perhatian untuk dibicarakan. Bagi sebagian orang, perempuan adalah masyarakat kelas dua, ia tidak berhak untuk berpendapat bahkan mengurus dirinya sendiri, semuanya diatur oleh laki-laki.

(4)

wanita yang bersifat halus, mengabdi, setia pada suami, suka atau tidak inilah tugas dan lakon yang harus dijalankan perempuan.

Sekalipun dalam sejarah, tidak ada seorang pun perempuan ditunjuk sebagai rasul, tetapi Islam sedemikian tinggi memuliakan kaum perempuan. Dalam Alquran di antara 114 surat, terdapat satu surat yang diberi nama Annisak, yang artinya perempuan. Surat itu dalam Alquran diletakkan setelah surat Ali Imran. Penempatan itu terasa sangat jelas, memberikan gambaran tentang kemuliaan dan posisi kaum perempuan.Nama Ali Imran dalam sejarah dikenal sebagai gambaran keluarga ideal. Melalui nama surat itu, dapat ditangkap bahwa Allah swt.menunjukkan keluarga ideal, yaitu keluarga Imran, yang seharusnya ditiru oleh siapapun tatkala akan membangun sebuah keluarga. Penempatan surat Annisak setelah surat Ali Imran, dapat dijadikan sebagai petunjuk atau inspirasi, bahwa kunci untuk membangun keluarga ideal adalah terletak pada kaum perempuan. Kaum perempuan dalam kehidupan keluarga selalu menempati posisi tertentu.Baik atau buruknya keluarga, terletak pada kaum perempuan.”Seorang perempuan adalah penjaga di rumah suaminya dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas penjagaannya.” (HR. Bukhari dan Muslim, 2012:35).

2.1.4 Relasi Laki-Laki dengan Perempuan

(5)

berlaku, interaksi sosial itu sendiri dapat berlangsung dengan baik jika aturan-aturan dan nilai-nilai yang ada dapat dilakukan dengan baik.

Casofa (2009:21) menjelaskan bahwa, Allah swt.menjadikan perempuan dan laki-laki agak berlainan dalam hal bentuk dansusunan tubuhnya, sesungguhnya untuk menunjukkan perbedaan manayang disebut laki-laki dan mana yang disebut perempuan. Perbedaan itu tentumengandung hikmah dan manfaat-manfaat dalam kehidupan manusia itu sendiri.Melalui perbedaan itu pula, mereka merasa dapat saling mencintai, menyayangi,saling melengkapi, serta saling bahu-membahu di dalammelakukan tugas memakmurkan dunia sebagai khalifah Allah swt.di muka bumi. Hal inisebagaimana dinyatakan dalam firman Allah swt.dalam Q.S. Al-Hujurat ayat49, yang artinya:

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seoranglaki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsadan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.Sesungguhnya, orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allahialah orang yang paling takwa di antara kamu.Sesungguhnya, AllahMaha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” [Q.S. 49:13]

(6)

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Sosiologi Sastra

Sosiologi sastra menjadi landasan dalam penelitian ini.Teori ini dapat dipahami mengenai pengambaran masyarakat dalam karya sastra.Selain itu, dengan mengunakan landasan teori sosiologi sastra, karya sastra dapat dikaji atau fokus pada bentuk-bentuk sosial kemasyarakatannya.Menurut Nata (2012:42), ”Melalui pendekatan sosiologi, agama akan dapat dipahami dengan mudah,

karena agama itu sendiri diturunkan untuk kepentingan sosial.”

”Pendekatan terhadap sastra yang mempertimbangkan segi-segi

kemasyarakatan ini disebut sosiologi sastra.Istilah itu tidak berbeda pengertiannya dengan sosiosastra, pendekatan sosilogis, atau sosiokultural.Sosiologi sastra dalam pengertian ini mencakup berbagai pendekatan, masing-masing didasarkan pada sikap dan pandangan teoretis tertentu.”(Damono, 1984:2).

Selanjutnya sosiologi sastra menurut pandangan Damono (1984:7) merupakan,”Disiplin ilmu yang mengkaji masyarakat dan sastra. seperti halnya sosiologi, sastra berurusan dengan manusia dalam masyarakat: usaha manusia untuk menyesuaikan diri dan mengubah masyarakat.”

(7)

Ian Watt (dalam Damono, 1984:3-4) dengan melihat relasi timbal-balik antara sastrawan, sastra, dan masyarakat, membagi telaah sosiologi sastra ke dalam tiga bagian: (1) Konteks sosial pengarang, yakni menyangkut posisi sosial masyarakat dan kaitannya dengan masyarakat pembaca, termasuk di dalamnya faktor-faktor sosial yang bisa mempengaruhi pengarang sebagai perseorangan di samping mempengaruhi isi karya sastranya, (2) Sastra sebagai cermin masyarakat, yang ditelaah adalah sampai sejauh mana sastra dianggap sebagai pencerminan keadaan masyarakat, (3) Fungsi sosial sastra, dalam hal ini sampai berapa jauh nilai sastra berkaitan dengan nilai sosial, dan sampai berapa jauh nilai sastra dipengaruhi oleh nilai sosial, dan sampai seberapa jauh pula sastra dapat berfungsi sebagai pembaharu, pemberontak, penghibur dan sekaligus sebagai pendidikan bagi masyarakat pembaca.Jadi, dalam kajian ini peneliti menganalis berdasarkan sosiologi sastranya.

2.2.2 Pengelompokan RelasiLaki-Laki dengan Perempuan

Ada beberapa jenis relasi antara laki-laki dengan perempuan menurut Brahmanto (2010:15) yaitu,relasi sebagai suami istri, relasi dalam keluarga, dan relasi dalam bidang sosial.Berikut peneliti jelaskan secara rinci.

1) Relasi Antara Laki-Laki dengan Perempuan Sebagai Suami Istri

(8)

yaitu menjadikan keluarga sebagai keluarga yang benar menurut pandangan Islam.

Laki-laki menurut pandangan Islam adalah kepala rumah tangga, dan istri adalah ibu rumah tangga. Hal ini sebagaimana yang tercantum dalam UU perkawinan no 1 tahun 1974 pasal 31, dan dipertegas pada pasal 34 pada undang-undang yang sama yaitu, ”Suami wajib melindungi istri dan istri wajib mengatur rumah tangga sebaik-baiknya.” Terjemahan sosial menurut undang-undang tersebut adalah istri wajib mengikuti kehendak suami.Peran dan posisi perempuan dalam rumah tangga hanya dicukupkan menyandang status istri dan ibu, tidak dipandang sebagai manusia utuh yang memiliki otonomi.

2) Relasi Antara Laki-Laki dengan Perempuan dalam Keluarga

Relasi antara laki-laki dengan perempuan dalam keluarga akan tercermin melalui perilaku dan kesehariannya. Menjalin relasi atau hubungan yang baik serta mengenalkan etika maupun norma dalam keluarga adalah hal penting untuk dipatuhi dalam bermasyarakat. Belajar bagaimana menjaga perasaan antara sesama anggota keluarga, serta menghormati keberadaan anggota keluarga apapun kondisi mereka.

(9)

harusnya seseorang dibangun, diajar, dilengkapi, dan dibimbing untuk tugas mulia yaitu hidup bersama.”Relasi antara laki-laki dengan perempuan dalam sebuah

keluarga dapat menjadi penunjang atau sarana pendukung untuk meningkatkan ketakwaan, bukan sekadar amanah dan tanggungjawab.

3) RelasiLaki-Laki dengan Perempuan dalam Bidang Sosial

Setiap individu atau manusia akan selalu membutuhkan individu lain dalam menjalani kehidupannya, karena hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan mampu bertahan tanpa adanya bantuan dari orang lain. Laki-laki dan perempuan memiliki dorongan untuk saling mengadakan relasi dalam interaksi sosial.Dengan demikian, maka terjadilah interaksi antara individu yang satu dengan individu yang lainnya.Dari interaksi sosial tersebut, individu yang satu dapat memengaruhi dan memperbaiki sikap individu lainnya.Jadi, terdapat relasi yang timbal balik di antara keduanya.

Sejak dini hidup bermasyarakat harus dikembangkan, sejak seseorang mengenal orang lain di luar dirinya sendiri, sejak usia kanak-kanak hingga dewasa, bahkan orang tua, hingga dalam masyarakat dalam pergaulannya tidak lepas dari bersosialisasi.

2.2.3RelasiLaki-Laki dengan Perempuan Menurut Pandangan Islam

(10)

artinya,”Katakanlah kepada laki-laki beriman, hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya.”

Pada dasarnya hubungan pergaulan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan sangat potensial menimbulkan penyimpangan.Karena alasan inilah Islam memberikan batasan yang sangat ketat. Beberapa ketentuan dasar dalam hubungan antara laki-laki dengan perempuan di dalam Alquran dan hadis Nabi saw., adalah sebagai berikut:

a. Batasan Memandang dan Aurat

Islam memerintahkan agar orang beriman baik laki-laki maupun perempuan menahan pandangannya ketika menghadapi sesuatu yang potensial terhadap fitnah.Itulah alasannya mengapa Islam melarang seseorang saling berpandangan dengan lawan jenisnya. Larangan tersebut tercantum dalam Alquran dan hadis sebagai berikut:

”Dan katakanlah kepada orang-orang yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya.Yang demikian itu lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah maha mengetahui terhadap apa yang mereka lakukan.” (An-Nur:30)

Hadis dari Jarir bin Abdullah ra.ia berkata:”Aku bertanya kepada Rasulullah saw. tentang memandang (lawan-jenis) secara tiba-tiba (tanpa disengaja). Lalu beliau memerintahkan aku mengalihkan pandanganku.” (HR. Muslim, 2012:37).

b. Larangan Khalwat dan Safar Tanpa Disertai Muhrim

(11)

wanita, karena yang ketiganya adalah setan.” (HR. Tarmidzi dan Ahmad, 2012:38). Selanjutnya ditegaskan kembali dalam hadis berikut, ”Salah seorang dari kalian tidak boleh menyendiri dengan seorang wanita, kecuali bersama dengan muhrimnya.” (HR. Bukhari dan Muslim, 2012:39)

c. Larangan Bersentuhan Kulit

Di dalam sebuah hadits, Aisyah ra.berkata, ”Demi Allah, tangan Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali meskipun saat membaiat (janji setia kepada pemimpin).” (HR. Bukhari, 2012:40).Hal ini karena

menyentuh lawan jenis yang bukan muhrim merupakan salah satu perkara yang diharamkan di dalam Islam.

Pada dasarnya, Allah swt.menciptakanlaki-laki dan perempuansebagai manifestasi keindahan Ilahi, juga sebagai tempat sama-sama memperoleh ketenangan dan ketenteraman. Seorang perempuan memiliki perhitungan dan sikap cermat dalam membina relasinya dengan laki-laki.Salah satu tema utama sekaligus prinsip pokok dalam ajaran Islam adalah persamaan antara manusia, baik laki-laki dan perempuan maupun antarbangsa, suku, dan keturunan.Dalam ajaran Islam, perempuan bukanlah musuh kaum laki-laki.Sebaliknya, perempuan adalah bagian dari laki-laki dan demikian pula laki-laki adalah bagian dari perempuan, keduanya bersifat saling melengkapi.

(12)

sama lain. Selain itu, Islam tidak memisahkan laki-laki dan perempuan, sebab antara laki-laki dan perempuan adalah pelindung satu sama lain. Ada banyak bagian yang berhubungan dengan laki-laki dan perempuan yang tersebar dalam Alquran, namun ada sejumlah menyatakan bahwa Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuandengan derajat yang berbeda.Pada dasarnya semua manusia adalah ciptaan Allah yang sama derajatnya, yang membedakan hanya dari sisi keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah.Allah swt.berfirman ”Barang siapa mengerjakan amal salih, baik laki-laki atau perempuan, sedang ia beriman, maka mereka itu akan masuk ke dalam surga dan mereka tidak terniaya sedikitpun.” (QS. Annisak ayat:124).

Dalam membina hubungan antara laki-laki dengan perempuan sepantasnya dianjurkan untuk berbuat baik. Disebutkan dalam sebuah hadis, ”Berbuat baiklah kepada wanita, karena wanita itu diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok yang paling atas....”Hadis tersebut merupakan perintah kepada para suami, para ayah, saudara laki-laki dan lainnya untuk menghendaki kebaikan untuk kamu wanita, berbuat baik terhadap mereka, tidak menzalimi mereka, dan senantiasa memberikan hak-hak mereka serta mengarahkan mereka kepada kebaikan. Karena perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki, karena perempuan bagian dan relasi bagi laki-laki, maka apa yang menjadi bagian hidup laki-laki, itu juga yang menjadi bagian hidup perempuan.

(13)

berupa kelemahlembutan, keluwesan, keindahan, kecantikan, rahim untuk melahirkan, dan mengurusi hal-hal yang kadang dianggap sepele.

Islam menghargai kaum perempuan sebagai manusia terhormat.Sebagaimana kaum laki-laki, perempuan mempunyai hak-hak kemanusiaan, karena keduanya merupakan bersaudara yang dilahirkan oleh satu ayah yaitu Adam dan satu ibu yaitu Hawa.Laki-laki dan perempuan berasal dari satu keturunan yang sama dalam karakter kemanusiaannya secara umum. Keduanya adalah sama dalam hal beban dan tanggung jawab, dan di akhirat kelak akan sama-sama menerima pembalasan.

Kompleksitas ajaran Islam dapat dilihat dari tujuan umumnya, yaitu sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam.Begitu pula dalam mewujudkan masyarakat yang ideal.Sebagai salah satu upaya tersebut, pernikahan merupakan dasar pembentuk dan pembangun masyarakat.Relasi antara suami istri perlu dibina dengan baik agar muncul generasi-generasi dengan berbagai karakter yang tidak menyimpang dari pandangan Islam.Sebagaimana firman Allah swt. yang artinya:

”Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya, dan dari keduanya Allah mengembangkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan mempergunakan namanya kamu saling meminta satu sama lain, dan periharalah relasi silaturrahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (Q.S. Annisak ayat:1)

(14)

keduanya saling menyempurnakan sebagaimana dijelaskan di atas.Oleh sebab itu, Allah memerintahkan kepada manusia untuk senantiasa bertakwa kepada-Nya dan memelihara relasi kasih sayang antara mereka.

2.3 Tinjauan Pustaka

Beberapa penelitian sebelumnya yang menjadi tinjauanpeneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Safiudin (2011)dengan judul penelitiannya Nilai Religius Islam dalam novel Sangkakala Cinta Karya Khaeron Sirin.Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi yang obyektif tentang nilai-nilai religius Islam dalam novel Sangkakala Cinta karya Khaeron Sirin, sehingga dapat bermanfaat menambah pengetahuan dan wawasan dalam mengenal nilai-nilai religius Islam. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang mengkhususkan dan melihat melalui sudut pandang religius Islam.Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriftif kualitatif yaitu peneliti berusaha menguraikan atau mendeskripsikan obyek yang diteliti dengan menggambarkan nilai religius Islam dalam novel Sangkakala Cinta karya Khaeron Sirin.Sumber data dalam penelitian ini berupa satuan cerita yang terdapat dalam novel Sangkakala Cinta karya Khaeron Sirin.Teknik dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data dan teknik analisis data menggunakan pendekatan struktural dengan bantuan pendekatan religius.

(15)

kepada takdir Allah, (2) nilai syariat yaitu menjalankan ibadah salat dan berdoa, dan (3) nilai akhlak yang berupa berbakti kepada orang tua, saling menolong, saling memaafkan, bersyukur, menjauhi perbuatan syirik, berpendirian, dan bersilaturrahim. Nilai-nilai Islam tersebut dianalisis menggunakan teori struktural yang dilihat dari tokoh dan penokohan dalam novelSangkakala Cinta dengan menggunakan bantuan pendekatan religius untuk menemukan nilai-nilai Islaminya.

Juliani (2009) dengan judul penelitiannya RelasiLaki-laki dan Perempuan dalam novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan relasi antara laki-laki dan perempuan menurut pandangan yang objektif dalam pandangan Islam.Penelitian ini menggunakan pendekatan kulitatif.Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriftif kualitatif yaitu peneliti berusaha menguraikan atau mendeskripsikan obyek yang diteliti dengan menggambarkanrelasi antara laki-laki dan perempuan dalam novel tersebut.Teknik dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.Relasi dalam novel dianalisis dengan menggunakan teori sosiologi sastra. Hasil penelitian ini yaitu, menggambarkan bagaimana seharusnya relasilaki-laki dan perempuan dalam pandangan Islam seperti tergambar dalam novel Ayat-Ayat Cinta, sehingga dapat menambah wawasan pembaca tentang bagaimana berkomunikasi dengan lawan jenis dalam ajaran Islam.

(16)

atau peranan gender dalam masyarakat, khususnya berkaitan dengan pola relasi gender dalam perspektif ekonomi. Namun, antara kajian yang menfokuskan aspek tekstual adalah pendekatan narratologi, yang meneliti teks-teks yang menjadi bahan bacaan dalam sesuatu masyarakat.

Artikel ini cenderung membahas tentang analisis gender dan penerapannya dalam syariat Islam. Metode analisis muncul karena perubahan dalam struktur sosial yang membentuk pola relasi sosial saat ini yang benar-benar berbeda dari relasi sosial tradisional.Sesuai dengan ini, ada juga munculnya diskriminasi gender dalam masyarakat Muslim saat ini. Antara kriteria yang akan digunakan dalam jenis analisis seperti perbedaan antara konsep seks dan gender, identifikasi keberadaan beberapa elemen dalam relasi gender seperti marginalisasi, subordinasi, ganda beban, stereotip gender, pelecehan seksual dan kekerasan berbasis gender. Penelitian ini menunjukkan bahwa analisis gender mekanisme yang relevan untuk diterapkan dalam mengevaluasi relasi gender dalam hukum Islam. Namun, masih perlu didasarkan pada nilai keadilan.Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa, tidak semua perbedaan antara jenis kelamin dalam perspektif analisis gender menyiratkan ketidakadilan gender.Oleh karena itu, berkeadilan gender dapat diperoleh dengan meletakkan sebuah elemen dalam tempat dan fungsi yang tepat.

(17)

Referensi

Dokumen terkait

You just didn’t know it!” Wilson hooted.. “I saw you flying the day I got my

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik skripsi ini

Sejauh ini beberapa mekanisme pengambilan keputusan pemberian kredit masih dikerjakan secara manual serta penilaian yang dilakukan tiap petugas di lapangan tidak sesuai

On the other hand, Greenaway et al., (2009), find non-monotonic relationship between foreign ownership and company value, joint venture has better performance than companies

Kesimpulan dari hasil penelitian tentang pola makan dengan hipertensi terhadap 40 responden di daerah Puskesmas Parongpong adalah ada hubungan yang

Walaupun demikian tidak semua orang kemudian membuat keris, karena masyarakat percaya bahwa peng- garapan keris bukanlah jenis pekerjaan fisik saja, namun juga pekerjaan

Syndromic surveillance data, if available, are used by public health practitioners as early indicators of influenza outbreaks within their own jurisdictions and adjacent

Sistem Penyemaian Kecam bah dan Pemisah Kulit Kecambah dengan Metode Air Berbasis Mikrokontroler ATMega 16 adalah sebuah alat yang digunakan untuk membantu meringankan