• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tindak Tutur Dalam Bahasa Melayu Tanjung Balai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tindak Tutur Dalam Bahasa Melayu Tanjung Balai"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu yang

ada dalam pikiran, namun lebih jauh lagi bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk

berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan.

Bahasa adalah sebuah sistem, artinya, bahasa dibentuk oleh sejumlah komponen yang

berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan.Sistem bahasa berupa lambang-lambang bunyi,

setiap lambang bahasa melambangkan sesuatu yang disebut makna atau konsep.Karena setiap

lambang bunyi itu memiliki atau menyatakan suatu konsep atau makna, maka dapat

disimpulkan bahwa setiap suatu ujaran bahasa memiliki makna.

Bahasa Indonesia adalah salah satu kebanggaan bangsa Indonesia.Bahasa Indonesia

berkedudukan sebagai bahasa nasional yang mengalami perjalanan sejarah yang

panjang.Perjalanan yang ditempuh oleh bahasaIndonesia tak terpisahkan dengan perjalanan

yang ditempuh oleh bangsa Indonesia untuk merdeka.

Nama bahasa Indonesia baru dikenal sejak 28 oktober 1928, yang sebelumnya bernama

bahasa Melayu.Bahasa Melayu yang mendasari bahasaIndonesia yang kemudian dijadikan

bahasa persatuan.

Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai

lambang kebangsaan nasional, lambang identitas nasional, alat pemersatu berbagai suku bangsa

(2)

dan antar budaya. Dalam perjalanan perkembangan bahasa Indonesia banyak sekali jaringan

masalah kebahasaan di Indonesia. Hal itu disebabkan oleh adanya persentuhan antara

bahasaIndonesia dan bahasa daerah, dan adanya persentuhan antara bahasaIndonesia dan bahasa

asing.

Bahasa tidak bisa lepas dari kehidupan manusia sebagai mahluk sosial, sebab fungsi

bahasa sangat urgen (penting) bagi kehidupan manusia seperti apa yang telah dinyatakan oleh

Ritonga (2007 : 2) bahwa secara umum bahasa itu berfungsi sebagai alat komunikasi antar

anggota masyarakat, bila fungsi umum itu diperinci maka dapat dikatakan bahasaitu mempunyai

fungsi untuk :

a. tujuan praktis yaitu untuk mengadakan antar hubungan (interaksi) dalam pergaulan sehari-hari.

b. tujuan artistik yaitu manusia mengolah dan mengungkapkan bahasa itu dengan seindah-indahnya guna pemuasan rasa estetis manusia.

c. menjadi kunci pembelajaran pengetahuan-pengetahuan lain dan,

d. tujuan filologis yaitu mempelajari naskah-naskah tua untuk menyelidiki latar belakang sejarah manusia, sejarah kebudayaan, sejarah adat, serta perkembangan bahasa itu sendiri.

Jika dilihat dari penjelasan fungsi bahasa diatas, berarti bahasa sangat erat kaitannya

dengan segala aktivitas manusia yang ada di muka bumi ini,dapat dikatakan bahwa fungsi

bahasa sangat mempengaruhi tindak-tanduk masyarakat.

Pada dasarnya bangsa Indonesia berlatar belakang kedaerahan.Masing-masing daerah

atau suku bangsa mempunyai bahasa daerahnya sendiri.Seperti halnya masyarakat Melayu,

yang menggunakan bahasa Melayu berdasarkan daerah masing-masing.Khususnya di Sumatera

Utara sangat banyak dijumpai bahasa Melayu yang berbeda-beda.Salah satu contohnya bahasa

Melayu Tanjung Balai, yang mana masyarakat Melayu Tanjung Balai masih memegang teguh

(3)

Banyaknya tumbuh permukiman ini membuat terjadinya asimilasi dalam hal

kebudayaan termasuk bahasa.Kenyataan ini membuat percampuran bahasa juga begitu cepat

terjadi diSumatera Utara, walaupun masih mengacu pada akarnya yaitu bahasa Melayu.

Kenyataan ini juga membuat bahasa Melayu di Sumatera Utara hadir dalam berbagai

dialek, antara lain bahasa Melayu dialek Langkat yang populasinya berada disekitar Kabupaten

Langkat dan kotaBinjai. Bahasa Melayu dialek DeliSerdang yang populasinya antara

kotaMedan dan Kabupaten DeliSerdang.Bahasa Melayu dialek Bandar Kalipah yang

populasinya antara sebagian Kabupaten DeliSerdang, kemudian Kabupaten SerdangBedagai,

kotaTebing Tinggi, dan Pagurawan (Kabupaten Batubara).Bahasa Melayu dialek Batubara yang

populasinya berada diwilayah sekitar Batubara (yakni mulai Kecamatan Medang Deras,

Seisuka, Air Putih, Limapuluh, Talawi, Tanjung Tiram dan SeiBalai).Bahasa Melayu dialek

Asahan populasinya terfokus diKisaran dan perbatasan dengan kotaTanjung Balai.Bahasa

melayu dialek Tanjung Balai disekitar kotaTanjung Balai.Bahasa Melayu juga hadir dalam

beberapa dialek dikabupaten Labuhan Batu yaitu bahasa Melayu dialek Panai, bahasa Melayu

dialek Bilah dan bahasa Melayu dialek Kualuh.

Dari dialek-dialek ini sebenarnya tidak banyak perbedaan yang mencolok, hanya dari

segi pengucapan beberapa kata tertentu,misalnya diLangkat untuk menyebutkan kata ‘apa’

diucapkan ‘ape’, di DeliSerdang diucapkan ‘maya’, di Batu Bara dan Asahan diucapkan ‘apo’.

Hal ini dimungkinkan karena pada umumnya daerah-daerah ini pada mulanya dihuni oleh para

imigran Melayu dari Jambi, Palembang, Riau dan Semenanjung Malaysia.

Istilah pragmatik pertama kali muncul berasal dari seorang filosof pada tahun 1938 yang

(4)

dasar, yaitu sintaksis, semantik dan pragmatik.Menurut Charles Morris yang dikutip dari

Levinson dalam Nadar (2009:5) mengartikan bahwa pragmatik sebagai “the study of relation of

signs to interpreters” atau studi relasi antara tanda-tanda dengan para penafsirnya.Oleh karena

itu, tanda-tanda yang dimaksud dalam pengertian tersebut adalah bahasa yang berawal dari suatu

pemikiran dan kemudian berkembang pragmatik sebagai salah satu cabang ilmu lingusitik.

Pragmatik terus mengalami perkembangan, yakni ditandai dengan semakin banyaknya

teori-teori yang dikeluarkan oleh para ahli. Para ahli seperti Austin, Searle dan Grice

menghasilkan teori baru tentang ilmu pragmatik. Austin dan Searle mengemukakan

teori-teori tindak tutur (speech act), sedangkan Grice tentang prinsip kerjasama (cooperative

principles) dan implikatur percakapan (conversational implicature) Rustono, (1999:1).

Didalam pragmatik, tuturan merupakan suatu bentuk tindakan dalam konteks situasi tutur

sehingga aktivitasnya disebut tindak tutur.Menurut Rustono (1999:31) tindak tutur (speech act)

merupakan etnisitas yang bersifat sentral dalam pragmatik. Dalam berkomunikasi setiap penutur

akan melakukan kegiatan mengujarkan tuturan.Yule (1996 :47) berpendapat bahwa tindak tutur

adalah tindakan-tindakan yang ditampilkan lewat tuturan. Setiap tindak tutur yang diucapkan

oleh seorang penutur mempunyai makna tertentu. Tindak tutur dapat berwujud permohonan,

permintaan maaf,keluhan, pujian, undangan atau janji.

Kajian tindak tutur, merupakan hal yang perlu dikaji. Tindak tutur merupakan

pengejawantahan kompetensi komunikasi seseorang. Scheffrin(1994:365) mengemukakan,

people can do things to perform speech acts because the rules through with speech acts are

(5)

masa kanak-kanak hingga dewasa, berkembang sesuai dengan aturan yang merupakan konvensi

dalam komunitas bahasa tiap manusia.

Grass (1996:127) mengemukakan, tindak tutur bersifat fundamental pada komunikasi

manusia,... that fundamental to human communication is the nation of speech act. Sementara

Cohen (1996:384) mengatakan bahwa, a speech act is functional unit in communication, yang

berarti tindak tutur merupakan unit yang berfungsi penting dalam komunikasi.

Siregar (2003:172-173) mengatakan bahwa komunikasi sehari-hari atau siasat bahasa

dalam tindak tutur antara penutur dan penutur bertujuan untuk menciptakan dan menjaga

hubungan sosial, berhubungan dengan kesantunan.

Kesantunan atau etiket adalah tata cara, adat atau kebiasaan yang berlaku dalam

masyarakat. Kesantunan merupakan aturan perilaku yang ditetapkan atau disepakati bersama

oleh suatu masyarakat tertentu sehingga kesantunan sekaligus menjadi prasyarat yang disepakati

oleh perilaku sosial. Oleh karena itu, kesantunan ini biasa disebut tatakrama.

Seseorang pada umumnya tidak pandai memilih petuturan yang baik atau bahkan tidak

memahami jenis dan fungsi petuturan yang seharusnya mereka pergunakan, baik dilingkungan

instansi maupun dilingkungan masyarakat pada umumnya. Hal ini dapat terjadi karena beberapa

faktor, diantaranya faktor pengetahuan seseorang, faktor lingkungan, faktor pergaulan dan faktor

keadaan daerah.Sebagai salah satu contoh petuturan yang disampaikan seseorang yang

kesehariannya di pasar sangat lah jauh berbeda dengan petuturan yang disampaikan seorang guru

yang kesehariannya menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswanya dilingkungan

sekolah.Begitu pun tidak sedikit orang yang masih banyak kesalahan dalam menggunakan

(6)

Masyarakat Melayu masih mempertahankan kelestarian bahasanya, walaupun pada saat

ini sudah banyak terjadi perubahan, yang terjadi didalam bahasa yang digunakan masyarakat

Tanjung Balai sehari-hari. Dimana pengaruh bahasa gaul atau bahasa yang menggunakan

singkatan-singkatan lebih mendominasibahasa Melayu, terutama bahasa yang digunakan oleh

angkatan mudanya.

Dalam tindak tutur bahasa Melayu Tanjung Balai terlihat sebuah percakapan yang

menggambarkan adanya makna dibalik pengucapan bahasa yang digunakan seseorang terhadap

lawan bicaranya, contoh :

Udin : “Omak sodang mamasak di dapur” (ibu sedang memasak di dapur)

Kalimat tersebut memiliki informasi bahwa ibu dari si Udin sedang memasak didapur.

Dari contoh diatas kita dapat melihat adanya sebuah tindak tutur lokusi didalam kalimat

pernyataan dalam bahasa Melayu Tanjung Balai. Tindak tutur lokusi di atas diutarakan oleh

penuturnya semata-mata untuk menginformasikan sesuatu tanpa tendensi untuk melakukan

sesuatu, apalagi untuk mempengaruhi lawan tuturnya.

Bahasa Melayu adalah bahasa yang digunakan masyarakat Tanjung Balai dalam

kehidupan sehari-hari disamping bahasa Indonesia, namun adanya perubahan fungsi tindak tutur

terhadap pemahaman penggunaannya, maka penulisperlu untuk mengadakan sebuah penelitian

tentang kajian pragmatik pada sub tindak tutur dengan judul tindak tutur dalam bahasa Melayu

(7)

1.2 Rumusan Masalah

Setiap pembahasan memiliki masalah pokok yang akan dikaji, masalah tersebut dapat

kita artikan sebagai suatu hambatan dalam mencapai tujuan.

Tindak tutur adalah salah satu analisis pragmatik yang mengkaji bahasa dengan aspek

pemakaian aktualnya. Dalam mempelajari tindak tutur , maka si penutur harus memahami makna

tindak tutur didalam bahasa tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis

membuat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Jenis tindak tutur apakah yang digunakan dalam bahasa Melayu Tanjung Balai ?

2. Apakah fungsi tindak tutur dalam bahasa Melayu Tanjung Balai ?

3. Skala kesantunan apa sajakah yang terdapat pada tindak tutur dalam bahasa Melayu

Tanjung Balai?

1.3 Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menggali salah satu bentuk wacana bahasa

Melayu, yang sampai saat ini masih dipertahankan. Kajian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi dalam usaha mempertahankan salah satu bahasa daerah yang ada di

Indonesia,khususnya di Sumatera Utara.

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan di atas, yaitu :

1. Mendeskripsikan jenis tindak tutur dalam bahasa Melayu Tanjung Balai.

2. Mendeskripsikan fungsi tindak tutur dalam bahasa Melayu Tanjung Balai.

(8)

1.4 Manfaat Penelitian

Dari penelitian tentang tindak tutur dalam bahasa Melayu Tanjung Balai diharapkan

dapat memberi manfaat dalam upaya melestarikan dan pengembangan pengetahuan bagi

masyarakat pada umumnya antara lain :

1. Memberikan sumbangan pada kajian pragmatik,khususnya kajian tindak tutur (speech

act).

2. Melestarikan kembali adat berbahasa masyarakat Tanjung Balai.

3. Menambah khazanah keilmuan daerah Tanjung Balai.

4. Melengkapi salah satu syarat ujian dalam menempuh sarjana ilmu budaya di Fakultas

Referensi

Dokumen terkait

bentuk-bentuk tindak tutur direktif yang digunakan dalam berita bahasa Jawa di. TA TV dan fungsi tindak tutur direktif yang terdapat pada berita

Hasil analisis data menunjukkan bahwa tindak tutur direktif yang digunakan oleh pengajar bahasa Indonesia memiliki fungsi tuturan dengan indikator meminta,

Berdasarkan uraian di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan (1) jenis tindak tutur direktif yang digunakan dalam iklan kartu GSM, (2)

Kilik = menggiring bola sendirian/tanpa kerjasama dengan kawan dalam permainan bola

Hasil penelitian ini menemukan beberapa jenis tindak tutur yang digunakan dalam tuturan guru pada pembelajaran Bahasa Indonesia, yaitu tindak tutur langsung, tindak tutur

Bentuk ujaran tindak tutur ilokusi bahasa Melayu dialek Sambas merupakan bentuk ujaran yang dituturkan oleh penutur atau masyarakat Melayu Sambas tersebut

Oleh karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia digunakan tindak tutur ekspresif yang bervariasi, seperti bentuk tindak tutur memuji yang digunakan untuk memuji seseorang, tindak

Tindak tutur Ekspresif dalam verba tindak tutur Pernyataan Kegembiraan , bisa juga digunakan dalam tindak tutur Komisif dalam verba tindak tutur Janji Contoh: ”Dearma ai roh pe au,