• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Ibu Hamil Resiko Tinggi pada Ibu Hamil di RSUD dr.Pirngadi Medan Tahun 2013-2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Ibu Hamil Resiko Tinggi pada Ibu Hamil di RSUD dr.Pirngadi Medan Tahun 2013-2015"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA Definisi Kehamilan Risiko Tinggi

Kehamilan berisiko adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar, baik terhadap ibu maupun terhadap janin yang dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan nifas normal (Haryati N., 2012).

Kehamilan risiko tinggi adalah suatu proses kehamilan yang kehamilannya mempunyai risiko lebih tinggi dan lebih besar dari normal umumnya kehamilan (baik itu bagi sang ibu maupun sang bayinya) dengan adanya risiko terjadinya penyakit atau kematian sebelum atau pun sesudah proses persalinanya kelak Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar baik terhadap ibu maupun terhadap janin yang dikandungnya selama masa kehamilan, persalinan, ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan nifas normal.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Hamil Risiko Tinggi a) Tekanan darah tinggi lebih dari 140/90 mmHg

(2)

kejang - kejang hingga bisa tidak terselamatkan, tentunya jika ibu tidak terselamatkan, janin pun bisa mengalami nasib yang sama.

b) Kaki bengkak (Odema)

Biasanya pembengkakan terjadi pada tungkai bawah, yang disebabkan penekanan rahim yang membesar seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Hal ini tampak saat usia kehamilan semakin tua. Jika pembengkakan juga terjadi pada tangan dan wajah., atau sakit kepala kadangkala disertai kejang. Ini bisa membahayakan keselamatan ibu dan bayi dalam kandungan. Untuk mengetahui apakah kaki mengalami pembengkakan tekanlah kulit disekitar pergelangan kaki dengan ibu jari. Jika tempat yang ditekan menjadi kempis dan tidak segera pulih berarti kaki tersebut bengkak.

c) Peningkatan berat badan lebih dari 5 kg atau kurang 4 kg

Penambahan berat badan yang normal hingga kehamilan berusia 6 bulan adalah sekitar 1- 1,5 kg / bulan. Setelah memasuki kehamilan bulan 7 kenaikan bobot sebaiknya berkisar antara 0,5- 1/ bulan.

d) Pucat

(3)

e) Tinggi badan kurang dari 145 cm

Wanita hamil yang mempunyai tinggi badan kurang dari 145 cm, memiliki resiko tinggi mengalami persalinan secara premature, karena lebih mungkin memiliki panggul yang sempit.

f) Perdarahan

Perdarahan adalah salah satu kejadian yang menakutkan selama kehamilan. Perdarahan ini dapat bervariasi mulai dari jumlah yang sangat kecil (bintik-bintik), sampai pendarahan hebat dengan gumpalan dan kram perut. Perdarahan hamper 30 % terjadi pada kehamilan. Kondisi ini terjadi di awal masa kehamilan (trimester pertama), tengah semester (trimester kedua) atau bahkan pada masa kehamilan tua (trimester ketiga). Perdarahan pada kehamilan merupakan keadaan yang tidak normal sehingga harus diwaspadai. Ada beberapa penyebab perdarahan yang dialami oleh wanita hamil. Setiap kasus muncul dalam fase tertentu. Ibu hamil yang mengalami perdarahan perlu segera diperiksa untuk mengetahui penyebabnya agar bisa dilakukan solusi medis yang tepat untuk menyelamatkan kehamilan. Adakalanya kehamilan bisa diselamatkan, namum tidak jarang yang gagal. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan kandungan disertai dengan pengajuan beberapa pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan terjadinya perdarahan. Bila perlu dilakukan pemeriksaan penunjang seperti ultrasonographi (USG) dan pemeriksaan laboratorium.

g) Deman tinggi

(4)

Tanda-Tanda Kehamilan Risiko Tinggi 1. Keguguran.

Keguguran dapat terjadi secara tidak disengaja. misalnya : karena terkejut, cemas, stres. Tetapi ada juga keguguran yang sengaja dilakukan oleh tenaga non profesional sehingga dapat menimbulkan akibat efek samping yang serius seperti tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat menimbulkan kemandulan.

2. Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan. Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi terutama rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir rendah (BBLR) juga dipengaruhi oleh kurangnya gizi saat hamil dan juga umur ibu yang belum 20 tahun. Cacat bawaan dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilan, pengetahuan akan asupan gizi sangat rendah, pemeriksaan kehamilan (ANC) yang kurang, keadaan psikologi ibu kurang stabil. Selain itu cacat bawaan juga di sebabkan karena keturunan (genetik) proses pengguguran sendiri yang gagal, seperti dengan minum obat-obatan (gynecosit sytotec) atau dengan loncat-loncat dan memijat perutnya sendiri.

Pengetahuan ibu hamil akan gizi masih kurang, sehingga akan berakibat kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat pertumbuhan dengan demikian akan mengakibatkan makin tingginya kelahiran prematur, berat badan lahir rendah dan cacat bawaan.

3. Mudah terjadi infeksi.

(5)

4. Anemia kehamilan / kekurangan zat besi.

Penyebab anemia pada saat hamil disebabkan kurang pengetahuan akan pentingnya gizi pada saat hamil karena pada saat hamil mayoritas seorang ibu mengalami anemia. Tambahan zat besi dalam tubuh fungsinya untuk meningkatkan jumlah sel darah merah, membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Lama kelamaan seorang yang kehilangan sel darah merah akan menjadi anemis.

5. Keracunan Kehamilan (Gestosis).

Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia makin meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-eklampsia atau eklampsia. Pre-eklampsia dan eklampsia memerlukan perhatian serius karena dapat menyebabkan kematian.

6. Kematian ibu yang tinggi.

Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena perdarahan dan infeksi (Rochyati, P., 2011)

Penanganan / Penatalaksanaan Kehamilan Berisiko tinggi

a. Lebih banyak mengunjungi dokter dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki risiko tinggi. Tekanan darah anda akan diperiksa secara teratur, dan urin anda akan dites untuk melihat kandungan protein dalam urin (tanda preeclampsia) dan infeksi pada saluran kencing.

b. Tes genetik mungkin dilakukan bila anda berusia diatas 35 tahun atau pernah memiliki masalah genetik pada kehamilan sebelumnya. Dokter akan meresepkan obat-obatan yang mungkin anda butuhkan, seperti obat diabetes, asma, atau tekanan darah tinggi.

(6)

d. Makan makanan sehat yang mengandung protein, susu dan produk olahannya, buah-buahan, dan sayur-sayuran.

e. Minum obat-obatan, zat besi, atau vitamin yang diresepkan dokter. Jangan minum obat-obatan yang dijual bebas tanpa resep dokter.

f. Minum asam folat setiap hari. Minum asam folat sebelum dan selama masa awal kehamilan mengurangi kemungkinan anda melahirkan bayi dengan gangguang saraf/otak maupun cacat bawaan lainnya.

g. Ikuti instruksi dokter anda dalam melakukan aktivitas sehari-hari. h. Berhenti merokok dan jauhkan diri dari asap rokok

i. Berhenti minum alkohol

j. Menjaga jarak dari orang-orang yang sedang terkena flu atau infeksi lainnya (Wulandari, 2011)

Pencegahan Kehamilan Risiko Tinggi

Sebagian besar kematian ibu hamil dapat dicegah apabila mendapat penanganan yang adekuat difasilitas kesehatan. Kehamilan dengan risiko tinggi dapat dicegah bila gejalanya ditemukan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan menurut Kusmiyati (2011), antara lain:

1. Sering memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur, minimal 4x kunjungan selama masa kehamilan yaitu:

a. Satu kali kunjungan pada triwulan pertama (tiga bulan pertama). b. Satu kali kunjungan pada triwulan kedua (antara bulan keempat

sampai bulan keenam).

(7)

2. Imunisasi TT yaitu imunisasi anti tetanus 2 (dua) kali selama kehamilan dengan jarak satu bulan, untuk mencegah penyakit tetanus pada bayi baru lahir.

3. Bila ditemukan risiko tinggi, pemeriksaan kehamilan harus lebih sering dan intensif

4. Makan makanan yang bergizi Asupan gizi seimbang pada ibu hamil dapat meningkatkan kesehatan ibu dan menghindarinya dari penyakit- penyakit yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi.

5. Menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan komplikasi pada ibu hamil: a. Berdekatan dengan penderita penyakit menular.

b. Asap rokok dan jangan merokok. c. Makanan dan minuman beralkohol. d. Pekerjaan berat.

e. Penggunaan obat-obatan tanpa petunjuk dokter/bidan. f. Pemijatan/urut perut selama hamil.

g . Berpantang makanan yang dibutuhkan pada ibu hamil.

6. Mengenal tanda-tanda kehamilan dengan risiko tinggi dan mewaspadai penyakit apa saja pada ibu hamil.

7. Segera periksa bila ditemukan tanda-tanda kehamilan dengan risiko tinggi. Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan di Polindes/bidan. desa, Puskesmas/Puskesmas pembantu, rumah bersalin, rumah sakit pemerintah atau swasta.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas III MI Sabilul Huda (SD PLUS), yang berjumlah 13 siswa. Sedangkan objek dari penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran

(5) Ketentuan tentang pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik dan otonomi keilmuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3)

Diajukan Kepada Jurusan Ilmu Al- Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Selain itu dalam kerangka Roland Barthes pula identik dengan operasi ideologi, yang disebutnya sebagai “mitos”, pada film Jenderal Soedirman terdapat sebuah

Dengan cara perhitungan yang sama untuk data selanjutnya dapat ditabulasi seperti yang ditunjukkan pada tabel

yang penulis bahas dalam skripsi ini adalah “ Pesan Dakwah Ustadz Adi Hidayat dan Persepsi Mad’u di Masjid Ad- Du’a Kelurahan Way Halim Kota Bandar Lampung ”

Keseimbangan bab ini berfokus pada memori semantik (generik) dalam literatur neuro: (1) lima model utama yang berhubungan dengan saraf dari memori semantik