• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis peranan OJK dalam melakukan pen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis peranan OJK dalam melakukan pen"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : M . Samsuri

NIM : 2013520088

Analisis Jurnal :

PERANAN OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM MELAKUKAN

PENGATURAN DAN PENGAWASAN TERHADAP BANK

PENDAHULUAN

Awal pembentukan Otoritas Jasa Keuangan berawal dari adanya keresahan dari beberapa pihak dalam hal fungsi pengawasan Bank Indonesia. Ada 3 hal yang melatarbelakangi pembentukan Otoritas Jasa Keuangan perkembangan industri sektor jasa keuangan di Indonesia, permasalahan lintas sektoral industri jasa keuangan dan amanat Undang-Undang No. 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia terutama (Pasal 34) , yang menyebutkan bahwa : “Tugas mengawasi bank akan dilakukan oleh lembaga pengawasa sector jasa keuangan yang independen , dan dibentuk dengan Undang Undang “. Kemudian dengan ditetapkannya UU no : 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan pada tanggal 21 Nopember 2011 maka semua mulai awal 1 Januari 2013 OJK akan berperan aktif dalam industri Bank dan Lembaga Keuangan di Indonesia .

Analisis :Pada Jurnal tersebut fokus pada pembahasan 3 ( tiga ) hal yaitu : 1. Bagaimanakah independensi OJK dalam mengatur dan mengawasi bank ? 2. Bagaimanakah peranan OJK dalam pengaturan dan pengawasan terhadap bank ? 3. Bagaimanakah peranan OJK dalam perlindungan konsumen dan penyidikan ? Berkaitan dengan Hal no : 1 , UU OJK dalam Pasal 1 ayat 1 berbunyi :

“ Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini” Independensi OJK yang dimaksudkan dalam UU OJK adalah bebas dari campur tangan pihak lain , tanpa penyebutan secara jelas siapa yang dimaksudkan dengan Pihak lain tersebut namun Penulis Jurnal lebih cenderung untuk mengatakan bahwa Pihak Lain tersebut adalah Pemerintah , dimaksudkan agar lebih jelas dan tegas , karena secara operasional yang paling banyak bersinggungan adalah Pemerintah dan sekaligus Pemerintah dalam hal ini Menteri Keuangan secara Ex Officio menjadi salah petinggi dalam Lembaga OJK .

Sedangkan yang berkaitan dengan hal no : 2 yaitu : Bagaimanakah peranan OJK dalam pengaturan dan pengawasan terhadap bank ? maka sesuai dengan Pasal 7 UU OJK :

Pasal 7

Untuk melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan di sektor Perbankan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a, OJK mempunyai wewenang:

(2)

1. perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasar, rencana kerja, kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya manusia, merger, konsolidasi dan akuisisi bank, serta pencabutan izin usaha bank; dan

2. kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana, produk hibridasi, dan aktivitas di bidang jasa;

b. pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank yang meliputi:

1. likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan modal minimum, batas maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap simpanan, dan pencadangan bank;

2. laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja bank; 3. sistem informasi debitur;

4. pengujian kredit (credit testing); dan 5. standar akuntansi bank

Secara umum fungsi Pengaturan dan Pengawasan Bank tersebut yang semula ada di Bank Indonesia telah beralih kepada Lembaga OJK , bahkan OJK juga melakukan Pengaturan dan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan lainnya , yang semula ditangani oleh Bapepam LK ataupun Kementrian Teknis lainnya .

OJK mempunyai wewenang dalam hal pengaturan dan pengawasan Bank , mulai dari Tingkat Kesehatan Bank , ijin pendirian Bank dan pembukaan Cabang , hingga penentuan atau melakukan Fit and Proper Test terhadap Pengelola atau Direktur suatu Bank , sehingga dapat dikatakan Wewenang OJK tersebut sangat kuat , sehingga diharapkan Perbankan Indonesia merupakan Bank yang Sehat dan efisien sehingga Arsitektur Perbankan Indoensia ( API ) bisa diwujudkan .

Serta yang berkaitan dengan hal 3 yaitu : Bagaimanakah peranan OJK dalam perlindungan konsumen dan penyidikan? Maka sesuai dengan UU OJK hal tersebut maka Peranan OJK dalam memberikan perlindungan konsumen menurut ketentuan Pasal 28 sampai dengan Pasal 31 UUOJK dapat ditempuh langkah pencegahan dan pemberantasan , bahakan masalah Perlindungan Konsumen dalam Bab tersendiri :

BAB VI

PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN MASYARAKAT Pasal 28

Untuk perlindungan Konsumen dan masyarakat, OJK berwenang melakukan tindakan pencegahan kerugian Konsumen dan masyarakat, yang meliputi:

a. memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat atas karakteristik sektor jasa keuangan, layanan, dan produknya;

b. meminta Lembaga Jasa Keuangan untuk menghentikan kegiatannya apabila kegiatan tersebut berpotensi merugikan masyarakat; dan

c. tindakan lain yang dianggap perlu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

Pasal 29

OJK melakukan pelayanan pengaduan Konsumen yang meliputi:

a. menyiapkan perangkat yang memadai untuk pelayanan pengaduan Konsumen yang dirugikan oleh pelaku di Lembaga Jasa Keuangan;

(3)

c. memfasilitasi penyelesaian pengaduan Konsumen yang dirugikan oleh pelaku di Lembaga Jasa Keuangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

Pasal 30

(1) Untuk perlindungan Konsumen dan masyarakat, OJK berwenang melakukan pembelaan hukum, yang meliputi:

a. memerintahkan atau melakukan tindakan tertentu kepada Lembaga Jasa Keuangan untuk menyelesaikan pengaduan Konsumen yang dirugikan Lembaga Jasa Keuangan dimaksud;

b. mengajukan gugatan:

1. untuk memperoleh kembali harta kekayaan milik pihak yang dirugikan dari pihak yang menyebabkan kerugian, baik yang berada di bawah penguasaan pihak yang menyebabkan kerugian dimaksud maupun di bawah penguasaan pihak lain dengan itikad tidak baik; dan/atau

2. untuk memperoleh ganti kerugian dari pihak yang menyebabkan kerugian pada Konsumen dan/atau Lembaga Jasa Keuangan sebagai akibat dari pelanggaran atas peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

(2) Ganti kerugian sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b angka 2 hanya digunakan untuk pembayaran ganti kerugian kepada pihak yang dirugikan.

Pasal 31

Ketentuan lebih lanjut mengenai perlindungan Konsumen dan masyarakat diatur dengan Peraturan OJK

Bahkan OJK mempunyai kewenangan penyidikan guna menindaklanjuti pengawasan serta pemeriksaan terhadap terhadap sector jasa keuangan yang melakukan kegiatan operasionalnya bermuara merugikan konsumen , hal ini sesuai dengan Pasal 9 diktum c , UU OJK .

Pasal 9

Untuk melaksanakan tugas pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, OJK mempunyai wewenang:

a. menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan; b. mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala Eksekutif;

c. melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan Konsumen, dan tindakan lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;

Kewenangan OJK untuk melakukan penyidikan merupakan kekuatan tersendiri dari lembaga ini , sehingga seharusnya Regulasi OJK akan lebih ditaati , dan fungsi pengawasan akan lebih optimal , karena kesalahan operasional Perbankan bisa masuk dalam ranah hokum pidana .

KESIMPULAN

Sesuai dengan UU Bank Indonesia , bertujuan Mencapai dan Memelihara Nilai Rupiah dengan ditopang oleh 3 (tiga) Pilar yaitu :

(4)

Dengan berlakunya UU OJK maka Pilar 3 tersebut akan diambil oleh OJK , diharapkan dengan pengalihan ini Fungsi Bank Indonesia bisa lebih fokus pada 2 Pilar yang ada , sehingga bisa lebih tajam dan tepat sebagai dampaknya tujuan untuk Mencapai dan Memelihara Nilai Rupiah bisa terjaga dengan lebih baik , bukan sebaliknya .

OJK sebagai lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang OJK , perlu dipertegas bagaimana Inpendensi nya , karena dalam UU OJK hanya diperjelas bahwa Independen tersebut adalah bebas dari campur tangan pihak lain , tanpa meyebutkan apa yang dimaksud dengan Pihak Lain tersebut, sebenarnya secara operasional yang banyak bersinggungan adalah Pemerintah , mengapa tidak disebutkan saja bebas dari campur tangan Pemerintah .

Salah satu peranan OJK terhadap sektor keuangan adalah pengaturan dan pengawasan dalam kegiatan usaha di bidang perbankan. Wewenang OJK dalam Pasal 7 UUOJK adalah membuat pengaturan dan melakukan pengawasan terhadap bank meliputi:

a. Perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasar, rencana kerja, kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya manusia, merger, konsolidasi dan akuisisi bank, serta pencabutan izin usaha bank; dan

b. Kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana, produk hibridasi, dan aktivitas di bidang jasa.

Sesuai Pasal 7 UU OJK juga menentukan wewenang OJK dalam hal membuat pengaturan dan melakukan pengawasan mengenai kesehatan bank yang meliputi:

Likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan modal minimum, batas maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap simpanan, dan pencadangan bank; Laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja bank;

Sistem informasi debitur; Pengujian kredit; dan Standar akuntansi bank.

Sedangkan peranan OJK dalam perlindungan konsumen dan penyidikan cukup jelas , diatur dalam UU OJK , sebagai asas kepentingan umum dalam UU OJK merupakan asas yang membela dan melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat , yang dimaksudkan sebagai konsumen menurut UU OJK disebutkan dalam Pasal 1 angka 15 UU OJK, konsumen adalah pihak-pihak yang menempatkan dananya dan/atau memanfaatkan pelayanan yang tersedia di Lembaga Jasa Keuangan antara lain nasabah pada Perbankan, pemodal di Pasar Modal, pemegang polis pada Perasuransian, dan peserta pada Dana Pensiun, berdasarkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan. Apabila ada tindakan pihak Perbankan , sehingga berdampak merugikan Konsumen maka OJK bisa melakukan penyelidikan dan penyidikan , bahkan bisa membawa kasus tersebut ke ranah tindakan pidana atau kriminal .

REKOMENDASI :

Bank Indonesia berfungsi sebagai Bank Sentral , mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan kebijakan moneter , seharusnya BI lebih meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia ( SDM ) nya , dengan melakukan penelitian kerja sama dengan Universitas terkemuka serta dengan lembaga Internasional , misalnya IMF , WTO , UNDP , ADB , OPEC , OCI dan lainnya sehingga bisa menerapkan kebijakan Moneter yang sesuai dengan karakteristik Indonesia dengan tetap berwawasan Internasional.

(5)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini di harapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi oleh tenaga pendidik di Madrasah Aliyah Al-Ma’arif Pondok Pesantren Panggung Tulungagung

Namun teori Dependensi Efek Komunikasi Massa mampu menjelaskan mengenai pengaruh positif yang ada antara terpaan berita kasus pembunuhan pada remaja di media massa

Berdasarkan hasil evaluasi Administrasi, Teknis dan Biaya dengan ini Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (Pokja ULP) Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya pada

Munculnya J2ME sebagai standar baru bagi pemrograman aplikasi bergerak memberikan sarana untuk mengembangkan aplikasi pada perangkat nirkabel tanpa perlu khawatir lagi platform

Walaupun dalam fikih terdapat empat mazhab besar, tetapi dalam penelitian ini penulis membagi mazhab tersebut menjadi dua, dengan alasan adalah ulama Mazhab

Arah Pembangunan Bidang Politik Dalam Negeri RPJPN 2005-2025 PENYEMPURNAAN STRUKTUR POLITIK PENATAAN PERAN NEGARA & MASYARAKAT PENATAAN PROSES POLITIK PENGEMBANGA N BUDAYA

Gagasan tersebut lantas menimbulkan sebuah kontroversi di tengah-tengah pengharaman prostitusi yang sudah ditetapkan hukumnya dalam nash (Al-Qur’an dan As-Sunnah).

Bagi sekolah, hendaknya perlu mengoptimalkan kembali fasilitas yang dimiliki sekolah; mengoptimalkan kinerja tenaga kependidikan untuk melaksanakan apa