• Tidak ada hasil yang ditemukan

percobaan 6 PENENTUAN INDEKS BIAS PRISMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "percobaan 6 PENENTUAN INDEKS BIAS PRISMA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN INDEKS BIAS PRISMA DAN BALOK KACA ½ LINGKARAN DENGAN MENGGUNAKAN SIFAT PEMANTULAN

TOTAL DAN SUDUT BREWSTER

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Gelombang cahaya yang menumbuk suatu permukaan medium

transparan pada umumnya akan dipantulkan (direfleksikan) sebagian dan

sebagian lagi direfraksikan (ditransmisikan) ke material kedua. Dengan

mengetahui cahaya tak terpolarisasi dapat terpolarisasi sebagian atau

seluruhnya oleh pemantulan, maka perkembangan alat optik menjawab

masalah ini dengan diciptakannya alat optik.

Polarisasi adalah proses pembatasan gelombang vektor yang

membentuk suatu gelombang transversal sehingga menjadi satu arah.

Tidak seperti interferensi dan difraksi yang dapat terjadi pada gelombang

transversal dan longitudinal, efek polarisasi hanya dialami oleh gelombang

transversal.

Sudut datang dan sudut pantul pada saat polarisasi maksimum

disebut sudut Brewster atau sudut polarisasi. Peristiwa pengkutuban arah

getar yang tegak lurus arah penjalarahan, maka cahaya dapat mengalami

polarisasi.

Indeks bias prisma ataupun balok kaca dapat ditentukan

menggunakan sudut Brewster dan sifat pemantulan total. Sudut Brewster

(2)

sedangkan syarat terjadinya pemantulan total adalah sinar datang dari

medium yang indeks biasnya lebih tinggi kemedium yang indeks biasnya

lebih rendah. Indeks bias prisma atau balok kaca dapat dicari dengan

mengukur besar sudut Brewster sedangkan untuk sifat pemantulan total

indeks bias dapat ditentukan dengan mengukur besar sudut kritis.

Berdasarkan uraian diatas, maka praktikum “penentuan indeks bias

prisma dan balok kaca ½ lingkaran dengan menggunakan sifat pemantulan

total dan Sudut Brewster” sangat penting dilakukan untuk membuktikan

dan memperjelas teori yang telah ada.

2. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam percobaan “penentuan indeks bias

prisma dan balok kaca ½ lingkaran dengan menggunakan sifat pemantulan

total dan sudut Brewster” adalah untuk memperoleh indeks bias prisma

(3)

B. KAJIAN TEORI

Sudut kritis didefenisikan sebagai sudut datang maksimum yang

indeks biasnya lebih besar sehingga semua cahaya dipantulkan sempurna.

Sudut kritis dibagi menjadi dua yaitu sudut datang kritis, bila sudut bias 90° dan sudut bias kritis, bila sudut datang 90°. Perhatikan gambar berikut!

Gambar 6.1 Sudut datang kritis, bila sudut bias 90° (a) dan sudut bias kritis, bila sudut datang 90°

Jika kita mengambil hukum Snellius

n’ sin i = n sin r………….………..….(6.1)

Maka dengan perhitungan nilai i = 90° maka akan diperoleh sudut bias yaitu:

sin ikr =

n

n' ………..………

(6.2)

Jika kita memasukkan nilai n’ > n, maka pembiasan tidak akan terjadi. Yang

terjadi adalah pemantulan sempurna. Hal yang tidak mugkin adalah apabila

n’< n, dalam perhitungan hukum Snellius nilai sudut kritis tidak akan

diperoleh. Sehingga syarat agar cahaya mengalami pemantulan sempurna

adalah sinar datang dari medium yang indeks biasnya lebih tinggi kemedium

(4)

Hukum Snellius dapat digunakan untuk menghitung besar sudut

datang atau sudut bias, dan dalam eksperimen untuk menghitung indeks bias

suatu bahan menurut hukum Snellius yaitu:

n1 sin ip = n2 sin r………...………….(6.3)

Dengan n2 indeks bias medium tempat cahaya datang dan n1 adalah medium

tempat cahay terbiaskan, sedangkan ip adalah sudut pantul yang merupakan

sudut terpolarisasi. Persamaan diatas merupakan bentuk matemaris dari

hukum Brewster (Naufal, 2015).

Sudut Brewster terjadi ketika besar jumlah sudut datang dan sudut

bias sama dengan 90°. Bila θi+θt=0 sehingga sinar pantul dan biasnya tegak lurus, maka peyebutnya menjadi tidak berhingga nilainya dan nilai rtm =

0. Besar sudut Brewster secara teori dapat dihitung dengan persamaan:

θp=tan−1

(

n2 n1

)

………...………

(5)

Dengan

θp

adalah sudut Brewster, n1 dan n2 berturut-turut adalah indeks

bias pada sinar datang dan indeks bias mdium kedua (Ratnawati, 2005).

C. METODE PRAKTIKUM

1. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum “Penentuan

Indeks Bias Prisma dan Balok Kaca ½ Lingkaran dengan Menggunakan

Sifat Pemantulan Total dan Sudut Brewster” dapat dilihat pada Tabel 6.1

berikut ini.

Tabel 6.1 Alat dan Bahan Percobaan “Penentuan Indeks Bias Prisma dan Balok Kaca ½ Lingkaran dengan Menggunakan Sifat Pemantulan Total dan Sudut Brewster”

No

. Alat dan Bahan Kegunaan

1 Prisma Medium pembiasan cahaya

2 Mistar Membuat garis vertikal dan tegak horizontal yang sama panjang

3 Kertas Tempat meggambar garis tegak lurus 4 Busur derajat Mengukur besar sudut

5 Laser Sumber cahaya

6 Balok kaca ½

(6)

2. Prosedur Kerja

Prosedur kerja percobaan “Penentuan Indeks Bias Prisma dan

Balok Kaca ½ Lingkaran dengan Menggunakan Sifat Pemantulan Total

dan Sudut Brewster” adalah sebagai berikut:

a. Menyiapkan kertas A4, kemudian menggambar garis yang tegak lurus

seperti pada gambar berikut:

Gambar 6.2 Garis Tegak Lurus

b. Meletakkan prisma diatas kertas yang sudah digambar garis tegak

lurus

c. Mengambil laser atau sumber cahaya untuk menyinari prisma dengan

mengatur prisma sinar datang, sinar bias, dan sinar pantulnya

(7)

d. Menggambar sinar datang, sinar bias, dan sinar pantul sesuai dengan

pembiasan

e. Mengulangi langkah (b) sampai (d) untuk balok kaca ½ lingkaran.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil

a. Data Pengamatan

Data pengamatan percobaan “Penentuan Indeks Bias Prisma dan

Balok Kaca ½ Lingkaran dengan Menggunakan Sifat Pemantulan

Total dan Sudut Brewster” dapat dilihat pada Gambar-Gambar berikut

ini.

1) Menentukan Sudut Brewster a) Prisma

Gambar 6.3 Sudut Brewster pada Prisma

(8)

Gambar 6.4 Sudut Brewster pada Balok Kaca ½ Lingkaran

2) Penentuan Pemantulan Total

a) Prisma

Gambar 6.5 Pemantulan Total pada Prisma

b) Balok Kaca ½ Lingkaran

(9)

b. Analisis Data

1) Penentuan Indeks Bias dengan Menggunakan Sudut Brewster

a) Prisma

Diketahui: n1 = 1,0003

θβ = 60°

Ditanyakan: n2 = ……..?

Penyelesaian:

n1

n2=tanθβ n2=n1tanθβ n2=1,0003tan 60° n2=1,0003×1,732

n2=1,7325196

b) Balok Kaca ½ Lingkaran Diketahui: n1 = 1,0003

θβ = 55°

Ditanyakan: n2 = ……..?

(10)

n1

b) Balok Kaca ½ Lingkaran Diketahui: n2 = 1,0003

θc = 42°

Ditanyakan: n1 = ……..?

(11)

n2

Menggunakan Sifat Pemantulan Total dan Sudut Brewster” sudah sesuai

dengan teori yang mengatakan bahwa syarat terjadinya hukum Brewster

adalah besar jumlah sudut datang dan sudut bias sama dengan 90°.

Sedangkan untuk pemantulan total hanya akan terjadi apabila sinar datang

dari medium yang indeks biasnya lebih tinggi kemedium yang indeks

biasnya lebih rendah.

Penentunan indeks bias prisma menggunakan sudut Brewster

diperoleh dengan menggunakan rumus sudut Brewster yaitu tan θβ

sama dengan indeks bias medium kedua sebanding indeks bias medium

pertama. Dengan nilai sudut Brewster 60° dan indeks bias udara 1,0003

maka diperoleh indeks bias prisma yaitu 1,7325196. Sedangkan untuk

balok kaca ½ lingkaran nilai sudut Brewster 55° dan indeks bias udara

(12)

Penentuan indeks bias menggunakan sifat pemantulan total dapat

diperoleh dengan membandingkan indeks bias medium kedua dan indeks

bias lapisan pertama sama dengan sin θc . Dengan nilai sudut kritis (

θc ) 42° dan indeks bias medium kedua 1,0003 maka indeks bias prisma

adalah 1,4949. Dengan cara yang sama untuk balok kaca ½ lingkaran

diperoleh indeks bias yang sama yaitu sebesar 1,4949.

Nilai indeks bias prisma yang diperoleh menggunakan dua

metode yang berbeda yaitu sudut Brewster dan Sifat pemantulan total tidak

sama. Hal ini disebabkan kesalahan dalam mengukur besar sudut Brewster

dan sudut kritis. Sedangkan nilai indeks bias balok kaca ½ lingkaran yang

diperoleh menggunakan sudut Brewster dan sifat pemantulan total

memiliki perbedaan yang kecil yaitu hanya 0,7.

Indeks bias medium pertama pada prisma dan balok kaca ½

lingkaran menggunakan sudut Brewster lebih kecil dari indeks bias

medium pertama atau udara. Hal ini yang menyebabkan sinar datang dari

udara kekaca atau prisma dibiaskan mendekati garis normal. Sebaliknya

indeks bias prisma dan balok kaca ½ lingkaran menggunakan sifat

pemantulan total lebih besar dari indeks bias medium kedua atau udara.

Hal ini yang meyebabkan sinar datang dari prisma atau kaca keudara akan

akan dibiaskan menjauhi garis normal. Hal ini telah sesuai dengan teori

yang mengatakan bahwa sinar datang akan dibiaskan mendekati garis

normal jika pembiasannya dari udara kekaca, sebaliknya sinar datang akan

(13)

Gambar

Gambar 6.1 Sudut datang kritis, bila sudut bias 90° (a) dan sudut bias °
Gambar 6.2 Garis Tegak Lurus
Gambar 6.3 Sudut Brewster pada Prisma
Gambar 6.4 Sudut Brewster pada Balok Kaca ½  Lingkaran

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil percobaan yang dilakukan pada minyak Fuli pala diketahui bahwa rata-rata dari minyak atsiri fuli pala dengan parameter yang di uji Bobot jenis dan Indeks bias..

PENENTUAN BOBOT JENIS DAN INDEKS BIAS PADA MINYAK DAUN

Dari hasil percobaan yang dilakukan bahwa jumlah rata-rata bobot jenis dan indeks bias dari dua kali percobaan untuk minyak sereh masing-masing adalah 0,89745 dan 1,4685.. Hal

Perhitungan Penentuan Bobot Jenis pada Minyak Sereh 1... Alat Penentuan Bobot Jenis dan Indeks

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan alat peraga uji indeks bias zat cair sebagai media pembelajaran fisika pada sub materi pemantulan dan

Setelah alat refraktometer dikembangkan dan model persamaan matematis diturunkan, kemudian dilakukan kalibrasi dengan alat kaca planparalel dan diujicobakan pada air. Hasil

Pada metode pertama, diukur waktu tempuh untuk panjang lintasan ( s ) yang bervariasi pada sudut kemiringan (  ) tetap, dan hasil percobaan dengan tiga sudut kemiringan kecil hingga

Percobaan ini bertujuan untuk membuktikan hukum pembiasan Snellius, menentukan besarnya indeks bias kaca setengah lingkaran dan pergeseran sinar pada kaca plan paralel, dan