PENENTUAN BOBOT JENIS DAN INDEKS BIAS
YANG TERDAPAT PADA MINYAK SEREH
TUGAS AKHIR
OLEH :
NITA AISYAH NASUTION NIM 102410009
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
ANALIS FARMASI DAN MAKANAN
FAKULTAS FARMASI
LEMBAR PENGESAHAN
PENENTUAN BOBOT JENIS DAN INDEKS BIAS
YANG TERDAPAT PADA MINYAK SEREH
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III Analisis Farmasi dan
Makanan
Prof. Dr. rer. nat. Effendy De Lux Putra, S.U., Apt. NIP 195306191983031001
Disahkan Oleh : Dekan,
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta Shalawat dan Salam kepada Rasulullah Muhammad SAW sehingga penulis dapat menempuh perjalanan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
Tugas Akhir ini berjudul “PENENTUAN BOBOT JENIS DAN
INDEKS BIAS YANG TERDAPAT PADA MINYAK SEREH”. Tugas Akhir
ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan.
Dalam menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini, ternyata tidaklah semudah yang dibayangkan sebelumnya. Namun berkat dorongan, semangat dan dukungan dari berbagai pihak merupakan kekuatan yang sangat besar hingga terselesaikannya tugas akhir ini. Khususnya dorongan dari kedua orang tua penulis baik moril maupun materil serta doa. Mereka adalah Ayahanda Husni Nasution dan Ibunda Asmiati yang merupakan Inspirator dan pemacu semangat penulis agar tidak pernah berhenti untuk menempuh cita-cita yang diharapkan.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Bapak Prof. Dr Sumadio Hadi Saputra, Apt, selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. rer. nat. Effendy De Lux Putra, S.U., Apt., selaku Dosen Pembimbing. Telah meluangkan waktu untuk memberikan nasehat serta perhatiannya hingga selesainya Tugas Akhir iin.
4. Seluruh Dosen/ Staf Pengajar Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Ir. Novira Dwi SA, beserta Koordinator dan Staf Laboratorium Unit Pelayanan Teknis Daerah Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Medan
6. Seluruh teman-teman kuliah angkatan 2010 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi arti keberadaan mereka. 7. Untuk Abang Ilham Wahyudi Purba, S.E, S.Pd., yang telah memberikan
semangat, doa, motivasi, dukungan dan menjadi penopang dalam setiap langkahku.
8. Untuk sahabat-sahabatku (Mia, Dini, Salimah, Rizki, Yuli) yang telah memberikan semangat dan dukungan.
9. Untuk kak Desi Nurmala Sari Nasution, S.E., dan adek Reza Azhari Nasution yang telah memberi semangat, dukungan, motivasi, dan membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
10. Serta pihak-pihak yang telah ikut membantu penulis namun tidak tercantum namanya.
membangun, oleh karena itu penulis sangat membuka luas bagi yang ingin menyumbangkan masukan dan kritik dari kesempurnaan Tugas Akhir ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun bagi pembaca.
Medan, Mei 2013 Penulis
PENENTUAN BOBOT JENIS DAN INDEKS BIAS YANG TERDAPAT PADA MINYAK SEREH
ABSTRAK
Minyak atsiri yang terkenal sebagai minyak eteris atau minyak terbang dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut dapat menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya, umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air.
Kualitas minyak atsiri pada umumnya dan minyak sereh pada khususnya ditentukan oleh faktor kemurnian. Kualitas minyak sereh ditentukan oleh komponen utama di dalamnya yaitu kandungan sitronela dan geraniol yang biasa dinyatakan dengan jumlah kandungan geraniol. Minyak sereh tidak boleh mengandung atau dikotori oleh bahan asing seperti minyak lemak, alkohol, ataupun minyak tanah.
Parameter yang digunakan yaitu penentuan bobot jenis dan indeks bias dengan menggunakan alat piknometer 10 ml dan refraktometer pada suhu 200C ± 0,20C.
Dari hasil percobaan yang dilakukan bahwa jumlah rata-rata bobot jenis dan indeks bias dari dua kali percobaan untuk minyak sereh masing-masing adalah 0,89745 dan 1,4685. Hasil ini memenuhi persyaratan mutu pada SNI 06-3953-1995 yaitu maksimal 0,922 untuk bobot jenis sedangkan untuk indeks bias maksimal 1,475. Hal ini menunjukkan bahwa mutu minyak sereh bagus untuk digunakan.
WEIGHT DETERMINATION OF BIAS AND INDEX ARE CONTAINED LEMONGRASS OIL ON
ABSTRACT
Essential oils are known as etheric oils or oils produced by plants fly. The oil can menguab at room temperature without undergoing decomposition, has a bitter taste, smell fragrant smell of the plant according to the producer, are generally soluble in organic solvents and insoluble in water.
Quality of essential oils in general and in particular lemongrass oil is determined by the purity factor. Citronella oil quality is determined by the main component inside the womb citronella and geraniol are usually expressed by the number of geraniol content. Lemongrass oil must not contain or contaminated by foreign materials such as fatty oils, alcohol, or kerosene.
The parameters used are the determination of specific gravity and refractive index using 10 ml Pycnometer tool and refractometer at a temperature of 200C ± 0.20 C.
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
ABSTRAK ……… vi
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang ... 1
1.2.Tujuan dan Manfaat ... 2
1.2.1. Tujuan ... 2
1.2.2. Manfaat ... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 3
2.1. Sereh ... 3
2.1.1. Klasifikasi Dan Morfologi Sereh ... 3
2.1.2. Kandungan Minyak Sereh ... 4
2.2. Minyak Sereh ... 6
2.4. Standar Mutu Minyak Atsiri ... 11
2.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Mutu Minyak Atsiri ... 11
2.6. Penentuan Bobot Jenis ... 12
2.7. Penentuan Indeks Bias ... 12
BAB III METODE PENGUJIAN ... 13
3.1. Alat dan Bahan... 13
3.1.1. Alat-alat ... 13
3.1.2. Bahan-bahan ... 13
3.2. Prosedur ... 14
3.2.1. Penentuan Bobot Jenis ... 14
3.2.2. Penentuan Indeks Bias ... 15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 16
4.1. Hasil ... 16
4.2. Pembahasan ... 17
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 18
5.1. Kesimpulan ... 18
5.2. Saran ... 18
DAFTAR PUSTAKA ... 19
DAFTAR TABEL
DAFAR GAMBAR
WEIGHT DETERMINATION OF BIAS AND INDEX ARE CONTAINED LEMONGRASS OIL ON
ABSTRACT
Essential oils are known as etheric oils or oils produced by plants fly. The oil can menguab at room temperature without undergoing decomposition, has a bitter taste, smell fragrant smell of the plant according to the producer, are generally soluble in organic solvents and insoluble in water.
Quality of essential oils in general and in particular lemongrass oil is determined by the purity factor. Citronella oil quality is determined by the main component inside the womb citronella and geraniol are usually expressed by the number of geraniol content. Lemongrass oil must not contain or contaminated by foreign materials such as fatty oils, alcohol, or kerosene.
The parameters used are the determination of specific gravity and refractive index using 10 ml Pycnometer tool and refractometer at a temperature of 200C ± 0.20 C.
PENENTUAN BOBOT JENIS DAN INDEKS BIAS YANG TERDAPAT PADA MINYAK SEREH
ABSTRAK
Minyak atsiri yang terkenal sebagai minyak eteris atau minyak terbang dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut dapat menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya, umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air.
Kualitas minyak atsiri pada umumnya dan minyak sereh pada khususnya ditentukan oleh faktor kemurnian. Kualitas minyak sereh ditentukan oleh komponen utama di dalamnya yaitu kandungan sitronela dan geraniol yang biasa dinyatakan dengan jumlah kandungan geraniol. Minyak sereh tidak boleh mengandung atau dikotori oleh bahan asing seperti minyak lemak, alkohol, ataupun minyak tanah.
Parameter yang digunakan yaitu penentuan bobot jenis dan indeks bias dengan menggunakan alat piknometer 10 ml dan refraktometer pada suhu 200C ± 0,20C.
Dari hasil percobaan yang dilakukan bahwa jumlah rata-rata bobot jenis dan indeks bias dari dua kali percobaan untuk minyak sereh masing-masing adalah 0,89745 dan 1,4685. Hasil ini memenuhi persyaratan mutu pada SNI 06-3953-1995 yaitu maksimal 0,922 untuk bobot jenis sedangkan untuk indeks bias maksimal 1,475. Hal ini menunjukkan bahwa mutu minyak sereh bagus untuk digunakan.
WEIGHT DETERMINATION OF BIAS AND INDEX ARE CONTAINED LEMONGRASS OIL ON
ABSTRACT
Essential oils are known as etheric oils or oils produced by plants fly. The oil can menguab at room temperature without undergoing decomposition, has a bitter taste, smell fragrant smell of the plant according to the producer, are generally soluble in organic solvents and insoluble in water.
Quality of essential oils in general and in particular lemongrass oil is determined by the purity factor. Citronella oil quality is determined by the main component inside the womb citronella and geraniol are usually expressed by the number of geraniol content. Lemongrass oil must not contain or contaminated by foreign materials such as fatty oils, alcohol, or kerosene.
The parameters used are the determination of specific gravity and refractive index using 10 ml Pycnometer tool and refractometer at a temperature of 200C ± 0.20 C.
From the results of experiments conducted that the average number of specific gravity and refractive index of the two trials for each of lemongrass oil is 0.89745 and 1.4685. These results meet the quality requirements in SNI 06-3953-1995 for the maximum specific gravity of 0.922, while for the maximum refractive index of 1.475. This shows that good quality citronella oil to be used.
Keywords: Essential Oil, Citronella Oil, Yarn Thickness, Bias Index
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Minyak atsiri awalnya sebagai minyak esensial. Minyak ini sudah dikenal sejak tahun 3.000 SM oleh penduduk Mesir Kuno dan digunakan untuk tujuan keagamaan, pengobatan atau sebagai balsam untuk mengawetkan jenasah. Pindah kebangsa Cina Kuno. Disana minyak atsiri sudah dikenal sejak tahun 2.000 SM dan bisa digunakan untuk berbagai macam terapi, khususnya untuk pijat, akupuntur, mandi, dan obat hirup (Yuliani dan Satuhu, 2012).
oksigen udara, ditutup rapat, serta disimpan ditempat yang kering dan sejuk (Gunawan dan Mulyani, 2010).
Menurut Gunawan dan Muliyani (2010), sifat-sifat minyak atsiri diterangkan sebagai berikut :
- Tersurun oleh bermacam-macam komponen senyawa - Memiliki bau yang khas
- Mempunyai rasa yang getir, kadang-kadang berasa tajam, mengigit, memberi kesan hangat sampai panas
- Dalam keadaan murni (belum tercemar oleh senyawa lain) mudah menguap pada suhu kamar.
- Indeks bias umumnya tinggi.
Minyak atsiri memiliki kandungan komponen aktif yang disebut terpenoid atau terpen. Jika tanaman memiliki kandungan senyawa ini berarti tanaman tersebut memiliki potensi untuk dijadikan minyak atsiri. Zat inilah yang mengeluarkan aroma atau bau khas yang terdapat pada banyak tanaman, misalnya pada rempah-rempah atau yang dapat memberikan cita rasa di dalam industri makanan dan minuman (Yuliani dan Satuhu, 2012).
Pada penelitian ini dilakukan penentuan bobot jenis dan indeks bias pada minyak sereh berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI, 1995).
1.2 Tujuan dan Manfaat
1.2.1 Tujuan
1.2.2 Manfaat
- Untuk dapat mengetahui bobot jenis dan indeks bias pada minyak sereh apakah memenuhi syarat SNI atau tidak
- Untuk dapat mengetahui mutu minyak sereh yang di uji.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Minyak Sereh
Sereh dengan nama ilmiah Cymbopogon citrates diduga kuat sebagai jenis tanaman asli dari Srilanka. Sereh yang ada di Indonesia hanya merupakan pendatang semata sebagai imigran. Dalam pustaka ilmiah, tanaman sereh mendapatkan nama Cymbopogon citrates, termasuk dalam suku Poaceae atau rumput-rumputan (Lutony dan Rahmayati, 2002).
2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi Sereh
Menurut Lutony dan Rahmayati (2002), klasifikasi dan morfologi sereh adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Species : Cymbopogon citrates
Tanaman penghasil minyak atsiri ini berdaun kuncup lebar serta bonggol akarnya muncul sendiri ke permukaan tanah setelah berumur beberapa tahun. Tunas muda yang tumbuh dari pangkal daun induk tumbuh menjadi rumpun dan berdaun sampai lebih dari 125 cm sehingga akhirnya ujung daun dapat menyentuh tanah. Tanaman sereh dapat bertahan hidup sampai umur beberapa (enam) tahun, tetapi produktivitas pada usia tersebut sudah mulai menurun. Oleh karena itu, dianjurkan agar peremajaan terhadap tanaman sereh wangi dilakukan setelah produksi daun tidak lagi mencapai maksimal (Lutony dan Rahmayati, 2002).
Minyak sereh merupakan salah satu minyak atsiri yang paling penting dan merupakan sumber dari beberapa komponen yang dapat diisolasi, seperti sitroneral, geraniol, dan sebagainya, yang dapat diubah menjadi beberapa senyawa penting yang digunakan secara luas dalam bidang parfum seperti sitronelal, hidroksi-sitronelal, mentolsintetik, ester geraniol dan sitronelol dan sebagainya. Minyak sereh lazim digunakan sebagai desinfektan, bahan pengikat dan bahan pengusir nyamuk (Satrohamidjojo, 2004).
2.1.2 Kandungan Minyak Sereh
Kandungan kimia sereh antara lain minyak atsiri dengan komponen-komponen citronelal, citral, geraniol, metal-heptenone, eugeno;-metil eter, dipaten, eugenol, kadinol dan limonene. Anggota family Poaceae itu bersifat rasa pedas dan hangat (Hariana, 2009).
tersebut merupakan bahan dasar yang digunakan dalam parfum/ pewangi dan juga produk farmasi (Sastrohamidjojo, 2004).
Menurut Hariana (2009), minyak sereh dapat digunakan sebagai salah satu obat antara lain yaitu :
- Nyeri lambung dan diare
Cuci bersih 15 gr tanaman sereh segar dan 30 gr sambiloto. Tambahkan 2 gelas air kedalam wadah, lalu rebus hingga airnya tersisa 1 gelas. Saring, lalu minum selagi hangat bersama 1 sendok makan madu.
- Batuk
Cuci bersih 6 gr tanaman sereh kering, 15 gr kulit jeruk mandarin, dan 10 gr jahe. Rebus bahan dala 500 cc air hingga airnya tersisa 200 cc. minumlah ramuan seperti minum the.
- Nteri sendi dan memar
Minyak sereh digosokkan pada bagian tubuh yang sakit - Pegal
Cuci bersih 600 gr tanaman sereh termasuk akarnya. Rebus bahan dalam 3 liter air mendidih. Tambahkan air secukupnya hingga air ramuan yang panas menjadi hangat. Gunakan air yang masih hangat tersebut untuk mandi.
2.2 Minyak Sereh
dan sitronelalnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan lenabatu (Yuliani dan Satuhu, 2012).
Pemanfaatan minyak sereh wangi sebenarnya cukup luas, antara lain untuk industry parfum, sabun, pasta gigi, insektisida, obat gosok, dan kosmetik. Minyak sereh dikenal dengan nama citronella oil. Adapun persyaratan minyak sereh untuk keperluan ekspor yaitu minyak sereh harus mengandung geraniol dan sitronelal masing-masing minimal 85 % dan 35 % (Yuliani dan Satuhu, 2012).
Java citronelal oil diperoleh dengan menyuling daun sereh yang telah
dijemur 1 – 4 hari. Kandungan minyaknya yaitu geraniol dan citronelol. Dinegara-negara maju, unsure citronelol digunakan untuk pewangi teknis aneka barang antara lain digunakan sebagai pewangi untuk sabun, deterjen, obat pembasmi serangga (Harris, 1987).
Menurut SNI (1995), minyak sereh memiliki beberapa persyaratan mutu. Adapun parameter persyaratan mutu minyak sereh dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 1 Parameter Syarat Mutu Minyak Sereh Menurut SNI (1995) :
No Jenis Uji Satuan Persyaratan
E Keadaan Khas Minyak Sereh 2 Bobot jenis 200C/200C - 0,880 – 0,922 3 Indeks bias (nD20) - 1,466 – 1,475 4 Kelarutan dalam etanol
80%
- 1 : 2 jernih 5 Sitronelal bobot/bobot % Minimum 35 6 Total Geraniol
bobot/bobot
% Minimum 85
Menurut Yuliani dan Satuhu (2012), minyak sereh diperoleh dengan proses penyulingan adapun tahap-tahap pembuatan minyak sereh sebagai berikut :
- Pangkas daun sereh terlebih dahulu
- Keringkan daun dibawah sinar matahari selama 4 – 5 jam - Siapkan peralatan suling, lalu masukan daun ke dalam ketel - Setelah penuh, tutup ketel suling dengan penutupnya
- Kunci penutup agar tidak ada uap yang mengalir keluar melalui penutup ketel
- Suling daun dengan cara dikukus atau penyuling dilakukan selama 4 – 5 jam atau sampai minyak tidak menetes lagi.
Minyak atsiri yang disuling oleh para penyuling skala kecil terkadang kurang memenuhi persyaratan standar. Sebagai contoh, terdapat warna keruh kecokelatan pada minyaknya. Hal tersebut disebabkan oleh proses penyulingan dengan menggunakan ketel yang terbuat dari drum bekas. Untuk mempertahankan agar kualitasnya tetap terjaga, perlu dilakukan pemurnian (Yuliani dan Satuhu 2012).
Pemurnian merupakan suatu proses untuk meningkatkan kualitas minyak agar nilai jualnya lebih tinggi. Metode pemurnian untuk minyak atsiri dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu secara kimia dan fisika.
bisa ikut tercampur pada proses penyulingan. Proses penyulingan yang menggunakan tangki ketel dari drum bekas biasanya menghasilkan minyak berwarna kecoklatan akibat adanya zat besi yang berasal dari drumnya.
Untuk menghilangkan / memudarkan warna tersebut, dapat ditambahkan bahan kimia. Berdasarkan cara kerjanya, bahan kimia dapat bersifat sebagai adsorban/ penyerap, senyawa pembentuk kelat, dan penghilang senyawa terpen.
2. Metode Fisika
Pemurnian secara fisika pada umumnya dilakukan dengan mendestilasi ulang (redestiation) minyak atsiri atau destilasi terfraksi. Minyak atsiri yang diperoleh melalui metode ini warnanya lebih jernih dan komponen utamanya lebih tinggi. Redestilasi dilakukan melalui pendestilasian ulang minyak dengan menambahkan air sebanyak 3 – 5 bagian minyaknya (Yuliani dan Satuhu, 2012).
2.4 Standar Mutu Minyak Atsiri
Minyak atsiri mempunyai sifat fisik yang berbeda antara satu dengan lainnya. Sebagai contoh, ciri fisik dapat dilihat dari warna dan bau yang khas dari masing-masing minyak serta kelarutannya didalam alcohol 70% atau 90%. Beberapa hal tersebut dapat dijadikan patokan awal agar terhindar dari pemalsuan.
Pada umumnya, minyak atsiri mudah larut dalam alcohol 70% atau 90% dan kelarutan minyaknya antara 1 – 5 bagian alcohol (Yuliani dan Satuhu 2012).
makan, karminatif , deodorant, ekspektoran, insektisida, dan sedative (Yuliani dan Satuhu 2012).
2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi Mutu Minyak Atsiri
Menurut Yuliani dan Satuhu (2012), mutu minyak atsiri dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain :
- Pemilihan varietas - Kondisi bahan baku - Peralatan
- Metode penyulingan - Penyimpanan produk
2.6 Penentuan Bobot Jenis
Bobot jenis merupakan salah satu criteria penting dalam menentukan mutu dan kemurnian minyak atsiri. Dari seluruh sifat fisika-kimia, nilai bobot jenis sudah sering dicantumkan dalam pustaka. Nilai BJ minyak atsiri berkisar antara 0,696 - 1,188 pada 15 drajat. Piknometer adalah alat penetapan bobot jenis yang praktisi dan tepat digunakan. Bentuk kerucut piknometer bervolume sekitar 10 ml, dilengkapi dengan sebuah thermometer dan sebuah kapiler dengan gelas penutup (Guenther, 1987).
yang dilengkapi dengan thermometer dan sebuah kapiler dengan karet penutup (Guenther, 1987).
2.7 Penentuan Indeks Bias
Jika cahaya melewati media kurang padat ke media lebih padat, maka sinar akan membelok atau “membias” dari garis normal. Jika e adalah sudut sinar pantul, dan i sudut sinar dating, maka menurut hokum pembiasan. Dimana n adalah indeks bias media kurang padat, N indeks bias media lebih padat. Refraktometer adalah alat yang tepat dan cepat untuk menetapkan nilai indeks bias. Dari beberapa tipe refraktometer maka yang dianggap paling baik adalah refraktometer Pulfrich dan Abbe (Guenther, 1987).
BAB III
METODE PENGUJIAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
- Neraca analitik (AND Type GR-202)
- Penangas air yang dipertahankan pada 200C ± 0,20C - Piknometer berkapasitas 25 ml (Pyrex)
- Thermometer yang telah distandarkan (HAAKE K10) - Refraktometer (CARLZEISS JENA)
- Waterbath (HAAKE K10)
- Cahaya natrium/ Lampu (Katoda)
3.1.2 Bahan
- Minyak sereh (PT Aromatik) - Aquadest
- Etanol 96% (E.Merck) - Dietileter (E. Merck)
- Cuci dan bersihkan piknometer, kemudian basuh berturut-turut dengan etanol dan dietileter
- Keringkan bagian dalam piknometer tombang selama 30 menit dan timbang (m).
- Isi piknometer dengan air suling yang telah dididihkan pada suhu 200C sambil menghindari adanya gelembung-gelembung udara
- Celupkan piknometer ke dalam penagas air pada suhu 200C ± 0,20C selama 30 menit sisipkan penutupnya dan keringkan piknometernya. - Biarkan piknometer di dalam lemari timbang selama 30 menit, kemudian
timbang dengan isinya (m1).
- Kosongkan piknometer tersebut, cuci dengan etanol dan dietil eter. Kemudian keringkan dengan arus udara kering.
- Isilah piknometer dengan contoh minyak dan hindari adanya gelembung-gelembung udara.
- Tutup kembali piknometer ke dalam penagas air pada suhu 200C ± 0,20C selama 30 menit, sisipkan penutupnya dan keringkan piknometer tersebut. - Biarkan piknometer di dalam lemari timbang selama 30 menit kemudian
timbang dengan isinya (m2).
3.2.3 Penentuan Indeks Bias
- Alirkan air melalui refraktometer agar alat ini berada pada suhu dimana pembacaan akan dilakukan
- Sebelum minyak tersebut ditaruh di dalam alat, minyak harus berada pada suhu yang sama dengan suhu dimana pengukuran akan dilakukan
- Pembacaan dilakukan bila suhu sudah stabil.
3.3 Penyajian Hasil Uji
���������������= ��− �
��− �
Dimana :
m : Massa dalam gram piknometer kosong
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil penentuan Bobot Jenis minyak sereh yang dilaksanakan di Laboratorium Minyak Atsiri Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Medan dapat dilihat pada table 2 berikut :
Tabel 2 Hasil Penentuan Bobot Jenis Pada Minyak Sereh
Parameter Satuan No. Sampel Hasil
Bobot Jenis - I
II
0,8922 0,9027
Rata-rata 0,89745
Perhitungan : Lampiran I
Tabel 3. Hasil Penentuan Indeks Bias Minyak Sereh dapat dilihat pada tabel 3
Parameter Satuan No. Sampel Hasil
Indeks Bias - I
II
1,467 1,470
Rata-rata 1,4685
4.2 Pembahasan
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah rata-rata bobot jenis dan indeks bias dari dua kali percobaan untuk minyak sereh masing-masing adalah 0,89745 dan 1,4685. Hasil ini memenuhi Persyaratan mutu pada SNI (1995), yaitu maksimal 0,922 untuk bobot jenis sedangkan untuk indeks bias maksimal 1,475. Hal ini menunjukkan bahwa mutu minyak sereh bagus digunakan.
Pada prinsipnya bobot jenis adalah perbandingan antara kerapatan minyak pada suhu 150C terhadap kerapatan air pada suhu yang sama. Bobot jenis ditentukan dengan menggunakan piknometer (Guenther, 1987).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Rata-rata bobot jenis dan indeks bias masing-masing adalah 0,89745 dan 1,4685. Hasil ini memenuhi Persyaratan mutu pada SNI (1995) yang maksimal 0,922 untuk bobot jenis sedangkan untuk indeks bias maksimal 1,475.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Guenther, E. (1987).Minyak Atsiri jilid I (Terjemahan). Jakarta : UI Press. Hal. 44-484.
Gunawan, D., dan Mulyani, S. (2010). Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) jilid I. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal. 106 – 107.
Hariana, A. (2009). Tumbuhan Obat dan Khasiatnya seri 3. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal. 71 – 73.
Harris, R. (1987). Tanaman Minyak Atsiri. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal. 92 Lutony, T., dan Rahmayati, Y. (2002). Produksi dan Perdagangan Minyak Atsiri.
Jakarta: Penebar Swadaya. Hal. 105.
Sastrohamidjojo, H. (2004). Kimia Minyak Atsiri. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal. 65,67.
SNI. (1995). Minyak Sereh. SNI 06-3953-1995. Hal. 3 – 5.
a. Lampiran I
Perhitungan Penentuan Bobot Jenis pada Minyak Sereh
1. Minyak Sereh
Nomor piknometer A = 112 B = 112 Data : mA: 27,6599
mB : 27,6599 mA1 : 37,1783 mB1 : 37,1783 mA2 : 36,1523 mB2 : 36,2581 perhitungan :
Bobot Jenis ��2020 = ��2−��
��1−��
=36,1523−27,6599
37,1783−27,6599
=8,4924
9,5184
2. Minyak Sereh B
Bobot Jenis ��2020 =��2−��
��1−��
= 36,2581−27,6599
37,1783−27,6599
= 8,5928
9,5184
= 0,9027
���� − ����= 0,8922 + 0,9027
b. Lampiran 2
Perhitungan Penentuan Indeks Bias pada Minyak Sereh
- Indeks Bias I = 1,467 - Indeks Bias II = 1,470
���� − ���� =1,467 + 1,470