• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sains teknologi dan masyarakat dan etika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sains teknologi dan masyarakat dan etika"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Semakin berkembangnya pola pikir manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan/ sains dan rasa keingin tahuan yang tinggi membuat semakin berkembang ilmu pengetahuan/ sains begitu pesat, serta dalam mendalami ilmu itu sendiri maupun dalam upaya penerapan ilmu pengetahuan dalam bentuk teknologinya.

Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun manusia tidak bisa menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa teknologi mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia. Oleh karena itu untuk mencegah atau mengurangi akibat negatif kemajuan teknologi, pemerintah di suatu negara harus membuat peraturan-peraturan atau melalui suatu konvensi internasional yang harus dipatuhi oleh pengguna teknologi. Serta diperluakannya etika dalam memahami ilmu pengetahuan dan penerapannya yang disebut dengan Etika Keilmuan.

Etika Keilmuan merupakan suatu analisis yang penerapannya diambil dari konsep benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui apa yang akan dianalisis (diyakini). Dengan adanya etika keilmuan diharapkan masalah-masalah negatif yang muncul serta pertentangan dalam mengembangkan sains, teknologi dan masyarakat dapat diatasi.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimanakah pengertian sains, teknologi, dam masyarakat? 1.2.2 Bagaimanakan interaksi antara sains, teknolgi, dan masyarakat?

1.2.3 Bagaimanakan dampak interaksi antara sains dan teknologi terhadap masyarakat? 1.2.4 Bagaimanakan etika keilmuan itu?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian sains, teknologi, dan masyarakat. 1.3.2 Untuk mengetahui interaksi antara sains, teknologi,dan masyarakat.

1.3.3 Untuk mengetahui dampak interaksi sains dan teknologi terhadap masyarakat. 1.3.4 Untuk mengetahui tentang etika keilmuan.

(2)

2.1 Sains, Teknologi dan Masyarakat 2.1.1 Sains

Sains atau Science berasal dari Bahasa Latin Scientia artinya pengetahuan. Sains adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), terdiri physical sciences (ilmu astronomi, kimia, geologi, minerologi, meteorology dan fisika) dan life sciences (biologi, zoology, fisiologi).

Secara sederhana sains dapat berarti sebagai tubuh pengetahuan (body of knowledge) yang muncul dari pengelompokkan secara sistematis dari berbagai penemuan ilmiah sejak jaman dahulu, atau biasa disebut sains sebagai produk. Produk yang dimaksud adalah fakta-fakta, prinsip-prinsip, model-model, hukum-hukum alam, dan berbagai teori yang membentuk semesta pengetahuan ilmiah yang biasa diibaratkan sebagai bangunan dimana berbagai hasil kegiatan sains tersusun dari berbagai penemuan sebelumnya. Sains juga berarti suatu metoda khusus untuk memecahkan masalah, atau biasa disebut sains sebagai proses. Metode ilmiah merupakan hal yang sangat menentukan, sains sebagai proses ini sudah terbukti ampuh memecahkan masalah ilmiah yang juga membuat sains terus berkembang dan merevisi berbagai pengetahuan yang sudah ada. Adapun persyaratan sains adalah Objektif, Metodis, Sistematis, dan Universal.

Dalam perkembangannya ilmu dapat digolongkan dalam dua kategori yaitu Ilmu Dasar adalah ilmu yang membahas/ mendalami ilmu itu sendiri dan Ilmu Terapan adalah usaha-usaha menerapkan dalam kegiatan proses kehidupan (sebagai alat yang memudahkan kehidupan). Dalam perkembangannya ilmu dasar akan tampak dalam usaha untuk membahas teori-teori secara dalam. Ilmu Pengetahuan dasar berfokus kepada teori yang ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru. Sedangkan ilmu terapan lebih fokus pada pengembangan penerapan ilmu menjadi suatu alat/ teknologi dan juga menempatkan teori-teori ke dalam praktek dengan tujuan mencari solusi dari sebuah masalah

2.1.2 Teknologi

Telah diterangkan dimuka apa yang dinamakan dengan ilmu dasar (basic science, fundamental science). Walaupun sangat penting, kini ilmu dasar hanyalah merupakan bagian yang kecil saja ari keseluruan kegiatan keilmuan. Dana yang dijatahkan bagi pengenbangan ilmu dasar diseluruh dunia ini kurang dari 5% bagi kemajuan ilmu.

(3)

memahami lebih mendalam tentang alam dan segenap isinya. Hasil-hasil yang telah dicapai ilmu dasar menawarkan kepada kita sederet alternative. Adalah tugas dari ilmu terapan untuk memilih dari antara alternative-alternatif ini yang mana dapat dipakai untuk memecahkan persoalan praktis dalam masyarakat.

Hasil-hasil ilmu terapan ini masih harus dialihragamkan (ditransformasikan) menjadi bahan atau piranti, atau persedur atau teknik pelaksanaaan suatu proses pengelolaan atau produksi. Transformasi ini biasanya disebut keiatan pengembangan (development). Di dalamnya termasukperencanaan industri (industrial design), yakni mencari jalan pintas yang paling efisien dan paling murah serta paling aman untuk melaksanakan produksi masaldari produk (bahan atau piranti) yang prototipenya merupakan hasil-hasil kegiatan ilmu terapan. Titik lanjut dari hasil kegiatan penganmbangan adalah teknologi. Jadi teknologi dapat dipadang sebagai penerapan ilmu. Kemana arah dan terhaapapa atau siapa penerapan itu dikenakan, amat tergantung pada kepentingan si penguasa teknologi itu dan nilai-nilai moral etikanya.

Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana. Penemuan prasejarah tentang kemampuan mengendalikan api telah menaikkan ketersediaan sumber-sumber pangan, sedangkan penciptaan roda telah membantu manusia dalam beperjalanan dan mengendalikan lingkungan mereka. Perkembangan teknologi terbaru, termasuk di antaranya mesin cetak, telepon, dan Internet, telah memperkecil hambatan fisik terhadap komunikasi dan memungkinkan manusia untuk berinteraksi secara bebas dalam skala global.

Di banyak kelompok masyarakat, teknologi telah membantu memperbaiki ekonomi (termasuk ekonomi global masa kini) dan telah memungkinkan bertambahnya kaum senggang. Banyak proses teknologi menghasilkan produk sampingan yang tidak dikehendaki, yang disebut pencemar, dan menguras sumber daya alam, merugikan dan merusak Bumi dan lingkungannya. Di banyak kelompok masyarakat, teknologi telah membantu memperbaiki ekonomi (termasuk ekonomi global masa kini) dan telah memungkinkan bertambahnya kaum senggang.

(4)

Teknologi pertama yang ditemukan oleh manusia adalah terjadi pada 2 hingga 3 juta tahun yang lalu, yang dikenal sebagai “jaman batu” (stone age). Teknologi tersebut berupa batu yang tajam atau runcing yang digunakan manusia untuk mengolah makanan dan membuat baju. Perkembangan teknologi berikutnya adalah kemampuan dalam mengontrol api. Manusia pada jaman tersebut sudah mampu membuat api serta menciptakan alat yang menyebabkan api tidak mudah mati. Kemajuan teknologi awal berkahir pada jaman perunggu ( bronze age ) ketika manusia telah menemukan logam dan menggunakannya sebagai alat bantu dalam pengolahan material lingkungannya. Inilah masa yang disebut sebagai early technology age yaitu masa teknologi awal. Tahapan selanjutnya merupakan penemuan-penemuan teknologi lanjutan yang secara garis besar terbagi dalam tiga gelombang besar peradaban manusia (Alvin Tovler ; 1980).

Perkembangan peradaban manusia tersebut adalah : gelombang pertama terjadi pada tahun 8000 tahun sebelum masehi hingga 1700 sebelum masehi, gelombang kedua terjadi 1700 sebelum masehi sampai dengan tahun 1970 dan gelombang ketiga terjadi pada tahun 1979 hingga tahun 2000. Secara rinci teknologi pada peradaban-peradaban gelombang tersebut adalah sebagai berikut :

a) Periode gelombang pertama ( 8000 SM – 1700 SM )

Gelombang pertama disebut sebagai jaman pertanian semua teknologi yang dihasilkan manusia pada jaman tersebut didayagunakan untuk keperluan pengolahan material dalam bercocok tanam. Teknologi yang ditemukan pada masa tersebut mengubah cara hidup manusia yang semula hanya food and gathering hanya mengandalkan material yang ada dengan cara mengambilnya menjadi mampu mengolah tanah dan tanaman serta lebih cenderung untuk bertempat tinggal menetap tidak berpindah-pindah. Komunitas pertanian tersebut yang terkenal berada di Syria, Turkey, Lebanon, Israel, Jordan, Greece, pulau Kreta dan Cyprus. Jaman ini juga ditandai teknologi bangunan, kapal dan peralatan militer. Selain itu manusia juga memnafaatkan hewan sebagai tenaga penggerak pengganti tenaga manusia dalam mengolah material alam lingkungannya.

b) Periode gelombang kedua ( 1700 SM – 1970 M )

(5)

tersebut merubah dan mengembangkan sektor kehidupan manusia di sektor kehidupan baru seperti bisnis, transportasi, pendidikan dan sebagainya.

c) Periode Gelombang ke tiga (1970M – 2000M)

Periode ini disebut sebagai jaman informasi yang sangat populer jargon-jargonnya pada akhir abad 20. Orientasi teknologi terpusat pada penggunaan energi yang dapat diperbaharui (renewable energy), penerbangan dan angkasa luar, genetika dan biologi serta komunikasi. Akibat dari munculnya teknologi di gelombang ke tiga ini maka manusia secara individual tidak lagi hanya menjadi konsumen tetapi juga dapat menjadi produsen. Urbanisasi yang besar-besaran terjadi pada gelombang ke dua kini digantikan dengan orientasi global yang menyebabkan deurbanisasi karena jarak ruang dan waktu bukan lagi menjadi halangan. Orientasi peralatan yang digunakan dalam teknologi mengalami perubahan yang sangat darstis bila pada gelombang ke dua peralatan masih bersifat manual kini pada gelombang ke tiga berubah menjadi otomatis.

b. Teknologi sebagai Barang Buatan Manusia

Pengertian teknologi yang tertua, sangat sederhana, dan paling umum dikenal orang ialah sebagai barang buatan dari manusia. Menurut Lord Ritchie‐Calder, dari masa yang tertua dan mulai dengan alat‐alat yang paling sederhana, setiap penemuan dan penciptaan berdasarkan pada kenyataan bahwa manusia bukan hanya suatu makhluk perseptual melainkan juga suatu makhluk konseptual yang mampu mengamati, mengingat, dan menjajarkan gambaran angan‐angan. Ia dapat membuat suatu perancangan mental, suatu khayalan tekno‐puitis, bahkan bilamana sarana untuk senyatanya membuatnya tidak tersedia. Menurut sejarahnya, ada dua titik waktu yang sangat penting dalam perkembangan teknologi menurut Gehlen (Man in the Age of Technology), yaitu:

a) Revolusi neolitik: mulai titik waktu ini manusia beralih dari hidup mengembara dan berburu ke keadaan hidup menetap dengan mengembangkan pertanian dan pemeliharaan hewan.

b) Revolusi industri: berkembangnya kebudayaan mesin yang memenuhi kebutuhan manusia dan mengubah tatanan hidupnya.

Teknologi sebagai barang buatan manusia memiliki tiga ragam dasar yang sekaligus menunjukkan perkembangan historis yang berlainan. Hal ini adalah pendapat dari seorang ahli yaitu Ladislav Tondl. Ragam dasar itu adalah:

(6)

Suatu benda yang bergerak semata‐mata berdasarkan tenaga dari otot manusia. Pada umumnya manusialah yang membimbing dan mengendalikan alat‐alat, dengan demikian manusia jugalah yang menjadi sumber informasi.

b) Mesin

Sesuatu sistem peralatan yang tidak menggunakan tenaga manusia, melainkan sumber‐sumber tenaga di luar manusia, tetapi masih tetap memerlukan manusia untuk membimbing dan mengendalikannya.

c) Automaton

Perlengkapan teknologi yang paling tinggi ragamnya dan paling canggih. Perlengkapan ini (berdasarkan asas sibernetika yang menggantikan fungsi pengendalian : manusiawi) mampu membuat keputusan dan mengatur sendiri.

c. Manfaat Kemajuan Teknologi Untuk Manusia

Beberapa orang beranggapan bahwa kemajuan teknologi yang pada saat ini mempunyai dampak yang negatif bagi kehidupan manusia itu sendiri. Seperti terjadinya kerusakan alam hutan yang terjadi karena teknologi pemotongan hutan menggunakan alat berat. Kondisi yang seperti inilah yang menyebabkan orang menganggap kemajuan teknologi memiliki dampak negatif.

Di sisi lain juga, banyak orang yang menganggap teknologi mempunyai peran besar dalam peningkatan kualitas hidup manusia di dunia ini. Untuk itulah teknologi harus tetap diupayakan untuk terus berkembang. Tetapi, secara umum teknologi memang harus terus dikembangkan sebagai upaya untuk terus mencari inovasi sebagai perbaikan kehidupan manusia. Oleh karena itu, tujuan dari teknologi yaitu untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia tanpa merusak lingkungan alam sekitar kita. Oleh karena itu, dapat disimpulkan ada beberapa manfaat yang dapat disimpulkan, diantaranya adalah:

1. Membantu manusia untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan mereka secara lebih baik dan lebih efisien.

2. Memotivasi manusia untuk terus berpikir untuk menciptakan perubahan-perubahan dan perbaikan dalam menciptakan teknologi baru.

(7)

2.1.3 Masyarakat

Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur

2.1.4 Interaksi Sains, Teknologi, dan Masyarakat

1. Sains dan teknologi mempunyai hubungan simbiosis artinya teknologi (teknolog)

menerapkan sains untuk menghasilkan produk-produk teknologi baru, instrument baru, dan teknik-teknik yang bermanfaat.

2. Teknologi dan sains memiliki hubungan tidak ternah terpisah tanpa ilmu = tidak lahir

teknologi, tanpa teknologi = ilmu sulit berkembang

3. Masyarakat melahirkan teknologi dan sains

Manusia tercipta sebagai makhluk yang paling sempurna yang mempu melahirkan perkembangan sains dan teknologi. Jadi sains dan teknologi tidak akan lahir, jika manusia tidak ada.

2.1.5 Dampak Interaksi Sains dan Teknologi pada Masyarakat

Dampak positif dan dampak negatifnya dapat dilihat dari berbagai bidang yaitu: 1. Bidang Informasi dan komunikasi

Dalam bidang informasi dan komunikasi telah terjadi kemajuan yang sangat pesat. Dari kemajuan dapat kita rasakan dampak positipnya antara lain:

a. Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru di bumi bagian manapun melalui internet.

b. Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh hanya dengan melalui handphone.

c. Kita mendapatkan layanan bank yang dengan sangat mudah.

Disamping keuntungan-keuntungan yang kita peroleh ternyata kemajuan kemajuan teknologi tersebut dimanfaatkan juga untuk hal-hal yang negatif, antara lain:

a. Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris (Kompas).

(8)

c. Kerahasiaan alat tes semakin terancam. Melalui internet kita dapat memperoleh informasi tentang tes psikologi, dan bahkan dapat memperoleh layanan tes psikologi secara langsung dari internet.

d. Kecemasan teknologi

Selain itu ada kecemasan skala kecil akibat teknologi komputer. Kerusakan komputer karena terserang virus, kehilangan berbagai file penting dalam komputer inilah beberapa contoh stres yang terjadi karena teknologi. Rusaknya modem internet karena disambar petir.

2. Bidang Ekonomi dan Industri

Dalam bidang ekonomi teknologi berkembang sangat pesat. Dari kemajuan teknologi dapat kita rasakan manfaat positifnya antara lain:

a. Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi. b. Terjadinya industrialisasi.

c. Produktifitas dunia industri semakin meningkat

Kemajuan teknologi akan meningkatkan kemampuan produktivitas dunia industri baik dari aspek teknologi industri maupun pada aspek jenis produksi. Investasi dan reinvestasi yang berlangsung secara besar-besaran yang akan semakin meningkatkan produktivitas dunia ekonomi. Di masa depan, dampak perkembangan teknologi di dunia industri akan semakin penting. Tanda-tanda telah menunjukkan bahwa akan segera muncul teknologi bisnis yang memungkinkan konsumen secara individual melakukan kontak langsung dengan pabrik sehingga pelayanan dapat dilaksanakan secara langsung dan selera individu dapat dipenuhi, dan yang lebih penting konsumen tidak perlu pergi ke toko.

d. Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk selalu menambah skill dan pengetahuan yang dimiliki.

Kecenderungan perkembangan teknologi dan ekonomi, akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja dan kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan. Kualifikasi tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan akan mengalami perubahan yang cepat. Akibatnya, pendidikan yang diperlukan adalah pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja yang mampu mentransformasikan pengetahuan dan skill sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja yang berubah tersebut.

e. Di bidang kedokteran dan kemajauan ekonomi mampu menjadikan produk kedokteran menjadi komoditi

Meskipun demikian ada pula dampak negatifnya antara lain;

(9)

b) Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan juga melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan: konsumtif, boros dan memiliki jalan pintas yang bermental "instant".

c) Bidang Sosial dan Budaya. 3. Akibat kemajuan teknologi bisa kita lihat

a. Perbedaan kepribadian pria dan wanita.

Banyak pakar yang berpendapat bahwa kini semakin besar porsi wanita yang memegang posisi sebagai pemimpin, baik dalam dunia pemerintahan maupun dalam dunia bisnis. Bahkan perubahan perilaku ke arah perilaku yang sebelumnya merupakan pekerjaan pria semakin menonjol.

Data yang tertulis dalam buku Megatrend for Women:From Liberation to Leadership yang ditulis oleh Patricia Aburdene & John Naisbitt (1993) menunjukkan bahwa peran wanita dalam kepemimpinan semakin membesar. Semakin banyak wanita yang memasuki bidang politik, sebagai anggota parlemen, senator, gubernur, menteri, dan berbagai jabatan penting lainnya.

4. Meningkatnya rasa percaya diri

Kemajuan ekonomi di negara-negara Asia melahirkan fenomena yang menarik. Perkembangan dan kemajuan ekonomi telah meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan diri sebagai suatu bangsa akan semakin kokoh. Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat melecehkan bangsa-bangsa Asia.

5. Tekanan, kompetisi yang tajam di pelbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan pekerja keras

Meskipun demikian kemajuan teknologi akan berpengaruh negatif pada aspek budaya: a. Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan

pelajar. Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi "kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani".

(10)

c. Pola interaksi antar masyarakat yang berubah

Kehadiran komputer pada kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola interaksi keluarga. Komputer yang disambungkan dengan telpon telah membuka peluang bagi siapa saja untuk berhubungan dengan dunia luar. Program internet relay chatting (IRC), internet, dan e-mail telah membuat orang asyik dengan kehidupannya sendiri. Selain itu tersedianya berbagai warung internet (warnet) telah memberi peluang kepada banyak orang yang tidak memiliki komputer dan saluran internet sendiri untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui internet. Kini semakin banyak orang yang menghabiskan waktunya sendirian dengan komputer. Melalui program internet relay chatting (IRC) anak-anak bisa asyik mengobrol dengan teman dan orang asing kapan saja.

6. Bidang Pendidikan Teknologi mempunyai peran yang sangat penting dalam bidang pendidikan antara lain:

a. Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan. Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-satunya sumber ilmu pengetahuan.

b. Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah metode-metode baru yang membuat siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak, karena materi tersebut dengan bantuan teknologi bisa dibuat abstrak.

c. Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka Dengan kemajuan teknologi proses pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga menggunakan jasa pos internet dan lain-lain.

Disamping itu juga muncul dampak negatif dalam proses pendidikan antara lain:

a. Kerahasiaan alat tes semakin terancam. Program tes inteligensi seperti tes Raven, Differential Aptitudes Test dapat diakses melalui compact disk.. Implikasi dari permasalahan ini adalah, tes psikologi yang ada akan mudah sekali bocor, dan pengembangan tes psikologi harus berpacu dengan kecepatan pembocoran melalui internet tersebut.

7. Penyalah gunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak kriminal.

(11)

Timbulnya kelas menengah baru. Pertumbuhan teknologi dan ekonomi di kawasan ini akan mendorong munculnya kelas menengah baru. Kemampuan, keterampilan serta gaya hidup mereka sudah tidak banyak berbeda dengan kelas menengah di negara-negera Barat. Dapat diramalkan, kelas menengah baru ini akan menjadi pelopor untuk menuntut kebebasan politik dan kebebasan berpendapat yang lebih besar.

9. Proses regenerasi kepemimpinan.

Sudah barang tentu peralihan generasi kepemimpinan ini akan berdampak dalam gaya dan substansi politik yang diterapkan. Nafas kebebasan dan persamaan semakin kental. 10. Di bidang politik internasional, juga terdapat kecenderungan tumbuh berkembangnya

regionalisme. Kemajuan di bidang teknologi komunikasi telah menghasilkan kesadaran regionalisme. Ditambah dengan kemajuan di bidang teknologi transportasi telah menyebabkan meningkatnya kesadaran tersebut. Kesadaran itu akan terwujud dalam bidang kerjasama ekonomi, sehingga regionalisme akan melahirkan kekuatan ekonomi baru.

2.2 ETIKA KEILMUAN 2.2.1 PENGERTIAN

Etika keilmuan berasal dari dua kata yaitu etika dan kelimuan (ilmu). Kata pertama etika berasal dari bahasa Yunani Kuno: “ethikos”, berarti “timbul dari kebiasaan”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia etika adalah ilmu tentang apa yg baik dan apa yg buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Etika adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.

(12)

Kata kedua yaitu ilmu dalam bahasa Arab “ilm” yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan lain sebagainya.

Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.

Dari kedua uraian tentang makna dari kata etika dan ilmu, jadi Etika Keilmuan merupakan suatu analisis yang penerapannya diambil dari konsep benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui apa yang akan dianalisis (diyakini).

2.2.2 Problem Etika Keilmuwan

Dalam problema etika keilmuan ada dua kelompok yang memandang hubungan antara ilmu dan moral. Kelompok pertama, memandang bahwa ilmu itu harus bersifat netral, bebas dari nilai-nilai ontologi (cabang ilmu filsafat yg berhubungan dengan hakikat hidup) dan aksiologi (kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia dengan kajian tentang nilai, khususnya etika). Dalam hal ini, fungsi ilmuwan adalah menemukan pengetahuan selanjutnya terserah kepada orang lain untuk mempergunakan untuk tujuan baik atau buruk. Kelompok pertama ini ingin melanjutkan tradisi kenetralannya secara total seperti pada waktu Galileo. Kelompok kedua, berpendapat bahwa kenetralan terhadap nilai hanyalah terbatas pada metafisik keilmuan, sedangkan dalam penggunaannya, bahkan pemilihan obyek penelitian, kegiatan keilmuan harus berlandaskan asas-asas moral. Hal ini ditegaskan oleh Charles Darwin bahwa kesadaran kita akan moral dalam penggunakan ilmu tergantung dari pikiran kita (nurani).

Analisa perkembangan selanjutnya dengan apa yang sudah terjadi, kelompok yang mengedepankan nilai moral mengkhawatrirkan terjadinya de-humanisasi, di mana martabat manusia menjadi lebih rendah, manusia akan dijadikan obyek aplikasi teknologi kelimuan. Hal ini berkaitan peristiwa yang terjadi selama ini, yaitu :

(13)

(2) Ilmu telah berkembang sedemikian rupa dimana terdapat kemungkinan bahwa ilmu dapat mengubah manusia dan kemanusiaannya yang paling hakiki seperti pada revolusi genetika dan teknik perubahan sosial.

(3) Teknologi kloning yang diterapkan pada manusia, maka manusia akan kehilangan makna kemanusiannya, karena setiap saat manusia dapat menciptakan manusia baru dan dapat memakainya untuk kepentingan tertentu.

Persoalan baru yang muncul saat menerapkan nilai moral ialah konflik yang menimbulkan dilema nurani mana yang baik, benar, yang mana yang tidak dan mana yang selayaknya. Disinilah, etika memainkan peranannya, etika berkaitan dengan “apa yang seharusnya” atau terkait dengan apa yang baik dan tidak baik untuk kita lakukan serta apa yang salah dan apa yang benar. Menurut J.Osdar, oleh filsuf Yunani kuno, Aristoteles, kata etika dipakai untuk menunjukkan filsafat moral.

Dari pemahaman tersebut, maka etika menjadi acuan atau panduan bagi ilmu dalam realisasi pengembangannya. Untuk mengatasi konflik batin dikemukakan teori-teori etika yang bermaksud untuk menyediakan konsistensi dan koheren dalam mengambil keputusan– keputusan moral. Teori–teori etika tersebut adalah :

1) Konsekuensialisme. Teori ini menjawab “apa yang harus kita lakukan”, dengan memandang konsekuensi dari bebagai jawaban. Ini berarti bahwa yang harus dianggap etis adalah konsekuensi yang membawa paling banyak hal yang menguntungkan, melebihi segala hal merugikan, atau yang mengakibatkan kebaikan terbesar bagi jumlah orang terbesar. Manfaat paling besar daru teori ini adalah bahwa teori ini sangat memperhatikan dampak aktual sebuah keputusan tertentu dan memperhatikan bagaimana orang terpengaruh. Kelemahan dari teori ini bahwa lingkungan tidak menyediakan standar untuk mengukur hasilnya.

(14)

3) Etika Hak. Teori ini memandang dengan menentukan hak dan tuntutan moral yang ada didalamnya, selanjutnya dilema-dilema ini dipecahkan dengan hirarkhi hak. Yang penting dalam hal ini adalah tuntutan moral seseorang yaitu haknya ditanggapi dengan sungguh-sungguh. Teori hak ini pantas dihargai terutama karena tekanannya pada nilai moral seorang manusia dan tuntutan moralnya dalam suatu situasi konflik etis. Selain itu teori ini juga menjelaskan bagiamana konflik hak antar individu. Teori ini menempatkan hak individu dalam pusat perhatian yang menerangkan bagaimana memecahklan konflik hak yang bisa timbul.

4) Intuisionisme, teori ini berusaha memecahkan dilema-dilema etis dengan berpijak pada intuisi, yaitu kemungkinan yang dimiliki seseorang untuk mengetahui secara langsung apakah sesuatu baik atau buruk. Dengan demikian seorang intuisionis mengetahui apa yang baik dan apa yang buruk berdasarkan perasaan moralnya, bukan berdasarkan situasi, kewajiban atau hak. Dengan intuisi kita dapat meramalkan kemungkinan-kemunginan yang terjadi tetapi kita tidak dapat mempertanggungjawabkan keputusan tersebut karena kita tidak dapat menjelaskan proses pengambilan keputusan.

Etika menjadi acuan bagi pengembangan ilmu pengetahuan karena penghormatan atas manusia. Sebagaimana dikemukakan, fisuf Jerman, Imanuel Kant, penghormatan kepada martabat manusia adalah suatu keharusan karena manusia adalah satu-satunya makhluk yang merupakan tujuan pada dirinya, tidak boleh ditaklukkan untuk tujuan lain.

2.2.3 Problematika Etika dan Tanggungjawab Ilmu Pengetahuan

Tanggungjawab etis, merupakan hal yang menyangkut kegiatan maupun penggunaan ilmu pengetahuan. Dalam kaitan hal ini terjadi keharusan untuk memperhatikan kodrat manusia, martabat manusia, menjaga keseimbangan ekosistem, bertanggungjawab pada kepentingan umum, kepentingan pada generasi mendatang, dan bersifat universal. Karena pada dasarnya ilmu pengetahuan adalah untuk mengembangkan dan memperkokoh eksistensi manusia bukan untuk menghancurkan eksistensi manusia.

Tanggungjawab etis ini bukanlah berkehendak mencampuri atau bahkan “menghancurkan” otonomi ilmu pengetahuan, tetapi bahkan dapat sebagai umpan balik bagi pengembangan ilmu pengetahuan itu sendiri, yang sekaligus akan memperkokoh eksistensi manusia.

(15)

kondisi sosiotekhnik yang semakin kompleks. Khususnya ilmu pengetahuan berbentuk tekhnologi pada masa sekarang tidak lagi sekedar memenuhi kebutuhan manusia, tetapi sudah sampai ketaraf memenuhi keinginan manusia. Sehingga seolah-olah sekarang ini tekhnologilah yang menguasai manusia bukan sebaliknya

Adanya kenyataan bahwa antara ilmu pengetahuan theoria dengan penerapan praktisnya sukar sekali dipisahkan. Tetapi jelas karena sudah menyangkut relasi antar manusia yang bersifat nyata, dan bukan sekedar perbincangan teoritik “awang-awang” harus dikendalikan secara moral. Sebab ilmu pengetahuan dan penerapannya yang berupa tekhnologi, apabila tidak tepat dalam mewujudkan nilai intrinsiknya sebagai pembebas beban kerja manusia akan dapat menimbulkan ketidakadilan karena ada yang diuntungkan dan ada yang dirugikan, pengurangan kualitas manusia karena martabat manusia justru direndahkan dengan menjadi budak teknologi, kerisauan sosial yang mungkin sekali dapat memicu terjadinya penyakit sosial seperti meningkatnya tingkat kriminalitas, penggunaan obat bius yang tak terkendali, pelacuran dan sebagainya. Terjadi pula fenomena depersonalisasi, dehumanisasi, karena manusia kehilangan peran dan fungsinya sebagai makhluk spiritual. Bahkan dapat memicu konflik-konflik sosial-politik, karena menguasai ilmu pengetahuan (tekhnologi) dapat memperkuat posisi politik atau sebaliknya orang yang berebut posisi politik agar dapat menguasai aset ilmu dan tekhnologi. Semuanya mengisyaratkan pentingnya etika yang mengatur keseimbangan antar ilmu pengetahuan dengan manusia, antara manusia dengan lingkungan, antara industriawan selaku produsen dengan konsumen. Dalam bahasa Jacob lebih lanjut dikatakan bahwa ilu pengetahuan jangan sampai merugikan manusia dan lingkungan serta tidak boleh menimbulkan konflik internal maupun politik.

Tanggungjawab ilmu pengetahuan menyangkut juga tanggungjawab terhadap hal-hal yang akan dan telah diakibatkan ilmu pengetahuan dimasa lalu, sekarang, maupun apa akibatnya bagi masa depan berdasar keputusan-keputusan bebas manusia dalam kegiatannya. Penemuan-penemuan baru dalam ilmu pengetahuan terbukti ada yang dapat mengubah sesuatu aturan baik alam maupun manusia. Hal ini tentu saja menuntut tanggungjawab untuk selalu menjaga agar apa yang diwujudkan dalam perubahan tersebut akan merupakan perubahan yang baik, yang seharusnya ,baik bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi itu sendiri maupun bagi perkembangan eksisitensi manusia secara utuh.

(16)

Ilmu pengetahuan tidak dapat menyelesaikan masalah manusia secara mutlak, namun ilmu pengetahuan sangat berguna bagi manusia. Keterbatasan ilmu pengetahuan mengingatkan kepada manusia untuk tidak hanya mengekor secara membabi buta kearah yang tak dapat dipanduinya, sebab ilmu pengetahuan saja tidak cukup dalam menyelesaikan masalah kehidupan yang amat rumit ini. Keterbatasan ilmu pengetahuan membuat manusia harus berhenti sejenak untuk merenungkan adanya sesuatu sebagai pegangan.

Kemajuan ilmu pengetahuan memerlukan visi moral yang tepat. Manusia dengan ilmu pengetahuan akan mampu untuk berbuat apa saja yang diinginkannya, namun pertimbangan tidak hanya sampai pada “apa yang dapat diperbuat” olehnya tetapi perlu pertimbangan “apakah memang harus diperbuat dan apa yang seharusnya diperbuat” dalam rangka kedewasaan manusia yang utuh. Pada dasarnya mengupayakan rumusan konsep etika dalam ilmu pengetahuan harus sampai kepada rumusan normatif yang berupa pedoman pengarah konkret, bagaimana keputusan tindakan manusia dibidang ilmu pengetahuan harus dilakukan. Dewasa ini pengetahuan dan perbuatan, ilmu dan etika saling bertautan. Tidak ada pengetahuan yang pada akhirnya tidak terbentur pertanyaan, “apakah sesuatu itu baik atau jahat”. “Apa” yang dikejar oleh pengetahuan, menjelma menjadi “Bagaimana” dari etika. Etika dalam hal ini dapat diterangkan sebagai suatu penilaian yang memperbincangkan bagaimana tekhnik yang mengelola kelakuan manusia. Dengan demikian lapangan yang dinilai oleh etika jauh lebih luas daripada sejumlah kaidah dari perorangan, mengenai yang halal dan yang haram. Tetapi berkembang menjadi sesuatu etika makro yang mampu merencanakan masyarakat sedemikian rupa sehingga manusia dapat belajar mempertanggungjawabkan kekuatan-kekuatan yang dibangkitkannya sendiri.

2.2.4 Ilmu Bebas Nilai atau Tidak Bebas Nilai

Bebas nilai merupakan tuntutan agar ilmu pengetahuan dikembangkan hanya demi ilmu pengetahuan dan karena itu ilmu pengetahuan tidak boleh dikembangkan dengan didasarkan pada pertimbangan lain di luar ilmu pengetahuan. Namun tuntutan bebas nilai ini tidak mutlak karena tuntutan ini hanya berlaku bagi nilai lain di luar nilai yang menjadi taruhan utama dan perjuangan ilmu pengetahuan bahwa ilmu pengetahuan harus tetap peduli akan nilai kebenaran dan kejujuran.

(17)

pengetahuan (value free). Sebaliknya ada jenis pengetahuan yang didasarkan pada keterikatan nilai atau yang lebih dikenal sebagai value baound. Sekarang mana yang lebih unggul antara netralitas pengetahuan dan pengetahuan yang didasarkan pada keterikatan nilai?

Bagi ilmuwan yang menganut faham bebas nilai kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan akan lebih cepat terjadi. Karena ketiadaan hambatan dalam melakukan penelitian. Baik dalam memilih objek penelitian, cara yang digunakan maupun penggunaan produk penelitian.

Sedangkan bagi ilmuwan penganut faham terikat nilai, perkembangan pengetahuan akan terjadi sebaliknya. karena dibatasinya objek penelitian, cara, dan penggunaan oleh nilai. Kendati demikian paham pengetahuan yang disandarkan pada teori bebas nilai ternyata melahirkan sebuah permasalahan baru. Dari yang tadinya menciptakan pengetahuan sebagai sarana membantu manusia, ternyata kemudian penemuannya tersebut justru menambah masalah bagi manusia. Meminjam istilah carl Gustav Jung “bukan lagi Goethe yang melahirkan Faust melainkan Faust-lah yang melahirkan Goethe”.

2.2.5 Sikap Ilmiah Yang Harus Dimiliki Ilmuwan

Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang di dalam dirinya memiliki karakteristik kritis, rasional, logis, obyektif, dan terbuka. Hal ini merupakan suatu keharusan bagi seorang ilmuwan untuk melakukannya. Namun selain itu juga masalah mendasar yang dihadapi ilmuwan setelah ia membangun suatu bangunan yang kokoh kuat adalah masalah kegunaan ilmu bagi kehidupan manusia. Memang tak dapat disangkal bahwa ilmu telah membawa manusia kearah perubahan yang cukup besar. Akan tetapi dapatkah ilmu yang kokoh, kuat, dan mendasar itu menjadi penyelamat manusia bukan sebaliknya. Disinilah letak tanggung jawab seorang ilmuwan, moral dan akhlak amat diperlukan. Oleh karenanya penting bagi para ilmuwan memiliki sikap ilmiah.

Manusia yang merupakan bagian dari alam serta manusia dengan alam ada hubungan yang bersifat keharusan dan mutlak. Oleh sebab itulah, maka manusia harus senantiasa menjaga kelestarian alam dalam keseimbangannya yang bersifat mutlak pula. Kewajiban ini merupakan kewajiban moral tidak saja sebagai manusia biasa lebih-lebih seorang ilmuwan dengan senantiasa menjaga kelesta-rian dan keseimbangan alam yang juga bersifat mutlak.

(18)

Sikap ilmiah yang perlu dimiliki para ilmuwan menurut Abbas Hamami M., (1996) sedikitnya ada enam , yaitu:

1) Tidak ada rasa pamrih (disinterstedness), artinya suatu sikap yang diarahkan untuk mencapai pengetahuan ilmiah yang obyektif dengan menghilangkan pamrih atau kesenangan pribadi.

2) Bersikap selektif, yaitu suatu sikap yang tujuannya agar para ilmuwan mampu mengadakan pemilihan terhadap pelbagai hal yang dihadapi. Misalnya hipotesis yang beragam, metodologi yang masing-masing menunjukkan kekuatannya masing-masing, atau , cara penyimpulan yang satu cukup berbeda walaupun masing-masing menunjukkan akurasinya.

3) Adanya rasa percaya yang layak baik terhadap kenyataan maupun terhadap alat-alat indera serta budi (mind).

4) Adanya sikap yang berdasar pada suatu kepercayaan (belief) dan dengan merasa pasti (conviction) bahwa setiap pendapat atau teori yang terdahulu telah mencapai kepastian. 5) Adanya suatu kegiatan rutin bahwa seorang ilmuwan harus selalu tidak puas terhadap

penelitian yang telah dilakukan, sehingga selalu ada dorongan untuk riset, dan riset sebagai aktivitas yang menonjol dalam hidupnya.

6) Seorang ilmuwan harus memiliki sikap etis (akhlak) yang selalu berkehendak untuk mengembangkan ilmu untuk kemajuan ilmu dan untuk kebahagiaan manusia, lebih khusus untuk pembangunan bangsa dan negara.

Selain itu salah satu tuntutan utama menyangkut sikap yang baik dari ilmuan adalah kejujuran ilmuan. Salah satu aspek dalam kejujuran ilmuan adalah klaimakan kebenaran dan kesalahan. Kesalahan tidak selalu berkonotasi negatif, namun kesalahan akan membawa ilmuan ke usaha lebih lanjut untuk membebaskan objek penelitiannya dari kesalahan lebih lanjut. Sehingga tanpa kesalahan ilmuan tidak mengetahui kelemahannya.

Demikian pula hasil sains yang di komunikasian ke teknologi, ketidak sempurnaan dan kesalahan pada porsinya akan berpengaruh, dan ilmuan harus jujur dalam mengakui kemungkinan itu, selain itu juga bertanggung jawab dalam mencari kesalahan dan membahas untuk tujuan pemecahan masalah.

(19)

Disamping sikap ilmiah berlaku secara umum tersebut, pada kenyataannya masih ada etika keilmuan yang secara spesifik berlaku bagi kelompok-kelompok ilmuwan tertentu. Misalnya, etika kedokteran, etika bisnis, etika politisi, serta etika-etika profesi lainnya yang secara normatif berlaku dan dipatuhi oleh kelompoknya itu. Taat asas dan kepatuhan terhadap norma-norma etis yang berlaku bagi para ilmuwan diharapkan akan menghilangkan kegelisahan serta ketakutan manu-sia terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Bahkan diharapkan manusia akan semakin percaya pada ilmu yang membawanya pada suatu keadaan yang membahagiakan dirinya sebagai manusia. Hal ini sudah barang tentu jika pada diri para ilmuwan tidak ada sikap lain kecuali pencapaian obyektivitas dan demi kemajuan ilmu untuk kemanusiaan.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

(20)

Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.

Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup, dimana sebagian besar interaksi adalah antar individu-individu yang berada didalamnya.

Teknologi dan sains memiliki hubungan tidak pernah terpisah yaitu tanpa ilmu = tidak lahir teknologi, tanpa teknologi = ilmu sulit berkembang. Masyarakat melahirkan teknologi dan sains. Sehingga sains dan teknologi tidak akan lahir, jika manusia tidak ada.

Dampak interaksi antara sains dan teknologi pada masyarakat telah mempengaruhi di berbagai bidang diantaranya bidang informasi dan komunikasi, ekonomi dan industri, pendidikan teknologi, sosial, budaya, dan politik

Etika Keilmuan merupakan suatu analisis yang penerapannya diambil dari konsep benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui apa yang akan dianalisis (diyakini).

Sikap ilmiah yang perlu dimiliki para ilmuwan adalah tidak ada rasa pamrih, bersikap selektif, adanya rasa percaya pada kenyataan maupun terhadap alat-alat indera serta budi, adanya sikap percaya (belief) dan dengan merasa pasti (conviction), tidak pernah merasa puas terhadap penelitian yang telah dilakukan, sehingga selalu ada dorongan untuk riset, dan riset sebagai aktivitas yang menonjol dalam hidupnya, seorang ilmuwan harus memiliki sikap etis (akhlak), dan juga sikap kejujuran.

3.2 Saran

Dengan semakin berkembangnya sains dan teknologi, kita harus lebih bijak dalam mengembangkan dan memanfaatkan hasil perkembangannya serta memikirkan juga dampak-dampak yang akan ditimbulkan. Sehingga diperlukan etika keilmuan agar manusia dan alam bisa menjaga keselarasannya serta tidak terjadinya de-humanisasi akiabat penerapan teknologi pada manusia. Oleh karena itu mari kita tetap mengedepannkan etika dalam mengembangkannya.

DAFTAR PUSTAKA

Wonorahardjo, Surjani. 2011. Dasar-dasar Sains: Menciptakan Masyarakat Sadar Sains. Jakarta: Indeks.

(21)

http://solahudinibnunuhaini.blogspot.com/2013/02/b-sejarah-perkembangan-teknologi.html diakses tgl 12/05

http://www.slideshare.net/symons12/dampak-teknologi-terhadap-tatanan-hidup-masyarakat-24408522

http://rakim-ypk.blogspot.com/2008/06/dampak-teknologi-terhadap-kehidupan.html

Referensi

Dokumen terkait

mampu mengembangkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif melalui penelitian ilmiah, penciptaan desain atau karya seni dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

Mampu mengembangkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif melalui penelitian ilmiah, penciptaan desain, dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang

Mampu mengembangkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif melalui penelitian ilmiah, penciptaan desain dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang

Mampu mengembangkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif melalui penelitian ilmiah, penciptaan desain dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang

Mampu mengembangkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif melalui penelitian ilmiah, penciptaan desain dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang

Mampu mengembangkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif melalui penelitian ilmiah, penciptaan desain dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang

1 Mampu mengembangkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif melalui penelitian ilmiah, penciptaan desain dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang

mampu mengembangkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif melalui penelitian ilmiah, penciptaan desain atau karya seni dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi