• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING PRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING PRO"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING BERBANTU PERMAINAN TIK TAK TOE UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL

BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN IPA Astri Nur Wulandari

Program Studi PGSD FKIP Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

292014025@student.uksw.edu

Abstrak

Pembelajaran di kelas IV SD Ngimbrang Kabupaten Temanggung Siswa kurang antusias dalam pembelajaran, malas untuk mengingat istilah-istilah asing, dan kurangnya rasa ingin tahu yang muncul dalam diri siswa sehingga menyebabkan hasil belajar IPA tidak dapat mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran adalah model Probing Prompting. Penerapan metode Probing Prompting berbantuan permainan yik tak toe pada mata pelajaran IPA secara berkelompok akan melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran sehingga proses pembelajaran akan lebih menyenangkan dan menarik perhatian siswa untuk belajar karena siswa akan belajar dengan bermain tik tak toe hal ini tentunya akan berpengaruh pada minat dan hasil belajar siswa. Melalui penerapan metode Probing Prompting berbantuan permainan tik tak toe akan meningkatkan hasil belajar IPA siswa Kelas IV SD N 1 Ngimbrang .

Kata Kunci: IPA,minat, hasil belajar, Probing Prompting permainan tik tak toe.

PENDAHULUAN

(2)

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV SD Ngimbrang Kabupaten Temanggung menyatakan bahwa siswa sulit memahami pelajaran IPA. Siswa kurang antusias dalam pembelajaran, malas untuk mengingat istilah-istilah asing, dan kurangnya rasa ingin tahu yang muncul dalam diri siswa, sehingga siswa terkesan pasif dalam pembelajaran. Hasil observasi dari 27 siswa ada 16 siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 63. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar belum mencapai tujuan yang diharapkan. Melihat kenyataan yang terjadi di sekolah tersebut, pelaksanaan pembelajaran IPA belum dikatakan berhasil. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar siswa, baik yang menunjang maupun menghambat yaitu (1) faktor internal, misalnya kondisi fisik, kecerdasan, ingatan, sikap, minat, bakat, motivasi, konsentrasi, dan sebagainya. (2) faktor eksternal, mencakup lingkungan fisik dan sosial serta pendekatan belajar (Slameto, 1995). Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi pada hasil belajar siswa. Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti (Hamalik, 2006:30). Hal tersebut merupakan tantangan bagi guru untuk menggunakan model pembelajaran yang dirasa dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Permbelajaran dapat di kombinasikan dengan permainan, belajar sambil bermain dapat melibatkan partisipasi siswa langsung sehingga siswa mengalami sendiri proses pembelajaran. Belajar dengan bermain memberikan kesempatan kepada anak untuk memanipulasi, mempraktekkan, dan mendapatkan bermacam-macam konsep serta pengertian yang tak terhitung banyaknya (Tedjasaputro, 2000).

(3)

suatu permasalahan dengan lebih mendalam, sehingga siswa mampu mencapai jawaban yang dituju. Dengan bantuan permainan tik tak toe dapat meningkatkan minat belajar siswa. Permainan tik tak toe merupakan permainan yang menggembirakan, dimana dua orang atau dua kelompok yang melakukan permainan ini berusaha untuk membuat garis lurus dari 3 kotak, baik lurus horizontal, vertical, ataupun diagonal (Juanda, 2012). Dalam proses pembelajaran permainan tik tak toe di sertai oleh pertanyaan yang harus di jawab dengan benar. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis berharap penggunaan model Probing Prompting berbantu permainan tik tak toe dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan minat dan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Ngimbrang.

PEMBAHASAN

Hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat di amati dan di ukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan (Hamalik, 2006). Sedangkan Dimyati dan Mudjiono (2006) berpendapat hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran. Perubahan tersebut dapat di artikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu. Mulyasa (2008) mengatakan hasil belajar merupakan prestasi belajar siswa secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dan derajat perubahan prilaku yang bersangkutan. Kompetensi yang harus dikuasai siswa perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai wujud hasil belajar siswa yang mengacu pada pengalaman langsung.

Hasil belajar adalah hasil yang di capai selama proses pembelajaran sehingga adanya perubahan prilaku dalam bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan prilaku sebagai terjadinya peningkatan menjadi lebih baik dari yang tidak tahu menjadi tahu. Hasil belajar dapat diukur dengan bentuk angka-angka atau skor yang di peroleh siswa dari keseluruhan proses pembelajaran. Dengan adanya hasil belajar dapat memberikan sebuah informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui proses kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya setelah mendapat informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan peserta didik lebih lanjut baik untuk individu maupun kelompok belajar.

(4)

lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya, dan faktor psikologis meliputi intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif dan daya nalar peserta didik. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor lingkungan meliputi lingkungan fisik dan lingkungan social, dan faktor instrumental berupa kurikulum, sarana dan guru.

Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas atau kegiatan (Slameto, 1995). Lain halnya menurut Gie (1998), minat berarti sibuk, tertarik, atau terlihat sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu. Belly (2006) berpendapat minat adalah keinginan yang didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati dan membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya. Dari pengertian beberapa ahli tersebut dapat di simpulkan minat belajar adalah keterlibatan sepenuhnya seorang siswa dengan segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang pengetahuan ilmiah yang dituntutnya di sekolah. Tumbuhnya minat pada siswa menimbulkan sikap aktif pada siswa tersebut. Dengan adanya minat yang tinggi, siswa dapat memaksimalkan proses belajar mengajar, karena siswa dengan mudah menangkap informasi yang di terima.

Pembelajaran probing prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan tiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari (Suherman, 2008:6). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Priatna (Sudarti, 2008) menyimpulkan bahwa proses probing dapat mengaktifkan siswa dalam belajar yang penuh tantangan, membutuhkan konsentrasi dan keaktifan sehingga aktivitas komunikasi cukup tinggi. Selanjutnya, perhatian siswa terhadap pembelajaran yang sedang dipelajari cenderung lebih terjaga karena siswa selalu mempersiapkan jawaban sebab mereka harus siap jika tiba-tiba ditunjuk oleh guru.

(5)

Adapun sintak Probing Prompting adalah sebagai berikut: 1) Guru mengajukan serangkaian pertanyaan untuk siswa yang bersifat investigasi (penyalidikan), konjektur (menduga), inkuri (menemukan), brainstorming (urun pendapat), dan kontruktivis (membangun konsep). 2) Guru menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif. 3) Guru memberikan serangkaian pertanyaan kepada siswa yang telah ditunjuk. 4) Siswa secara langsung dituntut untuk aktif dengan menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Model pembelajaran Probing prompting adalah salah satu cara untuk meningkatkan berpikir kritis siswa dengan menggunakan pertanyaan – pertanyaan yang dapat mengarahkan dan menggali pengetahuan siswa sehingga mampu mengaitkan pengetahuan yang sudah didapat dengan pengetahuan yang akan dipelajari.

Model pembelajaran Probing prompting dapat digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran IPA karena hakikatnya pembelajar IPA tidak hanya menghafal konsep namun siswa diharapkan mampu untuk menemukan konsep, sehingga pada pembelajaran guru tidak hanya mentransfer pengetahuan secara informatif akan tetapi guru juga meminta siswa agar terlibat secara langsung dalam praktek.

Pembelajaran dengan model Probing Prompting dapat di kombinasikan dengan permainan tik tak toe. Permainan tik tak toe merupakan permainan yang menggembirakan, dimana dua orang atau dua kelompok yang melakukan permainan ini berusaha untuk membuat garis lurus dari 3 kotak, baik lurus horizontal, vertical, ataupun diagonal (Juanda, 2012). Dalam proses pembelajaran permainan tik tak toe di sertai oleh pertanyaan yang harus di jawab dengan benar.

Di bantu dengan permaian tik tak toe siswa mampu mengaitkan pengetahuan yang sudah didapat dengan pengetahuan yang akan dipelajari maka dapat meningkatkan minat belajar yang ada pada diri siswa dan dapat berpengaruh pada hasil belajar siswa. Maka tugas seorang guru dalam model ini adalah memberikan pertanyaan yang dapat merangsang dan menuntun siswa agar menjadi aktif bertanya dan berpikir kritis dalam menjawab.

(6)

belajar dengan model konvensional. Perbedaan yang signifikan ini membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran probing-prompting lebih berpengaruh baik terhadap hasil belajar IPA siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional

Berdasarkan hasil penelitian yang relevan tentang penerapan model Probing-Promting, proses belajar mengajar dengan model Probing-Promting dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Di karenakan model Probing-Promting merupakan model yang berpusat kepada siswa, guru hanya sebagai fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar. Pada penelitian yang akan dilakukan Siswa di tuntut untuk berpikir kritis, penuh tantangan, membutuhkan konsentrasi dan keaktifan dalam kegiatan pembelajaran agar dapat meningkatkan minat belajar pada siswa dan meningkatkan hasil belajar pada siswa.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penjelasan pada pembahasan, dapat di simpulkan Siswa kurang antusias dalam pembelajaran, malas untuk mengingat istilah-istilah asing, dan kurangnya rasa ingin tahu yang muncul dalam diri siswa, membuat siswa terkesan pasif dalam pembelajaran sehingga hasil pembelajaran tidak mencapai tujuan embelajaran. Peningkatan minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dapat dilakukan dengan memilih model pembelajaran yang berpusat pada siswa, sehingga siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran. Model Probing Prompting berbantu permainan tik tak toe mampu meningkatkan minat dan hasil belajar dalam proses pembelajaran IPA.

Daftar Pustaka

Zaini,Hisyam. (2007). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD( Center for Teaching Staff Develeopment).

Hamalik,Oemar. (2006). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Tedjasaputro, Mayke. 2003. Bermain, Mainan, Dan Permainan. Jakarta: PT.Grasindo.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2013). Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Depdikbud.

Belly, Ellya dkk. (2006). Pengaruh Motivasi terhadap Minat Mahasiswa Akuntasi. Padang: Simposium Nasional Akuntasi 9.

(7)

Gie. (1995). Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Liberti.

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pemebelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Mulyasa, E. (2008). Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Kurniasih, Imas, dan Sani, Berlin. (2014). Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013. Jakarta: kata Pena.

Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: ALFABETA

Swarjawa, I. W. E., Suarjana, M., & Garminah, N. N. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Probing-Prompting Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V di SD Negeri 1

Sebatu. MIMBAR PGSD, 1.

Juanda, E. A., Gunawan T, & Mujiburrohman D. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Games (Tic Tac Toe) Dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Mata Diktat Elektronika Dasar. Jurnal Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan, 21(2).

Sudarti, T. (2008). Perbandingan Kemampuan Penalaran Adatif Siswa SMP Antara yang Memperoleh Pembelajaran Matematika Melalui Teknik Probing dengan Metode Ekspositori. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Matematika UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Suherman, E. (2008). Belajar dan Pembelajaran Matematika. Hand Out. Bandung:tidak diterbitkan.

Huda, M. (2013). MODEL-MODEL PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.

Kurniasih, I., & Sani, B. (2016). Ragam Pengembangan Model Pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

(Sumber: Hasil pengamatan dan wawancara dengan guru Bahasa Indonesia di Kelas VIII-C SMP Negeri 7 Ciamis pada tanggal 12 Nopember 2016).. Keadaan seperti di atas jika

Metode penelitian kuantitatif dapat diartika sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

a. Terdapat topik-topik baru yang diperkenalkan yaitu himpunan, geometri, bidang dan ruang, statistika dan probalitas, relasi, sistem numerasi kuno,dan penulisan

disampaikan kepada Pokja Konstruksi II KLP Kabupaten Tapin, maka betsama ini kami rir?fig$Adar.g saucrara agff dapai niengikiiti acara Pembuktiar,' K;talifilasi atas

Jadi pada saat beban luar bernilai nol maka hanya beban awal Fi, yang bekerja pada sambungan seperti terlihat pada gambar 8.21(a) Pada saat beban maksimum, Pmax, maka beban

Saat peradangan, dinding kapiler tersebut menjadi lebih permeabel dan lebih mudah dilalui oleh leukosit dan protein terutama albumin, yang diikuti oleh molekul yang lebih

Sehubungan dengan rencana akan dibangunnya prototype kapal Sephull Bubble Vessel, maka selain data-data ukuran utama kapal serta gambar general arrangement diperlukan juga

[r]