• Tidak ada hasil yang ditemukan

Facebook NARASI SIPD print

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Facebook NARASI SIPD print"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Buku Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kota Surakarta merupakan gambaran seluruh potensi dan sumberdaya yang dimiliki oleh Kota Surakarta yang disusun dengan mengolah database 8 kelompok data Sistem Informasi Pembangunan Daerah Kota Surakarta. Dengan ketersediaan data dan informasi Pembangunan Daerah Kota Surakarta ini diharapkan dapat menjadi salah satu pendukung bagi pengambilan keputusan dan kebijakan baik di Daerah maupun di Pusat, dan dapat meningkatkan komitmen pemerintah daerah untuk membangun program berbasis data dan informasi, serta akan meningkatkan kapasitas daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah. Hal tersebut sesuai dengan amanat Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah Pasal 274, Perencanaan pembangunan Daerah didasarkan pada data dan informasi yang dikelola dalam sistem informasi pembangunan Daerah. Dengan pengoptimalan dan peningkatan sistem informasi pemerintah daerah akan memperkuat kerja sama baik antar Pemerintah Daerah maupun dengan Pemerintah Pusat.

Data yang tersaji dalam buku ini merupakan data yang terekam sampai dengan Bulan Desember tahun 2016, sehingga secara bertahap selalu diusahakan pembaharuannya serta penyempurnaan kualitas maupun kuantitasnya. Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan buku ini, diucapkan terima kasih dan semoga bermanfaat bagi penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan kepada masyarakat. Kami berharap dukungan ini akan terus berlanjut sehingga kualitas data dan informasi yang tersaji akan semakin baik.

Surakarta, Agustus 2017 Kepala Bapppeda Kota Surakarta

(2)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...i

Daftar Isi ... ii

BAB I Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang ... 2

B. Dasar Hukum ... 2

C. Maksud, Tujuan, Sasaran, dan Manfaat ... 4

D. Ruang Lingkup Data ... 5

BAB II Selayang Pandang Kota Surakarta ... 6

A. Riwayat Pemerintahan Kota Surakarta ...6

B. Visi dan Misi Kota Surakarta Tahun 2016 2021 ... 8

BAB III Geografi dan Pemerintahan ... 10

A. Geografi ... 10

1. Lahan persawahan ... 11

2. Lahan Kering ... 12

B. Pemerintahan ... 14

1. Organisasi Pemerintahan ... 14

2. Pegawai Negeri Sipil ... 14

3. Pejabat Struktural dan Fungsional ... 15

BAB IV Sosial Budaya ... 17

A. Kependudukan ... 17

1 . Jumlah Penduduk ... 18

2 . Komposisi Penduduk ... 18

3 . Sebaran Penduduk ... 19

4 . Lapangan Usaha dan Ketenagakerjaan ... 20

B. Kesehatan ... 23

1 . Sarana Kesehatan ... 24

2 . Sarana Industri, Distribusi Obat dan Alat Kesehatan .... 27

3 . Tenaga Kesehatan ... 28

C. Pendidikan ... 28

(3)

E. Keagamaan ... 37

BAB V Sumber Daya Alam ... 38

A . Pertanian ... 38

B . Pertambangan dan Energi ... 41

C . Lingkungan Hidup, Tata Ruang dan Pertanahan ... 41

BAB VI Infrastruktur ... 43

A. Perumahan dan Permukiman ... 43

B. Pekerjaan Umum... 44

C. Pariwisata ... 46

D. Perhubungan dan Transportasi ... 48

BAB VII Ekonomi ... 49

A . Industri ... 49

B . Perdagangan ... 51

C . Lembaga Keuangan dan Koperasi ... 52

BAB VIII Keuangan Daerah ... 54

A . PDRB ... 54

B . Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) ... 58

C . Pendapatan Asli Daerah (PAD) ... 58

D . Pajak Daerah ... 59

E . Dana Perimbangan ... 60

BAB IX Politik, Hukum dan Keamanan ... 61

A. Suprastruktural dan Infrastruktural Politik ... 61

B. Hukum ... 62

C. Keamanan ... 63

BAB X Insidensial ... 65

A . Penyakit Menular ... 65

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesuai dengan amanat Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah yang dipertegas dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD), Perencanaan pembangunan Daerah didasarkan pada data dan informasi yang dikelola dalam sistem informasi pembangunan Daerah.Dalam rangka mendukung penyediaan data dan informasi hasil pembangunan, maka dilakukan kerjasama antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam hal penyediaan database yang dikemas dalam bentuk Sistem Informasi Profil Daerah (SIPD). SIPD adalah suatu sistem pengelolaan data dan informasi profil daerah untuk mendukung perencanaan, pengendalian dan analisis kinerja pembangunan daerah dengan memanfaatkan teknologi informasi. Pengembangan data dan informasi profil daerah, diharapkan dapat meningkatkan kapasitas daerah, komunikasi data dan informasi antar daerah, dan antara daerah dengan pusat.

(5)

Data Sistem Informasi Pembangunan Daerah mencakup 8 kelompok data, meliputi: Data Umum; Sosial Budaya; Sumber Daya Alam; Infrastruktur; Industri, Perdagangan, Keuangan, Koperasi Usaha dan Investasi; Ekonomi dan Keuangan; Politik, Hukum, dan Keamanan serta Insidental dari setiap SKPD maupun instansi pemerintah lainnya. Pengelompokan kedalam 8 Jenis kelompok data tersebut merupakan standar yang terdapat dalam SIPD sehingga daerah-daerah lain di Indonesia yang melaksanakan pendataan dalam kemasan SIPD juga melaksanakan pendataan dalam 8 jenis kelompok data dengan harapan bahwa kondisi masing-masing daerah dapat dibandingkan secara nasional.

Sistem Informasi Pembangunan Daerah pada dasarnya memiliki nilai yang sangat strategis bagi kepentingan Pusat dan Daerah, apabila keseluruhan aspek data yang telah ditetapkan dapat dipenuhi. Karena di dalamnya, SIPD berisi data-data mendasar yang mampu memberikan gambaran Pembangunan Daerah. Sehingga berbagai potensi daerah yang ada, dapat dikembangkan lebih lanjut kearah yang lebih tepat dalam rangka mendukung eksistensi daerah yang bersangkutan.

B . Dasar Hukum

Dasar hukum penyusunan Sistem Informasi Profil Daerah (SIPD) Kota Surakarta ini adalah sebagai berikut:

a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN);

(6)

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

c. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan Dan Kinerja Instansi Pemerintah (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25);

d. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); e. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata

Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4698);

f. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah Kota Surakarta (Lembaran Daerah Kota Surakarta Tahun 2016 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Kota Surakarta Nomor 57);

g. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);

(7)

C . Maksud, Tujuan, Sasaran dan Manfaat Maksud :

1. Menyediakan data dan informasi sebagai dasar kebijakan dalam menyusun perencanaan pembangunan daerah;

2. Meningkatkan komitmen Pemerintah Daerah untuk membangun pola kerjasama berbasis data dan informasi;

3. Menyempurnakan dan mengupdate data base profil/pembangunan daerah Kabupaten/Kota yang menggambarkan seluruh potensi dan sumber daya yang dimiliki Kabupaten/Kota secara series

Tujuan :

1. Menyediakan data bagi pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan

2. Mewujudkan perencanaan pembangunan berbasis data

Sasaran : menyediakan analisis data dan informasi 8 kelompok data pembangunan daerah yang komprehensif sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan daerah.

Manfaat :

1. Tersedianya data dasar perencanaan pembangunan

2. Memetakan potensi yang dimiliki dan permasalahan yang dihadapi.

(8)

D . Ruang Lingkup Data

Ruang Lingkup Materi Sistem Informasi Pembangunan Daerah ini adalah analisa indikator terdiri dari delapan kelompoktime serties 5 (lima) tahun, yaitu:

1) Data Umum mencakup data geografi dan pemerintahan, demografi penduduk

2) Data sosial budaya mencakup, pendidikan, kesehatan, agama, dan kesejahteraan sosial.

3) Sumber daya alam (SDA) mencakup pertanian, kehutanan, kelautan, perikanan, peternakan, perkebunan; pertambangan dan energy; lingkungan hidup, tata ruang & pertanahan.

4) Data infra struktur mencakup perumahan dan permukiman; pekerjaan umum; pariwisata, pos, telekomunikasi & informatika; perhubungan, dan transportasi.

5) Data Ekonomi mencakup industri, perdagangan, koperasi, usaha, dan investasi; dan BUMD, Perbankan daerah dan Lembaga Keuangan Daerah

6) Data Keuangan Daerah mencakup pengelolaan asset / barang daerah; produk domestik regional bruto (PDRB), APBD, pajak, dana perimbangan, PAD, Pinjaman daerah, retribusi daerah. 7) Data politik, hukum & keamanan mencakup politik dalam negeri &

pengawasan; hokum; keamanan dan ketertiban masyarakat

(9)

BAB II

SELAYANG PANDANG KOTASURAKARTA

A. Riwayat Pemerintahan Kota Surakarta

(10)

berubah menjadi Surakarta Hadiningrat. Pembangunan kraton baru ini menurut catatan menggunakan bahan kayu jati dari kawasan Alas Donoloyo, hutan di daerah Wonogiri dan kayunya dihanyutkan melalui sungai. Secara resmi, keraton mulai ditempati tanggal 17 Februari 1745 (atau Rabu Pahing 14 Sura 1670 Penanggalan Jawa, Wuku Landep, Windu Sancaya). Secara yuridis Kota Surakarta terbentuk berdasarkan penetapan Pemerintah Tahun 1946 Nomor 16/SD, yang diumumkan pada Tanggal 15 Juli 1946 dengan berbagai pertimbangan faktor-faktor historis sebelumnya, kemudian ditetapkanlah tanggal 16 Juni 1946 sebagai hari jadi Pemerintah Daerah Kota Surakarta. Secara de facto sejak tanggal 16 Juni 1946 tersebut Pemerintah Daerah Kota Surakarta berhak mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri, sekaligus menghapus kekuasaan kerajaan Kasunanan dan Mangkunegaran (Sumber: Lembaran Daerah Kota Surakarta Tahun 2010 Nomor 12).

Dilihat dari sisi perkembangan Pemerintahan di Kota Surakarta, periode pemerintahan secara umum dapat dibagi menjadi tujuh, yaitu (Lembaran Daerah Kota Surakarta Tahun 2010 Nomor 12):

1) Periode Pemerintahan Daerah Kota Surakarta, yaitu mulai tanggal 16 Juni 1946 sampai dengan berlakunya Undang-Undang No.16 Tahun 1947, yang ditetapkan pada tanggal 5 Juni 1947.

2) Periode Pemerintahan Haminte Surakarta, yaitu sejak berlakunya Undang-Undang No.16 Tahun 1947 sampai dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948, yang ditetapkan pada tanggal 10 Juli 1948.

(11)

4) Periode Pemerintahan Daerah Kotapraja Surakarta, yaitu sejak berlakunya Undang-Undang No.1 Tahun 1957 sampai dengan berlakunya Undang-Undang No.18 Tahun 1965, yang ditetapkan pada tanggal 1 September 1965.

5) Periode Pemerintahan Kotamadya Surakarta, yaitu sejak berlakunya Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 sampai dengan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tanggal 4 Mei 1999.

6) Periode Pemerintahan Kota Surakarta, yaitu sejak berlakunya Undang-Undang No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. 7) Periode Pemerintahan Kota Surakarta, yaitu sejak berlakunya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sampai sekarang.

B. Visi dan Misi Kota Surakarta Tahun 2010-2016

Berpedoman pada Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 9 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surakarta Tahun 2016 – 2021, Visi Walikota-Wakil Walikota Surakarta terpilih Tahun 2016-2021, ditetapkan sebagai visi pembangunan jangka menengah daerah Kota Surakarta Tahun 2016–2021 adalah :

(12)

dengan misi RPJPD Kota Surakarta Tahun 2005-2025. Penjabaran misi pembangunan Kota Surakarta Tahun 2016-2021 dirumuskan sebagai berikut:

1. Waras

Mewujudkan masyarakat yang sehat jasmani dan rohani dalam lingkungan hidup yang sehat.

2. Wasis

Mewujudkan masyarakat yang cerdas, berkualitas, berdaya saing, mandiri, dan berkarakter menjunjung tinggi nilai–nilai luhur dan melestarikan warisan budaya daerah.

3. Wareg

Mewujudkan masyarakat yang produktif, mandiri, dan berkeadilan mampu memenuhi kebutuhan dasar jasmani dan rohani.

4. Mapan

Mewujudkan masyarakat yang tertib, aman, damai, berkeadilan, berkarakter, dan berdaya saing melalui pembangunan daerah yang akuntabel (sektoral, kewilayahan, dan kependudukan) dan tata kelola pemerintahan yang efektif, efisien, bersih, responsif dan melayani.

5. Papan

(13)

BAB III

GEOGRAFI DAN PEMERINTAHAN

A. Geografi

Dari sisi letak geografis, Kota Surakarta atau Kota Solo berada di cekungan antara lereng

pegunungan Lawu dan

pegunungan Merapi dengan ketinggian sekitar 92 m di atas permukaan laut, terletak di antara

110°45'15" - 110° 45'35" Bujur Timur dan 7°36’- 7°56’ Lintang Selatan. Kota Surakarta dibelah dan dialiri oleh 3 (tiga) buah sungai besar, yaitu Sungai Bengawan Solo, Kali Jenes, dan Kali Pepe.

Kota Surakarta di bagian selatan dibatasi oleh Kabupaten Sukoharjo, bagian timur dibatasi oleh Kabupaten Karanganyar dan Sukoharjo, bagian utara dibatasi oleh Kabupaten Boyolali dan Karanganyar, dan bagian barat dibatasi oleh Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo. Kota Surakarta dibagi menjadi 5 wilayah kecamatan yang terdiri dari 51 wilayah kelurahan.

(14)

Tabel 1. Luas Wilayah Kecamatan

Kecamatan

Jumlah Kelurahan

Jumlah RW

Jumlah RT

Luas Wilayah (Ha)

1. Laweyan 11 105 457 863,83 (19,61%)

2. Serengan 7 72 312 319,4 (7,25%)

3. Pasar Kliwon 9 100 422 481,52 (10,93%)

4. Jebres 11 151 646 1258,18 (28,57%)

5. Banjarsari 13 176 877 1481,1 (33,63%)

Total 51 604 2714 100%

Sumber : Bag.Pemerintahan Setda Kota Surakarta (Data per Desember 2016)

1. Lahan Persawahan

Pada tahun 2016 luas lahan persawahaan tercatat hanya sebesar 82 Ha yang terbagi atas lahan sawah teririgasi 60Ha dan sawah tadah hujan seluas 22Ha. Data terkait luas lahan Persawahan di Kota Surakarta dapat dilihat dalam data berikut :

Tabel 2. Luas Lahan Sawah Menurut Jenis Irigasi (Ha)

No Jenis Lahan Sawah Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Sawah Teririgrasi 130,98 130,98 127,48 127 60

2 Sawah Tadah Hujan 4,05 4,05 4,05 3 22

3 Pasang Surut 0 0 0 0 0

4 Sawah Lainnya 0 0 0 0 0

Total Luas Lahan 135,03 135,03 131,53 130 82

(15)

Gambar 1. Perkembangan Lahan Sawah di Kota Surakarta

Meskipun demikian secara periodik telah terjadi alih fungsi dan lahan sawah menjadi lahan bukan sawah yang ditunjukkan dengan penggunaan lahan diluar sektor pertanian.

2. Lahan Kering

Lahan kering yang ada di Kota Surakarta sebagian besar penggunaannyaadalah lahan pemukiman seluas 2.880 ha (80%), lahan untuk usaha lain sebesar 389 ha (11%), hanya sedikit yang digunakan untuk ladang, yaitu 98 ha (3%) dan yang belum diusahakan hampir mendekati 1%.

130,98

sawah irigasi sawah tadah hujan

(H

a)

(16)

Gambar 2. Penggunaan Lahan Kering di Kota Surakarta Tahun 2016

Tabel 3. Luas Penggunaan Lahan Kering di Kota Surakarta (Ha) No Jenis Lahan

Kering

Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Rawa-rawa 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

2 Ladang (Tegalan) 126,02 126,02 125,99 125 98

3 Perkebunan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

4 Permukiman 2.809,64 2.809,64 2.848,17 2.859 2.880

5 Usaha Lain 1.231,41 1.231,41 1.231,41 1.231 386

6 Padang Rumput 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

7 Lahan Industri 97,72 97,72 97,32 97 98

8 Belum/Tidak Diusahakan

2,71 2,71 2,71 2 35

Total Luas Lahan 625,89 4.267,50 4.267,50 4.267,50 3.539 Sumber : Badan Pertanahan Kota Surakarta (data per Desember 2016)

Luas lahan kelima kecamatan, sebagian besar bahkan lebih dari separuh lahannya digunakan untuk lahan perumahan. Untuk Kecamatan Jebres lahan untuk Jasa 14% merupakan lahan untuk jasa dimana lahan ini digunakan untuk Perguruan Tinggi UNS, STSI, Solo Technopark dan Terminal Peti Kemas. Pada kecamatan ini

3%

86% 11%

LADANG KERING PEMUKIMAN

(17)

juga rnasih terdapat tanah tegalan 6,5% di Kelurahan Mojosongo, berupa perkebunan rakyat yang banyak diusahakan untuk kayu jati.

B. Pemerintahan

1.Organisasi Pemerintahan

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2016 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, dalam struktur kepemerintahan Kota Surakarta dipimpin oleh seorang Walikota dan seorang Wakil Walikota. Dalam pelaksanaan tugas pemerintahan dibantu Sekretariat Daerah (Setda) yang membawahi 3 asisten. Untuk pelaksanaan teknis pemerintahan daerah, walikota dibantu oleh Lembaga Teknis Daerah yang terdiri atas 22 Dinas, 3 Badan, 2 Kantor, 10 Bagian dan 1 Inspektorat.

2.Pegawai Negeri Sipil

Jumlah Pegawal Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kota Surakarta jika dilihat dari tahun ke tahun terjadi fluktuasi. Tetapi secara umum jumlah PNS menurun dari total 9.751 orang PNS pada tahun 2012menjadi 8.912 orang PNS pada tahun 2016 hal ini disebabkan adanya beberapa hal diantaranya penambahan pegawai dari honorer dan aturan minimal jam mengajar bagi guru bersertifikasi sehingga pengangkatan guru baru menjadi lebih sulit.

Tabel 4. Jumlah Aparatur Pemerintahan Kota Surakarta (Orang)

Golongan PNS Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1). Golongan I 397 397 346 309 268

(18)

Golongan PNS Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

3). Golongan III 4.197 4.074 4.053 4.254 4.194 4). Golongan IV 3.653 3.599 3.503 3.377 3.135 Total 9.751 9.375 9.147 9.325 8.912

Sumber : Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kota Surakarta (Desember 2016)

Untuk perkembangan jumlah PNS di Kota Surakarta dari Tahun 2012 sampai dengan 2016 yang dirinci menurut golongan I sampai dengan golongan IV dapat dilihat seperti gambar 5 grafik berikut :

Gambar 5. Grafik Perkembangan Aparatur Pemkot Surakarta

3.Pejabat Struktural dan Fungsional

Formasi jabatan Struktural dan Fungsional Perangkat Daerah di Kota Surakarta tercatat secara keseluruhan sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 ini terjadi pasang surut. Jumlah pejabat struktural eselon II sampai dengan eselon IV sejak tahun 2012 hingga tahun 2016 ini mengalami penurunan dari 914 di tahun 2012 menjadi 863 orang di tahun 2016. Jumlha pejabat fungsional juga mengalami penurunan dari 8.837 orang di tahun 2012 menjadi 8.049 0

2012 2013 2014 2015 2016

(19)

orang di tahun 2016.

Tabel 5. Jumlah Jabatan Struktural di Lingkungan Pemkot Surakarta

Eselon Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

Eselon II 27 31 30 30 28

Eselon III 128 130 129 129 120

Eselon IV 726 740 738 734 685

Eselon V 33 35 35 33 30

JFK 6.116 5.920 5.771 5.695 5.593

JFU 2.721 2.519 2.444 2.704 2.456

TOTAL 9.751 9.375 9.147 9.325 8.912

(20)

BAB IV SOSIAL BUDAYA

Bab IV menyajikan data-data kependudukan, kesehatan, pendidikan, kebudayaan, olah raga, kesejahteraan sosial dan data keagamaan.

A. Kependudukan

Data penduduk sangat penting karena menjadi dasar dalam perencanaan kebutuhan sarana publik (transportasi, pendidikan, kesehatan, dll) dan juga sebagai dasar perencanaan kebutuhan masyarakat lainnya seperti sandang, papan, produk industri, jasa dan sebagainya menuju masyarakat yang berkualitas. Tujuan ini sejalan dengan visi pembangunan yang menempatkan penduduk sebagai sasaran pembangunan dan sekaligus pelaku pembangunan. Dengan data kependudukan yang valid (benar dan akurat) dan selalu diperbaharui, maka diharapkan semua perencanaan, yang berdasarkan data kependudukan, menjadi perencanaan yang sesuai dengan kebutuhan dan tepat sasaran.

1. Jumlah Penduduk

(21)

Tabel 6. Jumlah Penduduk Kota Surakarta (Orang) Jenis Kelamin

Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

a. Laki-laki 266.724 273.012 273.038 275. 266 282.336 b. Perempuan 278.929 278.114 279.612 282. 340 288.540 Total 545,653 551.126 552.650 557. 606 570.876

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta (Data per Desember 2016)

Gambar 3. Grafik Pertumbuhan Penduduk

2. Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk Kota Surakarta pada tahun 2016 jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan penduduk laki-laki dengan sex ratio sebesar 97,85%, yaitu mengalami sedikit penurunan sex ratio jika dibandingkan dengan tahun 2015 yang memiliki sex ratio sebesar 97,21%. Dilihat dalam kurun waktu lima tahun dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 jumlah penduduk perempuan di Kota Surakarta selalu lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk laki-laki. Di Tahun 2016 sekarang ini jumlah penduduk wanita tercatat sebesar 288.540jiwa (50,54%) dan penduduk laki-laki tercatat 282.336(49,46%). Walaupun jumlah penduduk perempuan selalu lebih banyak, dengan melihat perbedaan angka-angka tersebut komposisi jumlah penduduk

545653 551126 552650

557606

570876

500000 520000 540000 560000 580000

2012 2013 2014 2015 2016

(22)

perempuan dan laki-laki tidak berbeda secara signifikan.

Gambar 4. Komposisi Penduduk Pria dan Wanita

3. Sebaran Penduduk

Sebaran penduduk Kota Surakarta tersebar di 5 kecamatan 51 kelurahan. Di tingkat kecamatan terlihat bahwa Kecamatan Banjarsari memiliki penduduk paling besar pada tahun 2016 yaitu 181.006 jiwa atau 31,71% dari total jumlah penduduk.Sedangkan Kecamatan Serengan memiliki penduduk paling kecil yaitu 54.649 jiwa atau 9,57% dari total jumlah penduduk Kota Surakarta. Data terkait sebaran penduduk Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 7. Sebaran Penduduk Tingkat Kecamatan

No Kecamatan Jumlah

Penduduk ( % )

Luas Wilayah (km2)

Kepadatan (jiwa/km2)

1 Laweyan 17,93% 8,638 11.847

2 Serengan 9,57% 3,194 17.110

3 Pasar Kliwon 15,18% 4,815 18.002

4 Jebres 25,61% 12,582 11.620

5 Banjarsari 31,71% 14,811 12.221

Total 100% 44,040 12.963

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Surakarta (Data per Desember 2016)

0 100000 200000 300000

2012 2013 2014 2015 2016

(23)

Dari sebaran penduduk di atas diketahui Kecamatan Banjarsari memiliki jumlah penduduk yang paling besar, tetapi karena daerahnya cukup luas maka tingkat kepadatan Banjarsari justru lebih rendah dibanding Kecamatan Serengan yang memiliki jumlah penduduk terkecil. Wilayah paling padat penduduknya adalah Kecamatan Pasar Kliwon, dan kepadatan penduduk paling kecil adalah Kecamatan Jebres.

4. Lapangan Usaha dan Ketenagakerjaan

Kota Surakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia memiliki struktur tenaga kerja yang hampir sama, yaitu didominasi oleh sektor perdagangan, rumah makan dan hotel. Dari tabel perkembangan lapangan usaha ini terlihat sektor perdagangan menyerap tenaga kerja relatif tinggi dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Sektor perdagangan mampu menyerap tenaga kerja lebih dari 108 ribu orang. Lapangan usaha sektor ini sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 selalu menempati urutan pertama di Kota Surakarta dan rata-rata menyerap tenaga kerja diatas 40,14%.

Tabel 8. Jumlah Penduduk Menurut Lapangan Usaha (Orang)

No Lapangan Usaha Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Pertanian, kehutanan, perkebunan dan perikanan

2.034 2.015 1.586 2.073 1840

2 Pertambangan dan penggalian

339 348 365 342 364

3 Industri pengolahan 49.748 58.584 50.956 64.014 62,226 4 Listrik , gas dan air 1.068 1.042 430 459 426

5 Bangunan 17.111 14.107 10.701 11.638 13,658

(24)

No Lapangan Usaha Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

komunikasi

8 Keuangan, asuransi, usaha sewa bangunan, tanah dan jasa

perusahaan

12.748 12.226 13.750 13.832 16,612

9 Jasa kemasyarakatan 65.865 61.225 68.331 54.132 55,223

Total 246.768 235.998 249.368 255.621 269,543

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Surakarta (Data per Desember 2016)

Sektor ketiga yang terbesar menyerap tenaga kerja adalah sektor jasa kemasyarakatan. Sektor ini mampu menyerap lebih dari 55 ribu tenaga kerja atau sebesar 20,49% dari total tenaga kerja. Untuk sektor industri pengolahan menempati urutan kedua dengan menyerap tenaga kerja lebih dari 62 ribu orang.

Pada tahun 2016, ketiga sektor ini mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar yaitu dikisaran 83,72%. Dari delapan sektor yang ada, nampaknya sektor perdagangan mengalami kenaikan penyerapan tenaga kerja. Sebanding dengan itu sektor-sektor lainnya juga mengalami peningkatan penyerapan tenaga kerja.

Gambar 5. Pekerjaan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2016 1.840 364

62.226

426 13.658

108.207

12.643 16.612

(25)

Keadaan ketenagakerjaan di Kota Surakarta jika dilihat dalam lima tahun terakhir mengalami pasang surut meskipun prosentasenya tidak begitu besar. Untuk TKI di luar negeri tahun ini mengalami peningkatan dibanding tahun 2015. Jumlah tenaga kerja PHK terjadi peningkatan signifikan, pada tahun 2015 terdapat 32 kasus PHK dengan jumlah tenaga kerja di PHK sebanyak 32 orang, sedangkan tahun 2016 terjadi 16 kasus PHK dengan jumlah tenaga kerja di PHK sebanyak 110 orang. Krisis ekonomi global berimbas pada kondisi nasional dan daerah. Kondisi ketenagakerjaan di Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9. Kondisi Ketenagakerjaan

No Tahun

Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Surakarta dan BPS Kota Surakarta(Data per Desember 2016)

Keterangan:

 Angkatan kerja adalah penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja dan atau mencari pekerjaan.

(26)

dilakukan survey.

 Mencari pekerjaan atau pengangguran terbuka adalah seseorang yang tidak bekerja dan pada saat survey orang tersebut sedang mencari pekerjaan

 Setengah pengangguran adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam/minggu.

B. Kesehatan

Dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan penduduk, pemerintah Kota Surakarta berupaya menyediakan sarana dan prasarana kesehatan disertai tenaga kesehatan yang memadai baik secara kualitas maupun kuantitas. Upaya ini bertujuan agar tempat pelayanan kesehatan mudah dikunjungi dengan biaya yang relatif terjangkau oleh masyarakat. Selain meningkatkan prasarana dan sarana kesehatan salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakatnya adalah dengan Program PKMS (Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta). PKMS ini terbagi dalam dua jenis, yaitu untuk masyarakat miskin berhak mendapatkan Kartu PKMS Gold, dan PKMS Silver bagi masyarakat yang tidak masuk kategori penduduk miskin dan bukan PNS.

1. Sarana Kesehatan a. Posyandu

(27)

Gambar 6. Perkembangan Posyandu di Surakarta

Dengan data ini terlihat partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan mandiri cukup tinggi, ini terbukti dengan jumlah posyandu aktif sebesar 602 unit yang tersebar di 51 kelurahan. Kegiatan posyandu dalam membina kesehatan masyarakat berupa pemberian imunisasi, penimbangan bayi, pemberian gizi bayi dan informasi kesehatan kepada masyarakat. Posyandu juga membina kader-kader kesehatan masyarakat yang akan terus menerus mengawasi kondisi kesehatan masyarakat di sekitarnya.

b. Puskesmas

Jumlah Puskemas Induk pada tahun 2016 tidak mengalami peningkatan dibanding tahun 2015 yaitu 17 unit. Demikian juga dengan puskesmas keliling dibandingkan dengan tahun 2015 tidak mengalami peningkatan yakni 17 unit puskesmas keliling. Untuk Puskemas Pembantu (Pustu) dibandingkan dengan tahun 2015, pada tahun 2016 ini mengalami kenaikan, yaitu 25 unit puskesmas pembantu menjadi 26. Daftar puskesmas, wilayah kelurahan, dan alamatnya pada tahun 2016 seperti tabel di bawah ini :

2012 2013

2014

2015

2016 602 602

602

603

602

Posyandu

(28)

Tabel 10. Puskesmas di Kota Surakarta

No. NAMA TEMPAT ALAMAT KECAMATAN Telp

1 Pajang Jl. Sidoluhur no. 29 Rt 03/IV

Songgalan Pajang Laweyan 0271 - 714594

2 Penumping Jl. Kiageng Manger Gg.II

Penumping Laweyan 0271 - 714832

3 Purwosari Jl. Flamboyan Dalam no. 2 Rt

002/XI Purwosari Laweyan 0271 - 716333

4 Kratonan Jl. Pringgodani no. 34

Kratonan Serengan 0271 - 655539

5 Jayengan Kartopuran RT 12/V

Jayengan Serengan 0271 - 641257

6 Gajahan Jl. Veteran no. 46 Gajahan Pasar Kliwon 0271 - 654077 7 Sangkrah Jl. S. Indragiri RT 04/I

Sangkrah Pasar Kliwon 0271 - 655061

8 Sibela Sibela Timur no. 1 Perum

Mojosongo Jebres 0271 - 854252

9 Purwodiningratan Jl. Suryo no. 49

Purwodiningratan Jebres 0271 - 647545

10 Ngoresan Jl. Kartika IV no. 2 RT 03/18 Jebres 0271 - 646919 11 Pucangsawit Jl. Waringin no. 1 RT 03/13

Pucangsawit Jebres 0271 - 648990

12 Banyuanyar Jl. Bone Utara no. 38

Banyuanyar Banjarsari 0271 - 719313

13 Manahan Jl. Srigunting VII / 11

Manahan Banjarsari 0271 - 719313

14 Nusukan Jl. Sriwijaya Utara III / 5

Nusukan Banjarsari 0271 - 717736

15 Gilingan

Bibis Wetan RT 03/19

Gilingan Banjarsari 0271 - 637025

16 Setabelan

Jl. D.I. Panjaitan no. 5

Setabelan Banjarsari 0271 - 641033

17 Gambirsari

Jl. Kelud Barat RT 06 /13

Kadipiro Banjarsari 0271 - 857376

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surakarta (Data per Desember 2016)

(29)

Tabel 11. Jumlah Posyandu dan Puskesmas di Kota Surakarta (Unit)

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surakarta (Data per Desember 2016)

Gambar 7. Perkembangan Puskesmas Kota Surakarta

c. Rumah Sakit

Data Rumah Sakit Umum Pemerintah untuk type A sebanyak 1 unit (RS Moewardi) dan rumah sakit tipe C sebanyak 1 unit. Untuk rumah sakit umum swasta, Kota Surakarta memiliki rumah sakit tipe B sebanyak 3 unit, tipe C sebanyak 3 unit, dan tipe D sebanyak 2 unit. Untuk rumah sakit khusus tahun 2016 terdapat 3 unit.

(30)

Tabel 12. Jumlah Rumah Sakit Menurut Tipe Rumah Sakit (Unit)

Tipe Rumah Sakit Tahun

2012 2013 2014 2015 2016 a. Rumah Sakit Umum

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surakarta (Data per Desember 2016)

2. Sarana Industri, Distribusi Obat dan Alat Kesehatan

Secara umum sarana industri kesehatan pada tahun 2016 mengalami peningkatan jumlah dibanding dengan tahun 2015, yaitu apotek sebanyak 168 unit, dan mengalami penurunan untuk pedagang besar farmasi jumlah sebanyak 34 unit di tahun 2015 dan menurun menjadi 32 unit di tahun 2016. Sedangkan yang tidak mengalami perubahan adalahtoko obat sebanyak 23 unit.. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat tabel dibawah ini.

Tabel 13. Jumlah Pedagang Farmasi di Kota Surakarta (Unit)

Tipe Pedagang farmasi Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

a. Pedagang Besar

Farmasi 0 0 33 34 32

c. Apotik 161 163 171 166 168

d. Toko Obat 21 20 20 23 23

(31)

3. Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan yang ada di Kota Surakarta terdiri dari tenaga dokter, keperawatan, gizi, farmasi, teknis medis, kesehatan masyarakat, dan sanitasi. Secara umum jumlah tenaga kesehatan pada tahun 2016 mengalami peningkatandibandingkan tahun 2015.

Tabel 14. Jumlah Tenaga Kesehatan di Kota Surakarta (Orang)

No Tenaga Kesehatan Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Dokter Umum 178 255 246 619 619

2 Dokter Spesialis 154 272 294 601 601

3 Dokter Gigi 51 72 85 198 198

4 Perawat 2.068 2.317 2.274 2.493 2.735

5 Bidan 294 299 314 410 466

6

Ahli Penyehatan Lingkungan

35 58 75 39 39

7 Apoteker 78 323 332 381 381

8 Ahli Gizi 83 72 90 76 81

9 Analis Laboratorium 150 252 192 192 285

10 Ahli Rontgen 52 68 61 61 0

11

Pranata Laboratorium

Kesehatan 150 252 192 192 285

12 Sanitarian 35 58 75 39 39

Total 3.328 4.298 4.230 5.301 5.729

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surakarta (Data per Desember 2016)

Untuk tahun 2016 jumlah tenaga dokter yang ada di wilayah Surakarta masih sama dengan tahun 2015 yaitu sebanyak 619 dokter. Sedangkan tenaga perawat mengalami peningkatan dari 2.493 di tahun 2015 menjadi 2.735 di tahun 2016.

C. Pendidikan

1. Sarana Pendidikan

(32)

jasa pendidikan menuntut tersedianya penyelenggara pendidikan yang makin bermutu.

Kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia ini didasarkan kepada pemikiran bahwa pendidikan tidak sekedar menyiapkan peserta didik agar mampu masuk dalam pasaran kerja, namun lebih dari itu, pendidikan merupakan salah satu pembangunan watak bangsa (national character building), seperti kejujuran, keadilan, keikhlasan, kesederhanaan dan keteladanan.

Dengan meningkatnya pendapatan penduduk dan semakin majunya ilmu pengetahuan, maka masyarakat mulai menuntut adanya peningkatan sarana dan mutu pendidikan. Pemerintah beserta pihak swasta harus mampu memenuhi kebutuhan pendidikan tinggi yang berkualitas. Untuk itu beberapa upaya pemerintah telah banyak dilakukan antara lain pengadaan sarana dan peralatan belajar, penyempurnaan kurikulum, penataran guru, dan perbaikan gedung sekolah dasar.

Kesadaran masyarakat terhadap pendidikan bagi anak-anaknya cukup tinggi. Dilihat selama kurun waktu lima tahun dari tahun 2012 sampai 2016 jumlah siswa TK mengalami kenaikan dari tahun 2012 ke tahun 2013 dan sebaliknya mengalami penurunan di tahun 2014. Namun demikian jika dibandingkan dengan tahun 2014, tahun 2015 mengalami peningkatan jumlah siswa menjadi 16.182 dan menurun lagi di tahun 2016 menjadi 16.005 siswa.

Tabel 15. Jumlah Sekolah TK, Murid, Guru No Taman

Kanak-kanak (TK)

Tahun

Ket

2012 2013 2014 2015 2016

1 Jumlah Sekolah

(33)

No Taman Kanak-kanak (TK)

Tahun

Ket

2012 2013 2014 2015 2016

b) Swasta 291 293 293 324 324 buah

2 Jumlah Siswa

a) Negeri 214 223 132 252 245 orang

b) Swasta 17.485 16.627 16.175 15.930 15.760 orang 3 Jumlah Guru

a) Negeri 16 18 18 19 19 orang

b) Swasta 1.291 1.305 1.310 1.259 1.320 orang

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Surakarta (Data per Desember 2016)

Gambar 8. Grafik jumlah Sekolah TK, Siswa dan Guru

Pada jenjang Sekolah Dasar (SD), Dari Tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 jumlah sekolah negeri dan swasta untuk jenjang SD didominasi oleh pendidikan Negeri. Tahun 2016 dominasi sekolah negeri sebesar 66,40 % dimana jumlah SD negeri terdapat 166 unit sekolah dan swasta hanya 84 unit (33,60%). Jumlah murid SD Negeri sebanyak 34.847 orang dan SD swasta 27.501 orang.

0 5.000 10.000 15.000 20.000

2012 2013 2014 2015 2016

2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Guru 1.339 1.278 1.328 1.323 1.307

Jumlah Sekolah 326 326 295 295 293

Jumlah Siswa 16.005 15.955 16.307 16.850 17.699

(34)

Tabel 16. Jumlah Sekolah SD, Murid, Guru

No Sekolah Dasar (SD) Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Jumlah Sekolah

a) Negeri 189 182 177 170 166

b) Swasta 79 84 85 85 84

2 Jumlah Siswa

a) Negeri 41,365 39,632 38,531 36.671 34.847 b) Swasta 24,485 25,564 26,144 27.568 27.501 Sumber : Dinas Pendidikan Kota Surakarta (Data per Desember 2016)

Gambar 15. Grafik jumlah Sekolah SD, Siswa dan Guru

Pada jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Jumlah sekolah negeri dan swasta untuk jenjang SLTP didominasi oleh pendidikan swasta sebesar 62 % dimana pada tahun 2016 jumlah SLTP swasta berjumlah 48 sedangkan jumlah SLTP Negeri sebanyak 27 unit. Tetapi jika dibandingkan dengan jumlah murid yang masuk, maka jumlah murid SLTP Negeri jauh lebih banyak yang masuk ke sekolah negeri dengan porsi untuk SLTP Negeri

0 20.000 40.000 60.000 80.000 2012

2013 2014 2015 2016

2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Sekolah 268 266 262 255 250

Jumlah Siswa 65.850 65.196 64.675 64.239 62.347

(35)

hingga 19.124 murid pada tahun 2016. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah lanjutan negeri masih lebih diminati oleh masyarakat dibandingkan dengan sekolah swasta.

Tabel 17. Jumlah Sekolah SLTP, Murid, Guru

No SLTP Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Jumlah Sekolah

a) Negeri 27 27 27 27 27

b) Swasta 44 47 47 48 48

2 Jumlah Siswa

a) Negeri 17,409 18,027 18,800 19.077 19.124 b) Swasta 14,401 14,119 14,041 13.637 12.483 3 Jumlah Guru

a) Negeri 1,235 1,213 1,169 1153 1133

b) Swasta 1,273 1,173 1,323 1200 1152

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Surakarta (Data per Desember 2016)

Gambar 17. Grafik Jumlah Sekolah SLTP, Siswa dan Guru

Untuk Sekolah SMU jumlah sekolah negeri tidak mengalami perubahan, sedangkan jumlah sekolah swasta berkurang menjadi 25 pada tahun 2016. Jumlah murid dan jumlah guru secara umum

0 5.000 10.000 15.000 20.000 2012

2013 2014 2015 2016

2012 2013 2014 2015 2016 Jumlah Guru 2.508 2.386 2.492 2.353 2.285

Jumlah Sekolah 71 74 74 75 75

Jumlah Siswa 31.810 32.146 32.841 32.714 31.607

(36)

mengalami penurunan. Jumlah siswa SMU tahun 2016 mengalami penurunan untuk SMU negeri, dan untuk SMU swasta mengalami kenaikan. Sedangkan jumlah guru SMU tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 20 guru.

Tabel 18. Jumlah Sekolah SMU, Murid, Guru

No SMU Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Surakarta (Data per Desember 2016)

Gambar 9. Grafik jumlah Sekolah SMU, Siswa, dan Guru

Di Kota Surakarta selain SMU, sekolah kejuruan juga menjadi alternatif masyarakat yang ingin memberikan pendidikan bagi putra-putrinya. Jika dibandingkan dengan SMU, minat

0 5.000 10.000 15.000 20.000 2012

2013 2014 2015 2016

2012 2013 2014 2015 2016 Jumlah Guru 1.453 1.397 1.392 1.391 1.379 Jumlah Sekolah 34 34 35 34 33 Jumlah Siswa 15.820 15.002 16.064 16.661 16.975

(37)

masyarakat hampir berimbang untuk menyekolahkan anaknya ke SMK. Selain memberikan pengetahuan umum sekolah kejuruan juga memberikan pendidikan ketrampilan yang mencukupi sehingga lulusan SMK dapat bersaing di dunia usaha. Bisa dilihat di tahun 2016, dengan jumlah sekolah 49 buah, SMK mempunyai jumlah siswa sebanyak 22.970 orang.

Tabel 19. Jumlah Sekolah SMK, Murid, Guru

No SMK Tahun Ket

2012 2013 2014 2015 2016

1 Jumlah Sekolah Sumber : Dinas Pendidikan Kota Surakarta (data per Desember 2016)

Gambar 10. Grafik Jumlah Sekolah SMK, Siswa, dan Guru.

Berdasarkan data Dikpora Kota Surakarta, jumlah olahraga yang berkembang di masyarakat ada 41 cabang olahraga, dengan

0 10.000 20.000 30.000

2012 2013 2014 2015 2016

Jumlah Guru 2.191 2.219 2.115 2.225 2.197

Jumlah Sekolah 49 49 50 50 49

Jumlah Siswa 25.169 24.353 22.855 23.056 22.970

(38)

sarana prasarana olahraga yang cukup memadai, yaitu sejumlah 135 kelompok klub olahraga, 30 unit gedung olahraga, 40 kelompok organisasi olahraga.

D. Kesejahteraan Sosial 1. Penduduk Rawan Sosial

Perkembangan jumlah penduduk yang berstatus rawan sosial seperti fakir miskin, balita telantar, penyandang cacat, dan lain-lain dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 20. Jumlah Penduduk Rawan Sosial di Kota Surakarta (Orang) No Tipe Kerawanan

Sosial

Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Fakir Miskin 19.881 21.763 23.319 26.867 28.340

2 Balita Terlantar 22 33 29 38 42

3 Anak Terlantar 89 81 87 83 78

4 Lanjut Usia Terlantar 318 329 337 390 379

5 Gepeng 57 62 88 74 71

8 Bekas Narapidana 203 203 211 217 219

9 Pengidap HIV/AIDS 22 18 16 17 23

10

Korban

Penyalahgunaan NAPZA

183 191 208 209 183

11 Anak Jalanan 34 38 31 27 29

12 Penderita sakit jiwa 19 32 27 23 18

Sumber : Dinas Sosial Kota Surakarta (Data per Desember 2016)

(39)

yaitu dari 19.881 orang menjadi 28.340 orang.

Gambar 11. Grafik Jumlah Fakir Miskin

E. Keagamaan

Pemeluk agama di Kota Surakarta cukup beragam. Pemeluk agama Islam masih dominan dengan jumlah 77.08%. Sedangkan pemeluk agama Kristen dan Katolik menempati urutan kedua dan ketiga masing-masing 13,39 % dan 9.19 %. Untuk pemeluk agama yang lain jumlahnya sangat kecil, yaitu di bawah 1%.

Tabel 21. Jumlah Pemeluk Agama dan Jumlah Sarana Ibadah

Keterangan Tahun

1. Jumlah Pemeluk Agama (Orang)

2012 2013 2014 2015 2016

2012 2013 2014 2015 2016

(40)

Keterangan Tahun

1). Mesjid 560 562 526 666 670

2). Langgar/ Mushola 216 216 216 209 212

4). Gereja Kristen 166 166 195 185 201

5) Gereja Katolik/ Kapel 16 17 18 19 18

6). Pura/Kuil/ Sanggah 2 2 3 3 3

7). Vihara/Cetya/ Klenteng 8 8 7 8 8

(41)

BAB V

SUMBER DAYA ALAM

A. Pertanian

Kota Surakarta Sebagai salah satu kota besar di Jawa Tengah, mengalami pertumbuhan ekonomi dan penduduk karena migrasi yang cepat. Pertumbuhan ini mengakibatkan luas lahan produktif pertanian setiap tahun menurun. Penurunan ini disebabkan beralih fungsinya lahan sawah menjadi daerah pemukiman dan lahan usaha. Meskipun demikian, adanya teknologi pertanian yang lebih maju seperti dalam bibit unggul dan pupuk menyebabkan produksi gabah dan beras tetap meningkat meskipun luas lahan pertanian berkurang.

Berikut ini data yang menggambarkan volume produksi sektor pertanian.

Tabel 22. Potensi Pertanian di Kota Surakarta

Potensi Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

Padi/ sawah

1) Luas Areal Produksi (Panen dalam Ha)

184 202 171 195 203

2) Jumlah Produksi Gabah (ton)

1.030,40 1.271,18 917,04 1.351,94 1.338,00

3) Produksi Beras (ton) 759,92 711,86 550,23 811,16 802,8 Sumber : Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Surakarta (Data per Desember 2016)

(42)

Sektor pertanian di Kota Surakarta juga diwarnai adanya produksi perikanan darat (sungai dan kolam) dan perikanan perairan umum. Hasil ikan yang dapat dipanen dari kolam air tenang tahun 2016 sebanyak 37,67 ton. Jumlah ini meningkat sangat besar dibanding tahun 2012 yang menghasilan 18,3 ton. Jumlah ikan yang diproduksi antara lain ikan sidat, ikan nila, ikan lele, ikan gurame, dan ikan tawar lainnya.

Tabel 23. Produksi Perikanan Kota Surakarta

Perikanan Tahun Ket

2012 2013 2014 2015 2016

1) Kolam Air Tenang

a. Luas 0,6 0,6 0,6 0,73 3,13 ha

b. Jumlah produksi 18,3 27,77 68,81 36,21 37,63 ton

2). Perikanan Perairan Umum

a. Luas 89,1 89,1 89,1 89,1 89,1 ha

b. Produksi Rawa, Danau, Sungai

18,58 10,52 12,06 11,9 11,9 ton

c. Jumlah rumah tangga produksi

48 48 75 75 75 kk

Sumber : Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Surakarta (data per Desember 2016)

Untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, masyarakat Kota Surakarta memelihara beberapa hewan ternak seperti sapi potong dan sapi perah. Terjadi trend penurunan jumlah populasi ternak sapi perah dari tahun 2012 ke tahun 2016, jumlah populasi ternak sapi potong juga mengalami penurunan dari tahun 2012 ke tahun 2016. Penurunan paling tajam tampak untuk sapi potong dari tahun 2013 ke tahun 2016 seperti terlihat pada tabel dan grafik di bawah ini.

Tabel 24. Produksi Sapi Potong Dan Sapi Perah Kota Surakarta

A. Ternak Sapi Potong 2012 2013 2014 2015 2016 Ket

1) Jumlah populasi 881 809 789 701 568 ekor

(43)

A. Ternak Sapi Potong 2012 2013 2014 2015 2016 Ket per tahun

3) Laju pertumbuhan populasi per tahun

0,3 -8,17 -2,47 -11,15 -67,2 %

4) Rata-rata kepemilikan 2 2 2 1 4 ekor/pet

B. Ternak Sapi perah 2012 2013 2014 2015 2016 Ket

1) Jumlah populasi 134 100 62 15 21 ekor

2) Jumlah produksi susu per tahun

84,97 135,05 52,42 44,65 6,17 ribu liter

3) Laju pertumbuhan populasi per tahun

-25,37 -25,37 -38 66,67 40 %

4) Rata-rata kepemilikan 32 17 16 -75,8 7 ekor/pet

5) Rata-rata

produktivitas per ekor per hari

6 8 5,17 4,32 2,7 lt/ek/hr

Sumber : Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Surakarta (data per Desember 2016)

Gambar 12. Potensi Ternak Sapi di Kota Surakarta 881

2012 2013 2014 2015 2016

(44)

B. Pertambangan dan Energi

Kebutuhan akan energi masyarakat Kota Surakarta sebagian besar berupa listrik dan bahan bakar minyak (BBM). PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah mampu memberikan pelayanan bagi seluruh rumah tangga dan perusahaan yang ada wilayah di Surakarta. Jangkauan keluarga yang menggunakan listrik PLN telah mencapai 153.992KK atau sekitar 97% dengan daya listrik terpasang mencapai 172.971.967 VA.

C. Lingkungan Hidup, Tata Ruang dan Pertanahan

Lingkungan hidup bagi masyarakat kota sudah menjadi kebutuhan pokok. Disamping sebagai penyeimbang pesatnya pertumbuhan dan perkembangan kota, juga sebagai sarana rekreasi keluarga, tempat olah raga, dan kegiatan sosial.

Kota Surakarta memiiiki area hijau berupa hutan kota sebagai paru-paru kota dengan luas 499,436 Ha dan ruang terbuka hijau seluas 56,1 Ha. Luas area hijau ini jika dibandingkan dengan luas total kota Surakarta (44.040 Ha) hanya sebesar 1,68%. Perlu kesadaran oleh masyarakat kota untuk berpartisipasi membantu menghijaukan kota dengan cara menanam pohon besar / keras di halaman rumah, di kantor maupun di tempat usaha.

Sebagai kota budaya, Surakarta memiliki 72 bangunan cagar budaya yang dilestarikan, 44 diantaranya merupakan bangunan cagar budaya yang dimiliki daerah. Selain bangunan cagar budaya, Kota Surakarta juga memiliki 15.216 benda cagar budaya, 8 situs cagar budaya dan 11 kawasan cagar. Cagar budaya merupakan salah satu daya tarik baik bagi wisatawan maupun investor. Oleh karena itu, cagar budaya perlu dipelihara dan dirawat sebaik-baiknya untuk diwariskan kepada anak-cucu sebagai generasi penerus bangsa.

(45)

mencakup udara, tanah, dan air. Jika dibandingkan dengan data tahun 2012, jumlah kasus pencemaran di Kota Surakarta mengalami peningkatan sampai dengan tahun 2016. Pada tahun 2016 terjadi 1 kasus pencemaran tanah dan 2 kasus pencemaran air, sebelumnya pada tahun 2012 tidak ada kasus pencemaran tanah dan air. Sementara itu, kasus pencemaran udara juga mengalami kenaikan dari 1 kasus pada tahun 2012 menjadi 4 kasus pada tahun 2016.

Sementara itu, tanah yang bersertifikat di wilayah Kota Surakarta dengan berbagai jenis status kepemilikan menurut Badan Pertanahan Kota Surakarta Tahun 2016 adalah sebagai berikut :

Tabel 25. Status Kepemilikan Tanah

No Status

Kepemilikan

Tahun

Ket

2012 2013 2014 2015 2016

1 Hak Milik 126.459 126.459 123.439 - 121.508 buah

2 Hak guna

Bangunan 10.904 10.904 10.082 - 5.919 buah

3 Hak Guna

Usaha - - - 0 buah

4 Hak pakai 1.682 1.682 1.512 - 1.430 buah

5 Girik - - - 0 buah

6 Hak

Pengelolaan - - - - buah

7 Hak

Tanggungan 15.017 15.017 15.017 - - buah

8 Wakaf 502 502 502 - - buah

(46)

BAB VI INFRASTRUKTUR

Sarana dan prasarana fisik dasar yang baik dapat menjadi bagian penting dalam pembangunan sektor Iainnya. Ketersediaan dengan kualitas yang baik tentunya dapat mendorong dan memperlancar proses pembangunan ekonomi, kesehatan dan pendidikan serta bidang lainnya secara keseluruhan.

A. Perumahan dan Permukiman

Dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan semakin lengkapnya sarana kebutuhan masyarakat, Kota Surakarta telah menjadi salah satu magnet bagi migrasi dari daerah lain, khususnya dari beberapa kabupaten di sekitarnya. Dengan kondisi ini permasalahan yang muncul adalah adanya kebutuhan perumahan sangat tinggi. Untuk mengatasi kebutuhan yang tinggi sedangkan daya tampung atau lahan kosong terbatas, maka Pemerintah Kota telah menyediakan rumah susun sewa. Sedangkan masyarakat juga berpartisipasi dengan menyediakan rumah sewa bagi masyarakat yang belum mampu membeli rumah tetapi bekerja di Kota Surakarta.

Tahun 2016 jumlah rumah sewa dan rumah susun mengalami kenaikan dibanding tahun 2015. Rumah sewa bertambah dari 900 unit menjadi 908 dan rumah susun bertambah dari 11 unit menjadi 12 unit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel di bawah ini :

Tabel 26. Status Kepemilikan Rumah Kota Surakarta

No Status

Kepemilikan 2012 2013 2014 2015 2016

1 Rumah Sewa 658 658 800 900 908

2 Rumah Susun 7 7 10 11 12

(47)

B. Pekerjaan Umum

Kota Surakarta merupakan kota dengan basis pertumbuhan ekonomi di bidang perdagangan jasa dan industri. Bidang yang paling menonjol adalah bidang perdagangan. Sektor perdagangan ini akan terus tumbuh berkembang jika ditunjang dengan sektor perhubungan dan transportasi yang memadai, karena fungsi utama perhubungan dan transportasi ialah menjamin kelancaran hubungan transportasi yang balk antara pusat-pusat industri dengan daerah penghasil bahan baku dan pusat perdagangan hasil prcduksi. Tentunya hal ini hanya bisa dicapai jika adanya jaminan kualitas dari infrastruktur jalan, jembatan, terminal, gudang dan sarana transportasi yang baik.

Tabel 27. Perkembangan Status dan Kondisi Jalan dan Jembatan Tahun

Ket

2012 2013 2014 2015 2016

1. Panjang Jalan berdasarkan Kelas

a. Nasional 13,15 13,15 13,15 13,15 14,60 km

b. Propinsi 15,48 15,48 15,48 15,48 9,44 km

c. Kabupaten 204,22 204,22 204,22 204,22 214,41 km d. Desa/Lokal 472,34 472,34 472,34 472,34 472,34 km

2. Kondisi Jalan

a. Aspal 632,11 471,6 486,33 495,23 535,47 km

b. Hotmix 0 0 0 0 0 km

c. Berbatu 0 0 0 0 0 km

d. Kerikil 0 97,61 96,01 89,01 68,11 km

e. Tanah 5,50 0,95 5,15 5,15 4,48 km

f. Cor beton 38,96 106,4 89,07 87,17 78,69

km

3. Jembatan

a. Panjang 1,10 1,10 1,10 1,13 1,14 Km

b. Jumlah 107 107 107 108 110 buah

(48)

Sistem jaringan jalan di Kota Surakarta berdasarkan kelasnya meliputi jalan nasional, propinsi, kabupaten dan lokal. Perkembangan status dan kondisi jalan dan jembatan di Kota Surakarta tahun 2016 ditampilkan pada tabel di atas serta gambar grafik di bawah ini. Sebesar 67% jalan di Kota Surakarta tergolong jalan desa/lokal, 30% jalan kabupaten, dan masing-masing sebesar 1% untuk jalan propinsi dan 2% untuk jalan nasional.

Gambar13. Persentase panjang jalan berdasarkan kelas

Gambar 14. Persentase Kondisi Jalan 2% 1%

30%

67%

nasional propinsi

78% 0%

0% 10%

1%

11%

(49)

C. Pariwisata

Pariwisata telah menjadi salah satu sektor andalan bagi Kota Surakarta dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah melalui pajak dan retribusi. Indikator yang dapat menunjukkan aktivitas kepariwisataan antara lain dapat dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan serta rata-rata lama menginap para wisatawan selama berkunjung di Surakarta. Jumlah kunjungan wisata asing dan domestic mengalami peningkatan dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016. Jumlah wisatawan asing meningkat dari 30.977 orang pada tahun 2012 menjadi 33.682 orang pada tahun 2016. Sementara itu, jumlah wisatawan domestik meningkat dari angka 2.141.981 pengunjung pada tahun 2012 menjadi 4.361.858 orang pada tahun 2016.

Tabel 28. Jumlah Wisatawan di Kota Surakarta (Orang) Asal

Wisatawan

Tahun

2012 2013 2014 2015 2016 1) Asing 30.977 36.777 44.936 36.546 33.682

2) Domestik 2.141.981 3.338.203 4.187.207 4.106.239 4.361.858 Sumber : Dinas Pariwisata Kota Surakarta (data per Desember 2016)

Gambar 15. Grafik Kunjungan Wisatawan Asing dan Lokal 30.977 36.777 44.936 36.546 33.682

2.141.981

3.338.203

4.187.207 4.106.239 4.361.858

2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6

(50)

Objek wisata yang ada di Kota Surakarta cukup beragam, mulai dari wisata sejarah, pendidikan, alam, belanja maupun wisata buatan/ modern. Berdasarkan data Dinas Pariwisata objek wisata ada 16 tempat yang dapat dikunjungi oleh wisatawan, terdiri dari 1 wisata alam dan 15 wisata buatan. Wisata budaya seperti Keraton Kasunanan, Keraton Mangkunegara, Museum Batik, dan Museum Pustaka Riyadi. Untuk wisata belanja Surakarta memiliki pusat belanja seperti Ngarsopuro, batik Pasar Klewer, Pasar Modern SGM, PGS. Taman rekreasi seperti Taman Satwataru Jurug, Taman Balekambang. Surakarta juga memiliki Objek wisata Kampoeng Batik Laweyan dan Kauman yang dapat dikategorikan wisata sejarah (bangunan Kuno), wisata Belanja (outlet batik) dan wisata pendidikan (proses membuat batik).

Tabel 29. Obyek Wisata dan Hotel di Kota Surakarta

Obyek Wisata& Hotel

Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1) Jumlah Obyek Wisata

a) Alam 0 0 0 1 1

b) Buatan 10 10 2 15 15

c) Pusat Kebudayaan 2 2 2 2 2

d) Museum 7 7 7 7 7

2) Jumlah Hotel

a) Hotel Bintang 23 26 30 42 43

b) Hotel Non Bintang 110 115 117 103 103

Sumber : Dinas Pariwisata Kota Surakarta (data per Desember 2016)

Untuk akomodasi para wisatawan yang berkunjung ke Surakarta pada tahun 2016, Kota Surakarta memiliki 43 hotel berbintang dari bintang 1 sampai dengan bintang 5. Sedangkan jumlah hotel non-bintang adalah 103 buah.

(51)

Sedangkan untuk sistem informasi manajemen Pemda ada penambahan jumlah yang cukup signifikan yaitu dari 30 unit di tahun 2015 melonjak menjadi 93 unit di tahun 2016. Penambahan itu juga diimbangi dengan meningkatnya jumlah website daerah, dari 1 unit di tahun 2015 menjadi 24 unit di tahun 2016.

D. Perhubungan dan Transportasi

Sarana dan prasarana perhubungan di Kota Surakarta tersedia dengan cukup memadai. Hal ini dapat dilihat dari adanya terminal bus, terminal petikemas, dan stasiun KA (kereta api).

Untuk angkutan jalan raya, terminal bus kelas A berjumlah 1 buah dan kelas C sebanyak 2 unit. Alat angkut barang maupun penumpang berkembang melalui asosiasi pengusaha kendaraan angkutan. Data selengkapnya terdapat pada tabel berikut ini:

Tabel 30. Potensi Perhubungan dan Trasportasi

TERMINAL Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1) Terminal

Kelas A 1 1 1 1 1

Kelas B - - - - -

Kelas C 3 3 3 2 2

2) Bus (AKAP) 425 360 291 252 252

(52)

BAB VII EKONOMI

Penggerak ekonomi kota dimainkan oleh pihak swasta, koperasi dan usaha kecil menengah yang banyak tersebar Kota Surakarta. Berikut ini dijabarkan mengenai sektor industri, perdagangan, keuangan dan koperasi.

A. Industri

Sektor industri di Kota Surakarta memegang peranan cukup penting sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi kota. Pengelompokan industri berdasarkan jumlah tenaga kerja dibagi menjadi tiga kelompok yakni industri besar, industri sedang, dan industri kecil dan industri rumah tangga. Industri besar adalah industri yang menyerap 100 atau lebih pekerja, industri sedang/menengah adalah industri dengan jumlah tenaga kerja antara 20 — 99 orang, sedangkan industri kecil dan rumah tangga jumlah tenaga kerjanya kurang dari 19 orang yang umumnya berasal dari anggota keluarga.

Table 3.1 Jumlah Industri Kota Surakarta

INDUSTRI Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

Industri Kecil (unit) 1.512 1.561 1.582 1.608 1.634

Industri Menengah (unit) 126 150 151 158 167

Industri Besar (unit) 59 63 67 68 69

(53)

Gambar 16. Grafik Jumlah Unit Usaha Industri Kecil, Menengah, dan Besar

Gambar 17. Grafik Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja Oleh Industri Kecil, Menengah, dan Besar

Pada tahun 2016 jumlah indusri kecil di Kota Surakarta adalah

Industri Kecil Industri menengah industri besar

(U

n

it)

2012 2013 2014 2015 2016

Industri kecil industri menengah industri besar

2012 27.866 8.697 9.216

(54)

orang. Sedangkan sektor industri menengah berjumlah 167 unit dan mampu menyerap tenaga kerja hingga 11.802 orang. Sektor industri besar berjumlah 69 unit dan mampu menyerap tenaga kerja total sebanyak 13.757 orang tenaga kerja. Jika dilihat dari data tersebut dapat dilihat bahwa banyak industri kecil yang mampu menyerap tenaga kerja warga Kota Surakarta dan sekitarnya.

B. Perdagangan

Selain mengandalkan bidang industri, Kota Surakarta juga mengandalkan sektor perdagangan. Jumlah seluruh ukm yang ada di di Kota Surakarta sampai dengan tahun 2016 mencapai 2.978 unit.

Data terkait sarana perdagangan di Kota Surakarta dapat dilihat

jumlah UKM Jumlah kelompok

(55)

dalam gambar berikut:

Gambar 19. Jumlah Sarana Perdagangan Kota Surakarta

C. Lembaga Keuangan dan Koperasi

Perkembangan potensi koperasi Kota Surakarta nampak dari jumlah koperasi yang beroperasi. Pada tahun 2012 Koperasi yang aktif sebanyak 326 unit. Pada tahun 2016 ini, jumlah koperasi yang aktif ada sebanyak 248 unit, tidak berbeda jauh jumlahnya dibandingkan pada tahun 2015 yang lalu yaitu sebanyak 230 unit. Jumlah koperasi selama lima tahun terakhir ini dapat dikatakan cukup stabil.

Tabel 32. Jumlah Koperasi Aktif, Koperasi Pasif dan Koperasi Primer

Jenis Koperasi Tahun

2012 2013 2014 2015 2016 1) Jumlah koperasi aktif 326 325 270 230 248 2) Jumlah koperasi Tidak Aktif 236 237 293 335 326 3) Jumlah koperasi Primer 555 555 556 559 568

4) Jumlah induk koperasi 7 7 7 6 6

Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM (Data per Desember 2016)

pasar tradisional pasar swalayan pasar grosir mal/plaza

2012 43 9 3 3

(56)

Lembaga keuangan terbagi menjadi dua, yaitu lembaga keuangan perbankan dan lembaga keuangan non perbankan yang berupa modal ventura dan lembaga keuangan mikro. Kota Surakarta memiliki 2 lembaga keuangan non bank berupa 2 perusahaan modal ventura dan beberapa lembaga keuangan mikro. Sementara jumlah bank berdasarkan kepemilikannya adalah seperti tabel berikut ini:

Tabel 33. Jumlah Perbankan di Kota Surakarta

Kepemilikan Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1) Milik Pemerintah 4 4 4 4 4

2) Swasta Nasional 30 30 30 30 51

3) Swasta Asing 3 3 3 3 3

4) Milik Pemerintah Daerah

1 1 1 1 8

(57)

BAB VIII

KEUANGAN DAERAH

Tujuan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 adalah memberikan otonomi yang luas kepada setiap daerah untuk meningkatkan pelayanan publik dan menumbuhkembangkan serta memajukan ekonomi daerah. Dengan pelaksanaan otonomi daerah maka sistem pembiayaan, pengelolaan dan pengawasan daerah harus berubah dan lebih akuntable serta terencana. Pemerintah daerah diharapkan dapat meningkatkan kapasitas fiskal agar mampu mencukupi kebutuhan pendanaan pembangunan daerah dan melaksanakan pelayanan dasar kepada masyarakat. Salah satu upaya meningkatkan kapasitas pajak daerah adalah dengan meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesadaran membayar pajak bagi masyarakat wajib pajak.

A. PDRB

(58)

Gambar 20. Sebaran PDRB terhadap 17 Sektor Ekonomi Tahun 2016

Pada tahun 2016, kontribusi masing-masing sektor terhadap PDRB tidak merata. Sektor konstruksi terlihat sebagai sektor yang paling besar dalam memberikan nilai tambah terhadap ekonomi daerah Kota Surakarta. Kontribusi sektor ini mencapai nilai 26,97%. Urutan kedua sebagai sektor yang memberikan kontribusi nilai tambah bagi ekonomi Surakarta adalah sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 22,49%.

Perhitungan PDRB atas dasar harga konstan secara berkelanjutan dan berkala sangat berguna untuk mengetahui perkembangan sektor ekonomi rill. Karena pada perhitungan ini tidak terkandung perubahan harga barang atau bebas dari nilai inflasi barang, melainkan hanya perubahan indikator produksinya saja. Oleh karena itu, diperlukan penetapan tahun dasar secara nasional sebagai acuan perbandingannya. BPS telah menetapkan tahun 2010 sebagai tahun dasarnya, sedangkan tahun dasar yang digunakan sebelumnya adalah tahun 2000.

1. Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan; 0,49 2. Pertambangan

(59)
(60)

Gambar 21. Sektor PDRB Atas Dasar Harga Berlaku 2015-2016

Tabel 34. Pertumbuhan PDRB Per Kapita

Keterangan Tahun Ket

2012 2013 2014 2015 2016

1. PDRB atas dasar harga berlaku

26.425.273,02 29.081.312,47 32.059.446,90 34.982.374,09 37.793.266,18 Rp

juta

52.160.051,29 57.139.709,86 62.719.987,20 68.439.639,25 73.640.938,76 juta Rp

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Surakarta (Data per Desember 2016)

PDRB (Pendapatan Domestik Regional Bruto) merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat dan pertumbuhan pendapatan masyarakat. Pendapatan Nasional/Regional dapat digunakan sebagai bahan perencanaan pembangunan nasional dan regional, khususnya di bidang ekonomi. Nilai pendapatan nasional/regional juga dapat dipakai sebagai bahan evaluasi dari hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan oleh berbagai pihak,

0,00 4.000.000,00 8.000.000,00 12.000.000,00

1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 11. Jasa Keuangan dan Asuransi 12. Real Estate 13. Jasa Perusahaan

1 . Ad . Pe eri taha , Pertaha a …

15. Jasa Pendidikan 16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 17. Jasa lainnya

(61)

baik pemerintah pusat/daerah, maupun swasta. Walaupun Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku dapat dijadikan salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu wilayah dan peningkatan kesejahteraan masyarakatnya, tetapi alat ini masih bersifat kasar.

Jumlah penduduk merupakan faktor yang signifikan dalam menentukan kapasitas pendapatan perkapita. Untuk mengetahui income per kapita atas dasar harga berlaku dapat dihitung dari pembagian PDRB harga berlaku dibagi dengan jumlah penduduk. Jika dilihat dari data di atas, pendapatan masyarakat kota Surakarta naik dari tahun ke tahun dari Rp. 68.439.639,25 pada tahun 2015 dan menjadi Rp 73.640.938,76 pada tahun 2016.

B. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Jumlah anggaran pendapatan daerah Kota Surakarta dari tahun ke tahun Iebih rendah dari pada anggaran belanja daerah. Kondisi ini terlihat dari sejumlah anggaran berikut ini:

C. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Gambar

Tabel 13. Jumlah Pedagang Farmasi di Kota Surakarta (Unit)
Tabel 14. Jumlah Tenaga Kesehatan di Kota Surakarta (Orang)
Gambar  8. Grafik jumlah Sekolah TK, Siswa dan Guru
Tabel 16.  Jumlah Sekolah SD, Murid, Guru
+7

Referensi

Dokumen terkait

Brainstorming Alat Penuangan Bahan Baku Pada penelitian untuk memecahkan persoalan yang terjadi di stasiun kerja mesin mixing, terdapat beberapa konsep rancangan awal

Selain dari cara penggunaan dalam memanfaatkan informasi dalam koleksi grey litertaure digital, tentunya terdapat berbagai hal menjadi alasan mengapa pada akhirnya mereka

Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mengetahui Ada tidaknya perbedaan pengaruh latihan high velocity overload dan critical velocity training terhadap

Penjualan kredit adalah jika order dari pelanggan telah terpenuhi dan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki

safeguard harus dikonsultasikan dan didiseminasikan secara luas terutama kepada warga yang berpotensi terkena dampak, harus mendapatkan kesempatan untuk ikut

AGT-2A + UL 2 Pengelolaan Pasca Panen Perlindungan Tanaman 4 Pemuliaan Tanaman 2 Biologi dan Kesehatan Tanah Pemuliaan Tanaman AGT-6b AGT-6 AGT-6b TBT Hias 6 Penyuluhan dan

Sesuai dengan amanat Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah nomor 18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, maka keberadaan

Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,