• Tidak ada hasil yang ditemukan

Majalah Simfoni FLS2N 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Majalah Simfoni FLS2N 2017"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Memacu Kreativitas Seni Untuk Memperkuat Pendidikan Karakter KABAR PEMBUKAAN

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

2

(3)

SALAM

REDAKSI

S

alah satu pesan penting Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan adalah pembinaan terhadap siswa harus dilakukan secara seimbang dalam bentuk festival/lomba di bidang seni, olahraga, dan sains. Dalam bidang seni, pesan tersebut diwujudkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui penyelenggaraan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N).

FLS2N adalah perhelatan festival dan lomba di bidang seni tingkat nasional yang diikuti oleh peserta didik dari seluruh Indonesia setelah lolos seleksi pada festival dan lomba tingkat provinsi. Ada 7 tujuan FLS2N. Pertama, membina dan meningkatkan kreativitas siswa dalam bidang seni dan sastra. Kedua, menanamkan dan membina apresiasi seni dan sastra, khususnya terhadap nilai-nilai tradisi yang berakar pada budaya bangsa. Ketiga, membangun karakter bangsa. Keempat, mengembangkan sikap kompetitif dalam diri siswa yang berwawasan global. Kelima, sebagai sarana promosi potensi siswa kepada dunia industri pariwisata. Keenam, menyediakan wahana kompetensi putra-putri terbaik Indonesia dalam mengembangkan minat dan talenta yang dimiliki khususnya di bidang seni; dan

ketujuh, mengasah kepekaan siswa dalam menghargai seni dan karya orang lain.

Sejak pertama diselenggarakan di Provinsi Jawa Barat pada 21-26 Juli 2008 hingga saat ini, FLS2N sudah berjalan 10 tahun. Kesinambungan dan ketetapan penyelenggaraan FLS2N ini, merupakan bentuk tanggungjawab Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam pembinaan dan pengembangan bakat dan prestasi siswa dalam bidang seni.

Pada tahun 2017 ini, FLS2N X di selenggarakan di dua daerah, yaitu Kupang, Nusa Tenggara Timur untuk jenjang SMA dan SMK, serta Surabaya, Jawa Timur untuk jenjang SD, SMP, dan PKLK.

Sebagai bentuk pelayanan publik, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah menerbitkan Majalah Simfoni sebagai jendela yang memungkinkan publik mengetahui ragam peristiwa FLS2N X yang berlangsung mulai tanggal 24-30 September 2017.

Semoga sajian ini memberi gambaran umum terhadap pelaksanaan FLS2N X.

Selamat membaca!

M. ADIB MINANUROKHIM | BILLY ANTORO

REPORTER

MUSTOFIK SLAMET BARA HIKMATYAR EKKY FAJRIE

SULAEMAN ABDUL R DERY DAMARA HARRYS KRISTANTO ROBERT L. TENGGARA NGADIRUN

DESAIN DAN TATA LETAK

MUHAMMAD ANHAR

VIDEOGRAFER

(4)

Memacu Kreativitas Seni Untuk Memperkuat Pendidikan Karakter

4

DAFTAR ISI

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

DAFTAR ISI

Hal. 11

Hal.

22-23

Hal. 16

Hal. 24

Hal. 9

Hal.

12-13

Melestarik

an Seni Buda ya,

Mengukuhk

an Nasionalisme Sejar

ah dan P

erk

embangan FLS2N

Mela wan Hoa

x

Tari Mataba, A

jark an M

enjaga Terit

ori dari Musuh

Neni T arg

etk an Emas FLS2N, K

awah Candr adimuk

a Seni Buda ya

KABAR PEMBUKAAN LAPORAN UTAMA KABAR LOMBA

LAPORAN KHUSUS INSPIRASI

6 - 9 10 -13 16 - 19 24 22 26

GALERI PEMBUKAAN

14 - 15

GALERI L OMBA

20 - 21

INFOGRAFIS

(5)
(6)

Memacu Kreativitas Seni Untuk Memperkuat Pendidikan Karakter KABAR PEMBUKAAN

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

6

M

aria Ferbryani Loni

Suryadi, siswi asal Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT), adalah peserta lomba seni tari di ajang Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) di Surabaya, Jawa Timur. Walaupun persiapan yang ia lakukan terbilang umum dengan peserta lainnya, siswi mungil ini begitu senang dan penuh percaya diri mengikuti ajang tahunan bergengsi ini.

“Saya ikut seni tari bersama lima orang teman saya. Persiapan saya hanya latihan dan berdoa,” ujar siswi kelas IX SMP Katolik Virgo Fidelis, Maumere, di sela pembukaan FLS2N yang diselenggarakan di Ballrom Hotel Grand Mercure Surabaya, Senin (25/9/2017).

Proses seleksi yang dijalani Maria terbilang singkat. Beberapa hari latihan, ia langsung

Maria Senang

dan Percaya Diri

Tekad Tari

Torehkan

Prestasi

diikutsertakan dalam festival seni tari. “Sebelumnya ada training center dan ada proses seleksinya juga di provinsi. Tiga hari ada tes di Kupang. Hari keempatnya saya diberangkatkan ke Surabaya,” ujarnya.

Sebagai tuan rumah, Maria cukup bersemangat mengikuti lomba. Ia dan teman-temannya saling menyemangati. “Perwakilan dari NTT itu ada musik kampung, gitar solo, puisi, tari, dan vokal. Saya senang karena banyak temannya,” ucapnya.

Walaupun orang tua tidak ikut mendampingi, Maria tetap percaya diri bisa tampil maksimal. Ia hanya didampingi bibinya. “Tapi saya percaya orang tua selalu mendoakan saya walaupun saya jauh dari mereka. Mendoakan yang terbaik untuk keberhasilan saya,” katanya. Ia ingin membanggakan orang tua dan mengharumkan nama provinsi.*

Dery Damara

T

ari Destriani, siswi kelas VI SD Negeri 04 Kepahiang, Bengkulu, sangat senang datang ke Surabaya guna mengikuti Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N). Ia datang didampingi pelatihnya Igha Miranti. Ia akan menyajikan tarian Temakap Rekacak (menangkap capung).

Sebelum berangkat ke Surabaya mewakili Bengkulu, Tari telah mengikuti seleksi mulai tingkat kabupaten hingga provinsi. Ia selalu menduduki peringkat 1 sehingga bisa melaju ke tingkat nasional.

Kini Tari ingin terus mempertahankan prestasinya. Ia akan berusaha mengharumkan nama provinsinya di ajang bergengsi ini.

“Saya harus tetap bersemangat, berlatih secara intens, dan dibarengi dengan rajin berdoa serta tetap bersyukur,” ucapnya di sela pembukaan FLS2N di Garden Palace Hotel, Surabaya, Senin (25/9/2017).*

Aip Saepudin

Sebagai tuan rumah, ada

semangat juara yang membara.

Bersama teman-temannya,

Maria ingin mengharumkan

nama daerahnya.

Keberhasilan perjuangan di daerah harus diteruskan. Tari ingin

menunjukkannya di Surabaya.

Foto : Dery

(7)

Senin pagi (25/9/2017), seorang siswa di atas kursi roda tersenyum manis di bagian belakang Ballroom Hotel Rich Palace Surabaya, lokasi pembukaan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) X. Ia adalah Dhimas Vyatra Arisyah Rahman, siswa kelas VIII SLB Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan Kecamatan Telanai Pura Kota Jambi.

Ia ditemani guru Pembina dan dua sahabat, menyimak keseluruhan acara pembukaan.

Mengikuti lomba di ajang FLS2N merupakan hal baru bagi Dhimas. Ia belum menetapkan target medali. “Belum ada target, tapi nanti lihat bila ada rezekinya semoga bisa juara,” ujarnya.

Mengikuti perlombaan dengan sungguh-sungguh dan penuh sukacita baginya adalah kebahagiaan tersendiri. Sebab, itu membuatnya dapat berkenalan dengan sahabat-sahabat baru dari daerah lain.

Rekan satu daerah Dhimas yaitu Waisal, peserta lomba membaca Al quran. Alasannya mengikuti lomba terhitung hebat.

“Dapat memotivasi orang lain dalam membaca Al quran,” katanya. Dengan disertai dukungan dan doa kedua orang tua dan guru, ia berharap pulang bawa medali.

Ghalib, rekan Waisal, peserta lomba desain grafis. Tahun lalu ia mengikuti FLS2N IX, Manado dan meraih peringkat ke-4. Kini targetnya jelas, yaitu medali emas.*

Septiyadi Guslinar

F

estival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) 2017 kali ini berlangsung di dua kota yaitu Kupang, Nusa Tenggara Timur, dan Surabaya, Jawa Timur. Untuk jenjang PKLK, pembukaan berlangsung pada Senin (25/9/2017), mulai pukul 08.00 WIB di Ballroom Rich Garden Hotel Surabaya. Ruangan tampak penuh dan meriah.

Poppy Dewi Puspitawati, Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus Layanan Khusus, mengatakan partisipasi dalam FLS2N lebih penting dari sekadar mendapatkan juara. Pengalaman yang didapat melalui pertemuan dengan teman-teman dari seluruh Indonesia adalah hal yang tidak ternilai.

Salah satu peserta FLS2N yang hadir dalam acara pembukaan bernama Nurhidayana. Peserta lomba vokal solo asal SLB Yappat

Pasaman, Sumatera Barat, ini didampingi oleh guru pendampingnya yaitu Yulidar.

Menurut Yulidar, Nur meraih juara 1 pada seleksi di tingkat provinsi. “Saat itu ia menyanyikan lagu nasional Indonesia Pusaka dan lagu daerah Ayam Den Lapeh, mengalahkan siswa-siswi lainnya wakil dari kabupaten dan kota di Sumatera barat,” jelasnya. Berlatih, tambahnya, merupakan kunci kesuksesan.

Nurhidayana membuka rahasia kemenangannya. Katanya, ia melatih kepercayaan diri saat tampil. “Bu Yulidar juga selalu mengatakan saya pasti bisa walaupun memiliki keterbatasan dalam penglihatan. Ini yang memotivasi saya,” ungkapnya.*

Robert L. Tenggara

Senyum

Manis dari

Jambi

Rezeki tidak hanya berupa

anugerah juara. Dapat teman

baru juga merupakan rezeki yang

mahal harganya.

Keterbatasan tak mengurangi kepercayaan diri Nurhidayana. Ia terus melatihnya.

Latih Kepercayaan

Diri Saat Tampil

Foto : Septiyadi Guslinar

(8)

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

Memacu Kreativitas Seni Untuk Memperkuat Pendidikan Karakter KABAR PEMBUKAAN

8

N

aura Nur Azizah, siswi kelas XII jurusan IPA SMA Muhammadiyah Tarakan, bertekad akan tampil maksimal pada Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) X, yang diselenggarakan di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Siswi yang ikut lomba baca puisi tingkat SMA ini tak mengkuatirkan hasil yang akan didapat. Sebab, prestasi tak jarang mengikuti seberapa maksimal usaha dilakukan.

“Tampil maksimal, soal juara disampingkan,” ujar wakil Provinsi Kalimantan Utara ini saat pembukaan FLS2N X di Millennium Ballroom, Kupang, NTT, Senin, 25 September 2017.

Bagi Naura, motivasi dapat datang dari diri sendiri. Namun demikian, motivasi dari pihak lain juga sangat diperlukan.

“Di antaranya mendapatkan dukungan dari orang-orang terdekat, panitia-panitia, dan gubernur. Apalagi kemarin sebelum berangkat ke Kupang, mereka mengatakan bahwa dapat juara atau tidak dapat juara, tidak apa-apa. Karena ke sini saja sudah juara. Jadi saya tambah semangat saja,” tuturnya.

Sebelum berangkat ke Kupang, Naura rajin berlatih dari pagi sampai malam, baik di rumah maupun di sekolah.

Saat seleksi FLS2N bidang baca puisi, Naura ditunjuk gurunya untuk mengikuti

S

enin, 25 September 2017, nampak kegembiraan terpancar dari wajah para peserta Pembukaan Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) X, yang terdiri dari siswa-siswi tingkat SMA dan SMK dari 34 provinsi di seluruh Indonesia.

Bertempat di Gedung Millenium Ballroom, Kupang, Nusa Tenggara Timur, mereka bersemangat mengikuti

rangkaian acara pembukaan yang meriah.

Di antara para peserta tersebut adalah Dicky J. Payung dan Vonda Rachel Resmol.

Kedua-duanya berasal dari kelas dan sekolah yang sama, yaitu kelas XI SMAN 5 Ambon, Maluku.

Dicky mengikuti lomba baca puisi sementara Rachel megikuti lomba teater monolog. Bagi mereka, FLS2N X ini merupakan pengalaman pertama mewakili Provinsi Maluku.

Tidak mudah bagi Dicky dan Rachel menjadi wakil Provinsi Maluku. Mereka merasa ada beban harapan di pundak mereka.

seleksi. Mulanya ia sempat bingung karena ia tak begitu akrab dengan puisi. Ia lebih akrab dengan seni baca Al-Qur’an, di mana ia pernah jaura 2 tingkat provinsi. Tapi kemudian, saat seleksi ia berhasil terpilih, mulai seleksi antar sekolah, kota, hingga provinsi. “Akhirnya saya yang terpilih, walaupun banyak koreksi dan harus saya diperbaiki,” ceritanya.

Sehari berada di Kota Kupang, Naura sudah memperoleh teman yang berasal dari Kalimantan Selatan.

“Kesannya itu intresting banget ngomong sama mereka karena menggunakan bahasa mereka sendiri. Kadang-kadang teman sekamar agak bingung, ngomongnya khas mereka. Pokoknya unik,” katanya senang. “Harapan di hari-hari berikutnya dapat berbaur dengan teman dari provinsi lainnya, biar tambah banyak pengalaman yang didapat dan dipetik,” pungkasnya. *

Mustoik Slamet

Untuk menghadapi lomba, mereka memperoleh bimbingan dari Lilik Sulistyawati selama tiga minggu. Dicky bercerita tentang masalah yang tengah ia hadapi. “Tekanan-tekanan kata, penafsiran puisinya dan mimik muka harus pas dengan kata-kata yang ada di puisinya,” ujarnya.

Sementara Rachel mengatakan bahwa ia susah menguasai panggung. “Penguasaaan panggung, harus hafal urutan kata-katanya dan penafsiran dengan gaya-gaya yang dilakukan,” ucapnya.

Meski mengalami beberapa kesulitan, baik Dicky atau Rachel optimis meraih juara. “Menjadi juara dan bisa menampilkan yang terbaik untuk provinsi Maluku,” pungkas dua remaja yang merasa senang berada di Kupang bersama-sama teman seusianya dari seluruh Indonesia.

Ngadirun

Naura Bertekad

Tampil Maksimal

(9)

Neni Targetkan Emas

Mimpi Herson

Meningkatkan Pariwisata

Wamena

N

eni Fitriani Dewi, peserta lomba cipta dan baca puisi tingkat SMK asal Kendari, Sulawesi Tenggara ini terlihat sangat antusias mengikuti acara pembukaan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) X di Millenium Ballroom, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Wajahnya berseri saat lensa kamera membidiknya. Ia nampak manis.

Berbekal persipan yang cukup lama, Neni siap untuk menghadapi lomba cipta dan baca puisi. Dia memasang target meraih juara I dalam lomba cipta dan baca puisi tingkat SMK.

“Persiapan yang sudah dilakukan hampir 2 bulan, saya juga menargetkan meraih juara I,” ujar siswa kelas XII di SMKN 1 Kendari ini.

Keberhasilan Neni menjadi peserta FLS2N

X didukung oleh hobinya yang gemar menulis. Ia merupakan anggota Sangar Rupa, Kendari. Hobi menulis ini juga pernah mengantarnya mengikuti Festival Sastra Anak Indonesia, yang diadakan oleh Laskar Pelangi di Kota Sorong, Papua Barat.

Menurut Neni, hobi dan pengalamannya tersebut memotivasi dirinya mendalami dunia tulis menulis, khususnya dalam dunia drama.

“Di tahun 2012 saya pernah mengikuti penulisan drama Laskar Pelangi dalam Festival Sastra Anak Indonesia, yang di gelar di Kota Sorong, Papua Barat, di situ saya sebagai penulis naskah drama, saya juga sebagai seorang penulis naskah drama atau teater,” ungkapnya.*

Suleman

D

i sela-sela kemeriahan pembukaan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) X di Millenium Ballroom, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Herson Aula, siswa SMKN 1 Wamena kelas XI jurusan Pariwisata, membagikan kisah tentang kampung halamannya di Wamena, Papua, yang ia tulis dalam sebuah puisi.

Menurut siswa yang ikut lomba cipta dan baca puisi tingkat SMK ini, puisi yang ia cipta dan akan dibacakan berjudul “Indahnya Alam Negeriku”.

Bagi Herson, puisi tersebut mengajak anak-anak Indonesia, terutama anak-anak di Papua, untuk menjaga kelestarian alam agar dapat bisa menjadi daya tarik wisata yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat.

“Kalau rakyat sejahtera kan semuanya akan damai,” ujarnya, Senin, 25 September 2017.

Herson merasa senang dapat mengikuti ajang FLS2N pada tahun ini. Dia berharap dapat memberikan yang terbaik bagi Kota Wamena dan Provinsi Papua.

“Semoga saya bisa lanjut berkarir terus sampai kancah internasional,” doa Herson untuk meraih mimpinya. *

Harys Kristanto

(10)

Memacu Kreativitas Seni Untuk Memperkuat Pendidikan Karakter KABAR PEMBUKAAN

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

10

“Negeri ini luas, bangsa ini besar dan

harus kita jaga bersama. Karena itu

persaudaraan harus terus-menerus kita

rajut supaya sesama anak bangsa merasa

bersaudara. Tidak boleh saling menyakiti

satu dengan yang lain, apa lagi mau

berpisah dari satu dengan yang lain!”

Gubernur NTT,

Frans Lebu Raya

(11)

Mengukuhkan Nasionalisme

Menjadi peserta FLS2N tak hanya berarti berkompetisi menjadi yang terbaik dalam bidang seni, tapi juga berarti turut serta

merawat seni budaya Indonesia sekaligus nasionalisme dan kebangsaan Indonesia.

T

ahun 2017 ini, Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) diselenggrakan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yaitu sebuah provinsi yang berada di bagian tenggara Indonesia, yang terdiri dari beberapa pulau seperti Flores, Sumba, Alor, Lembata, Rote, Sabu, Adonara, Solor, Komodo dan Palue. Pusat penyelenggaraan FLS2N berada di Kupang, Ibukota Provinsi NTT yang berada di bagian barat Pulau Timor.

Pemilihan NTT sebagai tempat penyelenggaraan FLS2N memiliki makna strategis, karena siswa-siswi Indonesia dapat mengenal lebih jauh batas-batas teritorial Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal Ini seperti disampaikan oleh Gubernur NTT, Frans Lebu Raya.

“Kami berterima kasih menjadi tuan rumah, supaya kami dikenal. Supaya NTT itu dikenal, supaya seluruh bangsa ini tahu bahwa ada bagian lain dari NKRI ini namanya NTT. Karena itu saya minta supaya FLS2N ini diselenggarakan di Kupang,” tegas Frans pada acara Pembukaan FLS2N X di Millennium Ballroom, Kota Kupang, NTT, Senin, 25 September 2017.

Pada kesempatan itu, Frans bercerita tentang daerahnya yang terkenal memiliki Taman Nasional Komodo, dan diakui UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia pada 1986. Menurut Frans, NTT adalah sebuah daerah yang terdiri dari pulau-pulau. Pemerintah dan masyarakat NTT menjaga 1.192 pulau dari total 17.000 pulau yang dimiliki Indonesia. Provinsi NTT berbatasan dengan dua negara, yaitu Negara Timor Leste dan Negara Australia.

“Pemerintah dan masyarakat NTT terus menjaga NKRI di wilayah perbatasan. Kami terus menegaskan sikap bahwa kami tidak ingin bergabung dengan mereka,” tegas Frans yang disambut tepuk tangan peserta FLS2N.

Frans melanjutkan, NTT merupakan daerah yang memiliki kekayaan alam dan seni budaya. Banyak orang yang mengenalnya melalui Sasando, yaitu musik tradisional di Rote. Ada juga yang mengenal NTT melalui kampung Boti, Danau Kelimutu, Wisata Bawah Laut di Pulau Alor, dan atau ikan paus di Kabupaten Lembata. Namun demikian, segala sumber daya alam tersebut dapat habis. Ikan paus yang ada di Kabupaten Lembata akan punah bila ditangkap tanpa batasan. Minyak gas juga akan akan habis manakala dieksploitasi dengan tidak bertanggungjawab. Karena itu, Frans berpendapat bahwa masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat NTT harus dibekali wawasan yang kuat tentang

pelestarian sumber daya alam.

“Yang tidak akan habis adalah inovasi dan kreasi. Karena itu melalui FLS2N ini kita berharap akan tampil anak-anak kita yang cerdas, pintar, berkarakter Indonesa, yang menjaga nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945, menjaga NKRI, menjaga kebangsaaan, dan menjaga Bhineka Tunggal Ika,” tegasnya.

Kepedulian Frans tersebut didukung Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Hamid Muhammad. Menurut Hamid, FLS2N juga bertujuan merajut tenun kebangsaan, merajut masa depan Indonesia dengan nasionalisme yang utuh.

“Mereka datang dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote dengan membawa kekhasan masing-masing. Mereka bersatu padu di sini, bersama-msaa untuk membangun kebangsaan, merespon kebhinekaan, bersatu dalam Bhineka Tunggal Ika. Ini akan kita perjuangkan terus sehingga anak-anak kita ini, ketika kelak mereka sudah menjadi sarjana, pejabat, dan atau konglomerat, mereka nanti akan saling menyapa bahwa mereka pernah berkumpul di Kupang dan Surabaya untuk satu tujuan; bagaimana kita istiqomah menyatukan NKRI,” tegas Hamid.

“Saya setuju dengan Pak Dirjen. Negeri ini luas, bangsa ini besar dan harus kita jaga bersama. Karena itu persaudaraan harus terus-menerus kita rajut supaya sesama anak bangsa merasa bersaudara. Tidak boleh saling menyakiti satu dengan yang lain, apa lagi mau berpisah dari satu dengan yang lain!” pungkas Frans.*

(12)

Memacu Kreativitas Seni Untuk Memperkuat Pendidikan Karakter

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

12

Menyadari signiikansi kesenian dalam

penguatan pendidikan karakter tersebut, Kementerian Pendidikan dan K e b u d a y a a n

m e l a l u i

Direktorat J e n d e r a l P e n d i d i k a n

Dasar dan Menengah menyelenggarakan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N), yaitu LAPORAN UTAMA

FLS2N, Kawah Candradimuk

FLS2N, Kawah Candradimuk

FLS2N menjadi ruang penggemblengan diri bidang seni budaya bagi siswa-siswi Indonesia agar menjadi manusia Indonesia yang berkarkater kuat, sekaligus media penyampaian nilai-nilai kearif

bawakan melalui gerak, suara, dan simbol-simbol.

K

esenian merupakan salah satu kelompok mata pelajaran yang strategis dan merupakan salah satu wahana bagi siswa-siswi Indonesia untuk berekspresi melalui gerak, suara, dan simbol-simbol. Ekspresi yang mereka tampilkan dalam bentuk seni tari, teater, dan atau baca puisi penuh dengan nilai-nilai kearifan lokal, yang mengandung banyak sekali keteladanan dan kebijaksanaan hidup.

Kearifan lokal merupakan suatu gagasan konseptual yang hidup dalam masyarakat,

tumbuh dan berkembang secara terus-menerus dalam kesadaran masyarakat, sekaligus berfungsi mengatur kehidupan masyarakat, baik yang sakral sampai yang profan.

Salah satu nilai kearifan lokal tentang keberanian misalkan, dapat dilihat pada Seni Tari Pumamasari dari Provinsi Jawa Barat. Seni tari ini menggambarkan aksi heroik putri Raja Pajajaran bernama Pumamasari saat mengalahkan Jaya Antea yang telah memporak-porandakan kerajaan Pajajaran.

Ada juga nilai kearifan lokal tentang cinta tanah air, yang berujung kegelisahan manakala dihadapkan dengan kondisi bangsa Indonesia dewasa ini. Nilai ini dapat dijumpai pada Puisi budayawan ternama Indonesia, KH. Mustofa Bisri, berjudul Aku Masih Sangat Hafal Nyanyian Itu. Dari puisi ini, sang penulis menggambarkan tentang kenangannya bersama sahabat kecilnya saat berada di sekolah rakyat, yang senantiasa berebut saat menyanyikan lagu Indonesia Pusaka.

Kesenian yang sarat nilai-nilai kearifan lokal tersebut, sangat menunjang Penguatan Pendidikan Karakter yang nota bene merupakan salah satu program unggulan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Menonjolkan kearifan lokal dalam pendidikan, dapat pula diartikan sebagai upaya meningkatkan ketahanan nasional dari perspektif kebangsaan.

(13)

perhelatan festival dan lomba di bidang seni tingkat nasional yang diikuti oleh

peserta didik dari seluruh Indonesia setelah

lolos seleksi p a d a

festival d a n

l o m b a t i n g k a t provinsi.

Para peserta FLS2N terdiri dari siswa-siswi SD, SMP, PKLK, SMA dan SMK, dan merupakan para juara

wah Candradimuka Seni Budaya

wah Candradimuka Seni Budaya

FLS2N menjadi ruang penggemblengan diri bidang seni budaya bagi siswa-siswi Indonesia agar menjadi manusia Indonesia yang berkarkater kuat, sekaligus media penyampaian nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam karya yang mereka

bawakan melalui gerak, suara, dan simbol-simbol.

di tingkat provinsi. Mereka telah berdarah-darah mengikuti seleksi mulai tingkat satuan pendidikan, kecamatan, kabupaten/ kota hingga provinsi, dan menjadi duta provinsi masing-masing pada FLS2N, yang tahun ini diselenggarakan di Kupang, Nusa Tenggara Timur dan Surabaya, Jawa Timur. Di Kupang, peserta FLS2N terdiri dari siswa-siswi jenjang SMA dan SMK. Sementara di Surabaya terdiri dari siswa-siswi jenjang SD, SMP, dan PKLK.

“Kita ingin membangun karakter bangsa. Melalui pendidikan seni dan budaya,

karakter anak-anak itu akan dibentuk,” tegas Hamid Muhammad, Direktur

Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, saat mewakili Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada acara Pembukaan FLS2N X di Millennium Ballroom, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Senin, 25 September 2017.

Hal senada disampaikan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Frans Lebu Raya. Menurutnya, selain membuat anak-anak Indonesia merasa tertantang dan berkompetisi secara sehat, FLS2N juga membentuk karakter anak menjadi kokoh.

“Kita mesti punya tanggung jawab untuk membangun karakter seperti ini supaya anak-anak Indonesia ke depan menjadi anak-anak yang cerdas pintar dan berkarakter, sehingga bila bersaing maka bersaing secara sehat. Itu karakter orang Indonesia,” ujarnya.

Dengan demikian, FLS2N dapat diartikan sebagai pembelajaran berbasis kearifan lokal, yaitu pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran (student centered) dari pada teacher centered. Karena di dalamnya, siswa tak sekedar berkompetisi meraih prestasi, namun juga berproses aktif menggali pengalaman lama, mencari dan menemukan pengalaman baru serta mengasimilasi dan menghubungkan antara keduanya sehingga membentuk makna. Makna tercipta dari apa yang siswa lihat, dengar, rasakan, dan alami. Dengan kata lain, FLS2N adalah kawah candradimuka seni budaya Indonesia bagi siswa-siswi Indonesia.*

(14)

Memacu Kreativitas Seni Untuk Memperkuat Pendidikan Karakter

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

14

GALERI PEMBUKAAN

(15)
(16)

Memacu Kreativitas Seni Untuk Memperkuat Pendidikan Karakter

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

16

KABAR LOMBA

B

ukan rahasia bila dewasa ini, seiring kemajuan dunia teknologi dan informasi, fenomena hoax, yaitu berita palsu atau informasi tidak benar yang dibuat seolah-olah benar adanya, begitu bertebaran di Indonesia. Lebih-lebih tatkala musim pemilihan kepada daerah, perkembangan hoax ibarat jamur di musim hujan.

Persoalan tersebut, tentu sangat menyedihkan dan menjadi kekhawatiran tersendiri bagi sebagian besar stakeholder pendidikan, terutama terkait nasib dan masa depan bangsa Indonesia. Berangkat dari kondisi ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, mengangkat tema hoax pada lomba desain poster tingkat SMA, dalam Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) X, di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Lomba ini bertempat di Swiss-Belinn Kristal, Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Selasa siang, 26 September 2017, salah satu peserta lomba desain poster,

Miftah Fauzi, nampak tenggelam dalam karyanya yang bertema melawan hoax. Duta Provinsi Maluku Utara yang duduk di kelas X SMAN 1 Kota Ternate ini, terlihat sedang menggambar seorang pelajar yang memakai sebuah pelindung dan bendera negaranya untuk melindungi bangsanya dari serangan hoax. Berita-berita hoax ia gambarkan sebagai benda-benda tajam yang dapat merobek–robek bendera dan melukai bangsanya.

Siswa kelahiran Makassar 7 April 2002 ini baru pertama kali mengikuti FLS2N. Ia bercerita bahwa keikutsertaannya dalam lomba desain poster dibimbing oleh Aswin A. Ilyas. Ia memperoleh pelajaran tentang

MELAWAN

HOAX

bagaimana cara menggambar dengan benar dan mengartikan maksud dari gambar itu.

“Mulai dari latihan mengambar dengan cara manual sampai menggambar dengan menggunakan komputer,” ujarnya.

Lomba desain poster cukup bermanfaat bagi Miftah yang bercita-cita menjadi komikus, arsitek dan desainer ini. “Saya bisa berkarya dan karya kita di publikasikan,” tambahnya. “Karena di karya itu terdapat kata-kata atau pesan ajakan yang dapat mengajak seperti anak-anak bangsa untuk berkreasi untuk melawan sesuatu yang tidak diinginkan.”

Sebagai siswa yang suka terhadap seni, Miftah ingin terus berkarya.

“Banyak berkreasi dan tunjukan yang terbaik untuk bangsa Indonesia,” ujar siswa yang berharap generasinya menjadi generasi berkarakter baik, bermoral dan bertanggungjawab ini.*

Ngadirun

(17)

Isi Hati

Cindy Sambite

ini diakui oleh salah satu peserta lomba menyanyi tingkat SMK asal Manokwari, Papua Barat, yaitu Cindy Sambite. Pada FLS2N X di Kupang, Nusa Tenggara Timur, siswi SMKN 1 Manokwari kelas XI Jurusan Administrasi Perkantoran ini ingin mengungkapkan perasaannya kepada seluruh masyarakat Indonesia yang menghadiri FLS2N X.

Bertempat di Hotel Neo Kupang, saat lomba Cindy menyanyikan lagu Sasidere Kubiri yang merupakan lagu khas Papua. Menurutnya, pesan dalam lagu tersebut mengingatkan Cindy tentang ayahnya yang merupakan seorang pelaut. Cindy sering kali ditinggal ayahnya untuk melaut mencari

nakah, tetapi ayah Cindy tetap ingat

Na diru pesi imesaripa, imasoina sasi dere, isayortopui masorai munei, yosae isayor tutir reru karu,” nyanyi Cindy, selasa, 26 September 2017.

Lirik lagu itu, menurut Cindy berarti di waktu malam aku sendiri, ku duduk di pinggir pantai, aku memandang jauh kesana, air mataku tumpah ingat kampungku.

Cindy merasa pasrah apa pun keputusan juri pada penampilannya.

“Harapan saya hanya ingin menang aja, ingin banggain orang tua dan Provinsi Papua Barat, doain aja,” ujar gadis yang bercita-cita menjadi Polwan ini.*

Harys Kristanto

Bersyukur Berhasil Tampil

dengan Performa Terbaik

B

erhasil tampil pada lomba gitar solo tingkat SMK, membuat Abdul Wahid merasa lega dan bersyukur. Lebih-lebih, peserta dengan nomor urut 04 ini berhasil menampilkan performa terbaiknya di depan para dewan juri dan penonton yang membanjiri ruang Ballroom Hotel Sotis, Kupang, Nusa Tenggara Timur. “Alhamdulillah sangat lega karena bisa tampil secara maksimal,” ujar Abdul Wahid, Selasa, 26 September 2017.

Siswa SMK Muhammadiyah I Palu ini mulai belajar gitar semenjak kelas 3 SMP. Karena itu, tak mengherankan bila ia dapat memainkan gitar dengan piawai. Bahkan dia juga sempat mendapatkan pujian positif dari dewan juri.

“Saya belajar gitar semenjak kelas 3 SMP,” ujar pengagum Sungha Jun dan Iwan Fals ini.

Walaupun baru pertama kali mengikuti lomba gitar solo tingkat nasional, Wahid cukup optimis dapat meraih juara I.

“Saya baru pertama kali mengikuti lomba gitar solo tingkat nasional, dan saya menargetkan meraih juara I,” ujar Wahid optimis.

Selain bermain gitar, Wahid juga mahir memainkan alat musik piano. Ia berharap di tahun akan datang bisa beralih ke piano solo dan mengukir prestasi di lomba tersebut. *

Suleman Foto : Harys

(18)

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

18

Tampil Sungguh-sungguh Jika Ingin Menang

KABAR LOMBA

Kemenangan dimulai dari rasa percaya diri dan rasa percaya diri

diawali dengan latihan yang tekun. Yohanes berupaya membuktikan

keyakinannya.

Y

ohanes Dedeo Oscar, siswa SD Fransiscus Gisting, Tanggamus, Lampung, mengenakan kostum nyentrik perpaduan kuning dan hitam. Wajahnya tertutup cat masker warna putih.

Menurut Yohanes, penampilan peserta lain bagus dan agak sulit jika ingin mengalahkan mereka. “Jadi sungguh-sungguh kalau mau menang,” katanya di ballroom Hotel Garden Palace Surabaya, Jawa Timur, Selasa (26/9/2017). Namun ia tetap yakin dengan kemampuannya. “Yakin saya bisa menang menjuarai pertandingan pantomim tahun ini.”

Tema Lomba

Lestarikan

Budaya

Tradisional

Tema lomba menggambar pada Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional jenjang PKLK tahun ini yaitu ‘Dunia Mainanku’. Sri Suryanti, guru SLB Swasta Yapsi, Tebing Tinggi, Sumatera Utara, menganggap tema tersebut sangat tepat karena dunia siswa SD masih dunia bermain.

”Dengan tema tersebut, anak dapat mengembangkan imajinasinya sesuai dengan usia mereka,” ujarnya di Hotel Rich Palace Surabaya, Jawa Timur, Selasa (26/9/2017). Ia mendampingi anak didiknya bernama Lili Anggraini, siswi kelas III SDLB tersebut.

Sri menjelaskan lukisan yang dibuat Lili. Katanya, lukisan Lili menampilkan

tema permainan tradisional enggrang. Menurutnya, enggrang dipilih karena dirasa mewakili permainan tradisional yang perlu dilestarikan ditengah ancaman zaman yang kebanyakan alat permainannya berbasis terknologi.

“Tema ini memang hasil pemikiran guru-gurunya. Namun pada tahap praktik, tetap Lili yang mengembangkan bentuk gambar dengan imajinasinya sendiri,” jelasnya.

Selepas keikutsertaan FLS2N, Sri berencana mengajarkan cara membatik kepada Lili. Tujuannya agar kelak keterampilan tersebut dapat membantu Lili untuk mandiri.* (Robert L. Tenggara)

Perjuangan Yohanes untuk dapat tampil di ajang Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) patut diacungi jempol. Jauh-jauh hari, ia selalu berlatih sepulang sekolah bersama Hendra, pembinanya. Ia ingin benar-benar menekuni dunia pantomim.

Yohanes punya strategi agar tampil memukau para juri dan penonton. Ia tampil dengan menjadi sosok yang lucu dan centil di atas panggung. “Buat temen-temen yang ingin ikut lomba pantomim, pokoknya harus berani, lucu, tidak boleh malu,” pesan Yohanes.*

Ekky Fajrie

Tema lomba dapat mengarahkan siswa mengeksplorasi imajinasinya.

Pintu masuk pelestarian budaya tradisional

Foto : Ekky

(19)

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

Hadapi Gugup

Tenang adalah cara sederhana menghadapi

gugup. Julian telah membuktikannya.

J

ulian Stefanus, siswa SMP Kristen Immanuel 2 Pontianak, Kalimantan Barat, punya cara sederhana untuk menghadapi rasa gugup. Cara ini bisa ditiru oleh orang lain.

“Strategi saya hanya sapa juri dan teman-teman semua yang nonton,” katanya usai tampil dalam lomba seni gitar solo di Hotel Grand Mercure Mirama Surabaya, Selasa (26/9/2017). “Cuma dibawa enak saja memandangi orang agar mainnya santai.”

Julian tidak pernah ikut les musik. Ia hanya berlatih sendiri sejak kelas VII SMP. Gitar yang digunakannya pun bukanlah impor. Ia cukup memainkannya dengan baik dan melaju ke Surabaya untuk adu kemampuan. “Buatan lokal. Gitar ini pun punya sekolah. Saya hanya dipinjamkan untuk tanding,” ujarnya. “Tapi saya pergunakan semaksimal mungkin.”

Julian selalu berusaha tampil sempurna saat pentas. Sering ia terbawa suasana saat memainkan gitar klasik. Penonton juga menikmati penampilannya.

”Tadi yang dibawakan lagu Syukur, Green Sleeve, dan Jubata,” tuturnya. Green Sleeve adalah lagu wajib yang harus dibawakan, sedangkan Syukur dan Jubata pilihan sendiri.

Bagi Julian, kemenangan bukan segalanya. Kemenangan, katanya, hanyalah bonus. Kendati demikian, ia punya harapan untuk membawa pulang medali. “Target saya minimal juara 2. Tapi saya akan maksimalkan performa saya untuk meraih juara 1,” katanya.*

Derry Damara

FLS2N Juga Ajang

Menambah Teman

F

estival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tidak hanya ajang kompetisi. Bagi Dorinda Aretha Azarine, siswi SMP Negeri 1 Pandakan, Pasuruan, Jawa Timur, FLS2N juga ajang menambah teman. Selama dua hari di Surabaya, Etha, demikian panggilan akrabnya, sudah mendapatkan banyak teman baru.

“Sudah berkenalan dan bertukar nomor telepon. Mudah-mudahan bisa berlanjut persahabatannya,” kata peserta

lomba menyanyi solo ini usai tampil di Hotel Grand

Mercure Surabaya, Selasa (26/9/2017). Menurut

Etha, selain menambah ilmu dan pengalaman tentang musik, FLS2N juga merupakan arena menjalin persahabatan antar siswa seluruh Indonesia. Ia sudah

dapat teman asal Jambi, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Tengah.

Etha punya pengalaman menjadi peserta FLS2N. Pada 2014 lalu, ia peserta FLS2N jenjang SD. Kendati demikian, saat mengikuti babak penyisihan Hotel Grand Mercure Surabaya, perasaan canggung masih menghinggapinya. Namun kehadiran orang tua menjadi penambah semangat baginya.

“Masih canggung, tapi saya harus tetap konsentrasi dan banyak-banyak senyum,” ujar siswa yang bercita-cita menjadi penyanyi profesional ini. “Saya ingin menekuni bidang musik. Saya harus terus berlatih agar bisa meningkatkan kemampuan saya dalam bernyanyi. Semoga bisa meneruskan cita-cita orang tua.”*

Oneng W. Panuju

FLS2N bukan

sekadar ajang

bersaing. Ia juga

momen tepat untuk

menambah teman.

(20)

Memacu Kreativitas Seni Untuk Memperkuat Pendidikan Karakter

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

20

GALERI LOMBA

(21)
(22)

Memacu Kreativitas Seni Untuk Memperkuat Pendidikan Karakter

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

22

SEPUTAR FLS2N

M

enurut Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 39 Tahun

2008 tentang Pembinaan Kesiswaan, tujuan pembinaan kesiswaan ada empat. Pertama, mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat, minat, dan kreativitas. Kedua, memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh negatif, dan bertentangan dengan tujuan pendidikan. Ketiga, mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian prestasi unggulan sesuai bakat dan minat. Keempat, menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka

Sejak diselenggarakan di Provinsi Jawa Barat pada 21-26 Juli 2008 hingga saat ini,

FLS2N sudah berjalan 10 tahun.

Sejarah dan Perkembangan FLS2N

mewujudkan masyarakat madani (civil society).

Pasal 3 Permendiknas itu juga menyebutkan bahwa materi pembinaan kesiswaan meliputi prestasi akademik, seni, dan/atau olahraga sesuai bakat dan minat, serta sastra dan budaya. Pasal ini diperjelas dalam lampiran yang menyebutkan bahwa bentuk pembinaan kesiswaan itu dengan cara menyelenggarakan festival dan lomba seni. Aturan inilah yang menjadi dasar penyelenggaraan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N).

Sebelum terbit Permendiknas tentang Pembinaan Kesiswaan tersebut, kegiatan festival dan lomba seni siswa sudah diselenggarakan oleh direktorat teknis di

lingkungan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (sekarang Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat teknis tersebut yaitu Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus.

Penyelenggaraan kegiatan oleh masing-masing direktorat tersebut kemudian dievaluasi karena dipandang tidak efektif dan ekonomis. Lebih baik jika dilakukan secara integratif. Maka, sejak 2008, festival dan lomba yang kemudian akrab disebut

(23)

Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah) ditugaskan sebagai koordinator.

Ajang FLS2N dilaksanakan setiap tahun dengan lokasi berbeda-beda. Penyelenggaraan perdana dilaksanakan di Bandung, Jawa Barat, pada 21-26 Juli 2008. Penyelenggaraan berikutnya berturut-turut, yaitu: di Yogyakarta, D.I. Yogyakarta; Surabaya, Jawa Timur; Makassar, Sulawesi Selatan; Mataram, Nusa Tenggara Barat; Medan, Sumatera Utara; Semarang, Jawa Tengah; Palembang, Sumatera Selatan; Manado, Sulawesi Utara; dan Kupang, Nusa Tenggara Timur-Surabaya, Jawa Timur.

Pelaksanaan FLS2N dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat sekolah hingga nasional. Sebelum ke tingkat nasional, para peserta menjalani sejumlah seleksi ketat di tingkat sekolah, kecamatan, kabupaten/ kota, hingga provinsi. Para juara di tingkat provinsi adalah para duta yang mewakili provinsi masing-masing pada FLS2N.

Penyelenggaraan FLS2N di tiap jenjang mengikuti petunjuk teknis (Juknis) yang diberikan oleh Pusat, dalam hal ini adalah direktorat teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Juknis berisi jenis festival/lomba dan aturan standar yang digunakan dalam penilaian FLS2N tingkat nasional.

Jenis festival dan lomba yang diselenggarakan sejak 2008 hingga 2017, berjumlah 24 buah. Namun, tak semua jenis festival dan lomba diselenggarakan tiap tahun. Bahkan sejumlah festival/lomba tak lagi digelar setelah pelaksanaan pertama kalinya. Hal ini terjadi karena adanya perubahan struktur di tubuh Kementerian, yang cukup berpengaruh pada pola penganggaran.

Selama penyelenggaraan FLS2N, ada dua provinsi yang cukup mendominasi perebutan prestasi jura umum, yaitu Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Barat. Provinsi Jawa Tengah berhasil menjadi juara umum pada FLS2N tahun 2008, 2010, 2015, dan 2016. Sementara Provinsi Jawa Barat pada tahun 2009, 2011,

2013, dan 2014. Adapun tahun 2012, juara umum FLS2N diraih Provinsi Jawa Timur. Dominasi 3 provinsi dari tanah Jawa tersebut, tentu akan berakhir apabila provinsi-provinsi di luar Jawa serius melakukan pembinaan terhadap siswa-siswi mereka dalam bidang seni dan budaya. *

(24)

Memacu Kreativitas Seni Untuk Memperkuat Pendidikan Karakter

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

24

KABAR LOMBA

B

ukan rahasia bila beberapa daerah di Indonesia kaya dengan seni tari. Salah satunya adalah Provinsi Sulawesi Utara. Di daerah yang terletak diujung utara Pulau Sulawesi ini, banyak ditemukan tarian tradisional. Salah satunya adalah Tari Maengkat, yaitu tarian tradisional etnis Minahasa, yang merupakan simbol ucapan rasa syukur atas hasil panen yang berlimpah.

Selain Tari Maengkat, ada juga Tari Mataba, sebuah seni tari kreasi yang kini dibawakan oleh dua duta Provinsi Sulawesi Utara dalam Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) X, bidang lomba Tari Kreasi Berpasangan tingkat SMA, di Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Duta-duta Provinsi Sulawesi Utara itu adalah Geraldy Mikhael Anaktototy dan Gracia Isabell Sampelan, siswa SMAN 4 Manado. Menurut Geraldy dan Gracia, Tari Kreasi Mataba menceritakan tentang bagaimana menjaga suatu wilayah

kekuasaan atau teritori dari musuh yang ingin menghancurkan kerajaannya.

Sebagai seorang penari, kedua siswa tersebut memiliki tekad untuk melestarikan seni tari asal Provinsi Sulawesi Utara.

“Untuk menjaga kearifan lokal serta budaya lokal dengan membudayakan dan mengajarkan kepada orang-orang yang ingin belajar, dan tentunya lebih mendalami tarian tersebut,” ujar mereka di Hotel Swissbelin Krystal, Selasa, 26 September 2017.

Berkumpul bersama para penari dari 34 provinsi, membuat Geraldy dan Gracia senang. “Perasaan senang dan dapat pengalaman baru tentang tari menjadi motivasi untuk meraih yang terbaik di FLS2N yang ke X,” tegas dua siswa yang bercita-cita ingin mejadi penari profesional ini.*

Ngadirun

Tari Mataba,

Ajarkan Menjaga

Teritori dari Musuh

Kepiawaian Mengatur Waktu

Menunjang Penampilan Faisal

Keberhasilan seseorang acapkali ditunjang kepiawaiannya dalam mengatur waktu. Semakin piawai mengatur waktu, maka pekerjaan yang ia pikul akan mudah diselesaikan. Kemampuan mengatur waktu

secara efektif dan eisien ini nampak dimiliki

oleh salah satu peserta Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) X, Faisal Hasan. Siswa kelas XI asal SMKN 3 Gorontalo jurusan teknik audio video ini mampu menjalani tiga kegiatan yang membutuhkan perhatiannya, yaitu sekolah, praktik kerja lapangan (PKL), dan latihan untuk tampil dalam lomba piano klasik tingkat SMK pada FLS2N X di Kupang, Nusa Tenggara Timur.

“Jika memang harus ada kegiatan belajar di sekolah ya sekolah, kalau kerja ya harus kerja, untuk latihan piano biasanya

dilakukan setelah pulang sekolah atau pulang kerja, atau juga dilakukan di hari libur seperti sabtu-minggu,” ujar siswa yang bercita-cita menjadi guru musik ini, di Hotel Neo, Rabu, 27 September 2017.

Berkat kepiawaian Faisal mengatur waktu tersebut, ia berhasil memainkan piano klasik dengan lagu Hulondalo Lipu’u dengan baik. Tak berlebihan bila kemudian ia berharap meraih juara pada FLS2N X bidang lomba piano klasik tingkat SMK.

“Semua sudah berjalan dengan baik, walau tadi sempet deg-degan, saya serahkan saja sama para juri dan Tuhan, semoga bisa juara,” doa duta Gorontalo yang berharap menempati posisi 3 besar ini.*

Harys Kristanto

Foto : Ngadirun

(25)
(26)

Memacu Kreativitas Seni Untuk Memperkuat Pendidikan Karakter

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

26

INSPIRASI

Persahabatan, Kearifan Lokal dari Tari Petuyang

S

etiap pertunjukan seni yang dibawakan siswa-siswi peserta Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal yang berasal dari daerah masing-masing. Hal ini seperti yang tergambar dari pertunjukkan Tari Petuyang yang dibawakan Ahmad Alwi dan Pamela Rimarta Agimat, siswa SMAN 2 Sanggata Utara, Kabupaten Kutai Timur, pada lomba Tari Kreasi Berpasangan tingkat SMA. Menurut duta Provinsi Kalimantan Timur ini, Tari Petuyang kental dengan pesan persahabatan.

Dilihat dari rangkaian gerakan Tari Petuyang yang dibawakan Alwi dan Pamela, nilai persahabatan memang jelas tergambar. Hal ini diperkuat dengan sinopsis Tari Petuyang, bahwa tarian ini menggambarkan persahabatan (petuyang) sepasang remaja Suku Dayak yang terbangun atas nilai adat leluhur nan agung. Keduanya sangat berkeinginan agar nilai budaya dan keterampilan seperti menari, bermain senjata tradisional, berburu, dan lainnya tetap terpelihara. Dengan gigih dan penuh

semangat persahabatan, kedua remaja Suku Dayak itu mengembangkan nilai budaya tersebut dengan sentuhan kekinian tanpa meninggalkan ciri khasnya, dengan harapan nilai budaya mereka tak akan lekang dimakan zaman.

Nilai-nilai kearifan lokal juga dapat dijumpai pada kostum, tata rias, dan properti yang dikenakan para penari Tari Petuyang. Kostum yang digunakan merupakan pengembangan dari kostum suku Dayak Kenyah, yang dikreasi tanpa meninggalkan ciri aslinya. Tata rias mempertegas garis wajah dan karakter penari. Sedangkan properti yang digunakan adalah Perisai Dayak, atau yang biasa disebut Mandau, yaitu senjata Dayak sejenis Pedang. Ada juga gong dan bulu burung enggang yang dikenakan di tangan.

Tekad Melestarikan Seni Budaya

Baik Alwi dan Pamela bertekad ingin melestarikan seni budaya asli Suku Dayak. Apabila memperoleh kesempatan untuk penampilan seni tari, mereka akan menyanggupinya dengan senang hati.

“Untuk melestarikan kebudayaan, mungkin bisa mengikuti pagelaran terus,” ujar Alwi di Swiss Bell Kristal hotel, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Selasa, 26 September 2017.

Senada dengan Alwi, Pamela ingin melestarikan Tari Petuyang dan seni budaya Suku Dayak lainnya melalui berbagai kegiatan, salah satunya ekstrakurikuler. “Kalau di sekolah ikut ekstrakuler, di situ banyak sekali memperoleh pelajaran melestarikan kebudayaan tari di daerah sendiri,” tegasnya.

Dalam lomba tari kreasi berpasangan, Alwi dan Pamela cukup berhasil menyelaraskan gerak, hingga dapat menyampaikan inti dari cerita Tari Petuyang.

“Ke depan kami ingin lebih melestarikan seni budaya Suku Dayak, karena semakin modern kan semakin banyak orang yang tidak tahu tentang Suku Dayak,” ujar dua siswa yang mengaku berjuang keras pada proses seleksi FLS2N X.

“Yang pasti hasil itu tidak menghianati usaha,” tegas mereka, ketika ditanya soal target dalam FLS2N X.

Sebagai perwakilan Provinsi Kalimantan Timur, baik Alwi dan Pamela merupakan peserta yang beruntung karena memperoleh banyak dukungan, orangtua, sahabat, sekolah, Pemerintah Kabupaten Kutai Timur, hingga Pemda Provinsi Kalimantan Timur.

“Kesan yang saya dapat selama mengikuti FLS2N di Kupang cukup menarik. Saya dapat sahabat dari lain daerah, ada juga dari Bengkulu. Pokok macam-macam daerah. Jadi lebih tahu, ternyata budaya Indonesia itu banyak,” pungkas mereka senang.*

Mustoik Slamet

Tiap karya seni yang ditampilkan siswa-siswi peserta FLS2N X, baik di Kupang, Nusa Tenggara Timur dan Surabaya, Jawa Timur, sarat dengan nilai-nilai kearifan lokal seperti keteladanan dan kebijaksanaan hidup.

(27)
(28)

Memacu Kreativitas Seni Untuk Memperkuat Pendidikan Karakter KABAR PEMBUKAAN

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL 2017

28

SAMPAI JUMPA

PADA FLS2N XI

TAHUN 2018

Referensi

Dokumen terkait

Buku petunjuk pelaksanaan Fesival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Sekolah Menengah Pertama Tahun 2017 ini memuat berbagai aspek operasional yang akan dijadikan tuntunan bagi

Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) SMK (otsus) 5 Cabang Lomba Rp..

6 nominasi karya terbaik yang dikirim adalah merupakan pemenang dari kegiatan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tahun 2016 yang diselenggarakan di Kota Manado,

Berita acara hasil penilaian Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Jenjang SMA tahun 2020 bidang gitar solo;7. Berita acara hasil penilaian Festival dan Lomba Seni

Liaison Officer pada Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) SMP Tingkat Nasional, Makassar, Sulawesi Selatan, 2015.. Liaison Officer pada Festival dan Lomba Seni Siswa

Penyelenggaraan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) bidang lomba Tulis dan Baca Cerpen Tingkat Provinsi Jawa Barat bagi siswa Sekolah Menengah

7 (tujuh) bidang seni di dalam kegiatan Festival dan Lomba Seni Siswa (FLS2N) yang seleksinya diharapkan dilakukan secara berjenjang di setiap provinsi di Indonesia, mulai

FESTIVAL & LOMBA SENI SISWA NASIONAL FLS2N TINGKAT SEKOLAH DASAR KABUPATEN MUSI BANYUASIN TAHUN 2023 CABANG SENI TARI Nama Sekolah : SD NEGERI 3 JIRAK Kecamatan : Jirak Jaya