BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Bahan ajar memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembalajaran.
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (dalam Sya’bana, 2013, hlm. 13)
mengemukakan bahwa bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi
pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan
sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Melalui bahan ajar guru akan lebih mudah dalam melaksanakan
pembelajaran dan siswa akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar.
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan/sains dan teknologi khususnya
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memberikan pengaruh pada berbagai
bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Salah satunya adalah munculnya
bahan ajar berbasis TIK. Kemendiknas (2010, hlm. 8), menjelaskan bahwa:
Bahan ajar berbasis TIK adalah bahan ajar yang disusun dan dikembangkan dengan menggunakan alat bantu TIK untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas.
Seiring dengan perkembangan TIK khususnya di bidang pendidikan, maka
semakin banyak bahan ajar berbasis TIK yang dikembangkan, seperti presentasi
power point, video pembelajaran, multimedia interaktif, e-learning, dan bahan
ajar berbasis web. Hal tersebut berimplikasi terhadap bahan ajar yang dapat
digunakan guru menjadi lebih variatif dan tidak hanya terpaku pada bahan ajar
cetak saja.
Keberadaan guru yang langsung bersentuhan dengan siswa membuatnya
menjadi ujung tombak pemanfaatan bahan ajar berbasis TIK. Oleh karena itu guru
dituntut untuk memiliki kompetensi TIK yang memadai, bahkan tidak hanya
cukup pada tingkatan literasi teknologi. Sebagaimana diungkapkan UNESCO
(2011, hlm. 9-15) bahwa kompetensi TIK guru dapat dikategorikan menjadi tiga
tingkatan kemampuan, yaitu literasi teknologi, pendalaman pengetahuan, dan
Dalam implementasi kurikulum 2013 terdapat tuntunan integrasi TIK pada
proses pembelajaran sebagaimana termaktub dalam Permendikbud No 22 Tahun
2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Namun hasil studi
pendahuluan di salah satu SMP Negeri di Kota Tasikmalaya menunjukkan bahwa
guru masih belum memanfaatkan TIK secara optimal dalam proses pembelajaran
dan pengembangan bahan ajar di sekolah. Berdasarkan hasil wawancara
penggunaan TIK khususnya internet hanya digunakan guru dan siswa untuk
mengirim tugas, mencari referensi dan menampilkan presentasi.
Kurikulum 2013 juga menuntut penguasan terhadap literasi sains. Hal ini
terlihat dari seluruh kompetensi inti kurikulum 2013 yang sesuai dengan seluruh
kompetensi dalam model literasi sains yang dikembangkan oleh Graber (dalam
Hoolrook & Rannikmae, 2009, hlm. 278). Oleh karena itu, bahan ajar sebagai
bentuk turunan dari kurikulum secara tidak langsung dituntut untuk memuat
aspek-aspek literasi sains. Dengan kata lain bahan ajar kurikulum 2013 yang
digunakan di sekolah harus beriorientasi literasi sains.
Salah satu bentuk solusi untuk mewujudkan tuntutan kurikulum 2013 tersebut
dapat dilakukan dengan mengembangkan bahan ajar berbasis web. Dengan adanya
bahan ajar berbasis web diharapkan pembelajaran fisika akan menjadi lebih
interaktif, efisien, dan dapat menarik minat siswa karena materi pembelajaran
disajikan dengan cara yang kreatif dan menyenangkan dengan memanfaatkan
interaktivitas web melalui media berupa gambar, video, animasi dan simulasi.
Sehingga materi fisika yang cenderung abstrak akan lebih mudah dipahami
dengan dukungan multimedia yang dapat disajikan dalam halaman web.
Pemilihan pengembangan bahan ajar berbasis web sesuai dengan kondisi
penguasaan teknologi masyarakat dewasa ini, yakni banyaknya kepemilikan
barang elektronik seperti smartphone, laptop dan beberapa jenis alat elektronik
lainnya yang mampu mengakses internet dengan mudah dan cepat yang sudah
sangat umum digunakan di dalam kehidupan masyarakat. Hal tersebut tentu
memberikan kemudahan aksesbilitas dalam penggunaan bahan ajar berbasis web.
Alomari (dalam Nurohman, 2014, hlm. 75) dalam penelitiannya menunjukkan
bahwa bahan ajar bebasis web dapat mendukung kemampuan siswa dalam
penggunaan bahan ajar bebasis web tidak hanya menguntungkan karena
interaktivitas dan aksesbilitasnya saja, namun juga dapat meningkatkan
kemandirian siswa dalam belajar sehingga pembelajaran yang bersifat student
center seperti yang diharapkan dalam kurikulum 2013 dapat tercapai.
Berdasarkan pemaparan diatas, maka keberadaan bahan ajar berbasis web
yang berioentasi literasi sains memang sangat diperlukan sebagai salah satu bahan
ajar yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Penelitian tentang
bahan ajar berbasis web memang telah banyak dilakukan di Indonesia. Namun
penelitian yang mengembangkan bahan ajar berbasis web yang berorientasi
literasi sains masih jarang dilakukan terutama untuk mata pelajaran fisika.
Pada penelitian ini, bahan ajar akan disusun berdasarkan kurikulum 2013 dan
aspek literasi sains menurut OECD (Organization for Economic Cooperation and
Development), kemudian bahan ajar tersebut akan disajikan dalam bentuk web,
sehingga terbentuk bahan ajar berbasis web yang berorientasi literasi sains. Materi
yang dipilih dalam penelitian ini adalah kalor. Alasan pemilihan materi tersebut
karena hasil wawancara pada studi pendahuluan menunjukkan bahwa guru
membutuhkan bahan ajar tambahan pada materi kalor, kemudian kalor juga
merupakan salah satu materi yang banyak dibahas pada PISA (Programme for
International Student Assessment). Selain itu, dalam kehidupan sehari-hari pun
kita tidak bisa lepas dari kalor, sehingga literasi sains pada materi kalor sangat
dibutuhkan siswa dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan sebelumnya maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian terkait pengembangan bahan ajar yang
berbasis web dan berorientasi literasi sains yang dituangkan dalam penelitian yang
berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Web Fisika SMP Berorientasi Literasi Sains
Pada Materi Kalor”.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimanakah karakteristik pengembangan
Rumusan masalah ini dijabarkan untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan
penelitian:
1. Bagaimana karakteristik konten, desain visual dan navigasi pengembangan
bahan ajar web fisika SMP berorientasi literasi sains pada materi kalor
menurut ahli?
2. Bagaimana karakteristik konten, desain visual dan navigasi pengembangan
bahan ajar web fisika SMP berbasis web yang berorientasi literasi sains
pada materi kalor menurut guru?
3. Bagaimana karakteristik desain navigasi pengembangan bahan ajar web
fisika SMP berorietnasi literasi sains pada materi kalor menurut siswa?
C. Batasan Masalah Penelitian
Agar penelitian ini tepat sasaran dan tidak menyimpang, maka penelitian ini
dibatasi sebagai berikut:
1. Materi yang dibahas hanya tentang kalor untuk siswa kelas 7 Sekolah
Menengah Pertama yang disesuaikan dengan kurikulum 2013 dan aspek
literasi sains dari OECD.
2. Yang dimaksud karakteristik konten, desain visual dan navigasi bahan
ajar dalam penelitian ini adalah hasil uji kelayakan menurut pendapat ahli
(expert judgment) dan guru. Selain uji kelayakan menurut pendapat ahli
dan guru, desain navigasi bahan ajar digali pula dari pendapat siswa.
3. Penelitian ini dilaksanakan sampai uji coba terbatas yang terdiri dari uji
ahli dan uji pengguna (guru dan siswa).
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah untuk menghasilkan bahan ajar web fisika SMP
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapakan secara teoritis mampu memberikan kontribusi
pengetahuan dan peningkatan kualitas pembelajaran dalam mata pelajaran fisika
pada umumnya dan materi kalor pada khususnya.
2. Manfaat Praktis
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi beberapa
pihak yang berhubungan dengan bidang pendidikan fisika maupun pendidikan
disekolah pada umumnya, seperti:
1. Bagi mahasiswa program studi pendidikan fisika, dengan dilaksanakannya
penelitian ini, peneliti dapat mengembangkan bahan ajar berbasis web dan
berorentasi literasi sains yang benar dan memberi inspirasi untuk penelitian
lebih lanjut mengenai pembuatan bahan ajar web berorientasi literasi sains
pada materi fisika yang lain.
2. Bagi guru, dengan dilaksanakannya penelitian ini, bahan ajar web fisika ini
dapat digunakan guru sebagai bahan ajar utama ataupun tambahan untuk
pembelajaran fisika, khususnya materi kalor.
3. Bagi siswa, dengan dilaksanakannya penelitian ini, diharapkan bahan ajar web
fisika ini dapat digunakan untuk membantu siswa dalam mempelajari materi
fisika, khususnya materi kalor.
F. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dalam penelitian ini memuat lima bab, yaitu sebagai
berikut:
1. BAB I Pendahuluan, yang membahas latar belakang penelitian yang berisi
temuan-temuan yang melandasi dilakukannya penelitian bertemakan
pengembangan bahan ajar. Hasil temuan pada latar belakang kemudian
dirumuskan menjadi pertanyaan penelitian dalam rumusan masalah.
Selanjutnya dijelaskan tujuan penelitian sehingga dapat menjelaskan
dan fisika dan manfaat penelitian secara praktis terhadap pihak-pihak yang
terkait dari hasil penelitian yang dilakukan.
2. BAB II Tinjauan Teori, berisi pembahasan teori yang relevan dengan
penelitian yang dilakukan. Diantara kajian teori tersebut adalah kajian
mengenai pembelajaran berbasis TIK, perlunya kompetensi TIK bagi guru
sains, penyusunan dan pengembangan bahan ajar khususnya bahan ajar
berbasis web, dan literasi sains.
3. BAB III Metode Penelitian, membahas metode yang digunakan dalam
penelitian mulai dari metode penelitian R&D, partisipan dan tempat
penelitian yang dilakukan di SMP 5 Tasikmalaya, populasi dan sampel,
instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
4. BAB IV Temuan dan Hasil Penelitian, memuat temuan lapangan yang
berdasarkan hasil penelitian menjawab pertanyaan yang ada dalam
rumusan masalah.
5. BAB V Penutup, dalam bab ini memuat tentang simpulan dari hasil