BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pasar Modal
Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan
pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dengan
demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan
sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan
obligasi. Sedangkan tempat dimana terjadinya jual beli sekuritas disebut dengan
bursa efek. Oleh karena itu, bursa efek merupakan arti dari pasar modal secara
fisik. Untuk kasus di Indonesia terdapat dua bursa efek yaitu Bursa Efek Jakarta
(BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES).(Eduardus Tandelilin:2001)
Meskipun aktivitas sehari-hari pasar modal adalah jual beli surat-surat
berharga atau efek jangka panjang, tujuan utama penyelenggaraan pasar modal
adalah memupuk sumber pembiayaan, baik bagi pemerintah maupun bagi dunia
usaha untuk kegiatan yang bersifat produktif.(E.A Koetin:1997)
2.1.1. Mekanisme Perdagangan di Pasar Modal
Mekanisme perdagangan yang terjadi di pasar modal yaitu yang terjadi pasar
perdana dan di pasar sekunder.(Eduardus Tandelilin:2001)
1. Pasar perdana
Pasar perdana terjadi pada saat perusahaan emiten menjual sekuritasnya kepada
perdana, perusahaan emiten sebelumnya akan mengeluarkan informasi
mengenai perusahaan secara detail (disebut juga prospektus). Dalam menjual
sekuritasnya, perusahaan umumnya menggunakan jasa profesional dan
lembaga pendukung pasar modal, untuk membantu menyiapkan berbagai
dokumen serta persyaratan yang diperlukan untuk go-public. Di Indonesia
proses penawaran umum di pasar perdana bisa digambarkan, seperti:
Profesional dan
2
E BAPEPAM
lembaga 1 3
M
pendukung
pasar modal I
T 4
E
N
Gambar 2.1. Proses Penawaran Umum di Pasar Perdana
Keterangan:
1. Profesional dan lembaga pendukung pasar modal membantu emiten
menyiapkan penawaran umum.
2. Emiten menyerahkan pernyataan pendaftaran kepada BAPEPAM.
3. Pernyataan pendaftaran dinyatakan efektif oleh BAPEPAM.
4. Emiten beserta profesional dan lembaga pendukung melakukan penawaran
umum di pasar perdana.
2. Pasar Sekunder
sekunder. Dengan adanya pasar sekunder, investor dapat melakukan
perdagangan sekuritas untuk mendapatkan keuntungan. Oleh karena itu, pasar
sekunder memberikan likuiditas kepada investor, bukan kepada perusahaan
seperti dalam pasar perdana. Pasar sekunder biasanya dimanfaatkan untuk
perdagangan saham biasa, saham preferen, obligasi, waran maupun sekuritas
derivatif (opsi dan futures). Sedangkan untuk kasus di Indonesia, sekuritas
yang umumnya diperdagangkan di pasar sekunder adalah saham biasa, saham
preferen, obligasi, obligasi konversi, waran, bukti right dan reksa dana.
Perdagangan di pasar sekunder dapat dilakukan di dua jenis pasar, yaitu pasar
lelang atau pasar negoisasi.
2.1.2. Instrumen Pasar Modal
Beberapa sekuritas yang umumnya diperdagangkan di pasar modal anatara lain
adalah saham, obligasi, reksa dana dan instrumen derivatif. Maing-masing
sekuritas tersebut memberikan return dan risiko yang berbeda-beda.(Eduardus
Tandelilin:2001)
1. Saham : merupakan bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang
menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor
akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah
dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan. Saham
merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup populer diperjualbelikan di
2. Obligasi : merupakan sekuritas yang memberikan pendapatan dalam jumlah
tetap kepada pemiliknya. Pada saat membeli obligasi, investor sudah dapat
mengetahui dengan pasti berapa pembayaran bunga yang akan diperolehnya
secara periodik dan berapa pembayaran kembali nilai par (par value) pada saat
jatuh tempo. Meskipun demikian, obligasi bukan tanpa resiko, karena bisa saja
obligasi tersebut tidak terbayar kembali akibat kegagalan penerbitnya dalam
memenuhi kewajibannya.
3. Reksa dana : adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan
sejumlah dana kepada perusahaan reksa dana, untuk digunakan sebagai modal
berinvestasi baik di pasar modal maupun di pasar uang. Perusahaan reksa dana
akan menghimpun dana dari investor untuk kemudian diinvestasikan dalam
bentuk portofolio yang dibentuk oleh manajer investasi. Dengan demikian,
investor dapat membentuk portofolio secara tidak langsung melalui manajer
investasi.
4. Instrumen derivatif (opsi dan futures) : merupakan sekuritas yang nilainya
merupakan turunan dari suatu sekuritas lain, sehingga nilai instrumen derivatif
sangat tergantung dari harga sekuritas lain yang ditetapkan sebagai patokan.
2.1.3. Organisasi Pasar Modal Indonesia
Struktur pasar modal Indonesia diatur oleh Undang-Undang No.8 tahun 1995
tentang pasar modal. Di dalam undang-undang tersebut dijelaskan bahwa
kebijakan di bidang pasar modal ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Sedangkan
Pemodal BAPEPAM. Secara umum struktur pasar modal Indonesia seperti yang terlihat
dalam gambar berikut. Gambar tersebut menunjukkan pelaku-pelaku pasar yang
mempengaruhi perkembangan pasar modal Indonesia, selain menteri keuangan
dan BAPEPAM. (Eduardus Tandelilin:2001)
Menteri Keuangan
BAPEPAM
Bursa efek LKP LPP
Perusahaan Lembaga Profesi Pemodal Emiten
ef
Gambar 2.2. Struktur Pasar Modal Indonesia
Sumber: cetak biru pasar modal Indonesia
2.2. Saham
Saham adalah surat berharga yang menunjukkan adanya kepemilikan seseorang
atau badan hukum terhadap perusahaan penerbit saham. Misalnya seseorang
memiliki saham Perusahaan X adalah merupakan bukti bahwa orang tersebut turut
Tujuan seseorang untuk melakukan investasi terhadap saham perusahaan
go-public, pada umumnya semata-mata hanya mengharapkan keuntungan dari
pembagian dividen dan kapital gain. Dividen adalah keuntungan bersih setelah
dikurangi pajak yang diberikan perusahaan penerbit saham kepada para pemegang
saham, sedangkan kapital gain merupakan keuntungan yang diperoleh para
investor di pasar modal dari selisih antara harga beli dan harga jual (harga
jual>harga beli). Hanya untuk kasus-kasus tertentu saja seseorang investor
membeli saham perusahaan go-public untuk tujuan dapat aktif atau menguasai
manajemen perusahaan. (Simatupang Mangasa:2010)
2.2.1. Karakteristik Saham
Karakteristik saham adalah karakteristik saham perusahaan go-public dimana
saham perusahaan tersebut ditransaksikan di bursa efek dengan karakteristik
sebagai berikut: Setiap saham yang diperdagangkan di pasar modal memiliki 3
jenis nilai yang melekat pada suatu saham perusahaan go-public. Nilai dari saham
tersebut perlu dipahami investor karena sangat akan membantu para investor
dalam mempertimbangkan melakukan investasi saham di pasar modal.
(Simatupang Mangasa:2010). Adapun nilai dari saham tersebut yaitu:
1. Nilai Nominal (Nilai Pari)
Nilai nominal saham adalah nilai yang tertera di dalam saham, yang diperoleh
dari hasil pembagian total modal perusahaan terhadap jumlah saham yang
beredar. Nilai nominal digunakan lebih kepada kepentingan akuntansi dan
digunakan untuk menentukan besarnya modal disetor penuh dalam neraca.
Sehingga besar kecilnya nilai nominal sangat tergantung dari besarnya modal
disetor perusahaan dan jumlah saham yang diterbitkan
2. Nilai Wajar Saham
Nilai wajar saham adalah nilai yang diberikan oleh para investor atau analis
pasar modal terhadap setiap saham yang diperdagangkan di bursa efek dengan
berpedoman kepada masing-masing industri dari setiap perusahaan tersebut
dan penggunaan metode-metode perhitungan nilai/harga suatu saham yang
berlaku umum seperti misalnya dengan menggunakan metode PER, tingkat
pertumbuhan laba perusahaan, price to book value (PBV) dan lain-lain.
3. Nilai Pasar
Nilai pasar atau harga pasar saham suatu perusahaan go-public adalah nilai
yang diperdagangkan di bursa efek. Nilai pasar terbentuk dari perkiraan para
investor terhadap prospek perusahaan. Semakin banyak para investor yang
memperkiraan kinerja perusahaan akan semakin baik di masa akan datang,
maka semakin banyak para investor melakukan pembelian dan semakin tinggi
harga pasar saham dan sebaliknya semakin banyak investor memperkirakan
kinerja perusahaan akan menurun maka akan semakin banyak investor yang
melakukan penjualan saham dan harga saham akan menurun.
Dengan demikian karakteristik utama saham sebagai surat berharga yang
ditransaksikan di pasar modal, selalu mengalami fluktuasi, naik dan turun dari
satu waktu ke waktu yang lain. Fluktuasi harga saham tersebut tergantung pada
pembelian dan penjualan dari suatu saham tersebut akan sangat mempengaruhi
naik turunnya harga saham. Apabila suatu saham mengalami kenaikan
permintaan, harga akan cenderung naik. Sebaliknya, kalau terjadi penurunan
permintaan maka harga saham akan cenderung turun.(Simatupang Mangasa:2010)
2.2.2. Klasifikasi Saham
Saham dai suatu perseroan terbatas yang sudah go-public dapat diklasifikasikan
berdasarkan banyak faktor antara lain berdasarkan cara peralihan saham, hak tagih
atau manfaat saham dan hak istimewa saham. (Simatupang Mangasa:2010)
1. Berdasarkan cara peralihan saham
Berdasarkan cara peralihan saham, maka saham dapat digolongkan menjadi
saham atas nama dan saham atas unjuk dengan uraian berikut:
a. Saham atas nama
Saham atas nama, dimana nama pemilik saham tertera di atas saham
tersebut dan cara peralihan saham ini harus melalui pencatatan dokumen
peralihan. Dalam undang-undang perseroan terbatas (UUPT) pasal 49
mengenai anggaran dasar pemindahan hak atas nama PT. tertutup wajib
dilakukan dengan akta pemindahan hak dan direksi wajib mencatat
pemindahan hak atas saham atas nama tersebut dalam daftar pemegang
saham. Selanjutnya dipersyaratkan bahwa transaksi pemindahan saham
dilakukan penyerahan bukti fisik saham. Perlu dipahami bahwa transaksi
saham dengan bukti fisik saham tentu akan memberikan konsekuensi
saham yang ditransaksikan dicuri, hilang atau saham dipalsukan serta akan
menimbulkan kesulitan di dalam melakukan transaksi dalam jumlah besar.
b. Saham atas unjuk
Saham atas unjuk adalah saham dimana nama pemilik saham tidak tertera
di atas saham, sehingga otomatis pemegang saham dianggap sebagai
pemilik saham. Dengan demikian barang siapa yang dapat menunjukkan
sertifikat saham tersebut, maka ia dapat dikatakan pemilik dari saham
tersebut, kecuali dapat dibuktikan telah terjadi pelanggaran hukum dari
peralihannya.
2. Berdasarkan hak tagih atau manfaat saham
Berdasarkan hak tagih atau manfaat saham, maka saham dapat digolongkan
menjadi saham biasa dan saham preferen dengan uraian sebagai berikut:
a. Saham biasa (common stock)
Saham biasa adalah saham yang paling umum diperdagangkan di pasar
bursa efek, sedangkan pasar preferen walaupun juga ada diperdagangkan di
pasar bursa efek tetapi nilai perdagangan dan volumenya relatif sangat
kecil.
Dengan kata lain adanya klasifikasi saham biasa tersebut agar memudahkan
para investor melakukan piliha investasi atas suatu saham yang dapat
disesuaikan dengan kkondisi individu masing-masing investor seperti
antara lain kondisi keuangan investor, tingkat keuntungan dan toleransi
b. Saham preferen (preferen stock)
Saham preferen adalah saham yang memberikan prioritas pilihan (preferen)
kepada pemegangnya untuk didahulukan dalam hal pembayaran dividen
dengan besarannya sudah ditentukan pada saat saham preferen diterbitkan
oleh perusahaan. Adapun penentuan besaran dividen yang diterima
pemegang saham preferen biasanya ditentukan oleh persentase nilai
nominal saham setiap tahun yang diatur dalam anggaran sebuah
perusahaan. Apabila perusahaan mengalami kerugian pada akhir tahun
setelah tutup buku, sehingga tidak dapat membagikan dividen kepada
pemegang saham preferen maka perusahaan mencatatnya sebagai utang
yang harus dibayarkan apabila pada tahun berikutnya memperoleh laba.
Sehingga saham preferen sering disebut sebagai efek yang memiliki sifat
hybrid yaitu walaupun berbentuk saham namun mempunyai penghasilan
tetap seperti surat utang atau obligasi.
2.2.3. Risiko Investasi Saham
Hampir dipastikan setiap media investasi memiliki tingkat risiko disamping
tingkat keuntungan yang akan diperoleh investor. Terdapat hubungan yang kuat
dan positif antara tingkat keuntungan (return) yang diharapkan dengan tingkat
risiko (risk). Semakin tinggi potensi keuntungan juga akan diikuti dengan semakin
tingginya tingkat risiko dan sebaliknya semakin rendah potensi keuntungan akan
semaki rendah pula tingkat risikonya (high return-high risk dan low return-low
RISIKO INVESTASI SAHAM
INVESTASI SAHAM
RISIKO
Risiko:
Sistematik
Non sistematik 1. Risiko finansial 2. Risiko industri 3. Risiko negara
Risiko lain-lain:
1. Tidak mendapat dividen 2. Capital loss
3. Perusahaan dilikuidasi 4. Perusahaan didelicting 5. Perusahaan disuspend
Gambar 2.3. Risiko Investasi Saham
2.3. Indeks LQ45
Indeks LQ45 adalah gambaran pergerakan naik turunnya harga 45 saham yang
paling lancar (likuid) yang diperdagangkan di bursa efek dan diumumkan setiap
hari pada saat penutupan sesi II transaksi perdagangan di bursa efek. Selain
penilaian atas likuiditas seleksi atas saham-saham tersebut mempertimbangkan
kapitalisasi pasar. Kriteria saham yang masuk indeks LQ45 adalah :
1. Masuk dalam urutan 60 besar dari total transaksi saham di pasar reguler (rata-
rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).
2. Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata nilai kapitalisasi pasar selama
3. Telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEJ, BES) selama paling sedikit 3
bulan.
4. Kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi dan jumlah
hari transaksi di pasar regular.
Bursa Efek Indonesia setiap tiga bulan review pergerakan ranking saham
akan digunakan dalam kalkulasi indeks LQ45. Penggantian saham akan dilakukan
setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal Februari dan Agustus. Apabila saham
tidak memenuhi kriteria seleksi indeks LQ45, maka saham tersebut akan
dikeluarkan dari perhitungan indeks dan diganti dengan saham lain yang
memenuhi kriteria.
2.4. Investasi
Investasi adalah suatu kegiatan menunda konsumsi atau penggunaan sejumlah
dana pada masa sekarang dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan di masa
yang akan datang. Dari pengertian tersebut, ditekankan bahwa kegiatan investasi
memerlukan dana, pengorbanan waktu dan pikiran dengan harapan akan
memperoleh keuntungan (return) di masa akan datang.(Mangasa Simatupang:
2010)
Menurut Eduardus Tandelilin, ada beberapa alasan mengapa seseorang
melakukan investasi, antara lain adalah:
1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang.
Seseorang yang biijaksana akan berpikir bagaimana akan meningkatkan taraf
mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak
berkurang di masa yang akan datang.
2. Mengurangi tekanan inflasi
Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain,
seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau
hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.
3. Dorongan untuk menghemat pajak
Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat
mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas
perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang
usaha tertentu.
Dalam melakukan kegiatan investasi, selalu terdapat unsur ketidakpastian
atau risiko. Pemilik modal tidak dapat mengestimasi secara pasti hasil yang
diperolehnya dari kegiatan investasi yang dilakukannya. Dalam investasi
mempertimbangkan:
1. Tujuan mengadakan investasi.
2. Jangka waktu investasi.
3. Kemampuan keuangan.
4. Penanggulangan risiko yang timbul akibat kegiatan investasi.
5. Alternatif investasi yang tersedia.
6. Informasi yang tersedia bagi alternatif investasi tersebut.
2.4.1. Jenis Investasi
Secara umum investasi dapat dikelompokkan menjadi dua sektor, yaitu:
1. Sektor riil
Investasi sektor riil adalah investasi yang diwujudkan dalam bentuk pendirian
pabrik, perkebunan, pertambangan, dan lain sebagainya.
2. Sektor keuangan
Investasi keuangan adalah investasi yang objek investasinya berupa uang,
seperti valuta asing, surat-surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah
melalui perbankan (Commercial Paper, Sertifikat Bank Indonesia, Surat
Berharga Pasar Uang, Promissory Notes, Call Money, Repurchases Agreement,
Banker Acceptance, Treasury Bills dan lain sebagainya). Investasi keuangan
terdiri dari investasi pada pasar uang dan pasar modal.
2.4.2. Sikap Individu (Pemodal) Terhadap Risiko
Ada tiga kategori luas tentang preferensi seseorang terhadap risiko, yaitu:
1. Individu yang netral terhadap risiko (risk neutral),
Risk neutral adalah kelompok investor atau individu yang bersifat netral
terhadap risiko. Artinya, investor akan meminta kenaikan tingkat keuntungan
yang sama untuk setiap kenaikan risiko.
2. Individu yang menyukai risiko (risk lover),
Risk lover adalah individu yang senang menghadapi risiko. Apabila individu
tersebut dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat
secara ekstrem akan lebih senang mengambil investasi yang mempunyai risiko
lebih besar.
3. Individu yang tidak menyukai risiko (risk averter).
risk averter akan lebih senang pada pilihan investasi yang memiliki risiko yang
lebih kecil dengan tingkat keuntungan yang sama.
2.4.3. Proses Investasi dan Keputusannya
Proses investasi meliputi pemahaman dasar-dasar keputusan investasi dan
bagaimana mengorganisir aktivitas-aktivitas dalam proses keputusan investasi.
Hal mendasar dalam proses keputusan investasi adalah pemahaman hubungan
antara return yang diharapkan dan risiko suatu investasi. Hubungan risiko dan
return yang diharapkan dari suatu investasi merupakan hubungan yang searah dan
linear. Artinya semakin besar risiko yang harus ditanggung, semakin besar pula
tingkat return yang diharapkan.(Eduardus Tandelilin:2001)
Proses keputusan investasi merupakan keputusan yang berkesinambungan.
Proses keputusan investasi terdiri dari lima tahap keputusan yang berjalan terus-
menerus sampai tercapai keputusan investasi yang terbaik.(Eduardus
Tandelilin:2001) Tahap-tahap keputusan investasi tersebut, yaitu:
1. Penentuan tujuan investasi
2. Penentuan kebijakan investasi
3. Pemilihan strategi portofolio
4. Pemilihan aset
2.5. Analisis Fundamental dan Analisis Teknikal
Analisis fundamental adalah analisis yang menitikberatkan pada segala aspek
yang dapat mempengaruhi kondisi badan usaha di masa depan. Umumnya orang-
orang hanya tahu bahwa analisis fundamental sama dengan analisis laporan
keuangan badan usaha. Hal ini tentu saja keliru karena analisis laporan keuangan
hanyalah sebagian kecil dari analisis fundamental.
Umumnya seorang analis fundamental menggunakan metode Top Down
Approach dalam menganalisa badan usaha. Hal ini dimulai dengan menganalisa
sektor makro, industri, dan kemudian baru badan usahanya secara spesifik.
Sebagai contoh, PT X adalah badan usaha yang bergerak di bidang perkebunan
kelapa sawit. Analisis sektor makro dapat dimulai dengan menganalisa kondisi
perekonomian global, analisis sektor industri dapat dilakukan dengan menganalisa
permintaan CPO (minyak kelapa sawit) dunia ataupun domestik, dan yang
terakhir analisis badan usaha dapat dimulai dengan analisis kinerja melalui
laporan keuangan atau sumber lainnya.
Melihat dari tahapannya yang cukup panjang dan rumit, tentu analisis ini
tidak mudah untuk dilakukan. Umumnya analisis ini dilakukan berdasarkan kerja
tim. Selain itu, orientasi investasinya adalah untuk jangka panjang (lebih dari 1
tahun) karena kinerja badan usaha tidak akan berubah secepat kilat. Seorang
analis fundamental wajib untuk terus memantau semua yang berkaitan dengan
badan usaha tersebut yang sekiranya dapat mempengaruhi kinerjanya di masa
ahli di suatu bidang industri tertentu karena baginya akan lebih untuk memahami
badan usaha tersebut.
Analisis teknikal adalah analisis yang mentitikberatkan pada data-data
pasar yang dapat mempengaruhi pergerakan harga suatu sekuritas atau saham
tertentu. Data-data pasar yang dimaksud adalah volume perdagangan, aliran dana
yang masuk dan keluar, dan data harga historis. Dari esensinya, dapat dikatakan
analisis teknikal tidak melihat kondisi fundamental badan usaha.
Analisis teknikal dapat dikatakan analisis yang “terlambat”. Dikatakan
seperti itu karena analisis teknikal hanyalah analisis yang mengikuti tren harga
dari suatu saham atau sekuritas tertentu. Lantas siapakah yang menciptakan tren
harga? Jawabannya bisa siapa saja, asalkan pihak tersebut memiliki dana yang
cukup besar untuk menggerakkan pasar. Bisa saja investor asing, perusahaan
investasi, sekelompok masyarakat, investor individu, atau bahkan perusahaan
yang memperjual belikan sahamnya sendiri. Nah, dari sini kita bisa menangkap
kesimpulan kalau analisis teknikal hanyalah analisis yang “ikut-ikutan” saja.
Karena hanya “ikut-ikutan”, maka tidak ada analisis teknikal yang dapat
menunjukkan sinyal beli di titik terendah dan jual di titik tertinggi. Analis teknikal
hanya fokus pada pergantian tren, jika tren sudah berganti baru para analis
tersebut mengambil posisi.
Karena data yang diolah relatif lebih sedikit dibanding analisis
fundamental, maka analisis teknikal lebih praktis untuk dilakukan. Selain itu ada
program-program komputer canggih yang dapat membantu anda dalam
Peramalan Pergerakan Harga Saham Perusahaan Go-Public
yang kompleks dalam memahami dasar-dasar analisis teknikal sebelum
menerapkannya.
2.6. Kerangka Konseptual
Investasi
Capital Gain
Perusahaan Go-Public Di Bursa Efek Indonesia
Data Penutupan Harga Saham Perkebunan Go-Public
Metode Kuantitatif
Metode Time Series
Metode Peramalan ARIMA
Peramalan Pergerakan Harga Saham Perusahaan Go-Public
Keterangan:
= dianalisis
Keputusan investasi aktif:
Membeli
Menjual
Menunggu dan melihat (wait and see)
Gambar 2.4. Kerangka Konseptual
2.7. Tinjauan penelitian terdahulu
Rozak, Abdul (2009) dalam judul penelitiannya “Analisis Risiko dan Peramalan
Harga Saham dalam Keputusan Investasi pada Perusahaan Perkebunan di PT
Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini bertujuan untuk Mendeskripsikan profil
perusahaan AALI, LSIP dan UNSP. Melakukan Proyeksi pergerakan saham
emiten AALI, LSIP dan UNSP di tahun 2009. Menganalisis tingkat risiko (Value
at Risk) yang dihadapi investor pada saham-saham emiten AALI, LSIP, UNSP
dan merumuskan keputusan investor sebagai implikasi terhadap risiko yang akan
dihadapi dan melihat pergerakan emiten saham AALI, LSIP dan UNSP pada PT
Bursa Efek Indonesia di tahun 2009. Data yang digunakan adalah data sekunder
yang terdiri dari serial data harga penutupan saham harian perusahaan sektoral
perkebunan terpilih di lantai bursa 1 Januari 2006 – 30 April 2009 dengan basis
data 13 Oktober 2008 – 30 April 2009. metode peramalan time series terbaik,
sedangkan dalam menganalisis tingkat risiko yang mungkin ditanggung investor
(Value at Risk – VaR) dilakukan dengan metode ARCH/GARCH untuk
mendapatkan nilai VaR. Kombinasi hari ramalan harga dan lama berinvestasi,
apabila dilakukan analisis dalam hal per emiten, maka keputusan investasi yang
tepat dilakukan oleh investor dengan karakteristik perilaku risk averter (sikap
umum pelaku saham di Indonesia) memiliki kecenderungan tertarik pada saham
AALI, maka investor harus melakukan penjualan sehari setelah pembelian
dikarenakan memiliki risiko serta rasio capital loss yang relatif lebih kecil.
Sementara itu untuk emiten LSIP, pilihan sebaiknya diberikan pada ramalan harga
waktu tersebut. Lain halnya dengan UNSP, dimana emiten ini memiliki
kecenderungan yang bertolak belakang dengan teori risiko. Risiko yang lebih
tinggi dibandingkan emiten AALI dan LSIP tidak menjamin return yang tinggi
pula. Hal ini tampak terlihat dari berbagai kombinasi yang dibuat, rasio capital
gain-loss untuk UNSP relatif lebih besar menghasilkan dampak kerugian apabila
diasumsikan terjadi risiko.
2.8. Perbedaan Penelitian dengan Penelitian Terdahulu
Abdul Rozak (2009) dalam penelitiannya menganalisis risiko dan peramalan
harga saham perkebunan di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitiannya dilakukan
saham perusahaan terpilih yaitu PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI), Bakrie
Sumatera Plantation Tbk. (UNSP), dan PP London Sumatera Tbk. (LSIP). Data
yang digunakan adalah data harian dengan data penutupan saham dan dalam
menganalisis tingkat risikonya (Value at Risk-VaR) dengan mengggunakan
ARCH-GARCH dan peramalan harga sahamnya menggunakan metode Time
Series. Sedangkan peneliti akan melakukan penelitian yang lebih spesifik
mengenai bagaimana tingkat peramalan harga sahamnya pada perusahaan
perkebunan AALI, GZCO, JAWA, LSIP, SGRO, SIMP, SMAR, TBLA, dan
UNSP selama 3 tahun kedepan dan memberikan gambaran kepada investor dalam
mengambil keputusan investasi pada perusahaan perkebunan di Bursa Efek
Indonesia. Data yang digunakan adalah data bulanan dengan data penutupan
saham dan dalam melakukan proyeksi harga saham, peneliti menggunakan
2.9. Profil Perusahaan
2.9.1. Sejarah dan Profil Singkat AALI
PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) didirikan dengan nama PT Suryaraya
Cakrawala tanggal 3 Oktober 1988, yang kemudian berubah menjadi PT Astra
Agro Niaga tanggal 4 Agustus 1989. Perusahaan mulai beroperasi komersial pada
tahun 1995. Kantor pusat AALI dan entitas anak (“Grup”) berlokasi di Jalan Pulo
Ayang Raya Blok OR no. 1, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta. Perkebunan
kelapa sawit AALI saat ini berlokasi di Kalimantan Selatan dan pabrik minyak
goreng berlokasi di Sumatra Utara. Perkebunan dan pabrik pengolahan entitas
anak berlokasi di pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.
Pada tanggal 30 Juni 1997, AALI melakukan penggabungan usaha dengan
PT Suryaraya Bahtera. Penggabungan usaha ini dicatat dengan metode penyatuan
kepemilikan (pooling of interest). Setelah penggabungan usaha ini, nama
Perusahaan diubah menjadi PT Astra Agro Lestari dan meningkatkan modal dasar
dari Rp250 miliar menjadi Rp2 triliun yang terdiri dari 4 miliar saham dengan
nilai nominal Rp500 (Rupiah penuh).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan AALI
adalah perkebunan, perdagangan umum, perindustrian, pengangkutan, konsultan
dan jasa. Namun kegiatan utama Perusahaan bergerak dalam bidang usaha kelapa
sawit.
Pada tanggal 9 Desember 1997, AALI melakukan penawaran umum
dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran sebesar
Rp1.550,- per saham.
Sejarah Pencatatan Saham
No Jenis Pecatatan Saham Tanggal
Pencatatan
1 Saham Perdana @ Rp1.550,- 125.800.000 09-Des-1997
2 Pencatatan Saham Pendiri (Company
Listing) 1.132.200.000 09-Des-1997
3 Saham Bonus (Bonus Shares) 251.600.000 06-Jul-1999
4 Opsi Konversi I , II & III s/d 13-Mei-
2005 65.145.000
2.9.2. Sejarah dan Profil Singkat GZCO
PT Gozco Plantations Tbk (dahulu PT Surya Gemilang Sentosa) (GZCO)
didirikan tanggal 01 Oktober 2001. Kantor pusat GZCO terletak di Gedung Graha
Permata Pancoran, Jln. Raya Pasar Minggu No. 32 C/10, Jakarta 12780.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan GZCO
mencakup bidang usaha pertanian, perdagangan, perindustrian dan jasa yang
berkaitan dengan agrobisnis dan agroindustri.
Pada tanggal 06 Mei 2008, GZCO memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO)
Perusahaan kepada masyarakat sebanyak 1.500.000.000 dengan nilai nominal
Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp225,- per saham. Saham-saham
Sejarah Pencatatan Saham
No Jenis Pecatatan Saham Tanggal
Pencatatan
1 Saham Perdana @ Rp225,- 1.500.000.000 15-Mei-2008
2 Pencatatan Saham Pendiri (Company
Listing) 3.500.000.000 15-Mei-2008
3 Saham Bonus (Bonus Shares) 50.000.000 25-Jul-2012 4 Dividen Saham (Dividend Stock) 950.000.000 25-Jul-2012
2.9.3. Sejarah dan Profil Singkat JAWA
PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA) didirikan dengan nama Handel Maatschappij
J.A. Wattie and Company Limited tanggal 20 Januari 1921 dan mulai beroperasi
secara komersial pada tanggal 20 Januari 1921. JAWA berdomisili di Jakarta
dengan kantor beralamat di Wisma BSG Lt. 8, Jl Abdul Muis No. 40, Jakarta
10160.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan JAWA
meliputi bidang pembangunan, perdagangan, perindustrian, pertambangan,
pengangkutan, pertanian, percetakan, perbengkelan dan jasa. Saat ini kegiatan
utama JAWA adalah bertindak sebagai manajer umum dari entitas anak untuk
mengatur dan mengendalikan produksi dan penjualan hasil perkebunan karet,
kopi, teh, kakao, kelapa sawit dan produk-produk perkebunan lainnya.
Pada tanggal 20 Mei 2011, JAWA memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham JAWA kepada
masyarakat sebanyak 1.132.405.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham
saham dengan harga penawaran Rp500,- per saham. Saham-saham tersebut
Sejarah Pencatatan Saham
No Jenis Pecatatan Saham Tanggal
Pencatatan
1 Saham Perdana @ Rp500,- 1.132.405.500 30-Mei-11 2 Pencatatan Saham Pendiri 2.642.280.000 30-Mei-11
2.9.4. Sejarah dan Profil Singkat LSIP
PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) didirikan
tanggal 18 Desember 1962 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun
1962. Kantor pusat LSIP terletak di Prudential Tower Lantai 15, Jl. Jend.
Sudirman Kav. 79, Setiabudi, Jakarta Selatan, sedangkan kantor cabang
operasional berlokasi di Medan, Palembang, Makassar, Surabaya dan Samarinda.
Perusahaan induk adalah PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) dan
Perusahaan induk utama adalah First Pacific Company Limited, Hong Kong.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan LSIP bergerak
di bidang usaha perkebunan yang berlokasi di Sumatera Utara, Sumatera Selatan,
Jawa, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan. Produk utamanya
adalah minyak kelapa sawit dan karet, serta kakao, teh dan benih dalam kuantitas
yang lebih kecil.
Di samping mengelola perkebunannya sendiri, LSIP juga mengembangkan
perkebunan di atas tanah yang dimiliki petani kecil setempat (perkebunan plasma)
sesuai dengan pola perkebunan “int i-plasma” yang dipilih pada saat Perusahaan
melakukan ekspansi perkebunan.
Pada tanggal 07 Juni 1996, LSIP memperoleh pernyataan efektif dari
kepada masyarakat sebanyak 38.800.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham
dengan harga penawaran Rp4.650,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan
pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 05 Juli 1996.
Sejarah Pencatatan Saham
No Jenis Pecatatan Saham Tanggal
Pencatatan
1 Saham Perdana @ Rp4.650,- 38.800.000 05-Jul-1996
2 Pencatatan Saham Pendiri (Company
Listing) 163.538.872 05-Jul-1996
3 Saham Bonus (Bonus Shares) 283.274.421 26-Agust-1997
4 Konversi Utang 280.096.500 24-Jun-2004
5 Surat Utang Wajib Konversi 329.519.500 22-Sep-2004 6 Surat Utang Wajib Konversi 269.343.500 02-Nop-2007 7 Pemecahan Saham (Stock Split ) 5.458.291.172 25-Feb-2011
2.9.5. Sejarah dan Profil Singkat SGRO
PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) didirikan 07 Juni 1993 dengan nama PT
Selapan Jaya dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Nopember 1998.
Kantor pusat SGRO berlokasi di Jalan Basuki Rahmat No. 788, Palembang,
Sumatera Selatan. Sampoerna Agri Resources Pte. Ltd. merupakan induk SGRO
(Entitas induk terakhir: Xian Investment Holding Ltd.).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SGRO
adalah bergerak di bidang usaha perkebunan kelapa sawit dan karet, pabrik
minyak kelapa sawit, pabrik minyak inti sawit, produksi benih kelapa sawit,
pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (sagu) dan lainnya, yang berlokasi di
Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Riau. Di samping
mengembangkan perkebunan Plasma dan membina kerjasama dengan petani
Plasma.
Pada tanggal 07 Juni 2007, SGRO memperoleh pernyataan efektif dari
Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) SGRO
kepada masyarakat sebanyak 461.350.000 dengan nilai nominal Rp200,- per
saham dengan harga penawaran Rp2.340,- per saham. Saham-saham tersebut
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 18 Juni 2007.
Sejarah Pencatatan Saham
No Jenis Pecatatan Saham Tanggal
Pencatatan
1 Saham Perdana @ Rp2.340,- 461.350.000 18-Jun-2007
2 Pencatatan Saham Pendiri (Company
Listing) 1.428.650.000 18-Jun-2007
2.9.6. Sejarah dan Profil Singkat SIMP
PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) didirikan dengan nama PT Ivomas
Pratama tanggal 12 Agustus 1992 dan memulai kegiatan komersial pada tahun
1994. Kantor Pusat Perusahaan beralamat di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Jl.
Jenderal Sudirman Kav. 76-78, Jakarta. Kelompok Usaha memiliki perkebunan-
perkebunan dan pabrik-pabrik di propinsi Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Riau, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan
dan Maluku Utara.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
serta produk turunannya yang terintegrasi secara vertikal, dengan kegiatan utama
mencakup pemuliaan benih kelapa sawit, mengelola dan memelihara perkebunan
kelapa sawit, produksi dan penyulingan minyak kelapa sawit mentah (“MKS”)
dan minyak kelapa mentah (“MK”), pengelolaan dan pemeliharaan perkebunan
karet serta proses pemasaran dan penjualan produk akhir terkait. Kelompok Usaha
juga mengelola dan memelihara perkebunan tebu terpadu, kakao, kelapa dan teh,
serta memproses, memasarkan dan menjual hasil-hasil perkebunan tersebut.
Pada tanggal 27 Mei 2011, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif
dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham
Perusahaan kepada masyarakat sebanyak 3.163.260.000 dengan nilai nominal
Rp200,- per saham saham dengan harga penawaran Rp1.100,- per saham. Saham-
saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 09 Juni
2011.
Sejarah Pencatatan Saham
No Jenis Pecatatan Saham Tanggal
Pencatatan
1 Saham Perdana @ Rp1.100,- 3.163.260.000 09-Jun-11 2 Pencatatan Saham Pendiri 12.653.050.000 09-Jun-11
2.9.7. Sejarah dan Profil Singkat SMAR
PT Sinar Mas Agro Resources and Technology (Smart) Tbk (SMAR) didirikan 18
Juni 1962 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1962. Kantor pusat
SMAR berlokasi di Sinar Mas Land Plaza, Menara II, Lantai 30 Jl. MH. Thamrin
No. 51 Jakarta 10350. Pabrik dan kebun divisi perkebunan SMAR dan entitas
Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan, sedangkan pabrik pengolahannya
berlokasi di Surabaya, Medan, Tarjun dan Jakarta.
PT Purimas Sasmita adalah entitas induk SMAR, sedangkan Golden Agri-
Resources Ltd. (GAR), Perusahaan Publik di Singapore Exchange, adalah
pemegang saham akhir SMAR.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SMAR
dan entitas anak meliputi pengembangan perkebunan, pertanian, perdagangan,
pengolahan hasil perkebunan, serta bidang jasa pengelolaan dan penelitian yang
berhubungan dengan usaha. Hasil produksi SMAR dan entitas anak meliputi hasil
olahan kelapa sawit antara lain minyak goreng, lemak nabati dan margarin serta
minyak kelapa sawit (CPO), inti sawit (PK), minyak inti sawit (PKO), cocoa
butter substitute (CBS), fatty acids, glycerine, sabun dan produk kemasan seperti
botol dan tutup botol.
Pada tahun 1992, SMAR memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-
LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) SMAR kepada
masyarakat sebanyak 30.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham
dengan harga penawaran Rp3.000,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan
pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 20 Nopember 1992.
Sejarah Pencatatan Saham
No Jenis Pecatatan Saham Tanggal
Pencatatan
1 Saham Perdana (First Issue) @ Rp3.000,- 30.000.000 20-Nop-1992
2 Pencatatan Saham Pendiri (Company
Listing) 120.000.000 20-Nop-1992
No Jenis Pecatatan Saham Tanggal Pencatatan
5 Saham Bonus (Bonus Shares) 45.360.000 14-Feb-2001 6 Pemecahan Saham (Stock Split) 1.189.440.000 20-Jun-2005
7 Konversi Hutang 1.385.393.366 29-Jun-2005
2.9.8. Sejarah dan Profil Singkat TBLA
PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) didirikan tanggal 22 Desember 1973.
Perusahaan berdomisili di Jakarta, kantor pusat Perusahaan terletak di Wisma
Budi, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-6, Jakarta. Pabrik Perusahaan berlokasi di
Lampung, Surabaya, Tangerang, Palembang dan Kuala Enok, dengan perkebunan
yang terletak di Terbanggi Besar – Lampung Tengah dan Banyuasin – Sumatera
Selatan, sedangkan perkebunan anak perusahaan terletak di Lampung Tengah,
Lampung Utara, dan Kalimantan Barat dengan jumlah lahan perkebunan kurang
lebih seluas 99,60 ribu hektar. Adapun jumlah luas lahan yang ditanami kurang
lebih seluas 57,32 ribu hektar.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
Perusahaan terutama meliputi bidang pertanian, industri, perdagangan,
pembangunan, jasa dan pengangkutan. Perusahaan dan anak perusahaan (Grup)
tergabung dalam kelompok usaha PT Sungai Budi. Perusahaan bergerak dalam
bidang produksi minyak goreng sawit, minyak goreng kelapa, minyak kelapa,
minyak sawit (Crude Palm Oil atau CPO) dan sabun, serta bidang perkebunan
kelapa sawit, nanas, jeruk, kelapa hibrida dan tebu.
Pada tanggal 31 Desember 1999, Perusahaan memperoleh pernyataan
No Jenis Pecatatan Saham Tanggal Pencatatan
1 Saham Perdana @ Rp2.200,- 140.385.000 04-Feb-00 2 Pencatatan Saham Pendiri (Company Lsiting) 200.000.000 04-Feb-00
3 Total Obligasi Konversi (22-Agust-01 s/d 05-
Feb-02) 172.778.000
4 Pemecahan Saham (Stoctk Split) 1 : 4 1.025.301.000 29-Okt-01 5 Dividen Saham (Stock Dividend) 20 : 1 76.923.200 20-Agust-03
6 Penawaran Terbatas (Right Issue I) 3 : 6 @
Rp125,- 2.508.818.846 26-Jul-06
7 Total Waran Seri I yang dikonversi 417.892.893
8 Penambahan Saham Tanpa HMETD 200.000.000 12-Jul-10 9 Penambahan Saham Tanpa HMETD 200.000.000 12-Des-11 atas 140.385.000 saham dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga
penawaran Rp2.200 per saham.
Pada tahun 2006, Perushaaan melaksanakan Penawaran Umum Terbatas I
(PUT I / Right Issue I) kepada Pemegang Saham dengan Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu (HMETD) untuk membeli saham baru (Rasio PUT I : setiap
pemegang 3 saham lama berhak atas 6 HMETD untuk membeli 6 saham baru,
dimana pada setiap 6 Saham baru melekat 1 Waran Seri I yang diberikan oleh
Perusahaan secara cuma-cuma) dengan nilai nominal sebesar Rp 125 per saham
yang akan ditawarkan dengan Harga Pelaksanaan Rp 125 per saham. Jumlah
Waran Seri I yang diterbitkan sebagai insentif bagi para pemegang saham tersebut
sebanyak-banyaknya 538.462.400 waran yang mempunyai jangka waktu 5 tahun.
Waran Seri I adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk
melakukan pembelian saham baru yang bernilai Rp 125 per saham dengan harga
pelaksanaan sebesar Rp 125 per saham yang dapat dilakukan selama masa laku
pelaksanaan yaitu mulai tanggal 15 Januari 2007 sampai dengan 13 Juli 2011.
2.9.9. Sejarah dan Profil Singkat UNSP
PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) didirikan di Indonesia pada tahun
1911 dengan nama “NV Hollandsch Amerikanse Plantage Maatschappij” dan
telah beroperasi komersial sejak tahun 1911. Luas tanaman perkebunan UNSP
dan Entitas Anak adalah 124.734 hektar. UNSP berdomisili di Kisaran dengan
kantor pusat berlokasi di Jl. H. Juanda, Kisaran 21202, Kabupaten Asahan,
Sumatera Utara, sedangkan perkebunan serta pabriknya berlokasi di Kisaran,
Kabupaten Asahan, Sumatera Utara.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha
kegiatan UNSP meliputi bidang perkebunan, pengolahan, perdagangan dan
pengangkutan hasil tanaman dan produk industri, serta pabrik kertas. Saat ini,
Perusahaan bergerak di bidang perkebunan, pengolahan dan perdagangan hasil
tanaman dan industri.
Pada tanggal 6 Januari 1990, UNSP memperoleh ijin dari Menteri
Keuangan Republik Indonesia untuk melakukan Penawaran Umum Perdana
Saham UNSP kepada masyarakat sebanyak 11.100.000 saham dengan nilai
nominal Rp1.000,- per saham melalui bursa saham di Indonesia dengan harga
penawaran Rp10.700,- per saham.
Pada tanggal 29 Agustus 2007, Perusahaan melakukan Penawaran Umum
Terbatas II dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak
1.456.875.000 lembar saham dan disertai dengan 364.218.750 waran I yang
melekat pada saham yang dikeluarkan dan yang diberikan secara cuma-cuma
Rp1.375,-. Harga penawaran umum terbatas II tersebut di atas adalah sebesar
Rp1.100,- per saham.
Pada tanggal 2 Pebruari 2010, Perusahaan melakukan Penawaran Umum
Terbatas III dengan HMETD sebanyak 9.454.742.337 lembar saham dan disertai
dengan 630.316.155 waran seri II yang melekat pada saham yang dikeluarkan dan
yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang saham dengan
harga pelaksanaan waran Rp530,-. Harga penawaran umum terbatas III tersebut di
atas adalah sebesar Rp525,- per saham.
Sejarah Pencatatan Saham
No Jenis Pecatatan Saham Tanggal
Pencatatan
1 Saham Perdana @ Rp10.700,- 11.100.000 06-Mar-1990 2 Pencatatan Saham Pendiri 25.900.000 02-Feb-1996 3 Pemecahan Saham (Stock Split) 1 : 2 37.000.000 26-Agust-1996 4 Saham Bonus (Bonus Shares) 5 : 9 133.200.000 16-Sep-1996 5 Dividen Saham (Stock Dividend) 5 : 1 41.440.000 24-Agust-1999 6 Pemecahan Saham (Stock Split) 1 : 5 994.560.000 03-Nop-2004
7 Penambahan Saham (Right Issue I) @
Rp200,- 1.087.800.000 26-Jun-2000
8 Penambahan Saham (Right Issue II) @
Rp1.100,- 1.456.875.000 29-Agust-2007
9 Penambahan Saham (Right Issue III) @
Rp525,- 9.454.742.337 16-Feb-2010