• Tidak ada hasil yang ditemukan

this PDF file PERANAN KETERANGAN SAKSI ADECHARGE SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI (STUDI KASUS PUTUSAN PN PALUNo: 06Pid.SusTipikor2014PN.PL) | S. LAMPORO | Legal Opinion 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "this PDF file PERANAN KETERANGAN SAKSI ADECHARGE SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI (STUDI KASUS PUTUSAN PN PALUNo: 06Pid.SusTipikor2014PN.PL) | S. LAMPORO | Legal Opinion 1 PB"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN KETERANGAN SAKSI ADECHARGE SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI

(STUDI KASUS PUTUSAN PN PALUNo: 06/Pid.Sus/Tipikor/2014/PN.PL)

MUH. SYAHRIL S. LAMPORO Stb D. 101 13 617

Pembimbing I : Achmad Allang. S.H.,M.H Pembimbing II : Nurhayati Mardin. S.H.,M.H

ABSTRAK

Tulisan ini terdapat dua bentuk masalah yaitu bagaimanakah peranan Saksi a de cha rge terhadap Putusan Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan Dalam Perka ra Tindak Pidana Korupsi dan apakah kendala sa ksi a de charge dalam memberikan kesaksian didepan persidangan perka ra tindak pidana korupsi.

Menja wab masalah tersebut penulis menggunakan metode penelitian hukum normatif yaitu bahan hukum yang digunakan adalah ptusan Pengadilan Negeri Palu mengenai peranan saksi a de charge dalam tindak pidana korupsi.

Kesimpulan yang ditemukan setelah membahas skripsi ini bahwa peranan saksi a de charge terhadap putusan ha kim dalam menjatuhkan putusan dalam perkara tindak pidana korupsi merupakan hal yang sangat penting da n menetukan dalam membantu majelis hakim dalam memutus perkara dan ternyata dalam perka ra tindak pidana korupsi ini keterangan saksi a de charge turut memberi manfaat dalam pembelaan terdakwa sehingga hakim turut terbantu dalam memberikan pertimbangan yang pada a khirnya oleh majelis hakim menyatakan perka ranya tidak terbuti bersalah sehingga terdakwa dibebaskan. Sedangkan kendala saksi a de cha rge dalam memberikan kesaksian didepan persidangan perkara tindak pidana korupsi adalah disebabkan terdakwa sendiri tidak mengetahui mekanisme dalam mengajuan saksi yang dapat memberikan keterangan yang menguntungkan bagi dirinya di persidangan. Demikian juga saksi sering mandapat kendala dari aparat penegak hukum dalam hal ini adalah hakim, yakni karena dalam praktek hakim mempunyai penilaian untuk tidak menerima semua saksi a de cha rge yang diajukan oleh terdakwa mengingat hakim dapat melakukan pembatasan dalam pengajuan saksi karena adanya asas pradilan sederhana, cepat dan beaya ringan terutama ada kekuatiran saksi yang diajukan terdakwa hanya untuk mengulur-ulur waktu.

Kata Kunci: Peranan, saksi a de charge, Tindak Pidana Korupsi.

PENDAHULUAN.

A.Latar Belakang Masalah.

Dalam kerangka sistem

peradilan pidana di Indonesia terlibat

beberapa aparat penegak hukum

dalam proses perkara pidana yang

melibatkan beberapa lembaga

peradilan seperti lembaga

Kepolisian, lembaga Kejaksaan,

lembaga Kehakiman dan Lembaga

Bantuan Hukum dan termasuk juga

Lembaga Pemasyarakatan dengan

(2)

tanggungjawab masing-masing

lembaga yang saling berkaitan.

Dalam pemeriksaan

disidang pengadilan, untuk

membuktikan salah tidaknya

terdakwa adalah melalui keyakinan

hakim yang didasarkan sekurang –

kurangnya dua alat bukti yang sah

menurut Undang – Undang . Alat

bukti yang pertama kali diperiksa

dalam tahap pembuktian

dipersidangann adalah keterangan

saksi, dimana keterangan saksi

merupakan kunci dalam

membuktikan kebenaran dalam suatu

proses dalam persidangan, hal ini

tergambar jelas dalam pasal 184 dan

185 KUHAP yan menempatkan

keterangan saksi diurutkan pertama

diatas alat bukti lainnya.

Namun, dalam pemeriksaan

saksi disidang pengadilan ini

kadangkala terdapat dua keterangan

yang saling bertentangan yaitu

keterangan dari saksi – saksi yang

memberatkan Pihak Terdakwa (

saksi charge ) dimana saksi ini diajukan oleh penuntut umum untuk

mengemukakan segala sesuatu yang

dapat membuktikan kesalahan dan

kelemahan terdakwa. Sebaliknya

untuk menangkis setiap keterangan

dari saksi yang memberatkan, pihak

terdakwa / penasehat hukum

berusaha dengan segala upaya yaitu

dengan menghadirkan saksi yang

meringankan (saksi a de cha rge).

Saksi a de charge ini

mengemukakan argumentasinya

yang dapat membatalkan segala

sesuatu yang memberatkan

terdakwa. Kehadiran saksi a de charge ini merupakan salah satu hak dari pihak terdakwa yang diajukan

dalam pembuktian di pengadilan

sebagaimana diatur dalam undang –

undang, khususnya pasal 65

KUHAP.

Saksi a de charge, merupakan saksi yang dipilih atau

diajukan oleh Terdakwa atau

Penasehat hukum, yang sifatnya

meringankan terdakwa. Bentuk

perlindungan hak asasi, tersangka

atau terdakwa adalah melakukan

pembelaan terhadap dirinya yang

salah satu caranya dengan

mengajukan saksi yang sekiranya

dapat memperingan pidana yang

diberikan kepadanya atau Saksi a de charge. Hal ini sesuai dengan ketentuan pasal 116 ayat (4)

KUHAP, yaitu : Dalam hal tersangka

menyatakan bahwa ia akan

mengajukan saksi yang

menguntungkan bagi dirinya,

penyidik wajib memanggil dan

(3)

Berdasarkan uraian tersebut

di atas, menurut penulis kehadiran

saksi yang menguntungkan terdakwa

dimuka persidangan dapat

membantu hakim dalam pengungkap

adanya tindak pidana sehingga

penulis ingin menelusuri kedudukan

peranan saksi a de charge tersebut

dalam proses pemeriksaan

persidangan dalam perkara tindak

pidana korupsi.

B.Rumusan Masalah.

Berdasarkan uraian tersebut

di atas maka penulis

mengidentifikasi masalah sebagai

berikut :

1. Bagaimanakah peranan saksi a de charge terhadap putusan hakim dalam menjatuhkan putusan

dalam perkara tindak pidana

korupsi?

2. Apakah kendala saksi a de charge dalam memberikan kesaksian didepan persidangan

perkara tindak pidana korupsi?

PEMBAHASAN.

A. Peranan Saksi a de charge terhadap Putusan Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan Dalam Perkara Tindak Pidana Korupsi.

Pengertian saksi dalam

peraturan perundangan-undangan

sebagai diatur dalam KUHAP yaitu

Orang yang dapat memberikan

keterangan guna kepentingan

penyidikan, penuntutan dan peradilan

tentang suatu perkara pidana yang ia

dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia

alami sendiri.1

Namun dalam kenyataannya

pengertian ini semakin berkembang

karena orang yang hanya mengetahui

suatu yang berkaitan dengan suatu

kejadian atau perkaranya saja sudah

dimasukkan dalam ketegori saksi,

sehingga dapat diminta keterangannya.2

Yan Pramadya Puspa,3 dalam

bukunya Puspa Soedjono

Dirdjosisworo, memberikan pengertian

bahwa Saksi a de charge adalah sebagai saksi yang meringankan siterdakwa

dalam persidangan. Hardjono

Tjitrosoebono,4 mengartikan : “Saksi a de charge adalah saksi yang meringankan terdakwa”.

Korupsi berasal dari kata Latin “Corruptio” atau “Corruptus” yang

1

Martiman Prodjohamidjojo, Penerapan pembuktian Terbalik Dalam Delik Korupsi.. Mandar Maju, Bandung. 201 hlm. 82

2

Surastini Fitriasih, Perlindungan Saksi dan Korban Sebagai Sarana Menuju Proses Peradilan (Pidana) Yang Jujur dan Adil, Makalah, Pemantauan Peradilan. Com.2003 hlm. 154

3

Puspa Soedjono Dirdjosisworo, Filsafat Peradilan Pidana Dan Perbandungan Hukum ,Armico, Bandung, 2014 hlm. 45

4

(4)

kemudian muncul dalam bahasa Inggris “Corruption” dalam bahasa Belanda “Korruptie” dan selanjutnya dalam bahasa Indonesia dengan sebutan “Korupsi”5

Korupsi secara harfiah

berarti jahat atau busuk (John M.

Echols dan Hassan Shadily: 1977: 149),

sedangkan A.I.N Kramer ST

menerjamahkan sebagai busuk, rusak

atau dapat disuapi. Oleh karena itu

tindak pidana korupsi berarti suatu delik

akibat perbuatan buruk, busuk, jahat,

rusak ataau suap maupun

penyalahgunaan kewenangan.

Berdasarkan hasil penelitian

penulis bahwa peranan saksi a decharge terhadap hakim dalam menjatuhkan putusan dalam perkara

pidana sangat membantu hakim

dalam menjatuhkan putusan, selain

itu juga dapat meringankan hukuman

terdakwa atau bahkan dapat

membebaskan terdakwa tetapi

dengan syarat bahwa saksi ini

betul-betul bisa meyakinkan hakim dengan

pertanyaannya yang tentu saja sesuai

dengan pertanyaan-pertanyaan saksi

lain. Dan Pemecahannya PT. Gramedia, Jakarta. 1985 hlm.143

hakim dalam pemeriksaan perkara

pidana, penulis mengambil satu

kasus dalam perkara tindak pidana

korupsi yaitu::

Bahwa Terdakwa Ir. ABDUL BASIR selaku Konsultan Perencana (Direktur PT. GRAFIS INTERNUSA) berdasarkan Surat Kepala Dinas Perhubungan Telekomunikasi dan Informatika Kabupaten Banggai Kepulauan

Nomor :

550/151/PBJ/DISHUBKOMINF O/2008 tanggal 14 Nopember 2008 bertempat di Kecamatan Liang, Kabupaten Banggai Kepulauan, Propinsi Sulawesi Tengah, atau setidak-tidaknya di suatu tempat di daerah hukum Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Palu pada Pengadilan Negeri Palu yang berwenang memeriksa dan mengadili perkaranya, secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, yang melakukan, yang menyuruh lakukan, atau yang turut serta melakukan, yang dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut : - Bahwa pada tahun 2010 di Kecamatan Liang, Kabupaten Banggai Kepulauan, dibangun Dermaga untuk menjangkau daerah yang dibatasi sungai, laut, selat, maupun teluk, dan

pendanaan untuk

pembangunan dermaga ini,

(5)

1.003.686.450,- (satu milyar tiga juta enam ratus delapan puluh enam ribu empat ratus

lima puluh Rupiah),

menggunakan dana APBD Kab. Banggai Kepulauan Tahun Anggaran 2010.

- Bahwa berdasarkan desain dari Perencanaan, diketahui jumlah tiang pancang di bagian dermaga sebanyak 18 tiang dan pada trestel ada 2 (dua),

masing-masing dengan

diameter 30x30, dimana untuk bagian dermaga panjang tiang 10 meter yang dipancangkan ke dalam tanah sedalam 4 (empat) meter, sedangkan untuk panjang tiang trestel 6 (enam) meter dipancang ke dalam tanah sedalam 3 (tiga) meter, dimana metode pemancangan tiang dilakukan

dengan metode

pancang/tumbuk.

- Bahwa pada bulan Maret 2011, beberapa tiang pancang dermaga pada bagian depan dan samping mengalami kerusakan akibat amblasnya tiang pancang ke dalam tanah di dasar laut. Oleh karena pekerjaan tersebut masih dalam masa pemeliharaan sehingga masih merupakan tanggung jawab Kontraktor, maka kerusakan tersebut diperbaiki oleh CV. VISIAL BANGUN MANDIRI dengan menambah 5 (lima) tiang pancang sehingga total tiang pancang menjadi 11 tiang pancang dimana ukuran tiang pancang yang ditambahkan

tersebut ditambah 1 (satu) meter untuk antisipasi adanya penurunan kembali, sedangkan kedalaman tiang pancang yang masuk ke dalam tanah hanya sedalam 5 (lima) meter, dan melakukan pengecoran plat lantai dan pemasangan kanstin, yang kesemuanya diselesaikan sampai tanggal 28 Mei 2011.

- Bahwa berdasarkan Surat

Keterangan dari Camat Liang Nomor : 523.42/252/2013 tanggal 14 Nopember 2013 diketahui bahwa Dermaga Liang di Desa Liang, Kecamatan Liang, Kabupaten Banggai Kepulauan yang dibangun tahun 2011, sejak selesai pembangunan sampai dengan sekarang ini sudah tidak berfungsi lagi dengan baik sehingga tidak dapat digunakan oleh Masyarakat. - Bahwa berdasarkan Gambar

Foto yang terlampir dalam Berkas Perkara Nomor : 01/BANGGAI/01/2014

tanggal 27 Januari 2014 dari Penyidik Kejaksaan Negeri Banggai, dimana foto diambil pada tanggal 14 Nopember 2013, terlihat bahwa kondisi dermaga yang sudah dalam kondisi rusak dan tidak berfungsi.

(6)

bahwa kondisi bangunan dermaga dalam keadaan rusak berat, khususnya lantai dermaga tersebut posisinya sudah di bawah permukaan air laut, tiang pancangnya bergerak menurun akibat dari pelaksanaan pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditetapkan dalam Dokumen Lelang Pengadaan Jasa Pelaksanaan Konstruksi, yaitu Pekerjaan Pembangunan Dermaga Liang Kecamatan Liang.

- Bahwa berdasarkan Laporan Hasil Audit BPKP Perwakilan Propinsi Sulawesi Tengah Nomor : SR-28/PW19/5/2013 tanggal 23 Desember 2013 perihal Laporan Hasil Audit Dalam Rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara atas Dugaan Tindak Pidana Rp. 737.665.854,45 (tujuh ratus tiga puluh tujuh juta enam ratus enam puluh lima ribu delapan ratus lima puluh empat rupiah empat puluh lima sen),

- Perbuatan Terdakwa Ir. ABDUL BASIR, sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 2 ayat (1) Jo. Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Dalam perkara tindak

pidana korupsi ini, terdakwa Ir.

ABDUL BASIR mengajukan saksi a de cahrge di depan persidangan. Dalam keterangannya saksi a de charge ANWAR DOLU, ST, MT, dengan disumpah telah memberikan

keterangan sebagai berikut:

- Bahwa saksi kenal Terdakwa I Ir.ABDUL BASIR;

- Bahwa PT. Grafis Internusa adalah pelaksana pekerjaan

perencanaan pembangunan

dermaga di Desa Liang

Kecamatan Liang Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2008; - Bahwa saksi adalah tenaga ahli

yang dikontrak oleh Terdakwa I Ir.ABDUL BASIR untuk bekerja dalam pekerjaan pembuatan

perencanaan pembangunan

dermaga liang Tahun 2008; - Bahwa antara Engineering

Estimate (EE), Gambar dan Spesifikasi Teknis saling berkait dan berhubungan sebagai satu kesatuan;

(7)

tumbukan dengan alat pancang dengan metode alkon, menurut saksi penggunaan alat alkon akan menimbulkan rongga yang lebih besar dibandingkan dengan menggunakan alat pancang karena daya dukung kulit dan daya dukung ujung akan bekerja; - Bahwa faktor utama yang salah

dalam pelaksanaan adalah mekanisme pemancangan dan cara pelaksanaan pemancangan tiang pancang, padahal dokumen perencanaan sudah memuat

bahwa kemampuan beban

dermaga untuk kapal yang berlabuh yaitu kapal berbobot 150 GT atau 150 ton;

- Bahwa semua dokumen

perencanaan saksi tidak diserahkan langsung kepada Dinas tetapi saksi serahkan kepada Ir. ABDUL BASIR sebagai Direktur PT. Grafis Internusa;

- Bahwa spesifikasi dengan RAB saling berkaitan karena aturan-aturan RAB ada di dalam

hakim turut mempertimbangkan

saksi a de charge ANWAR DOLU, ST, MT, bahwa:

- Menimbang, bahwa menurut

keterangan saksi ANWAR

DOLU, proses penelitian dengan

alat sondiri tidak harus disesuaikan dengan jmlah tiang pancang yang diinginkan karena penelitian dengan menggunakan alat sondir hanya untuk mengambil 1 atau 3 titik saja sebagai sampel penghitungan kedalaman tanah makanya hasil dari Konsultan Perencana hanya EE saja karena hanya estimasi dan pastinya ditentukan dilapangan, namun pada saat itu juga telah dilakukan pengujian sondir dimana saat itu pada kedalaman 4 meter telah ditemukan tanah keras sehingga hasilnya dituangkan dalam EE dimana saksi buat untuk jembatan 18 tiang dan trestle 2 tiang dengan pembagian untuk jembatan tiga baris enam, enam dan dua batang serta untuk kedalaman masing-masing tiang pancang berbeda-beda pada setiap baris dimana baris yang paling depan paling kurang lebih 11 meter, baris kedua kedalamannya 8 meter dan baris ketiga kedalamannya 7 meter, serta untuk trestle masing-masing kedalamannya kurang lebih 6 meter jadi totalnya jumlah tiang pancang Dermaga adalah 150 meter kemudian trestle 12 meter (vide Bukti T.7 dari Penasihat Hukum Terdakwa I Ir.ABDUL BASIR).

- Menimbang, bahwa kemudian diterangkan lebih lanjut oleh saksi ANWAR DOLU dan Terdakwa I Ir.ABDUL BASIR bahwa proses pemancangan tiang yang dibuat

dalam Dokumen

(8)

(tumbukan) K-35 atau biasa disebut dengan Kode 35 atau 3,5 ton alat pemukulnya, dalam artian biasa dikenal dengan istilah pemasangan tiang pancang dengan menggunakan metode tumbuk (vide Bukti T.9 dari Penasihat Hukum Terdawa I Ir.ABDUL BASIR);

- Menimbang, bahwa ternyata kenyataan di lapangan ditemukan bahwa pemasangan tiang pancang oleh kontraktor/pelaksana pekerjaan dalam hal ini perusahaan Terdakwa II DJEFRI

LA’ALA adalah dengan

menggunakan metode alkon dan BUKAN dengan metode tumbuk. Jika pemancangan tiang dengan metode tumbuk maka tiang akan

bekerja untuk menambah

kekuatan daya dukung

kulit/friksion (tiang pancang akan terjepit) karena adanya beban tumbukan dan daya dukung ujung tiang ada (ujung tiang pancang terjepit). Sedangkan apabila menggunakan metode alkon sebagaimana dilakukan oleh kontraktor maka hasilnya akan merusak atau membongkar struktur tanah, membuat rongga pada tanah sehingga tiang pancang hanya menggantung pada balok/lantai, daya duung tiang pancang tidak berfungsi atau tidak ada jepitan tanah, daya ujung dan daya dukung kulit menjadi tidak ada sehingga tiang akan mudah amblas (vide Bukti T.8 dari Penasihat Hukum Terdakwa I Ir.ABDUL BASIR); - Menimbang, bahwa sebenarnya

Penuntut Umum sendiri telah

mengakui secara eksplisit baik dalam Surat Dakwaannya pada halaman 7 alinea ke-2 dan halaman 8 alinea ke-4 in casu

Dakwaan Primair serta halaman 13 alinea ke-6 dan halaman 15 alinea ke-2 in ca su Dakwaan Subsidair, maupun dalam Tuntutan Pidana pada halaman 43 alinea ke-5 tentang fakta hukum dimana dinyatakan oleh Penuntut

Umum bahwa pelaksanaan

pembangunan Dermaga tidak sesuai dengan Spesifikasi yang ditetapkan dalam Dokumen Lelang (in casu yang dibuat oleh

perusahaan Terdakwa I

Ir.ABDUL BASIR yaitu PT. Grafis Internusa selaku Konsutan Perencana) yaitu sebagaimana termaktub dalam BAB IV point 17 Nomor 2.2, Nomor 3.1 dan Nomor 3.2. Dalam konteks ini, menurut Majelis bahwasanya Penuntut Umum tidak konsisten atas apa yang dinyatakannya baik dalam Surat Dakwaan maupun dalam Tuntutan Pidana, dan oleh Majelis secara a contrario

mengartikan bahwasanya secara implisit Penuntut Umum sendiri telah mengakui kalau terjadinya kerusakan dan atau kemiringan tiang pancang pada Dermaga

Liang tersebut adalah

tanggungjawab dari pihak kontraktor/pelaksana kegiatan in casu Terdakwa II DJEFRI LA’ALA melalui CV. Visial Bangun Mandiri karena tidak mengikuti petunjuk yang ada

dalam Dokumen

(9)

perusahaan Terdakwa I Ir.ABDUL BASIR yakni PT. Grafis Internusa selaku Konsultan Perencana (vide Bukti T.9 dari Penasihat Hukum Terdakwa I Ir.ABDUL BASIR);

- Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, dan dikaitkan dengan peranan Terdakwa I Ir.ABDUL BASIR sebagai Direktur PT. Grafis Internusa selaku Konsultan Perencana, menurut Majelis perbuatan Terdakwa I Ir.ABDUL BASIR tidak dapat dipersalahkan dan atau tidak memenuhi unsur melawan hukum mengingat perbuatan-perbuatan Terdakwa I tersebut adalah tidak menyalahi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, justru menurut Mejelis apa yang telah dilakukan Terdakwa I Ir.ABDUL BASIR adalah rela berkorban secara finansial demi kepentingan masyarakat Kabupaten Banggai Kepulauan dan penuh keikhlasan serta itikad baik mau memberi bantuan perbaikan Dermaga

Liang tersebut sebesar

Rp.150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah) sebagaimana hal tersebut juga telah diakui sendiri oleh Penuntut Umum dalam Tuntutan Pidana-nya pada halaman 32 alinea ke-8;

- Menimbang, bahwa oleh karena salah satu unsur dalam dakwaan

Primair tidak terpenuhi, maka

Terdakwa I tersebut tidak dapat dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana, oleh karenanya

Terdakwa I harus dibebaskan dari dakwaan Primair tersebut;

- Menimbang, bahwa karena salah satu unsur dalam pasal dakwaan

Subsidair tidak terpenuhi, maka

Terdakwa I Ir.ABDULL BASIR dan Terdakwa III WAHYUDI M. SU’UDI tidak dapat dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan dalam dakwaan tersebut, dan karenanya pula Terdakwa I dan Terdakwa III harus dibebaskan dari dakwaan dan kepadanya juga harus dipulihkan haknya dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta martabatnya;

Setelah penulis mempelajari

dengan seksama kasus perkara

tindak pidana korupsi.tersebut diatas

hubungannya dengan penggunaan

saksi meringankan atau saksi

menguntungkan (saksi a de charge)

yaitu saksi a de cha rge ANWAR DOLU, ST, MT, dalam perkara

Terdakwa I Ir.ABDULL BASIR

turut memberikan keterangan yang

menguntungkan, meringankan

maupun dapat membebaskan

terdakwa, kehadiran saksi yang

meringankan memang dihadirkan

untuk memberi keyakinan hakim

bahwa terdakwa tidak bersalah

melakukan tindak pidana khususnya

(10)

pidana korupsi yang dipersalahkan

kepada terdakwa Ir.ABDUL BASIR

dan nampaknya dalam perkara

tindak pidana korupsi keterangan

saksi yang meringankan oleh majelis

hakim turut mempertimbangkan

kesaksian a decha rge sehingga atas keterangan saksi a de charge tersebut

majelis hakim menyatakan dan

memutuskan:

1. Menyatakan Terdakwa I

Ir.ABDUL BASIR, tidak

terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan oleh Penuntut Umum baik dalam dakwaan Primair maupun dakwaan Subsidair; 2. Membebaskan Terdakwa I, oleh

karena itu dari dakwaan-dakwaan tersebut;

Mempelajari kasus tersebut

dalam perkara tindak pidana korupsi,

Penulis berkesimpulan bahwa dari

contoh kasus tersebut bahwa

pemangilan saksi a decharge

merupakan hal yang sangat penting

dan menetukan dalam membantu

majelis hakim dalam memutus

perkara dan ternyata dalam perkara

tindak pidana korupsi ini keterangan

saksi a de cha rge turut memberi manfaat dalam pembelaan terdakwa

sehingga hakim turut terbantu dalam

memberikan pertimbangan yang

pada akhirnya oleh majelis hakim

menyatakan perkaranya tidak terbuti

bersalah sehingga terdakwa

dibebaskan.

Dari uraian di atas jelas

bahwa kehadiran saksi a de charge

dalam kasus ini sebenarnya sangat

membantu hakim serta dapat

meyakinkan hakim dalam

mengambil putusan. Dilihat dari

keterangan saksi korban dan saksi

lainnya termasuk saksi a de charge

dalam ilmu pengetahuan hukum

pidana dianggap sebagai saksi yang

dapat memberikan keterangan yang

mengarah kepada keuntungan

terdakwa.

Dalam menilai keterangan

saksi ada ketentuan yang harus

diperhatikan oleh hakim, ketentuan

ini berlaku pula pada saksi a de

charge. Ketentuan-ketentuan tersebut

adalah untuk mengingatkan hakim

agar memperhatikan keterangan

saksi secara bebas dan obyektif,

ketentuan ini terdapat dalam pasal

185 ayat (6) KUHAP.

Keterangan saksi a de charge sebagai alat bukti tidak mempunyai ketentuan pembuktian

yang sempurna dan menentukan

artinya sama sekali tidak mengikat

hakim. Hakim bebas menilai

(11)

Tergantung penilain hakim untuk

mengungkapkannya sempurna atau

tidak, dan tidak ada keharusan bagi

hakim untuk menerima kebenaran

setiap keterangan saksi a de cha rge. Hakim bebas menilai kekuatan atau

kebenaran yang melekat pada

keterangan itu, dan dapat menerima

atau menyikirkannya.

Hasil penelitian penulis

bahwa peran saksi a de charge

memang sangat penting tetapi saksi

tersebut jika tidak berhati-hati maka

akan berbalik memberatkan

terdakwa. Saksi ini tidak begitu saja

dapat meringankan terdakwa tetapi

pertanyaannya harus sejalan dengan

pertanyaan saksi-saksi.

Sebagaimana diatur dalam

Pasal 160 ayat (1) huruf c KUHAP

telah membebankan kewajiban

hukum kepada ketua sidang untuk

mendengarkan keterangan saksi a de charge selama berlangsungnya sidang atau sebelum dijatuhkannya

putusan. Ini berarti batas tenggang

waktu mengajukan saksi a decharge

terbatas sebelum ketua sidang

menjatuhkan putusan atas perkara

yang bersangkutan. Berarti

undang-undang memberi hak kepada

terdakwa atau penasehat hukumnya

selama proses persidangan masih

berlangsung. Keterangan saksi a de

charge tidak dapat didengarkan lagi setelah ketua sidang telah

menjatuhkan putusan, bukan setelah

pemeriksaan perkara selesai.

Menurut Dede Halim, salah

satu Hakim pada Pengadilan Negeri

Palu (wawancara, 15 Oktober 2017)

bahwa:

“pemeriksaan saksi a de charge biasanya didengar keterangannya sebelum pemeriksaan terdakwa. Dalam peraturan perundang-undangan khususnya hukum acara pidana dimungkinkan hadirnya saksi yang dapat

meringankan atau

menguntungkan terdakwa dalam membela kepentingan perkaranya dimuka sidang, karena seperti kita ketahui peran saksi a de charge

sangat penting untuk kepentingan terdakwa.”

B. Kendala dihadapi terdakwa dalam mengajukan saksi a de

charge didepan persidangan

perkara tindak pidana korupsi. Pasal 65 KUHAP telah

menjadi dasar hak bagi terdakwa

untuk mengajukan saksi yang

menguntungkan, tetapi dalam

praktek nampak kendala kendala

yang dihadapi terdakwa dalam

mengajukan saksi yang

menguntungkan. Kendala-kendala

(12)

1. Kendala yang disebabkan

terdakwa sendiri tidak

mengetahui mekanisme dalam

mengajuan saksi yang dapat

memberikan keterangan yang

menguntungkan bagi dirinya di

persidangan. Hal ini mengingat

hakim atau majelis hakim tidak

mempunyai kewajiban untuk

menjelaskan mekanisme

pengajuan saksi apabila saksi

tidak menanyakan hal tersebut.

2. Kendala Yang Disebabkan Saksi

Yang Menguntungkan

a. Saksi yang menguntungkan

seringkali bertempat tinggal

jauh dari pengadilan sehingga

harus mengeluarkan biaya

untuk dapat hadir

kepersidangan yang

menyebabakan saksi tidak mau

hadir dalam persindangan. Hal

ini sejalan dengan apa

dikatakan salah satu Advokat

Salmin Haedar6 yang

mengatakan bahwa terdapat

kesulitan mengajukan saksi

bilamana tempat tempat saksi

terletak jauh dari kantor polisi

atau kejaksaan yang

melakukan pemeriksaaan, atau

6

Wawancara Salah Satu Hakim pada Pengadilan Negeri Palu Dede Halim , Tanggal 15 November 2017

jauh dari kantor pengadilan

yang akan mengadili perkara

bersangkutan. Kesulitan dalam

hal ini adalah, bahwa

walaupun saksi-saksi ini

mempunyai kehendak untuk

datang menjadi saksi, masalah

pembiayaan perjalanan selalu

menjadi faktor penghambat.

b. Kendala lainnya adalah saksi

sering merasa takut untuk menjadi

saksi. akademi Fakultas

Universitas Tadulako Bapak Dr.

Idham Chalid, menjelaskan

bahwa masalah psychologis yaitu

takutnya orang untuk memberikan

kesaksian terhadap perbuatan

yang dilakukan. Pemeriksa harus

mampu untuk memberikan

jaminan kepada saksi yang takut

memberikan keterangan karena

alasan psychologis, lebih khusus

lagi terhadap perkara tindak

pidana korupsi.

3. Kendala yang disebabkan aparat

penegak hokum, akademi

Fakultas Universitas Tadulako

Bapak Dr. Idham Chalid

(13)

terdakwa mengajukan saksi sering

mandapat kendala dari aparat

penegak hukum dalam hal ini

adalah hakim, yakni karena dalam

praktek hakim mempunyai

penilaian untuk tidak menerima

semua saksi yang diajukan oleh

terdakwa mengingat hakim dapat

melakukan pembatasan dalam

pengajuan saksi karena adanya

asas pradilan sederhana, cepat dan

beaya ringan terutama ada

kekuatiran saksi yang diajukan

terdakwa hanya untuk

mengulur-ulur waktu.7

III PENUTUP A.Kesimpulan.

Berdasarkan rumusan

masalah dan pernbahasan

sebelumnya, maka dapat

disimpulkan bahwa:

a. Peranan saksi a de cha rge

terhadap putusan hakim dalam

menjatuhkan putusan dalam

perkara tindak pidana korupsi

merupakan hal yang sangat

penting dan menetukan dalam

membantu majelis hakim dalam

memutus perkara dan ternyata

dalam perkara tindak pidana

korupsi ini keterangan saksi a de

7

Wawancara Salah Satu Dosen Fakultas Hukum Univeristas Tadulako Bapak Dr. H. Idham Chalid Tanggal 15 November 2017

charge turut memberi manfaat dalam pembelaan terdakwa

sehingga hakim turut terbantu

dalam memberikan pertimbangan

yang pada akhirnya oleh majelis

hakim menyatakan perkaranya

tidak terbuti bersalah sehingga

terdakwa dibebaskan.

b. Kendala saksi a de charge dalam memberikan kesaksian didepan

persidangan perkara tindak pidana

korupsi adalah disebabkan

terdakwa sendiri tidak

mengetahui mekanisme dalam

mengajuan saksi yang dapat

memberikan keterangan yang

menguntungkan bagi dirinya di

persidangan. saksi yang

menguntungkan seringkali

bertempat tinggal jauh dari

pengadilan sehingga harus

mengeluarkan biaya untuk dapat

hadir kepersidangan yang

menyebabakan saksi tidak mau

hadir dalam persindangan. Saksi

sering mandapat kendala dari

aparat penegak hukum dalam hal

ini adalah hakim, yakni karena

dalam praktek hakim mempunyai

penilaian untuk tidak menerima

spemua saksi a de charge yang

diajukan oleh terdakwa

(14)

melakukan pembatasan dalam

pengajuan saksi karena adanya

asas pradilan sederhana, cepat dan

beaya ringan terutama ada

kekuatiran saksi yang diajukan

terdakwa hanya untuk

mengulur-ulur waktu.

B.Saran-Saran.

Sebagai bahan pertimbangan

bagi pihak terkait dalam proses

pemeriksaan perkara pidana

menyangkut kasus tersebut diatas, maka

penulis mengajukan saran sebagai

berikut :

1. Hendaknya hakim perlu

mempertibangkan hati nuraninya

tentang keterangan yang diberikan

oleh saksi a de cha rge baik di tingkat penyidikan maupun pada

tingkat persidangan, sehingga

peranan keterangan saksi a de charge dapat benar-benar berfungsi untuk menguatkan keyakinan hakim

agar putusan yang dihasilkan tetap

menjunjung tinggi kebenaran dan

bermafaat untuik semua pihak

khususnya pihak terdakwa.

2. Perlu ada ketentuan yang mengatur

tentang saksi yang meringankan

terdakwa agar tidak seenaknya saja

memberikan keterangan walaupun

pada dasarnya keterangan itu tidak

(15)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku – Buku

Andi,Hamzah, Korupsi Di Indonesia Masalah Dan Pemecahannya PT. Gramedia, Jakarta. 1985

Hardjono Tjitrosoebono, Evaluasi Pelaksanaan KUHAP, Seminar Di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, 2015

Martiman Prodjohamidjojo, Penerapan pembuktian Terbalik Dalam Delik Korupsi.. Mandar Maju, Bandung. 2013

Puspa Soedjono Dirdjosisworo, Filsafat Peradilan Pidana Dan Perbandungan Hukum

Armico, Bandung, 2014

Surastini Fitriasih, Perlindungan Saksi dan Korban Sebagai Sarana Menuju Proses Peradilan (Pidana) Yang Jujur dan Adil, Makalah, Pemantauan Peradilan. Com.2003

B. Peraturan Perundang-Undangan

Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang KUHAP

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014 Tentang Perlungan Saksi dan Korban

C. Wawancara

Wa wanca ra Salah Satu Hakim pada Pengadilan Negeri Palu Dede Halim , Tanggal 15 November 2017

(16)

BIODATA DIRI

A. Keterangan Diri Mahasiswa

1. Nama Lengkap : Moh. Syahril. S. Lamporo 2. Nama Panggilan : Aril

3. Tempat/Tanggal Lahir : Palu , 17 November 1995

4. Anak ke : Ke – 1 dari 4 (Empat) bersaudara 5. Jenis kelamin : Laki-Laki

6. Agama : Islam 7. Hobby : Renang B. Keterangan Tempat Tinggal

1. Alamat sekarang : BTN Bumi Roviga Blok D2 No. 7 2. Tinggal bersama : Orang Tua

3. Jarak menuju kampus : 5 Km

4. Berangkat kekampus : Kendaraan Pribadi 5. Kendaraan yg dimiliki : Roda 2 (Motor) 6. No Telp/ Hp : 081280400105

7. Email : Lamporoaril@yahoo.com C. Keterangan Orang Tua

a. Ayah

1. Nama : H. Moh Sahlan Lamporo

2. Alamat : BTN Bumi Roviga Blok D2 No. 7 3. Agama : Islam

4. Pekerjaan : Wiraswasta b. Ibu

1. Nama : Hi. Suyarni Latif, S.E

2. Alamat : BTN Bumi Roviga Blok D2 No. 7 3. Agama : Islam

Referensi

Dokumen terkait

mengetahui efektivitas penyikatan gigi disertai berkumur dengan dan tanpa obat kumur chlorhexidine 0,2% terhadap penurunan indeks plak pada pasien pengguna

Now You Can Legally Steal This Underground Super Affiliate’s Classified System That Cranks Out Five Figure Checks Even If You’ve Never Earned A Single Cent Online

berjudul Analisis Pengakuan Pendapatan dan Beban pada KUD Dwi Karya Banyuwangi menurut SAK ETAP yang merupakan syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada

(3) Persetujuan dimaksud pada ayat (1) huruf a tidak diperlukan bagi seorang suami apabila isteri atau isteri-isterinya tidak mungkin dimintai persetujuannya dan tidak

Penerimaan Pajak hiburan dari tahun 2010 sampai dengan 2015 yang memiliki konstribusi terhadap pendapatan asli daerah tertinggi yaitu pada tahun 2010 sebesar 1,25%

Dalam media mobile learning ini terdiri dari beberapa menu Aplikasi media pembelajaran ini terdiri dari lima menu utama yaitu, (1) menu home yang digunakan

Nilai koefisien determinasi ditunjukkan oleh nilai R yang menunjukkan korelasi berganda, yaitu faktor pola komunikasi keluarga, percaya diri, introversi, dan harga

Apakah proses komunikasi baik komunikasi verbal (bahasa) maupun komunikasi nonverbal (bahasa tubuh) seperti kontak mata, senyuman, sentuhan, intonasi suara, dan lainnya