MAKALAH PERENCANAAN PENGAJARAN BAHASA ARAB
PENENTUAN MATERI PELAJARAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas perencanaan pengajaran bahasa arab
yang diampu oleh Dosen Zukhaira
Oleh :
Naili Vidya Yulistyana
(2303410032)
2
PRAKATAPuji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Sholawat serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya dan kita selaku umatnya di akhir zaman.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pengajaran Bahasa Arab sesuai dengan tugas tersebut maka selaku mahasiswa, kami mendapat judul “PENENTUAN MATERI PELAJARAN”.
Makalah ini tidak akan terwujud dengan baik tanpa adanya dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih khususnya kepada Ustadzah Zukhaira, selaku dosen mata kuliah Perencanaan Pengajaran Bahasa Arab yang telah memberikan bimbingan kepada kami.
Kami menyadari bahwa makalah ini baik isi maupun susunannya masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun terhadap makalah ini kami terima dengan senang hati.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khusunya bagi kami dan umumnya bagi semua pihak.
Semarang, 9 Oktober 2012
DAFTAR ISI
Prakata ii
Daftar isi iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
2.1 Penentuan Materi Pelajaran 2
2.2 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menetapkan Materi 3
2.3 Cara Menetapkan Materi 4
BAB III PENUTUP 7
3.1 Simpulan 7
3.2 Saran 7
4
PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Masalah
Materi pelajaran merupakan suatu yang disajikan guru untuk diolah dan kemudian dipahami oleh siswa, dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, materi pelajaran merupakan salah satu unsur atau komponen yang penting artinya untuk mencapai tujuan-tujuan pengajaran materi pelajaran terdiri dari fakta-fakta, generalisasi, konsep, hukum/aturan, dan sebagainya, yang terkandung dalam mata pelajaran.
Di samping materi pelajaran, unsur atau komponen lain yang perlu dikembangkan pula dalam rangka mencapai tujuan-tujuan instruksional ialah kegiatan belajar-mengajar. Tanpa adanya kegiatan belajar-mengajar yang tepat, sulit bagi siswa untuk dapat memahami materi pelajaran yang telah disediakan. Kegiatan belajar-mengajar ini mencakup baik kegiatan guru maupun kegiatan murid yang perlu diwujudkan dalam setiap pengajaran untuk dapat mencapai tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan.
Oleh karena itu, diharapkan adanya hubungan yang harmonis dan sistematik antara tujuan, alat evaluasi, materi pelajaran, dan kegiatan belajar-mengajar. Persoalan sekarang adalah bagaimana menetapkan materi pelajaran dan kegiatan belajar-mengajar yang benar-benar dapat menunjang tercapainya tujuan-tujuan instruksional.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menentukan materi pelajaran?
2. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam menetapkan materi? 3. Bagaimana cara menetapkan materi?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui cara menentukan materi pelajaran.
2. Mengetahui apa yang perlu diperhatikan dalam menetapkan materi. 3. Mengetahui cara menetapkan materi.
BAB II
2.1 Penentuan Materi Pelajaran
Penentuan materi pelajaran merupakan salah satu unsur atau komponen yang penting untuk mencapai tujuan-tujuan pengajaran, yang di dalamnya terdiri dari fakta-fakta, generalisasi, konsep, hukum/aturan, dan sebagainya, yang terkandung dalam mata pelajaran. Sebelum menentukan materi pelajaran yang akan disampaikan, perlu diketahui pengertian awal dari materi pelajaran itu sendiri. Materi pelajaran merupakan suatu yang disajikan guru untuk diolah dan kemudian dipahami oleh siswa, melalui pembelajaran yang menyenangkan dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Peserta didik harus benar-benar merasakan manfaat materi pelajaran itu setelah ia mempelajarinya.
Dalam pemanfaatan bahan pengajaran sebaiknya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Ada pemeriksaan awal, artinya bahan pengajaran yang akan digunakan harus diperiksa terlebih dahulu supaya pengajar dapat menentukan apakah bahan tersebut dapat berguna bagi peserta didik dalam mencapai tujuan.
2. Persiapan lingkungan, artinya dimanapun penyajian bahan pengajaran akan berlangsung, semua perlengkapan harus ditempatkan pada tempat yang baik dan benar.
3. Persiapan peserta didik, artinya apa yang dapat dipelajari sangat tergantung dari bagaimana para peserta didik dipersiapkan untuk menerima bahan dan materi pelajaran yang disajikan. Dari segi pendidikan, pengajar harus mempunyai pandangan yang luas tentang bahan yang diajarkan dan bagaimana cara menyajikan bahan tersebut. Topik harus rasional dan perlu ditunjukan motif pembelajaran itu. Bagaimana peserta didik tetap merasa tertarik dan selalu memusatkan perhatian kepada bahan yang disajikan oleh pengajar. (Iskandarwassid, 2011 : 218).
6
4. Materi atau bahan harus berada dalam batas kemampuan peserta didik.Dengan demikian, penentuan atau pemilihan materi pelajaran yang tepat sangat penting karena tanpa materi yang tepat sesuai dengan tujuan, seluruh perencanaan dan kegiatan pelaksanaan pengajaran di depan kelas tidak akan mencapai tujuan yang optimal.
2.2 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menetapkan Materi
Materi pelajaran merupakan salah satu masukan yang harus dipertimbangkan dalam memilih strategi pembelajaran. Materi pelajaran dapat dibedakan antara materi formal dan materi informal. Materi formal adalah isi pelajaran yang terdapat dalam buku teks resmi di sekolah, sedangkan materi informal ialah bahan-bahan pelajaran yang bersumber dari lingkungan sekolah yang bersangkutan. Bahan-bahan yang bersifat ini dibutuhkan agar pengajaran lebih relevan dan aktual.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan materi pelajaran, antara lain:
a. Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan/ menunjang tercapainya tujuan instruksional.
Contohnya: Di negara manapun, sekolah adalah tempat pendidikan yang berfungsi mengembangkan seluruh aspek kepribadian peserta didik atau siswa, yang meliputi aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. Pemenuhan fungsi tersebut diwujudkan antara lain melalui pemberian berbagai jenis bidang studi atau mata pelajaran, seperti Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, dan sebagainya.
Untuk itu materi pelajaran yang diberikan dalam setiap mata pelajaran hendaknya mendukung pencapaian tujuan instruksional mata pelajaran yang bersangkutan, dalam rangka mewujudkan fungsi pendidikan yang diemban oleh sekolah tersebut. b. Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan/perkembangan siswa
pada umumnya.
Contohnya: Di samping menunjang pencapaian tujuan instruksional, materi pelajaran hendaknya ditetapkan dengan mempertimbangkan pula taraf kemampuan peserta didik atau siswa yang bersangkutan. Suatu topik yang sama dapat berbeda tingkat kedalamnnya untuk tingkat sekolah/kelas yang berbeda. Pembahasan tentang topik lingkungan, kalimat, demokrasi, dan lain-lain, berbeda tingkat kedalamannya antara kelas II, kelas IV, kelas VI apalagi antar SD, SMP dan SMA.
sebelum sampai pada meteri tentang jenis-jenis transmigrasi, perlu dibahas terlebih dahulu pengertian dari transmigrasi tersebut.
d. Materi pelajaran hendaknya mencakup hal-hal yang bersifat faktual maupun konseptual.
Contohnya: Bahan yang faktual sifatnya konkret dan mudah diingat, sedangkan bahan yang sifatnya konseptual berisikan konsep-konsep abstrak, dan memerlukan pemahaman yang lebih dalam. Dalam menetapkan materi pelajaran, kedua jenis bahan tersebut perlu dimasukkan, berhubung keduanya penting untuk mencapai tujuan.
2.3 Cara Menetapkan Materi
Menurut Kemp (1977), materi pelajaran atau bahan pelajaran(subject content) dalam hubungannya dengan proses menyusun rancangan pengajaran merupakan gabungan antara pengetahuan fakta dan informasi yang terperinci, keterampilan (langkah-langkah, prosedur, keadaan, syarat-syarat) dan faktor sikap. Sedangkan Merrill membedakan isi materi menjadi empat, yaitu fakta, konsep, prosedur dan prinsip. Suatu materi pelajaran yang lengkap akan mengandung keempat hal tersebut yang biasanya terkait dengan rumusan kompetensi dasar, dan rumusan kompetensi dasar memberi isyarat apakah materi yang dikehendaki berupa fakta, konsep, prosedur atau prinsip. Misalnya, apabila di dalam kompetensi dasar verbanya berbunyi menyebutkan, maka berarti peserta didik berhubungan dengan fakta dan dapat mengidentifikasi konsep tertentu. Penyusunan kompetensi dasar akan berhubungan dengan penyusunan materi pelajaran. Jadi, kompetensi dasar sebaiknya diurut dari hal- hal yang konkrit, dan dilanjutkan dengan konsep, prinsip- prinsip untuk mempermudah pengorganisasian materi pelajaran. Sebaiknya materi ini disediakan lebih banyak dari yang diperkirakan supaya dalam pelaksanaan pengajaran tidak kekurangan bahan. Selain itu, mengurangi bahan biasanya lebih mudah daripada menambah bahan ajar.
8
c. Nilai praktisMateri yang dipilih hendaknya bermakna bagi para siswa, dalam arti mengandung nilai praktis/bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
d. Tingkat perkembangan peserta didik
Kedalaman materi yang dipilih hendaknya ditetapkan dengan memperhitungkan tingkat perkembangan berpikir siswa yang bersangkutan, dalam hal ini biasanya telah dipertimbangkan dalam kurikulum sekolah yang bersangkutan.
e. Tata urutan
Materi yang diberikan hendaknya ditata dalam urutan yang memudahkan dipelajarinya keseluruhan materi oleh peserta didik atau siswa.
Langkah- langkah berikut ini dapat dijadikan pegangan dalam menyusun materi: 1. Mengidentifikasi nama unit atau topik yang akan diajarkan
2. Mangidentifikasi generalisasi dan konsep yang dipakai dalam tiap unit atau topik.
3. Mengidentifikasi konsep- konsep dan subkonsep yang meliputi generalisasi. 4. Menyusun generalisasi dan konsep berdasarkan urutan logis.
5. Mengembangkan kerangka rencana untuk setiap unit pelajaran.
Menurut Ali (2002), mengajar harus mengikuti prinsip psikologis tentang belajar, jadi bahan pelajaran harus disusun secara gradual, yaitu:
1. Dari sederhana menuju yang kompleks 2. Dari konkrit menuju yang abstrak 3. Dari umum menuju yang kompleks
4. Dari yang sudah diketahui/faktual menuju konsep yang bersifat abstrak 5. Dari prinsip induksi menuju deduksi atau sebaliknya
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pemaparan penentuan materi pelajaran di atas dapat disimpulkan:
1. Penentuan materi pelajaran merupakan salah satu unsur atau komponen yang penting untuk mencapai tujuan-tujuan pengajaran, yang di dalamnya terdiri dari fakta-fakta, generalisasi, konsep, hukum/aturan, dan sebagainya, yang terkandung dalam mata pelajaran
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan materi yaitu: (a) Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan/ menunjang tercapainya tujuan instruksional, (b) Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan/perkembangan siswa pada umumnya, (c) Materi pelajaran hendaknya terorganisasi secara sistematik dan berkesinambungan, (d) Materi pelajaran hendaknya mencakup hal-hal yang bersifat faktual maupun konseptual.
3. Cara dalam menetapkan materi diantaranya dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: (a) Tujuan pengajaran, (b) Pentingnya bahan, (c) Nilai praktis, (d) Tingkat perkembangan peserta didik, (e) Tata urutan.
3.2 Saran
10
praktis, tingkat perkembangan peserta didik, serta tata urutan dalam menyusun materi pelajaran.DAFTAR PUSTAKA
Sunendar, Dadang dan Iskandarwassid. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
S. Nana Syaodih dan R. Ibrahim. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Dapah. 2012. Penentuan Materi dan Langkah-langkahnya.
http://dapah.blogspot.com/2012/02/penentuan-materi-dan-langkah-langkah.html#close