• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Media Pembelajaran - BAB II FITRIANINGRUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Media Pembelajaran - BAB II FITRIANINGRUM"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

A. Deskripsi Teori

1. Media Pembelajaran

a. Pengertian media pembelajaran

Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya (Arsyad, 2007: 2-3). Menurut Fathurrohman dan Sutikno (2010: 65) media dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik. Menurut Sanjaya (2012: 57) media adalah perantara dari sumber informasi ke penerima informasi, contohnya video, televisi, komputer dan lain sebagainya.

Menurut Wasisto (2013: 155) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

Smaldino et al. (2012: 4) mengemukakan bahwa media, the plural of medium, are means of communication. Devired from the

Latin medium (“between”), the term refers to anything that carries

information between a source and receiver. Artinya bahwa media

(2)

Media juga berasal dari bahasa Latin medium (“antara”), istilah ini mengacu pada apapun yang membawa informasi antara sumber dan penerima.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, didapat simpulan bahwa media pembelajaran adalah segala yang dimanfaatkan untuk menyampaikan berbagai pengetahuan maupun informasi dari guru kepada siswa dalam proses interaksi yang berlangsung saat kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran dapat membantu ketercapaian tujuan pembelajaran. Pemanfaatan media tersebut mempermudah pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, seperti yang dikemukankan oleh Smaldino et al. (2012: 4) bahwa the purpose of media is to facilitate communication and learning, yang berarti

bahwa tujuan dari media adalah memfasilitasi komunikasi dan pembelajaran.

b. Fungsi media pembelajaran

Menurut Susilana dan Riyana (2011: 10) dalam kaitannya dengan fungsi media pembelajaran, dapat ditekankan beberapa hal berikut:

1) Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif.

(3)

3) Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai dan isi pembelajaran itu sendiri.

4) Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai alat hiburan, dengan demikian tidak diperkenankan hanya sekedar untuk permainan atau memancing perhatian siswa semata.

5) Media pembelajaran bisa berfungsi untuk mempercepat proses belajar. Fungsi ini mengandung arti bahwa dengan media pembelajaran siswa dapat menangkap tujuan dan bahan ajar lebih mudah dan lebih cepat.

6) Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar.

7) Media pembelajaran meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya penyakit verbalisme.

Menurut Sanjaya (2012: 73-75) penggunaan media pembelajaran memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:

1) Fungsi komunikatif

Media pembelajaran digunakan untuk memudahkan komunikasi antara penyampai pesan dan penerima pesan.

2) Fungsi motivasi

(4)

3) Fungsi kebermaknaan

Pembelajaran dapat lebih bermakna, yakni pembelajaran bukan hanya dapat meningkatkan pemahaman informasi berupa data dan fakta sebagai pengembangan aspek kognitif tahap rendah, akan tetapi dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk menganalisis dan mencipta sebagai aspek kognitif tahap tinggi. 4) Fungsi penyamaan persepsi

Walaupun pembelajaran dirancangsecara klasikal, namun pada kenyataannya proses belajar terjadi secara individual. Melalui pemanfaatan media pembelajaran, diharapkan dapat menyamakan pandangan setiap siswa, sehingga setiap siswa memiliki pandangan yang sama terhadap informasi yang disuguhkan.

5) Fungsi individualitas

Pemanfaatan media pembelajaran berfungsi untuk dapat melayani kebutuhan setiap individu yang memiliki minat dan gaya belajar yang berbeda.

Menurut Fathurrohman dan Sutikno (2010: 67) fungsi penggunaan media dalam proses pembelajaran, antara lain:

1) Menarik perhatian siswa.

(5)

3) Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan).

4) Mengatasi keterbatasan ruang.

5) Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif. 6) Waktu pembelajaran bisa dikondisikan.

7) Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar.

8) Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu/menimbulkan gairah belajar.

9) Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam, serta;

10) Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran memiliki beberapa fungsi, antara lain:

1) Media pembelajaran mempermudah penanaman konsep.

2) Media pembelajaran yang bervariasi (bentuk dan warna) akan membuat siswa lebih tertarik belajar.

3) Media pembelajaran membantu siswa memperoleh gambaran nyata suatu informasi yang didapatkan.

4) Media pembelajaran mendorong siswa aktif dalam proses pembelajaran.

5) Media pembelajaran memperjelas materi, sehingga membantu mempermudah pemahaman siswa terhadap materi.

(6)

c. Klasifikasi media pembelajaran

Smaldino et al. (2012: 4) membagi media menjadi enam kategori dasar, antara lain sebagai berikut:

1) Text, the most commonly used medium, is composed of

alphanumeric characters that may be displayed in any format book, poster, whiteboard, computer screen, and so on.

2) Audio, another medium commonly used in learning, includes anything you can hear a person’s voice, music, mechanical sounds (running car engine), noise, and so on. It may be live or recorded.

3) Visuals are also regularly used to promote learning and

include diagrams on a computer screen, drawings on a whiteboard, photographs, graphics in a book, cartoons, and so on.

4) Video is a visual as well as audio medium that shows motion and can be stored on DVDs, streamed from the Internet, be in the form of computer animation, and so on.

5) Although often not considered media, real objects and models are three-dimensional manipulatives that can be touched and handled by students.

6) The sixth and final category of media is people. In fact, people are critical to learning. Students learn from teachers, other students, and adults.

Enam kategori dasar tersebut menurut Smaldino et al. (2012: 4) dapat diartikan sebagai berikut:

1) Teks, adalah media yang paling umum digunakan yang terdiri dari karakter alfanumerik yang dapat ditampilkan dalam format buku, poster, papan tulis, layar komputer, dan sebagainya.

(7)

3) Visual, adalah media yang digunakan untuk mempromosikan pembelajaran dan termasuk diagram di layar komputer, gambar di papan tulis, foto, gambar dalam sebuah buku, kartun, dan sebagainya.

4) Video adalah media visual serta audio yang menunjukkan gerak dan dapat disimpan pada DVD, streaming dari internet, dalam bentuk animasi komputer, dan sebagainya.

5) Media yang sering tidak dianggap, benda nyata dan model manipulatif tiga dimensi yang dapat disentuh dan ditangani oleh siswa.

6) Kategori keenam dan terakhir dari media adalah orang. Orang-orang sangat penting belajar. Siswa belajar dari guru, siswa lain, dan orang dewasa.

Menurut Sanjaya (2012: 118-121) media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya:

1) Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam media auditif, media visual, dan media audio visual

a) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio, tape recorder, kaset, piringan hitam dan rekaman suara.

(8)

kedalam media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.

c) Media audio visual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara dan lain sebagainya.

2) Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke dalam:

a) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan televisi.

b) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu seperti film slide, film, video dan lain sebagainya.

3) Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke dalam:

(9)

b) Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan, radio dan lain sebagainya dan berbagai bentuk media grafis lainnya.

4) Media juga dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk dan cara penyajiannya:

Kelompok satu: media grafis, bahan cetak dan gambar diam. a) Media grafis adalah media yang menyampaikan fakta, ide,

gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka, simbol, yang termasuk media grafis adalah: grafik, diagram. b) Media bahan cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses pencetakan, printing atau offset. Media tersebut antara lain: buku teks, modul, bahan pengajaran terprogram.

c) Gambar diam adalah media visual yang berupa gambar yang dihasilkan melalui proses fotografi yang termasuk dalam media ini adalah foto.

Kelompok kedua: kelompok media proyeksi diam yakni media visual yang diproyeksikan atau media yang memproyeksikan pesan, dimana hasil proyeksi tidak bergerak atau memiliki sedikit unsur gerakan. Jenis media ini antara lain:

(10)

b) Opaque Projector, adalah media yang digunakan untuk memproyeksikan benda-benda tidak tembus pandang, seperti buku dan foto.

c) Media slide atau film bingkai adalah media visual yang diproyeksikan melalui alat yang dinamakan projector slide. d) Media film stripe, atau film rangkai atau film gelang adalah

media visual proyeksi diam yang pada dasarnya hampir sama dengan media slide.

Kelompok ketiga: media audio adalah media yang penyampaian pesan hanya melalui pendengaran. Jenis pesan yang disampaikan berupa kata-kata, sound effect.

Kelompok keempat: media audio visual diam, adalah media yang penyampaian pesannya diterima oleh pendengaran dan penglihatan, namun gambar yang dihasilkan adalah gambar diam atau memiliki sedikit gerakan.

Kelompok kelima: film (motion picture), yaitu serangkaian gambar diam yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga memberi kesan hidup dan bergerak.

Kelompok keenam: media televisi adalah media yang menyampaikan pesan audiovisual dan gerak.

(11)

yang membentuk suatu unit atau paket. Misalnya modul yang terdiri atas bahan cetak, bahan audio dan bahan audiovisual.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu media grafis; proyeksi diam; audio; audio visual diam; film; televisi; dan multimedia. Masing-masing kelompok media tersebut memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Media tersebut juga memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, seperti media jenis audio hanya dapat didengar saja, sementara untuk media visual hanya dapat dilihat saja. Kekurangan dan kelebihan kedua media tersebut dapat digunakan sebagai pelengkap antara satu dengan yang lain.

d. Kriteria memilih media

Menurut Susilana dan Riyana (2011: 73-74) kriteria khusus dalam memilih media pembelajaran yang tepat dapat kita rumuskan dalam satu kata ACTION, yaitu akronim dari access, cost, technology, interactivity, organization, dan novelty.

1) Access

Pemilihan media mempertimbangkan akses dalam ketersediaan dan kemudahan pemanfaatan.

(12)

Pemilihan media mempertimbangkan biaya, sebaiknya dengan biaya yang murah namun efektif.

3) Technology

Pemilihan media mempertimbangkan tersedianya teknologi yang ada.

4) Interactivity

Media yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi dua arah (antara guru dan siswa).

5) Organization

Pemilihan media mempertimbangkan adanya dukungan dari organisasi, seperti dukungan dari kepala sekolah atau organisasi yang dapat mengelolanya.

6) Novelty

Pemilihan media mempertimbangkan kebaruan dari media. Menurut Sudjana dan Rivai (2010: 4-5) dalam memilih media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut:

1) Ketepatan dengan tujuan pengajaran; artinya media pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan.

(13)

3) Kemudahan memperoleh media; artinya media yang diperlukan mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar.

4) Keterampilan guru dalam menggunakan; artinya jenis media yang diperlukan memiliki syarat utama yaitu guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak dari penggunaan oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar siswa dengan lingkungannya.

5) Tersedia waktu untuk menggunakan; sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung. 6) Sesuai dengan taraf berpikir siswa; memilih media untuk

pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga makna yang terkandung dapat dipahami oleh para siswa.

Menurut Strauss and Frost (Ruis, dkk., 2009: 10) terdapat sembilan faktor yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain:

1) Institutional resource constraints 2) Course content appropriateness 3) Learner characteristics

4) Professor attitudes and skill levels 5) Course learning objectives

6) The learning relationships 7) Learning location

(14)

Artinya bahwa dalam memilih media harus memperhatikan sembilan faktor. Faktor tersebut, seperti keterbatasan sumber daya kelembagaan, kesesuaian kursus konten, karakteristik pembelajar, sikap profesor dan tingkat keterampilan, tujuan pembelajaran, hubungan pembelajaran, lokasi belajar, waktu, dan tingkat kekayaan media. Faktor di atas penting diperhatikan dalam memilih media, sehingga media tersebut dapat membantu keberhasilan dalam proses pembelajaran.

(15)

2. Matematika

a. Pengertian matematika

Depdiknas (Susanto, 2013: 184) mengemukakan matematika sebagai berikut:

Kata matematika berasal dari bahasa Latin, manthanein atau mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari”, sedang dalam bahasa Belanda, matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran.

Clapham and Nicholson (2009: 505) menyatakan bahwa matematika sebagai berikut:

Mathematics the branch of human enquiry involving thestudy of numbers, quantities, data, shape and space and theirrelationships, especially their generalizations and abstractionsand their application to situations in the real world.

Artinya, bahwa matematika merupakan cabang dari penyelidikan manusia meliputi pembelajaran angka, kuantitas, data, bentuk dan ruang serta hubungan mereka, khususnya generalisasi mereka dan abstraksi dan aplikasi mereka terhadap situasi dunia nyata. Menurut Susanto (2013: 185) matematika sebagai berikut:

Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Menurut Adams and Hamm (2010: 61) terdapat beberapa pengertian matematika, antara lain:

1) Mathematics Is a Way of Thinking and Asking Questions

(16)

2) Mathematics Is an Understanding of Patterns and Relationships

Students need to recognize the repetition of math concepts and make connections with ideas they know.

3) Mathematics as a Tool

It is what mathematicians use in their work. It is also used by all of us everyday. Students come to understand why they are learning the basic math principles and ideas that the school curriculum involves. Like mathematicians and scientists, they also will use mathematics tools to solve problems.

4) Mathematics Is Fun (a Puzzle)

Anyone that has ever worked on a puzzle or stimulating problem knows what we’re talking about when we say mathematics is fun. The stimulating quest for an answer encourages learners to find a solution. Innovation fits easily into this process.

5) Mathematics Is an Art

Mathematics is defined by harmony and internal order. Mathematics needs to be appreciated as an art form where everything is related and interconnected.

6) Mathematics Is a Language, a Means of Communicating It requires being able to use special terms and symbols to represent information. This unique language enhances our ability to communicate across the disciplines of science, technology, statistics, and other subjects.

7) Mathematics Is Interdisciplinary

Math works with the big ideas that connect subjects. Mathematics relates to many subjects.

Pengertian matematika tersebut, menurut Adams and Hamm (2010: 61) diartikan sebagai berikut:

1) Matematika adalah jalan untuk berpikir dan mengajukan pertanyaan

Matematika membantu siswa untuk dapat membuat suatu perencanaan yang saling berhubungan, mengatur pikiran, menganalisis data, dan memecahkan masalah.

(17)

Siswa perlu mengenali pengulangan konsep matematika dan membuat koneksi dengan ide-ide yang mereka tahu.

3) Matematika sebagai sebuah alat

Matematika digunakan sebagai alat untuk memecahkan masalah. 4) Matematika menyenangkan (teka-teki)

Matematika itu menyenangkan apabila dapat menyelesaikan teka-teki. Matematika mendorong siswa untuk menemukan solusi.

5) Matematika adalah sebuah seni

Matematika dihargai sebagai bentuk seni, yang saling terkait dan berhubungan.

6) Matematika merupakan bahasa, sarana berkomunikasi

Matematika membutuhkan kemampuan untuk menggunakan istilah maupun simbol-simbol khusus yang mewakili informasi. Bahasa yang unik ini dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, statistik, dan mata pelajaran yang lain.

7) Matematika adalah interdisipliner

Matematika bekerja dengan ide-ide besar yang menghubungkan antar mata pelajaran, sehingga matematika berkaitan dengan banyak mata pelajaran.

(18)

nalar serta merupakan ilmu dasar yang berhubungan dengan angka, simbol, berhitung, pemecahan masalah, dan logika. Matematika juga merupakan suatu ilmu yang sangat diperlukan dalam kehidupan manusia, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika merupakan dasar bagi pengembangan ilmu seperti pada ilmu fisika dan ilmu kimia yaitu matematika digunakan untuk membanatu pemecahan masalah yang disajikan.

b. Tujuan pembelajaran matematika di SD

Menurut Depdiknas (Susanto, 2013: 190) secara khusus, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah sebagai berikut: 1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar

konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritme.

2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

(19)

c. Tahap penguasaan matematika

Menurut Depdiknas (2009) secara umum terdapat empat tahapan aktivitas dalam rangka penguasaan materi pelajaran matematika di dalam pembelajaran, yaitu: penanaman konsep; pemahaman konsep; pembinaan keterampilan; dan penerapan konsep. Empat tahap tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

1) Tahap penanaman konsep merupakan tahap pengenalan awal tentang konsep yang akan dipelajari siswa. Tahap ini pengajaran memerlukan penggunaan benda konkret sebagai alat peraga. 2) Tahap pemahaman konsep merupakan tahap lanjutan setelah

konsep ditanamkan. Tahap ini penggunaan alat peraga mulai dikurangi dan bentuk media berupa semi konkret sampai media tidak diperlukan lagi.

3) Tahap pembinaan keterampilan merupakan tahap yang tidak boleh dilupakan dalam rangka membina pengetahuan siap bagi siswa. Tahap ini diwarnai dengan latihan-latihan seperti mencongkak dan berlomba. Tahap pengajaran ini alat peraga sudah tidak boleh digunakan lagi.

(20)

3. Materi Sifat-Sifat Kesebangunan dan Simetri

Standar Kompetensi : 6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun.

Kompetensi Dasar : 6.4 Menyelidiki sifat-sifat kesebangunan dan simetri

Sifat-sifat kesebangunan dan simetri a. Kesebangunan

Kesebangunan dua buah bangun datar yang sejenis ditentukan oleh sifat-sifat yang dimiliki oleh dua bangun itu sendiri.

1) Pasangan bangun sejenis yang perbandingan sisi-sisi bersesuaian sama dan sudut-sudut bersesuaian sama besar dinamakan sebangun. Dua bangun datar dikatakan sebangun apabila salah satu bangun datar merupakan pembesaran atau pengecilan bangun yang lain.

2) Dua buah bangun datar yang tidak sejenis pasti tidak sebangun. b. Simetri

1) Simetri lipat

(21)

2) Simetri putar

Tidak semua bangun datar memiliki simetri putar. Jika bangun datar dapat menempati bingkai lebih dari satu kali maka bangun tersebut memiliki simetri putar. Banyakbangun dapat menempati bingkai dalam sekali putaran menunjukkan tingkat simetri putar bangun tersebut. Bangun yang dapat menempati bingkai sebanyak n kali mempunyai simetri putar tingkat n. (Sumanto,dkk., 2008)

4. Pendekatan Saintifik

Menurut Wasisto (2013: 147) pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari pemikiran tentang bagaimana metode pembelajaran diterapkan berdasarkan teori tertentu. Yaumi (2013: 205) mengartikan pendekatan sebagai berikut:

Pendekatan merupakan sudut pandang bagi guru, dosen, atau instruktur atau pengembang terhadap proses pembelajaran, seperti pendekatan yang berpusat pada guru, dosen, atau instruktur (teacher-centered approaches).

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendekatan adalah cara pandang seseorang terhadap proses pembelajaran yang dapat mempengaruhi pelaksanaan proses pembelajaran tersebut. Pendekatan yang kita kenal, terbagi atas pendekatan yang berpusat pada guru dan pendekatan yang berpusat pada siswa. Salah satu pendekatan yang berpusat pada siswa adalah pendekatan saintifik.

(22)

melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah (Wasisto, 2013: 149). Pendekatan ilmiah (scientific approach) meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran (Kemendikbud, 2013).

Langkah-langkah pendekatan saintifik yang meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jaringan, dijelaskan sebagai berikut:

a. Mengamati

Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media objek secara nyata, siswa senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu siswa.

b. Menanya

Guru bertanya, maka pada saat itu guru membimbing atau memandu siswa dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan siswa, ketika itu guru mendorong siswa untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.

c. Menalar

Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.

(23)

Hasil belajar yang nyata dapat diperoleh ketika siswa mencoba atau melakukan percobaan.

e. Membentuk jejaring atau pembelajaran kolaboratif

Kewenangan fungsi guru pada pembelajaran kolaboratif lebih bersifat direktif atau manajer belajar, sebaliknya siswa harus lebih aktif.

5. Research and Development (R&D) a. Pengertian R&D

Borg dan Gall (1983: 772) menyatakan bahwa R&D sebagai berikut:

Educational research and development (R&D) is process used to develop and validate educational products. The steps of this process are usually referred to as the R&D cycle, which consists studying research findings pertinent to the product to be developed, developing the product based on these findings, field testing in the setting where it will be used eventually, and revising it to correct the deficiencies found in the field-testing stage.

(24)

kekurangan yang ditemukan pada tahap uji coba.Sukmadinata (2010: 164) mengemukakan bahwa R&D sebagai berikut:

Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan.

Sugiyono (2010: 407) mengemukakan bahwa R&D adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa R&D merupakan sebuah penelitian yang dilakukan untuk menghasilkan suatu produk baru melalui tahap pengembangan dari produk lama atau produk yang sudah ada dengan melewati serangkaian langkah seperti revisi dan uji coba produk. Uji coba produk tersebut berfungsi untuk mengetahui keefektifan produk tersebut sampai pada produk tersebut dapat disebarkan.

b. Langkah-langkah R&D

Menurut Borg dan Gall (1983: 775) terdapat beberapa langkah utama dalam siklus R&D, antara lain:

1) Research and information collecting-Includes review of

literature, classroom observations, and preparation of report of state of the art.

2) Planning-Includes defining skills, stating objectives

determining course sequence, and small scale feasibility testing.

3) Develop preliminary form of product-Includes preparation of instructional materials, handbooks, and evaluation devices. 4) Preliminary field testing-Conducted in form 1 to 3 schools,

(25)

5) Main product revision-Revision of product as suggested by the preliminary field-test results.

6) Main field testing-Conducted in 5 to 15 schools with 30 to 100 subjects. Quantitative data on subjects precourse and postcourse performance are collected. Results are evaluated with respect to course objectives and are compared with control group data, when appropriate.

7) Operational product revision-Revision of product as suggested by field-test results.

8) Operational field testing-Conducted in 10 to 30 schools

involving 40 to 200 subjects. Interview, observational and questionnaire data collected and analyzed.

9) Final product revision-Revision of product as suggested by operational field-test results.

10) Dissemination and implementation-Report on product at

professional meetings and in journals. Work with publisher who assumes commercial distribution. Monitor distribution to provide quality control.

Kesepuluh dari langkah utama dalam siklus R&D menurut Borg dan Gall (1983: 772) diartikan sebagai berikut:

1) Penelitian dan pengumpulan data

Proses pengumpulan data melalui kegiatan observasi dan studi literatur terhadap produk-produk yang telah dihasilkan.

2) Perencanaan

Proses penyusunan rencana penelitian, yang dapat dilakukan melalui penentuan kemampuan yang diperlukan, tujuan yang akan dicapai, beserta desain atau langkah-langkahnya.

3) Pengembangan produk awal

Melakukan persiapan bahan ajar, buku panduan, dan perangkat evaluasi terhadap produk yang akan dikembangkan.

(26)

Melakukan uji lapangan pada 1 sampai 3 sekolah, menggunakan 6 sampai 12 subjek penelitian. Uji lapangan tersebut dilanjutkan dengan kegiatan mengumpulkan dan menganalisis data hasil dari wawancara, pengamatan, maupun angket.

5) Revisi produk

Melakukan perbaikan produk sesuai hasil uji lapangan awal. 6) Uji lapangan utama

Uji lapangan utama dilakukan di 5 sampai 15 sekolah dengan 30 sampai 100 subjek penelitian. Data kuantitatif sebelum dan sesudah pembelajaran dikumpulkan saat pelaksanaan uji lapangan utama.

7) Revisi produk operasional

Melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap produk berdasarkan hasil uji coba lapangan.

8) Uji lapangan operasional

Uji lapangan operasionaldilakukan dalam 10 sampai 30 sekolah yang melibatkan 40-200 subjek. Mengumpulkan data melalui wawancara, pengamatan dan angket, selanjutnya data yang dikumpulkan dianalisis.

9) Revisi produk akhir

(27)

untuk digunakan, disebarkan, dan diimplementasikan pada publik.

10) Penyebaran dan implementasi

Melakukan penyebaran melalui pelaporan produk dalam suatu pertemuan profesional dan mempublikasikannya dalam jurnal dengan melakukan kerjasama dengan penerbit tertentu.

Langkah tersebut berdasarkan rujukan dari Nurhayati dalam seminar nasional “Penelitian dan Pengembangan serta Aplikasinya dalam Pendidikan” disederhanakan menjadi 4. Penyederhanaan langkah tersebut, antara lain:

1) Penelitian pendahulauan: survey & kajian pustaka/ referensi 2) Draf desain: pengembangan produk

3) Validasi ahli

4) Uji efektivitas produk: eksperimen (tes awal dan tes akhir) 6. Model Pengembangan

Menurut Trianto (2009: 177) dalam pengembangan perangkat pembelajaran dikenal tiga macam model pengembangan perangkat, yaitu: model Dick-Carey, model 4-D dan model Kemp. Secara umum setiap model terdiri dari 4 (empat) tahap:

(28)

Model pengembangan media pembelajaran menggunakan model yang dikembangkan oleh Susilana dan Riyana. Model tersebut terdiri dari tujuh langkah, antara lain: identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa; perumusan tujuan; perumusan butir-butir soal; perumusan alat pengukur keberhasilan; GBPM; perencanaan pembuatan media; dan tes/uji coba.

Model ini dapat digambarkan sebagai berikut:

ya

Tidak

Gambar 2.1 Model Pengembangan Media (Susilana dan Riyana, 2011: 28)

Langkah-langkah pengembangan media pembelajaran tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

(29)

Butir-Perencanaan media didasarkan atas kebutuhan (need). Kebutuhan pembelajaran yang dimaksud adalah tardapat kesenjangan antara kemampuan, keterampilan dan sikap siswa yang diharapkan dengan kemampuan, keterampilan dan sikap siswa yang dimiliki sekarang. b. Perumusan tujuan

Tujuan digunakan untuk mengetahui tercapai atau tidak suatu target. Perumusan tujuan harus memiliki ketentuan sebagai berikut:

1) Learner Oriented

Perumusan tujuan berpatokan pada perilaku siswa dan bukan perilaku guru sehingga secara eksplisit kata-kata siswa dituliskan. Perumusan tujuan menuliskan perilaku yang diharapkan dicapai harus mungkin dilakukan oleh siswa.

2) Operational

Perumusan tujuan ini harus dibuat spesifik dan operasional untuk mempermudah dalam mengukur tingkat keberhasilan. 3) ABCD

ABCD merupakan perumusan tujuan yang terdiri atas: audience, behavior, conditioning, degree.

(a) Audience, artinya sasaran pembelajaran, yaitu siswa.

(b) Behaviour, artinya perilaku yang diharapkan dapat

(30)

(c) Conditioning, artinya keadaan yang harus dikerjakan oleh siswa pada saat pembelajaran.

(d) Degree, artinya batas minimal yang harus dapat dicapai oleh siswa.

c. Perumusan butir-butir materi

Materi perlu disusun dengan memperhatikan beberapa kriteria: 1) Sahih atau valid

Materi yang dituangkan dalam media untuk pembelajaran benar-benar telah teruji.

2) Tingkat kepentingan (significant)

Memilih materi perlu mempertimbangkan tingkat kepentingan materi tersebut.

3) Kebermanfaatan (utility)

Kebermanfaatan dipandang dari dua sudut, yaitu akademis dan non akademis. Secara akademis materi harus dapat bermanfaat untuk dapat meningkatkan kemampuan siswa, sementara secara non akademis bahwa materi tersebut harus dapat menjadi bekal berupa life skill (pengetahuan aplikatif, keterampilan, dan sikap) yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

4) Learnability

(31)

5) Menarik minat (interest)

Materi dapat menarik minat dan motivasi siswa untuk belajar. d. Perumusan alat pengukur keberhasilan

Alat pengukur keberhasilan belajar perlu dikembangkan dengan berpijak pada tujuan yang telah dirumuskan dan harus sesuai dengan materi yang disiapkan. Tiga kemampuan utama perlu diukur yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dirumuskan secara rinci dalam tujuan.

e. Penulisan Garis Besar Program Media (GBPM)

GBPM merupakan petunjuk yang dijadikan pedoman oleh para penulis naskah dalam penulisan naskah program media.

f. Perencanaan pembuatan media

Perencanaan pembuatan media berdasarkan GBPM yang dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan media tertentu, sesuai dengan tujuan dan kompetensi tertentu.

g. Merumuskan instrumen dan tes dan revisi B. Penelitian yang Relevan

1. Jurnal penelitian Yuniarti, T., Riyadi, dan Subanti, S., yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dengan Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) pada

(32)

pengembangan perangkat pembelajaran model 4-D diperoleh ݐ௛௜௧௨௡௚= 2,378 dan ݐ௧௔௕௘௟ = 1,670 maka ݐ௛௜௧௨௡௚൒ ݐ௧௔௕௘௟, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya siswa menggunakan perangkat pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah yang dikembangkan mempunyai hasil belajar lebih baik jika dibandingkan dengan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran langsung.

C. Kerangka Berpikir

(33)

aktif dalam proses pembelajaran. Pemahaman siswa yang meningkat tersebut diharapkan dapat menghasilkan prestasi belajar yang tinggi serta proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil.

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir D. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Adanya keefektifan penggunaan media pembelajaran matematika materi sifat-sifat kesebangunan dan simetri menggunakan pendekatan saintifik terhadap prestasi belajar siswa di kelas V SD.

•Salah satu penunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran adalah penggunaan media pembelajaran, namun berdasarkan hasil wawancara di SD yang menjadi subjek penelitian diperoleh keterangan bahwa media pembelajaran matematika pada materi sifat-sifat kesebangunan dan simetri yang digunakan masih terbatas. 

•Hasil prestasi belajar cenderung rendah. 

Pengembangan media pembelajaran untuk menyempurnakan media yang sudah ada sehingga penggunaan media pembelajaran dapat berfungsi sebagai penunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran. 

Gambar

gambar diam yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan
Gambar 2.1 Model Pengembangan Media (Susilana dan Riyana, 2011: 28)
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Gambar 8 dapat dilihat struktur tegakan dari diameter terkecil hingga diameter terlebar pada areal bekas tebangan LOA 2002, LOA 2007, dan LOA 2012

Kemampuan siswa melakukan perhitungan matematika dengan tepat ditunjukkan dengan prestasi siswa. Bila prestasi matematika siswa baik maka kemampuan siswa melakukan

Observasi yang dilakukan oleh penulis adalah dengan melakukan pengamatan yang berkaitan dengan kondisi umum lokasi penelitian serta proses implementasi pendidikan

Pembangunan perangkat lunak sistem pendukung keputusn rekomendasi guru tetatp di smk Bina Putra dapat membantu pihak sekolah dalam memberikan rekomendasi keputusan

menunjukan bahwa ketujuh jenis tanaman tersebut cukup sesuai untuk dikembangkan di KHDTK Senaru dengan rata-rata lebih dari 50% total luas lahan di KHDTK Senaru berada

Assalamualaikum Wr. Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat

dan sistem kontrol pada system PLTS di- perankan oleh inverter, yang memiliki fungsi merubah arus bilak balik ( direct current ) yang dihasilkan oleh modul surya menjadi

[r]