• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab XVIII Pekerdjaan Merentjana dan Organisasinja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bab XVIII Pekerdjaan Merentjana dan Organisasinja"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB XVIII

PEKERDJAAN MERENTJANA DAN ORGANISASINJA.

A. Pendahuluan.

1. Masa penindjauan tiga tahun jang selama ini menundjukkan bertambahnja pengertian dan kesadaran masjarakat umumnja dan kalangan pemerintahan chususnja, bahwa pembangunan Sosial-ekonomi hanja akan memberikan harapan untuk berhasil, apabila program-program bagi masing-masing lapangan direntjanakan setjara teratur dan kemudian dilaksanakan dengan effektif. Selan-djutnja bahwa program-program itu pada segenap tarafnja perlu dikoordinasikan satu dengan lain dan dinilaikan dengan sewadjar-nja.

Bahkan diinsjafi bahwa segi-segi umum tertentu dari pada pekerdjaan mempersiapkan sesuatu rentjana pembangunan jang seimbang dan bulat, tidak dapat diserahkan kepada instansi-instansi pemerintahan jang sudah ada melainkan perlu didjadikan funksi utama suatu badan perentjanaan tersendiri di Pusat.

2. Disamping itu perkembangan keadaan jang serba tidak me-muaskan menjebabkan timbulnja rangkaian usaha untuk meng-atasinja, berupa dilantjarkannja „Konsepsi Presiden”, kemudian diikuti oleh „Demokrasi Terpimpin”, pembentukan Kabinet Karya dan Dewan Nasional. Dan didalam rangka pelaksanaan „Demokrasi Terpimpin” itu pula dikandung maksud untuk membentuk suatu Dewan Perantjang Nasional seperti dirumuskan oleh Musjawarah Nasional Pembangunan tanggal 25 Nopember—4 Desember 1957.

B. Dewan Perantjang Nasional.

1. Pada tanggal 23 Oktober 1958 telah disahkan oleh Pemerintah Undang-undang No. 80 tahun 1958 tentang Dewan Perantjang Nasio-nal, kemudian disusul oleh Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1959 tentang Pelaksanaan Undang-undang Dewan Perantjang Nasional

Tetapi pada waktu laporan ini disiapkan Dewan belumlah

men-djadi kenjataan.

2. Dewan akan mempunjai dua tugas utama ialah:

a. mempersiapkan rantjangan Undang-undang pembangunan nasio-nal jang berentjana dan

b. menilai penjelenggaraan pembangunan itu.

(2)

Dalam pada itu rentjana itu harus disusun dengan memperhitung-kan penggunaan segala kekajaan alam dan pengerahan tenaga rakjat, tanpa memasuki bidang eksekutif,

Statusnja ialah sebagai pembantu Dewan Menteri, tetapi Ketua Dewan mempunjai kedudukan seorang Menteri.

Organisasi Dewan terbagi atas Pimpinan Dewan dan Pimpinan Seksi, jang diperhubungkan oleh badan Sekretariat Dewan dibawah seorang Sekretaris Djenderal, jang diangkat oleh Pemerintah atas usul Ketua Dewan.

Seterusnja Dewan nanti akan mengenal lima matjam sidang ialah: a. Sidang Pimpinan Harian Dewan Perantjang Nasional.

b. „ Pimpinan Dewan. c. „ Pimpinan Seksi. d. „ Pleno Seksi.

e. „ Pleno Dewan Perantjang Nasional.

Sedangkan lima tingkatan penjusunan rantjangan Undang-undang Pembangunan serta keputusan-keputusannja berturut-turut ialah: a. Seksi-seksi D.P.N. — saran — rantjangan U.U. —

e. Pemerintah dan Parlemen — Undang-undang — Pemba-ngunan.

Untuk keperluan penilaian Ketua Pimpinan Dewan membentuk suatu Panitia Penilaian Pembangunan jang pelaporannja harus di-sjahkan lebib dahulu oleh sidang pleno Dewan. Baru kemudian pelaporan itu bersama-sama dengan tambahan serta pendapat rapat pleno Dewan disampaikan oleh ketua kepada Dewan Menteri.

Penting ialah bahwa para Anggauta Dewan terdiri dari ahli-ahli dalam soal-soal pembangunan jang seluruhnja berdjumlah 71 orang dengan perintjian sebagai berikut:

a. Ketua dan para Wakil Ketua D.P.N. 4 b. Golongan-golongan fungsionil 34 „

c. Sardjana dan ahli 6 „

d. Fungsionil Daerah Swatantra tingkat I 21 „ e. Pedjabat sipil dan militer 6 „

Djumlah: 71 anggauta.

(3)

C. Perentjanaan Pembangunan Daerah.

1. Sungguhpun R.P.L.T. merupakan suatu rentjana pembangunan nasional dengan meneropong persoalan-persoalan dari sudut nasional dan melihat negara sebagai suatu kesatuan ekonomi, perhatian di-berikan kepada prinsip-prinsip perentjanaan pembangunan daerah, baik dalam Undang-undangnja (pasal 1 ajat 3), dalam Pendjelasan-nja (para 25) maupun didalam Nota TambahanPendjelasan-nja.

2. Dalam pada itu pekerdjaan-pekerdjaan persiapan pelaksanaan prinsip-prinsip itu dilakukan dengan pengiriman team-team Biro Perantjang Negara kedaerah-daerah pada bulan Agustus 1957 dengan tugas-tugas mengumpulkan bahan-bahan mengenai projek-projek jang dirasakan penting oleh Daerah-daerah.

Kemudian di Biro diadakan analisa dan penilaian bahan-bahan keterangan jang masuk dari Daerah-daerah dan pengumpulan per-intjian anggaran belandja negara menurut Daerah-daerah, lengkap dengan projek-projeknja dan achirnja diadakan integrasi Rentjana-rentjana Daerah kedalam Rentjana Nasional jang disiapkan untuk Musjawarah Nasional Pembangunan.

Dalam MUNAP rentjana-rentjana tersebut tidak sempat dibitjara-kan.

Sementara itu beberapa Daerah telah membentuk Badan Peren-tjanaannja sendiri, jakni:

Perlu ditjatat disini bahwa kini mendjelang terbentuknja Dewan Perantjang Negara, Pemerintah telah menegaskan tidak bermaksud membentuk Dewan Perantjang Nasional didaerah-daerah Swatantra tingkat I. Alasan-alasan pendirian ini ialah:

a. didalam Dewan Perantjang Nasional sudah duduk anggauta-anggauta jang dapat mengemukakan soal-soal pembangunan, didaerah Swatantra tingkat I;

b. Badan-badan Pembangunan jang sudah atau akan didirikan di-beberapa daerah Swatantra tingkat I jang dapat dilandjutkan

(4)

atas risikonja sendiri, dapat menjalurkan saran-sarannja melalui Pemerintah Pusat atau anggauta-anggauta termaksud pada sub a diatas, kepada Dewan Perantjang Nasional.

c. dapat dihindarkan bahwa Dewan mendjadi badan raksasa jang lumpuh-lamban jang memakan tenaga administrasi dan biaja negara jang tidak sedikit djumlahnja.

Referensi

Dokumen terkait

pemenuhan kebutuhan bagi peserta didik sudah cukup baik, dengan adanya perencanaan yang dilakukan mulai dari pemenuhan proses belajar baik secara teori maupun

(4) Dalam hal terjadi lowongan jabatan Wakil Sekretaris, jabatan tersebut hanya dapat diisi oleh salah seorang Anggota Dewan Pembina Wilayah/Cabang, dan Pimpinan Badan

Ditemukan sebanyak 600 kasus tentang penyalahgunaan Dana Desa disebabkan kurangnya pengawasan dalam pengelolaan keuangan desa baik pengawasan dari Desa maupun dari

(1) Setiap anggota kepengurusan, baik anggota Dewan Pimpinan Pusat, maupun anggota Dewan Pimpinan di semua tingkatan, dapat dikenai sanksi organisasi oleh Dewan

23) Penetapan pergantian dan penyempurnaan susunan personalia pengurus Partai tingkat Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Daerah dan Dewan Pimpinan Cabang. 24)

Pada tingkat konotasi, iklan diatas dapat dikatakan sebagai berikut: sebuah Truk putih besar bertuliskan FedEx, We live to believe yang datang tepat waktu pada sebuah

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA dengan menggunakan teknik pembelajaran roda konsekuensi kelas V SDN-2 Pangkalan Sari tahun pelajaran 2015/2016 Upaya meningkatkan hasil

(2) MUSDA Tingkat Kabupaten/Kota diadakan setiap 4 (empat) tahun sekali, namun dalam keadaan luar biasa dapat dipercepat atau ditunda atas persetujuan Pengurus