• Tidak ada hasil yang ditemukan

kepuasan kerja (2) id. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "kepuasan kerja (2) id. docx"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KINERJA PIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA PEGAWAI SEKRETARIAT DPRD

PROVINSI BANTEN

JURNAL

ditulis untuk menyelesaikan studi dan memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

oleh MEILA SARI NPM : 10010738

Program Studi : Manajemen Sumber Daya Manusia Program Pendidikan : Strata-1 (S-1)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

STIE BINA BANGSA

(2)

Jurnal

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KINERJA PIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA

PADA PEGAWAI SEKRETARIAT DPRD PROVINSI BANTEN Meila Sari

ABSTRACT

This research is motivated there is satisfaction and job dissatisfaction of Banten Provincial DPRD secretariat employees who are affected by leadership style and leadership performance. This study aims to determine the effect of leadership style on job satisfaction., Determine the effect of performance on job satisfaction., Determine the effect of leadership style and performance leadership on job satisfaction.

The research method used was a quantitative survey method using questionnaires distributed to respondents, amounting to 88 samples from a population of 725. Gov, and working conditions. Estimation process is done with the help of the program SPSS Windows 17.

From the results obtained estimates that the leadership style variable effect on job satisfaction rate of 5.2% with a 0.229 correlation and regression form = 81.750 + 0,151X1. The influence of leadership on job satisfaction

performance by 89.5% from 0.946 korelas and regression Y = 2.188 + 1,306X2.

Leadership style and leadership performance and significant effect proportional to job satisfaction variables with a correlation of 0.946. Determination coefficient of 0.896 or 89.6%. Multiple regression model was Y = 1.084 + + 1,297X2 0,021X1.

Resume from reseach is leadership style and leadership performance and significant effect proportional to job satisfaction.

Keywords: leadership styles, leadership performance and job satisfaction. ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi ada kepuasan dan ketidakpuasan kerja dari pegawai sekretariat DPRD Provinsi Banten yang dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan dan kinerja pimpinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja., mengetahui pengaruh kinerja terhadap kepuasan kerja., mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dan kinerja pimpinan terhadap kepuasan kerja.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey-kuantitatif dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada responden yang berjumlah 88 orang sampel dari populasi 725. erja, dan kondisi kerja. Proses estimasi dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS Windows 17.

Dari hasil estimasi yang didapat bahwa variabel gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kepuasan kerja sebesar 5,2% dengan angka korelasi 0,229 dan membentuk regresi = 81,750 + 0,151X1. Pengaruh kinerja pimpinan terhadap

(3)

1,306X2. Gaya kepemimpinan dan kinerja pimpinan berpengaruh signifikan dan

berbanding lurus terhadap variabel kepuasan kerja dengan korelasi sebesar 0,946. Koefisien determinasinya sebesar 0,896 atau 89,6%. Model regresi berganda adalah Y = 1,084 + 0,021X1 + 1,297X2.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan dan kinerja pimpinan berpengaruh terhadap kepuasan kerja.

Kata kunci : gaya kepemimpinan, kinerja pimpinan dan kepuasan kerja.

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten merupakan salah satu lembaga/instansi pemerintah di lingkungan Provinsi Banten. Sekretariat Dewan adalah organisasi pemerintah yang menjalankan tugas membantu menyediakan fasilitas guna kepentingan kegiatan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten. Organisasi Sekretariat Dewan Provinsi Banten dipimpin oleh seorang Kepala Sekretariat Dewan membawahi 5 (lima) bagian. Tiap-tiap bagian membawahi 3 subbagian. Pada setiap subbagian memiliki pegawai yang menjalankan tugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing. Jumlah pegawai pada Sekretariat Dewan lebih dari 700 orang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan non PNS.

(4)

pegawai terutama berkaitan dengan status kepegawaian/karir, dan imbalan/gaji yang diterima.

Ada sebagian pegawai merasa tidak puas atas gaya kepemimpinan dan kinerja pimpinan di sebagian kecil subbagian sekretariat Dewan Provinsi Banten. Kepala Sekretariat Dewan, Kepala Bagian dan Kepala Subbagian dipandang sebagai pimpinan yang memiliki bawahan dan dapat menentukan kewenangan, kebijakan dan perintah yang dapat dipatuhi oleh bawahan. Pada masing-masing pimpinan yang disebutkan memiliki gaya kepemimpinan dan kinerja tersendiri yang dapat memberikan kepuasan kerja kepada bawahan. Asumsi awal bahwa gaya seorang pemimpin dan kinerja pimpinan dapat berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai pada sebuah organisasi. Pembuktian pernyataan ini dapat dilakukan penelitian pada pegawai Sekretariat Dewan Provinsi Banten. Dugaan awal bahwa kepemimpinan pada Sekretariat Dewan Provinsi Banten menggunakan gaya kepemimpinan demokratis. Hal inilah yang mendorong penelitian ini dilakukan di Sekretariat Dewan Provinsi Banten untuk mengetahui kepuasan kerja pada pegawai yang dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan dan kinerja pimpinan.

1.2 Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian identifikasi masalah, penelitian ini membatasi masalah pada :

1. Gaya kepemimpinan kepala Sekretariat Dewan Provinsi Banten. 2. Kinerja pimpinan Sekretariat Dewan Provinsi Banten .

3. Pengaruh gaya kepemimpinan dan kinerja pimpinan terhadap kepuasan kerja Sekretariat Dewan Provinsi Banten.

1.3 Perumusan Masalah

Sebagai dasar pelaksanaan penelitian ini difokuskan pada rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai Sekretariat Dewan Provinsi Banten ?

(5)

3. Apakah gaya kepemimpinan dan kinerja pimpinan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai Sekretariat Dewan Provinsi Banten ?

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada :

a. Pimpinan Sekretariat Dewan Provinsi Banten dalam memilih gaya kepemimpinan yang dapat memberikan pengaruh positif terhadap kepuasan kerja pegawai. Pimpinan Sekretariat Dewan Provinsi Banten dapat meningkatkan kinerja.

b. Pegawai Sekretariat Dewan Provinsi Banten dapat memiliki kepuasan kerja dan meningkatkan kinerja dengan baik.

c. Peneliti dalam menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman dalam keilmuan tentang gaya kepemimpinan, kinerja, dan kepuasan kerja sehingga dapat membekali peneliti untuk diterapkan dalam melaksanakan kerja.

2. Kajian Teoretik 2.1 Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual. Setiap individu mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda-beda. Kepuasan kerja sebagai efektivitas atau respons emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan.1 Definisi ini mengandung pengertian bahwa kepuasan kerja

bukan suatu konsep tunggal. Seseorang dapat relatif puas dengan suatu aspek dari pekerjaan dan tidak puas dengan salah satu atau beberapa aspek lain. Kepuasan kerja merupakan suatu sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor-faktor pekerjaan, karakteristik individual, serta hubungan kelompok di luar pekerjaan itu sendiri.2Job satisfication is a peasurable emotional state

resulting from the appraisal of one’s job or job experinces.”3 Kepuasan kerja sebagai respon emosional menunjukkan perasaan yang 1 Kreitner & Kinicki. 2005. yang dikutif Hendry http://teorionline.wordpress.com/ 2014/

01/25/definisi-kepuasan-kerja ; dikutip juga oleh Wibowo. 2010. Manajemen Kinerja. Jakarta: Raja Grafindo, h. 300

2 Blum yang dikutip Sutrisno. 2010. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana, h. 76

(6)

menyenangkan berkaitan dengan pandangan karyawan terhadap pekerjaan.4 Kepuasan kerja berhubungan dengan sikap dari karyawan

terhadap pekerjaan itu sendiri, situasi kerja, kerjasama antara pimpinan dan sesama pimpinan dan sesama karyawan.5 Kepuasan kerja adalah

perasaan pekerja atau karyawan yang berhubungan dengan pekerjaan, yaitu merasa senang atau tidak senang, sebagai hasil penilaian individu yang bersangkutan terhadap pekerjaan.6

Ada 6 faktor penting yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan yaitu:7

1) The work itself, the extent to which the job provides the individual with interisting task, opportunities for learning, and the chance to accept resposibility. Pekerjaan itu sendiri, sejauhmana karyawan memandang pekerjaan sebagai yang menarik, memberikan kesempatan untuk belajar, dan peluang untuk menerima tanggung jawab.

2) Pay, the amount of financial remuneration that is received and the degree to which that is viewed aquitable vis-a-vis that of other in organization. Upah atau gaji merupakan jumlah balas jasa finansial yang diterima karyawan dan tingkat di mana hal ini dipandang sebagai suatu hal yang adil dalam organisasi.

3) Promotion opportunities, the chance for advancement in the hierarchy. Kesempatan untuk kenaikan jabatan dalam jenjang karir. Kesempatan promosi mengakibatkan pengaruh yang berbeda terhadap kepuasan kerja karena adanya perbedaan balas jasa yang

3 Colquitt, Lepine, and Wesson. 2009. Organizational Behavior: Improving Performance and Commitment In The Workplace. New York: McGraw-Hill/Irwin. h. 105

4 Handoko. 2010. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE, h. 217

5 Tiffin yang dikutip Rivai dan Sagala. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Rajawali Press Raja Grafindo Persada, h. 179

6 Luthans. 2011. Organization Behaviour. Twelfth Edition New York: McGraw-Hill/Irwin. h. 343

(7)

diberikan”.8 Promosi adalah “Proses pemindahan karyawan dari satu

jabatan ke jabatan yang lain yang lebih tinggi”.9

4) Supervision, the abilities of the supervisor to provide tchnical assistance and behavioral support. Supervisi, merupakan kemampuan penyelia untuk memberikan bantuan secara teknis maupun memberikan dukungan.

5) Co-worker, the degree to which fellow worker are technically proficient socially suportive. Rekan kerja, merupakan suatu tingkatan di mana rekan kerja memberikan dukungan.

6) Working condition, if the working conditionare good (clean, attractive, surrounding, for instance) the personnel will find it easier to carry out their job. Kondisi kerja, apabila kondisi kerja karyawan baik (bersih, menarik, dan lingkungan kerja yang menyenangkan) akan membuat pekerja mudahmenyelesaikan pekerjaan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dimensi penting kepuasan kerja, yaitu : Kepuasan kerja adalah respon emosional terhadap situasi kerja, hasil yang diperoleh memenuhi harapan, dan perhatian atau attitude yang berkaitan dengan pekerjaan. Indikator kepuasan kerja pada penelitian ditetapkan 6 unsur yaitu : The work itself

(Jenis Pekerjaan); Pay (Gaji); Promotion opportunities (Kesempatan promosi); Supervision (Pengawasan); Co-worker (Rekan kerja); Working condition (Kondisi kerja).

2.2 Gaya Kepemimpinan

Kepemimpinan (leadership) sebagai suatu proses sekaligus sebagai atribut. “Kepemimpinan sebagai suatu proses adalah penggunaan pengaruh tanpa paksaan untuk membentuk tujuan-tujuan group atau organisasi, memotivasi perilaku ke arah pencapaian tujuan-tujuan tersebut, dan membantu mendefinisikan kultur group atau organisasi.”10

Sedangkan kepemimpinan sebagai atribut menurut “kepemimpinan

(8)

adalah sekelompok karakteristik yang dimiliki oleh individu yang dipandang sebagai pemimpin.”11

Pengertian kepemimpinan menurut para ahli adalah “kemampuan mempengaruhi orang lain.12” Poses kegiatan penggerakan itu berarti

juga menuntun dan membimbing agar sekelompok atau sejumlah orang melakukan sesuatu yang di kehendaki pimpinan dengan tujuan bersama. Definisi lain tentang kepemimpinan, seperti dikemukakan oleh Syafi’i yang menyatakan "kepemimpinan berarti kemampuan dan kepribadian seseorang dalam mempengaruhi serta membujuk pihak lain agar melakukan tindakan pencapaian tujuan bersama.”13

Batasan kepemimpinan di atas, dapat disimpulkan bahwa pemimpin adalah individu yang mampu mempengaruhi perilaku orang lain tanpa harus mengandalkan kekerasan. Pemimpin adalah individu yang diterima oleh orang lain sebagai pemimpin.

Gaya kepemimpinan merupakan suatu cara pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya yang dinyatakan dalam bentuk pola tingkah laku atau kepribadian. Ada dua faktor yang mempengaruhi perilaku kepemimpinan, yaitu faktor pribadi bawahan dan faktor lingkungan kerja, kedua orang tersebut membedakan adanya empat gaya kepemimpinan, yaitu : 14,15

1. Gaya kepemimpinan otoriter atau otokrasi, artinya sangat memaksakan kehendak kekuasaannya kepada bawahan. 2. Gaya kepemimpinan demokratis, artinya bersikap tengah

antara memaksakakan kehendak dan memberi kelonggaran kepada bawahan.

3. Gaya kepemimpinan laissez fire, yakni sikap membebaskan bawahan; dan

4. Gaya kepemimpinan situasional, yakni suatu sikap yang lebih melihat situasi: kapan harus bersikap memaksa, kapan harus moderat, dan pada situasi apa pula pemimpin harus memberikan keleluasaan pada bawahan.

11 Ibid. h, 68

12 Thoha. 2010. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Rajawali pers. h, 9

13 Syafi’i Inu Kenana . 2009. Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia. Bandung : Refika Aditama, h. 1

14 House dan Mitchel dalam Nawawi, Hadawi dan Martini . 2002. Kepemimpinan yang Efektif. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, h. 131

(9)

Indikator gaya kepemimpinan dirinci diuraikan sebagai berikut :16

a. Indikator kepemimpinan bertipe Otoriter : 1) Mementingkan diri sendiri dan kelompok 2) Selalu memerintah

3) Memberikan tugas mendadak 4) Sikap keras terhadap bawahan

5) Setiap keputusannya tidak dapat dibantah 6) Hubungan dengan bawahan kurang serasi 7) Bertindak sewenang-wenang

b. Indikator kepemimpinan bertipe Demokratis : 1) Pendapatnya terfokus pada hasil musyawarah 2) Tenggang rasa dalam suasana kekeluargaan

3) Memberi kesempatan pengembangan karier bawahan 4) Selalu menerima kritik bawahan

5) Mengetahui kekurangan dan kelebihan bawahan 6) Menghargai pendapat bawahan

c. Indikator kepemimpinan bertipe laissez fire : 1) Pemimpin bersikap pasif

2) Semua tugas diberikan kepada bawahan

3) Banyak bawahan merasa dirinya sebagai orang yang berkuasa 4) Kurang berwibawa

5) Menjunjung tinggi hak asasi

6) Menghargai pendapat bawahan (orang lain) d. Indikator kepemimpinan bertipe situasional:

1) Supel atau luwes dan berwawasan luas 2) Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan 3) Mampu menggerakkan bawahan

4) Berprinsip dan konsisten terhadap suatu masalah 5) Mempunyai tujuan yang jelas

6) Bersikap terbuka bila menyangkut bawahan

(10)

7) Mau membantu memecahkan permasalahan bawahan 8) Mengutamakan suasana kekeluargaan

9) Berkomunikasi dengan baik 10) Mengutamakan produktivitas kerja 11) Bertanggung jawab

12) Mau memberikan tanggung jawab pada bawahan 13) Bersikap tegas dalam situasi dan kondisi tertentu 2.3 Kinerja

Kinerja merupakan hal yang bersifat individual, karena setiap pegawai mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda dalam mengerjakan tugas. Pihak manajemen dapat mengukur karyawan atas unjuk kerja berdasarkan kinerja dari masing - masing karyawan. Kinerja adalah sebuah aksi, bukan kejadian. Aksi kinerja itu sendiri terdiri dari banyak komponen dan bukan merupakan hasil yang dapat dilihat pada saat itu juga. Kinerja tergantung pada kombinasi antara kemampuan, usaha, dan kesempatan yang diperoleh. Hal ini berarti bahwa kinerja merupakan hasil kerja karyawan dalam bekerja untuk periode waktu tertentu dan penekanannya pada hasil kerja yang diselesaikan karyawan dalam periode waktu tertentu.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat pula diartikan bahwa “kinerja adalah sebagai seluruh hasil yang diproduksi pada fungsi pekerjaan atau aktivitas khusus selama periode khusus.”17 Kinerja

keseluruhan pada pekerjaan adalah sama dengan jumlah atau rata-rata kinerja pada fungsi pekerjaan yang penting. Fungsi yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut akan dilakukan dan tidak dilakukan dengan karakteristik kinerja individu. “Kinerja yang tinggi dapat tercapai oleh karena kepercayaan (trust) timbal balik yang tinggi di antara anggota-anggota, artinya para anggota mempercayai integritas, karakteristik, dan kemampuan setiap anggota lain. Untuk mencapai kinerja yang tinggi memerlukan waktu lama untuk membangun, memerlukan kepercayaan, 17 Gomes Faustino Cordoso. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:

(11)

dan menuntut perhatian yang seksama dari pihak manajemen.18 “Kinerja

(performance) dengan prestasi kerja yaitu proses melalui mana organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan.”19

Ada lima indikator kinerja yang populer, yaitu: 20

1. Prestasi pekerjaan, meliputi: akurasi, ketelitian, keterampilan, dan penerimaan, keluaran.

2. Kuantitas pekerjaan, meliputi: volume keluaran dan kontribusi.

3. Kepemimpinan yang diperlukan, meliputi: membutuhkan saran, arahan atau perbaikan

4. Kedisiplinan, meliputi : kehadiran, sanksi, regulasi, dapat dipercaya atau diandalkan dan ketepatan waktu

5. Komunikasi, meliputi : hubungan antar karyawan maupun dengan pimpinan, media komunikasi.

3. Metodologi Penelitian 3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja pegawai Sekretariat Dewan Provinsi Banten.

2. Mengetahui pengaruh kinerja pimpinan terhadap kepuasan kerja pegawai Sekretariat Dewan Provinsi Banten.

3. Mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dan kinerja pimpinan secara bersama-sama terhadap kepuasan kerja pegawai Sekretariat Dewan Provinsi Banten.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekretariat Dewan Provinsi Banten Komplek Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten Jalan Raya Syekh Nawawi Al-Bantani Serang. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu Juli, Agustus dan September 2014.

3.3 Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik yang digunakan adalah angket dengan skala

likert, yaitu untuk mengukur sikap responden terhadap pernyataan atas suatu

(12)

indikator dari sebuah variabel. Sikap yang diukur dalam hal ini adalah setuju atau tidak setuju.21

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional dengan cara regresi linier berganda. Oleh karena itu pendekatan yang digunakan adalah korelasi product moment dan regresi linier berganda. Model penelitian yang digunakan adalah :

KK = β0 + β1GK+ β2KP + ҽt

Keterangan :

KK = Kepuasan Kerja GK = Gaya Kepemimpinan KP = Kinerja Pimpinan 3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Yang dimaksud dengan populasi menurut yaitu, “keseluruhan dari subjek peneliti.”22 Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai

Sekretariat Dewan Provinsi Banten sebanyak 725 orang yang tersebar pada 15 subbagian.

3.4.2 Sampel

Pengambilan sampel berdasarkan pendapat Slovin sebagai berikut:

n = N 1+N e2 ."

23

n = sampel yang diperoleh N = jumlah populasi

e = eror / tingkat kepercayaan

Berdasarkan keterangan rumus di atas, peneliti menetapkan eror/ tingkat kepercayaan sebesar 10%. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan rumus adalah 88 orang. Sampel 21 Tim penyusun. 2012. Pedoman Penulisan Skripsin dan Jurnal Ilmiah. Serang: STIE

Bina Bangsa, h. 104 22 Ibid, h. 108

(13)

diambil secara proporsional pada 15 subbagian yang terdiri dari unsur pimpinan dan pegawai 5-6 orang.

3.5 Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Definisi Konseptual

Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik angket. Teknik angket dimaksudkan untuk memperoleh data tentang gaya kepemimpinan, kinerja pimpinan dan kepuasan kerja.

Angket dalam penelitian ini meliputi variabel gaya kepemimpinan, variable kinerja pimpinan, dan kepuasan kerja. Masing-masing variabel memiliki indikator. Variabel X1 adalah gaya

kepemimpinan memiliki indikator yang meliputi :

1 Gaya kepemimpinan otoriter, (sangat memaksakan kehendak kekuasaannya)

2 Gaya kepemimpinan demokratis, (bersikap tengah antara memaksa kan kehendak dan memberi kelonggaran kepada bawahan)

3 Gaya kepemimpinan laisse fire, (sikap membebaskan bawahan) 4 Gaya kepemimpinan situasional (sikap yang lebih melihat

situasi: kapan harus bersikap memaksa, moderat, dan pada situasi apa member kan keleluasaan pada bawahan)

Variabel X2 adalah Kinerja karyawan yang meliputi :

1. Prestasi pekerjaan, meliputi: akurasi, ketelitian, keterampilan, dan penerimaan, keluaran.

2. Kuantitas pekerjaan, meliputi: volume keluaran dan kontribusi. 3. Kepemimpinan yang diperlukan, meliputi: membutuhkan saran,

arahan atau perbaikan

4. Kedisiplinan, meliputi : kehadiran, sanksi, regulasi, dapat dipercaya/diandalkan dan ketepatan waktu

5. Komunikasi, meliputi : hubungan antar karyawan maupun dengan pimpinan, media komunikasi.

(14)

Variabel Y adalah Kepuasan kerja yang meliputi : 1. The work itself (Jenis Pekerjaan),

2. Pay (Gaji),

3. Promotion opportunities (Kesempatan promosi), 4. Supervision (Pengawasan),

5. Co-worker (Rekan kerja),

6. Workingcondition (Kondisi kerja) 3.5.2 Hasil Uji Coba Instrumen

3.5.2.1 Pengujian Validitas

Validitas menunjukkan apakah alat ukur tersebut memiliki taraf kesesuaian atau ketepatan dalam melakukan pengukuran. Dari semua item angket, ada 1 item angket kepuasan kerja nomor 16 tidak valid, lainnya valid.

3.5.2.2 Reliabilitas

Uji Reliabilitas menunjukkan ketepatan, kemantapan, dan homogenitas alat ukur yang dipakai. Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS, yang akan memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Hasil angket semua variabel dinyatakan reliabel.

3.6 Teknik Analisis Data 3.6.1 Uji Normalitas24

(15)

Uji asumsinormalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov program SPSS Windows 17. Hasil angket dinyatakan berdistribusi normal.

3.6.2 Uji Homogenitas25

Uji homogenitas dimaksudkan untuk

memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Pada analisis regresi, persyaratan analisis yang dibutuhkan adalah bahwa galat regresi untuk setiap pengelompokan berdasarkan variabel terikatnya memiliki variansi yang sama. Semua variabel dinyatakan homogen.

3.6.3 Analisis Korelasional

Data yang sudah dikumpulkan kemudian dimasukan ke dalam teknik analisa data yaitu teknik korelasi product moment. 3.6.4 Analisis Regresi26

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel dependen atau kriteria dapat diprediksikan melalui variabel

independen atau prediktor, secara individual. 3.6.5 Analisis Regresi Berganda27

Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah model yang

dibangun mempunyai hubungan yang linear atau tidak. Uji

linearitas digunakan untuk mengkonfirmasi apakah sifat linear antar dua variabel yang diidentifikasikan secara teori sesuai dengan hasil observasi yang ada.

3.6.6 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen.

(16)

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang

kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

3.6.7 Uji t28

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.

3.6.8 Uji F29

Uji F digunakan pada dasarnya menunjukkan apakah semua variable independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

3.7 Hipotesis statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah: Hipotesis 1

H0 : β1 =0 gaya kepemimpinan tidak berpengaruh positif terhadap kepuasan

kerja pegawai Sekretariat Dewan Provinsi Banten.

H1 : β1  0 gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja

pegawai Sekretariat Dewan Provinsi Banten. Hipotesis 2

H0 : β2 =0 Kinerja Pimpinan tidak berpengaruh positif terhadap kepuasan

kerja pegawai Sekretariat Dewan Provinsi Banten.

H1 : β2  0 Kinerja pimpinan berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja

pegawai Sekretariat Dewan Provinsi Banten. Hipotesis 3

(17)

H0 : β1,2 =0 gaya kepemimpinan dan kinerja pimpinan secara bersama-sama

tidak berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja pegawai Sekretariat Dewan Provinsi Banten.

H1 : β1,2  0 gaya kepemimpinan dan kinerja pimpinan secara bersama-sama

berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja pegawai Sekretariat Dewan Provinsi Banten.

4. Hasil Penelitian

4.1 Pengaruh dari Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja. Analisis Korelasi dihitung dengan korelasi Pearson Product Moment menggunakan SPSS Windows 17 diperoleh angka korelasi 0,229 termasuk korelasi rendah dan signifikan pada  < 0,05, sedangkan rtabel

0,213 sehingga rhitung > rtabel. Koefisien determinasi adalah 5,2% dengan

persamaan linier Y = 81,750 + 0,151X1. Dengan demikian hipotesis H1

diterima.

4.2 Pengaruh dari Kinerja Pimpinan terhadap Kepuasan Kerja.

Berdasarkan analisis korelasi diperoleh rhitung 0,946 sedangkan rtabel

0,213 sehingga rhitung > rtabel. Besarnya pengaruh berdasarkan Koefesien

Determinasi sebesar 89,5% dan membentuk persamaan linier Y = 2,188 + 1,306X2. Dengan demikian hipotesis H1 diterima.

4.3 Pengaruh dari Gaya Kepemimpinan dan Kinerja Pimpinan terhadap Kepuasan Kerja.

Analisis Korelasi dihitung dengan korelasi Pearson Product Moment menggunakan SPSS Windows 17 diperoleh angka korelasi gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja sebesar 0,229, korelasi gaya kepemimpinan terhadap kinerja pimpinan sebesar 0,210, korelasi kinerja pimpinan terhadap kepuasan kerja sebesar 0,946 termasuk korelasi sempurna dan signifikan pada  < 0,05. Analisis korelasi berganda sebesar 0,946 termasuk korelasi sempurna sehingga Koefesien Determinasi yang diperoleh adalah 89,6%, sedangkan rtabel 0,213

sehingga rhitung > rtabel.

Berdasarkan perhitungan SPSS Windows 17 diperoleh persamaan

(18)

kepemimpinan dan kinerja pimpinan secara bersama-sama terhadap kepuasan kerja diperoleh angka 364,333 dan signifikant 0,000 < 0,05.

Dengan demikian hipotesis H1 diterima.

5. Kesimpulan

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Gaya kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai Sekretariat Dewan Provinsi Banten. Hal ini dibuktikan dari hasil korelasi menunjukkan 0,229 dan koefesien determinasi 5,2% termasuk korelasi rendah dengan persamaan regresi

linier Y = 81,750 + 0,151X1.

2. Kinerja pimpinan berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja pegawai Sekretariat Dewan Provinsi Banten. Berdasarkan korelasi diperoleh rhitung 0,946 sehingga rhitung > rtabel. Besarnya pengaruh

berdasarkan Koefesien Determinasi sebesar 89,5% dan membentuk persamaan linier Y = 2,188 + 1,306X2.

3. Gaya kepemimpinan dan kinerja pimpinan secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja pegawai Sekretariat Dewan Provinsi Banten. Berdasarkan korelasi diperoleh rhitung 0,946 sedangkan

rtabel 0,213 sehingga rhitung > rtabel. Besarnya pengaruh berdasarkan

Koefesien Determinasi sebesar 89,6% dan membentuk persamaan linier

Y = 1,084 + 0,021X1 + 1,297X2.

Daftar Pustaka

Ali, M. 2002. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta. Biatna Dulbert Tampubolon. 2007 dalam judul Analisis Faktor Gaya

Kepemimpinan dan Faktor Etos Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada Organisasi yang Telah Menerapkan SNI 19-9001-2001.

(19)

Dessler, Garry. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Bahasa Indonesia Jilid 2. Jakarta: Prenhallindo

Fahmi (2009) dalam judul Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai SPBU Pandanaran Semarang.

Skripsi STIE Semarang

Gomes Faustino Cordoso. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi Offse

Gozali. 2010. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Edisi 3. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Gibson, Ivanicevich dan Donnely. 2010. Organisasi : Prilaku, struktur, Proses.

Penerjemah Dzarkasih. Jakarta: Erlangga, 2010.

Hani Handoko. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE, Hariandja. Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gramedia Widiasarana, 2012

Hasibuan. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Graha Ilmu. Kartono. 2010. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta : Rajawali Pers, Edisi I h Ralph M. Stogdill dalam Wahjosumidjo. 1994. Kepemimpinan dan Motivasi.

Ghalia Indonesia

Rivai dan Sagala. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Rajawali Press Raja Grafindo Persada. Robbins. 2009. Perilaku Organisasi. Edisi Sepuluh Bahasa Indonesia. Jakarta:

Indeks.

Siagian. 2010. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: RinekaCipta

Simamora Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: SIE YKPN.

Syafi’i Inu Kenana. 2009. Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia. Bandung : Refika Aditama

Referensi

Dokumen terkait

Sebagain standar pemanfaatan alat bantu untuk layanan disabilitas fisik di Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik (BRSPDF) Wirajaya belum sesuai dengan

berikut: panjang dari hidung sampai ujung ekor antara 220 mm – 370 mm, panjang ekor sama atau lebih panjang 105 persen dari panjang badan (hidung sampai

Mahasiswa sebagai salah satu elemen intelektual dalam masyarakat adalah salah satu pihak yang turut mengemban amanah pembangunan bangsa, khusunya dibidang

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan rasio Si/Al yang berkaitan dengan dealuminasi dalam proses pengasaman dengan menggunakan konsentrasi

Bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zulfikar (2014), yang menemukan bahwa risiko pasar (NIM) berpengaruh negatif pada kinerja bank yang diukur

Didalam papan permainan terdapat sebuah bola yang akan dijalankan oleh user, kotak yang berupa goal dari permainan tersebut dan dinding/garis yang berfungsi untuk

elektrolit akibat cedera termal yang berdampak sistemik. Masalah yang terjadi adalah Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah kerusakan atau

Pembuatan film action ini menggunakan penggabungan teknik live shoot dan special effect untuk menvisualkan adegan yang tidak dapat dicapai dengan alat yang biasa dan