• Tidak ada hasil yang ditemukan

Yulius STTS Surabaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Yulius STTS Surabaya"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KULIAH PILIHAN PADA KURIKULUM DESAIN

KOMUNIKASI VISUAL

Yulius Widi Nugroho

Desain Komunikasi Visual STTS (Sekolah Tinggi Teknik Surabaya)

Jl. Ngagel Jaya Tengah 73-77 Surabaya

(2)

ABSTRAK

Perkembangan bisnis di dunia fotografi berdampak pula pada perubahan kurikulum pendidikan, setidaknya pendidikan tidak ketinggalan terlalu jauh. Tetapi pada kenyataannya perubahan kurikulum hanya menjadi penambahan jumlah materi menjadi beban peserta didik, bukan pengembangan secara efektif. Setidaknya dari permasalahan-permasalahan tersebut menjadi gambaran kondisi pendidikan khususnya pendidikan fotografi di jurusan desain komunikasi visual. Sepertinya institusi pendidikan harus mencoba untuk berbenah diri, mengevaluasi, merevitalisasi, mengikuti perkembangan dunia bisnis fotografi yang mengikuti kebutuhan masyarakat yang variatif dan selalu berubah-ubah.

.

ABSTRACT

Business developments in the world of photography to impact the school curriculum changes, at least not to miss too much. But in fact the only change being the addition of curriculum material into a load of learners, not development effectively. At least of the problems is esimate of the condition of education, especially the education of photography in visual communication design majors. Looks like educational institutions should try to improve itself, evaluate, revitalize, followed a photography business world that follow the needs of the community are varied and always changing.

PENDAHULUAN

Kita memasuki era baru, dimana telah terjadi evolusi dalam perkembangan

teknologi media, yaitu digital Dalam dunia fotografi digital saat ini, praktisi

fotografi semakin dimanja dengan kecanggihan peralatan untuk bisa mendapatkan

hasil karya foto yang lebih baik secara teknis. Dan peminatan di dunia fotografi

juga semakin meningkat seiring dengan bertambahnya kebutuhan masyarakat

yang memerlukan fotografi.. Perkembangan fotodigital (pengembangan kamera

digital dan komputer grafis) membuat proses produksi dan reproduksi citraan

begitu pesat. Dengan makin mudahnya masyarakat mengakses alat fotografi,

maka sekarang bermunculanlah club-club atau penggemar fotografi, lomba-lomba

fotografi dengan hadiah yang sangat menggiurkan, yang tentunya akan semakin

mengokohkan fotografi di mata publik. Selain itu bermunculan pula workshop,

seminar sehari atau berhari-hari tentang fotografi.

(3)

merebak. Peluang bisnis di industri fotografi tidak akan pernah mati selama

masyarakat masih membutuhkan sebuah hasil karya foto untuk diabadikan pada

momen berharga dalam hidupnya. Maka, kesempatan untuk menjadi pebisnis baru

dalam dunia fotografi masih menjanjikan.

Kurikulum DKV selama ini mengajarkan fotografi sebagai media utama

ataupun media pendukung untuk berkarya komunikasi visual. Dalam kurikulum

DKV, fotografi memang menjadi salah satu komponen ilmu yang diberikan

dengan bobot SKS yang besar, karena di beberapa institusi atau perguruan tinggi

yang mempunyai program studi DKV, rata-rata menargetkan mata kuliah

fotografi beban SKS-nya 3 atau 4 dan berlangsung dua semester. Beban tersebut

bukan jumlah yang sedikit dengan pengeluaran biaya juga banyak. Memang pada

awalnya seorang lulusan DKV bisa menjadi seorang fotografer.

Bidang DKV terdiri dari banyak bidang tetapi fokusnya tetap mengarah ke

graphic design, dan fotografi adalah salah satu komponen yang ada di dalam sub

ilmu DKV. Walaupun demikian banyak mahasiswa DKV yang menjadi seorang

fotografer sebagai pilihan profesi, untuk itu mahasiswa tersebut memperdalam

fotografi dengan mengikuti kursus fotografi di tempat kursus-kursus fotografi

profesional setelah lulus kuliah.

Karya fotografi banyak yang hanya sebatas ditampilkan di jejaring sosial

pribadi mahasiswa atau pun website gratis lainnya. Dilihat dari kualitas hasil

karya foto mereka sudah memenuhi kaidah fotografi yang baik dan benar, tapi

masih kurang memiliki jiwa kewirausahaan sehingga mereka belum mampu atau

masih menganggap remeh peluang pasar usaha yang berawal dari hobi apalagi

jika didasarkan pada kemampuan akademis.

TINJAUAN PUSTAKA

Latar sejarah pendidikan fotografi di Indonesia, berawal dari kota Bandung.

Geliat menyebarkan ilmu fotografi secara sistematis, jauh telah dilakukan sebelum

masa penjajahan Jepang masuk di Indonesia (1942). Bisa disebut masa keemasan

kolonial Belanda, yang diberikan oleh Mr. Noss, seorang warga Belanda yang

(4)

menetap dan membuka kursus terbatas bagi mereka yang ingin belajar fotografi

masa itu. Setelah Jepang berakhir, tampil Mr. Jap, tahun 1958, seorang Tionghoa

membuka kursus proses cuci-cetak hitam putih untuk umum, di jalan Sunda

Bandung. Bisa disimpulkan, kedua pelatihan fotografi ini terbatas di persoalan

teknis. Baru beberapa tahun kemudian, setelah kursus terbatas oleh Alm. RM.

Soelarko yang bernama Fokine tahun 1971, kemudian tahun 1979, melalui

Prayitno, lahirlah sekolah fotografi modern; Institute Seni Fotografi dan

Disain/ISFD di jalan Riau 55 Bandung. Melalui intitusi ini, sistem manajemen

telah diterapkan, termasuk alat peraga dan metode ajar.

Fotografi menjadi ilmu yang berdiri sendiri, tetapi fotografi juga diperlukan

untuk mendukung segala macam aspek keilmuan. Salah satunya adalah bidang seni

dan desain, fotografi dalam DKV (Desain Komunikasi Visual) tidak berdiri sendiri,

tapi mendukung fungsi utama dari desain komunikasi visual itu sendiri, yaitu untuk

berkomunikasi antara produsen produk atau jasa kepada khalayak sasarannya. Dan

untuk itu, fotografi dalam desain komunikasi visual memerlukan pemecahan dari

berbagai masalah yang timbul, seperti masalah komunikasi (pesan dapat ditangkap

atau tidak oleh khalayak sasaran), masalah artistik (keindahan dari foto itu sendiri),

masalah teknis, dan masalah biaya (besar biaya biasanya telah ditentukan berdasarkan

persetujuan dengan klien).

Dalam perkembangannya, Fotografi dapat digunakan oleh mahasiswa sebagai

kompetensi utama menghadapi dunia pekerjaan, didukung pula mata kuliah

kewirausahaan yang diwajibkan untuk diikuti. Menurut Scharg et. al. (1987)

wirausahawan merupakan hasil belajar. Meskipun jiwa wirausahawan mungkin

juga diperoleh sejak lahir (bakat), namun jika tidak diasah melalui belajar dan

dimotivasi dalam proses pembelajaran, sulit dapat diwujudkan. Untuk

mempertajam minat dan kemampuan wirausahawan perlu ditumbuh-kembangkan

melalui proses pembelajaran. Di sinilah letak dan pentingnya pendidikan

wirausahawan dalam pendidikan.

(5)

Menggabungkan dua sisi seni dan manajemen administratif, bukan suatu yang

mudah, namun bisa dilakukan dengan menyusun bisnis model yang tepat dan

mencari mitra yang tepat untuk menutupi sisi kekurangannya satu sama lain.

Menurut Kompas.com, ada beberapa peluang yang dapat diambil di bisnis

fotografi: Pertama, jasa foto komersial, model ini adalah model paling

konvensional dengan menawarkan jasa dan klien membayar. Jasa yang diberikan

bisa foto portrait perorangan atau keluarga, foto pernikahan, foto produk yang

besaran klien dan pendapat bisa ditentukan sendiri.

Kedua, foto stock (photo stock agency) yang bisa menampung kemudian

menjual berbagai macam konsep foto di internet. Misalnya foto pemandangan,

produk, adegan, hewan, atau konsep-konsep foto untuk naskah presentasi seperti

orang berjabatan, dan sebagainya. Ketiga, menerbitkan buku fotografi, bisa

tutorial fotografi, bisa juga perjalanan ke suatu tempat, atau bisa juga kumpulan

portfolio. Dalam hal ini bekerja sama dengan penerbit dengan mengirimkan

naskah atau menerbitkannya sendiri, dan bisa juga dijual di internet dalam bentuk

majalah/buku elektronik.

Keempat, pameran karya foto dengan menentukan konsep pameran, dan

menyewa galeri atau tempat khusus untuk memajang karya tersebut, sehingga

orang lain melihat dan tertarik untuk membelinya. Kelima, membuka kelas foto

dengan pengetahuan fotografi yang baik dapat membagikan ilmu kepada orang

lain, dan lebih lanjut bisa mempertanggung jawabkan ilmu tersebut. Kelas foto

bisa dimulai dengan membuat sebuah komunitas belajar foto bersama.

Keenam, membuat event kegiatan fotografi,misalnya banyak para fotografer

pemula menyukai acara 'foto hunting', dimulai dengan penentuan konsep tertentu,

kemudian memungut biaya pendaftaran dari para peserta. Dan masih banyak lagi

bisnis di bidang fotografi yang bisa digali secara kreatif dan melibatkan berbagai

unsur bisnis yang lain.

(6)

MANAJEMEN BISNIS FOTOGRAFI

Menggabungkan dua sisi seni dan manajemen administratif, bukan suatu

yang mudah, namun bisa dilakukan dengan menyusun bisnis model yang tepat

dan mencari mitra yang tepat untuk menutupi sisi kekurangannya satu sama lain.

Mahasiswa menjadi salah satu tolak ukur terhadap kemajuan dan

keberhasilan pendidikan di suatu negara, semakin banyak jumlah mahasiswa yang

dapat melanjutkan studi, semakin meningkatkan pola dan cara pandangnya

sebagai bentuk memberikan kontribusi terhadap kemajuan bangsa. Penanaman

modal kewirausahaan melalui pendidikan berbasis portofolio sudah seharusnya

diterapkan oleh mahasiswa sebagai wadah kreasi dan menuangkan imajenasi

secara menyeluruh terus-menerus.

Mahasiswa harus memahami materi dalam rangka pencapaian nilai

kompetensinya, menguasai pengetahuann kewirausahaan secara tuntas, sehingga

memungkinkan untuk dapat tampil dalam kegiatan seperti: pelatihan, seminar,

lomba dan lain-lain, baik tingkat wilayah, provinsi, nasional dan internasional.

Menurut Tirto Andayanto MR, persaingan dalam memberikan harga jasa

fotografi saat ini semakin ketat, di mana semuanya bisa dengan mudah

mendapatkan peralatan fotogarafi dan belajar fotografi, sehingga banyak yang

lupa bahwa untuk bisnis fotografi, semua yang sudah diinvestasikan dan dipelajari

mempunyai harga, dan tentunya setiap orang akan berbeda harganya sesuai

dengan alat yang diinvestasikannya. Jadi jangan heran apabila ada sebuah agensi

jasa fotografi mematok harga yang mahal, sedangkan yang lain mematok harga

murah, karena perhitungannya jelas, yaitu mereka telah menginvestasikan alatnya

dan tentunya harus bisa mengembalikan modal awal ketika berinvestasi alat

tersebut.

Namun jangan terpatok dahulu dengan peralatan yang harus diinvestasikan,

yang terpenting adalah bisa atau tidak kita menjual jasa fotografi untuk kebutuhan

komersial. Untuk tetap mendapatkan kepercayaan dari klien, seseorang yang ingin

terjun di bisnis fotografi, tentunya harus memahami manajemen fotografi, supaya

setiap angka yang dikeluarkan bisa dengan jelas dipahami oleh klien. Kuncinya

adalah memisahkan harga produksi dengan harga jasa, karena inilah yang

(7)

keuntungannya adalah harga yang di mark-up dari harga produksi.

SOFT SKILL BISNIS

Hard skill adalah kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan teknis

operasional yang wajib dipelajari di dunia fotografi, tapi selain itu soft skill juga

perlu dipelajari untuk mendukung kemampuan teknis tersebut. Keterampilan ini

merupakan keterampilan hidup untuk menjadi seseorang yang berkepribadian.

Soft skill meliputi keterampilan-keterampilan yang bersifat interpersonal dan

intrapersonal. Interpersonal misalnya kemampuan bersosialisasi, beradaptasi dan

berkomunikasi juga sangat penting di dunia fotografi. Intrapersonal meliputi

keterampilan mengelola perasaan, berefleksi, mengkoreksi diri dan melakukan

self talk.

Sebenarnyaya cakupan soft skill sangat luas meliputi kemampuan dan

sifat-sifat manusia seperti: kesadaran diri, dapat dipercaya, berhati nurani, mampu

beradaptasi, berpikir kritis, bersikap, berinisiatif, berempati, percaya diri,

berintegritas, kontrol diri, kesadaran berorganisasi, bersahabat, berpengaruh,

berani ambil resiko, bisa selesaikan masalah, punya jiwa pemimpin, memiliki

manajemen waktu, dan beberapa yang lain. Konten tentang soft skill ini akan

mendukung pembelajaran tentang bisnis, khususnya bisnis fotografi yang dikemas

dalam MKP (Mata Kuliah Pilihan) pada jurusan DKV STTS (Sekolah Tinggi

Teknik Surabaya) yaitu Perencanaan Bisnis Fotografi

MATA KULIAH PILIHAN DKV

Untuk eksistensinya, perguruan tinggi mau tidak mau harus menjalankan

penjaminan mutu pendidikan tinggi yang diselenggarakannya sebagai akibat dari

penilaian stakeholders senantiasa berkembang, maka penjaminan mutu juga harus

selalu disesuaikan pada perkembangan itu secara berkelanjutan (continuous

improvement). Kurikulum yang diberikan harus secara nyata mempersiapkan

peserta didik dapat bersaing dalam era global. Paradigma penumpukan materi

yang selama ini dipakai hendaknya diubah menjadi paradigma pemberdayaan

(8)

potensi peserta didik. Sistem pendidikan harus sedini mungkin mendeteksi potensi

peserta didik dan kemudian mengembangkannya. Kurikulum yang terarah dan

ramping akan membuat peserta didik fokus terhadap materi dan muatan

kurikulum yang sesuai dengan minat dan kemampuan.

Tacit knowledge (pengetahuan alami, sebagian orang menyebutnya

pengetahuan bawaan) mahasiswa sungguh beragam dan memiliki kekhasannya

masing-masing dan perguruan tinggi kurang memiliki wadah atau instrumen

untuk mengakomodasi tacit knowledge mahasiswanya.

Pari paparan di atas, inilah mengapa perguruan tinggi seperti STTS (Sekolah

Tinggi Teknik Surabaya) khususnya jurusan DKV memberikan mata kuliah

pilihan kepada mahasiswanya, salah satunya adalah Mata Kuliah Perencanaan

Bisnis Fotografi. Mata kuliah pilihan ini merupakan strategi untuk membentuk

soft skill dan hard skill mahasiswa sehingga mereka menjadi pribadi yang unggul

yang siap bersaing dan dapat berkontribusi pada stakeholder. Dan harus dicermati,

bahwa matakuliah pilihan yang diberikan benar-benar memperhatikan kondisi

perkembangan epistemologi, sosial dan pasar kerja.

PENUTUP

Materi tentang bisnis yang diterapkan pada semua bidang keilmuan memang

terasa penting karena tuntutan perkembangan jaman yang semakin kompetitif.

Pada jenjang pendidikan strata-1 (S1) perguruan tinggi harus mampu mereposisi

diri sehingga dapat tetap bertahan. Sifat perguruan tinggi dari dulu yang bercorak

kosmopolitan jangan sampai menjadi institusi lokal belaka. Peran perguruan

tinggi harus tetap pada pembentukan masyarakat ilmiah, meskipun tantangannya

semakin berat

Saat ini daya beli masyarakat semakin berkembang kemajuan teknologi

semakin hari semakin maju siapa saja dapat belajar memanfaatkan peluang usaha

untuk mendapatkan pendapatan ekstra untuk menunjang kehidupan kita semua.

Paparan diatas merupakan satu contoh pemecahan masalah secara akademik untuk

menangkap peluang bisnis yang bisa dilakukan dimana ada banyak peluang bisnis

di dunia DKV secara umum, dan khususnya bidang fotografi.

(9)

Iskandar, Asep Deni, Pendidikan Fotografi Mau Kemana?, Pers Kampus JUMPA, Universitas Pasundan, edisi Juni 2005.

Soedjono, Soeprapto., Teori D-B-A-E (Disipline-Based Art Education) Dalam Pendidikan Seni Fotografi, Yogyakarta: lSI, 2002.

Sidik , Heru Muara, Manajemen Bisnis Fotografi, PicsMasterClass, 2011

Yuliadewi, Lesie, Mengenal Fotografi Dan Fotografi Desain, Nirmana Vol. 1 No. 1 Januari 1999

Oswari, Teddy, Kewirausahaan Mahasiswa Berbasis Portofolio, Headline, Wirausaha, pena.gunadarma.ac.id 2012

Andayanto ,Tirto MR, Bisnis Fotografi, Tiga Serangkai, 2012

Wirawan,I Gusti Made Arya Suta, Mata Kuliah Pilihan: Strategi Alternatif Membangun Mutu dan Karakter Mahasiswa, stahdnj.ac.id, August 31, 2011

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Hal ini berarti bahwa banyaknya unsur nomina dan kata kerja yang muncul sebagai wakil dari kategori kelas kata dalam suatu teks resep masakan berperan penting dengan fungsi alat

Bagaimana pendapat anda mengenai masalah iklan axe bidadari versi barat yang tidak bisa ditayangkan di afrika karena menampilkan sosok perempuan seperti malaikat dan

Berdasarkan paparan hasil penelitian tentang tingkat penguasaan TBBBI oleh guru sekolah dasar di Kabupaten Lamongan di atas tergolong kurang dengan rerata skor 45.. Tingkat

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut!.. 1) Pendidikan kewarganegaraan merupakan wahana/kendaraan yang akan

Data juga menjelaskan, jumlah warga Palestina yang tinggal saat ini di Palestina Bersejarah (wilayah 48, Jalur Gaza dan Tepi Barat) mencapai 6,1 juta orang hingga akhir

10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah), pembuktian bahwa gratifikasi tersebut suap dilakukan oleh penuntut umum. a) Setiap gratifikasi pada pegawai negeri atau penyelenggara

Pengaruh current ratio terhadap perubahan laba adalah semakin tinggi nilai current ratio maka laba bersih yang dihasilkan perusahaan semakin sedikit, karena rasio