• Tidak ada hasil yang ditemukan

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP)"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA BUDIDAYA

PETUNJUK TEKNIS

SARANA BUDIDAYA

(2)
(3)

SAMBUTAN

Sub-sektor perikanan budidaya saat ini menjadi tumpuan penting dalam menopang pembangunan perikanan nasional. Fenomena meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap sumber pangan dan gizi yang aman bagi kesehatan menjadi tantangan besar bagi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dalam mewujudkan perekonomian nasional dan ketahanan pangan masyarakat. Disamping itu Indonesia saat ini dihadapkan pada sebuah tantangan besar yaitu dalam menghadapi persaingan perdagangan bebas di level regional ASEAN atau Asean Economic Community (AEC).

Perdagangan bebas AEC memberikan kebebasan terkait arus bisnis untuk masuk ke Indonesia begitupun sebaliknya. Mempertimbangkan hal tersebut, sub sektor perikanan budidaya sebagai prime mover utama pada tahun 2016 diarahkan kepada pembangunan perikanan budidaya yang berdaulat, mandiri, berdaya saing dan berkelanjutan, didorong untuk mampu bersaing pada tataran perdagangan global, yaitu melalui peningkatan efesiensi, efektiitas, ramah lingkungan, nilai tambah, jaminan mutu dan keamanan pangan (food safety).

Strategi pengembangan perikanan budidaya dilaksanakan melalui peningkatan produksi, produktivitas dan daya saing yang berbasis ilmu pengetahuan melalui pendekatan kawasan-kawasan minapolitan. Hal ini akan berperan menjadi penghela percepatan sistem produksi perikanan nasional.

Percontohan di kawasan minapolitan dilaksanakan melalui teknologi yang adaptif, aplikatif, efektif dan eisien dengan menerapkan total akuakultur sehingga terwujud perikanan budidaya yang berkelanjutan (sustainable aquaculture). Peran percontohan pengembangan kawasan perikanan budidaya ini menjadi sangat penting khususnya dalam upaya memberikan tontonan, tuntunan dan tauladan bagi masyarakat pembudidaya.

Petunjuk Pelaksanaan Percontohan perikanan budidaya di kawasan minapolitan yang dilaksanakan oleh Dinas Kabupaten/Kota melalui dana Tugas Pembantuan (TP) Tahun 2016 ini, diharapkan akan menjadi acuan bagi pemangku kepentingan dalam mensukseskan pelaksanaan perontohan dimaksud..

Jakarta, 29 Februari 2016 Direktur Jenderal Perikanan Budidaya

(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT TuhanYang Maha Esa, karena tanpa karunia-Nya, Buku Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Percontohan ini mustahil selesai tepat waktu.

Petunjuk Pelaksanaan ini disusun untuk menjadi pegangan setiap pelaku percontohan pengembangan kawasan perikanan budidaya terutama Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota dan Pokdakan sebagai pelaku utama di lapangan. Buku ini memberitatanan, batasan dan arah yang jelas, mulai dari identiikasi dan penetapan lahan, proses pembudidayaan (persiapan lahan, operasional budidaya) sampai dengan proses monitoring, evaluasi dan pelaporan dengan pelaksanaan tugasnya diatur secara berjenjang mulai dari pembina pusat, Provinsi sampai dengan Kabupaten/Kota.

Petunjuk Pelaksanaan ini disusun tentu dengan melibatkan banyak pihak, karena itu, ucapan terimakasih kami sampikan kepada seluruh pemangku kepentingan yang telah menyumbangkan tidak hanya ide dan pemikirannya saja tetapi juga waktu dan materi. Demikian halnya dengan Inspektur III dan Staf yang telah mengawal secara intensif, khususnya yang berkaitan dengan akuntabilitas kinerja dengan maksud agar proses pelaksanaan kegiatan percontohan berjalan akuntabel. Terima kasih juga kami sampaikan kepada seluruh Staf lingkup Ditjen Perikanan Budidaya yang telah mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya sejak persiapan hingga inalisasi Juklak ini.

Sekalipun telah berusaha sekuat tenaga untuk menggali, menyusun, dan memuatkan materi dalam Juklak ini, tidaklah mustahil kekurangan masih saja terjadi. Oleh karena itu, dengan segala pengharapan dan keterbukaan kepada semua khalayak diharapkan kritik dan masukannya karena kritik adalah bentuk perhatian agar dapat menuju kesempurnaannya. Akhir kata, semoga Juklak ini menjadi pedoman dan memberi harapan dalam khasanah pengembangan perikanan budidaya kini dan masa mendatang.

Jakarta, 29 Februari 2016 Direktur Produksi dan Usaha Budidaya

(5)

PERATURAN

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 29/PER-DJPB/2016

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS

PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA

MELALUI TUGAS PEMBANTUAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN / KOTA TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung keberhasilan pelaksanaan peningkatan produksi perikanan budidaya, perlu dilaksanakan percontohan perikanan budidaya di kawasan minapolitan melalui tugas pembantuan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota Tahun 2016;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya tentang Petunjuk Teknis Percontohan Perikanan Budidaya melalui Tugas Pembantuan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/ Kota Tahun 2016;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

(6)

154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);

2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);

3. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 111);

4. Keputusan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015;

5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 136/M Tahun 2015 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan;

6. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.25/ MEN/2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1);

7. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 23/ PERMEN-KP/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1227);

8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga;

9. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.18/ MEN/2011 tentang Pedoman Umum Minapolitan;

MEMUTUSKAN:

(7)

BUDIDAYA MELALUI TUGAS PEMBANTUAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 2016.

Pasal 1

Petunjuk Teknis Percontohan Perikanan Budidaya melalui Tugas Pembantuan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota Tahun 2016 dipergunakan sebagai acuan bagi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota dan Kelompok Pembudidaya Ikan pelaksana dalam melaksanakan percontohan di Kawasan Minapolitan secara efektif dan eisien.

Pasal 2

Petunjuk Teknis Percontohan Perikanan Budidaya melalui Tugas Pembantuan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota Tahun 2016 sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.

Pasal 3

Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 29 Februari 2016

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

ttd.

SLAMET SOEBJAKTO

Salinan sesuai dengan aslinya

Kepala Bagian Hukum, Organisasi, dan Humas

(8)

LAMPIRAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 29/PER-DJPB/2016

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA MELALUI TUGAS PEMBANTUAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka peningkatan produksi perikanan budidaya tahun 2016, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya telah menetapkan 110 (seratus sepuluh) kabupaten/kota kawasan Minapolitan perikanan budidaya sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor: 111 A/KEP-DJPB/2015 tentang Penetapan 110 Lokasi Sentra Produksi Perikanan Budidaya Berbasis Kawasan Minapolitan Terintegerasi Tahun 2016. Pengembangan kawasan tersebut dapat dioptimalkan melalui dukungan dari berbagai sektor khususnya yang terkait dengan infrastruktur, PLN, permodalan, pasar, jaringan komunikasi dan telekomunikasi, transportasi dan sarana prasarana pendukung lainnya.

Optimalisasi pengembangan perikanan budidaya di kawasan minapolitan dilakukan melalui kebijakan strategis untuk menggerakkan seluruh potensi perikanan mulai dari hulu sampai hilir melalui peningkatan produksi dan nilai tambah (added value) produk, peningkatan jaminan mutu dan keamanan pangan (food safety) dan (food security) untuk meningkatkan daya saing dan diharapkan berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Dalam upaya mendorong ketersediaan bahan baku bagi industri nasional maupun untuk kebutuhan ekspor, maka kondisi mata rantai yang berada di hulu harus diperkuat melalui input teknologi budidaya anjuran (SNI dan CBIB) sehingga akan mampu menjamin peningkatan produktivitas, daya saing dan keberlanjutan usaha budidaya.

(9)

teknologi tersebut adalah keberterimaan produk-produk perikanan budidaya Indonesia baik di dalam negeri maupun internasional.

Sebagai acuan pelaksanaan percontohan perikanan budidaya di kawasan minapolitan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota dan Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) pelaksana, perlu disusun Petunjuk Teknis Percontohan Perikanan Budidaya melalui Tugas Pembantuan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota untuk dapat dikembangkan baik di kawasan Minapolitan maupun di sentra-sentra produksi lainnya secara berkelanjutan.

B. Maksud dan Tujuan

Penyusunan Petunjuk Teknis Percontohan Perikanan Budidaya melalui Tugas Pembantuan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota Tahun 2016 dimaksudkan sebagai acuan bagi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/ Kota untuk pelaksanaan kegiatan percontohan di kawasan minapolitan dan sentra produksi Rumput laut.

Tujuan disusunnya Petunjuk Teknis ini adalah agar pelaksanaan percontohan dapat dilaksanakan secara efektif, eisien dan berkelanjutan.

C. Sasaran

Sasaran Petunjuk Teknis Percontohan Perikanan Budidaya melalui Tugas Pembantuan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota Tahun 2016 adalah:

1. terlaksananya percontohan perikanan budidaya di 110 Kab/Kota minapolitan tahun 2016 oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/ Kota dan atau yang membidangi kelautan dan perikanan sebanyak 531 Paket;

2. terlaksananya Percontohan di 64 Kabupaten/Kota Kawasan sentra produksi Rumput Laut sebanyak 992 Paket; dan

3. tersedianya acuan bagi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi/Kabupaten/ Kota yang membidangi Kelautan dan Perikanan serta UPT sebagai pendamping teknis dalam pelaksanaan percontohan.

D. Ruang Lingkup

(10)

1. kelembagaan;

2. manajemen percontohan; 3. pelaksanaan;

4. pembinaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan; dan 5. pembiayaan dan hasil kegiatan;

E. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan percontohan perikanan budidaya adalah :

1. terealisasinya percontohan di kawasan minapolitan dan sentra produksi Rumput Laut secara efektif, eisien dan tepat waktu;

2. meningkatnya produksi, produktivitas serta pendapatan Pokdakan; dan

3. meningkatnya Pokdakan yang menerapkan teknologi anjuran.

F. Pengertian

Dalam Petunjuk Teknis ini, yang dimaksud dengan:

1. Kawasan Minapolitan Budidaya adalah kawasan pengembangan perikanan budidaya terintegerasi yang ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan berdasarkan usulan Bupati Kabupaten/Kota.

2. Kluster adalah areal budidaya dengan luasan tertentu yang pengelolaannya berbasis kelompok dan satu manajemen.

3. Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

4. Dinas Provinsi adalah satuan kerja perangkat daerah di Provinsi yang membidangi kelautan dan perikanan.

5. Dinas Kabupaten/Kota adalah satuan kerja daerah di Kabupaten/Kota yamg membidangi kelautan dan perikanan.

6. Badan Koordinasi Penyuluh yag selanjutnya disebut Penyuluh (PPB) adalah Badan yang mengkoordinasikan Penyuluhan di tingkat provinsi.

7. Badan Pelaksana Penyuluhan yang selanjutnya disebut Bapeluh adalah Badan yang mengkoordinasikan Penyuluhan di tingkat kabupaten.

(11)

produktif untuk mendukung peningkatan pendapatan dan penumbuhan wirausaha di bidang perikanan budidaya.

9. Pembudidaya ikan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan pembudidayaan ikan.

10. Manajemen Percontohan adalah pelaksanaan percontohan yang diawali dengan perencanaan sampai dengan pengendalian dan pengawasan serta pelaporan.

11. Mitra adalah pelaku usaha atau investor yang menjalin kerjasama dengan pembudidaya dalam pengelolaan pengembangan kawasan Minapolitan dengan prinsip saling menguntungkan.

12. Kelembagaan adalah organisasi pelaksana percontohan.

13. Manajemen Percontohan adalah pelaksanaan percontohan yang diawali dengan perencanaan sampai dengan pengendalian dan pengawasan serta pelaporan.

(12)

BAB II KELEMBAGAAN

Untuk mengkoordinasikan dan mengefektifkan pelaksanaan, pengendalian, pembinaan, monitoring dan evaluasi kegiatan pelaksanaan percontohan perikanan budidaya, maka perlu dibentuk lembaga pelaksana yang meliputi Tim Pembina, Tim Teknis, dan UPT sebagai pendamping teknis serta kelompok pelaksana percontohan (Gambar 1).

Gambar 1. Struktur Kelembagaan Percontohan Perikanan Budidaya di Kawasan Minapolitan dan sentra produksi rumput laut melalui TP Kabupaten/ Kota tahun 2016.

Ditjen Perikanan Budidaya (Pembina Pusat)

Dinas KP Kabupaten/Kota

(Penanggung Jawab Pelaksana) Dinas KP Provinsi dan Penyuluh/PPB

(Pembina Prov)

UPT Ditjen PB (Pendamping)

Tim Teknis: - Dinas Kab/Kota - Penyuluh/PPB - UPT Kab/Kota

Pokdakkan Mitra

(Penanggung)

(13)

2.1. Pembina Pusat

Tim Pembina Pusat bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan yang meliputi :

a. merencanakan dan mengarahkan pelaksanaan percontohan;

b. menyusun Petunjuk Teknis percontohan;

c. menyusun Petunjuk Teknis percontohan; dan

d. melakukan pembinaan, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan percontohan.

2.2. Pembina Tingkat Provinsi

Pembina Tingkat Provinsi adalah Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan atau yang membidangi Perikanan Budidaya sebagai koordinator pelaksanaan di tingkat provinsi dan Badan Koordinasi Penyuluh (Penyuluh/PPB) di tingkat Provinsi, dengan tugas sebagai berikut:

a. melakukan pembinaan keberhasilan percontohan ditingkat provinsi;

b. melakukan pembinaan teknis Penyuluhan dan penyebaranluasan informasi teknologi;

c. memberikan saran dan masukan terhadap pelaksanaan percontohan;

d. melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan percontohan perikanan budidaya di kawasan minapolitan baik Dinas Provinsi maupun Penyuluh/PPB.

2.3. Pembina Tingkat Kabupaten/Kota

Kepala Dinas Kabupaten/Kota atau yang membidangi Perikanan Budidaya bertanggung jawab terhadap keberhasilan percontohan perikanan budidaya di kawasan minapolitan, yang berkoordinasi dengan Penyuluh/PPB, mempunyai tugas:

a. menunjuk penanggung jawab pelaksanaan percontohan tingkat Kab/ Kota;

(14)

c. membuat dan menyampaikan laporan kepada Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Cq. Direktur Produksi dan Usaha Budidaya dan ditembuskan kepada Kepala Dinas Provinsi dan Kepala UPT pendamping;

d. melaksanakan temu lapang untuk mengevaluasi pelaksanaan percontohan;

e. membuat serah terima hasil percontohan kepada pokdakan yang dibuktikan dengan berita acara;

f. memfasilitasi kemitraan dengan stakeholders lainnnya untuk keberlanjutan usaha;

g. melaporkan kepada Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Cq. Direktur Produksi dan Usaha Budidaya baik laporan pendahuluan, laporan kemajuan dan laporan akhir secara tertulis (Format 2, 3, dan 4).

2.4. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Perikanan Budidaya

Untuk mendukung tercapainya keberhasilan percontohan di Kawasan Minapolitan dan sentra Budidaya Rumput Laut Unit Pelaksana Teknis (UPT) mempunyai tugas:

a. menunjuk pendamping teknis di masing-masing lokasi percontohan;

b. melakukan identiikasi lokasi dan Pokdakan bersama tim teknis;

c. menyusun SOP budidaya dengan menerapkan teknologi anjuran (SNI, CPIB dan CBIB);

d. melakukan pendampingan teknis dan manajemen pelaksanaan percontohan di kawasan minapolitan dan sentra budidaya Rumput Laut; dan

e. melakukan monitoring dan evaluasi percontohan.

Pendampingan teknis UPT disetiap kawasan percontohan ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya.

2.5. Tim Teknis

(15)

a. melakukan koordinasi dengan UPT Ditjen Perikanan Budidaya sebagai pendamping untuk penetapan calon lokasi dan calon Pokdakan pelaksana;

b. melakukan identiikasi calon lokasi dan Pokdakan pelaksana (Format 2a);

c. merekomendasikan lokasi percontohan dan Pokdakan pelaksana berdasarkan hasil identiikasi (dibuktikan dengan berita acara sesuai Format 2b);

d. mensosialisasikan percontohan di kawasan minapolitan;

e. menyusun SOP budidaya dengan menerapkan teknologi anjuran (SNI, CPIB dan CBIB) bersama dengan UPT Ditjen PB;

f. menyusun rencana kerja dan jadwal pelaksanaan bersama Pokdakan;

g. menunjuk Manajer Teknis yang berkompeten dan bertanggungjawab dalam operasional kegiatan percontohan;

h. melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan (sesuai form dalam Format 3);

i. melaporkan perkembangan kegiatan setiap bulan kepada Kepala Dinas Kabupaten/Kota yang ditembuskan kepada Ditjen Perikanan Budidaya Cq. Direktur Produksi dan Usaha Budidaya.

Gambar 2. (Struktur Kelembagaan Kelompok)Gambar 2 (Struktur Kelembagaan Kelompok) Ketua

Sekretari s

Bendahar a

Seksi Sarana & Prasarana

(16)

2.6. Pokdakan

Pembentukan Pokdakan sebaiknya dilaksanakan secara musyawarah dan mufakat disertai dengan komitmen masing-masing anggota untuk saling bekerjasama dengan menerapkan prinsip usaha bersama dengan tugas dari masing-masing pengurus adalah sebagai berikut:

1. Ketua bertugas mengawal kelompok mulai dari proses perencanaan, pengkoordinasian, pelaksanaan kegiatan dan pengendalian kelompok.

2. Sekretaris bertugas dalam pengadministrasian kegiatan kelompok, inventarisasi sarana dan prasarana kelompok, dokumentasi kegiatan kelompok.

3. Bendahara bertanggung jawab terhadap pengelolaan manajemen keuangan kelompok.

4. Seksi Sarana dan Prasarana bertanggung jawab dalam penyediaan dan perawatan sarana dan prasarana dalam kelompok.

5. Seksi Produksi bertanggung jawab dalam pelaksanaan dan pencatatan (rekaman) proses produksi dan didokumentasikan.

6. Seksi Pemasaran bertanggung jawab dalam mencari info pasar dan memasarkan hasil produksi.

7. Seksi usaha/permodalan bertanggung jawab mencari sumber permodalan dan menjalin hubungan dengan mitra untuk menjaga keberlanjutan usaha.

2.7. Manajemen Kelompok

Manajemen kelompok merupakan sistem pengelolaan yang diterapkan dalam melaksanakan usaha budidaya yang berkelanjutan mempunyai tugas:

1. menerapkan manajemen usaha bersama secara kolektif; 2. membuat rencana usaha bersama;

3. mengatur pola tanam;

4. meningkatkan kemampuan manajerial anggota kelompok; 5. mencatat dan mendokumentasikan kegiatan kelompok; 6. melaksanakan kegiatan social kemasyarakatan; dan

(17)

2.8. Mitra

(18)

BAB III

MANAJEMEN PERCONTOHAN

Manajemen percontohan perikanan budidaya di kawasan minapolitan tahun 2016 dilakukan mulai dari tahap Penyusunan dan Penetapan Konsep Percontohan sampai dengan Pelaporan Hasil Kegiatan serta dampak kegiatan percontohan (Gambar 2).

Gambar 3. Skema Tahapan Pelaksanaan Percontohan Perikanan Budidaya di Kawasan Minapolitan dan sentra produksi rumput laut melalui TP Kabupaten/Kota tahun 2016.

3.1. Penyusunan dan Penetapan Konsep Kawasan Percontohan

3.1.1. Sosialisasi/Koordinasi

(19)

2016. Peserta sosialisasi adalah calon Pokdakan pelaksana di kawasan percontohan yang telah dilakukan identiikasi dan veriikasi, serta menyatakan kesanggupan yang dibuktikan dengan berita acara.

3.1.2. Identiikasi Lokasi dan Pokdakan

Lokasi percontohan ditetapkan di kawasan minapolitan dan atau sentra budidaya Rumput Laut. Penetapan lokasi diharapkan dapat menjamin keselarasan dengan pembangunan wilayah di daerah dan keadaan sosial di lingkungan sekitarnya. Lokasi pelaksanaan percontohan di kawasan minapolitan dan sentra budidaya rumput laut tahun 2016 agar diprioritaskan di lokasi yang tidak mendapatkan TP Kabupaten/ Kota tahun 2015.

Lokasi pengembangan percontohan dilakukan di lahan milik Pokdakan, yang telah memenuhi kriteria, antara lain :

a. Aspek Teknis

1) lokasi sesuai Standar kelayakan budidaya (Tawar, Ikan Hias, Payau, Laut);

2) berada dalam kawasan pengembangan perikanan budidaya; 3) tidak dalam areal banjir dan cemaran;

4) daya dukung lingkungan memadai; dan

5) kesesuaian lokasi dengan penerapan teknologi yang akan dikembangkan (teknologi anjuran).

b. Aspek Non Teknis

1) terdapat Kelembagaan kelompok; 2) sosial budaya dan atau kearifan local;

3) kemudahan akses (transportasi, komunikasi, sumber benih dan pasar;

4) kondisi sarana dan prasarana penunjang; dan 5) komitmen pelaku dan dukungan pemerintah daerah.

c. Aspek Legalitas

(20)

3.1.3. Persyaratan Kelompok

Identiikasi calon Pokdakan dilaksanakan oleh Tim Teknis pelaksanaan percontohan di kawasan minapolitan bersama UPT sebagai pendamping teknis. Hasil identiikasi lokasi dan Pokdakan dibuktikan dengan berita acara (Format 2c).

Kelompok Pembudidaya adalah pelaksana percontohan perikanan budidaya di kawasan minapolitan dan sentra produksi Rumput Laut yang diusulkan oleh Tim Teknis dan ditetapkan oleh Kepala Dinas KP Kabupaten/Kota dan bersedia untuk menandatangi surat pernyataan (Format 2d) berupa:

a. kelompok berbadan hukum;

b. penyiapan lahan percontohan budidaya secara berkelanjutan;

c. sanggup mengikuti ketentuan pelaksanaan percontohan kawasan minapolitan;

d. sanggup melaksanakan manajemen kelompok secara kolektif (tanggung renteng); dan

e. menerapkan manajemen kawasan untuk mempermudah pengendalian penyakit.

3.1.4. Penetapan Lokasi dan Pokdakan

Lokasi dan Pokdakan ditetapkan oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota berdasarkan usulan Tim Teknis, melalui SK Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota.

3.2. Pelaksanaan Percontohan

3.2.1. Persiapan

a. Persiapan Lahan dan Wadah Budidaya

Persiapan lahan dan wadah budidaya dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan persyaratan teknis budidaya.

b. Penyediaan Sarana dan Prasarana

(21)

Satker Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan percontohan.

c. Pemilihan Komoditas

Persiapan disesuaikan dengan teknis budidaya komoditas yang akan dikembangkan. Komoditas utama yang akan dikembangkan adalah komoditas Industrialisasi Perikanan Budidaya dan komoditas utama lainnya di kawasan percontohan dengan kriteria :

1) potensial secara ekonomi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat/Pokdakan;

2) mudah dipasarkan;

3) meningkatkan penyerapan tenaga kerja/segmentasi usaha;

4) dengan sentuhan minimal dapat menghasilkan output maksimal;

5) dapat dipanen dalam skala masal;

6) mendukung ketahanan pangan dan ketahanan ekonomi.

d. Penerapan Teknologi

Teknologi budidaya yang diterapkan dalam percontohan perikanan budidaya merupakan teknologi inovatif dan aplikatif yang mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) atau Petunjuk Teknis (Juknis) Budidaya sesuai komoditas yang dibudidayakan. Benih yang digunakan harus mengikuti kaidah-kaidah Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB), sedangkan dalam proses pemeliharaan sampai dengan panen harus mengikuti kaidah-kaidah Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB).

3.2.2. Pembinaan Teknis

Pembinaan Teknis dilakukan oleh Pusat, Dinas Provinsi, Dinas Kabupaten/ Kota, Tim Teknis, dan UPT, yang dilakukan secara bertahap sejak persiapan, pelaksanaan budidaya hingga pelaksanaan panen.

3.2.3. Temu Lapang

(22)

a. mengevaluasi dan mensosialisasikan keberhasilan percontohan baik dari segi teknis, manajemen kelompok maupun efektiitas percontohan;

b. menyebarluaskan informasi teknologi yang telah diterapkan kepada Pokdakan sekitar di luar kawasan minapolitan;

c. menginventarisasi kendala, tantangan dan permasalahan serta solusi pemecahannya.

3.3. Pola Pengelolaan Percontohan

Pola pengelolaan percontohan kawasan minapolitan dilakukan berdasarkan pendekatan yang berbasis manajemen kelompok secara kolektif, melibatkan partisipasi masyarakat secara aktif dan menggunakan komoditas dan teknologi yang dianjurkan.

3.3.1. Berbasis pada manajemen kelompok secara kolektif

Manajemen kelompok kolektif di arahkan dalam upaya membangun kesepahaman antar anggota bahwa pengelolaan budidaya harus dibangun dalam kerangka mempertimbangkan keberhasilan bersama. Disisi lain, usaha budidaya ikan secara ekonomi membutuhkan investasi yang cukup besar, oleh karen itu melalui pengembangan kawasan berbasis manajemen kelompok, maka diharapkan akan mampu menopang kemampuan modal bagi kelompok untuk mempercepat pengembangan kapasitas usahanya sehingga secara ekonomis usaha budidaya menjadi visible.

Kelompok kolektif menentukan batas klaster kelompok dengan calon klaster lain seperti saluran/sungai, jalan, sawah dalam rangka pengendalian hama penyakit ikan dan lingkungan budidaya. Disamping itu secara administrasi memiliki seorang ketua/administrator yang jujur dalam memegang amanah inansial; harus memiliki seorang manajer teknis yang menguasai SOP dan paham akan CBIB; serta masing-masing kelompok memiliki pengumpul/ pencatat data. Seorang Manajer Teknis dapat membina 2 – 5 kelompok kolektif dimana setiap kelompok beranggotakan 10-25 orang.

(23)

3.3.2. Melibatkan partisipasi masyarakat secara aktif

Pada hakekatnya pembangunan ekonomi adalah mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan, dimana masyarakat tidak lagi dijadikan objek pembangunan semata, namun sudah seharusnya menjadi subjek (pemeran utama) pembangunan melalui pemberdayaan masyarakat. Pengembangan percontohan perikanan budidaya ini diharapkan akan menjadi media pembelajaran dan memberikan kesempatan bagi peran aktif masyarakat,sehingga masyarakat mampu memanfaatkan sumberdaya perikanan melalui pengelolaan secara arif, bijaksana dan berkelanjutan.

3.3.3. Penguatan Kelembagaan Pokdakan

Agar pengembangan usaha budidaya ikan melalui wadah kelompok dapat berkesinambungan, maka diharapkan dapat dibangun kerjasama dengan pihak lain yang terkait. Melalui sistem kerjasama yang dibangun ini, akan menguntungkan semua pihak.

Penguatan kelembagaan kelompok dapat dilakukan melalui:

a. partisipasi aktif pengurus dan anggota dalam penguatan modal usaha; b. pembentukan badan hukum kelompok;

c. pelatihan ketrampilan dan kompetensi anggota kelompok;

d. peningkatan ketrampilan manajerial dan kewirausahaan kelompok; dan

e. menumbuhkan pola kemitraan dengan stakeholder terkait lainnya yang saling menguntungkan.

3.3.4. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan percontohan TP Kabupaten/Kota tahun 2016 dilakukan melalui tahapan sebagaimana tabel 1.

Tabel 1. Jadwal pelaksanaan percontohan TP Kabupaten/Kota tahun 2016

No Detail Kegiatan Penanggung Jawab Juknis dan Juknis, Pembentukan Tim Teknis

Tim Pusat,

(24)

B

Identiikasi calon lokasi dan calon

Pokdakan

Tim Teknis

C Sosialisasi Dinas KP Kab/ Kota & UPT

D Penetapan Lokasi dan Pokdakan Dinas KP Kab/Kota

E Penentuan SOP Tim Teknis II PELAKSANAAN

A Persiapan lahan Tim Teknis dan Pokdakan

Penebaran

Dinas KP Kab/ Kota,Tim Teknis, UPT dan Pokdakan

Pemeliharaan Tim Teknis dan Pokdakan

B Pembinaan Tim Teknis

C Temu Lapang Dinas KP Kab/Kota

E Panen

A Monitoring Tim Teknis dan Pembina

B Evaluasi

Dinas KP Kab/Kota dan

Pembina

C Laporan Bulanan Tim Teknis

D PendahuluanLaporan Dinas KP Kab/Kota

E Laporan Kemajuan Dinas KP Kab/Kota

(25)

BAB IV PELAKSANAAN

4.1. Penetapan Lokasi

Penetapan lokasi percontohan harus menggacu pada Petunjuk Teknis ini, baik teknis, non teknis maupun legalitas. Tata cara penetapan dilakukan melalui wawancara langsung, peninjauan lokasi dan wadah budidaya serta pemerikasaan dokumen oleh tim teknis kepada pokdakan dengan mengacu pada checklist yang telah dimuat dalam Petunjuk Teknis.

4.2. Pelaksanaan Percontohan

Pelaksanaan percontohan dilakukan berdasarkan rencana kerja teknis yang disusun oleh tim teknis bersama pokdakan pelaksana percontohan kawasan budidaya tahun 2016 dan mengacu pada standar operasional prosedur (SOP) yang telah disiapkan oleh UPT sebagai pendamping teknis. Komoditas yang akan dikembangkan bukan termasuk komoditas asing Invasif yaitu komoditas yang dapat menyebabkan dominannya jenis tersebut dan akan mengurangi biodeversitas spesies lokal, jenis dan paket komoditas percontohan tersebut adalah :

a. Polikultur (udang, bandeng, Gracilaria). b. Kerapu.

c. Rumput Lat E. Cottonii. d. Bandeng (semi intensif). e. Udang vaname.

f. Gurame.

g. Udang galah (UGADI). h. Lele.

i. Patin. j. Nila. k. Mas. l. Ikan hias.

(26)

Setiap anggota kelompok harus berperan serta dan terlibat secara langsung dalam setiap tahapan teknis operasional budidaya dibawah bimbingan teknisi.

4.2.1. Paket Percontohan

Paket percontohan diprioritaskan pada kawasan minapolitan perikanan budidaya meliputi budidaya air tawar, air payau dan laut serta ikan hias yang disesuaikan dengan potensi kawasan minapolitan, contoh standar paket terlampir.

4.2.2. Pembinaan teknis

Pembinaan teknis dilaksanakan oleh tim teknis dengan menerapkan teknologi anjuran serta pembinaan manajemen kelompok dan usaha bersama Dinas Kabupaten/Kota atau yang membidangi perikanan. Diharapkan setelah pelaksanaan percontohan selesai pokdakan mengajukan permohonan untuk dilakukan penilaian sertiikasi CBIB untuk pengakuan bahwa telah menerapkan teknologi anjuran.

Pembinaan teknis dan manajemen dilaksanakan secara periodik baik langsung di lapangan maupun dalam bentuk pertemuan kelompok, hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kompetensi anggota kelompok.

4.2.3. Temu lapang Percontohan

Temu lapang dilakukan pada akhir tahapan percontohan dilaksanakan oleh Dinas Kabupaten/Kota atau yang membidangi perikanan dengan melibatkan narasumber melalui penyajian materi dan diskusi, diharapkan setiap peserta dapat memberikan pengalaman, saran dan masukan untuk keberlanjutan usaha budidaya di masa mendatang.

(27)

4.2.4. Contoh Standar Paket Percontohan Budidaya Ikan

A. Budidaya Air Tawar

1. Paket budidaya gurame di kolam (350 m2/unit) dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari :

Benih : 7.000 ekor (uk. 7-15 gr/ekor) Pakan : 2.933 kilogram

Persiapan kolam : 1 paket Alat perikanan : 1 paket

Dengan asumsi 1 siklus produksi 4 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan 3 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 1.995 kg, sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 5,985 ton.

2. Paket budidaya ikan dengan padi (MINAPADI) dengan luasan 1.000 m2 dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari :

Benih padi : 5 kilogram Benih nila : 3.300 ekor Pakan : 528 kilogram

Pupuk : 15 kilogram

Alat perikanan : 1 paket Pembuatan caren : 1 paket

Dengan asumsi 1 siklus produksi nila 3 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan 4 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan nila 440 kg dan padi 700 kg, sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar nila 1,76 ton dan 2,8 ton padi.

3. Paket budidaya udang galah bersama padi (UGADI) dengan luasan 1.000m2 dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari:

Benih padi : 5 kilogram Tokolan udang : 10.000 ekor Pakan : 240 kilogram

Pupuk : 15 kilogram

(28)

4. Paket budidaya lele di kolam terpal (10 m2/unit) dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari :

Benih : 20.000 ekor (8-12 cm/ekor) Pakan : 2.000 kilogram

Kolam terpal : 10 unit Alat perikanan : 1 paket Persiapan kolam : 10 paket

Dengan asumsi 1 siklus produksi lele 2 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan 6 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 2.000 kg, sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 1,2 ton.

5. Paket budidaya lele intensif dengan penerapan teknologi biolok (10 M2/ unit) dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari :

Pembuatan kolam (bundar/persegi) : 10 unit Saluran dan kolam tamping : 1 paket

Pompa bensin 3’ : 1 unit

Pompa sumersable : 12 unit

Selang plastik : 1 paket

Serok : 5 buah

Bak : 5 buah

Ember : 5 buah

Benih : 75.000 ek (7-8 cm/ekor)

Pakan : 6000 kg.

Probiotik : 20 liter

Molase : 500 liter

Tepung terigu/kanji : 1000 kg

Premix : 1 kg

Desinfektan : 5 botol

Dengan asumsi 1 siklus produksi lele 2,5 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan 4 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan ukuran konsumsi 6800 kg oversize 100 kg undersize 300 kg, sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar ukuran konsumsi 27,2 ton oversize 400 kg undersize 1200 kg.

6. Paket budidaya patin di kolam dalam (10.000 m2/unit) dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari :

Kolam : 10.000 m2

(29)

Genset : 1 unit Peralatan dan sarana : 1 unit Persiapan kolam : 1 paket Peralatan : 1 paket

Benih : 300.000 ekor (3 inchi) Pakan : 229.500 kilogram Kapur pertanian : 4.000 kilogram Saponin : 50 kilogram Probiotik : 100 liter Biaya panen : 2 paket

Dengan asumsi 1 siklus produksi patin 6 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan 2 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 172.260 kg, sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 344,52 ton.

7. Paket budidaya patin di kolam (100 m2/unit) dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari :

Kolam : 4 unit

Persiapan lahan : 10 paket Peralatan : 1 paket

Benih : 4.000 ekor (7-9 cm/ekor) Pakan : 2.808 kilogram

Dengan asumsi 1 siklus produksi patin 6 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan 2 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 2.160 kg, sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 4,32 ton.

8. Paket budidaya nila di kolam dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari :

Persiapan lahan : 1 paket

Benih : 3.400 ekor (5-8 cm/ekor) Pakan : 1.000 kilogram

Dengan asumsi 1 siklus produksi nila 4 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan 3 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 900 kg, sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 2,7 ton.

9. Paket budidaya nila di KJA dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari :

Karamba : 1 unit (7 x 7 x 4 m)

Perahu : 1 unit

(30)

Benih : 29.400 ekor (uk.10-12 gram/ekor, padat tebar 150 ekor/m2)

Pakan : 8.600 kilogram Vitamin, obat-obatan : 1 paket

Alat Perikanan : 1 paket

Dengan asumsi 1 siklus produksi nila 4 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan 3 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 6.615 kg, sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 19,8 ton.

10. Paket budidaya mas di kolam dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari :

Persiapan lahan : 1 paket

Benih : 4.000 ekor (5-8 cm ekor) Pakan : 950 kilogram

Dengan asumsi 1 siklus produksi nila 4 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan 3 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 800 kg, sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 2,4 ton.

B. BUDIDAYA AIR PAYAU/LAUT

1. Paket polikultur udang, bandeng, rumput laut dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari :

Nener : 5.000 ekor (uk. 4-7 cm) Benur : 10.000 ekor (PL 30) Rumput laut : 1.000 kilogram

Pupuk : 1 paket

Persiapan lahan : 1 paket

Dengan asumsi masing-masing untuk bandeng 2 siklus per tahun, udang 2 siklus per tahun, dan rumput laut 4 siklus per tahun. Sedangkan produksi per siklus masing-masing untuk udang diproyeksikan 160 kg (size 50), bandeng 1000 kg (size 5) dan rumput laut 4000 kilogram basah, sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil masing-masing produksi udang sekitar 320 kg, bandeng 2000 kg dan rumput laut basah 12.000 kg.

2. Paket budidaya kerapu di KJA sebanyak 2 unit (1 unit = 8 lubang) dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari:

Pengadaan sarana KJA : 2 paket

(31)

Pakan rucah : 11.700 kg (FCR = 5)

Dengan asumsi 1 siklus produksi 6 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan 2 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 2.340 kg (size 2), sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 4.680 kg

3. Paket budidaya rumput laut metode long line/ bingkai (25 x 100 m) atau dengan metode Rakit Apung dan atau lepas dasar dan atau metode lainnya sesuai dengan teknologi anjuran disesuaikan dengan kondisi daerah lokasi percontohan dalam bentuk sarana produksi sesuai dengan jenis metoda yang dilaksanakan yang terdiri dari :

Peralatan pendukung : 1 paket

Perahu : 1 unit

Bibit rumput laut : 1 ton

Tali PE : 36 kg (diameter 12 mm) Tali PE : 100 kg (diameter 10 mm) Tali PE : 40 kg (diameter 4 mm) Tali PE : 4 gulung (diameter 1,5 mm) Tali PE : 36 kg (diameter 12 mrn) Tali PE : 8 pak (diameter 1mm) Jangkar beton : 4 buah (@50 kg)

Pelampung utama : 16 buah (volume 25 liter) Pelampungjalur : 500 buah (volume 600 mililiter)

Peralatan : 1 paket

Persiapan lahan : 1 paket Tenaga kerja : 1 orang

Dengan asumsi waktu produksi sebanyak 6 siklus per tahun, maka produksi 1 siklus diproyeksikan minimal 6.000 kg rumput laut basah, sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil minimal 36.000 kg rumput laut basah.

4. Paket budidaya bandeng semi intensif di tambak (1 hektar) dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari :

Glondongan : 50.000 ekor (30-40 gram/ ekor)

Pakan : 9.600 kg

Pupuk : 1 paket

Peralatan : 1 paket (termasuk kincir) Persiapan lahan : 1 paket

(32)

akan diperoleh hasil minimal 16.000 kg bandeng.

5. Paket budidaya udang vaname intensif plastik mulsa (1 hektar) dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari :

Kincir : 16 unit

Peralatan kualitas air : 1 paket

Genset : 2 unit (15 PK)

Persiapan lahan : 1 paket Plastik mulsa : 1 paket Obat-obatan : 1 paket

Benih : 1.000.000 ekor (PL 12) Pakan : 22.500 kg (FCR = 1.5)

Dengan asumsi waktu. produksi 1 tahun sebanyak 2 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 15.000 kg (size 50), sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil minimal 30.000 kg udang vaname.

C. BUDIDAYA MAN HIAS

1. Paket budidaya ikan koi di kolam (12 m2/unit) dalam bentuk sarana produksi yang terdiri dari :

Bak tandon : 2 unit

Pompa air : 1 unit

Blower : 1 unit

Instalasi air dan aerasi : 1 paket Instalasi listrik : 1 paket

Waring : 2 unit

Alat kualitas air : 1 paket Peralatan lapangan : 1 paket

Benih : 3.600 ekor (ukuran 5 cm)

Pakan : 1.971 kg

Obat-obatan : 1 paket

Dengan asumsi 1 siklus produksi 2 bulan, dalam 1 tahun dapat dilakukan 5 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 2.880 ekor (SR 80%), sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil minimal 14.440 ekor ikan koi (ukuran 15 cm).

(33)

BAB V

PEMBINAAN, MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN

5.1. Pembinaan

Pembinaan dilaksanakan secara berjenjang mulai dari pusat, propinsi dan Kab/Kota Pembinaan Pusat dilaksanakan melalui penyusunan Pedoman, Fasilitasi bantuan, Pendampingan dan Bimbingan teknis, sedangkan pendampingan teknis dilaksanakan oleh tim teknis dengan menerapkan teknologi anjuran serta pembinaan manajemen kelompok dan usaha bersama Dinas KP Prov/Kab/Kota atau yang membidangi perikanan. Diharapkan setelah pelaksanaan percontohan selesai pokdakan mengajukan permohonan untuk dilakukan penilaian sertiikasi CBIB untuk pengakuan bahwa telah menerapkan teknologi anjuran.

Pembinaan teknis dan manajemen dilaksanakan secara periodik baik langsung di lapangan maupun dalam bentuk pertemuan tingkat Nasional, Provinsi/Kabupaten/Kota serta pertemuan kelompok, hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kompetensi anggota kelompok.

5.2. Monitoring

Monitoring bertujuan untuk memantau kegiatan percontohan mulai dari persiapan sampai dengan panen. Kegiatan monitoring dapat dilakukan secara langsung melalui pemantauan dilapangan maupun tidak langsung melalui komunikasi dengan media elektronik. Adapun materi monitoring mencakup aspek teknis yang meliputi perkembangan proses budidaya dan hasil produksi budidaya dan aspek non teknis yang meliputi efektiitas pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan serta kendala pelaksanaan.

5.3. Evaluasi

Evaluasi dilakukan untuk menganalisa relevansi, efektiitas dan dampak dari hasil pelaksanaan dengan membandingkan terhadap tujuan, sasaran, indikator keberhasilan yang diharapkan serta melihat sejauh mana permasalahan yang dihadapi sebagai bahan acuan dan referensi untuk menentukan alternatif solusi dan rencana tindak lanjut.

(34)

a. penerapan teknologi budidaya anjuran di lokasi percontohan;

b. produksi dan produktiitas budidaya ikan di lokasi percontohan;

c. dampak pelaksanaan percontohan terhadap peningkatan teknologi dan pendapatan pokdakan serta keberlanjutan sistem usaha budidaya di tingkat pokdakan;

d. penguatan kelembagaan, kemandirian pokdakan dan kerjasama kemitraan; dan

e. persepsi masyarakat untuk mengembangkan/menyebarluaskan penerapan teknologi anjuran pada kawasan sekitarnya.

5.4. Pelaporan

Pelaporan bertujuan untuk menyampaikan hasil pelaksanaan kegiatan percontohan kawasan Minapolitan, kendala, solusi dan rencana tindak lanjut. Pelaporan disampaikan secara langsung dan berkala oleh Dinas Kabupaten/ Kota kepada Direktur Jenderal Perikanan Budidaya cq : Direktur Produksi dan Usaha Budidaya ditembuskan kepada Dinas Provinsi.

Jenis laporan yang dibuat meliputi laporan bulanan, laporan pendahuluan, laporan kemajuan, dan laporan akhir. Laporan bulanan dibuat oleh Tim teknis dan disampaikan melalui email subdit.atpl.produs. bddy@gmail.com

(35)

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 33 Gambar 3. Proses Pelaporan Percontohan Kawasan Minapolitan Perikanan

Budidaya melalui Dana TP Kabupaten/Kota tahun 2016.

5.4.1. Laporan Bulanan

Laporan bulanan memuat perkembangan kegiatan percontohan sampai dengan bulan bersangkutan secara rutin selambat-lambatnya tanggal 5 bulan berikutnya ke Direktorat Jenderal oleh tim teknis diketahui Kepala Dinas KP Kabupaten/Kota dengan Tembusan ke Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Cq. Direktur Produksi dan Usaha Budidaya melalui via pos, faks 021-3514758 atau email subdit.atpl.produs.bddy@gmail. com. Format laporan pendahuluan sebagaimana pada Format 1.

email

subdit.atpl.produs.bddy@gmail.com

faks

021-3514758

atau

email

subdit.atpl.produs.bddy@gmail.com.

faks 021-3514758 atau email subdit.atpl.produs.bddy@gmail.com.

Keterangan:

: Menyampaikan Laporan : Tembusan

Ditjen Perikanan Budidaya (Pembina Pusat)

Dinas Kabupaten/Kota (Penanggung Jawab

Pelaksana)

Dinas Provinsi (Pembina Prov)

UPT Ditjen PB (Pendamping)

Tim Teknis:

- Dinas Kab/Kota

- Penyuluh/PPB

- UPT Kab/Kota

(36)

5.4.2. Laporan Pendahuluan

Laporan pendahuluan menyajikan pembentukan tim teknis, identiikasi calon lokasi dan calon kelompok, sosialisasi, penetapan lokasi dan kelompok, rencana kerja SOP serta jadwal pelaksanaan kegiatan. Laporan ini disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan sebelum persiapan proses produksi. Format laporan pendahuluan sebagaimana pada Format 2.

5.4.3. Laporan Kemajuan

Laporan kemajuan menyajikan perkembangan percontohan sejak persiapan lahan, penebaran, pemeliharaan, pembinaan, temu lapang dan panen. Pelaporan disajikan sesuai format dan dapat disampaikan dalam bentuk hard copy (via pos) maupun soft copy (via faks atau e-mail). Format laporan kemajuan sebagaimana pada Format 3.

5.4.4. Laporan Akhir

(37)

BAB VI

PEMBIAYAAN DAN HASIL KEGIATAN

6.1. Sumber Dana

Sumber pembiayaan untuk kegiatan percontohan Kawasan Minapolitan berasal dari APBN melalui Satker Tugas Pembantuan Dinas Kabupaten/ Kota Tahun 2016.

6.2. Hasil Kegiatan Percontohan

Hasil kegiatan percontohan kawasan Minapolitan dan sentra produksi Rumput Laut diserahkan oleh Dinas Kabupaten/Kota kepada Pokdakan dengan dilengkapi Berita Acara serah terima hasil percontohan (Format 5) yang diketahui oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi. Hasil percontohan tersebut dapat digunakan sebagai modal awal pengembangan musim tanam selanjutnya dan harus dilaporkan secara berkala sesuai dengan komoditas yang dibudidayakan.

(38)

BAB VII PENUTUP

Pelaksanaan kegiatan percontohan perikanan budidaya melalui dana TP Kabupaten/Kota tahun 2016, diharapkan dapat menjadi tontonan, tuntunan dan teladan untuk dikembangkan sehingga diharapkan mampu memacu semangat dan minat pembudidaya ikan untuk memanfaatkan potensi sumberdaya perikanan yang ada di daerahnya secara optimal, bijaksana dan berkelanjutan.

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan percontohan kawasan perikanan budidaya, diperlukan koordinasi yang baik secara terpadu, baik ditingkat pemerintah, Pokdakan Pelaksana, maupun pihak terkait lainnya.

Keberlanjutan dari percontohan ini diharapkan dapat menerapkan pola kemitraan serta pemupukan modal baik dari dukungan perbankan yang diharapkan kelompok dapat meningkatkan status kelompok menjadi kelompok utama /mandiri (bankable).

Dengan ditetapkannya Petunjuk Teknis ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan pengembangan kawasan budidaya dengan eisien, terarah dan sistematis.

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

Ttd

SLAMET SOEBJAKTO

Salinan sesuai dengan aslinya

a.n. Kepala Bagian Hukum, Organisasi dan Humas Kepala Sub Bagian Hukum,

Setiadi Heri Surono

(39)

P

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 29/PER-DJPB/2016

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PERCONTOHAN PERIKANAN BUDIDAYA MELALUI TUGAS PEMBANTUAN DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN/KOTA TAHUN 2016

Format 1 Laporan Bulanan Kegiatan Percontohan

LAPORAN BULANAN

KEGIATAN PERCONTOHAN KAWASAN MINAPOLITAN PERIKANAN BUDIDAYA DANA TUGAS PEMBANTUAN (TP) DINAS KABUPATEN/ KOTA ……….. TAHUN 2016

Tim Teknis :

Pokdakan Pelaksana : Lokasi

Kegiatan Indikator

Progres Kemajuan Pekerjaan (%)

Permasalahan Tindakan Keterangan

(40)

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 38

Format 2 Format Laporan Pendahuluan

LAPORAN PENDAHULUAN

KEGIATAN PERCONTOHAN KAWASAN MINAPOLITAN PERIKANAN BUDIDAYA DANA TUGAS PEMBANTUAN (TP) DINAS KABUPATEN/ KOTA ……….. TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang b. Tujuan dan Sasaran

II. IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN CALON LOKASI DAN POKDAKAN PELAKSANA PERCONTOHAN

a. Tim Teknis

b. Calon Lokasi dan Calon Pokdakan c. Waktu Identifikasi dan hasil Identifikasi

d. Penetapan Lokasi dan Pokdakan Pelaksana Percontohan e. Kesanggupan Pokdakan Pelaksana

III.GAMBARAN UMUM LOKASI DAN POKDAKAN PELAKSANA PERCONTOHAN

a. Kondisi Lokasi

b. Kelembagaan Pokdakan

IV.RENCANA PELAKSANAAN a. Persiapan

b. Pelaksanaan c. Panen

V. PENUTUP

Lampiran-Lampiran

1. Lampiran Form SK Penetapan Tim Teknis; 2. Lampiran Form Checklist Hasil Identifikasi;

3. Lampiran Form BA Usulan Lokasi dan Pokdakan oleh Tim Teknis; 4. Lampiran Form BA Penetapan oleh Kepala Dinas;

(41)

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 39

Format 2a

Checklist Identifikasi Calon lokasi dan Calon Pokdakan Percontohan 2016

CHECKLIST IDENTIFIKASI CALON LOKASI DAN POKDAKAN PELAKSANA PERCONTOHAN KAWASAN BUDIDAYA

(TP DINAS KABUPATEN/ KOTA ………)* TAHUN 2016

Tanggal Identifikasi :

Komuditas :

No. Persyaratan Kesesuaian Kondisi existing/Keterangan Ya Tidak

I Lokasi

1 Sesuai dengan tata letak daerah, tidak terdapat konflik kepentingan baik dengan kegiatan perikanan maupun kegiatan lainnya dan memiliki legalitas status lahan

2 Secara teknis berada pada lingkungan yang sesuai dengan kelayakan teknis komuditas ikan yang akan dibudidayakan 3 Tingkat resiko bahaya keamanan

pangan dari bahaya kimiawi, biologis dan fisik rendah

4 Memiliki kemudahan aksesisbilitas (jalan, komunikasi, sumber benih, pasar dll)

II Kelembagaan Kelompok 1 Berbadan Hukum Koperasi 2 Memiliki surat keterangan/

pengukuhan kelompok dan atau terdaftar di Dinas Kab/ Kota 3 Memiliki struktur organisasi dan

anggota/ SDM yang jelas/memadai 4 Status kelompok telah berkembang

dan masih aktif dalam kegiatan usaha budidaya

5 Belum pernah menerima bantuan dana PUMP/TP dari Ditjen PB

1

(42)

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 40

..., tanggal/bulan/tahun TIM TEKNIS

No Nama/ Jabatan Tanda tangan

1 ... ( Ketua) 1 ...

2 ... ( Anggota) 2 ...

3 ... ( Anggota) 3 ...

4 ... ( Anggota) 4 ...

Catatan:

*) coret yang tidak perlu 1 Kesimpulan :

(43)

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 41 Format 2b Berita Acara Hasil Identifikasi Lokasi dan Pokdakan

Berita Acara Hasil Identifikasi Lokasi dan Pokdakan

Percontohan Kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya Tahun 2016 Nomor : ...………….……….

Pada hari ini tanggal ……….… bulan …...….. tahun dua ribu enam belas, yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ...

NIP : ...

Jabatan : ... bertindak sebagai ketua Tim teknis

Satuan kerja :

Berdasarkan hasil identifikasi calon lokasi dan calon Pokdakan pelaksana percontohan di kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya Tahun 2016 yang dilaksanakan pada tanggal ... bulan ... tahun 2016, telah memenuhi persyaratan dan kelayakan secara teknis serta manajemen kelompok sebagai calon pelaksana percontohan di kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya Tahun 2016 (data pokdakan dan hasil identifikasi terlampir).

Selanjutnya kami Tim Teknis mengusulkan calon lokasi dan calon Pokdakan tersebut di atas untuk dapat ditetapkan sebagai pelaksana percontohan di kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya Tahun 2016..

Demikian Berita Acara usulan ini dibuat dan ditandatangani pada hari dan tanggal tersebut diatas untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Mengetahui: Yang mengusulkan:

Ketua kelompok Ketua Tim teknis

ttd

(...)

ttd

(44)

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 42

Format 2c Berita Acara Penetapan lokasi dan Pokdakan

Berita Acara Penetapan lokasi dan Pokdakan

Percontohan kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya Tahun 2016

Nomor : ...………….……….

Pada hari ini tanggal ……….… bulan …...….. tahun dua ribu enam belas, yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

NIP :

Jabatan :

Satuan kerja :

Berdasarkan Berita Acara identifikasi lokasi dan pokdakan pelaksana percontohan di kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya Tahun 2016 Nomor :... tahun 2016 yang mengusulkan :

Nama Kelompok : ………..

Lokasi

-Jalan :

-Desa/Kelurahan :

-Kecamatan :

-Kabupaten/Kota :

-Provinsi :

-Titik koordinat :

Menetapkan lokasi dan kelompok tersebut di atas sebagai pelaksana percontohan di kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya Tahun 2016.

Demikian Berita Acara penetapan ini dibuat dan ditandatangani pada hari dan tanggal tersebut diatas untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kepala Dinas

Kabupaten/Kota...

ttd

(……….)

Keterangan;

Titik koordinat merupakan range antara LS/LU dan BB/BT

(45)

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 43 Format 2d BA Surat Kesanggupan Pokdakan

SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN

Pada hari ini……… tanggal……….. bulan ………..tahun dua ribu enam belas, yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama Kelompok :

2. Lokasi Unit Budidaya :

Dengan ini menyatakan kesanggupan melaksanakan percontohan perikanan budidaya tahun 2016 dan memenuhi ketentuan:

a) Menyiapkan lahan percontohan budidaya;

b) Mengikuti ketentuan pelaksanaan percontohan kawasan budidaya; c) Melaksanakan manajemen kelompok secara kolektif (tanggung renteng); d) Menerapkan dan disertifikasi CBIB;

e) Menerapkan manajemen kawasan untuk mempermudah pengendalian penyakit; f) Mengembangkan secara berkelanjutan ke kawasan budidaya lainnya.

Demikian Surat Pernyataan Kesanggupan ini dibuat dengan sebenar - benarnya untuk dapat dipergunakan sebagai mana mestinnya.

………, tanggal/bulan/tahum

1. Ketua Kelompok ttd

Meterai 6000

(Nama………)

2.Wakil Ketua ttd

(Nama………)

3.Sekretaris ttd

(Nama………)

4.Anggota ttd

(Nama………)

5.Anggota ttd

(Nama………)

(46)

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 44

Format 3 Laporan Kemajuan TP Percontohan

I. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang b. Sasaran

c. Rencana Kerja/ Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

II. PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PERCONTOHAN

a. Indikator keberhasilan dan target

b. Kondisi dan Perkembangan pencapaian target c. Permasalahan

III. RENCANA TINDAK LANJUT

a. Alternatif solusi/Pemecahan masalah

b. Tindak lanjut pelaksanaan pencapaian target

IV. PENUTUP

Lampiran-Lampiran

1. Lampiran Form Kemajuan Pekerjaan 2. Lampiran Tabel Monitoring Kualitas Air

(47)

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 45 Format 3a Form Laporan Kemajuan Percontohan

LAPORAN KEMAJUAN KEGIATAN PERCONTOHAN KAWASAN BUDIDAYA

DANA TUGAS PEMBANTUAN (TP) DINAS KABUPATEN/ KOTA ……….. TAHUN 2016

1) Tim Teknis (Ketua) :

5) Surat Keterangan Dinas/ Surat Pengukuhan Kelompok

:

6) Informasi lahan

- Total luas lahan (ha) :

- Luas bersih lahan budidaya (ha)

:

- Jumlah petak pemeliharaan (unit)

:

- Luas petak rata-rata (m2/petak)

:

7) Asal benih/benur/bibit :

8) Jenis komoditas budidaya : 9) Kapasitas produksi (ton/thn) :

10) Jumlah Pekerja :

Kegiatan Permasalahan dan Kendala

……….., tanggal/ bulan/tahun Penanggung Jawab/ Ketua Tim

(48)

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 46

Format 3b Form Monitoring Kualitas Air, Performa Ikan dan Laporan Mortalitas Ikan

Tabel Monitoring Kualitas Air (Lap. Kemajuan)

Hari/Tgl Kode Kolam

Parameter Kualitas air

Perlakuan Ket.

DO pH Nitrat Nitrit Salinitas dst.

Tabel Performa Ikan (Lap. Kemajuan)

Hari/Tgl Kode Kolam Juml. Ikan (ekor)

Tabel Laporan Mortalitas Ikan (Lap. Kemajuan)

(49)

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 47 Format 4 Format Laporan Akhir

OUT LINE

LAPORAN AKHIR HASIL PELAKSANAAN PERCONTOHAN BUDIDAYA PERIKANAN

PADA KAWASAN MINAPOLITAN

I. PENDAHULUAN

1.1.Tujuan 1.2.Sasaran

1.3.Lokasi dan Pelaksanaan 1.4.Output

1.5.Outcome

II. PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1Pemilihan lokasi 2.2Teknologi budidaya

2.3Penyediaan sarana dan prasarana produksi 2.4Proses produksi

2.5Kendala dan Solusi

III. KINERJA HASIL

3.1Penerapan teknologi budidaya

3.2Perkembangan produksi dan produktivitas 3.3Laporan hasil panen

IV. KESIMPULAN

4.1Kesimpulan

4.2Saran dan Rekomendasi

V. PENUTUP

(50)

Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Tugas Perbantuan (TP) 48

Format 5 BA Serah Terima Hasil Percontohan

BERITA ACARA

SERAH TERIMA HASIL PRODUKSI PERCONTOHAN KAWASAN MINAPOLITAN TAHUN 2016

Pada hari ini ... tanggal... bulan ... tahun dua ribu enam belas, kami yang bertanda tangan di bawah ini :

I. Nama : ... Jabatan : ... Alamat : ...

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama... .*). Selanjutnya disebut sebagai

pihak pertama.

II. Nama : ... Jabatan : ... Alamat : ...

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) ... Selanjutnya disebut sebagai pihak kedua.

Para Pihak sepakat untuk melakukan serah terima hasil produksi Percontohan penerapan Teknologi Anjuran (CBIB), berupa uang senilai Rp ... (...) dengan ketentuan sebagai berikut :

a) Pihak pertama menyerahkan hasil produksi percontohan penerapan Teknologi Anjuran (CBIB) budidaya ikan kepada pihak kedua sebagai biaya operasional awal dalam menerapkan teknologi hasil kegiatan di lapangan

b) Pihak kedua menerima hasil produksi dimaksud sebagai biaya operasional awal dalam menerapkan teknologi anjuran berikutnya.

c) Pihak kedua memegang komitmen dan tanggungjawab dalam penerapan teknologi budidaya hasil kegiatan percontohan penerapan Teknologi Anjuran (CBIB) serta membuka diri untuk melakukan sosialisasi teknologi budidaya terhadap Pokdakan lain.

d) Setelah serah terima dilakukan, maka segala biaya yang timbul pada oprasional kegiatan budidaya selanjutnya menjadi tanggungjawab pihak kedua.

Demikian berita acara ini kami buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

ttd.

SLAMET SOEBJAKTO

Salinan sesuai dengan aslinya

Kepala Bagian Hukum, Organisasi, dan Humas

(51)

KEPUTUSAN

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 111A/KEP-DJPB/2015

TENTANG

LOKASI SENTRA PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA BERBASIS KAWASAN MINAPOLITAN TERINTEGRASI TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

Menimbang : a. bahwa guna mendukung keberhasilan pelaksanaan peningkatan produksi perikanan budidaya, perlu dikembangkan kegiatan terpadu berbasis kawasan dengan konsepsi Minapolitan;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya tentang Lokasi Sentra Produksi Perikanan Budidaya Berbasis Kawasan Minapolitan Terintegrasi Tahun 2016;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);

2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 111);

(52)

3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 136/M Tahun 2015 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan;

4. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.12/ MEN/2010 tentang Minapolitan;

5. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.18/ MEN/2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Kawasan Minapolitan;

6. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.25/ MEN/2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1);

7. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 23/ PERMEN-KP/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1227);

8. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 25/ PERMEN-KP/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2015-2019;

9. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.18/ MEN/2011 tentang Pedoman Umum Minapolitan;

10. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 35/ KEPMEN-KP/2013 tentang Penetapan Kawasan Minapolitan;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA TENTANG LOKASI SENTRA PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA BERBASIS KAWASAN MINAPOLITAN TERINTEGRASI TAHUN 2016.

(53)

KEDUA : Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2016.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 31 Agustus 2015

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

ttd.

SLAMET SOEBJAKTO

Salinan sesuai dengan aslinya

a.n.Kepala Bagian Hukum, Organisasi, dan Humas Kepala Sub Bagian Hukum

(54)

LAMPIRAN

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

NOMOR 111A/KEP-DJPB/2015

TENTANG

LOKASI SENTRA PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA BERBASIS KAWASAN MINAPOLITAN TERINTEGRASI TAHUN 2016

LOKASI SENTRA PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA

BERBASIS KAWASAN MINAPOLITAN TERINTEGRASI TAHUN 2016

NO PROVINSI KABUPATEN/KOTA KOMODITAS

1. Aceh 1. Kabupaten Aceh Tenggara Nila, Mas, Lele

2. Kabupaten Bireun Udang Windu, Bandeng,

Kerapu

3. Kabupaten Aceh Timur Udang, Bandeng, Kerapu

4. Kabupaten Aceh Selatan Mas, Nila

2. Sumatera Utara 5. Kabupaten Serdang

Bedagai

Lele, Udang Vaname, Gurame, Mas 6. Kabupaten Tapanuli Utara Mas, Nila

3. Sumatera Barat 7. Kabupaten Agam Mas, Nila

8. Kabupaten Pasaman Mas, Nila, Lele

9. Kabupaten Pesisir Selatan Kerapu 10. Kabupaten Lima Puluh

Kota

Mas, Nila

11. Kabupaten Dharmasraya Mas, Nila

4. Riau 12. Kabupaten Kampar Patin, Mas, Nila

13. Kabupaten Kuantan Singingi

Patin,Nila

5. Kepulauan Riau 14. Kabupaten Bintan Kerapu, Rumput Laut

6. Jambi 15. Kabupaten Muaro Jambi Patin, Nila

16. Kabupaten Batanghari Patin, Nila

7. Bengkulu 17. Kabupaten Bengkulu

Utara

Nila, Mas

18. Kabupaten Bengkulu Selatan

Nila, Mas

8. Sumatera Selatan

(55)

20. Kabupaten OKI Udang, Patin, Mas, Nila

21. Kabupaten Ogan Ilir Patin, Nila

22. Kabupaten OKU Selatan Patin, Nila

23. Kabupaten Banyuasin Patin, Nila

24. Kota Palembang Patin, Lele, Nila

25. Kabupaten Musi Rawas Nila, Mas, Lele 26. Kabupaten Musi

Banyuasin

Nila, Patin

9. Kep. Bangka Belitung

27. Kabupaten Bangka Selatan

Rumput Laut, Kerapu

10. Lampung 28. Kabupaten Pesawaran Kerapu, Rumput Laut, Udang

29. Kabupaten Tulang Bawang

Udang

30. Kabupaten Lampung Timur

Udang, Bandeng

31. Kabupaten Lampung Selatan

Udang, Rumput Laut

11. Banten 32. Kabupaten Tangerang Udang, Bandeng, Lele

33. Kabupaten Serang Bandeng, Rumput Laut

12. Jawa Barat 34. Kabupaten Karawang Udang, Bandeng

35. Kabupaten Subang Bandeng, Nila, Udang,

Rumput Laut

36. Kabupaten Indramayu Udang, Bandeng

37. Kabupaten Bogor Lele

38. Kabupaten Garut Mas, Nila, Lele, Udang Galah,

Ikan Hias

13. Jawa Tengah 39. Kabupaten Brebes Rumput Laut, Udang

40. Kabupaten Pemalang Udang, Bandeng

41. Kabupaten Demak Udang, Bandeng, Lele,

Gurame

42. Kabupaten Jepara Udang, Bandeng

43. Kabupaten Pati Udang, Bandeng

44. Kabupaten Rembang Udang

45. Kabupaten Klaten Nila

46. Kabupaten Boyolali Lele

47. Kabupaten Banyumas Gurame

48. Kabupaten Banjarnegara Gurame, Nila

(56)

14. DI Yogyakarta 50. Kabupaten Gunungkidul Lele

51. Kabupaten Sleman Lele, Mas, Nila

15. Jawa Timur 52. Kabupaten Tuban Bandeng, Udang, Lele, Nila,

Mas

53. Kabupaten Lamongan Udang Vanname, Bandeng

54. Kabupaten Gresik Udang, Bandeng

55. Kabupaten Sidoarjo Udang, Bandeng

56. Kabupaten Pasuruan Udang, Bandeng, Lele, Nila

57. Kabupaten Probolinggo Udang

58. Kabupaten Banyuwangi Udang

59. Kabupaten Blitar Ikan Koi, Nila, Gurame, Lele

60. Kabupaten Sumenep Rumput Laut

61. Kabupaten Tulungagung Lele

62. Kabupaten Situbondo Udang

16. Kalimantan Barat

63. Kabupaten Sambas Udang Windu, Bandeng

17. Kalimantan Tengah

64. Kabupaten Kapuas Patin

18. Kalimantan Selatan

65. Kabupaten Banjar Patin, Mas, Nila

66. Kabupaten Hulu Sungai Utara

Patin, Mas, Nila

67. Kabupaten Hulu Sungai Selatan

Patin

19. Kalimantan Timur

68. Kabupaten Penajam Paser Utara

Bandeng

69. Kabupaten Kutai Kartanegara

Nila, Mas

20. Kalimantan Utara

70. Kabupaten Malinau Mas

21. Sulawesi Utara 71. Kabupaten Minahasa

Utara

Rumput Laut

72. Kabupaten Minahasa Tenggara

Nila, Mas

73. Kabupaten Minahasa Mas, Nila, Rumput Laut

22. Gorontalo 74. Kabupaten Gorontalo

Utara

(57)

75. Kabupaten Pohuwato Rumput Laut, Udang 23. Sulawesi Tengah 76. Kabupaten Parigi Moutong Rumput Laut

77. Kabupaten Morowali Rumput Laut, Udang,

Kerapu, Lele

78. Kabupaten Donggala Udang, Bandeng, Rumput

Laut

79. Kabupaten Tojo Una-Una Rumput Laut

24. Sulawesi Selatan

80. Kabupaten Pangkajene Kepulauan

Udang, Rumput Laut, Bandeng

81. Kabupaten Pinrang Udang Windu, Rumput Laut,

Bandeng

82. Kabupaten Maros Udang, Bandeng, Rumput

Laut

83. Kabupaten Bone Udang, Bandeng, Rumput

Laut

84. Kabupaten Takalar Udang, Bandeng, Rumput

Laut

85. Kabupaten Jeneponto Udang, Bandeng, Rumput

Laut 25. Sulawesi Barat 86. Kabupaten Polewali

Mandar

Udang, Bandeng, Rumput Laut

87. Kabupaten Mamuju Udang, Bandeng, Rumput

Laut 26. Sulawesi

Tenggara

88. Kabupaten Bombana Udang

89. Kabupaten Kolaka Udang, Bandeng, Rumput

Laut

90. Kabupaten Muna Rumput Laut, Udang, Kerapu

91. Kabupaten Konawe Selatan

Udang, Bandeng, Rumput Laut

92. Kabupaten Kolaka Utara Udang, Rumput Laut

27. Bali 93. Kabupaten Tabanan Nila, Lele, Mas

94. Kabupaten Klungkung Rumput Laut

95. Kabupaten Bangli Nila

28. Nusa Tenggara Barat

96. Kabupaten Sumbawa Rumput Laut, Udang

97. Kabupaten Lombok Tengah

(58)

98. Kabupaten Sumbawa Barat

Rumput Laut

99. Kabupaten Bima Rumput Laut, Bandeng

100. Kabupaten Lombok Timur Rumput Laut 29. Nusa Tenggara

Timur

101. Kabupaten Sumba Timur Rumput Laut

102. Kabupaten Rote Ndao Rumput Laut

103. Kabupaten Lembata Rumput Laut

104. Kabupaten Sikka Rumput Laut

30. Maluku 105. Kabupaten Seram Bagian

Barat

Rumput Laut

31. Maluku Utara 106. Kabupaten Kepulauan

Sula

Rumput Laut, Kerapu

107. Kabupaten Halmahera Selatan

Rumput Laut, Kerapu

32. Papua 108. Kota Jayapura Nila, Bandeng, Udang Windu,

Kuwe, Mas

33. Papua Barat 109. Kabupaten Sorong Nila

110. Kabupaten Raja Ampat Rumput Laut, Kerapu,

Mutiara

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

ttd.

SLAMET SOEBJAKTO

No. Jabatan Paraf

Salinan sesuai dengan aslinya

a.n. Kepala Bagian Hukum, Organisasi dan Humas Kepala Sub Bagian Hukum,

(59)

KEPUTUSAN

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 133A/KEP-DJPB/2015

TENTANG

PENDAMPINGAN TEKNOLOGI OLEH UNIT PELAKSANA TEKNIS LINGKUP DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DI 110 KABUPATEN/KOTA

LOKASI SENTRA PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA BERBASIS KAWASAN MINAPOLITAN TERINTEGRASI TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

Menimbang : a. bahwa guna mendukung keberhasilan pelaksanaan peningkatan produksi perikanan budidaya, perlu dikembangkan kegiatan terpadu berbasis kawasan dengan konsepsi Minapolitan;

b. bahwa guna pengembangan kegiatan terpadu berbasis kawasan dengan konsepsi Minapolitan, maka perlu menetapkan Pendampingan Teknologi oleh Unit Pelaksana Teknis Lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya di 110 Kabupaten/ Kota lokasi sentra produksi perikanan budidaya Berbasis kawasan Minapolitan Terintegrasi tahun 2016;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya tentang Pendampingan Teknologi oleh Unit Pelaksana Teknis Lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya di 110 Kabupaten/Kota Lokasi Sentra Produksi Perikanan Budidaya Berbasis Kawasan Minapolitan Terintegrasi Tahun 2016;

Gambar

Gambar  1. Struktur Kelembagaan Percontohan Perikanan Budidaya di Kawasan Minapolitan dan sentra produksi rumput laut melalui TP Kabupaten/Kota tahun 2016.
Gambar 2.   (Struktur Kelembagaan Kelompok)Gambar 2    (Struktur Kelembagaan Kelompok)
Gambar 3.  Skema Tahapan Pelaksanaan Percontohan Perikanan Budidaya di Kawasan Minapolitan dan sentra produksi rumput laut melalui TP Kabupaten/Kota tahun 2016.
Gambar 3.  Proses Pelaporan Percontohan Kawasan Minapolitan Perikanan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sasaran Petunjuk Teknis Penyusunan Program Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah adalah dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota atau kantor wilayah kementerian agama

Petunjuk Teknis Bantuan Peningkatan Sarana dan Prasarana Raudlatul Athfal (RA) merupakan acuan bagi pemegang kebijakan pada Direktorat Pendidikan Madrasah, Kanwil Kementerian

Penyusunan Buku Petunjuk Teknis Monitoring dan Evaluasi bagi Penilik/Pengawas Bidang PAUD ini dimaksudkan untuk memberikan informasi secara umum tentang kebijakan

Buku Petunjuk Teknis ini, selanjutnya segera dijabarkan oleh Dinas Pertanian Provinsi dengan menyusun petunjuk pelaksanaan secara rinci dan lengkap, termasuk spesiikasi teknis

Lampiran I : Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Nomor: 56/DJ-PSDKP/2011 Tentang Petunjuk Teknis Pengawasan Pengelolaan Benda

Tujuan utama penyusunan Petunjuk Teknis Penguatan Manajemen Puskesmas dengan Pendekatan Keluarga ini adalah untuk membuat acuan pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan

Pemerintah Kabupaten Jembrana menerima Tugas Pembantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) yang

(2) Bidang Kelautan dan Perikanan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan petunjuk teknis, perencanaan, fasilitasi dan bimbingan teknis kelautan dan perikanan tanggkap dan