• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 612005018 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 612005018 BAB III"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

LANGKAH PERCOBAAN

3.1. KARAKTERISTIK DIODA

3.1.1. Tujuan

Mahasiswa mengetahui dan memahami karakteristik dioda yang meliputi daerah kerja dioda, dioda dengan masukan gelombang kotak, dan waktu pemulihan balik (reverse recovery time).

3.1.2. Alat dan Bahan

Dioda 1N4007 Dioda 1N4148 Resistor 100 /20W

Resistor 14M Power Supply

Function Generator

Osiloskop

Kabel secukupnya

(2)

3.1.3. Gambar Untai dan Langkah Percobaan

Dioda Dengan Masukan DC

Gambar 3.1. Untai untuk Percobaan Karakteristik Dioda dengan Masukan DC.

1. Rangkai komponen pada protoboard seperti Gambar 3.1.

2. Untuk memperoleh nilai tegangan buka dioda, variasikan tegangan sumber (VS) antara 0 – 5 V dengan kenaikan setiap 0,1 V. Ukur dengan multimeter

nilai tegangan beban (VL). Catat nilai VS dan VL dalam tabel. Nilai tegangan dioda saat arus beban mulai muncul adalah nilai tegangan buka dioda tersebut. 3. Balik polaritas tegangan sumber sehingga pin anoda pada dioda 1N4007 mendapat supply negatif. Ganti resistor beban (RL) yang bernilai 100 dengan resistor yang bernilai 14M .

4. Variasikan tegangan sumber antara 0 – 30 V dengan kenaikan setiap 1 V. Ukur dengan multimeter nilai VL. Catat nilai VS dan VL dalam tabel.

(3)

Menghitung Reverse Recovery Time Dioda

Gambar 3.2. Untai untuk Percobaan Dioda dengan Masukan Gelombang Kotak.

1. Rangkai komponen pada protoboard seperti Gambar 3.2.

2. Amati bentuk gelombang pada resistor beban. Kecilkan skala time/div pada osiloskop agar gelombang semakin terlihat jelas seperti Gambar 3.3.

Gambar 3.3. Grafik Waktu Pemulihan Balik.

3. Gambar grafik bentuk gelombang keluaran pada kertas milimeter block untuk dua nilai frekuensi masukan yang berbeda.

(4)

5. Ganti dioda 1N4007 dengan 1N4148, ulangi langkah nomor 2 sampai dengan langkah nomor 4.

3.2. KARAKTERISTIK TRANSISTOR

3.2.1. Tujuan

Mahasiswa dapat memahami dan menggambarkan karakteristik masukan dan keluaran transistor serta mengukur arus basis (IB), arus kolektor (IC), arus emiter(IE), dan menghitung penguatan arus (hfe).

3.2.2. Alat dan Bahan

Transistor NPN 2N3055 Resistor 100 /20W

Resistor 1k /1W Power Supply

Function Generator

(5)

3.2.3.

Gambar Untai dan Langkah Percobaan

Gambar 3.4. Untai untuk Percobaan Karakteristik Transistor.

Karakteristik IC IB Transistor

1. Rangkai komponen seperti pada Gambar 3.4. 2. Atur tegangan VCC agar bernilai 10 V.

3. Variasikan tegangan VBB secara perlahan-lahan setiap 0,2 V. Ukur dengan multimeter nilai arus kolektor (IC) untuk setiap arus basis (IB). Catat dalam tabel nilai IC untuk setiap IB yang bersesuaian.

4. Ulangi langkah 1 sampai dengan 3 untuk nilai tegangan VCC 15 V dan 20 V.

5. Gambar grafik arus kolektor terhadap arus basis pada kertas milimeter block

(6)

Karakteristik VBE IB

1. Rangkai komponen seperti pada Gambar 3.4.

2. Atur tegangan VCC agar tegangan kolektor-emiter (VCE ) memiliki nilai

tertentu, misalnya 7 V.

3. Variasikan tegangan VBB secara perlahan-lahan setiap 0,1 V. Ukur dengan

1. Rangkai komponen seperti pada Gambar 3.4.

2. Atur tegangan VBB agar IB memiliki nilai tertentu, misalnya 0,3 mA

(7)

4. Ulangi langkah 1 sampai dengan 3 untuk nilai IB yang lain, misalnya 0,4 mA dan 0,5 mA.

5. Gambar grafik VCE terhadap IC pada kertas milimeter block untuk setiap nilai

B I .

Daya Transistor pada Daerah Aktif

1. Rangkai komponen seperti pada Gambar 3.4.

2. Atur tegangan VCC pada nilai tertentu, misalnya 20 V.

3. Atur tegangan VBB agar transistor bekerja pada daerah aktif, misalnya 0,7 V. 4. Diamkan selama beberapa saat. Sentuh transistor untuk mengetahui apakah

transistor tersebut mengalami kenaikan suhu atau tidak.

5. Saat transistor terasa hangat, catat nilai VCE dan IC yang bersesuaian.

6. Analisislah mengapa transistor tersebut mengalami kenaikan suhu. Hitunglah juga besarnya daya pada transistor saat transistor tersebut mengalami kenaikan suhu.

Daya Transistor pada Daerah Saturasi

1. Rangkai komponen seperti pada Gambar 3.4.

2. Atur tegangan VCC pada nilai tertentu, misalnya 20 V.

(8)

4. Diamkan selama beberapa saat. Sentuh transistor untuk mengetahui apakah transistor tersebut mengalami kenaikan suhu atau tidak. Transistor yang bekerja pada daerah saturasi, seharusnya tidak terasa hangat saat disentuh. 5. Catat nilai VCE dan IC yang bersesuaian.

6. Analisislah mengapa transistor tersebut tidak terasa hangat. Hitunglah besarnya daya pada transistor tersebut dan besarnya hambatan kolektor-emiter

saat transistor tersebut ’on’ (RCE(ON)).

3.3. KARAKTERISTIK SCR

3.3.1. Tujuan

Mahasiswa dapat memahami dan menggambarkan karakteristik V – I SCR serta mengukur arus latching, arus holding, dan tegangan breakover.

(9)

3.3.3. Gambar Untai dan Langkah Percobaan

Gambar 3.5. Untai untuk Percobaan Karakteristik SCR. Mengukur Tegangan Breakover

1. Rangkai komponen seperti pada Gambar 3.5.

2. Atur nilai tegangan VG G agar arus sebesar 10 mA mengalir melalui gerbang SCR TYN604. Saklar S1 jangan dihubungkan dahulu.

3. Variasikan nilai tegangan VAA kemudian hubungkan saklar S2.

4. Picu SCR dengan cara menghubungkan saklar S1. Ukur nilai VAK dan IA.

Catat dalam tabel.

5. Naikkan nilai VAA hingga arus IA mengalir sendiri tanpa menyalakan tegangan gerbang VG G untuk memicu SCR. Nilai VAA yang mana SCR dapat aktif tanpa mendapat tegangan gerbang disebut Breakover Voltage (VBO). 6. Gambar grafik VAK terhadap IA pada kertas milimeter block.

(10)

Mengukur Arus Latching dan Arus Holding

1. Rangkai komponen seperti pada Gambar 3.5.

2. Atur nilai tegangan VG G agar arus sebesar 10 mA mengalir melalui gerbang

SCR TYN604. Saklar S1 jangan dihubungkan dahulu. 3. Hubungkan saklar S2. Atur nilai tegangan VAA 15V.

4. Picu SCR sesaat dengan cara menghubungkan kemudian memutus saklar S1. 5. Amati arus IA yang muncul pada multimeter. Jika setelah saklar S1 diputus

jarum amperemeter yang mengukur IA jatuh ke nol, maka IA IL. 6. Naikkan nilai tegangan VAA sebanyak 1 V.

7. Ulangi langkah nomor 4, 5, dan 6 hingga jarum amperemeter yang mengukur

A

I tidak jatuh ke nol. Dengan demikian IA IL.

8. Setelah memperoleh nilai arus latching, secara perlahan-lahan turunkan nilai tegangan VAA.

9. Amati jarum amperemeter yang mengukur arus IA. Nilai arus tepat sebelum jarum amperemeter secara tiba-tiba jatuh ke nol adalah arus holding.

10. Ulangi langkah 1 sampai dengan 8 untuk nilai arus gerbang sebesar 15mA dan

mA

(11)

3.4. KARAKTERISTIK TRIAC

3.4.1. Tujuan

Mahasiswa dapat memahami dan menggambarkan karakteristik V – I TRIAC serta mengukur arus latching, arus holding, dan tegangan breakover.

3.4.2. Alat dan Bahan

TRIAC BT136 Resistor 100 /0,5W

Resistor 2200 /0,5W

Multimeter

Power Supply

Function Generator

Kabel secukupnya

3.4.3. Gambar Untai dan Langkah Percobaan

(12)

A.

Mode 1

Mengukur Tegangan Breakover

1. Rangkai komponen seperti pada Gambar 3.6.

2. Atur nilai tegangan VG G agar arus sebesar 15mA mengalir melalui gerbang TRIAC BT136. Saklar S1 jangan dihubungkan dahulu.

3. Variasikan nilai tegangan VM kemudian nyalakan saklar S2. dapat aktif tanpa mendapat tegangan gerbang disebut Breakover Voltage

(VBO).

6. Gambar grafik VMT2MT1 terhadap IM pada kertas milimeter block.

Mengukur Arus Latching (IL) dan Arus Holding (IH)

1. Rangkai komponen seperti pada Gambar 3.6.

2. Atur nilai tegangan VG G agar arus sebesar 10mA mengalir melalui gerbang

TRIAC BT136. Saklar S1 jangan dihubungkan dahulu. 3. Hubungkan saklar S2. Atur nilai tegangan VM 15V.

4. Picu TRIAC sesaat dengan cara menghubungkan kemudian memutus saklar

(13)

5. Amati arus IM yang muncul pada multimeter. Jika setelah VG G dimatikan jarum amperemeter yang mengukur IM jatuh ke nol, maka IM IL.

6. Ulangi terus langkah nomor 3 sampai 5 hingga jarum amperemeter yang mengukur IM tidak jatuh ke nol. Dengan demikian IM IL.

7. Setelah memperoleh nilai arus latching, secara perlahan-lahan turunkan nilai tegangan VM.

8. Amati jarum amperemeter yang mengukur arus IM. Nilai arus tepat sebelum jarum amperemeter secara tiba-tiba jatuh ke nol adalah arus holding.

B.

Mode 2

1. Rangkai untai pada protoboa rd seperti pada Gambar 3.6. Balik polaritas tegangan gerbang VG G dan amperemeter IG.

2. Lakukan langkah nomor 2 sampai dengan nomor 8 pada Mode 1.

C.

Mode 3

1. Rangkai untai pada protoboa rd seperti pada Gambar 3.6. Balik polaritas tegangan VM, voltmeter VMT2MT1, dan amperemeter IM .

2. Lakukan langkah nomor 2 sampai dengan nomor 8 pada Mode 1.

D.

Mode 4

1. Rangkai untai pada protoboa rd seperti pada Gambar 3.6. Balik polaritas tegangan gerbang VG G, amperemeter IG, tegangan VM, voltmeter VMT2MT1,

(14)

2. Lakukan langkah nomor 2 sampai dengan nomor 8 pada Mode 1.

3.5. KARAKTERISTIK MOSFET

3.5.1. Tujuan

Mahasiswa dapat memahami dan menggambarkan karakteristik VDS - ID dan

VGS - ID MOSFET serta mengukur arus penguras (ID), tegangan

gerbang-sumber (VGS), dan tegangan pengurassumber(VD S).

3.5.2. Alat dan Bahan

MOSFET IRF740 Resistor 100 /20W

Resistor 1M

Multimeter

Power Supply

Function Generator

(15)

3.5.3. Gambar Untai dan Langkah Percobaan

Gambar 3.7. Untai untuk Percobaan Karakteristik MOSFET. A. Karakteristik VDS - ID dengan VGS sebagai Parameter

1. Rangkai komponen seperti pada Gambar 3.7. 2. Atur nilai tegangan VG G sebesar 3 V.

3. Variasikan nilai tegangan VDD dengan kenaikan 10 mV. Ukur dengan multimeter nilai tegangan penguras – sumber (VD S) dan arus penguras (ID). Catat nilai VD S dan ID pada tabel.

4. Ulangi langkah 1 sampai dengan langkah 3 untuk nilai tegangan VG G 3,1 V,

(16)

5. Gambar grafik VD S terhadap ID dalam satu sumbu kartesian pada kertas

milimeter block. B. Karakteristik VGS - ID

1. Rangkai komponen seperti pada Gambar 3.7. 2. Atur nilai VD S pada 0,6 V.

C. Daya MOSFET pada Daerah Pinch-Off 1. Rangkai komponen seperti pada Gambar 3.7.

2. Atur tegangan VG G pada nilai tertentu, misalnya 3,2 V.

3. Atur tegangan VDD pada nilai tertentu agar MOSFET bekerja pada daerah Pinch-Off, misalnya 10 V.

4. Diamkan selama beberapa saat. Sentuh MOSFET untuk mengetahui apakah mengalami kenaikan suhu atau tidak.

(17)

6. Analisislah mengapa MOSFET mengalami kenaikan suhu. Hitunglah besarnya daya pada MOSFET tersebut.

D. Daya MOSFET pada Daerah Triode 1. Rangkai komponen seperti pada Gambar 3.7.

2. Atur tegangan VG G pada nilai tertentu, misalnya 20 V. 3. Atur tegangan VDD pada nilai tertentu, misalnya 5 V.

4. Diamkan selama beberapa saat. Sentuh MOSFET untuk mengetahui apakah mengalami kenaikan suhu atau tidak. MOSFET yang bekerja pada daerah triode, seharusnya tidak terasa hangat saat disentuh.

5. Catat nilai VD S dan ID yang bersesuaian.

6. Analisislah mengapa MOSFET tersebut tidak terasa hangat. Hitunglah besarnya daya pada MOSFET tersebut dan besarnya hambatan penguras-sumber saat MOSFET bekerja di daerah triode (RDS(ON)).

3.6. KARAKTERISTIK IGBT

3.6.1. Tujuan

Mahasiswa dapat memahami dan menggambarkan karakteristik VCE IC dan

VGE IC IGBT serta mengukur arus kolektor (IC), tegangan gerbang-emiter

(18)

3.6.2. Alat dan Bahan

IGBT IRG4BC20S Resistor 100 /20W

Resistor 1M

Multimeter

Power Supply

Function Generator

Kabel secukupnya

3.6.3. Gambar Untai dan Langkah Percobaan

Gambar 3.8. Untai untuk Percobaan Karakteristik IGBT. A. Karakteristik VCE IC

(19)

2. Atur nilai tegangan VG G sebesar 4,5 V.

3. Variasikan nilai tegangan VCC. Ukur dengan multimeter nilai tegangan

kolektor-emiter (VCE) dan arus kolektor (IC ). Catat nilai VCE dan IC yang bersesuaian pada tabel.

4. Ulangi langkah 1 sampai dengan langkah 3 untuk nilai VG G 4,6 V, 4,7 V, 4,8 V, 4,9 V, 5 V, 5,1 V, 5,2 V, dan 5,3 V.

5. Gambar grafik VCE terhadap IC dalam satu sumbu kartesian pada kertas

milimeter block. B. Karakteristik VGE IC

1. Rangkai komponen seperti pada Gambar 3.8. 2. Atur nilai tegangan VCC agar VCE bernilai 0,7 V.

3. Variasikan nilai tegangan gerbang-emiter (VG E) secara bertahap setiap 50 mV. Ukur dengan multimeter nilai IC . Catat nilai VG E dan IC yang bersesuaian pada tabel.

4. Ulangi langkah 1 sampai dengan 3 untuk nilai VCE 0,8 V dan 0,9 V.

5. Gambar grafik VG E terhadap IC untuk setiap nilai VCE pada kertas milimeter

(20)

3.7.

TUGAS RANCANG

Gambar

Gambar 3.1. Untai untuk Percobaan Karakteristik Dioda dengan
Gambar 3.2. Untai untuk Percobaan Dioda dengan Masukan Gelombang
Gambar 3.4. Untai untuk Percobaan Karakteristik Transistor.
Gambar 3.5. Untai untuk Percobaan Karakteristik SCR.
+5

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Cairan pupuk yang akan ditampung dapat menghantarkan listrik sehingga apabila kawat kuningan yang terhubung pada basis transistor masuk ke dalam cairan, maka kaki basis akan

Untuk memperoleh data serta informasi dalam penelitian ini, maka unit amatan dalam penelitian ini adalah perempuan yang bekerja mupun tidak kerja di luar rumah, yang

dan otomatis akan mengaktifkan solenoid valve electric bagian atas dan mulai mengisi air ke dalam tangki, tetapi jika kaki basis pada saklar transistor belum

Peneliti tidak membatasi kriteria riset partisipan (keluarga yang memiliki anggotanya mengalami gangguan jiwa) dengan tingkatan atau level 7 diagnosa gangguan jiwa, namun

Rangkaian ini juga tidak perlu dibuatkan bias, karena transistor memang sengaja dibuat bekerja pada daerah saturasi. Rangkaian L C pada rangkaian tersebut akan ber-resonansi dan

Apakah setelah mengalami pengobatan keluhan kesehatan tersebut terus berulang ketika Bapak kembali bekerja di kabin lokomotif kereta api.. Otot leher terasa

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regeresi yang baik seharusnya tidak

Monitoring pasien saat pemberian terapi oksigen meliputi saturasi oksigen (apakah mengalami peningkatan atau tidak), respons pasien (apakah aliran oksigen terlalu cepat,