• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 232008031 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 232008031 BAB III"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

10

METODE PENELITIAN

(2)

Tuntang.Sedangkan satuan analisis adalah aras yang agregasi dari data yang dikumpulkan untuk dianalisis dalam rangka menjawab persoalan- persoalan penelitian (Ihalauw, 2004: 174). Maka satuan analisis pada penelitian ini adalah para pelanggan serta laba dari setiap pelanggan pada Home Industry “ Aryani Art”di Tuntang. Pada penelitian ini memilih konsep pelanggan serta laba. Data yang diperoleh adalah berupa data dari laba penjualan yang berwujud angka dalam nilai rupiah, karena data dari laba penjualan bisa saja bernilai nol( tidak ada penjualan), maka konsep pelanggan tersebut diukur berdasarkan skala interval, sedangkan konsep laba diukur berdasarkan skala ratio. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari

objeknya.

Dalam penulisan ini data primer yang digunakan meliputi:

o Profil dan gambaran umum perusahaan.

o Laporan keuangan internal dan laporan biaya-biaya dari bagian-

bagian yang mendukung aktivitas penjualan. b. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara, seperti arsip- arsip perusahaan, serta diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Yang menjadi data sekunder dalam penelitian ini adalah data laporan laba kerajinan Home induastry, data gambaran umum home Industry, serta daftar nama pelanggan.Prosedur pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi.

a. Wawancara

(3)

memberikan informasi yang dibutuhkan. Melalui wawancara akan diperoleh data primer yang digunakan untuk menguji kebenaran suatu data.

b. Observasi

Gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi Home industry yang sesungguhnya diperoleh melalui pengamatan langsung.

Dari observasi ini akan diperoleh data primer yang meliputi data-data yang berhubungan dengan aktivitas-aktivitas perusahaan dalam melayani pelanggan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan menggunakan alat analisis laba pelanggan, dimana menggambarkan dan menganalisis secara sistematis mengenai laba yang ada pada Home Industry “ Aryani Art”

Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut: 1.Menghitung laba kotor setiap pelanggan dengan cara sebagai berikut :

a. Identifikasi penjualan setiap pelanggan.

b. Identifikasi harga pokok penjualan setiap pelanggan. c. Penentuan laba kotor setiap pelanggan setiap pelanggan. 2.Menentukan besarnya biaya pemasaran langsung untuk setiap pelanggan.

3.Mengidentifikasi biaya pemasaran tidak langsung dan mengalokasikannya kepada setiap pelanggan.

4.Mengidentifikasi biaya administrasi dan umum dan mengalokasikannya kepada setiap pelanggan.

5.Menghitung laba bersih setiap pelanggan.

GAMBARAN UMUM HOME INDUSTRY ARYANI ART Sejarah Berdirinya Home Industry Aryani Art

(4)

Home Industry Aryani Art berdiri pada tahun 2000 dengan ijin pendirian sebagai berikut:

Nomor TDP : 11.17.5.52.05561 Nomor NPWP : 24.221.012.8.505.000 Izin SIUP nomor : 503/157/PK/VI/2003/PL

Industry ini didirikan oleh Ibu Aryani dengan modal awal sebesar Rp 35.000,00

Usaha ini dirintis pertama kali oleh Ibu Aryani, sebelum beliau terjun menjadi perajin enceng gondok beliau berprofesi sebagai pemasok enceng gondok di daerah Kulonprogo Yogyakarta kampung halaman suami Ibu Aryani karena beliau melihat bahwa enceng gondok tersebut digunakan sebagai bahan baku kerajinan di daerah tersebut kemudian beliau mulai berpikir bahwa disekitar tempat kelahirannya yaitu di daerah Tuntang banyak sekali enceng gondok yang dibiarkan tumbuh liar di rawa- rawa karena pada saat itu warga disekitar rawa belum mengetahui manfaat dari enceng gondok tersebut dari sinilah awal usaha yang dilakukan Ibu Aryani, beliau menjadi pemasok enceng gondok di daerah Kulonprogo Yogyakarta.

(5)

enceng gondok keuntungan yang diperoleh mencapai Rp 500.000 hingga Rp 1.000.000. Beragam mebel dari anyaman enceng gondok yang berhasil didesain sendiri oleh Ibu Aryani dan dipasarkan di dalam maupun di luar negri. Kualitas dari hasil produksinya lah yang membuat kerajinan tersebut menembus hingga mancanegara yaitu negara perancis dan malaysia. Selain kerajinan yang berbahan baku enceng gondok, bahan baku seperti pandan dan rotan juga digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kerajinan pintu, sekat ruang dan gebyok ( hiasan pengantin ).

Struktur Organisasi Perusahaan

Bentuk struktur organisasi pada Home Industry Aryani Art ini adalah struktur organisasi garis, yaitu kekuasaan dan tanggung jawab berada pada satu pimpinan, sehingga segala perintah dari pimpinan disampaikan melalui suatu garis lurus kepada bawahan. (Tabel Struktur Organisasi pada lampiran 1)

Personalia Tenaga Kerja

Tenaga kerja pada Home industry Aryani Art Tuntang terdiri dari tenaga kerja langsung dan tenaga tidak langsung.

Jumlah keseluruhan tenaga kerja Home industry Aryani art adalah 11 orang.

a.Tenaga kerja produksi

i. Tenaga pembuat kerajinan (menganyam) 4 orang ii. Tenaga Finishing (mengecat) 2 orang

iii.Tenaga pengelasan (desain) 2 orang b. Tenaga kerja non produksi

(6)

Jam Kerja

Jumlah jam kerja dalam satu minggu adalah 56 jam dalam 7 hari kerja. Supaya kedisiplinan tetap terjaga, Home Industry Aryani Art mewajibkan karyawan mulai bekerja pada pukul 08.00 dan berakhir pada pukul 16.00.

Kerja over time (lembur) tidak dapat dipastikan waktunya, tergantung pada situasi dan kondisi pekerjaan.

Sistem Pengupahan

Pengupahan untuk tenaga kerja langsung menggunakan dasar upah borongan. Tarif ditentukan berdasarkan jumlah barang yang dihasilkan oleh masing-masing karyawan tenaga produksi dan tingkat kesulitan pengerjaan kerajinan atau tergantung karakteristik dan variasi pesanan konsumen.

Tarif upah tenaga kerja langsung yang ditentukan perusahaan adalah Rp 25.000-Rp 30.000 per hari untuk bagian penganyaman dan untuk bagian pengelasan (desain/ kerangka) tarif upah yang ditentukan adalah sebesar Rp 30.000- Rp 35.000 per hari.

Gaji minimal tenaga kerja tidak langsung yang ditentukan oleh perusahaan adalah sebesar Rp 750.000 tiap bulan.

Proses Produksi Produk

(7)

31. Proses Desain dan Pembuatan Kerangka

Proses desain ini ditentukan oleh pemilik sesuai dengan pesanan yang diinginkan konsumen. Desain produk inilah yang nantinya akan diserahkan pada bagian produksi untuk dilanjutkan proses pembuatannya. Kerangka produk kerajinan ini berbahan dasar 2 jenis bahan yaitu berbahan kayu dan berbahan besi.

32. Proses Penganyaman

Proses penganyaman ini dilakukan setelah pembuatan desain /kerangka selesai dikerjakan. Kerangka yang selesai dikerjakan akan diserahkan kepada bagian penganyaman untuk dilanjutkan dengan proses menganyam. Proses penganyaman ini dilakukan sesuai dengan jenis kerajinan dan jenis bahan yang akan digunakan untuk memproduksi masing- masing kerajinan.

33. Proses Finishing

Proses finishing memiliki 3 tahap pembuatan: • Tahap sending

Pada tahap ini bagian finishing membuat campuran antara sending dengan tiner dengan perbandingan 1:1, campuran tersebut dimasukkan kedalam alat semprot (spet) yang dihubungkan dengan kompresor berdaya 1500 watt dan kemudian disemprotkan pada anyaman kerajinan dan setelah selesai anyaman tersebut dijemur dibawah panas matahari. Sending ini dilakukan untuk menutup pori-pori pada enceng gondok,pandan, dan rotan agar terhindar dari jamur. Sedangkan tinner digunakan untuk melarutkan sending

• Tahap Pengecatan

(8)

pengecatan ini dilakukan dengan cara semprot agar dihasilkan proses pengecatan yang merata.

• Tahap Melamin

Dalam tahap ini bagian finishing mencampur antara melamin dengan tinner. Seperti halnya dengan proses sebelumnya campuran tersebut dimasukkan kedalam spet dan kemudian disemprotkan pada anyaman dan dihubungkan pada kompresor. Proses melamin ini dilakukan agar kerajinan menjadi mengkilap dan tahan lama.

Berikut ini adalah proses pembuatan produk berupa mebel, gebyok, sekat dan pintu:

Produk mebel:

Bahan-bahan pembuatan 1 set mebel: • Kayu ( sebagai kerangka). • Enceng gondok.

• Pewarna meliputi sending,cat, dan melamin. • Amplas.

• Dempul.

Proses pembuatan:

(9)

penganyaman 1 set mebel ini akan selesai dalam waktu 3 hari. Proses selanjutnya adalah finishing yaitu mebel tersebut akan diberi warna dengan 3 kali proses pewarnaan yaitu proses sending, proses pengecatan, dan proses melamin untuk melapisi mebel agar terhindar dari jamur. Setelah itu mebel dikeringkan dengan bantuan panas matahari.

Produk gebyok pengantin:

Bahan-bahan 1 set gebyok pengantin: • Besi ( sebagai kerangka) • Pandan

• Rotan

• Pewarna meliputi sending,cat dan melamin

Proses pembuatan:

(10)

Produk Sekat:

Bahan-bahan pembuatan 1 set sekat: • Besi (sebagai kerangka) • Engsel

• Lem kayu • Pandan

• Pewarna meliputi sending,cat, dan melamin.

Proses pembuatan:

Kerangka yang digunakan dalam pembuatan sekat ini adalah besi. 1 sekat membutuhkan besi kira-kira 5 batang besi. Dalam pembuatan kerangka besi dibutuhkan alat las yang berguna untuk mengelas besi tersebut. Setelah selesai pembuatan kerangka maka bagian desain/ kerangka tersebut memasang engsel pada setiap sekat, dalam 1 sekat diberikan 2 engsel pada bagian atas dan bawah kerangka besi. Biasanya 1 set sekat terdiri dari 3 bagian sekat yang digabungkan dengan menggunakan 6 engsel dalam 1 set. Proses berikutnya adalah penganyaman dengan menggunakan bahan dasar pandan. Setelah proses penganyaman selesai maka oleh bagian finishing akan diberikan sending, cat dan melamin seperti proses pembuatan kerajianan tangan yang lainnya. Biasanya dalam 1 hari bisa menghasilkan 2 set sekat tergantung dari keahlian masing-masing pekerja. Semakin terampil para pekerja maka semakin banyak pula hasil sekat yang diproduksi dalam 1 hari.

Pintu:

Bahan-bahan pembuatan pintu: • Besi (sebagai kerangka) • Rotan

(11)

• Pewarna meliputi sending,cat dan melamin.

Proses pembuatan:

Kerangka yang digunakan dalam pembuatan pintu adalah besi. Kerangka besi tersebut dibuat dengan menggunakan alat las. Setelah kerangka selesai dikerjakan proses berikutnya adalah penganyaman dengan menggunakan bahan dasar pandan. Proses penganyaman ini dibuat sesuai dengan model atau sesuai dengan pesanan pelanggan. Setelah proses penganyaman selesai maka oleh bagian finishing akan diberikan sending, cat dan melamin agar diperoleh hasil yang tahan lama dan mengkilap.

Proses pengambilan sample:

(12)

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dua belas genus semut yang termasuk dalam 6 subfamili ditemukan pada kawasan Suaka Margasatwa Muara Angke.. Camponotus , Oecophylla , dan Polyrhachis merupakan

Perbandingan Keakuratan Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT) dalam Investasi Saham Pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang Terdaftar

Dengan melihat melalui Link berupa PowerPoint yang diberikan guru tentang melestarikan lingkungan, siswa mampu menyebutkan contoh sikap dalam melestarikan

QFOHVLVSBO LBEBSVSFB NBVQVO LSFBUJOJO QMBTNB EBO IBTJM QFOHBNBUBO UFSIBEBQ HBNCBSBO IJTUPMPHJT HJOKBM NFOVOKVLLBO CBIXB FGFLUJWJUBT OFGSPQSPUFLUJG JOGVT EBVO TVLVO

3 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kemurnian sapi Bali di Kabupaten Barru berdasarkan identifikasi fenotipe (bentuk tanduk, warna bulu,

Haryono, S.Sos.,M.H., NIP 19830727 201012 1 001, adalah peneliti pertama pada Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan HAM, Kementerian

dan Bentuk dan Bentuk Larva compodeiform Larva compodeiform Larva carabiform Larva carabiform Larva erusiform Larva erusiform Larva scarabaeiform Larva scarabaeiform Larva

Kondisi penderita yang membutuhkan jalan napas yang bersih, ventilasi paru adequat, dan terhindar dari perdarahan lanjut serta terlindungi dari